183 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik konversi hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di TN Tesso Nilo terdiri dari luas konversi, jenis pemanfaatan, dan laju konversi dari tahun 2003-2007. Dimana karakteristik konversi tersebut terdiri dari hutan lindung TN Tesso Nilo dan kawasan sekitarnya yang terdiri dari kawasan HPH PT. Nanjak Makmur, HPH PT. Hutani Sola Lestari, dan HPH PT. Siak Raya Timber. Adapun karakteristik konversi hutan lindung menjadi kegiatan budidaya adalah sebagai berikut: 1. Luas konversi dan perambahan hingga tahun 2007 masingmasing kawasan adalah sekitar 8.427 Ha, 7.198 Ha, 6.806 Ha, dan 12.374 Ha dengan total keseluruhan luas konversi dan perambahan hingga tahun 2007 adalah 34.805 Ha. 2. Untuk jenis pemanfaatan yang dimanfaatkan oleh masyarakat perambah berupa area perkebunan kelapa sawit, perkebunan karet, tanaman pangan dan sebagainya serta lahan yang belum ditanami/semak belukar/lahan terlantar. 3. Sedangkan laju konversi yang terjadi hingga tahun 2007 untuk hutan lindung TN Tesso Nilo sekitar 23%, HPH PT. Nanjak Makmur sekitar 14%, HPH PT. Hutani Sola Lestari sekitar 36%, dan HPH PT. Siak Raya Timber sekitar 33%. Disamping itu juga, faktor penyebab dari kegiatan konversi dan perambahan di TN Tesso Nilo dan kawasan sekitarnya adalah sebagai berikut: Perijinan (sebagai faktor utama), dan Koordinasi, informasi, kebijakan, aksesibilitas, pertumbuhan penduduk serta perekonomian yang merupakan faktor pendukung.
184 Sedangkan dampak dari kegiatan perambahan dan konversi yang dilakukan sejumlah kelompok perambah yang terdiri dari: Dampak kegiatan deforestasi dan degradasi/penurunan kualitas lingkungan (sebagai dampak utama), dan Bencana alam dan terganggunya kelangsungan kehidupan satwa yang merupakan dampak pendukung. Sedangkan untuk arahan pengendalian konversi hutan lindung menjadi kegiatan budidaya di kawasan Taman Naional Tesso Nilo dan kawasan sekitarnya adalah sebagai berikut : 1. Taman Nasional Tesso Nilo Untuk faktor penyebab lapangan pekerjaan arahan pengendaliannya adalah adanya program kerjasama seperti program hutan kebersamaan (hutan kemansyarakatan) untuk meningkatkan perekonomian rakyat dan kelestarian lingkungan. Aksesibilitas arahan pengendaliannya adalah penambahan personal pengontrol (polisi kehutanan) dan Peningkatan penjagaan akses keluar masuk kawasan agar tidak terjadinya konversi dan perambahan. Pertumbuhan penduduk arahan pengendaliannya adalah adanya program pendataan identitas penduduk migrasi. Kebijakan arahan pengendaliannya adalah kejelasan aturan yang berlaku bagi pihak yang melakukan pelanggaran seperti zoning regulation yang di-perda-kan. Informasi arahan pengendaliannya adalah melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat baik berupa program balai latihan kerja maupun menggunakan alat bentu seperti papan pengumuman dan papan peringatan. Koordinasi arahan pengendaliannya adalah peningkatan etos kerja pihak terkait seperti polisi kehutanan dalam melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap kawasan.
185 2. Kawasan HPH PT. Nanjak Makmur Untuk faktor penyebab Perijinan arahan pengendaliannya adalah Penahanan ijin hak kepemilikan bagi kelompok perambah melalui pemangku adat (disenyelir) sebagai pihak yang memberi ijin kegiatan budidaya. Lapangan pekerjaan arahan pengendaliannya adalah pengenalan program kerjasama seperti program hutan kebersamaan (hutan kemansyarakatan) untuk meningkatkan perekonomian rakyat dan kelestarian lingkungan Aksesibilitas arahan pengendaliannya adalah Pembuatan ijin khusus untuk melewati jalan yang melewati kawasan HPH. Pertumbuhan penduduk arahan pengendaliannya adalah Operasi yustisi secara signifikan terutama pada penduduk pendatang dan pembatasan penduduk yang ingin memasuki kawasan HPH PT. Nanjak Makmur. Kebijakan arahan pengendaliannya adalah Pembuatan kebijakan rencana khusus pemanfaataan HPH PT. Nanjak Makmur. Informasi arahan pengendaliannya adalah Melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat baik berupa program balai latihan kerja maupun menggunakan alat bentu seperti papan pengumuman dan papan peringatan. Koordinasi arahan pengendaliannya adalah Peningkatan koordinasi dan pengawasan antar pihak/lembaga yang terkait. 3. Kawasan HPH PT. Hutani Sola Lestari Untuk faktor penyebab Perijinan arahan pengendaliannya adalah Pencabutan perijinan hak kepemilikan bagi kelompok perambah melalui pemangku adat (disenyelir) sebagai pihak yang memberi ijin kegiatan budidaya. Lapangan pekerjaan arahan pengendaliannya adalah Pengadaan kegiatan hutan kebersamaan (hutan
186 kemansyarakatan) untuk meningkatkan perekonomian rakyat dan kelestarian lingkungan secara signifikan. Aksesibilitas arahan pengendaliannya adalah Peningkatan penjagaan akses keluar masuk kawasan dan membuka jaringan transportasi baru yang tidak merusak HPH. Pertumbuhan penduduk arahan pengendaliannya adalah Operasi yustisi secara signifikan terutama pada penduduk pendatang dan pembatasan penduduk yang ingin memasuki kawasan HPH PT. Hutani Sola Lestari Kebijakan arahan pengendaliannya adalah Pembuatan kebijakan rencana khusus pemanfaataan HPH PT. Sola Lestari. Informasi arahan pengendaliannya adalah Melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat baik berupa program balai latihan kerja maupun menggunakan alat bentu seperti papan pengumuman dan papan peringatan. Koordinasi arahan pengendaliannya adalah Peningkatan koordinasi dan pengawasan antar pihak/lembaga yang terkait secara intensif. 4. Kawasan HPH PT. Siak Raya Timber Untuk faktor penyebab Perijinan arahan pengendaliannya adalah Penahanan ijin hak kepemilikan dan pengenaan denda bagi kelompok perambah melalui pemangku adat (disenyelir) sebagai pihak yang memberi ijin kegiatan budidaya. Lapangan pekerjaan arahan pengendaliannya adalah Pengadaan kegiatan hutan kebersamaan (hutan kemansyarakatan) untuk meningkatkan perekonomian rakyat dan kelestarian lingkungan secara bertahap. Aksesibilitas arahan pengendaliannya adalah Pembuatan ijin khusus dan Penambahan personal pengontrol (polisi kehutanan). Pertumbuhan penduduk arahan pengendaliannya adalah Operasi yustisi secara signifikan terutama pada penduduk
187 pendatang dan pembatasan penduduk yang ingin memasuki kawasan HPH PT. Siak Raya Timber. Kebijakan arahan pengendaliannya adalah Pembuatan kebijakan rencana khusus pemanfaataan HPH PT. Siak Raya Timber.. Informasi arahan pengendaliannya adalah Melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat baik berupa program balai latihan kerja maupun menggunakan alat bentu seperti papan pengumuman dan papan peringatan. Koordinasi arahan pengendaliannya adalah Peningkatan koordinasi dan pengawasan antar pihak/lembaga yang terkait secara intensif. 5.2 Rekomendasi Berdasarkan hasil-hasil temuan yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diberikan beberapa rekomendasi. Adapun rekomendasinya adalah sebagai berikut: 1. Penemuan karakteristik konversi, faktor penyebab konversi, dampak konversi beserta arahan pengendalian konversi hutan lindung dapat dijadikan sebagai acuan dalam merumuskan peraturan-peraturan pengendalian yang lebih efektif dalam bentuk insentif-disinsentif berdasarkan preventif dan kuratif. Peraturan pengendalian tersebut harus memberikan efek secara psikologis kepada para kelompok pelaku konversi dan perambahan maupun calon konversi dan perambahan terhadap hutan lindung. 2. Upaya pengurangan dan pembebasan kawasan hutan lindung menjadi kegiatan budidaya memerlukan kerjasama pemerintah, swasta, pemangku adat, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat setempat. Upaya tersebut dapat berupa pengawasan dan pengontrolan hutan lindung melalui pemetaan baik secara administratif maupun operasional serta pengendalian pemanfaatan secara partisipatif. 3. Pengendalian pemanfaatan kawasan hutan lindung apalagi Taman Nasional harus dilakukan. Hasil penelitian ini
188 diharapkan dapat menjadikan sebagai salah satu informasi awal dalam penyusunan pengendalian instrument yang berupa instrument insentif dan disinsentif berdasarkan preventif dan kuratif. Implementasi dari instrument ini perlu dilengkapi dengan instrument pendukung seperti penerbitan instrument pengendalian daerah tentang instrument insentif dan disinsentif berdasarkan preventif dan kuratif di kawasan hutan lindung.