253
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Kondisi kebutuhan spiritual pasien rawat inap di RSUD Al-Ihsan Baleendah umumnya berada dalam keadaan defisit spiritual dan sebagian mengalami distress spiritual. Defisit Spiritual adalah pasien yang mengalami
ketidakseimbangan diri diakibatkan kekurangan asupan
spiritual yang muncul dalam pernyataan dan sikap negatif maupun positif dari pasien. Asupan spiritual dapat berasal dari berbagai sumber spiritual. Untuk pasien rawat inap yang beragama Islam di RSUD Al-Ihsan sumber asupan spiritualnya dapat berasal dari kepercayaan dasar yang secara terus menerus diulang guna membangkitkan kesadaran spiritual, komitmen peribadatan yang berhubungan dalam hidup keseharian, pengisian spiritual secara teratur sebagai alat atau cara berhubungan dengan Sumber Spiritual, adanya kebermaknaan hidup, tujuan hidup, dan keselarasan hidup, dan adanya rasa aman dan rasa terjamin keselamatan dan kelangsungan hidupnya terutama sepanjang sakit. Sumber-sumber spiritual di atas pada pasien rawat inap di RSUD Al-Ihsan berkurang akibat berbagai gangguan dan hambatan baik sebelum sakit terutama selama sakit. Perilaku defisit spiritual ini kebanyakan tidak disadari oleh pasien, hal ini terjadi karena ia bersifat spirit, lebih berada dalam kawasan kejiwaan, sehingga yang dapat diamati adalah berbagai gejala telah adanya pasien dalam kondisi demikian. Sedangkan sebagian pasien yang mengalami distress spiritual
Isep Zaenal Arifin, 2013 253 Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
254
adalah pasien yang secara individual atau kelompok mengalami atau beresiko mengalami gangguan spiritual. Di RSUD Al-Ihsan kondisi ini ditandai dengan beberapa keadaan yaitu pasien meminta bantuan atau pertolongan spiritual dan antusias dengan bantuan layanan spiritual, adanya pasien yang menghindar atau menolak kegiatan ritual, dasar penolakan
karena
ketidaktahuan,
ketidakmampuan,
atau
karena
ketidakmauan. Distress spiritual ini merupakan etiologi munculnya masalah lain yaitu gangguan penyesuaian terhadap penyakit yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk merekonsiliasi penyakit dengan keyakinan spiritual, dan koping individual pasien menjadi tidak efektif terutama berhubungan dengan kehilangan fungsi agama sebagai dukungan dan pegangan utama. 2. Kebutuhan spiritual pasien rawat inap ditemukan meliputi kebutuhan berbagai bimbingan, kebutuhan akan konsultasi dan konseling kerohanian, dan kebutuhan akan adanya pembinaan kerohanian. Kebutuhan berbagai bimbingan terdiri dari kebutuhan bimbingan tadzkirah, bimbingan ibadah shalat dan bimbingan bersuci istinja, wudhu dan tayamum, bimbingan dzikir dan do’a, bimbingan pasien berkebutuhan khusus dying care, dan layanan pemulasaraan jenazah. Sedangkan pembinaan kerohanian adalah bina ruhiah terutama untuk keluarga pasien dan karyawan di lingkungan RSUD Al-Ihsan Baleendah.
Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
255
3. Proses Bimbingan dan Konseling Islami dalam memenuhi kebutuhan spiritual pasien rawat inap di RSUD Al-Ihsan Baleendah pelaksanaannya diintegrasikan kedalam layanan asuhan keperawatan dengan nama bimbingan rohani dalam program spiritual care.Panduan pelaksanaannya didasarkan kepada Prosedur Tetap
(Protap) Pelayanan Keperawatan
Umum RSUD Al-Ihsan tahun 2010 sebagai acuan layanan. Tahapan pelaksanaannya melalui empat tahapan yaitu: persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan dokumentasi. Dalam proses bimbingan rohani ini juga ditemukan unsur-unsur model bimbingan dan konseling Islami yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi model bimbingan dan konseling Islami untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien rawat inap yang di cari dalam penelitian. Unsur-unsur model yang ditemukan dalam program bimbingan rohani tersebut adalah: dasar filosofis program, visi, misi, tujuan dan manfaat, pengampu layanan, kondisi dan bentuk kebutuhan spiritual
pasien rawat
inap, pedoman layanan,
bentuk
layanan.
Berdasarkan unsur model yang ditemukan maka program bimbingan rohani yang ditemukan ini tidak lain adalah model eksisting bimbingan dan konseling islami yang ada dan tengah berlangsung. Model eksisting ini kemudian dikaji oleh model ideal teoretis yang dikembangkan dari ilmu bimbingan dan konseling islami untuk menghasilkan model yang dapat di validasi baik melalui pertimbangan pakar, kriteria konsep dan ekspektasi, serta melalui uji coba terbatas.
Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
256
4. Menurut pertimbangan para pakar model Bimbingan dan Konseling Islam untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit ini telah memadai dan layak sebagai model yang dapat diterapkan. Kelayakan ini ditempuh melalui tahapan: (1) penemuan model eksisting(2) pengkajian kritis dan teoretis terhadap model eksisting oleh model ideal teoretis sehingga menghasilkan model yang dapat divalidasi baik secara internal maupun eksternal (3) pengujian validitas internal
dilakukan
melalui expert judgement dan kriteria konsep dan ekspektasi, (4) pengujian validitas eksternal dilakukan melalui uji coba model secara terbatas. 5. Model Bimbingan dan Konseling Islami untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit adalah model yang mengandung 11 komponen yaitu: rasional, visi misi, tujuan dan manfaat, dukungan sistem, bentuk layanan, proses dan tahapan, metode dan teknik intervensi, peranan konselor dan konseli, kemampuan profesional, kerjasama pihak terkait, evaluasi dan tindak lanjut. 6. Berdasarkan hasil uji coba terbatas, model bimbingan dan konseling islami untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien rawat inap di rumah sakit dapat diaplikasikan dalam memenuhi kebutuhan spiritual pasien rawat inap di RSUD Al-Ihsan Baleendah. Keberhasilan ini dapat dilihat dalam dua aspek yaitu : (1) Terpenuhinya kebutuhan spiritual pasien rawat inap dalam bidang bimbingan meliputi bimbingan tadzkirah, bimbingan tayamum, bimbingan shalat, bimbingan doa, dan bimbingan talqin. (2) Tercapainya tujuan konseling di rumah sakit dengan terbentuknya tiga
Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
257
aspek
dalam diri pasien, yaitu: terjadinya serangkaian perubahan
pemahaman pada diri pasien terhadap sakit yang dihadapi, pasien menemukan berbagai makna dari sakit dan proses perawatan yang dijalani, dan pasien menemukan sistem kepercayaan dan keyakinan yang sangat membantu dalam proses penyembuhan dengan sumber keyakinan keagamaan berserta praktik ritualnya yang dianut pasien. B. Rekomendasi Pemberian layanan kebutuhan spiritual adalah hak semua pasien rawat inap di rumah sakit dan harus sejajar dengan layanan aspek lain didasarkan kepada paradigma holistic care dengan dimensi sehat meliputi aspek bio-psikososio-spiritual. Pengabaian pemenuhan kebutuhan spiritual bagi pasien rawat inap adalah melanggar kode etik dan hak asasi kemanusiaan karena kebutuhan spiritual adalah kebutuhan dasar manusia yang tidak dapat digantikan oleh layanan apapun. Layanan yang tepat bagi pasien rawat inap muslim dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya adalah disampaikan melalui layanan Bimbingan dan Konseling Islami melalui keyakinan agama dan ritualnya yang disampaikan secara profesional dan terintegrasi dengan layanan kesehatan lain di rumah sakit berdasarkan standar profesi. Pemberian layanan Bimbingan dan Konseling Islami untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien rawat inap di rumah sakit ini tidak dapat berjalan sendiri melainkan melibatkan berbagai unsur terkait sebagai pendukung yang harus bekerjasama dan sama-sama bekerja, memiliki landasan kokoh secara
Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
258
teologis, ilmiah, dan etis, dan juga memiliki tujuan mulia dunia akhirat. Untuk itu melalui hasil kajian disertasi ini untuk memenuhi kewajiban kita semua, maka peneliti mengajukan rekomendasi terutama ditujukan kepada: 1. Para pemangku kebijakan dari mulai Pemerintah Propinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Swasta, Majelis Ulama, PPRNI untuk memberikan payung hukum yang jelas bagi pentingnya pemberian layanan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien rawat inap yang beragama Islam sejajar dengan pemenuhan layanan kesehatan lainnya berdasarkan paradigma holistic care meliputi sehat secara bio-psiko-sosio-spiritual sesuai dengan keyakinan agama dan praktik ritual yang diyakini pasien rawat inap. 2. Para penyelenggara pendidikan pada lembaga akademik terkait yaitu Universitas Pendidikan Indonesia Bandung melalui prodi Bimbingan dan Konseling, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati Bandung melalui prodi Bimbingan dan Konseling Islam, Sekolah Tinggi Kesehatan, Akademi Keperawatan, dan pihak rumah sakit untuk segera melakukan kerjasama dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia konselor profesional rumah sakit yang memiliki standar akademik dan profesional dimana salah satu keahliannya adalah kemampuan memberikan layanan Bimbingan dan Konseling Islami untuk pasien rawat inap. Bentuk kerjasama ini adalah membuka prodi, atau konsentrasi, atau mata kuliah
Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
259
bimbingan dan konseling islami khusus untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien rawat inap di rumah sakit. 3. Untuk pihak RSUD dan Rumah Sakit milik swasta jika kehadiran tenaga konselor rumah sakit belum ada, maka diharuskan mendidik tenaga perawat primer dan pembina rohani melalui pendidikan dan pelatihan berstandar mutu mengenai Bimbingan dan Konseling di rumah sakit, ilmu dan keterampilan fiqh bagi orang sakit, agar dapat memberikan layanan Bimbingan dan Konseling Islami secara profesional bagi pasien rawat inap sejajar dengan layanan lainnya di rumah sakit. 4. Para Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit milik swasta, Kepala Bidang Keperawatan, Kepala Instalasi untuk memberikan payung kebijakan yang jelas dalam terselenggaranya layanan Bimbingan dan konseling islami tersebut melalui pembentukan manajemen bangsal yang mendukung. 5. Bagi peneliti berikutnya hendaklah menjadikan penelitian ini sebagai dasar dan pintu masuk untuk pengembangan tahap berikutnya khusus dalam bidang Bimbingan dan Konseling Islami di rumah sakit, dan hendaklah menggunakan model berikut instrumen penelitian yang telah dihasilkan dalam penelitian ini. 6. Bagi para praktisi di lapangan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar rujukan dalam membuat program layanan bimbingan dan konseling islami atau layanan perawatan spiritual bagi pasien rawat inap yang beragama Islam di rumah sakit.
Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
260
DAFTAR PUSTAKA Adz-Dzaky, Hamdani Bakran. (2001). Psikoterapi & Konseling Islam Penerapan Metode Sufistik. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. Al-Ajami, Nabil Fuad. (2006). Mawshû’ah al-Halǎl wa al-Haram fi al-Thib ‘Ibǎdat al-Marĩidh fi al-Thibb. Kairo: Dǎr al-Mishr li al-Thibǎ’ah. Al-Dasûqi, Muhyiddin Abi Zakarya Yahya bin Syarif al-Nawǎwi. (1994). AlAdzkǎr. Semarang: Pustaka al-A’lawiyah. Al-Fairuzzabadi, Abu Thahir Muhammad ibn Ya’qub. ( t.t.). Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibn ‘Abbas, Jeddah:al-Haramain. Al-Qaziwini, Imǎm Zakariya. (t.t.). ‘Ajǎib al-Makhlûqǎt wa al-Hayawǎnǎt wa Gharǎibul Mawjûdǎt. Beirut: Dǎar al-Fikr. Alwasilah, A.Chaedar. (2009). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya. Al-Zuhaili, Wahbah. (1982). Al-Tafsir wal Wajiz. Damaskus: Dar al-Fikr. --------------------------. (t.t.). Al-Fiqh al-Islǎmiy wa Adillatuh. Terj. Masdar Helmy. Bandung: Pustaka Media Utama. Arifin, H.M. (1998). Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta: Golden Terayon Press. Arifin, Isep Zaenal et al. (2007). Program Pengembangan Asuhan Keperawatan Spiritual Muslim. Bandung: AKPER Aisyiyah. Arifin, Isep Zaenal. (2006). Teknik Konsultasi Keluarga. Jakarta: Balitbang Depag RI. ---------------------------. (2009). Bimbingan dan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi. Jakarta: Rajawali Press. Az-Zahrani, Musfir bin Said. (2005). Konseling Terapi. Terj. Sari Narulita. Miftahul Jannah. Jakarta: Gema Insani Press. B.Sklare, Gerald. (2005). Brief Counseling That Works. Californsia: Corwin Press. Baldaccino, D, Draper, P. (2001). Spiritual Coping Strategies: A review of The Nurshing Research Literature, Journal of Advanced Nursing. Bor, Robert, et al. (2009). Counselling in Health Care Setting. New York: Palgrave Macmillan. Burke, Mary Thomas et al. (2000). Religious and Spiritual Issues in Counseling. New York: Brunner-Routledge Carpenito, Lynda Juall. (1999). Handbook of Nursing Diagnosis. Philadelpia PA 19106: Lippincott William& Wilkins, Walnut Street. Corey, Gerald. (2005). Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Seventh ed. USA: Thomson Bookstore. -------------------. (2008). Theory and Practice of Group Counseling. USA: Thomson Bookstore. Creswell, John W. (2009). Research Design Qualitative, Quantitative, and Mix Methode Approaches. Third edition. California: Sage Publication. Dimyati, Ayat & Riyadi, Hendar. (2008). Fiqh Rumah Sakit. Bandung: Kalam Mujahidin. Enjang, AS. (2007). Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Bandung: KP-HADID Fakultas Dakwah. Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
261
Erhamwilda, (2009). Konseling Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu. Faqih, Aunur Rahim (Penyunting). (2001). Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, Yogyakarta: LPPAI UII Press. Fortinash, Katherine M. (2000). Psychiatric Mental Health Nursing. Sint Louise Missouri: Mosby. Furqon; Emilia, Eli. (2010). Penelitian Kuantitatif & Kualitatif (Beberapa Isu Kritis). Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI. G.Plante, Thomas, E.Thoresen, Carl (ed). Spirit, Science, and Health:How the Spiritual Mind Fuels Physucal Wellness. Westport Connecticut London : Praeger. http://www.allnurses.com. Hasballah, A’liy. (t.t.). Ushûl al-Tasyri’ al-Islǎmiy. Mesir: Dǎr al-Ma’ǎ’rif. Hepner, Paul; Bruce E. Wampold, Dennis M.Kivlinghan. (2008). Research Design in Counseling, USA: Thomson Brooks/Cole Itris, Muhammad. (2006). Al-Mu’jam al-Wǎfi li Kalimǎt al-Qur’an al-Karĩm. Kairo: Maktabah al-Adab. Joseph B.S,D, Robert, Expanding the Dialogue on Prayer Relevant to Holistic Care. http://www3.interscience.wiley.com/journal Kadir, Abdul; Azmi, Wan Hussain. (1994). Kaunseling dan Psikologi Menurut Islam. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa & Pustaka Selangor Darul Ehsan. Komarudin et al. (2008). Dakwah & Konseling Islam. Semarang: Pustaka Rizqi Putra. Lines, Dennis. (2006). Spirituality in Counselling and Psycotherapy. London: Sage Publications Lubis, Saiful Akhyar. (2007). Konseling Islami Kyai dan Pesantren. Yogyakarta: elSAQ Press. Manaf, Kamal Abdul. (1995). Kaunseling Islam Perbandingan Antara Amalan dan Teori Kaunseling Barat. Kuala Lumpur: Utusan Publication & Distribution sdn bhd. Mar’i, Hǎni Muhammad. (2006). Mawsû’ah al-Thib al-Bǎdil. Kairo: Maktabah alTawfĩqiyyah. Mauk, Kristen L; Schmidt, Nola A. (2004). Spiritual care in Nursing Practice, Philadelpia PA 19106: Lippincott William& Wilkins, Walnut Street, Miller, Geri. (2002). Incorporating Spirituality in Counseling and Psycotherapy (theory and Technique. John Willey: Sons, Inc. Morrison, Paul; Burnard, Philip. (2009). Caring & Communicating teh Interpersonal Relationship in Nursing. New York: Palgrave. Mubarok, Achmad. (2000). Konseling Agama Teori dan Kasus. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara. Mun’im, Muhammad Abdul. (2006). Al-Thib wa al-Nawǎdir Athibbă’ Zǎman. Kairo: Dăr al-Salǎm. Musnamar, Tohari et al. (1992). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Islami. Yogyakarta: UII Press. Nasution S. (1997). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Olldnall, A. (1966). A Critical Analysis of Nursing: Meeting the Spiritual Needs of Patiens. Journal of Advanced Nursing, Blackwell Synergy Http://www3.interscience.wiley.com Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
262
Patilima, Hamid. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Pemprov Jabar. (2002). Panduan Pelaksanaan Perawatan Rohani Islam. Bandung: Pemprov Jawa Barat. Plante, Thomas G and Thoresen, Carl. ed.(2007). Spirit, Science, and Health: How Spiritual Mind Fuels Physical Wellness. Westport Connecticut London: Praeger, Priyanto, Agus. (2009). Komunikasi dan Konseling Aplikasi dalam Sarana Pelayanan Kesehatan untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika. Rakhmat, Jalaludin. (2005). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Rosdakarya. Reid, Maggie. ed. (2004). Counselling in Different Setting the Reality of Practice. New York: Palgrave Macmillan. Samahah, Riyadh Muhammad. (1996). Al-Mu’allijĩn bi al-Qur’an al-Karĩm. Kairo: Dăr al-Salǎm. Sambas, Syukriadi. (2004). Risalah Pohon Ilmu Dakwah Islam. Bandung: KPHadid Fakultas Dakwah &MPN-Asosiasi Profesi Dakwah Islam Indonesia. Sawatzsky, Rick; Pesut, Barbara. (2005). Attributs of Spiritual care in Nursing Practice. Trinity Western University http://www.accn.org Seller, SC; Haag, BA. (1998). Spiritual Nursing Intervention. Journal of Holistic Nursing. Strang, S et. al. (2002). Spiritual Needs as Defined by Swedish Nursing Staff, Journal of Clinical Nursing. http://schoolar.google.co.id http://www3.interscience.wiley.com Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. ------------. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suherman, Uman. (2009). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rizqi Press. Sunaryo, Kartadinata. (2011). Menguak Tabir Bimbingan dan Konseling Sebagai Upaya Pedagogis. Bandung: UPI Press. Sutoyo, Anwar. (2009). Bimbingan dan Konseling Islami. Semarang: Widya Karya. Swift, Christ et al. (2007). Nursing Attitudees Towards Recording of Religious and Spiritual Data, British Journal Nursing, Vol. 16,08 November. Tanyl, RA; Ross. LA. (1994). Spiritual and Family Nursing: Spiritual Assesmen and Interventions for Families. Journal of Advanced Nursing1994. http://www.Blackwell Taylor, Elizabeth. (2002). Spiritual care. New Jersey: Printace Hall. Tomer, Andrian. Et al. (2007). Existential and Spiritual Issues in Death Attitudes, Lawrence Erlbaum Associates Publisher: New Jersey. van Leeuwen, et al. (2000). Aspects of Spirituality Concerning Ilness, Scandinavian Journal of Caring Sciences. http://www3.interscience.wiley.com
Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
263
Wintercorn Dezorzi, Luciana; Maria da Gracia Olivera, (2005). Spiritual in Self Care for Intensive Care Nursing Profesional, http://www.accn.org http://www.scielo.br Wolf, Angela. (2009). Spiritual Trends in Holistic Nursing, http://www.accn.org Woodman, Marion. (t.t.) Exploring Nurses Perceptions of Spiritual care and Harm Reduction in an Acute Impatien HIV Unit, a Quality Improvement Perspective, http://www.accn.org. Yasin, Muhammad Nu’aim. (2000). Abhatsu Fiqhiyyah fĩ Qashǎya Thibbiyah Ma’ashirah. Kairo:Dǎr al-Salǎam. Yosep, Iyus. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama. Yuet Foon Chung, Loretta. et al (2001) Relationship of Nurses Spirituality to Their Understanding and Practice of Spiritual care, Journal of Advanced Nursing. Yusuf, Syamsu. (2009). Konseling Spiritual Tesitik. Bandung: Rizqi Press.
Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
264
Riwayat Hidup Penulis Drs. H. Isep Zaenal Arifin, M.Ag. lahir di Sukabumi pada 26 September 1966. Menempuh pendidikan dasar si SDN Kadudampit, SMP Muhammadiyah I Cisaat, dan SMA Muhammadiyah Sukabumi. Pendidikan pesantren di tempuh di Darul Arqam Cipetir, Sunanul Huda Cisaat, dan beberapa pesantren di daerah Cianjur. Tahun 1990 ia memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perbandingan Agama pada Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Gunung Djati Bandung sebagai Sarjana Teladan dengan predikat cum laude. Tahun 1994 berkesempatan meneruskan pendidikan S2 bidang Islamic Studies konsentrasi Pemikiran Islam pada Filsafat Nilai dengan beasiswa dari Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Agama di IAIN Medan Sumatera Utara. Lulus sebagai Magister Agama (M.Ag) tahun 1997 sebagai Sarjana Terbaik dengan predikat cum laude. Tahun 2008 berkesempatan melanjutkan pendidikan S3 di Universitas Pendidikan Indonesia dengan program beasiswa BS-3 dari Dirjen Diktis pada prodi Bimbingan dan Konseling. Karir akademik dimulai sebagai dosen pada mata kuliah Filsafat Aliran-Aliran di Fakultas Ushuluddin dari tahun 1990 hingga 1997. Sejak tahun 1998 ia diminta pindah ke Fakultas Dakwah untuk memimpin lembaga Laboratorium Dakwah (Labda) dan banyak mengasuh mata kuliah Kesehatan Mental, Bimbingan dan Konseling Islam dan Psikoterapi Islam pada Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI). Tahun 2003 diminta untuk menjadi Ketua Jurusan BPI Fakultas Dakwah periode 2003-2007 dan periode 2007-2011. Sejak duduk di BPI ia banyak mencurahkan kajiannya bidang Bimbingan dan Konseling Islam, Kesehatan Mental serta Psikoterapi Islam. Sejak tahun 2000 banyak diminta melibatkan diri dalam studi dan perawatan korban penyalahgunaan narkoba bersama LSM Binaraga Swadiri Rumah Kemang Jakarta dan berkesempatan mengikuti pendidikan Certified Substance Abuse Counselor (CSAC) kerjasama Day Top International USA-Indonesia melalui lembaga pendidikan Kusumawicitra Jakarta.Tahun 2001sampai sekarang aktif dalam berbagai penyuluhan dan pelatihan bersama BNN dan BNNP Jawa Barat untuk ikut menyukseskan Indonesia Bebas Narkoba 2015. Beberapa karya tulis yang sudah dipublikasikan antara lain: Parenting Skills Bekal untuk Orang Tua dan Keluarga Korban Narkoba (Rumah Kemang, Jakarta: 2000), Retorika dan Teknik Penyuluhan Efektif (Rumah Kemang, Jakarta: 2001) Life Skill Penanganan Kasus Narkoba di Sekolah Upaya Menciptakan Lingkungan Sekolah Bebas Narkoba (LSBN), kontributor tulisan (Diknas, Jakarta:2001), Filsafat Umum (Gema Media Pustakatama, Bandung:2002), Teknik Konsultasi Keluarga, (Depag RI Badan Litbang dan Diklat Tenaga Teknis Keagamaan, Jakarta:2006), Psikoterapi Islam, (KPHadid, Bandung:2004). Fiqh Maridh, Bimbingan Ibadah Untuk Pasien di Rumah Sakit (KP-HADID dan IAIN Imam Bonjol, Padang:2005),Bimbingan dan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi. (Jakarta.2009: Rajawali Press).
Isep Zaenal Arifin, 2013 Model Bimbingan Dan Konseling Islami Untuk Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu