BAB V Kesimpulan Berdasarkan tulisan diatas, dapat diambil argumen bahwa Media memiliki peranan yang sangat penting dalam isu politik dan hubungan internasional. Di kawasan Mesir dan Suriah bisa dikatakan bahwa media mengambil alih sebagian dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial penggunanya cukup melesat sejak tahun 2011. Media sosial bisa dikatakan membantu rakyat Mesir dalam revolusinya. Setelah adanya akun ‘We are all Khaled Said’ yang diperuntukkan bagi warga Mesir untuk menyadarkan mereka akan kekejaman rezim Mubarak ini, pendukung-pendukung Ghanim (pembuat akun tersebut) kemudian membuat akun Facebook lain yang mempunyai visi dan misi yang sama dengan Ghanim yaitu untuk menjatuhkan presiden mereka dengan keburukan-keburukan yang di angkat di media social ini, akun ‘6th of April Youth Movement’ yang juga digunakan juga untuk gerakan anti pemerintah tetapi memang pembuat akun 6th of April Youth ini sudah aktif sejak tahun 2008 dan melanjutkan keaktifannya dalam menginformasikan dan memprovokasi sejak Ghanim memulai kembali pada tahun 2010. Selain Facebook, para pendukung adanya revolusi membuat akun-akun baru melalui twitter yang juga digunakan sebagai media komunikasi, yaitu dengan menggunakan hashtag #jan25. Melalui twitter, para demonstran saling berkomunikasi dan memberikan informasi tentang perkembangan demonstrasi di Mesir. Sehingga bisa dikatakan disini dalam politik Mesir sendiri peran media terutama media sosial memiliki peranan dalam menimbulkan efek dalam menjatuhkan Presiden mereka yaitu Husni Mubarak.
75
Sementara di Suriah sendiri tidak berbeda jauh dengan Mesir yang cukup membantu jalannya revolusi di Mesir dengan adanya protes dari warga Mesir, walaupun Suriah dikenal sebagai Negara yang berbeda dengan Mesir dalam hal pendidikan maupun kemajuan media sosial di Suriah media-media tersebut bisa menjadi semacam mata-mata bagi kita yang bukan warga dari Suriah untuk mengetahui bagaimana perkembangan aksi-aksi para relawan di sana. Tetapi yang ditakutkan adalah disinilah virus tersebut dapat berkembang atau dapat muncul. Dimana media yang tidak bisa dipercaya darimana sumbernya memberikan informasi-informasi yang salah tentang aksi-aksi para relawan ataupun perlakuan pemerintah terhadap warga di Suriah senidri. Media eletronik modern yang menjadi koordinasi gerakan revolusi yaitu situs jejaring sosial. Media sosial bukan sekedar media komunikasi antar individu saja. Situs-situs internet pemberitaan milik sejumlah gerakan pemuda, partai nasional dan agama, situs pemberitaan oposisi atau independen memiliki peran dalam membentuk opini public di kalangan para pemuda dan kaum cendikiawan. Situs jejaring seperti Facebook, Twitter dan Youtube memudahkan komunikasi antar pemuda yang tergabung dalam gerakan revolusi. Situs jejaring ini juga mengirimkan banyak informasi dan gambar ketika para wartawan yang sedang meliput dilarang oleh aparat rezim ke tempat kejadian. Jejaring sosial dalam kasus ini, sangat berarti dalam menggalang massa guna menunjukkan rasa solidaritas ketika masalah yang dihadapi seseorang atau suatu daerah. Bentuk simpati dan empati bias kita tunjukkan secara lebih berkembang melalui jejaring sosial yang mempunyai pengaruh besar dalam budaya berpikir masyarakat.
76
Peran media social adalah menjadi alat untuk dapat mengubah opini public dan mengubah pandangan seseorang terhadap suatu hal, dan dalam hal ini media social selain dapat mengubah opini public juga dapat membuat mudah adanya hubungan transnasional antara Suriah dengan Negara lain di luar Negara Suriah. Di Mesir media social dapat mengatur sebuah agenda tidak hanya itu media social juga dapat mengumpulkan massa untuk terjadinya sebuah aksi atau protes besarbesaran. Dan demonstrasi besar-besaran ini mengakibatkan terputusnya seluruh jaringan komunikasi di Mesir pada tahun 2011 oleh pihak pemerintah baik itu jaringan komunikasi telepon maupun internet, karena pemerintah beranggapan bahwa semakin banyaknya demonstran yang turun ke jalan disebabkan karena komunikasi yang dilakukan oleh warga Mesir melalui situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter. Media social memang benar-benar membantu dalam kelancaran aksi demonstrasi. Pasalnya, otoritas berwenang menutup layanan internet dan telepon seluler serta mengerahkan pasukan elit bersenjata lengkap, termasuk tank, mobil antihuru-hara.65 Jejaring sosial merupakan alat komunikasi baru dan dapat diakses dimana saja tanpa batas. Akan tetapi penggunaan jejaring sosial tersebut akan terbatasi jika tidak adanya koneksi internet. Pemerintah suatu negara bisa saja membatasi akses warga negaranya karena suatu kepentingan. Seperti yang terjadi di Mesir, karena kebrutalan media sosial yang dapat berhasil mengumpulkan massa dan mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk pertama kalinya, pemerintah menutup akses internet di Mesir.
65
Kompas, Sabtu 29 Januari 2011, Mubarak Terancam Akses Layanan Internet Dan Telepo Seluler Di Mesir Ditutup, hal 8
77
Media-media mainstream masih banyak menggunakan narasi yang mengaburkan fakta bahwa ada Al Qaida dan afiliasinya di Suriah. Narasi yang terus diulang adalah “kaum oposisi menghendaki demokrasi, tetapi diintimidasi dan direpresi oleh Assad, lalu merek pun angkat senjata.” Karena itu, data-data perlu dicari melalui saluran selain media mainstream. Ada jurnalis-jurnalis independen yang sejak awal menangkap kejanggalan konflik Suriah, seperti Thiery Mayssan atau Lizzie Phelan (keduanya meliput langsung ke Suriah). Namun ada pihak lain yang sangat ‘militan’ dalam memberikan info-info Suriah, yaitu para facebooker. Mereka membuat fanpage-fanpage yang secara aktif memposting info-info seputar Suriah. Isi postingan mereka, tentu saja sesuai dengan misi mereka masing-masing. Lalu disini kita bisa melihat bahwa terdapat kesamaan dari kasus Mesir dan Suriah yaitu besarnya peranan media, baik media massa maupun jejaring sosial, untuk menyebarluaskan berita maupun untuk menggalang dukungan bagi revolusi yang sedang berlangsung. Sementara di Suriah media juga berperan walaupun peranan intinya adalah mempermudah dalam menjalin hubungan transnasional untuk menggalang massa untuk merobohkan pemerintahan As’ad. Dalam era globalisasi masa kini, kemunculan Twitter sebagai salah satu jaringan media sosial telah semakin meramaikan kebebasan bersuara masyarakat internasional melalui internet. Arab Springs menjadi bagian penting dari fenomena HI kontemporer, dimana revolusi di beberapa negara dan memberikan kesejukan ditengah panasnya kondisi dan suasana politik di timur tengah, salah satu yang berperan penting dari suksesnya Arab Springs ini adalah adanya media sosial sebagai satu alternatif baru dalam menyuarakan perlawanan. Salah satu 78
fakta kesuksesan media sosial dalam merubuhkan kekuatan tirani terjadi di salah satu Negara di Timur Tengah. Yang mana Negara-negaranya adalah Negara yang penuh dengan sejarah dan potensi kekayaannya yang cukup signifikan, sehingga berita yang datang dari Timur tengah ini bisa dikatakan sangat menarik banyak simpati public baik dari Negara di sekitar timur tengah maupun dunia internasional. Media sosial sebagai sarana dan komunikasi untuk menyalurkan berita dan pesan-pesan berfungsi untuk menyiarkan informasi, mendidik, menghibur, mempengaruhi. Disamping keempat fungsi tersebut media massa juga berfungsi sebagai Lembaga ekonomi. Seharusnya berita di media massa tidak dicampuri oleh kepentingan dari si pembuat berita, tetapi secara objektif, tetapi karena banyak kepentingan yang ada di Timur tengah ini sendir, sehingga banyak sekali simpang siur berita yang muncul melalui situs jejaring sosial atau media sosial yang mana aksesnya sangat mudah. Bahkan berita yang menjadi headline adalah berita yang sangat buruk dari suatu konflik. Misalnya perilaku mem-bunuh, membantai kelompok tertentu, menembak, membakar, dll. Berita-berita sensasional dan dramatis demikian sering menjadi liputan utama. Mereka seringkali juga menyajikan secara berlebihan aspek kekerasan dan konflik, misalnya sekian banyak tempat yang strategis rusak dibakar, jumlah korban yang terluka atau terbunuh. Media social bisa disimpulkan dia hanya meliput fakta dan gejala konflik hanya sebagai peristiwa penyimpangan. Selain hanya menonjolkan sisi sensasional dan dramatis dari sebuah konflik atau kekerasan yang ada, media 79
social hanya meliput suatu peristiwa dengan sepotong-potong. Bisa dilihat dari kasus Suriah, media social yang memberitakan kepada masyarakat internasional kebanyakan adalah media social yang anti terhadap pemerintah dan dia hanya menonjolkan sisi sensasi dari sebuah konflik dan tidak menyeluruh atau bahkan hal tersebut tidak menyelesaikan masalah tetapi justru memancing kemarahan masyarakat internasional sehingga terjadilah protes diluar Negara Suriah. Dalam konflik Suriah, peran media bermacam-macam, ada pihak lain yang sangat ‘militan’ dalam memberikan info-info Suriah, yaitu para facebooker. Mereka membuat fanpage-fanpage yang secara aktif memposting info-info seputar Suriah. Isi postingan mereka, tentu saja sesuai dengan misi mereka masing-masing. Pada dasarnya fanpage ini ditujukan untuk menggalang massa baik nasional maupun internasional, di dalam ataupun di luar Suriah sendiri. Dan hal tersebut membuat Suriah sebagai Negara yang aktif dalam berhubungan transnasional dengan Negara-negara relawan yang telah membaca fanpage dan ikut melakukan aksi di Suriah. Sifat media sosial di Suriah adalah memberikan informasi secara kesluruhan kepada masyarakat baik yang ada di dalam maupun luar negaranya, tetapi disini media sosial yang berupa fanpage, ataupun situs-situs yang awalnya memang terpercaya berubah menjadi situs atau fanpage yang seakan mengikuti apa yang diinginkan oleh pihak pembuat berita, karena berbagai kepentingan yang muncul pada saat krisis di Suriah ini. Seperti yang dikatakan di awal terdapat berbagai kepentingan yang berbeda-beda seperti, ingin menggulingkan rezim Syiah Alawi di Suriah, ada juga yang ingin membentuk Negara islam, dan berita yang mereka perluas adalah sesuai kepentingan pihak yang berkepentingan 80
tersebut. Karena media sebenarnya keinginan rakyat dapat tersalurkan, tetapi karena media pula publik menilai bahwa adanya kerusakan politik dan konflik yang terus menerus di Timur Tengah sehingga ini bertentangan dalam menilai perdamaian.
81