BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah suatu permasalahan dunia yang dialami oleh seluruh Negara. Tidak hanya di negara berkembang, bahkan di Negara maju sekalipun. Permasalah ini sangat rumit, sehingga suatu negara tidak mampu menghapuskan kemiskinan sendirian. Kemiskinan ditandai dengan tidak mampunya seseorang atau sejumlah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seperti makanan, pakaian, tempat tinggal dan pemenuhan pelayanan kesehatan dan pendidikan. Ketika seseorang tidak mampu untuk makan, pergi ke sekolah atau tidak memiliki akses untuk pelayanan kesehatan, ia dapat dianggap miskin, tanpa memperhatikan pendapatannya. Sebagai salah satu Negara yang masih dikategorikan kedalam kelompok Negara berkembang yang didalamnya cukup banyak terdapat penduduk miskin, Indonesia telah mengeluarkan berbagai program dalam memberantas kemiskinan, salah satunya adalah Program Keluarga Harapan (PKH). Dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan sekaligus pengembangan kebijakan di bidang perlindungan sosial, Pemerintah Indonesia pada tahun 2007 melaksanakan Program Keluarga Harapan (PKH). Program serupa di negara lain dikenal dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT) atau bantuan tunai bersyarat. Program ini bukan dimaksudkan sebagai kelanjutan program Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang diberikan dalam rangka membantu rumah tangga miskin mempertahankan daya belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian
1 Universitas Sumatera Utara
harga Bahan Bakar Minyak(BBM). PKH lebih dimaksudkan kepada upaya membangun sistemperlindungan sosial kepada masyarakat miskin. Berdasarkan pengalaman negara-negara lain, program serupa sangat bermanfaat terutama bagi keluarga dengan kemiskinan kronis. Pelaksanaan PKH di Indonesia diharapkan akan membantu penduduk termiskin, bagian masyarakat yang paling membutuhkan uluran tangan dari siapapun juga.Nainggolan (2012) mengatakan bahwa PKH memang salah satu saja dari upaya pemerintah untuk meningkatkan
kualitas
manusia
Indonesia
dengan
mengkampanyekan
pembangunan manusia Indonesia untuk meningkatkan pelayanan dasar kepada masyarakat melalui program pemberian subsidi bersyarat, namun program ini dipandang sebagai penggerak perubahan pola pikir, sesuai dengan kondisi persyaratan yang diinginkan, yaitu memberikan kesempatan untuk memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan untuk anak-anak Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM). Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin. Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat pencapaian target Millennium Development
Goals(MDGs) tahun
2015
yakni
pengentasan
kemiskinan, perolehan pendidikan dasar seluruh dunia, mendorong kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan, pengurangan angka kematian anak-anak, meningkatkan kesehatan ibu, pemberantasan penyakit malaria, HIV/ AIDS dan penyakit
lainnya,
memastikan
keberlangsungan
lingkungan
hidup,
dan
membangun kemitraan global untuk pembangunan (Venny dalam Nainggolan 2012). Dari 8 item MDGs, PKH mencakup 5 item yakni: 1.
Pengurangan penduduk miskin ekstrim dan kelaparan,
2 Universitas Sumatera Utara
2.
Pencapaian pendidikan dasar,
3.
Kesetaraan gender
4.
Pengurangan angka kematian bayi dan balita, dan
5.
Pengurangan kematian ibu melahirkan. Keberpihakan terhadap nasib orang – orang lemah dilakukan dengan
mencoba memberdayakan dan melibatkan mereka dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program – program kemasyarakatan. Dari sinilah muncul aksi pengembangan masyarakat. Pengembangan masyarakat disini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat lapis bawah dalam mengidentifikasi kebutuhan, mendapatkan sumber daya dalam memenuhi kebutuhan serta memberdayakan mereka secara bersama – sama. Dengan gerakan ini, masyarakat lapis bawah bisa memiliki kendali dan potensi secara kuat terhadap kehidupannya sendiri. Orang – orang yang ikut serta dalam kegiatan pengembangan masyarakat, misalnya seperti pekerja yang dibayar, aktivis masyarakat, pekerja dalam layanan kemanusiaan dan anggota kepanitiaan masyarakat lokal yang tidak dibayar (Zubaedi, 2013: 1-2) Keberhasilan Program Keluarga Harapan salah satunya ditentukan oleh pendampingan program yang dilakukan secara intensif dan berkelanjutan. Pendamping PKH adalah orang yang direkrut oleh Kementerian Sosial RI yang ditugaskan untuk menjalankan serta mensukseskan program PKH. Pendamping diperlukan karena: 1.
Sebagian orang miskin tidak memiliki kekuatan, tidak memiliki suara dan kemampuan untuk memperjuangkan hak nya.
3 Universitas Sumatera Utara
2.
UPPKH (Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan) Kabupaten/Kota tidak memiliki kemampuan menjalankan tugasnya di seluruh kecamatan dalam waktu bersamaan. Petugas yang dimiliki terbatas sehingga amat sulit mendeteksi segala macam permasalahan dan melakukan tindak lanjut secara cepat. Jadi pendamping PKH sangat dibutuhkan karena pendamping adalah pancaindra PKH (Habibullah, Noviana, 2013) PKH sendiri mulai diluncurkan di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun
2013. Sebanyak 34 orang pendamping dipilih melalui tahap seleksi untuk mendampingi para peserta PKH. Peserta penerima bantuan PKH dipilih berdasarkan data BPS Kabupaten Serdang Bedagai dan survey di lapangan. Menurut data pendamping Program Keluarga Harapan, Sebanyak 7767 masyarakat Kabupaten Serdang Bedagai terdaftar sebagai peserta Program Keluarga Harapan. Besar
bantuan
PKH
pada
setiap
Rumah
Tangga
Sangat
Miskin
(RTSM)/Keluarga Sangat Miskin (KSM) akan bervariasi. Variasi besar bantuan, baik per tahun maupun per triwulan, berdasarkan komposisi anggotakeluarga. Indeks dan komponen bantuan PKH tahun 2015 ditetapkan sesuai tabel berikut : Tabel 1 Skenario Bantuan PKH Indeks Bantuan Skema Bantuan Per-KSM/Thn Bantuan tetap
Rp. 500.000
Bantuan komponen PKH: a. Ibu Hamil/Menyusui/Nifas/balita/anak
Rp. 1.000.000
4 Universitas Sumatera Utara
pra- sekolah b. Anak SD dan yang sederajat
Rp. 450.000
c. Anak SMP dan yang sederajat
Rp. 750.000
d. Anak SMA dan yang sederajat
Rp. 1.000.000
Bantuan minimum per KSM
Rp. 950.000
Bantuan maksimum per KSM
Rp. 3.700.000
Sumber: Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH tahun 2015 Catatan : Bantuan komponen kesehatan tidak dihitung berdasarkan jumlah anak balita tetapi menjadi satu paket dengan ibu hamil/nifas. Nilai bantuan yang diterima oleh peserta PKH untuk setiap tahunnya didasarkan pada jumlah komponen yang dimilikinya. Tabel 2 di bawah ini merupakan contoh perhitungan nilai bantuan yang akan diterima Peserta PKH dalam satu tahunnya.
Tabel 2. Contoh perhitungan nilai bantuan PKH pertahun. Bantuan Berdasarkan Komponen Total
Bantuan No
Ibu Hamil/
Anak
Anak
Anak Bantuan
Tetap Nifas/Balita
SD
SMP
SMA
1
500.000
1.000.000
450.000
750.000
1.000.000
3.700.000
2
500.000
1.000.000
450.000
750.000
-
2.700.000
3
500.000
1.000.000
450.000
-
-
1.950.000
4
500.000
1.000.000
-
750.000
1.000.000
3.250.000
5 Universitas Sumatera Utara
5
500.000
1.000.000
-
750.000
-
2.250.000
6
500.000
1.000.000
450.000
-
1.000.000
2.950.000
7
500.000
1.000.000
-
-
1.000.000
2.500.000
8
500.000
-
450.000
750.000
1.000.000
2.700.000
9
500.000
-
450.000
750.000
-
1.700.000
10
500.000
-
450.000
-
-
950.000
11
500.000
-
-
750.000
1.000.000
2.250.000
12
500.000
-
-
750.000
-
1.250.000
13
500.000
-
450.000
-
1.000.000
1.950.000
14
500.000
-
-
-
1.000.000
1.500.000
Sumber: Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH tahun 2015 Catatan : 1.
Skema nilai bantuan di atas untuk Peserta PKH yang memiliki satu komponen PKH.
2.
Apabila anggota peserta PKH melampaui jumlah yang disyaratkan sebagaimana tabel diatas, maka jumlah bantuan maksimal yang diperoleh adalah Rp.3.700.000,-/tahun. Bantuan PKH disalurkan setiap 3 bulan sekali. Dalam waktu setahun
sebanyak 4 kali peserta PKH menerima bantuan. Peserta penerima bantuan PKH akan mencairkan dananya melalui kantor pos dan harus disertai oleh pendamping PKH. Sedangkan bantuan tetap diberikan kepada peserta pada tahap kedua, yaitu pada bulan juni setiap tahunnya. Peserta PKH yang tidak memenuhi komitmen pendidikan dan kesehatan dikenakan sanksi berupa pengurangan jumlah bantuan PKH, mengingat pemanfaatan bantuan yang diberikan kepada Peserta PKH
6 Universitas Sumatera Utara
ditujukan untuk mengakses layanan pendidikan dan layanan kesehatan. Ketentuan sanksi kepada peserta PKH yang tidak memenuhi komitmen adalah sebagai berikut : 1
Pengurangan bantuan sebesar 10% untuk setiap bulan bagi komponen PKH yang tidak memenuhi komitmen kehadiran.
2
Seluruh komponen PKH yang tidak memenuhi komitmen selama tiga bulan berturut-turut maka tidak dapat menerima bantuan pada tahapan bantuan tersebut.
Perhitungan pengurangan dan nilai bantuan untuk Peserta PKH, dihitung dengan ketentuan sebagai berikut : Tabel 3. Skema Pengurangan Bantuan PKH Tidak Memenuhi Komitmen Komponen PKH 1 Bulan
2 Bulan
3 Bulan
Sebagian/tanggung renteng
10 %
10%
10%
Seluruh komponen
10 %
10 %
100 %
Sumber: Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH tahun 2015 Keterangan : Tanggung renteng adalah kondisi dimana terdapat salah satu Komponen PKH tidak memenuhi kewajiban sehingga berdampak pada status tidak komitmen untuk komponen yang lainnya. Menurut data Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai, pada tahun 2013 persentase kemiskinan sebesar 8,99% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,58%. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan
7 Universitas Sumatera Utara
dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berbasis potensi sumber daya lokal dan berwawasan lingkungan. Sasaran peningkatan pendapatan masyarakat melalui pengembangan dan pemberdayaan ekonomi rakyat membutuhkan peran yang solid dari berbagai sektor di Kabupaten Serdang Bedagai yang mencakup sektor pertanian, perkebunan, pariwisata, industri dan beberapa sektor strategis lainnya. Hal ini tentunya juga dibarengi dengan semakin terjaminnya pendapatan usaha masyarakat hingga menyentuh seluruh lapisan yang terbawah.Pencapaian sasaran pembangunan ini pada tahun 2015 ditandai dengan Tingkat Pertumbuhan ekonomi 6.72%, angka kemiskinan menurun menjadi 7,39%.
Grafik 1. persentase kemiskinan dan tingkat pertumbuhan ekonomi kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013-2015
Persentase (%)
10 8 kemiskinan
6
tingkat pertumbuhan ekonomi
4 2 0 2013
2015 Tahun
Para pendamping PKH selain untuk mendampingi para peserta PKH juga berperan dalam mengembangan masyarakat dengan memberdayakan Sumber Daya Alam yang terdapat di daerah peserta penerima bantuan PKH masing –
8 Universitas Sumatera Utara
masing. Sebagai pekerja sosial, para pendamping Program Keluarga Harapan tidak hanya melaksanakan tugasnya seperti yang tertulis di dalam buku pedoman pendamping Program Keluarga Harapan, tetapi melihat keadaan sesungguhnya masyarakat miskin atau keluarga sangat miskin (KSM) terutama yang masih kurang mampu mereka berusaha memberdayakan potensi daerah lokal baik itu potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia nya. Hal ini diharapkan mampu membuat peserta penerima bantuan Program Keluarga Harapan menjadi peserta yang mandiri atau produktif melalui pelatihan – pelatihan dan merubah pemikiran para peserta. Berbeda dengan beberapa pekerja sosial dari berbagai organisasi atau kelompok masyarakat yang melakukan pemberdayaan hanya di daerah – daerah tertentu saja, pemberdayaan yang dilakukan oleh pendamping Program Keluarga Harapan bersifat menyeluruh. Artinya dilakukan secara menyeluruh di setiap daerah di Kabupaten Serdang Bedagai yang terdapat peserta PKH. Sebanyak 60% keluarga sangat miskin penerima bantuan PKH sudah memulai usaha ekonomi produktif sejak mengikuti pelatihan – pelatihan yang dilakukan oleh pendamping PKH. Produk – produk yang dihasilkan sebagian besar berasal dari sumber daya daerah lokal. Namun tidak semua produk bersumber dari sumber daya lokal karena tidak semua daerah memiliki potensi atau sumber daya yang dapat dihasilkan menjadi suatu produk yang memiliki nilai ekonomis. Produk – produk yang dihasilkan kemudian didistribusikan ke pasar – pasar tradisional daerah sekitar, juga kepada masyarakat lokal. Pendamping juga berperan dalam mendisribusikan produk. Produk – produk yang dihasilkan antara lain: 1
Sabun cuci piring cair/colek
9 Universitas Sumatera Utara
2
Sapu ijuk dan sikat yang terbuat dari serat pohon aren
3
Pemanggang
4
Bros jilbab dan souvenir yang terbuat dari kain flanel
Selain produk di atas, juga terdapat Usaha Ekonomi Produktif (UEP) yaitu usaha yang dilakukan oleh peserta Program Keluarga Harapan secara individu dan Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (KUBE PKH) yaitu usaha yang dilakukan oleh peserta PKH secara kelompok. Namun program ini di Kabupaten Serdang Bedagai masih direncanakan oleh PKH dan masih di perjuangkan oleh para pendamping PKH untuk segera terealisasikan.
Foto 1. Pembinaan KUBE PKH Oleh sebab itu peneliti sangat tertarik untuk meneliti lebih dalam bagaimana peran para pendamping PKH terkhusus dalam hal mengembangkan dan memberdayakan potensi yang ada pada masyarakat penerima bantuan PKH dalam membantu memperbaiki perekonomian masyarakat di Kabupaten Serdang Bedagai.
10 Universitas Sumatera Utara
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah peranan dan kreatifitas para pendamping Program Keluarga
Harapan
dalam
mengembangkan
dan
memberdayakan
masyarakat penerima bantuan PKH di Kabupaten Serdang Bedagai? 2. Bagaimana bentuk pendekatan dan strategi yang dibangun oleh para pendamping PKH dengan masyarakat penerima bantuan PKH di Kabupaten Serdang Bedagai sehingga mereka dapat mengembangkan dan memberdayakan masyarakat?
1.3. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas adalah: 1. Untuk mengetahui peranan dan kreatifitas para pendamping PKH dalam mengembangkan dan memberdayakan masyarakat penerima bantuan PKH di Kabupaten Serdang Bedagai. 2. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan, strategi, dan kreatifitas yang dibangun oleh para pendamping PKH dalam memberdayakan masyarakat penerima bantuan PKH di Kabupaten Serdang Bedagai.
11 Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai Program Keluarga Harapan, tugas dan fungsi para pendamping PKH, serta bagaimana para pendamping PKH memberdayakan dan mengembangkan masyarakat penerima bantuan PKH.
1.4.2. Manfaat Praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Juga bagi masyarakat diharapkan mampu menjadi bahan refrensi dalam memahami PKH dan pendamping PKH.
1.5. Defenisi Konsep 1.
Program Keluarga Harapan (PKH) Program Keluarga Harapan merupakan program bantuan tunai bersyarat yang
diberikan kepada rumah tangga sangat miskin. Program ini dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tujuan Millenium Development Goals (MDGs). Cara yang ditempuh adalah dengan memberikan bantuan tunai bersyarat kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang terdapat ibu hamil, balita, anak usia SD dan SMP. Perolehan bantuan besarnya ditentukan oleh kategori dalam RTSM yang bersangkutan ini disertai kewajiban peserta Program Keluarga Harapan untuk menjalankan komitmen di bidang kesehatan dan bidang pendidikan.
12 Universitas Sumatera Utara
2.
Pendamping Program Keluarga Harapan Pendamping Program Keluarga Harapan Harapan merupakan pekerja sosial
yang direkrut secara khusus oleh Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan (UPPKH) pusat melalui proses seleksi, mendapatkan pendidikan dan pelatihan oleh UPPKH pusat untuk melaksanakan tugas pendamping kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM)/Keluarga Sangat Miskin (KSM) penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan membantu kelancaran pelaksanaan Program Keluarga Harapan di tingkat lapangan.
3.
Kreatifitas Pemanfaatan Potensi Daerah Kreatif didefenisikan sebagai kemampuan untuk mencipta atau proses
timbulnya ide baru. Pada intinyapengertian kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude (bakat) maupun non aptitude,dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, dan semuanya relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Kreatifitas dalam pemanfaatan potensi daerah merupakan kemampuan seseorangpendamping PKH untuk menciptakan sesuatu dengan memanfaatkan potensi daerah atau lokal baik itu sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun sumber daya buatan baik berupa ide maupun suatu karya yang nyata.
4.
Peranan Peranan dimaknai sebagai tugas atau pemberian tugas kepada seseorang atau
sekumpulan orangyang menentukan suatu proses keberlangsungan. Peranan juga
13 Universitas Sumatera Utara
merupakan
aspek dinamis dari kedudukan
(status). Apabila seseorang
melaksanakan hak kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka ia telah menjalankan peran.
14 Universitas Sumatera Utara