BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kemampuan komunikasi matematis tertulis dan kemampuan komunikasi lisan siswa dengan gender laki-laki dan perempuan kelas VIII SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1.
Siswa dengan gender laki-laki memiliki kemampuan komunikasi matematis pada masing-masing aspek sebagai berikut: a. Pada
kemampuan
komunikasi
matematis
tertulis
mampu
mengekspresikan ide-ide matematisnya; mendemonstrasikan ide-ide matematisnya; menyampaikan ide-idenya secara visual; mampu memahami ide-ide matematis;menginterpretasikan ide-ide matematis secara tertulis maupun dalam bentuk visual lainnya; mampu menggunakan istilah, notasi-notasi matematika; menyampaikan ideide matematisnya dengan menggunakan istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya; membuat hubungan antara ideide dengan model situasi permasalahan secara tertulis. Jadi dengan potensi yang dimiliki gender laki-laki, subjek juga mampu menggunakan potensi tersebut untuk mengembangkan kemampuan lain yaitu kemampuan komunikasi matematis tertulis. b. Pada kemampuan komunikasi matematis lisan, siswa mampu mengekspresikan ide matematis; mendemonstrasikan ide matematis; menyampaikan ide matematis; mampu memahami ide matematis; menginterpretasikan ide matematis; mengevaluasi ide matematis; mampu
menggunakan
istilah,
notasi-notasi
matematika
dan
stukturnya; menyampaikan ide matematis menggunakan istilah, notasi-notasi matematika dan strukturnya; menyampaikan ide dan hubungan dengan model situasi. 2.
Siswa dengan gender perempuan memiliki kemampuan komunikasi matematis pada masing-masing aspek sebagai berikut:
242
243
a. Pada
kemampuan
komunikasi
matematis
tertulis
mampu
mengekspresikan ide-ide matematisnya; mendemonstrasikan ide-ide matematisnya; menyampaikan ide-idenya secara visual; mampu memahami ide-ide matematis;menginterpretasikan ide-ide matematis secara tertulis maupun dalam bentuk visual lainnya; mengevaluasi ide matematis secara tertulis maupun dalam bentuk visual lainnya; mampu menggunakan istilah, notasi-notasi matematika; menyampaikan ide-ide matematisnya dengan menggunakan istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya; membuat hubungan antara ide-ide dengan model situasi permasalahan secara tertulis. b. Pada kemampuan komunikasi matematis lisan, siswa mampu mengekspresikan ide matematis; mendemonstrasikan ide matematis; menyampaikan ide matematis; mampu memahami ide matematis; menginterpretasikan ide matematis; mengevaluasi ide matematis; mampu menggunakan istilah, notasi-notasi matematika dan stukturnya; menyampaikan ide matematis menggunakan istilah, notasi-notasi matematika dan strukturnya; menyampaikan ide dan hubungan dengan model situasi. Jadi dengan potensi yang dimiliki gender perempuan, subjek
juga
mampu
menggunakan
potensi
tersebut
untuk
mengembangkan kemampuan lain yaitu kemampuan komunikasi matematis lisan.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini, dapat dibuat suatu implikasi yang meliputi implikasi teoritis dan praktis. Adapun penjelasan untuk masing-masing implikasi tersebut adalah sebagai berikut. 1. Implikasi Teoritis Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pada masing-masing gender tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis, baik itu pada kemampuan komunikasi matematis tertulis maupun komunikasi matematis lisan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Hirschfeld (2008) yang meneliti pada kemampuan
244
komunikasi matematis siswa tanpa mengelompokkan jenis subjek yang akan diteliti. Penelitian ini dapat melengkapi beberapa teori dan penelitian sebelumnya yang sudah ada mengenai kemampuan komunikasi matematis. Penelitian ini memberikan hasil mengenai kemampuan komunikasi matematis yang lebih spesifik yaitu kemampuan tertulis dan kemampuan lisan, selain itu subjek yang diteliti juga dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu subjek dengan gender laki-laki dan gender perempuan, sehingga hasil yang diberikan lebih baik dan rinci dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Berdasarkan hasil dari penelitian ini maka ditemukan kemampuan komunikasi matematis tertulis dan kemampuan komunikasi matematis lisan pada masing-masing gender laki-laki dan perempuan pada siswa SMP kelas VIII. 2. Implikasi Praktis Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diketahui kemampuan komunikasi matematis masing-masing siswa dari segi komunikasi tertulis dan komunikasi lisannya, sehingga dapat memudahkan guru untuk menentukan model pembelajaran yang efektif dan efisien. Siswa dengan gender laki-laki memiliki kemampuan komunikasi tertulis dan lisan yang cukup baik, namun dalam beberapa kasus siswa dengan gender laki-laki memiliki kecenderungan untuk lebih unggul dalam hal kemampuan spasial. Siswa dengan gender perempuan memiliki kemampuan komunikasi matematis cukup baik bahkan pada beberapa indikator lebih baik dibandingkan dengan siswa gender laki-laki. Siswa gender perempuan memiliki kecenderungan yang lebih baik pada kemampuan verbalnya. Selain itu, guru juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa gender laki-laki untuk memberikan penjelasan di depan kelas agar kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki oleh siswa tersebut semakin berkembang dan diharapkan dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi pada siswa gender perempuan. Kemudian pada siswa gender perempuan sebaiknya lebih sering diberikan soal-soal yang menuntut siswa untuk meningkatkan kemampuan spasial saat menjawab soal tersebut, sehingga
245
siswa dapat lebih mengembangkan ide yang terdapat dalam pikirannya melalui kalimat-kalimat yang disampaikan pada saat memberi jawaban.
C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi secara praktis maupun teoritis, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Siswa
a. Dalam menyelesaikan soal matematika berupa pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan penjelasan dan keterangan yang detail, siswa dengan gender laki-laki harus memiliki kemampuan komunikasi matematis lisan yang kuat agar dapat memberikan penjelasan yang tepat dan jelas untuk menjawab pertanyaan. b. Dilihat dari penyampaian jawaban saat wawancara dan hasil tes tertulis, siswa dengan gender perempuan sebaiknya lebih memilih bagian mana saja yang harus ditampilkan dan memahami jawaban secara logis terlebih dahulu pertanyaan pada soal sehingga tidak menimbulkan kebingungan saat menjawab soal. 2. Guru
a. Sebelum melakukan proses pembelajaran, guru sebaiknya mengetahui gender masing-masing siswa agar dapat diterapkan solusi belajar yang tepat pada masing-masing siswa yang memiliki gender yang berbeda. b. Guru sebaiknya membuat suatu kelompok yang menggabungkan siswa gender laki-laki dengan gender perempuan pada proses pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan penjelasan di depan kelas. c. Siswa dengan gender laki-laki sebaiknya lebih sering diberikan soalsoal berupa pertanyaan yang membutuhkan jawaban panjang yang disertai penjelasan dan keterangan yang detail. d. Siswa dengan gender perempuan sebaiknya lebih sering diberikan soal-soal berupa pertanyaan yang membutuhkan jawaban logis serta imajinatif yang disertai penjelasan dan keterangan yang penting saja.
246
e. Guru sebaiknya memberikan pembelajaran disertai dengan soal dan pertanyaan yang mampu mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa, seperti soal-soal yang membutuhkan ide dan penjelasan dalam proses penyelesainnya. f. Pada saat proses pembelajaran, guru harus memberikan penjelasan yang spesifik terhadap konsep ataupun istilah-istilah yang digunakan pada materi pelajaran matematika. 3. Peneliti
Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian mengenai kemampuan komunikasi matematis, agar meneliti pada aspek komunikasi matematis yang sama namun dengan indikator yang berbeda sesuai dengan pendapat para ahli yang lain, atau aspek komunikasi matematis yang lain, karena masih banyak terdapat aspek-aspek komunikasi matematis yang dikemukakan oleh para ahli. Selain itu, penelitian mengenai komunikasi matematis juga dapat dilakukan pada tinjauan subjek yang berbeda seperti meninjau kemampuan komunikasi matematis berdasarkan tingkat kecerdasan AQ, tingkat kecerdasan emosional, atau gaya belajar.