BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang penulis harapkan dari penelitian ini. Kesimpulan berupa intisari hasil dari analisis yang dilakukan terhadap data- data yang diperoleh dari Pidato Pelantikan John F. Kennedy sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari 1961. Setelah penulis menyapaikan simpulan, penulis menyampaikan beberapa saran untuk penelitian serupa yang lebih komperhensif. Saran tersebut merupakan hasil evaluasi peneliti dari penelitian ini. A. Simpulan Berdasarkan
hasil
analisis
yang
dilakukan,
peneliti
dapat
menyimpulkan, yang pertama, jenis- jenis dan fungsi tindak tutur yang digunakan pada pidato pelantikan John F. Kennedy sebagai Presiden ke-35 Amerika Serikat pada 20 Januari 1961 terdiri dari tindak tutur ilokusi dan perlokusi. Tindak tutur ilokusi tersebut sejumlah 28 tuturan yang terdiri dari berbagai fungsi ilokusi yaitu fungsi direktif, fungsi ekspresif, fungsi komisif, dan fungsi representatif. Di dalam kelima fungsi ilokusi yang ditemukan, terdapat sejumlah 2 tuturan ilokusi fungsi direktif, 5 tindak tutur ilokusi fungsi ekspresif, 8 tindak tutur ilokusi fungsi komisif, dan 13 tindak tutur ilokusi fungsi representatif. John F. Kennedy menggunakan tindak tutur ilokusi dengan berbagai fungsi tersebut untuk memerintah, menyatakan, menjanjikan, menawarkan, menyatakan, dan menggambarkan
109
110
rakyat Amerika Serikat yang pada saat itu sedang menghadapi tantangan dan isu- isu politik luar negeri dan dalam negeri yang terjadi. Sementara itu, tindak tutur perlokusi yang ditemukan cukup banyak yaitu sejumlah 25 tuturan yang terdiri dari 20 tuturan fungsi membujuk dan 5 tuturan fungsi mengisnpirasi. John F. Kennedy menggunakan tindak tutur perlokusi untuk meyakinkan mitra tutur untuk melakukan sesuatu yang diharapkan dan untuk memberikan keinginan, ide, maupun buah pikiran kepada mitra tutur agar optimis, termotivasi, dan semakin mencintai negara dan bangsa Amerika Serikat. Yang kedua, strategi tindak tutur yang digunakan oleh Presiden John F. Kennedy dalam menuturkan pidatonya banyak menggunakan strategi tutur langsung dan literal, yaitu sejumlah 31 tuturan atau 58%. Strategi tindak tutur langsung dan literal mendominasi karena strategi tuturan John F. Kennedy sebagian besar sesuai modus tuturan atau struktur kalimat/ tuturan yang membentuknya sama dengan fungsi/ maksud yang digunakan penutur, yaitu modus tuturan deklaratif untuk menyatakan atau memberikan informasi, imperatif untuk memerintah atau menyuruh, dan interogatif untuk bertanya atau meminta informasi. Selain itu, sebagian besar strategi tuturan literal digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi yang to the point atau langsung pada maksud tuturan. Strategi tindak tutur langsung dan tidak literal ditemukan sejumlah 20 tuturan atau sekitar 38 % dalam pidato tersebut. Penggunaan tindak tutur langsung dan tidak literal dimaksudkan untuk memberikan efek tertentu dengan kiasan dan bahasa figuratif dalam
111
tuturan seperti lebih mengena di hati, lebih memberikan semangat, maupun inspirasi. Sementara itu, strategi tindak tutur tidak langsung dan literal ditemukan sejumlah 2 tuturan atau 4% di mana terjadi perbedaan modus tuturan dengan maksud tuturan John F. Kennedy yaitu dengan modus interogatif (meminta informasi) untuk fungsi deklaratif (memberikan informasi). Kedua tuturan tersebut diwujudkan menggunakan kosakata yang sesuai dengan makna konvensional kata- kata penyusunnya. Strategi tindak tutur tidak langsung dan tidak literal tidak ditemukan pada pidato pelantikan John F. Kennedy sebagai Presiden Amerika Serikat karena strategi tindak tutur tidak langsung dan tidak literal pada umumnya digunakan untuk menyampaikan sesuatu secara halus, sopan, dan bahkan untuk menyindir. Hal tersebut karena bentuk komunikasi John F. Kennedy yang berupa pidato. Faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya tindak tutur ilokusi dan perlokusi dalam pidato pelantikan John Fitzgerald Kennedy sebagai Presiden ke-35 Amerika Serikat meliputi beberapa aspek yaitu; setting „waktu dan tempat terjadinya tuturan‟, participants „peserta tutur‟, ends „tujuan tuturan‟, act „urutan tindak tutur‟, key „jiwa pertuturan‟, instrumentalities „media dalam tindak tutur‟, norms „aturan dalam berinteraksi‟, genre „kategori tuturan‟.
Peneliti menyimpulkan bahwa
faktor- faktor yang melatarbelakangi tindak tutur ilokusi dan perlokusi dengan strategi penuturannya adalah sebagai berikut; 1) setting „waktu dan tempat kejadian‟ terjadi di Eastern Portico Washington, D.C. Amerika
112
Serikat (United States Capitol) yaitu pusat kongres pemerintahan Amerika serikat di mana tempat tersebut digunakan untuk berbagai acara kenegaraan dan seremonial para presiden Amerika Serikat pada Tanggal 20 Januari 1961. 2) participants „peserta tuturan‟ merupakan Presiden Amerika Serikat, John Fitzgerald Kennedy, selaku penutur dan para tamu undangan pelantikan presiden, seluruh rakyat Amerika Serikat dan dunia. 3) end „tujuan tuturan‟ yaitu meliputi; membujuk, representatif, komisif, ekspresif, menginspirasi dan direktif. 4) act „urutan tuturan‟ penutur bertutur kepada mitra tutur, 5) key „jiwa pertuturan‟, penutur menggunakan tuturan dengan menggunakan rasa khidmat, menghormati, optimisme, harapan, dan nasionalisme kepada mitra tutur, 6) norms „aturan dalam berinteraksi‟ dalam pidato tersebut adalah menghoramati dan mematuhi penutur, dan 7) genre „kategori tuturan‟, pidato Presiden John F. Kennedy merupakan proses komunikasi verbal yang dilakukan di depan khalayak (banyak orang) dan disebarluaskan melalui media elektronik dan cetak. John F. Kennedy selaku penutur juga dipengaruhi oleh latar belakang kondisi sosial, kepribadian, profesi, usia, jenis kelamin, dan mitra tutur. 2. Saran Berikut ini adalah beberapa saran peneliti untuk penelitian tindak tutur ilokusi dan perlokusi: A. Penelitian ini mengkaji tindak tutur ilokusi dan perlokusi Pidato Pelantikan John Fitzgerald Kennedy sebagai Presiden Amerika Serikat yang ke-35 di mana cakupannya masih bisa diperluas dan diperdalam
113
kajiannya. Penelitian tindak tutur ilokusi dan perlokusi relatif masih jarang dilakukan terutama dalam ragam bahasa lisan dan tertulis. Masih ada ranah penelitian tindak tutur ragam bahasa lisan, dalam hal ini pidato tokoh penting dunia yang berpengaruh, yang masih belum dikaji secara komperhensif, di antaranya menyangkut pola- pola penggunaan tindak tutur, jenis tindak tutur yang lebih bervariasi, terutama tindak tutur perlokusi yang masih jarang dianalisis. Oleh karena itu, peneliti berharap agar penelitian ini sedikit membantu khasanah kajian atau penelitian tindak tutur ilokus dan perlokusi yang lebih luas dan mendalam. B. Ditinjau dari sudut pandang praktis, tindak tutur ilokusi dan perlokusi Presiden John Fitzgerald Kennedy dapat berguna untuk memberikan pengajaran dan pengetahuan unsur- unsur tindak tutur dalam suatu pidato, baik itu strategi penuturannya maupun faktor- faktor yang mempengaruhi tindak tutur tersebut. Dengan kata lain, penelitian ini bermanfaat juga untuk menganalisis pidato tokoh yang berpengaruh di dunia terkait pemilihan kosakata, maksud tuturan, strategi penggunaan tindak tutur, dan sebagainya untuk mengetahui struktur penggunaan bahasanya secara internal maupun eksternal.