BAB V KONSEP DESAIN Berdasarkan hasil studi dan analisa, maka didapatkam kriteria produk perancangan desain ini ialah:
Gambar 5.1. Konsep desain. (Sumber: Penulis)
5.1.
Penerapan Solusi Desain pada Produk Berdasarkan hasil studi, analisa, dan kuesioner, didapatkan tiga hal yang
menjadi dasar acuan dalam konsep perancangan ini, yaitu: 1. Identitas produk sepatu berkarakter Indonesia Hal ini terjawab dengan penerapan bentuk sepatu terbuka atau terdapat bukaan, dikarenakan iklim tropis Indonesia. Pengaplikasian karakter Indonesia juga diterapkan melalui motif batik yang dikembangkan sesuai dengan karakter anak.
106
2. Ketersediaan material sepatu Hal ini terjawab dengan penggunaan material alternatif selain kulit asli sebagai material utama, yaitu kulit sintesis. Kulit sintesis yang digunakan ialah jenis Super, karena kualitasnya lebih baik di antara jenis lainnya. 3. Desain yang sesuai dengan anak usia 8-12 tahun Hal ini terjawab dengan desain sepatu yang sesuai dengan anak ialah dari segi bentuk upper, sol, material, motif batik flora, varian warna, mengacu dan disesuaikan dengan karakteristik, minat, dan tren anak usia 8-12 tahun. Hal ini bertujuan agar desain sepatu yang benar dan sesuai untuk anak, baik dari segi desain, kenyamanan, dan keamanan. 5.2.
Konsep Produk
5.2.1. Konsep Desain Berdasarkan hasil studi dan analisa, konsep desain yang dipilih untuk diterapkan pada perancangan ini ialah Casual-Fun-Educative. Konsep casual berdasarkan acuan kebutuhan user dan orang tua, yang dimana anak lebih membutuhkan varian sepatu casual, dibandingkan dengan sepatu sport, formal, dan pesta. Konsep Fun didasarkan pada desain sepatu yang eye catchy, dapat terlihat dari bentuk dan warna sepatu. Pemilihan konsep Educative didasarkan pada unsur budaya yang menampilkan kekayaan karakter Indonesia melalui batik dan dengan pemilihan bentuk dan warna yang cerah sesuai dengan anak. 5.2.2. Konsep Bentuk Dari hasil kuesioner, acuan tren bentuk sepatu, dan analisa terhadap target user, maka ditetapkan beberapa kriteria sebagai berikut: 1. Jenis upper pada sepatu yang akan dikembangkan untuk perancangan ini ialah ballet flat, oxford, dan sandal. 2. Jenis sol yang akan diterapkan ialah flat dan wedges. 3. Bentuk ujung sepatu yang akan diterapkan ialah bentuk oval, round, peep-toe, dan open.
107
4. Untuk ketinggian sol wedges, terpilih tiga alternatif, yaitu tinggi heel 4 cm dengan platform 1 cm, tinggi heel 4 cm dengan platform 3 cm, dan tinggi heel 3 cm dengan tanpa platform. Hal ini bertujuan untuk memberikan pilihan bagi konsumen sesuai dengan minat dan kenyamanan masing-masing.
Gambar 5.2. Jenis ketinggian sol wedges. (Sumber: Penulis)
5.2.3. Konsep Warna Untuk konsep warna, diambil dari tren warna 2014-2015 yang mengacu pada website LENZING. Di samping penggunaan tren warna, konsep warna perancangan juga mengambil dari acuan keyword Fun-Tropical-Eye Catchy.
Gambar 5.3. Konsep warna. (Sumber: Penulis)
5.2.4. Konsep Material Material yang diterapkan untuk bagian upper ialah kulit sintesis kualitas Super, dan untuk liningnya menggunakan kulit bertekstur halus/suede. Untuk sol, material yang dipilih ialah bahan PU karena mengutamakan keamanan dengan sifatnya yang anti slip dan ringan. Untuk material sol wedges, memakai bahan PVC karena ringan dan kuat dengan lapisan material PU di bagian bawahnya agar tidak licin.
108
5.2.5. Konsep Motif Batik Konsep untuk pengaplikasian batik ialah mengambil unsur motif batik dengan pengembangan bentuk motif flora khas Indonesia yang mengalami penyederhanaan bentuk dan penyesuaian warna yang disesuaikan dengan tren serta minat anak. Pada setiap jenis flora, terdapat beberapa macam seri motif batik. Untuk material motif batik menggunakan kulit sintesis putih dan dicetak menggunakan mesin printing. 5.2.6. Target Konsumen Target konsumen ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu target primer dan sekunder. Target konsumen primer adalah konsumen yang mengenakan sepatu yang dirancang sebagai alas kaki dan berkarakter Indonesia, yaitu anak perempuan usia 8-12 tahun. Target konsumen sekunder adalah konsumen yang membeli sepatu sebagai pemenuhan kebutuhan konsumen primer, yaitu orang tua. 5.3.
Sketsa Awal
109
Gambar 5.4. Sketsa awal produk. (Sumber: Penulis)
110
5.4.
Desain Alternatif OXFORD
A.
B.
C. Gambar 5.5. Alternatif desain jenis oxford. (Sumber: Penulis)
Pembandingan alternatif desain didasarkan pada acuan konsep produk. Aspek (Skor 1-5)
A
B
C
Kemudahan proses produksi
3
3
3
Motif batik
3
2
4
Warna
3
2
4
TOTAL
9
7
11
Tabel 5.1. Perbandingan alternatif desain oxford. (Sumber: Penulis)
111
SANDAL
A.
B.
C. Gambar 5.6. Alternatif desain jenis sandal. (Sumber: Penulis)
Pembandingan alternatif desain didasarkan pada acuan konsep produk. Aspek (Skor 1-5)
A
B
C
Kemudahan proses produksi
2
2
3
Motif batik
3
3
4
Warna
3
3
4
TOTAL
8
8
11
Tabel 5.2. Perbandingan alternatif desain sandal. (Sumber: Penulis)
112
BALLET FLAT
A.
B.
C. Gambar 5.7. Alternatif desain jenis ballet flat. (Sumber: Penulis)
Pembandingan alternatif desain didasarkan pada acuan konsep produk. Aspek (Skor 1-5)
A
B
C
Kemudahan proses produksi
3
3
3
Motif batik
3
2
4
Warna
3
2
4
TOTAL
9
7
11
Tabel 5.3. Perbandingan alternatif desain ballet flat. (Sumber: Penulis)
113
WEDGES
A.
B.
C. Gambar 5.8. Alternatif desain jenis wedges. (Sumber: Penulis)
Pembandingan alternatif desain didasarkan pada acuan konsep produk. Aspek (Skor 1-5)
A
B
C
Kemudahan proses produksi
3
2
3
Motif batik
3
2
4
Warna
3
2
4
TOTAL
9
6
11
Tabel 5.4. Perbandingan alternatif desain wedges. (Sumber: Penulis)
114
5.5.
Final Design
115
Gambar 5.9. Final Design. (Sumber: Penulis)
116
5.6.
Desain Motif Batik
Bunga Sedap Malam
Gambar 5.10. Motif batik anak - Bunga Kenanga. (Sumber: Penulis)
Bunga Rafflessia Arnoldi
Gambar 5.11. Motif batik anak - Bunga Rafflessia Arnoldi. (Sumber: Penulis)
Daun Sirih
Gambar 5.12. Motif batik anak - Daun Sirih. (Sumber: Penulis)
117
Bunga Kenanga
Gambar 5.13. Motif batik anak - Bunga Kenanga. (Sumber: Penulis)
Motif Batik Pinggiran
Gambar 5.14. Motif batik pinggiran. (Sumber: Penulis)
118
5.7.
Desain Serial Desain serial sepatu FLO didasarkan pada variasi motif batik. Jadi, setiap
satu desain motif akan diaplikasikan pada empat jenis sepatu. Hal ini bertujuan untuk mengeksplorasi motif pada masing-masing jenis sepatu tersebut.
119
120
Gambar 5.15. Desain serial sepatu FLO. (Sumber: Penulis)
121
5.8.
Proses Produksi
Gambar 5.16. Proses produksi sepatu FLO. (Sumber: Penulis)
122
5.9.
Modelling dan 3D Modelling atau pembuatan model dilakukan sebelum pembuatan prototip
yang bertujuan untuk menganalisa kesalahan atau hal-hal yang perlu dikoreksi. Pembuatan model terdiri dari pembuatan upper dan insole. Metode dan material yang digunakan sama dengan yang digunakan untuk pembuatan sepatu sebenarnya, bedanya cara penjahitan untuk model dilakukan secara manual.
Gambar 5.17. Proses pembuatan model sepatu. (Sumber: Penulis)
Gambar 5.17. 3D sepatu FLO. (Sumber: Penulis)
123
5.10. Prototype
124
Gambar 5.18. Prototype sepatu FLO. (Sumber: Penulis)
Gambar 5.19. Foto produk. (Sumber: Penulis)
125
5.11.
Etiket Produk
5.11.1. Desain Kemasan Desain kemasan (packaging) untuk produk ini terbuat dari material corrugated paper atau yang biasa disebut kardus. Pemilihan material ini lebih unggul dari material didasarkan atas harga, kekuatan, keawetan, dan kemudahan produksi. Desain kemasan ini memiliki konsep “tas”, dilengkapi dengan tali sehingga mudah dibawa/dijinjing. Pemilihan font dan warna pink melambangkan produk ini khusus untuk anak perempuan. Bagian dalam kemasan dimanfaatkan dengan grafis berwarna-warni agar sesuai dengan konsep “Fun” pada produk. Desain packaging terdiri dari dua ukuran. Ukuran yang lebih besar digunakan untuk sepatu jenis wedges dan sandal. Sedangkan ukuran yang lebih kecil digunakan untuk sepatu jenis ballet flat dan oxford. Klasifikasi ukuran ini bertujuan untuk meminimalisir biaya produksi dan agar space pada kemasan tidak terbuang percuma.
Gambar 5.20. Ukuran kemasan FLO. (Sumber: Penulis)
Gambar 5.21. Packaging FLO. (Sumber: Penulis)
126
5.11.2. Story Telling Untuk melengkapi aspek edukatif pada produk, maka diberi sebuah hang tag yang berisi informasi tentang flora di setiap jenisnya. Setiap pasang sepatu akan dilengkapi sebuah hang tag sesuai dengan jenis flora pada motif batik di sepatu tersebut.
Gambar 5.22. Story telling FLO. (Sumber: Penulis)
127
5.12.
Bussiness Plan Bussiness plan atau rencana bisnis berisi tentang rencana pengembangan
desain untuk jangka waktu ke depan. Rencana bisnis untuk produk FLO antara lain: 1. Untuk tahap awal, produk ini akan dijual secara merger dengan toko merek lain dan dijual secara online. Untuk rencana jangka panjang, akan dibuka toko FLO sendiri. 2. Menyelenggarakan event atau diskon, seperti diskon untuk anak berprestasi dengan menunjukkan hasil rapot. 3. Menyediakan produk yang akan dijual selain sepatu, seperti boneka, pin, gantungan kunci, sticker, notebook, gelang, dan sebagainya, dengan menonjolkan brand dan motif batik. 4. Menyediakan produk yang akan diberi secara gratis setiap pembelian satu pasang sepatu sebagai daya tarik, seperti sticker dan hangtag berisi story telling motif batik. 5. Promosi dilakukan memalui media cetak, pameran, dan secara online. 6. Modal awal didapat dari dana pribadi dan dana pinjaman bank. 7. Perekrutan beberapa pegawai pembuat sepatu yang akan difokuskan pada tugas masing-masing, seperti bagian sewing, assembling, dan finishing. 8. Memiliki partner penyedia material. 9. Desain sepatu dibuat dalam jumlah terbatas sehingga bersifat eksklusif. 10.
Desain serial sepatu terus dilakukan setiap jangka waktu satu tahun. Hal
ini sangat penting dikarenakan tren produk fesyen relatif cepat berubah sehingga harus mempersiapkan desain serial yang akan diluncurkan. Desain serial FLO terdiri dari desain sepatu dan desain motif batik. Desain serial sepatu mengikuti tema motif batik.
128
5.13.
Rencana Anggaran Biaya Anggaran Biaya Produksi
Desain Alas Kaki Casual untuk Anak Perempuan Usia 8-12 Tahun dengan Eksplorasi dan Aplikasi Motif Batik Anak No 1 2 3 4 5 6 7 8 10 11
Keterangan Kulit sintesis CCI (putih) Kulit sintetis suede (orange) Kulit sintetis suede (cream) Kulit sintetis shiny (ungu) Kulit sintetis shiny (pink) Kulit sintetis pelangi (kuning) Texon 1,5 mm Sol Javarhino 50 cm x 70 cm Latex foam Karet maket (eva) 10 mm
Harga per
Jumlah
Satuan
2
meter
24.000,00
48.000,00
1/4
meter
36.000,00
9.000,00
1/4
meter
36.000,00
9.000,00
1/4
meter
38.000,00
9.500,00
1/4
meter
38.000,00
9.500,00
1/2
meter
29.000,00
14.500,00
1
lembar
35.000,00
35.000,00
1/2
lembar
90.000,00
45.000,00
1/2
lembar
38.000,00
19.000,00
1
meter
9.000,00
9.000,00
Satuan (Rp)
Total (Rp)
12
Sol wedges*
1
pasang
30.000,00
30.000,00
13
Resleting
2
buah
1.500,00
3.000,00
14
Stud
1
bungkus
5.000,00
5.000,00
15
Buckle
2
buah
3.000,00
6.000,00
16
Tali sepatu
1
pasang
2.000,00
2.000,00
129
17
Biaya pembuatan
4
pasang
200.000,00
800.000,00
18
Biaya printing**
2
proses
75.000,00
150.000,00
19
Biaya lain-lain
100.000,00
100.000,00
Total Biaya
1.303.500,00
Tabel 5.5. Anggaran biaya produksi. (Sumber: Penulis)
Harga tiap pasang sepatu (tidak termasuk biaya desain): Rp 1.303.500 : 4 pasang
= Rp 325.875,00 = Rp 326.000,00 / pasang***
Keterangan: *Harga heel untuk pembelian satuan. Untuk pembelian dalam jumlah kodi jauh lebih murah hingga 20%. **Jumlah proses printing akan semakin sedikit bila mencetak banyak pola sepatu sehingga harganya jatuh lebih murah. ***Harga sepatu jenis oxford, ballet flat, dan sandal lebih murah daripada jenis wedges dikarenakan pemakaian sol wedges dengan perbedaan harga sekitar Rp 30.000,00. Kesimpulan: Dari perincian anggaran di atas, dapat disimpulkan bahwa perkiraan harga sepatu FLO ialah Rp 300.000,00 - Rp 450.000,00 per pasang. Harga tergantung dari jenis sepatu dan desain.
130