63
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. KESIMPULAN
Melihat antusiasme masyarakat dari berbagai lapisan terhadap mobil murah— termasuk harapan sebagai kendaraan yang lebih dapat diandalkan ketimbang sepeda motor, yang populasinya kini semakin tidak terkendali—maka bagi mereka yang berminat menerjuni bisnis mobil murah, penelitian ini dapat kiranya menjadi bahan pertimbangan di saat menyiapkan dan memasuki pasar yang sebenarnya. Berdasarkan hasil temuan maupun analisis pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai isu mobil murah ini, yang masing-masing dapat dikelompokkan sebagai faktor pendorong dan faktor penghambat akan keberadaan mobil murah di Indonesia. Kedua Faktor tersebut diuraikan sebagai berikut.
5.1.a. Faktor Pemacu
Sejumlah fakta dan atau temuan di bawah ini berpotensi sebagai faktor pemacu atau pendorong bagi keberhasilan program mobil dengan harga terjangkau itu:
Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat mendorong warga lebih mampu membeli mobil, terlebih jika harganya tidak jauh berbeda dari harga
64
sepeda motor, mengingat mobil lebih memiliki keunggulan dari sisi keamanan dan kenyamanan. Bagi orang tua yang memiliki anak usia SMA atau mahasiswa, menyediakan mobil bagi putra-putri mereka dirasakan lebih melindungi dan efektif, ketimbang mereka harus menggunakan trasportasi umum yang rawan kejahatan maupun tidak kehujanan/kepanasan. Berkembangnya kegiatan usaha yang berkaitan dengan transportasi, sehingga dunia usaha membutuhkan lebih banyak pasokan kendaraan roda empat untuk keperluan karyawan, pengantaran produk, maupun aktivitas promosi. Bagi sebagian anggota masyarakat, memiliki mobil dianggap lebih terpandang atau bergengsi dibandingkan dengan memiliki sepeda motor. Karena memiliki mobil dianggap sebagai investasi bagi sejumlah kalangan, maka mereka sangat berharap dengan membeli mobil akan memperoleh manfaat ganda, selain sebagai alat transportasi sehari-hari juga dapat dijual apabila sewaktu-waktu memerlukan dana tunai dalam jumlah relatif besar. Karenanya, faktor nilai jual kembali menjadi salah satu kriteria penting dalam pertimbangan seseorang ketika membeli mobil. Mengingat potensi pasar yang sangat besar, akan mendorong kegiatan investasi untuk memproduksi mobil murah. Hal ini tentu saja akan membantu upaya pemerintah dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan. Dengan berkembangnya pasar mobil dari segmen ini, industri pembiayaan dan asuransi akan terdorong dan pada gilirannya memperbesar nilai ekonomi bangsa.
65
Berkembangnya pasar mobil segmen menengah ke bawah ini juga akan mendorong tumbuhnya industri penunjang seperti produsen suku cadang dari aneka ragam jenis maupun berbagai tingkatan kualitas, yang masing-masing berpotensi untuk menghidupkan industri pendukungnya sendiri. Tumbuhnya showroom kelas menengah ke bawah yang khusus melayani penjualan mobil dari segmen harga terjangkau ini, baik untuk mobil baru maupun tergunakan (used). Makin meluasnya jasa layanan perawatan kendaraan seiring dengan berkembangnya pasar mobil berharga jual relatif murah ini, sehingga memberikan kesempatan lebih besar bagi lulusan sekolah pendidikan kejuruan untuk mempraktikkan keterampilan yang mereka peroleh di bangku sekolah.
5.1.b. Faktor penahan
Sejumlah fakta dan atau temuan yang diuraikan berikut akan menjadi faktor penahan atau bahkan menjadi ancaman bagi keberhasilan program mobil murah:
Kemacetan lalu lintas yang semakin parah akibat lambatnya pembangunan infrastruktur, khususnya jalan raya di perkotaan, baik di Jakarta maupun berbagai kota lain di Indonesia. Hal itu terjadi, karena pertumbuhan panjang jalan tidak sebanding dengan pertumbuhan penjualan kendaraan. Harga bahan bakar yang relatif semakin mahal seiring dengan gejolak pasar minyak internasional. Terlebih dengan kecenderungan terjadinya pengurangan
66
atau bahkan penghapusan subsidi BBM, kondisi itu akan memaksa pemakai mobil harus mengonsumsi BBM nonsubsidi, dengan harga relatif lebih mahal. Semakin tingginya beban biaya kepemilikan mobil antara lain berupa pajak progresif maupun pungutan lain-lain, termasuk kemungkinan diberlakukannya berbagai restriksi ketika kendaraan tersebut digunakan untuk melintasi kawasan tertentu di kota besar seperti Jakarta, misalnya program three-in-one ataupun Electronic Road Pricing (ERP). Keterbatasan produsen untuk menyediakan layanan purna jual dan ketersediaan suku cadang (spare part). Hal ini mengundang kepedulian (concern) dari banyak orang dan bahkan menjadi salah satu pertimbangan penting bagi calon konsumen mobil segmen tersebut, yang karenanya harus dipersiapkan sebaik-baiknya oleh produsen. Kualitas produk dan kelengkapan (asesoris) standard yang dibutuhkan sebuah mobil, karena kombinasi kedua hal itu akan sangat berpengaruh pada harga jual produk. Sebagai contoh, dengan menambah sabuk pengaman sesuai standard, akan menimbulkan konsekuensi penambahan akumulasi biaya produksi yang tentu saja berpengaruh pada harga jual. Ketidaksiapan industri pendukung untuk menghasilkan suku cadang yang spesifik, sehingga memaksa produsen untuk mengimpornya. Hal ini tentu akan menjadikan harga produk akhir relatif lebih mahal dari harapan (ekspektasi) konsumen.
67
Untuk menciptakan mobil dengan harga relatif terjangkau itu, produsen dapat menyerap kandungan lokal (terutama parts atau komponen) setinggi mungkin guna menekan biaya produksi. Serendah apa pun bea masuk yang diberlakukan terhadap komponen impor, tetap saja akan bertambah mahal apabila harus didatangkan secara impor, karena adanya biaya transportasi dan sebagainya. Pencapaian skala produksi yang ekonomis bagi mobil segmen low-end ini akan menciptakan multiplier effect tersendiri bagi industri pendukung, yang pada gilirannya akan memberikan sumbangan yang signifikan bagi perekonomian nasional. Karena itu, peran pemerintah untuk mendorong keberhasilan industri mobil segmen tersebut sangat diperlukan, mengingat manfaat yang akan diperolehnya nanti. Dari peta persepsi, tampak bahwa mobil murah dapat diposisikan sebagai produk dambaan bagi pemilik kendaraan bermotor di kelas paling rendah (low-end) misalnya sepeda motor maupun mobil berusia tua dan udzur. Para pendamba berharap mobil murah mampu memposisikan diri lebih aman dan bercitra lebih baik dari sepeda motor, meskipun nilai jual kembalinya relatif tidak akan setinggi nilai jual sepeda motor apalagi dibandingkan dengan ‘mobil murah’ segmen tertinggi, yakni Xenia maupun Avanza. Dari sekian banyak responden, yang mayoritas pekerja formal, tampak bahwa lebih banyak di antara mereka yang menginginkan produk mobil murah tersebut ketimbang yang menolaknya. Sedangkan dari perumusan kurva nilai, produk mobil murah dapat meraih wilayah blue ocean sepanjang mampu menjaga keunggulan di bidang harga (yang relatif murah), mengupayakan layanan purna jual, maupun menjaga ketersediaan suku cadang yang sangat dibutuhkan konsumennya.
68
5.2. REKOMENDASI
Dari studi tersebut di atas, dapat ditarik beberapa rekomendasi atas persepsi masyarakat tentang mobil murah dalam beberapa poin saran sebagai berikut:
Mengingat mobil bagi sebagian masyarakat bukan sekadar alat transportasi, melainkan juga sebagai sarana unjuk diri atau bahkan sebagai instrumen investasi, maka perlu ada reorientasi persepsi bahwa produk kendaraan bermotor roda empat yang akan diproduksi dan atau dipasarkan nantinya bukan sekadar “mobil berharga murah”, melainkan “mobil dengan harga terjangkau” atau “reasonable-priced car” Meskipun berharga relatif murah, produsen mobil dari segmen yang menjadi objek penelitian ini hendaknya tetap mengutamakan faktor keselamatan penumpang, dan tetap mampu menghadirkan kenyamanan meski dalam batas minimal. Murah bukan berarti tidak ramah lingkungan. Konsumen, khususnya yang memiliki kesadaran lebih baik terhadap lingkungan, tetap mengharapkan produsen mobil murah menjadikan produknya mengonsumsi energi (bahan bakar) secara efisien, demi untuk mendukung upaya dunia dalam meredam pemanasan global. Faktor layanan purnajual, termasuk ketersediaan cuku cadang, hendaknya menjadi concern bagi ATPM maupun produsen mobil murah, karena hal itu menyangkut kesinambungan produk maupun kepercayaan konsumen. Kegagalan dalam menyiapkan jaringan layanan purnajual akan sangat
69
menentukan berlanjut-tidaknya eksistensi produk mobil berharga relatif murah itu. Sejumlah calon pengguna memiliki kesadaran yang relatif sama bahwa kalaupun mereka nanti membeli mobil berharga terjangkau ini, mereka tidak akan menjadikannya sebagai alat transportasi utama dalam beraktivitas seharihari. Karena itu, produk yang dijual ke pasar diharapkan tidak mudah ngadat jika jarang digunakan. Produsen, hendaknya menyesuaikan dengan keinginan berbagai pihak yang menjadi pemangku kepentingan (stakeholders), karena hal itu akan berpengaruh kuat terhadap daya serap pasar, ketertiban berlalu lintas, kualitas udara—yang bermuara pada pemanasan global, serta kelancaran produksi. Prinsip consumer’s mind is producer’s mind sangat layak diterapkan dalam pengembangan pasar mobil murah tersebut, mengingat ia adalah mass product. Produsen disarankan untuk menyasar produk mobil kelas low-endtersebut di kota kecil maupun pasar luar Jawa dan atau di daerah dengan tingkat kepadatan lalu lintas tidak terlalu tinggi serta daya beli masyarakat tidak setinggi di Jawa, mengingat peluang itu selama ini diisi oleh mobil berusia relatif tua. Untuk mobil kelas low-end, calon konsumen lebih menuntut functionality-seperti aman dan irit bahan bakar--sehingga produsen tidak perlu memenuhi produknya dengan aneka aksesoris yang menjadikan harga akhir menjadi lebih mahal.
70
Calon konsumen lebih percaya bahwa meskipun produk kendaraan berharga relatif murah, kalau yang memproduksinya memiliki brand image kuat, produk itu akan memiliki daya tarik lebih kuat ketimbang buatan produsen baru yang belum memiliki track record di pasar. Artinya, ini menjadi peluang bagi pemilik brand image kuat untuk lebih mudah memenangi pasar. Terbuka kemungkinan bagi lingkungan akademisi untuk mengembangkan riset ini lebih lanjut sebagai sumbangsih dunia akademik bagi industri dan/atau pasar mobil di Tanah Air, misalnya dengan melakukan studi kuantitatif guna mengetahui berapa persentase setiap segmen berbasis variabel perilaku tersebut. Dengan demikian, segmentasi pasar dari setiap variabel dapat dipertajam dan hal ini tentu menjadikan upaya membidik pasar produk mobil murah tersebut lebih efektif.
71
DAFTAR ACUAN
1. http://www.tatamotors.com/our_world/press_releases.php?ID=340&action=P ull 2. Amalia Maulana, Consumer Insights via Ethnography, Esensi, Jakarta, 2009 3. Frank Bradley, Strategic Marketing, John Wiley & Sons Ltd., West Sussex, 2003 p. 33 4. W. Chan Kim and Renée Mauborgne, Blue Ocean Strategy, Harvard Business School Press, Boston, 2005
72
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/print/id.html 2. http://www.tatamotors.com/our_world/press_releases.php?ID=340&action=P ull 3. http://www.forbes.com/markets/feeds/afx/2007/01/21/afx3347163.html 4. http://www.indonesia-capetown.org.za/pdf/202007.pdf 5. http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/bursa/1id41810.html 6. http://www.antara.co.id/ 7. Tempo, Angin Segar Energi Ramah Linkungan, 15 Juni 2008 8. Sinar Harapan, Xenia Sukses, Daihatsu Godog Mobil Murah Lagi, 2008 9. -------, Strategic Marketing – Role of Relationships, Information, and Sources 10. Frank Bradley, Strategic Marketing, John Wiley & Sons Ltd., West Sussex, 2003 p. 33 11. Amalia Maulana, Consumer Insghts via Ethnography, Esensi, Jakarta, 2009 12. W. Chan Kim, Blue Ocean Strategy, p.120 13. Amalia Maulana, Consumer Insights via Ethnography, Esensi, Jakarta, 2009 14. http://www.otomobilclub.com/?atheen=user&modul_user=polling&d=t&idpo ll=50 15. Gunadi Sinduwinata, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI)—http://sorot.vivanews.com/news/read/68292mengapa_jumlah_motor_meledak 16. Kadin Indonesia, Visi 2030 dan Roadmap 2010-2015, Jakarta, 2009
73
17. Sumber: http://blog.ngetrend.com/blog/2008/01/13/tata-nano-si-mobil-murahmeriah/ 18. PT Dunia Otomotifindo Mediatama, Meniti Tali Generasi 30 Tahun Toyota Kijang, Jakarta 2007
74
KUESIONER Daftar acuan untuk menyusun kuesioner pendalaman tentang mobil murah Salam, Sahabat, dalam rangka melengkapi penulisan thesis bertema “Persepsi Masyarakat tentang Mobil Murah” yang sedang saya kerjakan, mohon berkenan untuk mengisi kuesioner singkat di bawah ini. Melalui kuesioner ini, saya berharap untuk dapat memperoleh kedalaman persepsi Anda sebagai bagian dari anggota masyarakat yang majemuk, sehingga nantinya saya dapat mencapai kesimpulan seperti apa sebenarnya persepsi masyarakat tentang mobil yang anggap murah itu? Atas perkenan sahabat semua, saya hanya dapat menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus disertai harapan dan do’a semoga Allah swt berkenan membalas kebaikan Anda ini. Wassalam, Screening question a. Berapa usia Anda? b. Sudah berapa lama Anda bekerja (sejak lulus sekolah/kuliah)? c. Berapa kisaran pendapatan total bulanan (THP) yang Anda terima dari tempat Anda bekerja? d. Berapa lama aktivitas online Anda (termasuk komunikasi melalui SMS/YM/BB /GoogleTalk) dalam sehari? Tentang mobil murah a. Pernah dengar rencana akan dipasarkannya mobil murah b. Menurut Anda, berapa pantasnya harga mobil baru yang dianggap relatif murah/masuk akal c. Selama ini, moda transportasi apa yang Anda gunakan untuk beraktivitas sehari-hari? d. Jika ada mobil baru dipasarkan dengan harga sekitar Rp25 juta per unit, tertarik atau tidak untuk membelinya?
75
Jika mampu membeli mobil murah a. Bagaimana Anda akan membiayai pembelian mobil tersebut (secara tunai/kredit)? b. Kriteria/syarat mendasar apa yang sangat Anda harapkan dari mobil murah itu? c. Bagaimana dengan fenomena kemacetan yang ada saat ini, padahal Anda juga ingin punya mobil? Dari berbagai merek sepeda motor (Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, motor India, motor China), menurut Anda: a. b. c. d.
Mana yang paling keren? Mana yang menjanjikan keamanan saat dikendarai? Mana yang paling nyaman dikendarai? Mana yang kalau dijual kembali, harganya paling tinggi?
Dari berbagai mobil dengan harga sekitar Rp100 juta-an (Avanza, Xenia, Futura, Karimun, Ceria), menurut Anda: a. b. c. d.
Mana yang paling keren? Mana yang menjanjikan keamanan saat dikendarai? Mana yang paling nyaman dikendarai? Mana yang kalau dijual kembali, harganya paling tinggi?
76
LAMPIRAN BAB 1
http://gatra.com/artikel.php?id=111598 Internasional, Gatra Nomor 10 Beredar Kamis, 17 Januari 2008
77
Mobil Murah dari India Revolusi harga terjadi di mana-mana. Ongkos naik pesawat terbang, yang dulu Rp 1 juta lebih, kini terjun hingga Rp 100.000-an. Lalu laptop yang dulu Rp 18 jutaan kini bisa didapat dengan harga Rp 2 jutaan. Dalam dunia otomotif hal tersebut berjalan lambat sekali. Namun, tak lama lagi akan keluar mobil dengan harga berkisar pada Rp 23 jutaan. Sponsor mobil murah tersebut adalah Tata, perusahaan otomotif asal India. Semua paham bahwa dalam dunia otomotif, mengurangi pengeluaran produksi, menghemat bahan, dan menyederhanakan desain merupakan hal yang tabu serta jarang disentuh. Semua kendala tersebut seperti diterabas Tata yang mengenalkan produk mobil murahnya, Kamis pekan lalu. Mobil bermesin belakang tersebut, menurut para analis, harganya sekitar Rp 28 juta. Masih yang paling murah di muka bumi. Namun, masih belum terungkap bagaimana mobil buatan Tata tersebut diproduksi. Tentu, hal tersebut sebuah inovasi besar, bagaimana dengan ongkos perakitan murah, lingkar kemudi dipasang, lampu depan ditaruh, speedometer analog yang kurang akurat dibandingkan dengan digital dipakai, dan sejumlah ornamen dipasang. Apa pun bentuknya, mobil tersebut merupakan sebuah kemenangan. Bukan dalam arti penemuan besar, melainkan sebuah filosofi mesin baru yang muncul dari sebuah dunia berkembang. Para pakar industri memandang, filosofi tersebut akan mengubah cara pembuatan mobil di berbagai tempat dibuat. Seperti Jepang yang mengenalkan kaban atau "tepat waktu" dan kaizen alias pengembangan berkelanjutan, maka Tata mengekspor ke seluruh dunia apa yang disebut dengan "mesin Gandhi" atau Gandhi engineering. Sebuah mantra berisi semangat yang memunculkan sikap mental penolakan terhadap segala sesuatu yang berlebih-lebihan. Daryl Rolley, kepala operasional Ariba untuk Amerika Utara dan Asia, seperti dikutip oleh International Herald Tribune, Rabu pekan lalu menyatakan mantra itu secara mendasar akan membuang segala bentuk pemborosan di industri mobil. Ariba merupakan pemasok suku cadang untuk Tata, dan juga BMW dan Toyota. "Dalam lima sampai 10 tahun ke depan, seluruh industri mobil akan memutar dan berbalik arah," kata Rolley. Mobil dengan biaya murah bakal memberi dampak global. Manuver Tata yang pernah diumumkan pada 2004 tersebut telah menginspirasi dua rivalnya untuk merancang sendiri mobil murah. Mereka adalah aliansi Prancis-Jepang Renault-Nissan dan joint venture India-Jepang Maruti Suzuki. Memang, sejauh ini belum digambarkan apakah mobil tersebut dilengkapi teknologi standar keselamatan dan pengurangan emisi gas buang, sehingga dapat melaju di jalan negara-negara Barat. "Mobil Rakyat" demikian sebutan untuk mobil murah
78
selalu dirahasiakan. Itulah yang ada pada Beetle milik Volkswagen dan Model T milik Ford. Dua produsen mobil itu menyimpannya rapat-rapat dan menolak detail bagaimana membuatnya. Mereka pun membuat nota kesepakatan secara hukum dengan para pemasok komponennya untuk tidak membeberkan rahasianya. Sejumlah orang yang pernah melihat mobil buatan Tata tersebut bisa melukiskan mobil murah tersebut. Bentuknya mini dan kecil dengan empat pintu samping. Di dalamnya terdapat kursi untuk empat penumpang plus pengemudi. Bagian depannya pendek sedangkan belakangnya sedikit besar untuk menaruh mesin. Mobil tersebut nampak didisain untuk mengurangi hambatan angin. "Itu sebuah mobil mungil yang bagus," kata A.K. Chaturvedi, wakil presiden untuk pengembangan bisnis Lumax Industries, pemasok di Delhi yang mengembangkan lampu depan dan lampu interior mobil. Ketika dibuat mobil tersebut selalu diawali dengan pertanyaan: apakah komponen-komponen tersebut sungguh dibutuhkan. Misalnya, empat cakram rem. Apakah cukup jika menggunakan tiga saja. Dan seterusnya. Model yang dikeluarkan pada Kamis pekan lalu itu, seperti dilansir oleh Tata dan pemasoknya, tampak tanpa dilengkapi dengan radio, power steering, power window, serta AC, dan hanya sebuah ada satu wiper untuk kaca depan. Tachometer tak ada, dan cukup dengan speedometer analog. Pembuat mobil rakyat tersebut jelas melakukan pemangkasan gede-gedean. "Maka saja masih saja dapat melaju pada 65 ataupun 75, bukankah begitu?" kata Ashok Taneja, salah satu pemasok untuk Tata, menggambarkan mobil yang tidak dilengkapi dengan alat pengukur kecepatan berpresisi tinggi. Metode penghematan yang dilakukan itu ternyata memunculkan pertanyaan mengenai implikasi yang besar terhadap aspek keselamatan dan daya tahan mobil. Untuk menghemat US$ 10 saja, ahli mesin Tata mendisain ulang suspensi untuk mengurangi penggerak lampu jauh dan dekat. Jadi lampu jauh dan dekat, menurut Chaturvedi, sangat tergantung pada beban berat yang mengisi mobil. Disain ulang dilakukan juga terhadap batang kemudi dan rangka mobil. Pada intinya, mobil tersebut dalam jangka panjang juga bakal hemat perawatan tanpa mengorbankan kualitas. Contohnya, Tata memilih pelek yang sangat kuat sehingga mobil bisa dipacu hingga 70 kilometer per jam lebih. Jika dipacu terlampau berlebihan maka bisa tergerus dan rusak, serta mengurangi umur komponen mobil tersebut, toh tidak mengancam keamanan pengemudi dan penumpang mobil. "Bila saya butuh perak, mengapa harus menanamkan emas," kata Taneja untuk menyingkirkan segala sesuatu yang tidak diperlukan. Penghematan signifikan yang dilakukan oleh Tata adalah pada bobot mobil, sehingga cukup memakai mesin yang lebih murah. Harga mesin kurang-lebih hanya US$ 700,
79
dan dibuat oleh perusahaan Bosch asal Jerman. Kapasitas mesin adalah 600 sampai 650 cc dengan tenaga kurang lebih 30 hingga 35 tenaga kuda. Mesin yang cukup bertenaga untuk harga sebesar itu. Untuk transmisi pun Tata menggunakan transmisi terbaru yang lebih murah dan sederhana. Untuk menghemat dan memangkas alur komunikasi dalam pembelian suku cadang dari para pemasok, Tata mengandalkan pembelian komponen secara lewat internet hingga 30% sampai 40%. Pertanyaan berat bagi Tata adalah mengenai persoalan keselamatan dan batasan emisi gas buang. Soal itu, Tata memiliki jawaban sendiri. Bahwa negara itu kini tengah menghadapi permintaan mobil yang besar, namun belum mencukupinya. India pun akan selalu menyesuaiakan diri dengan regulasi yang ada pada negara-negara maju. Yang jelas, menurut pejabat Tata, mobil tersebut nantinya akan memenuhi semua norma-norma India. Soal perubahan norma tersebut tentu akan mempengaruhi harga mobil, pasalnya India juga berubah. Menurut Anumita Roychowdhury dari Pusat Sains dan Lingkungan di New Delhi, kota-kota besar di India pada April 2010 nanti akan memberlakukan Euro IV untuk standar emisi pada kendaraan bermotor. Standar juga ditekankan pada fiturfitur keselamatan mobil. Kewajiban seperti airbags, rem anti-penguncian, dan tes bodi terhadap benturan juga akan diterapkan kemudian. Semua perubahan tersebut tentu bakal memberi konsekuensi pada harga mobil murah buatan Tata. Dan harga tersebut akan melambung sedikit tidak seperti perkiraan awal. Misalnya untuk harga laptop murah yang dirancang US$ 100, terbukti di pasar dijual dengan banderol US$ 200. Apa pun serangan atas kelemahan mobil murah itu, manuver Tata tersebut menantang dunia untuk membuat mobil makin terjangkau kelas menengah ke bawah. Selain itu, kebutuhan akan mobil ber-cc kecil menjadi keharusan di tengah harga minyak yang akan terus melambung. Tata telah memulai apa yang tidak mungkin, menjadi mungkin. Seperti tahun 1980-an ketika Jepang hadir dengan mobil-mobil massal yang lebih murah dan hemat. (G.A. Guritno) http://blog.ngetrend.com/blog/2008/01/13/tata-nano-si-mobil-murah-meriah/ Jumat, 25-01-2008 09:28:56
Kanal: Suara Konsumen Oleh Ecko Manalu Beberapa hari yang lalu, Tata Motors, perusahaan mobil yang berbasis di India, memperkenalkan produk terbarunya. Produk mobil tersebut diklaim sebagai mobil termurah di dunia.
80
Nama mobil tersebut adalah Tata Nano dan diberi nickname "People's Car"(jangan dimirip miripkan dengan Tata Dado ya...hehehe). Harga yang dibandrol adalah 100,000 rupee (sekitar 24 juta rupiah dengan kurs 1 INR = 240 IDR per tanggal 13 Januari 2008). Mobil tersebut memiliki beberapa spesifikasi seperti: - berkapasitas 4 penumpang (dapat bisa diisi sampai maksimal 5 orang) - Panjang +/- 3 m - mesin dua silinder, 633cc yang seluruhnya terbuat dari alumunium - kecepatan maksimum 65 km/jam Peluncuran produk mobil ini tentu saja menimbulkan banyak perbincangan. Selain disebut-sebut sebagai solusi untuk keluarga dari kelas menengah yang ingin memiliki mobil, kendaraan roda empat dengan "harga terjangkau" ini juga dianggap dapat memperbesar masalah polusi. Polusi yang dianggap akan memperparah pemanasan global yang sedang sering dibahas saat ini. Selain itu, infrastruktur jalan raya juga menjadi sorotan banyak orang. Untuk mengakomodasi booming penggunaan mobil ini, kapasitas jalan raya harus juga dipertimbangkan untuk ditambah. Jika tidak, Anda bisa membayangkan berada di tengah-tengah kemacetan parah saat berkendaraan di jalan raya. Ya, pastinya banyak hal yang bakalan dibahas berkaitan dengan kehadiran mobil ini. Saya juga langsung membayang-bayangkan untung rugi berkaitan dengan kehadiran mobil ini pada saat pertama kali mendengar beritanya. Masalah kemacetan sudah pasti menjadi salah satu yang paling disorot selain masalah polusi. Mungkin ada yang bilang kemacaten tidak akan menjadi masalah yang besar jika masyarakat yang memiliki mobil "besar" beramai-ramai mau berpindah untuk menggunakan mobil mini ini. Selain itu, pemerintah juga berperan dengan menerapkan peraturan yang hanya memperbolehkan mobil dengan ukuran ini yang dapat masuk ke dalam kota. Atau bisa juga dengan memperkecil biaya pajak untuk mobil jenis ini dan memperbesar pajak untuk mobil-mobil milik pribadi dengan ukuran "besar". Akan tetapi, penambahan pemakaian mobil ini lambat laun pasti akan tetap menghasilkan masalah lalu lintas menurut saya. Salah satu yang bisa nyata di masa depan adalah jika semua pemilik sepeda motor (yang notabene lebih banyak dari pemilik mobil saat ini) beramai-ramai membeli mobil mini karena tergiur oleh harga yang cukup bersaing dan kenyamanan dalam berkendaraan. Bisa pusing liat jumlahnya. Parahnya, bahan bakar minyak (BBM) juga terancam habis lebih cepat dengan pertambahan jumlah kendaraan tersebut. Sebagai informasi tambahan, mobil Tata Nano baru dijual di India dengan rencana produksi awal 250,000 mobil per tahun. Negara-negara lain seperti di Amerika Latin, Asia Tenggara dan Afrika akan dapat menggunakan mobil kecil dan murah ini dalam
81
empat tahun ke depan. Jadi bagi Anda yang pengen memiliki mobil (murah) ini harus bersabar dan mulai menabung dari sekarang (seperti saya:p). Bagi saya pribadi, mobil ini cukup "menghibur" jika mengingat harga mobil sekarang yang rata-rata masih mahal, dan juga ukuran mobil sekarang yang kurang bersahabat dengan kapasitas jalan di Indonesia. Walaupun demikian, mobil ini masih agak jauh dari kriteria mobil yang selalu kubayang-bayangkan di masa depan, yaitu "dapat bersahabat" dengan lingkungan dalam hal bahan bakar. Kriteria ini khususnya untuk mobil-mobil pribadi yang sering digunakan sebagai alat transportasi dalam kota. Tata Nano masih menggunakan BBM. Saya sering bermimpi mengenai implementasi mobil seperti yang diiklankan di CNN, yaitu mobil transparan berkapasitas dua orang yang menggunakan tenaga surya. Mobil mini tersebut menjadi alat transportasi dalam kota di siang hari sambil mengisi batere dari sinar matahari. Pada malam hari, mobil tersebut berperan sebagai lampu jalan. Hemat BBM, Kurangi polusi. Kalau bisa sih, semua orang menggunakan sepeda daripada menggunakan mobil, khususnya untuk transportasi dalam radius 4-5 km. Akan lebih keren lagi kalau jalan raya di Indonesia memiliki fasilitas jalur sepeda yang bagus. Selain sehat, santai, aman dan murah, kemacetan lalu lintas juga dapat dikurangi (sambil memikirkan peluang bisnis di bidang tambal ban sepeda dan aksesoris sepeda...hehehe).
================================= From: "Muhammad Fathullah"
Reply-To: [email protected] To:
82
Melihat bentuk patahan tersebut (seperti butiran pasir), kemungkinan karena patah getas. Mobil kakak saya badannya hancur, hanya satu pintu yang bisa dibuka. kakak saya bisa keluar pada saat terbalik melalui kaca belakang yang sudah pecah. Beruntung, kakak saya luka-luka ringan dan hanya perlu dijahit. Kakak saya sebagai pemakai toyota avanza sudah merasakan resiko kematian ketika menggunakan mobil itu. Setiap kali melihat avanza kakak saya merasa trauma akan kecelakaan. Kami menuntut pihak PT Toyota Astra Motor untuk menjelaskan bagaimana mobil yang baru 1 tahun (bulan 11 tahun 2004) kakak saya pakai sudah mengalami patah as. Kakak saya juga meragukan bagaimana kontrol kualitas yang dilakukan pada saat mobil tersebut di produksi? Apakah karena mobil tersebut murah (relatif), lalu nyawa kami juga dihargai dengan murah? kakak saya juga menuntut pihak yang terkait untuk menjamin agar kakak saya bisa mengendarai mobil tersebut dengan aman. Kakak saya tidak tahu apakah pihak Toyota akan mengganti mobil kakak saya yang sudah ringsek itu karena kesalahan produksi.Yang jelas itu hanya satu-satu mobil yang kakak saya miliki. Saya hanya menghimbau kepada khalayak umum, bahwa menggunakan mobil avanza berisiko kematian....Pengalaman kakak saya membuktikan. Kondisi Avanza akibat patah as roda belakang kiri Kondisi Avanza akibat patah as roda belakang kiri Kondisi mobil akibat patah as 04 Nop 2005 Patahan berupa butiran pasir akibat patah getas (cacat produksi) Muhamammad Fathullah Komplek Eramas 2000 Blok E2 7 Jakarta 13950 ========================= Untuk foto bagian as yang patah dan body mobil yang rusak lihat pada lampiran gambar di bawah ini. Jika gambar tidak bisa dilihat mungkin anda belum login dan harus login dulu dengan username anda. Joined: Wed Jul 21, 2004 8:18 Posts: 2 saya mendapatkan tanggapan melalui email dari Customer Care TAM yang isinya saya copykan dibawah ini : -----Original Message----From: Customer Care TAM [mailto:[email protected]] Sent: Tuesday, November 15, 2005 9:14 Subject: Tanggapan Toyota terhadap peristiwa Kecelakaan Toyota Avanza di tol Cipularang
83
Tanggapan Toyota terhadap peristiwa Kecelakaan Toyota Avanza di tol Cipularang Sehubungan dengan beredarnya informasi melalui email/mailing list mengenai kecelakaan yang melibatkan 1 unit Toyota Avanza di Tol CIPULARANG, km 103,8 pada tanggal 4 November 2005 yang lalu, maka bersama ini kami sampaikan sebagai berikut: 1. Kami sangat prihatin terhadap musibah kecelakaan tersebut dan sebagai produsen kami bertanggungjawab terhadap Produk yang dikeluarkan sesuai dengan kaidah standar keselamatan yang berlaku di Indonesia dan Internasional. Untuk itu kami akan melakukan investigasi yang cermat dan mendalam untuk mengetahui penyebab dari kecelakaan tersebut. 2. Sesuai dengan hasil pertemuan dengan keluarga pelanggan, kami telah sepakat untuk melakukan uji material yang akan dilakukan oleh pihak ketiga yang berkompeten. Hal ini penting untuk mendapatkan data yang dapat dipertanggunjawabkan secara ilmiah untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut apakah disebabkan oleh faktor kualitas produk/material, "human error" atau faktor lainnya. Diperkirakan hasil tersebut dapat diperoleh selambatnya dalam waktu 1 bulan mendatang. 3. Kami juga mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang telah memberikan opini/pendapat melalui Email/mailing list. Akan tetapi sementara menunggu hasil investigasi dan menghindarkan kesimpangsiuran informasi dan opini, kami berharap semua pihak dapat menunggu hasil uji material tersebut. Kami sangat berterima kasih apabila ada masukan/temuan/pendapat yang bermanfaat bagi investigasi, yang ditujukan langsung kepada alamat dibawah ini : - Nomor telepon hotline : 08001821333 (toll free) atau 021-6513333 - Alamat email : [email protected] Terima kasih atas perhatiannya. Hormat kami Customer Satisfaction Department PT TOYOTA-ASTRA MOTOR Link : http://www.avanzaindonesia.com/news/art ... le_id=1176 http://www.toyota.co.id/news/archive/ar ... le_id=1610 Sithlord Post subject: Posted: Tue Nov 15, 2005 9:13 Member of Mechanic Engineer Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21 Posts: 1632 Mungkin ada teman yang kirain orang seperti saya yang sebarkan berita palsu untuk jelekin Toyota. Nah lihat photo di atas. Bukti kuat ! Talk about class 2 component failures !
84
Mr. Tomcat, bisakah topic " Ketinggalan Jaman " yang di start bung ktaufik di gabung ama topic ini yang judulnya lebih relevant ? I guess the Emperor's instincs are right. Dari dulu ngak tau kenapa saya ngak suka Avanza. I feel something " not quite right " about that car. Malah Honda Jazz yang murah juga saya lumayan suka! I guess my suspicion about a car that is " Too cheap (good) to be true " have finally shown her true colors ! If the AUV ever, ever have failures like this, jangan takut. Gue bakal semprot mereka dengan E-mail tajam ! Top the-mantal Post subject: Posted: Tue Nov 15, 2005 13:11 New Member of Senior Mechanic Joined: Wed Apr 27, 2005 9:47 Posts: 153 Location: jakarta paman saya juga pernah mengalami patah as roda belakang kanan(mobil panther tahun 94) tapi ngga sampai terbalik.... Padahal kecepatan lumayan tinggi, sekitar 60 km/h. Siapapun yang ketemu paman saya, langsung bilang "God bless you"... _________________ Harta Cinta Tahta!!! metanol Post subject: Kabel Kopling Xenia putus dan tidak ada stock spare partPosted: Wed Nov 16, 2005 1:49 New Member of Junior Mechanic Joined: Mon Aug 22, 2005 7:25 Posts: 21 Berikut ini satu lagi pengalaman konsumen dari sdri. Dyah pemakai kembaran Avanza yaitu Daihatsu Xenia Li 1000cc. Mungkin bisa menjadi informasi bagi forumers. ======================== Selasa, 15 Nov 2005 Metropolis Watch, JawaPos Lebaran, Kabel Kopling Xenia Putus Kejadian ini saya alami saat mudik Lebaran 2 November 2005 pukul 11.30 di kaki Pegunungan Lawu, Desa Jogorogo, Kabupaten Ngawi. Saat melintas di sana, kabel kopling mobil Xenia tipe Li 1.000 cc milik saya putus. Untungnya di dekat situ ada bengkel sepeda motor yang buka. Kemudian saya disarankan membeli kabel kopling ke sebuah toko suku cadang di Ngawi Kota. Oleh Ibu Kades Jogorogo, kami dipinjami motor. Sesampainya di Ngawi Kota, ternyata kabel kopling Xenia tidak ada. Alasannya mobil tersebut masih baru. Saya disarankan untuk mencari barang itu di Madiun. Saya pun meluncur ke bengkel resmi siaga Toyota di Jl Cokroaminoto Madiun. Nyatanya, di sana juga tidak ada kabel kopling Xenia. Saya mencoba mencari ke bengkel resmi Daihatsu yang tidak jauh dari situ, tapi kebetulan tutup.
85
Terakhir, saya menelpon Astra World Surabaya untuk mencari tahu dealer yang menjual kabel kopling Xenia. Yang bikin saya terkejut, mereka memberitahukan bahwa kabel kopling Xenia Li 1.000 cc memang belum keluar. Saya malah disuruh ngakali saja. Waduhh… bagaimana ini? Saya merasa dirugikan dan tidak bisa berlebaran dengan nyaman lantaran takut terjadi kecelakaan. Sebuah perusahaan sebesar PT Astra Daihatsu Motor yang telah mengeluarkan sejuta lebih mobil di Indonesia, tapi ternyata suku cadang kabel koplimg kok tidak ada? Sampai sekarang saya belum berani memakai Xenia milik saya itu lantaran takut terjadi kecelakaan. Mohon penjelasan dari PT Astra Daihatsu Motor. DYAH, Member Astra World nomor 5300988905 Sithlord Post subject: Posted: Wed Nov 16, 2005 2:37 Member of Mechanic Engineer Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21 Posts: 1632 Another one ? Bikin saya inggat komentar JD Power saat survey mutu mobil baru di Indonesia. Mereka bilang problem meningkat dengan makin banyaknya mobil murah di Indonesia. And I will not blame Daihatsu. Sekarang Daihatsu sudah milik Toyota. Jadi orang Toyota juga terlibat dalam pengawasan produksi mobil Avanza / Xenia ini. As for the Jazz, I heard a case dari saudara. Ngak terlalu parah, tapi indikasi mobil jaman sekarang harga di bawah 200 juta, apalagi di bawah 150 juta, cenderung makin rewel. Kata dia yang pakai Jazz, shockbreakernya ada problem. Macam bocor apa something like that. Ngak tau pemakai Jazz lain ada kasus ini tidak. Sampai dia tarik napas dan bilang, ya wajarlah. Harga segitu, Honda pasti ada spec-down. I can imagine orang Avanza as putus itu apakah masih Toyota minded. Kalau ada c24 kasus begitu, terus terang I will be afraid. VERY AFRAID ! kasukasuremawasan produksi mobil Avanza / Xenia ini. Mediacare (http://www.mediacare.biz) 6.4.08 Tribun Timur Makassar - Senin, 07-04-2008
MOBIL EROPA HARGA MURAH BAKAL HADIR Jakarta, Tribun - Setelah produsen mobil Jepang, Toyota, berminat memproduksi mobil murah (low cost car), produsen mobil Eropa, Renault, juga berminat memproduksi mobil murah di Indonesia. "Renault juga berminat (memproduksi mobil murah di Indonesia)," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Departemen Perindustrian, Budi Darmadi, di Jakarta, akhir pekan lalu. Ia mengatakan, saat ini perusahaan otomotif asal Perancis tersebut masih memproses perizinan dan menunggu keputusan dari manajemen. Namun Budi tidak mengetahui secara detail mengenai rencana investasi Renault tersebut, termasuk akan menggandeng atau tidak agen tunggal pemegang merek (ATPM) di Indonesia, yaitu
86
Indomobil. "Itu urusan manajemen dan strategi perusahaan," katanya. Budi mengakui saat ini Renault sedang mencari lahan untuk pabrik mobil tersebut. Dengan rencana itu, lanjut dia, Renault akan masuk ke segmen pasar mobil yang lebih murah dari yang selama ini dipasarkan di Indonesia. Toyota Dia menambahkan, Toyota kini tengah mendesain mobil murah yang akan diproduksi untuk pasar global. "Kalau melihat karakter pasar mobil di Indonesia, lebih suka mobil yang agak tinggi," ujarnya. Ia juga menegaskan dalam membuat mobil murah tersebut, pihaknya menekankan unsur keamanan jangan sampai dihilangkan. Menanggapi pertanyaan apa saja insentif yang diberikan untuk investor, Budi mengatakan, pemerintah telah mempersiapkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 yang memberi insentif Pajak Penghasilan (PPh) untuk industri tertentu dan atau daerah tertentu. Selain itu, bagi industri yang memproduksi mobil untuk pasar ekspor juga mendapat insentif pembebasan bea masuk bahan baku yang dibutuhkan. Sebelumnya, Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengatakan Toyota Motor Corporation (TMC) menyatakan komitmennya untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi low cost car (LCC). Harga mobil tersebut diperkirakan mencapai 4.000 dolar AS per unit atau sekitar Rp 37 juta. "Saya usul agar low cost car dibuat di sini dan pada prinsipnya Toyota setuju," katanya. Fahmi mengungkapkan hal itu, setelah para petinggi TMC, seperti Senior Advisor Member of The Board TMC Hiroshi Okuda dan Presiden Toyota Motor Asia Pasific Ryoichi Sasaki melakukan kunjungan kehormatan ke Depprin. Menurut Fahmi, mobil murah telah menjadi tren pasar otomotif dunia seiring dengan kian gencarnya program efisiensi BBM. "Tata, salah satu produsen mobil India menggandeng Hyundai (Korsel) mengembangkan mobil Nano seharga 2.500 dolar AS per unit atau setara Rp 22,75 juta," katanya. Fahmi meminta TMC agar mobil murah yang diproduksi di Indonesia nanti berada satu level di atas mobil Nano yang tetap dengan mengedepankan aspek keselamatan pengendara.
Xenia Sukses, Daihatsu Godok Mobil Murah Lagi JAKARTA – Sukses dengan Xenia, Daihatsu, ingin mempertahankan citra sebagai spesialis produsen mobil murah. Saat ini, Daihatsu sedang menggodok mobil murah seri kedua yang diharapkan bisa sesukses Xenia Walau tipe dan merek belum ditentukan, mobil murah tahap dua nanti akan masuk kategori mobil kompak, mirip dengan Daihatsu Ceria. Menurut Ronny Ramli, Head National Operation PT Astra International TbkDaihatsu, menambahkan kendaraan murah tahap kedua dari Daihatsu bakal masuk segmen kendaraan pribadi. Di kendaraan niaga, Daihatsu sudah mapan dengan Zebra, di segmen MPV ada Xenia, dan pada kelas SUV ada Taruna. Wajar jika Ronny dan jajarannya terus memperkuat segmen mobil kompak yang saat ini baru ada Ceria.
87
Pilihan pada mobil kompak untuk menyesuaikan dengan fasilitas infrastruktur jalan di Indonesia yang belum secepat pertumbuhan kendaraan. Mobil kecil dengan tenaga besar dan harga murah amat digandrungi pasar. Menyinggung penjualan Daihatsu, Johannes Loman, Chief Executive Daihatsu Sales Operation, menyebutkan pada April penjualannya mencapai 3.909 unit. ”Ini adalah angka penjualan selama satu bulan tertinggi sejak krisis,” ucapnya. Penjualan kumulatif Januari-April mencapai 12.222 unit. Untuk penjualan April saja, Xenia mendominasi 50 persen. Penjualan Januari-April, Xenia menyumbang 45 persen atau 5.502 unit. Saat ini, jumlah inden Xenia tercatat 23.000 unit, diperkirakan penyerahan mobil baru bisa terealisasi Desember 2004. Prestasi penjualan yang terjadi itu sebagai prestasi gemilang. “Bayangkan, dalam tiga tahun terakhir baru kali ini angka penjualan mencapai setinggi itu,” tuturnya. Untuk ke depan, Daihatsu akan terus melakukan penetrasi pasar, di antaranya menargetkan tingkat penjualan mencapai 100 persen dibandingkan tahun lalu, dengan target sebesar 41.500 unit untuk tahun ini. (tot) E KONOMI
Pemerintah Kembangkan Konsep Mobil Murah Eco Car Rabu, 08 April 2009 17:14:35 WIB
Jakarta, (tvOne) Pemerintah sedang mengembangkan konsep mobil murah (low cost car) sekaligus ramah lingkungan (eco car). Hasil kajian pengembangan mobil murah ini nantinya akan diserahkan kepada produsen lokal untuk diproduksi secara massal. Dengan konsep ini, mobil bisa dipasarkan sekitar Rp 50 juta dengan kurs Rp 11.500/US$. Jika rupiah melemah dan terjadi inflasi, tentunya harga mobil juga ikut naik. "Kami sedang mengarah ke sana. Konsep eco car itu berevolusi, dinamis, dan berkembang," kata Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Depertemen Perindustrian Budi Darmadi kepada VIVAnews di kantornya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu 8 April 2009. Menurut dia, pembahasan konsep dan proses pengkajian sudah dilakukan sejak awal 2008. Konsep itu akan realisasi pada empat atau lima tahun ke depan. Beberapa produsen lokal sudah berkomitmen mengarahkan padakonsep ini. "Mudah-mudahan tahun ini kajian selesai, karena sedang tahap finalisasi," ujarnya. Budi mengatakan, pengkajian konsep saat ini sedang dalam tahap penyelesaian disain. "Karena banyak yang harus dilakukan perubahan dibandingkan mobil penumpang biasa," katanya. Misalnya, penggantian mesin yang mampu menempuh 20 - 25 kilometer per liter
88
bahan bakar. Mobil penumpang saat ini, kata dia, hanya mampu menempuh 12 - 13 kilometer per liter. Selain itu, perubahan prinsip pengecatan mobil juga mulai berubah lebih ramah lingkungan. "Dulu penyemprot catmobil basisnya minyak, tapi sekarang mulai beralih ke water based jadi lebih eco friendly," kata dia. Direktur Industri Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan Depertemen Perindustrian Panggah Susanto mengatakan, selain mengkaji pengembangan mobil murah, saat ini Departemen juga sedang mengkaji insentif yang akan diberikan pemerintah untuk menarik minat produsen. "Baik insentif dalam pajak maupun iklim usaha," kata dia di kantornya. (VIVAnews.com) (www.tvonenews.tv/.../pemerintah_kembangkan_konsep_mobil_murah_eco_car.html) Jumat, 23/07/2010 17:11 WIB
Pemerintah Kembangkan Mobil Murah untuk Bendung Impor Suhendra - detikFinance
Jakarta - Salah satu alasan pemerintah akan mengembangkan mobil murah seharga Rp 70-80 juta adalah untuk mencegah segmen pasar tersebut diisi oleh produk impor. Selain itu pemerintah berkeinginan agar harga mobil bisa terjangkau oleh banyak masyarakat. Segmen mobil di kelas ini pun belum terbentuk oleh pasar. Hal ini disampaikan oleh Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Budi Darmadi di sela-sela acara IIMS, di Kemayoran, Jakarta, Jumat (23/7/2010). "Sekarang ini pasar perdagangan bebas, kalau kita tidak isi maka akan diisi oleh impor," kata Budi. Budi menjelaskan bila dilihat dari sejarahnya perkembangan pasar mobil Indonesia berawal dari model mobil komersial untuk kebutuhan produktif, lalu berkembang menjadi pick up, MPV, SUV, dan lain-lain. "Jadi perlu ada segmen baru yang kita create di segmen harga Rp 70-80 juta itu belum ada," katanya. Ia menambahkan bahwa secara mendasar, pemerintah berkeinginan ingin bisa membuat kendaraan yang bisa dijangkau masyarakat. Meski ia mengakui untuk aspek kemacetan, itu soal lain karena kemacetan hanya cerita di kota-kota besar seperti Jakarta. "Sekarang orang kalau ditanya punya uang lebih, orang pasti mau beli mobil," jelasnya. (hen/dnl) (www.detikfinance.com/read/2010/07/23/171132/1405500/4/pemerintah-kembangkan-mobil-murahuntuk-bendung-impor)
89
90
Dengan volume pasar yang besar, pencapaian skala ekonomi lebih mudah
Pembangunan infrastruktur diwujudkan, sehingga kemacetan dapat dikurangi
91
Memperbesar populasi kendaraan pribadi tidaklah bijak, harusnya sistem angkutan massal
Kenakan pajak lebih tinggi bagi angkutan pribadi, naikkan subsidi system angkutan massal
92
93
Industri asuransi dan perlindungan
Memacu tumbuhnya rental/penyewaan mobil bertarif murah
94
95
LAMPIRAN BAB 4 Hasil temuan awal berdasarkan pengumpulan data sekunder dari berbagai sumber—milis, media cetak, majalah, dan sebagainya—yang menjadi bahan analisis pada Bab IV. “Empat tahun ke depan baru akan ada [dipasarkan] di Asia tenggara… hmmm… pasti harganya juga sudah bukan Rp24 juta lagi ya…” ecko on January 21st, 2008 at 4:33 am “Mendingan naik mobil ini ya daripada naik motor… makan asap nelan polusi… harganya terjangkau juga ya [kalau] Rp24 juta… tapi gak kebayang juga kalo masuk Indonesia… bisa-bisa makin padat jalan-jalan itu… Ah… biarin daripada makan asap dan minum debu…” ezron on January 22nd, 2008 at 4:56 am “Kecepatan maksimum 65 km/jam??? Bah, lambat kali… desma on January 22nd, 2008 at 8:13 am “[Proyek itu] Terobosan yang masih banyak pros-cons-nya Bro… Betul juga… Daripada sakit pernafasan, mending naik mobil murah ini. Lumayanlah untuk transportasi dalam kota…” roded on January 22nd, 2008 at 12:29 pm “Wah, kapan ya masuk ke Indonesia??? Saya berkeinginan menjadi agen besar untuk wilayah Pulau Kalimantan. Jika ada Infromasi harap tanggapan lebih lanjut. Adolof Oktavianus Lengkong, HP: +62 8115001484.” Lengkong on January 23rd, 2008 at 2:18 am “Sepertinya baru akan ada di Asia Tenggara (termasuk Indonesia) sekitar 4 tahun mendatang Mas… Wah, kalau emang berminat, mungkin bisa buka web Tata Motor nya aja Mas, http://www.tatamotors.com/” Ecko Manalu on January 23rd, 2008 at 9:07 am
96
“Dari India Rp24 juta, masuk Indonesia kena pajak, pungutan, dan lain-lain menjadi Rp60 juta. Kayak notebook Asus, dari sononya $200, sampai Indonesia $300-$400. Viva Indonesia.” daud on January 28th, 2008 at 8:28 am “Kalo mau jadi importir, sepertinya bisa melihat bagaimana importir motor Bajaj dapat mendatangkan motor tersebut ke Indonesia. Ya balik lagi masalahnya ke pajak, mungkin sampai Indonesia harganya sudah mencapai Rp30 juta, bahkan lebih…” Ganda Situmorang on February 5th, 2008 at 8:47 am “Kapan masuk ke kota kecil??? Aku mau donk beli buat [dikendarai saat] pulang sekolah biar gak panas and digangguin di jalan. Kapan mobil ini masuk ke kota Tegal, tak tunggu yah… makacih.” mety on February 12th, 2008 at 11:06 am
“Kalo beli [Tata Nano] ini, spare part-nya susah dicari nggak ya???” desma on February 13th, 2008 at 12:57 am “Wew… bangga kok sama produk luar negeri!!! Mosok Indonesia kalah sama India, hmmm... Mbok produksi sendiri aja... Mobil kayak rongsokan gitu kok dibanggain... CINTA PRODUK DALAM NEGERI.” Mercedes-Benz SLK 55 AMG on July 12th, 2008 at 3:52 am “Ehh, ada yang tau contact person Tata Group gak??? Gua tertarik neh, mau jadi dealer di kota gua… he he he…” marles on July 23rd, 2008 at 10:30 am
“Wah, kalo Tata Nano masuk Indonesia bakalan laku di tangan Preman nich… alias harga Rp25 juta bisa jadi Rp40 juta-an hehehehe…” Deena on July 26th, 2008 at 10:54 am
97
Hasil wawancara in-depth dengan sejumlah nara sumber, yang diwawancarai secara langsung maupun menggunakan Blackberry Messenger. Panduan pertanyaan lebih terstruktur dan ada kesamaan konteks: Mohon bantuan Anda untuk memperoleh insight bahan riset thesis saya ya. Terlepas dari masalah kemacetan Jakarta, apa komentar Anda mengenai mobil murah yang dirilis Tata Nano India (dengan harga sekitar Rp25 juta-Rp30 juta) per unit itu? Apakah berminat membeli sekiranya tersedia di pasar domestik? “Dengan harga murah tentu saja kami tertarik untuk membelinya, sepanjang faktor safety terpenuhi. Karena bentuknya mobil, setidaknya jauh lebih aman bila menggunakan sepeda motor. Dari sisi produk sih, saya cukup percaya bahwa meskipun mobil itu berharga relatif murah, tapi kalau produsennya adalah pemilik brandimage kuat, tentu saja produk yang dijualnya tidak sembarangan. Hanya saja, saya tidak mengizinkan anak saya bermobil sendiri ketika jauh dari rumah karena khawatir gaya hidupnya akan cenderung ‘borju’, tidak berdasarkan kemampuan diri sendiri. Kalau masih tinggal dengan kami (ortu) saya kira tidak apa-apa, karena kami bisa mengarahkan dan mengawasi perilakunya sehari-hari. Contoh anak tetangga, yang ketika kuliah bermobil. Begitu lulus dan dapat kerjaan, ortu tetap harus menambah uang saku untuk melanjutkan gaya hidup bermobilnya itu.” - Neneng Herbawati, Ibu calon mahasiswi “Menurut saya, yang namanya mobil murah adalah dengan kisaran harga Rp75 juta-Rp100 juta. Beberapa mobil yang beredar di jalanan malah ada yang harga barunya kurang dari itu... Tapi, kalau ada mobil baru yang harganya Rp25 juta per unit, kenapa enggak? Saya mungkin akan membelinya. Tapi, mobil itu harus kuat menembus banjir, misalnya, mengingat Jakarta kan sering dilanda banjir. Onderdil dan layanan purnajual hendaknya mudah didapat dan dengan harga terjangkau pula, sehingga pengguna tidak kesulitan ketika harus memperbaiki kendaraan yang dibelinya. Memang sih, kalau populasinya “meledak”, akan menambah kemacetan Jakarta, tapi selagi sistem angkutan umum masih semrawut seperti sekarang, masih lebih enak menggunakan mobil sendiri. - Ibeth Cahaya,
98
Calon karyawati “Saya memang menunggu mobil murah dengan harga sekitar Rp70 jutaRp80 juta atau di bawah Rp100 juta. (Daihatsu) Ceria relatif bagus, hanya kecil aja, masih di kelas city car. Mengingat Xenia [dan] Avanza [kini mahal], saatnya punya “adik” atau spesies baru yang dari sisi harga lebih rendah tapi masih segmen MPV. Kalo yang bener-bener mobil murah, tentu harganya tak akan kurang dari Rp50 juta, tapi masih di bawah Rp100 juta. Kan pemerintah ingin mengubah mindset mobil murah menjadi mobil dengan harga terjangkau (affordable). Untuk itu, perlu ada komitmen dari ATPM untuk menjamin layanan purnajual, karena dari volume akan besar sehingga suku cadang menjadi lebih economic scale. Kalau harga Rp25 juta, saya enggak yakin, dan enggak akan beli. Takutnya, produk itu tidak andal dan ndak bermutu… kualitasnya jelek, karena hanya mengejar faktor murah sehingga semua fitur standar dikurangi. Sebagai perbandingan, motor saja yang kelas high [harganya] di atas Rp20 juta, masak mobil bisa dapat harga segitu [sekitar Rp25 juta]… Tapi, sebenarnya mungkin saja kalu semua source sudah lokal. Saya berharap, misalnya, ada yang mampu membuat mobil dengan kandungan lokal penuh, hendaknya tetap mengutamakan kualitas produk yang bagus dan aspek fungsionalitas harus tetap diusung, meskipun kenyamanan akan menjadi faktor yang ke-sekian yang diperhitungkan konsumen. Terlebih, konsumen kita sudah cerdas dalam memilih produk yang baik. - Sithi Munawaroh, Wartawan otomotif Cheap car itu terminologi yang bahaya. It—supposed to be—needs customer’s expectation. Untuk Indonesia, yang dibutuhkan bukan produk mobil berharga murah, tetapi at reasonable price. Mobil murah belum tentu laku. Di India, Tata Nano terbukti tidak laku. Justru Maruti [brand lokal untuk Suzuki] yang laku, meskipun harganya jauh di atas Tata Nano, karena itu tadi, harganya masuk di akal. Ingat, konsumen Indonesia bukan tipe yang menyukai selera murah.
99
Selain itu, pengaruh brand image sangat besar. Kita ambil contoh produk (Toyota) Avanza dan (Daihatsu) Xenia. Dari segi produk, keduanya sama persis, nyaris tidak ada bedanya, karena memang kami kembangkan dari basis model yang sama. Kenapa Avanza bisa laku lebih banyak daripada Xenia—dengan perbandingan hingga 1:3—karena faktor brand image tadi. Avanza didukung brand kuat Toyota. Untuk kasus kegagalan Tata Nano, ternyata kualitasnya tidak sesuai ekspektasi. Karena produk tersebut sangat basic, sehingga harganya bisa murah, maka malah tidak sukses di pasaran. Harga mobil yang masuk akal di kisaran kurang dari Rp100 juta, tapi di atas Rp50 juta-an. Indonesia mengikuti Thailand dalam hal inisiatif untuk membikin eco-car dengan kapasitas penggunaan 1 liter bahan bakar minyak untuk menempuh jarak 22 km. Inilah yang disebut sebagai mobil value for money, bukan cheap car. Tata ketika menyiapkan konsep Nano berpikir bahwa masyarakat India memiliki low taste, sehingga ketika gimmick marketing dilontarkan untuk menjual mobil baru seharga US$2.500 per unit, antusiasme masyarakat luar biasa. Tapi, begitu masyarakat mendapatkan mobil seharga tersebut yang penampilan fisiknya sangat basic a.l. dengan atap setengah terbuka, tanpa spion, bemper juga asal-asalan, serta beberapa perlengkapan lain yang di bawah standard—guna mengejar harga murah tadi—maka masyarakat pun kecewa dan Tata Nano pun sulit untuk merebut hati pembeli lebih banyak lagi, kalau tidak boleh dikatakan gagal. Betapapun, brand image harus dibangun juga, karena produk mobil tidak dapat disamakan dengan ‘barang’ kebutuhan lain. Kalau harga jualnya murah banget, sehingga tidak mampu membikin sistem layanan purna jual yang memadai, pasti akan menemui kesulitan sendiri untuk memasarkan produk tersebut nantinya. Di perusahaan yang kami kelola, falsafah yang harus kami ikuti adalah customer mind is our mind, bukan lagi our mind is customer’s mind. Dengan demikian, kami menjual produk benar-benar sesuai dengan yang dibutuhkan pelanggan. Kalau dulu, pada era kompetisi tidak seketat sekarang, memang betul bahwa apa yang ada di benak kami itulah yang akan disukai konsumen. Sekarang tidak berlaku lagi. Entah nanti sepuluh atau dua puluh tahun mendatang, mungkin bisa berubah seperti itu lagi. Dulu, begitu mengeluarkan produk ataupun varian mobil baru, harga dapat dipatikan naik, karena produsen lah yang mendikte pasar. Saat ini, keadan
100
seperti itu tidak berlaku lagi. Bermain di bidang otomotif itu ibarat sudah memasuki wilayah red ocean, sehingga benar-benar harus berkompetisi habis-habisan. Produsen pun harus mempu membedakan apakah akan membikin mobil dengan volume sedikit atau secara mass production yang harus memenuhi berbagai standard serta menjaga efisiensi produksi. Apalagi bila harus mengikuti tren fashion, dapat dipastikan biaya produksi menjadi makin mahal. Konsumen Indonesia memiliki taste yang cukup bagus, jadi tidak mudah diiming-imingi produk murahan. Itulah mengapa produk mobil dari China sulit untuk memperoleh pasar di Indonesia, meskipun produk mereka relatif murah. Mungkin 10 tahun lagi iklimnya akan berbeda dan, sekali lagi, yang menentukan adalah customer, karenanya our mind is customer’s mind. Kami harus konsisten menjaga kualitas produk dan selalu berusaha untuk meningkatkan layanan atau kaizen. -
Johnny Darmawan Presdir PT Toyota Astra Motor
”Dari segi pasar mobil, ini bagus. Bisa membuat harga mobil Indonesia yg terlampau tinggi jadi relatif turun. Masalah kemacetan tidak bisa diatasi dengan pembatasan penjualan mobil. Itu tidak relevan. Masalah kemacetan Jakarta adalah masalah salah tata ruang dan design kota. Seharusnya sistem pembatasan kendaraan masuk Jakarta dapat dimainkan dengan strategi biaya parkir yang tinggi. Tentu disesuaikan dengan zona. Makin ke dalam kota harus makin mahal parkirnya. Tapi juga planning seperti ini harus di-back up dengan tersedianya Mass Transportation yang mumpuni. Karena bisnis saya banyak pakai [menggunakan] kendaraan, saya tertarik membeli untuk kendaraan operasional. Kalau untuk keluarga nggak cukup, wong anak [saya su] dah 5 [orang]… ” - Poempida H. Djatiutomo 23749BEB Pengusaha muda “Woowww… Harga makin murah makin terjangkau oleh masyarakat, pastinya makin banyak yang beli, makin padat jalanan. Ujung-ujungnya ya beban jalan bertambah… Akhirnya muacetttt… :D Faktor krusial untuk ATPM baru adalah (1) [ketersediaan] spareparts atau suku cadang, (2) service station, dan (3) [layanan] purnajual.
101
Saya tidak akan membeli, tapi membeli sepeda saja, sudah capek karena macet.. Sumpah deh, kapok! ”
- Ardy Purnawan Sani @BroArdy Periset perkotaan “Untuk pemasaran di kota besar—Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan— saya rasa harus ditolak. But, [mobil murah] itu [bisa] dijual di kota-kota sedang/kecil. Saya tidak akan membeli [mobil murah] untuk [peperluan] pribadi karena sudah cukup dengan kendaraan pribadi yang dimiliki sekarang. Tapi mungkin bisa membelikannya sebagai hadiah untuk family [keluarga] yang sederhana [yang tinggal] di Pulau Kalimantan. [Tapi] bagaimana [soal] bensinnya? Apa harus [menggunakan] Pertamax, sesuai ketentuan pemerintah [yang berniat mencabut subsidi bahan bakar minyak]? Itu juga menjadi pertimbangan untuk membeli [mobil murah tersebut]. Karena, [distribusi bahan bakar oleh] Pertamina di Kalimantan sangat buruk. Di Kaltim, [misalnya, harga] bensin bisa menembus Rp25.000 per liter, elpiji juga lebih mahal. Selain itu juga bagaimana sparepart(s) [suku cadang] kendaraan tersebut? Apakah pendistribusiannya sudah cukup luas di [seluruh] wilayah Indonesia, [khususnya di] luar Pulau Jawa.” - Ervina ‘Pipin’ Ferciana @pipinBeck Dokter, Pengusaha ”Terlepas dari akan meningkatnya jumlah mobil murah yang [tentunya] akan menambah kemacetan, mobil murah itu sendiri akan bisa lebih terjangkau untuk dimiliki kebanyakan orang. Tapi juga kalau dilihat dari dampak makro masyarakat, akan lebih menambah pola hidup yang konsumtif dan salah-salah ekonomi bisa bubble pada waktunya. Di desa-desa akan lebih ada kesenjangan. Menurut saya, daripada lebih mendorong adanya mobil murah, kan lebih baik fokus dulu dibangun infrastruktur untuk mendukung transportasi massal. Kalau mobil murah itu sudah tersedia di pasaran, maaf, [saya] tidak menambah mobil lagi, takut [ter]kena pajak progresif ” - Rudjito 217FCFE1 Tokoh perbankan nasional
102
Menurut analisis saya, mobil murah tersebut tidak akan laku kalau [subsidi untuk bahan bakar minyak dicabut dan] peraturan [mengenai] keharusan pake Pertamax diberlakukan. - Sulaeman 20D075BB Senior Manager BUMN “Rasanya tidak masuk akal harga sebuah mobil sama dengan [harga sebuah sepeda] motor. Kalau pun benar, pertanyaan saya adalah bagaimana [kualitas maupun ketersediaan] sparepart(s)-nya, [layanan] after-sales service-nya. Kalau itu benar terjamin, ini merupakan ancaman bagi industri otomotif kita... Thanks” - Andi Suruji 22D5754F Wartawan ekonomi senior Ternyata harga mobil bisa murah, sehingga lebih banyak orang bisa mempunyai mobil baru dengan uang segitu. Ini merupakan peluang baru bagi industri otomotif untuk membuat mobil murah, apalagi jika [harga] bahan bakarnya juga murah dan irit. Untuk [mereka yang tinggal di kota] metropolitan, akan lebih ber[daya]guna karena mobil besar yang [banyak] digunakan [hanya oleh] satu orang kan menambah kemacetan. Kalau ternyata mobil tersebut efisien aku, juga tidak keberatan menggunakannya. Memang, anak-anakku sudah punya mobil kecil (Toyota Yaris). Tapi kalau ternyata mobil murah tersebut nyaman dan efisien, aku tidak keberatan membelinya untuk kendaraan operasional di kantor. Apalagi kalau spareparts-nya sudah tersedia luas, tidak seperti Timor [yang sempat menjadi program mobil nasional]. Apalagi kalau harga purna jualnya bagus, pasti menjadi pertimbangan, karena mobil operasional— misal: Toyota Avanza—paling [banter hanya dapat] dimuati sopir dan dua orang pegawai. Kalau mobil [murah] ini super-irit, kan malah efisien untuk operasional [perusahaan]. - Evi Puspa 21CA0413 Wanita pengusaha