148
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pertama, tujuan program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah di SMP Assalaam Bandung secara umum adalah sebuah upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat memperkuat keimanan dan ketakwaan peserta didik (siswa), memperhalus akhlak mereka, memperluas sikap keilmuwan, meningkatkan kecakapan dan kreativitas, memantapkan kemandirian dan memperkuat komitmen serta tanggung jawab sebagai warga negara yang demokratis. Secara khusus, program ini bertujuan agar peserta didik terbiasa menjalankan ibadah secara baik dan benar, menjunjung tinggi nilai-nilai dan terbiasa berakhlak mulia sebagaimana yang digariskan dalam visi dan misi lembaga, yakni terwujudnya pendidikan islam terpadu (Islamic Integrated School) yang terkemuka. Program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah dalam rangka membangun generasi berakhlak mulia yang diterapkan di SMP Assalaam Bandung sebenarnya telah berjalan sejak berdirinya sekolah tersebut, yaitu pada tahun 1973. Program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah ini
149
adalah salah satu program dari sejumlah program pembiasaan lainnya yang ada di sekolah tersebut. Program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah termasuk pada jenis kegiatan pembiasaan rutin di SMP Assalaam Bandung. Program ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, baik dari pihak sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan, dan para siswa) juga dari orang tua/wali siswa. Sehingga program senantiasa berjalan dengan berkesinambungan. Selanjutnya, materi nilai-nilai disiplin yang diterapkan dalam pelaksanaan pembiasaan shalat berjamaah mencakup: (a) disiplin thaharah/wudhu; (b) disiplin gerakan shalat; (c) disiplin berbusana; (d) disiplin berbicara di tempat shalat; dan (e) nilai-nilai disiplin lainnya yang terkadang muncul dari permasalahan yang terjadi pada saat kegiatan pembiasaan shalat itu berlangsung. Metode-metode yang digunakan untuk mewujudkan pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat adalah metode latihan, metode keteladanan, metode pembiasaan, metode ceramah, metode penugasan dan reward and punishment. Sarana dan prasana termasuk media yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pembiasaan disiplin melalui shalat berjamaah di SMP Assalaam Bandung ini adalah tempat shalat yang kondusif (masjid dan aula), wireless untuk memimpin dzikir dan do’a, tempat wudhu yang memadai, dan sebagainya. Bentuk evaluasi program kegiatan pembiasaan shalat berjamaah di SMP Assalaam Bandung ada dua macam, yang bersifat langsung dan tidak langsung.
150
Evaluasi langsung dilakukan melaui teguran, peringatan, dan sangsi. Sedangkan evaluasi tidak langsung adalah evaluasi dalam bentuk ujian praktik sekolah. Kedua, apabila dilihat dari pelaksanaannya, program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah yang diterapkan di SMP Assalaam Bandung sudah berjalan dengan efektif, tertib, disiplin dan penuh kesadaran. Pelaksanaan shalat berjamaah baik shalat dhuhur maupun shalat sunnat dhuha berjalan dengan tertib dan rapi, siswa sudah terkondisi dan terlihat disiplin, mereka sudah terbiasa dan rutin melaksanakan kegiatan tersebut, mulai dari berwudhu, shalat, dzikir dan do’a, semuanya berjalan secara spontan. Ketiga, faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah sebagai upaya membangun generasi berakhlak mulia di antaranya adalah: a. Adanya visi dan misi sekolah sebagai acuan normatif bagi sekolah dalam mengembangkan program-programnya, terutama program yang berkaitan dengan pengembangan aspek religiusitas siswa. Aspek religiusitas siswa dalam misi sekolah memberikan peluang bagi pelaksanaan program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah sebagai upaya membangun generasi berakhlak mulia; b. Adanya kesediaan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan di tingkat sekolah yang konsisten mempersiapkan aturan, program dan sarana bagi pelaksanaan program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah sebagai upaya membangun generasi berakhlak mulia;
151
c. Adanya kesamaan visi di kalangan sekolah (guru, karyawan dan siswa) yang dibuktikan dengan kesiapan guru, karyawan dan siswa dalam melaksanakan berbagai program sekolah termasuk upaya guru dalam melaksanakan berbagai program sekolah termasuk upaya-upaya guru dalam pelaksanaan program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah sebagai upaya membangun generasi berakhlak mulia; d. Adanya sarana/fasilitas pembinaan akhlak siswa, baik kurikulum maupun sarana fisik seperti mesjid dan aula sekolah sebagai ajang pembinaan program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah sebagai upaya membangun generasi berakhlak mulia. e. Adanya dukungan dari orang tua siswa terhadap program keagamaan yang diterapkan pihak sekolah terutama yang terkait erat dengan program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah sebagai upaya membangun generasi berakhlak mulia. Keempat,
faktor-faktor
penghambat
dalam
pelaksanaan
program
pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah sebagai upaya membangun generasi berakhlak mulia, yaitu: a. Operasionalisasi visi dan misi dalam bentuk strategi yang berkaitan dengan pelaksanaan program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah sebagai upaya membangun generasi berakhlak mulia dirasa masih kurang;
152
b. Sinergitas antara pihak sekolah dan orang tua dalam pengawasan pembiasaan disiplin ibadah khususnya pelaksanaan program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah di rumah masih kurang; c. Belum adanya bentuk evaluasi yang tepat untuk mengontrol pembiasaan disiplin beribadah siswa di rumah yang dapat menunjang pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah sebagai upaya membangun generasi berakhlak mulia; d. Lingkungan pergaulan siswa di rumah kurang mendukung pelaksanaan program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah sebagai upaya membangun generasi berakhlak mulia; e. Kesadaran siswa untuk mempraktekkan pembiasaan disiplin ibadah di rumah masih kurang dan perlu dukungan dari orang tua untuk mengontrol dan memberi
arahan
pada
putera-puterinya,
supaya
mereka
senantiasa
melaksanakan ibadah secara disiplin. Kelima, evaluasi secara keseluruhan terhadap program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah yang diterapkan di SMP Assalaam Bandung ini sudah terlaksana sesuai dengan visi dan misi lembaga. Penilaian tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti selama proses penelitian. Para siswa melaksanakan kegiatan shalat berjamaah dengan tertib dan lancar. Pelaksanaan kegiatan shalat berjamaah yang diterapkan sekolah, menurut pengamatan peneliti secara keseluruhan dari awal sampai akhir kegiatan, para siswa sudah tertib melaksanakan kegiatan shalat berjamaah. Hal ini dibuktikan
153
dengan hasil survey 60% orang tua menjawab baik terhadap pelaksanaan shalat berjamaah yang selama ini sudah berjalan.
B. Rekomendasi Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan
beberapa rekomendasi sebagai berikut: 1. Sekolah hendaknya mengembangkan dan meningkatkan kualitas program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah ini dengan kegiatankegiatan yang lebih terfokus pada pembinaan akhlak siswa, sehingga mereka memiliki karakter pribadi yang disiplin dan berakhlak mulia. 2. SMP Assalaam Bandung sebagai sekolah berciri khas keagamaan hendaknya mempertajam visi dan misi kelembagaannya dengan menjadikan unggul dalam program keagamaan khususnya yang menyangkut disiplin ibadah shalat wajib sebagai indikator dari ketercapaian visi lembaga. Sehingga hal tersebut menjadi landasan seluruh perangkat sekolah dalam merumuskan program-programnya. Hal ini penting karena nilai-nilai kedisiplinan beribadah merupakan salah satu nilai yang fundamental dan sebagai identitas utama lembaga yang berciri khas keagamaan. 3. Komite sekolah hendaknya dijadikan pula sebagai media strategis dalam meningkatkan jalinan komunikasi secara terprogram dan berkelanjutan antara orang tua (keluarga dan masyarakat) dengan pihak sekolah, sehingga tercipta sinergitas antara tripusat pendidikan dalam membina peserta didik. Arti penting
154
peran orang tua sebagai alat kontrol sosial serta tauladan bagi anak harus ditekankan agar terdapat kesinambungan proses pendidikan di sekolah dan di lingkungan keluarga. 4. Agar program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah ini dapat berjalan optimal, maka daya dukung dari semua guru untuk sama-sama melaksanakan pembiasaan ibadah tersebut dan member tauladan yang baik bagi siswa-siswanya, karena hal itu menjadi faktor pendukung strategis. Peran Kepala Sekolah dalam memberikan motivasi, kontrol dan evaluasi terhadap program pembiasaan sangat diperlukan agar proses tersebut berjalan berkelanjutan. 5. Kepada lembaga pendidikan formal lainnya, program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah yang telah diterapkan oleh SMP Assalaam Bandung ini bisa dijadikan pertimbangan bagi pemegang kebijakan di tingkat sekolah formal untuk membuat program yang serupa, supaya terwujud generasi bangsa yang berakhlak mulia. 6. Hasil penelitian tentang program pembiasaan disiplin melalui kegiatan shalat berjamaah sebagai upaya membangun generasi berakhlak mulia ini masih terbuka untuk ditindak lanjuti, termasuk observasi partisivan dalam waktu lebih lama sehingga dapat diperoleh dan dikembangkan temuan-temuan baru yang lebih kontekstual dan sempurna serta mengarah kepada terlahirnya model-model baru tentang program pembiasaan disiplin melalui kegiatan-kegiatan keagamaan terutama yang menyangkut kedisiplinan dalam menjalankan ibadah shalat.