BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
V.1
Konsep Dasar Perancangan
V.1.1
Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Unit 2 orang 12,25 m2 / kmr Shower 1,2 m2 / org Closet 1,8 m2 / org Wastafel 0,9 m2 / org R. Komunal 1,5 m2 / org Sub Total
Sumber Kapasitas Asumsi 2 NAD 1 Asumsi 1 NAD 1 Asumsi 20
Jumlah 61 24 16 12 4
Luas (m2) 747,25 28,80 28,80 10,80 120,00 935,65
Gedung Asrama Putra Ruang Standart 2 Unit 2 orang 12,25 m / kmr 2 Shower 1,2 m / org 2 Closet 1,8 m / org 2 Urinoir 0,3 m / org 2 Wastafel 0,9 m / org R. Komunal 1,5 m2 / org Sub Total
Sumber Kapasitas Asumsi 2 NAD 1 Asumsi 1 Asumsi 1 NAD 1 Asumsi 25
Jumlah 134 56 32 32 16 8
Luas (m2) 1641,50 67,20 57,60 9,60 14,40 300,00 2.023,10
Standart 0,9 m2 / org 28 m2 12,25 m2 Sub Total
Sumber Kapasitas NAD 80 Asumsi 1 Asumsi 1
Jumlah 2 2 1
Luas (m2) 144,00 56,00 25,00 225,00
Standart 2 4 m / 4 org 2 40 m 2 30 m 2 12,25 m
Sumber Kapasitas Asumsi 50 Asumsi 1 Asumsi 1 Asumsi 1
Jumlah 1 1 1 4
Luas (m2) 200,00 40,00 30,00 49,00
Pengelola Ruang Hall / Lobby Ruang Staff R. Kepala Asrama
Penunjang Ruang Kantin Dapur Minimarket Retail
82
Kamar mandi R. Serba guna
2 Asumsi 12,25 m / org 2 m 300 Asumsi Sub Total
Guest House Ruang Ruang tidur Kamar mandi dalam
Service Ruang Ruang Panel Genset Ruang Pompa Laundry R. M&E TPS
2 1
1 1
12,25 300,00 631,25
Standart Sumber Kapasitas 2 m 24 Asumsi 1 2 m 4 Asumsi 1 Sub Total
Jumlah 16 16
Luas (m2) 384,00 64,00 448,00
Standart 2 12 m 2 28 m 2 35 m 2 28 m 2 28 m 2 7 m
Jumlah 1 1 2 1 1 2
Sub Total
Luas (m2) 12,00 28,00 35,00 28,00 28,00 14,00 145,00
Total Sirkulasi 20% Grand Total
4.408,00 881,60 5.289,60
Sumber Kapasitas Asumsi 1 Asumsi 1 Asumsi 1 Asumsi 1 Asumsi 1 Asumsi 1
Tabel 11. Kebutuhan luas ruangan Keterangan: NAD : Neufert Data Architect Luas total kebutuhan ruang adalah 5.289,60 m2 ( 5.289,60 m2 < 18.400 m2 ► OK )
Kebutuhan ruang parkir •
Parkir mobil – Parkir mobil di dalam kompleks asrama ini hanya disediakan untuk tamu dan pihak pengelola saja. Penghuni asrama tidak diperkenankan membawa mobil pribadi.
83
Asumsi parkir tamu = 16 mobil Asumsi parkir pengelola = 4 mobil Jumlah parkir mobil = 20 mobil Luas parkir mobil = 20 x 5 m2 = 100 m2 •
Parkir motor – Parkir motor yang disediakan di dalam kompleks asrama ini sebanyak 25% dari jumlah penghuni asrama 25% x 390 = 98 motor ≈ 100 motor Asumsi parkir motor karyawan = 10 motor Total parkir motor = 110 motor Luas parkir motor = 110 x 2 m2 = 220 m2
•
Parkir service Asumsi 2 mobil box = 2 x 30 m2 = 60 m2
V.1.2
Perancangan Kegiatan Berikut ini adalah para pelaku / pengguna asrama Universitas Bina Nusantara: 1. Mahasiswa – Asrama ini digunakan oleh mahasiswa Bina Nusantara yang dikhususkan bagi mahasiswa yang berasal dari luar Jakarta dan dipergunakan selama 1 tahun pertama (2 semester awal). Setelah batas waktu tersebut, mahasiswa diminta untuk keluar dari asrama dan mencari hunian lain. 2. Pengelola – Pengelola merupakan pihak yang bertanggung jawab atas segala kegiatan di dalam dan di lingkungan asrama. Pihak-pihak pengelola terdiri dari bagian administrasi, bagian keamanan, bagian kebersihan, dan lain-lain.
84
3. Penunjang – Penunjang merupakan pihak yang menunjang asrama mahasiswa Bina Nusantara ini, di antaranya adalah restoran, minimarket, laundry, dan kios buku. 4. Pengunjung – Pengunjung merupakan tamu untuk penghuni (orang tua dan teman) dan tamu untuk pengelola. 5. Service – Service merupakan pihak yang bertugas untuk membersihkan dan merawat gedung asrama dan ruang luar, mekanikal elektrikal, serta peralatanperalatan yang lainnya.
V.1.3
Hubungan Skematik •
Hubungan skematik makro Plaza
Gedung Pengelola
•
Main Entrance
Gedung Asrama
Gedung Guest House
Parkir
Penunjang
Service
Hubungan skematik mikro kegiatan utama (gedung asrama)
Entrance
Lobby
Ruang Komunal
Kamar Asrama
Kamar Mandi
85
•
Hubungan skematik mikro kegiatan pengelola Entrance
Lobby
Ruang Tata Usaha
•
Pantry
Toilet
Ruang Kepala Asrama
Hubungan skematik mikro kegiatan penunjang Lobby Kios-kios
•
Kios-kios
Hubungan skematik mikro kegiatan tamu (Guest House) Entrance
Lobby
Kamar Tamu
V.2
Konsep Perancangan Tapak
V.2.1
Sirkulasi dalam Tapak
86
Main entrance (In) Entrance pejalan kaki Side entrance (Out)
Gambar 58. Sirkulasi di dalam tapak Main entrance untuk kendaraan dan pejalan kaki dipisahkan agar tidak saling menggangu dan para pejalan kaki merasa aman dan nyaman.
V.2.2
Zoning Tapak Berdasarkan pertimbangan pada bab IV.2.7 mengenai Analisa Zoning, maka hasil zoning dalam kompleks asrama Bina Nusantara adalah sebagai berikut:
Gambar 59. Zoning tapak
87
V.3
Konsep Perancangan Bangunan
V.3.1
Jenis Bangunan Asrama mahasiswa Bina Nusantara yang akan dirancang memiliki bentuk massa bangunan segi empat dengan pola massa bangunan majemuk karena beberapa pertimbangan, antara lain:
V.3.2
•
Luas tapak yang cukup besar
•
Adanya pemisahan gedung asrama putra dengan gedung asrama putri.
•
Menciptakan ruang luar yang dinamis
•
Menciptakan ruang hijau di antara massa bangunan
Bentuk Bangunan Bentuk massa bangunan dirancang tipis dan memanjang menghadap arah utara-selatan untuk mengurangi daerah yang terkena radiasi matahari.
Gambar 60. Perletakan bangunan menghadap utara-selatan
V.3.3
Tampak Bangunan
88
Tampak bangunan asrama harus didesain semenarik mungkin agar terlihat indah dan selaras dengan lingkungan sekitarnya. Tampak bangunan asrama yang dirancang juga harus:
V.3.4
•
Memperlihatkan perbedaan antara asrama putra dengan asrama putri
•
Memperhatikan perletakan outdoor AC bila menggunakan AC Split.
•
Bentuk dan jenis sun shading yang digunakan
Orientasi Bangunan Orientasi bangunan yang dirancang harus mempunyai keseimbangan antara ruang luar dan ruang dalam. Bangunan yang akan dirancang di dalam komples asrama mahasiswa ini memiliki organisasi ruang terpusat dengan pemusatan bangunan terletak pada area dalam bangunan yang berupa taman / plaza sebagai pengikat antarbangunan.
Gambar 61. Organisasi ruang antarbangunan Untuk organisasi ruang di dalam bangunan memiliki organisasi ruang linier karena adanya pengulangan ruang yang memiliki bentuk, ukuran, dan fungsi yang
89
sama.
(sumber:
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/civil-and-planning-
engineering/study-program-of-architectural-engineering-s1/teori-arsitektur1/organisasi-ruang)
V.3.5
Sirkulasi Bangunan •
Sirkulasi secara horizontal yang digunakan di dalam bangunan asrama ini berupa double loaded. Sirkulasi yang digunakan bersifat linier karena adanya koridor pada tiap unit hunian sehingga membentuk sebuah garis.
Gambar 62. Contoh double loaded •
Sirkulasi secara vertikal yang digunakan pada bangunan ini menggunakan tangga. Bangunan asrama mahasiswa ini mempunyai tangga darurat karena bangunan ini terdiri dari 4 lantai
V.3.6
Modul Ruang Pada perancangan asrama mahasiswa BiNus ini terdapat beberapa pertimbangan yang dapat dijadikan patokan untuk modul hunian, antara lain: dimensi furniture, ruang gerak, serta dimensi material keramik dan plafon yang digunakan. Keramik yang akan digunakan berukuran 30 cm x 30 cm, dan ukuran
90
plafond yang akan digunakan adalah 1,2 m x 2,4 m. Dengan pertimbangan material yang digunakan maka modul yang akan digunakan adalah kelipatan 3,5 meter x 3,5 meter sehingga material yang digunakan tidak terbuang sia-sia.
V.3.7
Unit Hunian Asrama putra dan asrama putri yang dirancang memiliki jumlah unit hunian yang berbeda. Unit asrama putra lebih banyak daripada unit asrama putri karena perbandingan jumlah mahasiswa putra dengan mahasiswa putri yang kuliah di Universitas Bina Nusantara sebesar 65% : 35% (sumber: IT Directorat Data Center UBiNus). Unit hunian yang dirancang baik untuk asrama putra dan asrama putri berkapasitas untuk 2 orang tiap unitnya. Dimensi unit hunian yang dirancang sebesar 3,5m x 3,5m. Unit hunian tersebut harus memenuhi kebutuhan penghuninya baik dari aktivitas tidur, belajar, menyimpan barang, dll. Fasilitas yang tersedia di tiap unit hunian adalah, tempat tidur, lemari pakaian, lemari buku, meja, dan kursi.
Gambar 63. Denah dan perspektif unit hunian
91
V.3.8
Sistem Struktur dan Konstruksi •
Pondasi yang akan digunakan pada bangunan asrama BiNus ini adalah pondasi borepile.
•
Bangunan asrama yang akan dirancang menggunakan struktur rangka kolom dan balok agar terdapat bukaan jendela yang lebih banyak.
•
Bangunan yang akan dirancang menggunakan struktur atap baja ringan karena dibuat secara prefabrikasi sehingga proses pembuatannya cepat. Selain itu keuntungan
dari
penggunaan
rangka
baja
ringan
adalah
proses
pemasangannya mudah dan cepat, lebih tahan lama, dan mempunyai berat yang cukup ringan sehingga mengurangi beban yang dipikul oleh bangunan. •
Untuk ruang serba guna menggunakan struktur bentang lebar agar tidak ada kolom di dalam ruangan.
V.3.9
Sistem Utilitas •
Utilitas air bersih – Sumber air bersih berasal dari PDAM. Air bersih ditampung di reservoir bawah terlebih dahulu baru kemudian dipompa ke reservoir atas agar kotoran tidak ikut terbawa ke reservoir atas. Setelah itu baru dialirkan menuju kamar mandi bersama, dapur, dan laundry. Selain dari PDAM, air hujan juga dapat digunakan kembali untuk kotak hydrant dan menyiram tanaman. Berdasarkan perhitungan kebutuhan air bersih pada bab IV.3.7 mengenai Analisa Utilitas, maka diperoleh total kebutuhan air bersih sebanyak 222.000 liter.
92
•
Air kotoran akan dipadatkan dan disalurkan menuju STP, sedangkan air bekas cucian akan ditampung di dalam bak kontrol kemudian disalurkan menuju sumur resapan, dan terakhir disalurkan menuju ke riol kota.
V.3.10
Sistem Penghawaan •
Sistem penghawaan udara alami dapat dibuat dengan membuat bukaan yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara di dalam ruangan (menggunakan ventilasi silang / cross ventilation) baik secara vertikal maupun secara horizontal.
•
Penghawaan buatan – Pada beberapa ruangan yang membutuhkan penghawaan
buatan
menggunakan
AC
Split
dengan
pertimbangan
pendistribusian udara yang lebih baik; tidak bising (terbagi menjadi in & out door unit), evaporator di dalam ruangan dan condesor di luar ruangan, dan dapat dipergunakan untuk lebih dari 1 ruang. AC Split digunakan pada ruang serba guna, ruang makan, dan kamar guest house. Berdasarkan perhitungan pada bab IV.3.8 mengenai Analisa Penghawaan, AC Split yang digunakan pada unit guest house sebesar 1 PK.
V.3.11
Sistem Pencahayaan •
Pencahayaan alami dapat digunakan untuk menerangi ruangan di dalam bangunan agar lebih menghemat energi dan biaya listrik. Pencahayaan alami
93
dapat diperoleh dengan membuat bukaan yang cukup atau juga membuat skylight. •
Pencahayaan buatan yang digunakan di dalam bangunan menggunakan lampu fluorescent karena lampu tersebut mempunyai efficacy tinggi sehingga biayanya rendah. Sedangkan pencahayaan buatan untuk ruang luar bangunan menggunakan lampu sodium tekanan rendah.
V.3.12
Sistem Sumber Daya Listrik Sumber daya listrik yang digunakan di dalam kompleks asrama ini menggunakan listrik dari PLN dan photovoltaic system. Penggunaan photovoltaic system ini sebesar 14.080 Watt atau sebesar 20% dari total kebutuhan listrik keseluruhan. Luas photovoltaic system yang dibutuhkan adalah 108 m2. Photovoltaic yang digunakan adalah potovoltaic yang menggunakan baterai sehingga dapat digunakan pada malam hari.
V.3.13
Sistem Pencegah Kebakaran Untuk menghindari terjadinya kebakaran, maka bangunan asrama mahasiswa BiNus ini dilengkapi dengan detektor ionisasi di dapur dan ruangan-ruangan yang rawan akan kebakaran. Bila terjadi kebakaran di dalam gedung, maka jarak maksimal untuk mencapai tangga adalah 30 meter. Di tiap lantai bangunan disediakan fire
94
extinghuiser untuk memadamkan kebakaran ringan dan kotak hydrant dengan jarak maksimal 35 meter dengan kotak hydrant lainnya. Penggunaan sprinkler kurang diperlukan dalam bangunan asrama ini karena bangunan asrama yang dirancang memiliki ketinggian kurang dari 25 meter sehingga jika terjadi kebakaran masih dapat dipadamkan dari luar dengan menggunakan tangga dan selang penyemprot yang dibawa oleh petugas pemadam kebakaran.
V.3.14
Sistem Penggunaan Material Material-material yang digunakan dalam perancangan asrama ini harus yang mempunyai dampak negatif terkecil terhadap lingkungan dan tidak mengandung bahan kimia yang beracun. Material bangunan yang tahan lama juga dapat mempengaruhi umur suatu bangunan dan semakin hemat energi bangunan tersebut maka semakin minimal dampak negatif yang dihasilkan.
V.3.15
Sistem Keamanan Sistem keamanan yang digunakan pada bangunan asrama memakai sistem keamanan dengan menggunakan kartu magnetik untuk membuka pintu. Kartu magnetik untuk penghuni hanya berfungsi untuk mengakses gedung asramanya sendiri dan unit hunian masing-masing. Adanya kamera CCTV di setiap lantai bangunan sehingga bila terjadi suatu kejahatan maka pelakunya dapat diselidiki melalui rekaman CCTV.
95
V.3.16
Sistem Penangkal Petir Kompleks asrama mahasiswa BiNus ini menggunakan penangkal petir sistem Thomas karena penangkal petir tersebut mempunyai jangkauan perlindungan bangunan yang lebih luas, dengan tiang penangkap petir dan sistem pengebumiannya.
V.3.17
Sistem Pembuangan Sampah dan Limbah •
Pembuangan limbah – Penggunaan septictank pada bangunan asrama mahasiswa BiNus dirasa kurang memadai, oleh karena itu digunakan sistem pengolahan air limbah (STP – Sewage Treatment Plant).
•
Sistem pembuangan sampah – Adanya saluran pembuangan sampah yang efektif dan efisien yang memerlukan jalur tersendiri. Di tiap lantai disediakan corong pembuangan sampah yang dibuat serong ke bawah agar sampah yang dibuang tidak masuk ke lantai di bawahnya. Setelah penuh, sampah akan dipadatkan dan selanjutnya bak penampungan yang sudah penuh akan dibuang keluar bangunan dengan kendaraan pengangkut sampah.
96