BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini tentang pengaruh kualitas lingkungan pengendalian terhadap keandalan sistem pengendalian intern. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur keandalan lingkungan pengendalian, keandalan sistem pengendalian intern dan pengaruh kualitas lingkungan pengendalian dalam menciptakan keandalan sistem pengendalian intern. Hipotesis 1 adalah unsur lingkungan pengendalian telah andal dan hipotesis 2 adalah kualitas lingkungan
pengendalian
berpengaruh
terhadap
keandalan
sistem
pengendalian intern. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan : 1.
Kualitas lingkungan pengendalian meliputi (1) penegakan integritas dan nilai etika, (2) komitmen terhadap kompetensi, (3) kepemimpinan yang kondusif, (4) struktur organisasi, (5) pendelegasian wewenang dan tanggung jawab, (6) Kebijakan dan pembinaan sumber daya manusia, (7) Perwujudan peran APIP yang efektif dan hubungan kerjasama yang baik dengan instansi pemerintah terkait dengan menggunakan uji one sample t test uji sisi kiri dengan mean acuan sebesar 4,20. Hasil uji menunjukan bahwa unsur
penegakan integritas dan nilai etika,
komitmen terhadap kompetensi, kepemimpinan yang kondusif, perwujudan peran APIP yang efektif dan hubungan kerjasama yang baik dengan instansi pemerintah terkait thitung berada di daerah
94
95
penerimaan H0 atau lebih besar dari daerah penerimaan H0 maka dapat disimpulkan
bahwa unsur penegakan integritas dan nilai etika,
komitmen terhadap kompetensi, kepemimpinan yang kondusif, perwujudan peran APIP yang efektif dan hubungan kerjasama yang baik dengan instansi pemerintah terkait telah andal. Sedangkan unsur struktur organisasi, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab, dan kebijakan dan pembinaan sumber daya manusia, thitung berada di daerah penolakan H0 atau sebelah kiri penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa unsur struktur organisasi, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab, dan kebijakan dan pembinaan sumber daya manusia belum sepenuhnya andal atau masuk kategori cukup andal. Secara keseluruhan mean tiap-tiap variabel di rata-rata menjadi satu kesatuan lingkungan pengendalian (X) dengan mean 4,091 secara statistik lebih kecil dari mean acuan 4,20 dan –thitung lebih besar dari – ttabel -2,277 < -1,998 atau berada disebelah kiri penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan pengendalian cukup andal. 2.
Keandalan struktur pengendalian intern dengan menggunakan uji one sample t test uji sisi kiri dengan mean acuan sebesar 4,20 dengan mean <4,20 dan
thitung
berada di daerah penolakan
H0
atau sebelah kiri dari
daerah penerimaan H0 maka dapat disimpulkan
bahwa sistem
pengendalian intern cukup andal. 3.
Unsur lingkungan pengendalian berpengaruh terhadap keandalan struktur pengendalian intern dengan menggunakan uji regresi berganda
96
secara parsial unsur komitmen terhadap kompetensi berpengaruh positif dan signifikan dengan nilai sig. 0,001 dan
kepemimpinan yang
kondusif berpengaruh negatif dan signifikan dengan nilai sig. 0,000. 4.
Kualitas lingkungan pengendalian berpengaruh terhadap keandalan struktur pengendalian intern dengan menggunakan uji regresi berganda secara serempak unsur (1) penegakan integritas dan nilai etika (2) komitmen terhadap kompetensi, (3) kepemimpinan yang kondusif, (4), struktur organisasi (5) pendelegasian wewenang dan tanggung jawab, (6) Kebijakan dan pembinaan sumber daya manusia, (7) Perwujudan peran APIP yang efektif dan hubungan kerjasama yang baik dengan instansi pemerintah terkait berpengaruh terhadap keandalan sistem pengendalian intern dengan sig. 0,000 atau nilai fhitung lebih besar dari ftabel yaitu 5,934 > 2,161.
5.
Kualitas lingkungan pengendalian memiliki kontribusi terhadap keandalan struktur pengendalian intern sebesar 33,4%.
5.2 Implikasi Penelitian Implikasi teoristis dan praktis hasil penelitian ini adalah : 1. Implikasi teoristis Lingkungan pengendalian merupakan fondasi sistem pengendalian intern secara teori berpengaruh terhadap keandalan lingkungan pengendalian, Hal ini terbukti bahwa lingkungan pengendalian yang tidak andal berpengaruh signifikan terhadap ketidak andalan sistem pengendalian intern. Sebaiknya untuk mengukur keandalan struktur
97
pengendalian
intern
dari
sisi
lingkungan
pengendalian
selain
menggunakan data primer juga menggunakan data skunder dan dalam mengumpulkan data primer selain dengan kuesioner dilengkapi dengan wawancara. Sampel dengan jumlah yang lebih besar dan variatif diharapkan mampu memberikan gambaran lingkungan pengendalian yang sebenarnya. 2. Implikasi Praktis A.
Pimpinan Universitas Hasil penelitian menunjukkan bahwa pimpinan belum mampu memberikan keyakinan yang memadai mengenai kualitas lingkungan pengendalian dalam mewujudkan keandalan sistem pengendalian intern. Beberapa unsur lingkungan pengendalian yang belum sepenuhnya andal atau masuk kategori cukup andal dan sebagai prioritas perbaikan kualitas lingkungan pengendalian antara lain : 1) Penegakan Integritas dan Nilai Etika (INTETIK) Menjelaskan kepada bawahan alasan mengapa melakukan intervensi kebijakan dan pengabaian pengendalian intern dan bertanggung jawab penuh terhadap resiko yang ditimbulkan dan menghapus kebijakan yang dapat mendorong perilaku tidak etis 2) Komitmen terhadap Kompetensi (KOMITKOM) Melakukan analisis dan memberikan pertimbangan serta pengawasan yang diperlukan dalam memberikan tugas atas
98
suatu pekerjaan. Kebijakan promosi sebaiknya dilakukan secara transparan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan. Dalam memilih pimpinan, kemampuan manajerial dan pengalaman teknis menjadi pertimbangan utama selain kemampuan akademiknya.
3) Kepemimpinan yang Kondusif (KEPKON) Mempertimbangkan risiko dalam pengambilan keputusan untuk memberi
gambaran konskeunsi dari keputusan tersebut.
Menjalin interaksi antar lini pimpinan sehingga mewujudkan kepemimpinan perputaran
yang
harmonis
(turnover/mutasi)
dan
sinergis.
ditegakkan
Peraturan
sehingga
tidak
menimbulkan kecemburuan dan prasangka yang tidak baik. Hal ini untuk menjaga lingkungan kerja yang kondusif dan dinamis. 4) Struktur Organisasi (STRUKOR) Melakukan
evaluasi
struktur
organisasi
sesuai
dengan
perubahan lingkungan strategis, hal ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas struktur organisasi dan perbaikan yang diperlukan agar struktur organisasi
dapat
menjembatani
terwujudnya tujuan organisasi. Menetapkan jumlah pegawai yang sesuai, terutama untuk posisi pimpinan, hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi tata kelola universitas.
99
5) Pendelegasian Wewenang dan Tanggung jawab (DELWE) Menetapkan wewenang dan tanggung jawab dengan jelas dan dikomunikasikan kepada semua pegawai, membuat prosedur pemantauan
kewenangan
dan
tanggung
jawab
yang
didelegasikan, menetapkan uraian pekerjaan secara jelas yang menunjukkan tingkat wewenang dan tanggung jawab pegawai hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengukuran kinerja dengan membandingkan wewenang dan tanggung jawab dengan kinerja
pegawai
dan
dapat
digunakan
sebagai
bahan
pertimbangan promosi jabatan, demosi dan remunerasi. Memberdayakan pegawai untuk mengatasi masalah sesuai dengan
wewenang
menyeimbangkan
dan
tanggung
pendelegasian
jawabnya
kewenangan
dan dengan
keterlibatan pimpinan yang lebih tinggi. Hal ini untuk memumbuhkan rasa tanggung jawab atas kewenangan yang diterima dan berusaha mengembangkan kemampuan diri untuk dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari wewenang dan tanggung jawabnya. 6) Kebijakan dan Praktik Pembinaan SDM (PEMSDM) Hasil penilaian kinerja digunakan sebagai dasar dalam menetapkan
promosi
jabatan,
pemindahan pegawai dan
demosi,
remunerasi,
dan
kinerja pegawai (laporan kinerja
100
pegawai) dinilai dan dipantau secara periodik, serta membuat kebijakaan untuk meningkatkan atau mempertahankan kinerja pegawai. Melakukan penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses rekrutmen terkait dengan hal legalitas ijazah, pendidikan,
etika,
profesi,
tindakan
kriminal,
dan
penyalahgunaan obat terlarang. 7) Peran APIP yang Efektif dan Hubungan Kerjasama dengan Instansi yang terkait (APIPHK) Membuat kebijakan dan sistem yang dapat memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, efisiensi, efektivitas dan transparansi
dalam
penyelenggaraan
tugas
dan
fungsi
Universitas. Melaksanakan manajemen peringatan dini dan peningkatan
efektivitas
manajemen
risiko
dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi Universitas B. Satuan Pengawas Intern (SPI) Hasil
penelitian
sumbangan
lingkungan
pengendalian
terhadap keandalan sistem pengendalian intern sebesar 33,4%, sedangkan 66,6% merupakan variabel lain. Variabel lain ini dapat berupa unsur sistem pengendalian intern lain yaitu penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemantauan. Dengan hasil ini diharapkan SPI ikut serta dalam meningkatkan kualitas lingkungan pengendalian untuk mewujudkan keandalan sistem pengendalian intern dengan meningkatkan fungsi (1) Preventive control, pengendalian untuk pencegahan, mencegah
101
timbulnya suatu masalah sebelum masalah muncul, (2) Detective control, pengendalian untuk pemeriksaan, dibutuhkan untuk mengungkap masalah begitu masalah tersebut muncul, dan (3) Corrective control, pengendalian korektif memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian dalam pemeriksaan. 5.3 Keterbatasan di Universitas XY Hasil penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam menganalisis pengaruh kualitas lingkungan pengendalian
terhadap keandalan sistem
pengendalian intern. Peneliti menyadari bahwa kemungkinan terdapat error baik technical error maupun human error. Technical error dapat berupa alat yang digunakan peneliti untuk menggali sumber data, dan menganalisis data. Sedangkan human error disebabkan subjektifitas dan pola pikir responden dalam memberikan jawaban serta faktor lain yang mempengaruhi jawaban responden yang bukan merupakan gambaran kondisi yang sebenarnya di instansi tempat penelitian ini. Selain faktor lingkungan pengendalian masih terdapat faktor penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemantauan yang mempunyai andil dalam menentukan keandalan sistem pengendalian intern. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dari PP no 60 tahun 2008, masih terdapat double barreled sehingga jawaban tersebut tidak sepenuhnya dapat mewakili pernyataan tersebut. Sampel penelitian yang terdiri dari pejabat struktural, secara jumlah dan variasi sampel masih sedikit sehingga
102
belum sepenuhnya mampu menggambarkan persepsi pelaksanaan sistem pengendalian intern secara valid dan reliabel. 5.4
Saran - Saran Dengan keterbatasan yang ada diharapkan peneliti peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian tentang sistem pengendalian internal dengan : 1. Menggunakan unsur-unsur lingkungan pengendalian yang sesuai dengan kondisi objek penelitian . 2. Dalam pengumpulan data selain dengan kuesioner sebaiknya dilengkapi dengan wawancara dan penggunaan data skunder. 3. Dalam pengambilan data jangan sampai terjadi double barreled sehingga data yang diperoleh tentang persepsi sistem pengendalian intern lebih valid dan reliabel. 4. Sampel yang lebih besar tidak hanya pejabat struktural saja namun juga kepada staf pegawai di Universitas XY.