BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Sebagai penutup tesis ini, akan dikemukan tiga hal pokok yang disajikan sebagai pemaknaan penelitian secara terpadu terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh. Tiga hal pokok ini terdiri dari kesimpulan, implikasi dan rekomendasi .
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri Unggulan Dawai dengan manajemen berbasis sekolah sebagai manajemen sekolah berasrama yang menerapkan sistem pola asuh pembentukan karakter siswa dalam upaya pengembangan disiplin
belajar dengan alternative strategi yang diterapkannya telah
menunjukkan hasil yang baik, walaupun masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Pola asuh pembentukan karakter siswa dalam upaya pengembangan disiplin belajar pada sekolah berasrama SMA Negeri Unggulan Dawai sesuai dengan strategi sekolah yang digunakan secara langsung maupun tidak langsung, dapat memberikan pengaruh terhadap kebijakan manajemen sekolah berasrama dan pola asuh pembentukan karakter siswa untuk pengembangan disiplin belajar melalui
pola-pola
yang
dikembangkannya
182
kepada
persiapan
yang
menguntungkan dalam mempertahankan keberadaan dan kelangsungan hidup SMA Negeri Unggulan Dawai. Secara terperinci, kesimpulan tentang pola asuh pembentukan karakter siswa untuk pengembangan disiplin belajar siswa pada sekolah berasrama SMA Negeri Unggulan Dawai untuk masing-masing bidang garapan yaitu : 1) profil sekolah, 2) manajemen sekolah berasrama, 3) pola asuh pembentukan karakter siswa dalam upaya pengembangan disiplin belajar dan 4) nilai tambah sekolah berasrama, akan diuraikan sebagai berikut;
1.
Profil SMA Negeri Unggulan Dawai sebagai sekolah berasrama dengan
sistem pola asuh pembentukan karakter siswa untuk pengembangan disiplin belajar telah memenuhi syarat ketentuan sekolah berasrama di dalam design profil sekolah untuk kebutuhan pengembangan sekolah bagi masyarakat daerah terpencil telah sesuai berdasarkan amanat Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua dan Peraturan Daerah Propinsi Papua Nomor 5 Tahun 2006 tentang Pembangunan Pendidikan di Propinsi Papua. Kebutuhak akan sarana dan prasarana, tenaga, finansial serta infra struktur merupakan kebutuhan mutlak yang perlu dipenuhi oleh pemerintah selaku penentu kebijakan dan pengambil keputusan di dalam implementasi kegiatan pembangunan pendidikan sehingga SMA Negeri Unggulan dapat memenuhi standar minimal sistem sekolah berasrama untuk pemenuhan pelayanan pendidikan bagi daerah-daerah terpencil.
183
2.
Manajemen sekolah berasrama pada SMA Negeri Unggulan Dawai
adalah Manajemen Berbasis Sekolah (Based School Management) yang secara formal telah diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Sekolah. Agar manajemen berbasis sekolah dapat digunakan menjadi manajemen sekolah berasrama yang baik untuk penerapan pola asuh pembentukan karakter siswa dalam upaya pengembangan disiplin belajar, maka peraturan sekolah telah disusun dan ditetapkan dengan berpedoman kepada ketentuan-ketentuan peraturan yang telah diatur di dalam ; a) Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, b) Peraturan Pemerintah (Depdiknas) tentang Manajemen Berbasis Sekolah, c) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua, d) Peraturan Daerah Pemerintah Propinsi Papua Nomor 5 Tahun 2006 tentang Pembangunan Pendidikan di Propinsi Papua, e) Surat Keputusan Badan Pengelola Pendidikan Berpola Asrama Propinsi Papua Nomor 02 Tahun 1996 tentang Sistem Organisasi dan Manajemen Asrama, dan f) Surat Keputusan Badan Pengelola Pendidikan Berpola Asrama Propinsi Papua Nomor 04 Tahun 1996 tentang Sistem Pembinaan Siswa di Asrama. Implementasi peraturan sekolah dimaksud menjadi tanggung jawab moral seluruh aparatur sekolah dan siswa dalam kehidupan belajar di SMA Negeri Unggulan Dawai. Komitmen terhadap berbagai aturan dan ketentuan dalam hal-hal yang bersifat mendasar secara formal telah dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab untuk pencapaian tujuan sekolah berdasarkan visi dan misi, walaupun masih terdapat kekurangan dan kelemahan.
184
3.
SMA Negeri Unggulan Dawai sebagai sekolah berasrama didalam
melaksanakan pola asuh pengembangan disiplin belajar untuk pembentukan karakter siswa telah melaksanakan sistem pembinaan sesuai ketentuan peraturan sekolah yang telah disusun, ditetapkan dan diberlakukan sebagai Peraturan Sekolah yang mengikat. Pola asuh siswa untuk pembentukan karakter dalam upaya pengembangan disiplin belajar dimaksud telah dilaksanakan dalam berbagai kegiatan sekolah yang diintegrasikan kedalam kegiatan belajar yang bersifat kurikuler, ekstra kurikuler maupun intra kurikuler. Stake holders pendidikan dan masyarakat telah memberi dukungan, saran, dan koreksi mengenai sistem pembinaan siswa asrama yang merupakan alat kontrol positip untuk pengawasan dan evaluasi terhadap sistem pembinaan siswa asrama. Partisipasi aktif seluruh aparatur sekolah, stake holders pendidikan dan masyarakat terhadap sistem pembinaan siswa sekolah berasrama SMA Negeri Unggulan Dawai telah memberikan isyarat bahwa ; a) pembentukan karakter sangat didambakan masyarakat untuk mengatasi pengaruh modis, modernisasi dan teknologi yang berdampak terhadap iman dan akhlak generasi muda Yapen Timur secara khusus dan Yapen / Papua secara umum ; b) keberadaan SMA Negeri Unggulan Dawai dengan sistem pendidikan berpola asrama sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat tentang adanya sebuah sekolah menengah atas yang berpola asrama untuk kawasan Timur Kabupaten Kepulauan Yapen yang telah lama didambakan untuk mengatasi luas wilayah dan tingkat kemahalan dalam jangkauan pelayanan pendidikan.
185
4.
Nilai tambah yang diperoleh dari sistem sekolah berasrama pada SMA
Negeri Unggulan Dawai adalah : Pertama, Nilai tambah yang bersifat umum yaitu nilai tambah yang diperoleh dari kebijakan pembangunan pendidikan berdasarkan rencana strategis pembangunan pendidikan di Kabupaten Kepulauan Yapen yang adalah sebagai berikut, (1) pelayanan pendidikan pada daerah terpencil di kawasan Timur kepulauan Yapen yang disebabkan oleh luas wilayah dapat teratasi, (2) angka siswa lulusan SMP putus sekolah yang diakibatkan faktor pemondokan dan letak geografis kampung dapat teratasi, (3) terpenuhinya kebutuhan masyarakat tentang adanya sebuah sekolah menengah atas di kawasan Timur pulau Yapen ; Kedua, Nilai tambah yang bersifat khusus yaitu nilai tambah yang diperoleh dari hasil pembinaan siswa pada sekolah berasrama yang adalah sebagai berikut : (1) terbentuknya suatu karakter baru siswa yang beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia demi menyelamatkan generasi muda Yapen Timur secara khusus dan Kepulauan Yapen secara umum dari pengaruh modis, narkoba, HIV-AIDS, free-sex dan pengaruh-pengaruh negatif lainnya, (2) meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, baik kualitas akademik maupun kualitas non akademik, (3) siswa memiliki ketrampilan khusus yang dapat memberi manfaat bagi keberlangsungan hidup.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan
kesimpulan-kesimpulan
diatas,
menyampaikan rekomendasi-rekomendasi terkait
186
maka
penulis
dapat
dengan profil sekolah
berasrama, manajemen sekolah berasrama, pola asuh pembentukan karakter dalam upaya pengembangan disiplin belajar siswa pada sekolah berasrama dan nilai tambah sekolah berasrama pada SMA Negeri Unggulan Dawai sebagai berikut ;
1.
Untuk pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah dan asrama,
tenaga guru dan tenaga penunjang lainnya, serta biaya yang memadai unutk pengelolaan pendidikan di SMA Negeri Unggulan Dawai, maka profil sekolah dapat dikembangkan dan disempurnakan komponen-komponennya yang dibutuhkan sehingga dapat mengakomendir kebutuhan-kebutuhan sekolah yang disampaikan kepada pemerintah untuk mendapat persetujuan dan realisasinya.
2.
Manajemen Berbasis Sekolah yang menjadi manajemen sekolah
berasrama SMA Negeri Unggulan Dawai yang telah diperkaya regulasinya dengan beberapa peraturan pemerintah dan undang-undang sehingga telah menjadi Manajemen Sekolah Berasrama SMA Negeri Unggulan Dawai beserta semua aturan yang melekat dengannya, kiranya ditinjau kembali dan lebih disempurnakan untuk komponen-komponen yang urgen sesuai kebutuhan sekolah berasrama yang unggul dalam pola asuh pengembangan disiplin belajar untuk pembentukan karakter dan peningkatan kualitas hasil belajar siswa sehingga akan menjadi sebuah Peraturan Sekolah Berasrama yang sempurna dan baik dan dapat dipergunakan untuk semua sekolah berasrama di Papua.
187
3.
Oleh karena SMA Negeri Unggulan Dawai adalah sekolah Berasrama
yang
mempunyai
keunggulan
pengembangan
disiplin
belajar
untuk
pembentukan karakter siswa, maka semua guru diberi tugas dan tanggung jawab sebagai pembina siswa asrama dan dibantu oleh semua aparatur sekolah sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Pola asuh yang dilakukan harus sesuai dengan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan pembinaan siswa asrama yang bertujuan membentuk karakter siswa sehingga siswa memiliki disiplin tinggi untuk belajar dan memperoleh hasil belajar yang berkualitas.
4.
Kehadiran SMA Negeri Unggulan Dawai di kampung Dawai Distrik
Yapen Timur Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua telah memberi nilai tambah yang sangat baik dan berdampak positif terhadap pelayanan pembangunan pendidikan bagi masyarakat di daerah-daerah terpencil secara khusus masyarakat di kampung-kampung pada kawasan timur Yapen. Agar pelayanan pendidikan lebih berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat di daerah-daerah terpencil, maka sekolah berasrama harus ditambah jumlahnya dan dibangun di daerah-daerah yang strategis dalam jangkauan masyarakat kampung.
5.
Untuk kepentingan pengembangan sistem sekolah berasrama dalam
upaya pengembangan disiplin belajar untuk pembentukan karakter siswa, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam sehingga hasil yang diperoleh akan menyempurnakan hasil penelitian sekarang.
188
Kajian hasil penelitian yang akan dilakukan sangat bermanfaat bagi pelayanan pendidikan terhadap masyarakat kampung di daerah-daerah yang jauh dan terpencil dan sekaligus dapat mendorong para penentu kebijakan dan pengambil keputusan pada jenjang atas pemerintahan untuk menjadikan sistem sekolah berasrama sebagai sebuah pilot proyek pengembangan pendidikan berkualitas.
189