BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh norma sosial terhadap keputusan pendanaan perusahaan dengan memperhatikan perusahaan sin, perusahaan yang terdaftar di JII, dan perusahaan grey. Penelitian ini menguji dampak norma sosial dalam konteks produk perusahaan. Perusahaan sin merupakan kategori perusahaan yang bertentanga dengan norma sosial karena memiliki produk yang berupa rokok dan minuman keras. Sedangkan perusahaan saint yang memperhatikan norma sosial yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar dalam JII, dan kategori grey merupakan perusahaan lainnya. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat disimpulkan berdasarkan hasil penelitian pada 240 perusahaan yang tedaftar pada Pasar Modal Indonesia selama periode 2008200912. 1. Perusahaan
sin
cenderung
menggunakan
hutang
dalam
melakukan
pendanaannya dibandingkan perusahaan lainnya seperti perusahaan saint atau JII. Dari hasil pengujian model 2 dan 3 ditunjukkan tanda positif pada koefisien variabel DSIN. Hasil ini didukung pada uji beda koefisien dengan uji Wald yang menunjukkan perbedaan yang positif penggunaan hutang baik
51
market leverage maupun book leverage antara perusahaan sin dan perusahaan JII. Dari kedua model pengujian ini mendukung hipotesis 1. Berarti norma sosial juga memberikan pengaruh kepada perusahaan dalam menentukan sumber pendanaan eksternalnya. 2. Perusahaan saint atau dalam penelitian ini menggunakan JII cenderung menggunakan ekuitas dalam melakukan
pendanaannya dibandingkan
perusahaan lainnya seperti perusahaan sin dan lainnya. Dari hasil pengujian model 2 ditunjukkan tanda positif pada koefisien variabel DJII tetapi nilainya lebih kecil dibandingkan DSIN. Untuk lebih mendukung hipotesis 2, ditunjukkan pada tanda koefisien DJII dalam model 3 yang bertanda negatif dan bernilai lebih kecil dari DSIN. Dari kedua model pengujian ini mendukung hipotesis 2. Sesuai dengan norma sosial, perusahaan yang memiliki reputasi baik akan lebih berani dalam menggunakan ekuitas dalam memutuskan sumber pendanaan ekternalnya. 3. Hipotesis 3 menyatakan bahwa perusahaan sin cenderung menahan kas dibandingkan perusahaan lainnya seperti perusahaan saint atau JII. Dari hasil pengujian model 4 ditunjukkan tanda positif pada koefisien variabel DSIN dan DJII. Tetapi besarnya koefisien tidak sesuai dengan yang diharapkan hasil ini juga didukung pada uji Wald bahwa perbedaan antara koefisien DSIN dan DJII adalah negatif yang berarti perusahaan sin lebih sedikit menahan kasnya dibandingan perusahaan JII. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis 3 yang
52
diajukan dalam penelitian ini ditolak. Hasil ini sesua dengan hasil penelitian Durand, Koh, & Limkriangkrai (2013), yang mengatakan bahwa saint cenderung memiliki cukup kas untuk mendanai operasinya dan tidak perlu bergantung pada hutang untuk pendanaannya. 4. Perusahaan
JII
cenderung
membagikan
dividen
lebih
dibandingkan
perusahaan lainnya. Dari hasil pengujian model 5 ditunjukkan tanda negatif pada koefisien variabel DSIN dan DJII yang berarti perusahaan di Indonesia cendeurng tidak membagikan dividen. Tetapi jika dilihat dari besarnya nilai koefisien dan didukung oleh hasil uji Wald yang negatif, menunjukkan bahwa perusahaan JII lebih membagikan dividen dibandingkan perusahaan sin. Pembagian dividen dapat diartikan sebagai sinyal positif bagi perusahaan oleh investor karena yakin prospek perusahaan ke depannya akan baik. Ini juga menunjukkan bahwa perusahaan cukup memiliki kas untuk mendanai investasinya sejalan dengan hasil pengujian model 4. Perusahaan sin kurang menahan kas tidak sesuai dengan hipotesis 3 dan juga kurang membagikan dividen
kemungkinan
karena
kasnya
digunakan
untuk
investasi
tanggungjawab sosial. Secara keseluruhan, norma sosial memiliki pengaruh terhadap keputusan pendanaan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
53
5.2 Keterbatasan Pada penutup bab ini, disampaikan beberapa keterbatasan dalam penelitian yang diharapkan akan dapat diperbaiki oleh penelitian-penelitian berikutnya, untuk menghasilkan penelitian yang lebih mendalam mengenai konteks norma sosial di Indonesia. Berikut merupakan keterbatasan dalam penelitian ini. 1.
Penelitian ini menggunakan sampel yang cukup besar, yakni 240 perusahaan (dimensi cross section) dan 5 tahun (dimensi time-series). Tetapi dalam model penelitian ini terdapat pelanggaran asumsi klasik yang paling utama yaitu mengenai normalitas. Selain itu terdapat penggaran lain yang juga diabaikan dalam penelitian ini yaitu adanya multikolinearitas antar variabel penjelas yang merupakan variabel dummy. Dalam penelitian ini telah dilakukan semaksimal mungkin untuk mengurangi pelanggaran asumsi klasik seperti heteroskedastisitas
dan
autokorelasi
dengan
menggunakan
alat
uji
Generalized Least Square. 2. Pembagian kategori antara perusahaan sin dan grey dalam penelitian ini berdasarkan
produk. Hal ini memungkinkan masih tercampurnya antara
kedua kategori tersebut. 3. Penelitian ini hanya menekankan pada keputusan pendanaan yang berkaitan dengan norma sosial. Belum dapat mendukung secara mendalam mengenai
54
pengaruh norma sosial pada pasar di Indonesia, dari segi investor yang sangat terkait dalam keputusan pendanaan perusahaan.
5.3 Saran Penelitian Selanjutnya Pada penutup bab ini, telah disampaikan beberapa keterbatasan dalam penelitian yang diharapkan akan dapat diperbaiki oleh penelitian-penelitian berikutnya. Berikut merupakan saran untuk penelitian selanjutnya. 1. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan alat statistik yang dapat mengatasi semua pelanggaran asumsi klasik seperti menggunakan Generalized Method of Moment. 2. Adanya kemungkinan masih tercampurnya antara kategori sin dan grey, sehingga perlu untuk dilakukan klasifikasi yang lebih mendetail, dan tidak hanya dalam segi produk-produk yang terlihat. Penelitian selanjutnya juga dapat lebih memperluas konteks seperti operasi perusahaan yang merusak alam. 3. Penelitian selanjutnya dapat lebih mendalam mengangkat tema norma sosial dengan menguji struktur kepemilikan dan valuasi harga saham perusahaanperusahaan di Indonesia.
55