perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PEMBAHASAN
Penelitian yang dilaksanakan pada ibu bersalin dengan bayi BBLR di RSUD Kabupaten Banjarnegara, diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan metode kanguru terhadap pengetahuan ibu dalam perawatan BBLR. Pembahasan hasil penelitian dapat kita lihat dibawah ini : A. Karakteristik Responden Hasi penelitian pada grafik 4.1 mengenai umur responden menunjukkan responden pada penelitian ini memiliki umur yang beragam. Pada kelompok eksperimen responden yang paling banyak berumur 20 – 35 tahun sebanyak 13 (76,5 %) orang, sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar responden berumur < 20 tahun, yaitu 8 (47,1 %) orang. Menurut Wawan (2011) umur menentukan tingkat kematangan seseorang baik dalam berfikir maupun bekerja. Semakin cukup umur, seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan lebih mudah menerima informasi. Hal ini sesuai dengan teori Budiman (2013) yang menyatakan bahwa semakin bertambah umur maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin baik. Hal serupa juga diungkapkan oleh Sulistina (2009) yang menyatakan bahwa semakin bertambah umur maka semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dikerjakan sehingga dapat menambah pengetahuan. Responden yang memiliki umur > 35 tahun semuanya mengalami peningkatan pengetahuan, sedangkan pada responden yang berumur < 20 tahun ada yang mengalami penurunan pengetahuan.
Hasil penelitian
ini
menunjukan
umur
mempengaruhi
pengetahuan responden, semakin tinggi umur responden pengetahuan tentang perawatan BBLR semakin baik. Hasil penelitian pada grafik 4.2 mengenai pendidikan menunjukkan pendidikan responden didominasi oleh pendidikan dasar, pada kelompok eksperimen sebanyak 14 (82,3 %) orang dan pada kelompok kontrol sebanyak 15 (88,2%) orang. Menurut Wawan (2011), pendidikan diperlukan dalam menerima informasi, misalnya informasi tentang hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiman (2013) yang menyatakan bahwa pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut menerima informasi. Hal serupa juga diungkapkan oleh Soekanto (2010), semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah untuk menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuannya. Responden yang berpendidikan menengah (SMA/sederajat) semuanya mengalami peningkatan pengetahuan, sedangkan pada responden yang berpendidikan dasar (SD/SMP) ada yang mengalami penurunan pengetahuan. Hasil penelitian ini menunjukan pendidikan mempengaruhi pengetahuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
seseorang, semakin baik pendidikan seseorang maka pengetahuannya semakin baik pula karena semakin mudah menerima informasi. Responden pada penelitian ini memiliki latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda. Grafik 4.3 mengenai pekerjaan menunjukkan sebagian besar responden pada kelompok eksperimen bekerja sebagai IRT, yaitu sebanyak 10 (58,8 %) orang. Pada kelompok kontrol responden paling banyak bekerja sebagai petani, yaitu 7 (41,2 %) orang. Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa bekerja bagi ibu-ibu umumnya akan mempunyai pengaruh
terhadap
pengetahuan dalam kehidupan keluarga. Pengetahuan dalam kehidupan keluarga dipengaruhi oleh lingkungan yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan pekerjaan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Mubarak (2010) yang menyatakan bahwa lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, menurut Wawan (2011) pekerjaan pada umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, sehingga akan berpengaruh terhadap kehidupan keluarga. Pekerjaan yang dimiliki responden menentukan banyaknya waktu yang dimiliki untuk mendapatkan informasi seputar kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan peningkatan pengetahuan antara ibu yang bekerja dan yang tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bekerja. Hal ini dikarenakan semua responden baik yang bekerja maupun tidak bekerja sedang dalam masa istirahat untuk pemulihan pasca melahirkan. Grafik 4.4 mengenai paritas responden menunjukkan kelompok eksperimen didominasi oleh multiparitas, yaitu sebanyak 11 (64,7%) orang, sedangkan pada kelompok kontrol didominasi oleh primiparitas, yaitu sebanyak 9 (52,9%) orang. Menurut Budiman (2013) pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang didapat dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekanto (2010) yang menyatakan bahwa pengalaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Pengetahuan ini terbentuk akibat adanya pengalaman dari ibu sendiri yang pernah melahirkan sebelumnya. Hal serupa juga diungkapkan oleh Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa pengalaman merupakan dasar pikiran paling kritis. Pengalaman yang disusun secara sistematis oleh otak akan menghasilkan pengetahuan. Pengalaman pribadi dapat menjadi sumber pengetahuan seseorang. Pada primiparitas, proses melahirkan merupakan pengalaman mereka pertama kali, sedangkan responden dengan multiparitas telah mempunyai pengalaman melahirkan di masa lalu. Status paritas seseorang menentukan pengalaman yang mereka miliki. Hasil penelitian menunjukan terjadi perbedaan kenaikan pengetahuan antara multiparitas dan primiparitas. Pada multiparitas sebagian besar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
responden mengalami kenaikan pengetahuan, sedangkan pada primiparitas ada responden yang mengalami penurunan pengetahuan. Pengalaman yang dimiliki seseorang berpengaruh terhadap pengetahuan yang mereka miliki. B. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan Ibu tentang Perawatan BBLR Hasil uji statistik menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan metode kanguru terhadap pengetahuan ibu dalam perawatan BBLR yang ditunjukkan dengan nilai p = 0,000. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan kesehatan dalam jangka waktu pendek adalah menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masayarakat. Pendidikan kesehatan metode kanguru yang diberikan mampu meningkatkan pengetahuan ibu dalam perawatan BBLR. Ibu bersalin dengan bayi BBLR yang diberi pendidikan kesehatan mengalami peningkatan pengetahuan dari kurang menjadi cukup, cukup menjadi baik, bahkan dari kurang menjadi baik. Pengetahuan ibu tentang perawatan BBLR mencakup pengetahuan mengenai BBLR, pengertian metode kanguru, tujuan, manfaat, jenis, komponen, dan pelaksanaan metode kanguru. Hasil pretest pada grafik 4.5 menunjukkan bahwa pengetahuan yang dimiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda. Sebagian besar responden pada kelompok kontrol memiliki pengetahuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kurang yaitu sebanyak 10 (58,8 %) orang dan pada kelompok eksperimen responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 8 (47,1 %) orang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan awal yang kurang mengenai perawatan BBLR. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi mengenai perawatan BBLR yang diterima responden. Responden kurang mendapat informasi mengenai perawatan BBLR baik pada masa kehamilan maupun setelah persalinan. Oleh karena itu informasi mengenai perawatan BBLR perlu disampaikan kepada ibu yang beresiko melahirkan bayi BBLR maupun ibu yang memiliki bayi BBLR. Grafik 4.7 menunjukkan suatu kecenderungan bahwa responden yang diberi perlakuan berupa pendidikan kesehatan (kelompok eksperimen) mengalami peningkatan tingkat pengetahuan, sedangkan pada responden yang tidak diberi pendidikan kesehatan (kelompok kontrol) tidak terjadi peningkatan tingkat pengetahuan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan mampu meningkatkan pengetahuan responden. Pendidikan kesehatan metode kanguru diberikan dengan metode ceramah menggunakan alat bantu berupa lembar balik dan
leaflet.
Berdasarkan penelitian Rinik (2010) penyebarluasan informasi dengan media
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
seperti booklet, poster, leaflet dalam penelitian dan pendidikan kesehatan telah banyak dilakukan dan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan. Menurut Mahfoed (2010), pendidikan kesehatan secara langsung akan melibatkan proses pendengaran, penglihatan, dan ingatan yang akan menimbulkan pengetahuan baru. Melalui pendidikan kesehatan yang diberikan, responden akan menerima informasi melalui panca indera pendengaran dan penglihatan yang kemudian disimpan dalam ingatan sehingga menimbulkan pengetahuan baru. Hal serupa juga diungkapkan oleh Notoatmodjo (2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu yang diperoleh setelah seseorang melakukan penginderaan. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yang sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga. Pendidikan kesehatan metode kanguru yang diberikan hampir seluruhnya melibatkan penglihatan dan pendengaran untuk menerima informasi yang diberikan. Pemberian informasi yang diberikan mampu meningkatkan pengetahuan ibu dalam perawatan BBLR. Semakin banyak informasi yang diperoleh, maka semakin baik pengetahuan yang dimiliki ibu dalam perawatan BBLR. Pendidikan
kesehatan
dalam
penelitian
ini
diberikan
dengan
menggunakan media lembar balik. Lembar balik yang digunakan dilengkapi dengan gambar dan tulisan mengenai metode kanguru pada bayi BBLR. Selain mendengar penjelasan yang disampaikan, responden juga dapat melihat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan membaca informasi yang tcerdapat pada lembar balik. Responden menggunakan dua pancaindera sekaligus untuk menerima informasi, yaitu pendengaran dan penglihatan. Dimana hasil penginderaan ini akan membentuk suatu pengetahuan baru mengenai perawatan bayi BBLR. Selain lembar balik, media yang digunakan yaitu leaflet. Leaflet diberikan setelah dilakukan pendidikan kesehatan untuk dibawa pulang, sehingga bisa dibaca sewaktu-waktu jika lupa. Informasi dari leaflet didapat dengan penginderaan mata, yaitu dengan melihat dan membaca informasi yang ada di dalam leaflet. Melalui penginderaan mata ini akan terbentuk sebuah pengetahuan tentang perawatan BBLR. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan Sari (2008) yang menyatakan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang perawatan metode kanguru pada BBLR. Berdasarkan data yang diperoleh mengenai pengetahuan didapatkan analitis t hitung (8,174) > t tabel (2,045) yang menunjukkan ada perbedaan pengetahuan ibu tentang metode kanguru pada BBLR antara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Hariyanti (2012) yang menyatakan ada pengaruh penyuluhan tentang metode kanguru terhadap pengetahuan dan pelaksanaan perawatan metode kanguru pada orang tua yang memiliki bayi BBLR di ruang bayi RSUD Bangil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kabupaten Pasuruan. Hasil penelitian menunjukkan responden memiliki pengetahuan yang lebih baik setelah diberikan penyuluhan. Penelitian sejenis juga pernah dilakukan oleh Sunardi (2012) yang menunjukkan ada perbedaan pengetahuan ibu hamil pra dan pasca penyuluhan tentang metode kanguru pada BBLR, dengan nilai signifikan p = 0,029. Hasil penelitian menunjukkan sebelum penyuluhan sebagian besar pengetahuan responden tentang metode kanguru pada BBLR didapatkan kurang, yaitu sebanyak 22 (71,0 %) responden. Setelah penyuluhan, sebagian besar pengetahuan responden tentang metode kanguru pada BBLR didapatkan cukup, yaitu sebanyak 22 (71,0 %) responden. Hambatan yang dialami pada saat penelitian yaitu hambatan dalam berkomunikasi dengan responden. Responden memiliki latar belakang yang berbeda-beda, sehingga dalam memberikan pendidikan kesehatan diupayakan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Selain itu diperlukan pendekatan personal terhadap responden karena sebagian besar responden merasa sedih dan cemas karena bayi yang dilahirkan memiliki berat kurang. Pendekatan personal dilakukan dengan mendengarkan keluhan responden dan menunjukkan rasa empati terhadap apa yang dialaminya. Keterbatasan pada penelitian ini yaitu pada kelompok kontrol tidak diberikan pendidikan kesehatan sama sekali, padahal baik kelompok
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
eksperimen maupun kelompok kontrol sama-sama mempunyai bayi yang beresiko tinggi.
commit to user