BAB V Pelaksanaan Pekerjaan
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Prosedur Pelaksanaan Seperti kita ketahui bahwa sistem manajemen proyek menggunakan arus vertical dan horizontal dalam struktur organisasi untuk menghindari keterlambatan dalam pengambilan keputusan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti keterlambatan pengambilan keputusan dan kesalahpahaman antar unsur terkait diperlukan job description yang jelas. Selain itu diperlukan juga prosedur pelaksanaan dalam manajemen konstruksi. Prosedur pelaksanaan menempati kedudukan penting bagi setiap kegiatan, demikian halnya untuk proyek. Jika dipersiapkan dengan baik prosedur berguna untuk :
Mengurangi kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh kurangnya komunikasi dan informasi antar perangkat struktur organisasi
Mengurangi adanya pekerjaan yang tumpang tindih dan pekerjaan ulang (rework)
Mempermudah melakukan proses kerja Setiap perusahaan konstruksi memiliki standar prosedur pekerjaan
yang sudah ditetapkan dalam melaksanakan kegiatan proyeknya. Standar prosedur pekerjaan tersebut terus menerus mengalami perkembangan dan perbaikan tergantung semakin seringnya perusahaan itu melaksanakan proyek. Salah satu hal yang hendaknya diperhatikan dalam membuat prosedur pekerjaan adalah terpenuhinya spesifikasi teknis, tidak melanggar
V-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V Pelaksanaan Pekerjaan
ketentuan dan peraturan yang berlaku. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian berkala dan bila perlu mengubah dan mengganti dengan prosedur yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang baru. Prosedur pelaksanaan dibagi dua yaitu : 1)
Prosedur Kerja Prosedur kerja merupakan prosedur yang diberlakukan seragam untuk proyek yang spesifik yang sedang ditangani. Prosedur kerja dapat dibagi menjadi tiga bagian pokok meliputi :
Prosedur administrasi, yaitu prosedur yang berkaitan dengan pekerjaan administrasi (surat-menyurat, laporan, keuangan)
Prosedur engineering (struktur), yaitu prosedur yang berkaitan dengan pekerjaan struktur (gambar, volume pekerjaan) yang merupakan patokan yang harus dilaksanakan di lapangan
Prosedur teknis (lapangan), yaitu prosedur yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan pada tiap-tiap pekerjaan di lapangan
2) Prosedur Koordinasi Fungsi prosedur ini memberikan petunjuk-petunjuk dasar tentang hal-hal yang tercakup dalam prosedur ini, antara lain :
Organisasi peserta proyek, daftar personil inti dalam masingmasing organisasi tersebut
Tugas dan tanggung jawab tiap personil pada organisasi peserta proyek
Prosedur komunikasi yang berupa laporan, surat menyurat dan kode arsip V-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V Pelaksanaan Pekerjaan
Sedangkan Prosedur teknis pelaksanaan di lapangan untuk proyek Rusunawa Semanan ini meliputi 2 hal penting yang saling berkaitan satu sama lainnya, yaitu : 5.1.1. Prosedur Pelaksanaan Gambar Kerja (Shop Drawing) Gambar konstruksi (construction drawing) yang dikeluarkan designer / structural consultant yaitu PT. Rekatama Konstruksindo diserahkan kepada PT. Mulia Karya Gemilang selaku Pemilik Proyek (Owner) untuk mendapatkan persetujuan. Setelah gambar konstruksi tersebut disetujui oleh Owner kemudian gambar tersebut diberikan kepada PT. Tri Pondasi selaku kontraktor utama untuk pekerjaan Tiang Pancang dan kepada PT. Pulauintan selaku kontraktor utama untuk pekerjaan Struktur & Arsitektur. Masingmasing kontraktor tersebut selajutnya membuat gambar kerja dan kemudian
menyerahkannya
kembali
kepada
Owner
untuk
mendapatkan persetujuan. Apabila gambar kerja tersebut disetujui oleh Owner, maka kontraktor utama dapat menggunakan gambar kerja tersebut sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. 5.1.2. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Di Lapangan Pihak pelaksana dalam hal ini quality assurance mengeluarkan metode kerja (statement method), kemudian diserahkan kepada PT. Mulia Karya Gemilang Pemilik Proyek (Owner) untuk mendapatkan persetujuan. Setelah mendapat persetujuan dari pihak Owner, department produksi (mewakili pihak pelaksana) melaksanakan pekerjaan sesuai dengan metode kerja. Kemajuan-kemajuan di dalam pekerjaan dilaporkan kepada PT. Mulia Karya Gemilang dalam V-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V Pelaksanaan Pekerjaan
bentuk daftar pelaksanaan pekerjaan. Agar diperoleh pengendalian yang baik, pihak pelaksana mengeluarkan daftar kontrol pekerjaan. Apabila terjadi penyimpangan di dalam pelaksanaan pekerjaan, pihak quality assurance yang bertugas mengawasi tim produksi dalam melaksanakan pekerjaan akan mengeluarkan daftar yang memuat pekerjaan-pekerjaan yang tidak dikonfirmasikan.
5.2. Monitoring Time Schedule Berikut ini adalah teknis monitoring time schedule yang dibuat oleh PT. Tri Pondasi dalam proyek pembangunan Rusunawa Semanan. 5.2.1. Rapat Koordinsai Proyek Rapat Koordinasi proyek ini diadakan setiap hari Senin, pada rapat ini pihak yang hadir antara lain Owner (PT. Mulia Karya Gemilang) dan Kontraktor Utama (PT. Tri Pondasi). Pada rapat ini dibahas progress proyek yang disesuaikan dengan schedule yang telah dibuat, permasalahan yang terjadi di lapangan dan bagaimana solusi dari permasalahan tersebut sehingga proyek dapat berjalan secara lancar sesuai rencana yang telah ditentukan. Selain itu pada rapat tersebut membahas mengenai pekerjaan yang telah dilaksanakan sehingga dapat dibuat rencana lebih lanjut mengenai pekerjaan yang akan datang dan membahas perubahan rencana dengan melihat kondisi lapangan.
V-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V Pelaksanaan Pekerjaan
5.2.2. Sistem Pelaporan Pembuatan laporan secara berkala merupakan bagian dari upaya memantau dan mengendalikan proyek secara terus-menerus dan berkesinambungan atas berbagai aspek penyelenggaraan proyek berupa laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan. Dalam proyek Rusunawa Semanan ini pihak kontraktor dalam hal ini PT. Tri Pondasi memantau kemajuan yang terjadi di lapangan dengan membuat laporan setiap satu minggu sekali, yang kemudian laporan tersebut dibahas dalam rapat koordinasi mingguan dengan Owner. Adapun laporan mingguan tersebut berisikan :
Item pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan schedule
Progress pekerjaan total
Progress rencana perbulan
Prosentase aktual s/d minggu ini
Sisa progress total yang belum dicapai
5.3. Teknik Pelaksanaan di Proyek Penerapan metode pelaksanan dalam pekerjaan konstruksi suatu proyek merupakan tahap terpenting yang akan menentukan hasil akhir dari struktur bangunan yang telah direncanakan. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi didukung beberapa faktor, antara lain :
Tersedianya bahan yang memenuhi syarat
Tenaga kerja
Peralatan yang memadai, dan V-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V Pelaksanaan Pekerjaan
Waktu yang cukup tersedia
Sedangkan untuk pedoman yang dipakai pada pelaksanaan pekerjaan adalah :
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
Gambar-gambar rencana kerja (shop drawing)
Petunjuk dari pengawasan selama pekerjaan
Jadwal kerja yang telah ditetapkan agar tidak terjadi keterlambatan dalam pekerjaan
Peraturan-peraturan pemerintah setempat
Peraturan-peraturan lain yang mendukung pelaksanaan pekerjaan Agar pelaksanaan pembangunan dapat berlangsung dengan baik,
lancar, efektif dan diperoleh hasil yang memuaskan maka diperlukan suatu rencana, yaitu : a.
Rencana Cara Pelaksanaan (Construction Method) Rencana cara pelaksanaan adalah gambaran secara jelas tahaptahap dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi. Tahap ini akan digunakan dalam penyusunan rencana kerja. Tahap ini meliputi :
Pekerjaan prasarana dan penunjang
Pekerjaan tanah
Pekerjaan pemancangan
b. Rencana Kerja (Time Schedule) Rencana kerja adalah suatu pembagian waktu yang terperinci yang disediakan untuk masing-masing bagian pekerjaan mulai dari bagian pekerjaan permulaan sampai dengan pekerjaan akhir, agar pelaksanaan pekerjaan dapat efektif dan efisien. Kontraktor harus mengetahui setiap V-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V Pelaksanaan Pekerjaan
jenis pekerjaan serta hubungan ketergantungan antara bagian pekerjaan. Dalam penyusunan suatu rencana kerja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
Keadaan lokasi proyek
Kemampuan tenaga kerja, meliputi jenis atau macam dan jumlah yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan
Penyediaan bahan bangunan agar diketahui penyediaan waktu yang tepat untuk mendatangkan bahan bangunan
Peralatan pembangunan agar diketahui jenis, kemampuan dan kondisi alat
Gambar-gambar kerja, baik gambar-gambar rencana maupun gambar kerja untuk bagian-bagian pekerjaan tertentu
Kelangsungan
pelaksanaan
pekerjaan
direncanakan
secara
berurutan dan tidak saling mengganggu kelancaran keseluruhan pekerjaan lainnya Dengan adanya rencana kerja ini maka diharapkan pimpinan pelaksana proyek dapat melakukan koordinasi secara menyeluruh terhadap semua kegiatan pembangunan, dapat menilai tingkat kemajuan pelaksanaan pekerjaan, dapat digunakan sebagai pedoman kerja serta dapat mengevaluasi hasil pekerjaan. c.
Rencana Lapangan (Site Instalation) Rencana lapangan adalah suatu rencana perletakkan bangunan pembantu, bahan bangunan, dan alat-alat yang digunakan dalam proyek. Tujuannya adalah agar seluruh pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan efisien, aman, lancar dan dapat menjaga produktivitas, V-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V Pelaksanaan Pekerjaan
mutu, waktu, biaya, dan memenuhi syarat K3. Penempatan bangunan pembantu, bahan bangunan, dan alat-alat berat harus memperhatikan kemudahan penjangkauan dengan tidak mengabaikan keamanan dan persyaratan yang harus dipenuhi sehingga terhindar dari kerusakan dan tidak menganggu kegiatan pembangunan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan Site Installation adalah :
Lokasi proyek
Luas area proyek
Luas dasar bangunan
Bentuk bangunan
Metode pekerjaan konstruksi
Waktu pelaksanaan proyek
Lingkup pekerjaan pada proyek
Biaya pelaksanaan proyek
5.3.1
Pekerjaan Pengukuran Pekerjaan pengukuran pada proyek Rusunawa Semanan ini dilakukan setelah menerima instruksi dari Site Manager dan menerima gambar kerja (shop drawing) yang harus diukur di lokasi kerja. Perlengkapan pekerjaan untuk pengukuran adalah benang bangunan, benang kapas (diberi tinta cina berwarna hitam), meteran dan penggaris siku. Pengukuran yang dilakukan adalah terhadap as kolom, tujuannya adalah agar letak as setiap kolom dari lantai bawah hingga lantai berikutnya tidak berubah letaknya. Adapun urutan kerjanya adalah sebagai berikut :
V-8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V Pelaksanaan Pekerjaan
1.
Stake out (pemetaan dan pematokan) koordinat definitive/BM (Bench Mark) sesuai koordinat rencana
2.
Pengambilan elevasi yang sudah ditentukan terhadap BM (Bench Mark) yang akan menjadi nilai acuan
3.
Peralihan dari BM (Bench Mark) yang sudah defenitif terhadap grid-grid yang akan ditentukan untuk keperluan dilapangan (horizontal)
4.
Peralihan elevasi (vertical) dari BM (Bench Mark) yang sudah definitive terhadap grid-grid as untuk keperluan elevasi lantai atau kolom atau dinding
5.3.2
Pekerjaan Pemancangan Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang.Tiang Pancang yang dipakai dalam proyek ini adalah Square Pile. Adapun karekteristik Tiang Pancang pada proyek Rusunawa Semanan adalah sebagai berikut : Penampang
: Ukuran 50x50 cm
Diameter strands
: D = 12,7 mm
Jumlah Strands
:n=6
Mutu Beton
: K500, fc’= 42,393 MPa
Penulangan
: Dia. > 13 mm : U - 39 : Dia. < 13 mm : U – 24
Penulangan Prestess
: Digunakan PC Strand Ø 12,7 mm
Stamdart
: JIS-3536 atau ASTM A-416 V-9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V Pelaksanaan Pekerjaan
Gambar 5.1 Proses Pemancangan
Pekerjaan Tiang Pancang terdiri dari penentuan titik Tiang Pancang, Pengangakatan tiang pancang, penyesuaian dengan titik yang akan di pancangkan, pemancangan pada titik, melepas tali ikatan
Tiang
Pancang,
Penyambungan
Tiang
Pancang,
pemancangan sambungan tiang, melakukan kalendering / Final Set pada Tiang Pancang dan Pemotongan Tiang Pancang. Berikut ini dijelaskan teknik pelaksanaan Pemancangan : 1.
Penentuan Titik Tiang Pancang Titik-titk Tiang Pancang diperoleh dari hasil pekerjaan
pengukuran dan pematokan, yaitu marking berupa titik yang digunakan sebagai dasar penentuan letak Tiang Pancang. Cara penentuan titk Tiang Pancang adalah menggunakan alat theodolith, yaitu dengan menentukan letak as awal dan kemudian dibuat as-as V-10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V Pelaksanaan Pekerjaan
selanjutnya dengan mengikuti jarak yang telah disyaratkan dalam perencanaan awal. Letak as-as ini harus selalu dikontrol karena bukan tidak mungkin karena satu lain hal, as-as tersebut berubah. 2.
Pengangkatan Tiang Pancang Tiang pancang di angkat menggunakan mobil crane
menggunakan tali besi dengan dibantu minimal 2 orang pekerja untuk mengikat tiang pada tali dan memasukkan bantalan kayu sebagai peredam, kemudian berlahan-lahan dimasukkan kebawah hammer oleh operator.
Gambar 5.2 Pengangkatan Tiang Pancang
3.
Penyesuaian titik Tiang Pancang Penempatan Tiang pancang dilakukan dengan Mobil crane
kemudian membawa tiang ke titik yang akan dipancang yang dibantu minimal 2 orang pekerja, dan 2 orang lagi untuk mengatur tegak lurus tiang menggunakan tali masing-masing membentuk sudut 90o.Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telah ditentukan. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang “backstay” sambil diperiksa V-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V Pelaksanaan Pekerjaan
dengan
waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul
vertikal.
Gambar 5.3 Penempatan Tiang Pancang
4.
Pemancangan titik Tiang Pancang Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem
dengan “center gate” pada dasar “driving lead” agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama.
Operator
tugasnya
mengontrol
hammer
untuk
pemancangan pada mobil crane, satu orang bertugas mengikat tali hammer pada mobil untuk menjatuhkan hammer, satu orang bertugas mengatur suspensi hammer, dan satu orang menghitung jumlah pukulan. Setelah tiang pancang tinggal sekitar 2 meter dari atas tanah, 2 orang pekerja melepas tali besi dari tiang pancang. Setelah melepas tali, pemancangan dilanjutkan kembali hingga mendekati posisi tinggi tiang ideal untuk penyambungan tiang.
V-12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V Pelaksanaan Pekerjaan
Gambar 5.4 Pemancangan Tiang Pancang
5.
Penyambungan Tiang Pancang Setelah tiang pancang yang pertama terbenam, untuk
menyambung pada tiang yang kedua sebaiknya menyisakan tiang pancang di atas permukaan tanah sepanjang 30 cm untuk memudahkan pengelasan tiang. Selanjutnya
sama
dengan
langkah
2
dan
3
yaitu
pengangkatan tiang pancang dan penyesuaian pada titik yang akan dipancangkan, sebagai tambahan, jika posisi tiang pancang kurang pas dengan tiang yang akn disambungkan, maka pekerja memukul tumpuan tiang dengan palu besar sampai berada pada posisi sambungan.
V-13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V Pelaksanaan Pekerjaan
Gambar 5.5 Penyambungan Tiang Pancang
Setelah sesuai maka sambungan tiang dibersihkan dari lumpur yang melekat untuk memudahkan proses pengelasan. Selanjutnya sambungan tiang pancang dilas oleh tukang las, dengan cara pengelasan pada kepala tiang secara melingkar keseluruhan agar sambungan kuat. Biasanya proses pengelasan berlangsung selama 5 menit.
Gambar 5.6 Pengelasan Tiang Pancang V-14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V Pelaksanaan Pekerjaan
6.
Pemancangan sambungan Tiang Pancang Untuk pemancangan sambungan lakukan kembali pekerjaan
seperti tahap ke-4 dan ke-5 diatas. Jika perlu untuk melakukan sambungan kembali maka dilaksanaknlah seperti tahap ke-6 diatas. 7.
Klendering/ Final Set pada Tiang Pancang Saat tiang pancang hampir mendekati top pile yang
disyaratkan maka dilaksanakanlah proses kalendering(dilakukan pada saat 10 pukulan terakhir) Final Set 3 cm untuk 10 pukulan terakhir, atau dilihat dari data bore log. Sebelum dilaksanakan kalendering terlebih dahulu dilakukan monitoring pemukulan saat pemancangan yaitu untuk mengetahui jumlah pukulan tiap meter dan total sebagai salah satu benuk data yang dilampirkan beserta hitungan kalendering. Untuk itu sebelumnya tiang pancang yang akan dipancang diberikan skala terlebih dahulu tiap meternya menggunakan penanda misalnya cat semprot / philox. Untuk mengitungnya disediakan counter agar mudah dalam menghitung jumlah pukulan tiap meter dan totalnya. 8.
Klendering/ Final Set pada Tiang Pancang Setelah pemancangan selesai dan mencapai final set Tiang
Pancang
harus
panjang.Pemotongan
distek atau
atau
dipotong
pembobokn
ini
jika
terlalu
ditujukan
untuk
pembuatan pile cap.Pelaksanaan pemotongan dilakukan saat kondisi yang memungkinkan ( tidak mengganggu pelaksanaan pemancangan).
V-15
http://digilib.mercubuana.ac.id/