257
BAB V IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
A. Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter SILABUS ANALISIS PUISI KD 16 Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
Kelas/Semeater
: X/2
Standar Kompetensi
: Memahami puisi, analisis puisi dan dari analisis puisi ini
diharapkan siswa dapat memberikan
pemaknaan dan beroleh pengalaman yang dapat dijadikan inspirasi dalam menuliskan puisi. Kompetensi Dasar
: Memahami teori puisi yang didalamnya ada unsur-unsur puisi meliputi struktur puisi, imaji atau pencitraan dan unsur afektif dalam puisi.
Alokasi Waktu Materi Pokok atau
Kegiatan
Bahan Ajar
Pembelajaran
: (6 x 45 menit) Indikator
Penilaian
Alokasi
Sumber
waktu
Belajar
atau Pengalaman Belajar Siswa PUISI
Memperlihatkan
Kognitif : Siswa diberi
Pengamatan
6x2 JP
pembacaan puisi
tontonan video tentang
video tokoh
dengan
tokoh idola dan
idola “Hellen-
menggunakan
pembacaan puisi oleh
Keller”.
pemutaran video
penyair dan gurunya.
Siswa mencoba
Dari hasil tontonan
mengapresiasikan
tersebut siswa mencoba
puisi yang
mengapresiasikan puisi
dilihatnya
dengan menyebutkan
Pembacaan puisi
hakikat puisi dan unsur
Pengamatan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Pemutaran
258
oleh gurunya
fisik puisi.
Siswa memberi
Produk: Siswa
kritikan atas puisi
mengungkapkan
yang telah
pikiran dan persaannya
dibacakan
melalui kegiatan
Berdiskusi tentang
menulis puisi.
puisi dan unsur-
Proses: Siswa diguyur
unsur dalam puisi
untuk menghasilkan
menurut pandangan
puisi melalui proses
siswa (inkuiri) dari
kreatif menulis puisi
puisi yang
dimulai dari pencarian
dihasilkan.
ide, pilihan kata dan
Guru membagi
belajar
kelompok yang
mendokumentasikan
akan
kata-kata yang akan
mempresentasikan
dituangkan kedalam
puisi yang telah
puisinya.
dibuat, dari puisi
Psikomotorik:
temannya yg sudah
Pencarian ide dari hasil
dinilai oleh anggota
tontonannya, mencari
kelompoknya. (
pilihan kata yang tepat,
puisi yang terbaik)
mendokumentasikan
Kegiatan
kata-kata, merangkai
menganalisis puisi
kata dan kedalam puisi.
dan Pembahasan
Afektif: Setiap
dengan berdiskusi.
kejadian yang terjadi
(Buzz-group)
dalam hidupnya dan
Tes
Pengamatan
Pengamatan
apa yang dirasakan dapat dituangkan kedalam puisi.
Pengamatan
Karakter: menemukan nilai-nilai kehidupan dari apa yang dilihat, dirasa dan diimplementasikan kedalam sastra melalui kegiatan berekspresi.
Pengamatan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
259
Keterampilan sosial: berdiskusi ( saling bertanya dan berpendapat), berkomunikasi, saling menghargai teman, dapat mengambil keputusan, kejujuran, menemukan nilai-nilai kehidupan.
RPP SMA: Menulis Puisi Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 18 Bandung
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: X/2
Materi Pembelajaran
: Menulis Puisi
Alokasi Waktu
: 6 (2 x 45 menit)
I.
Standar Kompetensi
: 16.
Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kretif puisi
II.
Kompetensi Dasar
: 16.1. Menulis
kretif
puisi
berkaitan
dengan tokoh idola. III.
Indikator
:
A. Kognitif: Siswa diberi tontonan video tentang tokoh idola dan pembacaan puisi oleh penyair dan gurunya. Produk: Dari hasil tontonannya tersebut siswa ditugasi oleh gurunyan untuk menulis puisi. Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
260
Proses: Siswa diguyur untuk menghasilkan puisi melalui proses kreatif menulis puisi dimulai dari pencarian ide, pilihan kata dan belajar mendokumentasikan kata-kata
yang akan dituangkan kedalam
puisinya.
B. Psikomotor: Pencarian ide dari hasil tontonannya, mencari pilihan kata yang tepat, mendokumentasikan kata-kata, merangkai kata dan kedalam puisi.
C. Afektif: Setiap kejadian yang terjadi dalam hidupnya dan apa yang dirasakan dapat dituangkan kedalam puisi. Karakter: menemukan nilai-nilai kehidupan dari apa yang dilihat, dirasa dan diimplementasikan kedalam sastra melalui kegiatan berekspresi. Keterampilan sosial: berdiskusi ( saling bertanya dan berpendapat), berkomunikasi, saling menghargai teman, dapat mengambil keputusan, kejujuran, menemukan nilai-nilai kehidupan.
IV. Tujuan Pembelajaran: Produk: Siswa mampu menulis puisi yang merupakan ungkapan dan perasaan yang dituangkan kedalam bentuk puisi.
Proses: memperlihatkan tontonan tentang tokoh idola dan pembacaan puisi oleh penyair dan gurunya sebagai cara untuk membangkitkan imajinasi siswa dalam pencarian ide.
Psikomotor: Pencarian ide dari hasil tontonannya, mencari pilihan kata yang tepat, mendokumentasikan kata-kata, merangkai kata dan kedalam puisi.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
261
Pengembangan Karakter: menemukan nilai-nilai kehidupan dari apa yang dilihat, dirasa dan diimplementasikan kedalam sastra melalui kegiatan berekspresi.
Keterampilan Sosial: berdiskusi ( saling bertanya dan berpendapat), berkomunikasi, saling menghargai teman, dapat mengambil keputusan, kejujuran, menemukan nilai-nilai kehidupan.
V.
Metode Pembelajaran Pendekatan pembelajaran
: Pendekatan
inkuiri,
pendekatan
keterampilan proses, pendekatan induktif, pendekatan role playing. Strategi Pembelajaran
: Pembelajaran berbasis siswa
Model pembelajaran
: Model
gabungan
dari
pembelajaran
puisi
yang
berorientasi
menulis pendidikan
karakter.
(inkuiri,
pembelajaran kooperatif) Metode pembelajaran
: Demonstrasi, eksperimen, diskusi dan klarifikasi nilai.
VI. Proses Pembelajaran Pendahuluan (+ 10 menit) Kegiatan Sebelum memulai pembelajaran guru menghapus papan tulis yang masih kotor dan melihat kondisi kelas apakah sudah siap dilakukan pembelajaran atau belum (memberi contoh membiasakan hidup
Tahap Pembelajaran Eksplorasi
Konfirmasi
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
262
bersih)
Guru mengabsent siswa dengan menanyakan siapa diantara teman kalian yang tidak hadir dan siswa menjawab pertanyaan guru dengan memberikan alasan temannya kenapa tidak hadir dan memberikan bukti fisik (membiasakan siswa bersikap jujur dan rasa saling percaya antara guru dan murid)
Konfirmasi
Untuk menyatukan pola bahasa dan menyamakan rasa guru menggunakan teknik bernyanyi berjudul “Jagalah Hati” dari AA Gym
Kegiatan Inti (+ 70 menit ) Kegiatan Tahap Pembelajaran Eksplorasi Guru memutar video puisi tentang tokoh idola “Hellenkeller”, dan pemutaran video puisi yang dibacakan oleh penyair dan gurunya setelah Elaborasi itu siswa mengapresiasi puisi yang telah di tonton.
Guru mengomunikasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari pembelajaran ini.
Konfirmasi
Eksplorasi
Guru menugasi siswa menulis puisi dari hasil
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
263
tontonannya, kemudian puisi Elaborasi dan konfirmasi yang dihasilkan dinilai oleh temannya dan puisi hasil penilaian temannya di presentasikan, kemudian siswa berdiskusi tentang puisi yang dipresentasikan dan menemukan unsure fisik puisi, hakikat puisi dan pesan moral yang disampaikan dalam puisi Elaborasi dan konfirmasi tersebut.
Guru dan siswa berdiskusi dalam memecahkan permasalahan yang ada, dan guru menjelaskan tentang puisi dan unur-unsur yang ada dalam puisi.
Elaborasi dan konfirmasi
Guru dan siswa menarik kesimpulan dari hasil pembelajarannya dan guru berpesan kepada siswa agar nilai-nilai yang ditemukan dapat diimplementasikan kedalam kehidupannya.
Penutup (+ 10 menit) Kegiatan Guru merefleksi hasil pembelajaran. (memberikan pujian/penghargaan kepada kelompok maupun individu yang telah bekerja dengan baik dan menasihati untuk menjadi lebih baik terhadap siswa atau kelompok yang
Tahap Pembelajaran Konfirmasi
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
264
VII.
pada hari ini belum dapat bekerja dengan baik). Guru mengajak siswa untuk mengucapkan rasa syukur kepada Allah karena pembelajaran berjalan dengan lancar dan berharap agar esok hari penuh dengan semangat dan diberikan kesehatan dan keselamatan oleh Allah dengan doa bersama.
Konfirmasi
Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran Sumber pembelajaran: Alat pembelajaran:
Mengetahui Kepala SMA Negeri 18 Bandung
Bandung,…………….2012 Guru Mata Pelajaran Bhs. Indonesia
Suryana, S.Pd. NIP 196109301984031004
Pembina Tk.I, NIP
B. Pelaksanaan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal ( kurang lebih 15 menit) a. Guru melihat keadaan kelas apakah sudah bersih dan murid sudah siap melakukan pembelajaran.
Jika papan tulis belum di bersihkan guru
menghapus papan tulis. (Membiasakan hidup bersih) b. Guru menayakan siswa yang tidak masuk kepada temannya sebagai bentuk kepedulian antarteman.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
265
c. Sebelum pembelajaran dimulai guru menggunakan teknik bernyanyi. Hal ini dilakukan agar menyamakan pola bahasa dan menyatukan rasa diantara guru dan murid. 2. Kegiatan Inti ( kurang lebih 60 menit) a. Pembelajaran diawali dengan pemutaran video “Hellen-Keller” kemudian setelah pemutaran video guru bertanya kepada siswa dan siswa mengapresiasikannya. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan imajinasi siswa akan puisi yang akan ditulisnya. b. Kemudian
guru
membacakan puisi
dan
berganti
dengan siswa
membacakan puisi. c. Setelah itu guru menugasi siswa untuk menulis puisi yang bertemakan “tokoh-idola” siswa sangat senang akan tema yang telah ditentukan oleh guru tentang tokoh idolanya. Siswa tidak dibekali tentang teori menulis dan teori tentang puisi. Kreatif menulis puisi merupakan ungkapan yg dirasakan oleh siswa kemudian di tuangkan dalam bentuk tulisan. (secara inquiry) d. Kemudian dibentuk kelompok yang beranggotakan 6 orang. Dari anggota kelompok siswa menilai hasil puisi yang di buatoleh temannya dan puisi yang dipilih siap untuk di persentasikan. e. Terjadilah diskusi buzz-group, dalam diskusi terdapat pertanyaanpertanyaan tentang unsur-unsur puisi dan pesan moral dalam puisi tersebut. Kemudian kelompok lain mengomentari ketepatan dan kesesuaian kata yang digunakan dalam puisi tersebut. Terdapat penambahan dan sanggahan kata untuk perbaikan puisi. Diskusi terjalin penuh semangat dan kehangatan. Dan proses pembelajaran itulah yang dinamakn pembelajaran menulis puisi. f. Sambil
terus
mengikuti
pertanyaan-pertanyaan
perkembangan
pancingan
siswa,
berkaitan
guru
dengan
melontarkan unsure-unsur
pembangun puisi yang dibahas (meliputi tema, amanat/pesan, nada, makna, majas/gaya bahasa, pesan moral, irama, tipografi).
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
266
g. Guru mereaksi jawaban-jawaban balikan dari siswa disertai penjelasan seperlunya tentang materi pembahasan. Penjelasan tersebut tetap diarahkan pada pemahaman siswatentang unsur-unsur pembangun puisi. h. Siswa dan guru terlibat dari pengambilan sebuah keputusan dalam menyelesaikan pemecahan masalah. 3. Kegiatan Akhir (kurang lebih 15 menit) a. Guru merangkum seluruh kegiatan dari awal pembelajaran dan mengidentifikasikan nilai-nilai yang baik yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan. b. Sambil mengakhiri pembelajaran guru mengajak siswa mengucapkan syukur atas nikmat yang telah di berikan Allah kepada kita semua. Amin
C. Analisis puisi siswa Puisi adalah sebagai salah satu cabang sastra, dimana cabang sastra merupakan bagian dari seni. Di dalam kehidupan ini alangkah indahnya apabila ada keseimbangan antara jasmani dan rohani. Bahasa merupakan medium dalam satsra karena apa yang kita rasakan dalam kehidupan dapat dituangkan ke dalam salah satu karya sastra dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Apa yang kita rasakan dan yang ada dalam pikiran kita dapat dituangkan kedalam tulisan yang berupa puisi. Sehingga puisi dapat dikatakan sebagai curahan hati si penyairnya. Agar puisi itu bernilai dan bermakna maka puisi yang dituangkan harus menggunakan bahasa yang padat makna. Puisi yang bermakna adalah puisi yang pada dasarnya memiliki 4 makna atau arti yaitu, pokok pembicaraan, nada, perasaan, dan itikad penyairnya. Dimana hakikat dan tujuan puisi adalah penikmatan dan penghayatan terhadap puisi untuk memperkaya batin puisi. Dengan merelevansikan puisi dalam kehidupan kita maka kebermaknaan hidup dapat kita peroleh lewat sebuah karya, yakni puisi. Puisi yang baik adalah puisi yang menggunakan bahasa yang padat makna dan bersesuaian dengan isi dari puisi.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
267
Nama Lengkap
: Aam Muharam
Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ kode
: 01
Nabi Muhammad SAW
Nabiku Muhammadku Nabiku kou adalah panutanku Idola di dalam hatiku Kou pahlawan bagi semua umatmu
Walau kita tak pernah bertemu Tapi aku bangga padamu Kou telah pertaruhkan nyawa untuk umatmu Hingga aku tahu Tuhanku
Kou ajarkan keikhlasan dalam hidup Kou bimbing umatmu ke jalan yang benar Walau banyak yang menentang ajaranmu Kou tetap berjuang
Lelah dan letih tak pernah kou rasakan Hanya untuk umatmu Caci dan maki kou anggap ujian Wahai Muhammadku koulah seruanKu
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni:
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
268
1. Tema Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi di atas adalah tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan orang yang sangat besar yaitu seorang Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW Nabiku Muhammadku Nabiku kou adalah panutanku Idola di dalam hatiku Kou pahlawan bagi semua umatmu
2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Perasaan yang ada dalam puisi tersebut adalah rasa bangga terhadap seseorang yang paling besar dan merupakan panutan bagi umat muslim. Nabiku muhammadku Nabiku kou adalah panutanku Idola di dalam hatiku Kou pahlawan bagi semua umatmu
3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. untuk umatmu Nada dalam puisi di atas adalah menasihati pada umat yang lain atau sesama manusia agar mencontoh pribadi Nabi Muhammad SAW Kou ajarkan keikhlasan dalam hidup Kou bimbing umatmu ke jalan yang benar Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
269
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana dalam puisi di atas adalah kekaguman dan rasa bangga si aku liris kepada Nabi Muhammad SAW Tapi aku bangga padamu Kou telah pertaruhkan nyawa 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Agar Nabi Muhammad itu dijadikan panutan oleh umatnya. Kou pahlawan bagi semua umatmu Wahai muhammadku koulah seruanku 5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah: 1). Shaleh Kou ajarkan keikhlasan dalam hidup 2). Berjiwa besar Kou pahlawan bagi semua umatmu 3). Mencontoh yang baik Nabiku kou adalah panutanku
6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Dilihat dari unsur-unsurnya dan pemilihan kata yang digunakan puisi tersebut menggunakan bahasa sehari-hari namun bernilai dan bermakna bagi orang yang membacanya. Kou ajarkan keikhlasan dalam hidup Kou bimbing umatmu ke jalan yang benar Walau banyak yang menentang ajaranmu Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
270
Kou tetap berjuang 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan Hingga aku tahu Tuhanku Lelah dan letih tak pernah kou rasakan Imaji pendengaran Caci dan maki kou anggap ujian 8. Rima Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Pada bait pertama berima a-a-a-a, pada bait ke-2 berima a-a-a-a, pada bait ke-3 berima a-b-a-b, pada bait ke-4 berima a-b-a-b. 9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama.
Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ ________________ Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
271
_________________ _________________ _________________ _________________ _________________ ___________________ ___________________ ___________________ ___________________ Nama Lengkap : Ade Yulianty Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C2 KARTINI
Namamu harum, seharum jasamu Tekadmu kuat, sekuat jiwamu Kou berjuang untuk kami Putri di negeri pertiwi Kami bangga mengenalmu Dan tak aka nada hentinya untuk mengenangmu Meski jasadmu kini tak berdiri lagi Namun namamu, tetap selalu berdiri di hati
Kami tak takut lagi untuk beradu Bersaing, berkompetisi tetap akan selalu maju Walau tantangan demi tantangan terus datang silih berganti Tak akan menjadi penghalang yang berarti
Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
272
Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subjectmatter
yang
dikemukakan
oleh
penyair”.
Ungkapan
tersebut
mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idolanya yaitu kartini yang merupakan pahlawan yang telah mebela hak-hak wanita. KARTINI Namamu harum, seharum jasamu Tekadmu kuat, sekuat jiwamu Kou berjuang untuk kami Putri di negeri pertiwi 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan yang ada adalah perasaan bangga dan kagum pada pahlawan kita. Kami bangga mengenalmu Dan tak aka nada hentinya untuk mengenangmu Meski jasadmu kini tak berdiri lagi Namun namamu, tetap selalu berdiri di hati 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleh penyair, apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada dalam puisi diatas adalah bersikap lugas dalam menyampaikan perasaan bangga dan semangat dalam menghadapi rintangan dalam hidup. Kami tak takut lagi untuk beradu Bersaing, berkompetisi tetap akan selalu maju Walau tantangan demi tantangan terus dating silih berganti Tak akan menjadi penghalang yang berarti Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
273
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana dalam puisi diatas adalah terharu dan bahagia Kami bangga mengenalmu Dan tak aka nada hentinya untuk mengenangmu Meski jasadmu kini tak berdiri lagi Namun namamu, tetap selalu berdiri di hati
4. Pesan (Amanat) Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa sekarang kaum perempuan tidak takut lagi untuk beremansipasi karena ada kesamaan gender. Kami tak takut lagi untuk beradu Bersaing, berkompetisi tetap akan selalu maju Walau tantangan demi tantangan terus dating silih berganti Tak akan menjadi penghalang yang berarti 5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah 1) Menghargai orang lain Namamu harum, seharum jasamu Tekadmu kuat, sekuat jiwamu Kou berjuang untuk kami Putri di negeri pertiwi 2) Berjiwa besar Walau tantangan demi tantangan terus dating silih berganti Tak akan menjadi penghalang yang berarti 3) Berani berjuang Kami tak takut lagi untuk beradu Bersaing, berkompetisi tetap akan selalu maju Walau tantangan demi tantangan terus datang silih berganti Tak akan menjadi penghalang yang berarti
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
274
6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Pilihan kata yang digunakan adalah menggunakan bahasa sehari-hari namun bermakna. Dan juga menggunakan bahasa yang bermajas perumpamaan. Namamu harum seharum jasamu Meski jasadmu kini tak berdiri lagi 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan: Kami tak takut lagi untuk beradu Bersaing, berkompetisi tetap akan selalu maju Walau tantangan demi tantangan terus dating silih berganti Tak akan menjadi penghalang yang berarti 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, penyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Bait pertama, kedua dan ketiga bait diatas berima: a-a-b-b. dan adanya asonansi antara /a/ dan /u/ pada kata: jasamu, jiwamu, kami, pertiwi, mengenalmu, mengenangmu, lagi, hati, beradu, maju, berganti dan berarti. Pilihan kata-kata itu sangat tepat digunakan untuk mengungkapkan rasa bangga dan kagum terhadap pahlawan. Kami bangga mengenalmu Dan tak aka nada hentinya untuk mengenangmu Meski jasadmu kini tak berdiri lagi Namun namamu, tetap selalu berdiri di hati
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
275
9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut disusun dalam bentuk bait-bait.
Judul _______________________ _______________________ _______________________ _______________________ ____________________________ ____________________________ _____________________________ _____________________________ ________________________ ________________________ ________________________ _________________________
Nama Lengkap : Afra Auliani Abidin Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C3
Kabut di kala Senaja
Aku tak lagi melihatmu Tak lagi menyentuhmu Dan tak lagi mendengarmu
Kamu hilang, Entah kemana kamu menghilang
Bagai kabut di kala senja Tertutup rapat oleh awan tipis tapi mengaburkan Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
276
Bagai embun di pagi hari Membasahi pipi ketika ku mengingatmu
Aku selalu mencarimu, tapi pencarianku sia-sia Mencarimu tanpa arah Didalam ruang kabut yang tebal Tak ada matahari Tak ada sinar cahaya Semua terasa hampa
Tidak gelap tidak juga terang Warna kabut ketika senja memenuhi penglihatanku Itu yang aku rasakan Ketika kou menghilang
Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi diatas adalah tentang suatu keadaan yang diibaratkan oleh si aku liris ketika si kou menghilang dari hidupnya. Tidak gelap tidak juga terang Warna kabut ketika senja memenuhi penglihatanku Itu yang aku rasakan Ketika kou menghilang
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
277
2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan yang dirasakan oleh si aku liris adalah perasaan kegelisahan dan kesedihan yang teramat dalam karena dia kehilangan si kou yang dalam puisi ini si kou sebagai orang yang dibicarakan. Tak ada matahari Tak ada sinar cahaya Semuanya terasa hampa 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada penyair dalam puisi itu adalah bersikap lugas mengutarakan kegelisahannya ditinggal si kou. Kamu hilang, Entah kemana kamu menghilang Bagai kabut dikala senja Tertutup rapat oleh awan tipis tapi mengkaburkan Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasan yang ada adalah rasa iba dan sedih. Tak ada matahari Tak ada sinar cahaya Semua terasa hampa 4. Pesan (Amanat) Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
278
Pesan dalam puisi ini adalah bahwa si sku liris ingin menyampikan perasaan yang ia rasakan saat ia ditinggal pergi oleh pacarnya. Tidak gelap tidak juga terang Warna kabut ketika senja memenuhi penglihatanku Itu yang aku rasakan Ketika kou menghilang 5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah 1) Rasa cinta dan saying Tidak gelap tidak juga terang Warna kabut ketika senja memenuhi penglihatanku Itu yang aku rasakan Ketika kou menghilang 2) Berusaha keras tidak pantang menyerah Aku selalu mencarimu, tapi pencarianku sia-sia Mencarimu tanpa arah, bagaikan mencarimu Di dalam ruang kabut yang tebal 6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Pemilihan kata dalam puisi ini menggunakan bahasa sehari-hari. Tapi ada juga kalimat yang bermajas personifikasi: Bagai embun di pagi hari Membasahi pipi ketika ku mengingatmu Tidak gelap. Tidak juga terang Warna kabut dikala senja memenuhi penglihatanku 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan: Bagai kabut dikala senja Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
279
Tertutup oleh awan tipis tapi mengkaburkan Bagai embun di pagi hari Membasahi pipi ketika ku mengingatmu Tak ada matahari Tak ada sinar cahaya Semuanya terasa hampa 8. Rima Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Tidak ada rima dalam puisi ini. Namun terdapat pengulangan pronominal persona mu dalam puisi tersebut seperti terlihat pada kata; mengingatmu, mendengarmu, melihatmu dan menyentuhmu jadi jelas sudah dari pengulangan pronominal persona mu bahwa yang diajak bicara dalam puisi tersebut adalah si mu yang berarti bagi si aku.
9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. ______________ ______________ ______________ _________________ _________________ _________________ __________________ ________________ ________________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
280
___________________ ___________________ ___________________ ________________ ________________ ________________ ____________________ ____________________ ____________________
Nama Lengkap : Angga Yogaswara Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No absen/ Kode : C4
Tokoh Idola
Nafasku adalah senyummu Detak jantungku adalah semangatmu Inspirasiku adalah jiwamu Kekuatanku adalah dirimu
Semua yang ada dalam jiwaku hanyalah tentang dirimu Kisah yang ku tulis, lagu yang kunyanyikan Semua mengisahkan tentang dirimu
Keindahan duniaku adalah warna dari kehadiranmu Inspirasiku takkan habis karena kehadiranku Melihat semua yang kou lakukan adalah keindahan bagiku Oh idolaku…..koulah penuntunku
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
281
Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi di atas adalah tentang tokoh idola yang menjadi insprirasi si aku dalam mengarungi hidup ini. Tokoh Idola Nafasku adalah senyummu Detak jantungku adalah semangatmu Inspirasiku adalah jiwamu Kekuatanku adalah dirimu 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan yang ada adalah rasa kebanggaan si penulis tentang tokoh idolanya. Keindahan duniaku adalah warna dari kehadiranmu Inspirasiku takkan habis karena kehadiranku 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada dalam puisi tersebut bersikap lugas dalam menyampaikan rasa kagumnya terhadap tokoh idola. Dan si penyair menggunakan pilihan kata yang konotatif. Nafasku adalah senyummu Detak jantungku adalah semangatmu Inspirasiku adalah jiwamuatmu Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
282
Kekuatanku adalah dirimu Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana puisi tersebut adalah rasa penasaran untuk mengetahui tokoh idola si aku liris karena didalam pusi tersebut si aku liris tidak menyebutkan siapa idolanya. Melihat semua yang kou lakukan adalah keindahan bagiku Oh idolaku…..koulah penuntunku 4. Pesan (Amanat) Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Pesan dari puisi diatas adalah bahwa sang idola itu adalah penuntun si aku liris dan inspirasi si aku liris tak akan habis karena kehadiran tokoh idolanya Keindahan duniaku adalah warna dari kehadiranmu Inspirasiku takkan habis karena kehadiranku Melihat semua yang kou lakukan adalah keindahan bagiku Oh idolaku…..koulah penuntunku
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi adalah 1). Menghargai prestasi orang lain Melihat semua yang kou lakukan adalah keindahan bagiku 2). Meniru kebaikan orang Inspirasiku takkan habis karena kehadiranmu 3). Berpikir positif Inspirasiku adalah jiwamu 4). Produktif Inspirasiku takkan habis karena kehadiranmu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
283
6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Pemilihan kata yang digunakan menggunakan bahasa sehari-hari dan ada juga kalimat yang bermajas. Kalimat yang bermajas hiperbola ini terdapat dalam kalimat: Nafasku adalah senyummu Detak jantungku adalah semangatmu Kekuatanku adalah dirimu Inspirasiku adalah jiwamu 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan.
Imaji penglihatan Keindahanku adalah warna dari kehadiranmu Inspirasiku takkan habis karena kehadiranmu Melihat semua yang kou lakukan adalah keindahan bagiku
8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Bait pertama berima: a-a-a-a, bait ke-2 berima: a-b-a, bait ke-3 berima: a-a-aa. Semua menggambarkan kekaguman si aku kepada si kamu sebagai orang yang diajak bicara, yang terdapat dalam kata: senyummu, semangatmu, dirimu, jiwamu, dirimu, dirimu, kehadiranmu, bagiku, penuntunku. Jelas sudah dari Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
284
pengulangan pronominal mu menegaskan betapa si aku mempunyai kebanggan terhadap mu. Dan kehadiran mu memengaruhi kehidupan si aku liris.
9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul ______________ ______________ ______________ ______________ _____________________ _____________________ ______________________ ________________ ________________ ________________ ________________
Nama Lengkap : Asep Saepulloh Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No absen/ Kode : C6
Nabi Muhammad Saw
Wahai Nabi ku Wahai Muhammad Ku Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
285
Kou maha bijaksana Kou pemimpin kami
Hanya kou contoh yang baik Hanya kou yang patut ditiru Jadikanlah aku jadi umatmu Bantulah kelak aku di kehidupanku kedua
Kou utusan Tuhan yang terakhir Dan tiada penggantimu lagi Hanya kou nabi terakhir Dan tak ada nabi yang terakhir lagi
Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi diatas adalah tokoh idola dimana tokoh yang diidolakan adalah seseorang yang besar yaitu seorang Nabi yang merupakan penuntun umat manusia. Nabi Muhammad Saw Wahai Nabi ku Wahai Muhammad Ku 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Perasaan penulis dalam menulis puisi tersebut adalah rasa bangga si aku liris terhadap seorang nabi. Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
286
Hanya kou contoh yang baik Hanya kou yang patut ditiru Jadikanlah aku jadi umatmu Bantulah kelak aku di kehidupanku kedua 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh. Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada dalam puisi diatas adalah bersikap mengurui agar pembaca sadar akan perilaku di dunia karena ada dunia kedua. Dan mengingatka kepada pembaca bahwa Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir dan tiada nabi lagi, hanya Kou contoh yang baik dan hanya Kou yang patut ditiru. Hanya kou contoh yang baik Hanya kou yang patut ditiru Jadikanlah aku jadi umatmu Bantulah kelak aku di kehidupanku kedua Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana yang hadir setelah membaca puisi tersebut adalah rasa aman dan terarah karena adakalanya kita lupa untuk apa dan karena apa kita hidup. Apa yang dilakukan di dunia merupakan bekal yang akan dibawa di dunia kedua. Hanya kou contoh yang baik Hanya kou yang patut ditiru Jadikanlah aku jadi umatmu Bantulah kelak aku di kehidupanku kedua 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Pesan yang ingin disampaikan bahwa kita sebagai umat muslim harus meniru contoh yang baik. Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
287
Hanya kou contoh yang baik Hanya kou yang patut ditiru 5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi adalah 1). Shaleh Wahai Nabiku Wahai Muhammadku Kou maha bijaksana Kou pemimpin kami 2). Berjiwa besar Kou maha bijaksana Kou pemimpin kami 3). Beriman Kou utusan yang terakhir Dan tiada penggantimu lagi Hanya kou nabi terakhir Dan tak ada nabi yang terakhir lagi 4). Berusaha untuk melakukan hal yang baik Hanya kou contoh yang baik Hanya kou yang patut ditiru Jadikanlah aku jadi umatmu Bantulah aku nanti dikehidupan kedua 5). Memiliki tujuan hidup Jadikanlah aku jadi umatmu Bantulah aku nanti dikehidupan kedua 6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Pemilihan diksi yang digunakan menggunakan bahasa sehari-hari namun bermakna dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh si penulis puisi tersebut. Si aku selalu berpikir dalam bertindak karena si aku yakin akan adanya dunia kedua. Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
288
Hanya kou contoh yang baik Hanya kou yang patut ditiru Jadikanlah aku jadi umatmu Bantulah kelak aku di kehidupanku kedua 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan: Wahai Nabiku Wahai Muhammadku Kou maha bijaksana Kou pemimpin kami Hanya kou contoh yang baik Hanya kou yang patut ditiru 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, penyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Pada bait ke-3 ada pengulangan bunyi kata terakhir dan lagi Kou utusan Tuhan yang terakhir Dan tiada penggantimu lagi Hanya kou nabi terakhir Dan tak ada nabi yang terakhir lagi 9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul _______________ _______________ Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
289
_______________ _______________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________
Nama Lengkap : Anisah Tsamarah Aidi Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C5
My Idol Idolaku… Idolaku… kau sungguh menawan di mataku Kau selalu ada di saat aku sedang sedih Walau kuhanya melihat melalui angan
Idolaku... Aku senang mengidolakanmu Aku selalu mendengar lagu indahmu Meskipun secara tidak langsung Idolaku… Terus berjuang meraih mimpi yang dinanti Kuingin melihatmu di peringkat nomer 1 1 kata persembahan ku untukmu Wish you all the best
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
290
Ada yang menarik dari judul di atas, “My Idol” walaupun jika dialihbahasakan menjadi Idolaku, tetapi penggunaan bahasa Inggris menjadi lebih menarik untuk dibaca dan itu merupakan sebuah judul yang berhasil untuk sebuah puisi. Judul puisi di atas dengan jelas sesuai dengan tema dan dibingkis dalam bentuk yang menarik. Kemudian kita lihat mengenai bentuk puisi di atas. Bentuk puisi yang mengalami repetisi diperbolehkan dalam sebuah puisi. Bentuk yang terdiri dari bait-bait teratur dipergunakan dalam puisi tersebut. Dan tipografi dalam teks di atas sudah mewakili adanya bentuk sebuah puisi. Amanat yang termaktub dalam puisi tersebut adalah doa. Sebuah puisi bisa menjadi doa, bisa menjadi catatan pribadi, bisa menjadi apapun bergantung maksud yang akan disampaikan oleh penulis. Dari puisi di atas bisa dilihat ada doa yaitu pada baris dua bait tiga: Terus berjuang meraih mimpi yang dinanti ada pesan doa terlepas doa itu untuk siapa. Diksi yang dipakai terlihat biasa saja, hanya ada yang cukup baik ketika ada kata Wish you all the best. Sedangkan kata-kata atau frase seperti Peringkat nomer 1, lagu indahmu, meraih mimpi terlihat biasa-biasa saja. Tetapi tautan kata Menawan di mataku merupakan sebuah kata-kata yang berhasil untuk dijadikan sebuah puisi karena tidak bersifat umum. Tidak ada majas yang digunakan, tetapi dalam sebuah puisi majas bukan hal yang utama. Walau memang majas itu selalu bisa menjadikan sebuah puisi lebih sublim dan menyayat untuk dibaca. Tidak ada pengetatan kata-kata ketika menuliskannya akan menjadikan tidak ada imajinasi yang dipakai. Dan majas tidak akan ditemui dalam sebuah puisi yang telanjang. Nada yang disampaikan biasa saja dan sama dengan nada teks pada umumnya, tetapi di akhir puisi terlihat usaha penulis untuk melahirkan nada puncak yang berbeda. Yaitu pada kata Wish you all the best.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
291
Nama Lengkap : Billy Antony Ayland Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/Kode : C7
CANTIK
Kulitmu putih seperti kain kafan Matamu indah bagaikan bola salju Bibirmu merah seperti darahku Kulitmu halus seperti kain sutra
Badanmu indah tinggi semampai Betapa sempurnanya dirimu Sungguh ingin ku congkel matamu Ingin ku mencakar wajahmu Ingin ku mengsumbat hidungmu Jika…… kou menolakku Lebih baik ku mati bersamamu
Karna kesempurnaan mu membuatku cinta padamu Koulah……idola cintaku
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
292
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola yang mengidolakan seorang gadis cantik untuk menjadi pacarnya.
CANTIK Kulitmu putih seperti kain kafan Matamu indah bagaikan bola salju Bibirmu merah seperti darahku Kulitmu halus seperti kain sutra 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan penulis ketika menulis puisi tersebut adalah rasa kekaguman penulis akan gadisnya sehingga ia memanggil kekasihnya dengan sebutan cantik yang berarti indah dan enak dipandang. Bait pertama mendeskripsikan keadaan si cantik sebagai idolanya dengan kata-kata yang bermajas yang terdapat pada bait ke-1: Kulitmu putih seperti kain kafan Matamu indah bagaikan bola salju Bibirmu merah seperti darahku Kulitmu halus seperti kain sutra 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada yang disampaiakan oleh penyair adalah nada yang lugas dan sesuai dengan keadaan penyair yang sedang di mabuk cinta. Dalam bait ke-1 berisi
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
293
pujia-pujian terhadap si cantik. Pada bait ke-2 terdapat curahan hati si penulis jika ia tidak diterima cintanya maka si penulis akan meluapkan kekeselannya dengan kata kiasan: mencongkel mata, mencakar wajahmu, mengsumbat hidungmu hal ini dilontarkan jika si aku liris ditolak cintanya. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana yang ada adalah rasa takut dan terharu karena si aku mencintai gadis pujaannya secara berlebihan dimana ada kontra dari bait pertama dan bait ke 2. Di bait pertama mendeskripsikan kecantikan dan keadaan fisik gadis pujaan si aku liris. Bait ke-2 larik ke-1 dan ke-2 tentang kesempurnaan si gadis tapi dari larik ke-3 sampai ke-7 kesadisan yang akan dilakukan si aku liris jika cintanya ditolak. Cinta bisa begitu indah seperti percintaan natara Romeo dan Juliet juga seperti dalam kisah putrid salju dan Cinderalla. Dan cinta pun bisa menjadi biang dendam dan benci dan inilah percintaan si aku liris jika rasa cintanya di tolak. Dengan kesempurnaan yang dimiliki si gadis menjadikan si aku mencintai gadis itu dan menjadikannya idola. 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadap sesuatu. Jika kita mencintai orang lain janganlah berlebihan dan apa yang kita lakukan di dunia ini semata-mata untuk mendapat ridho dari Allah SWT Sungguh ingin ku congkel matamu Ingin ku mencakar wajahmu Ingin ku mengsumbat hidungmu Jika…… kou menolakku Lebih baik ku mati bersamamu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
294
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Cantik adalah: 1. kasih sayang Dari puisi cantik tersebut dapat disimpulkan bahwa si aku liris memiliki sikap yang egois dan tidak mencintai dirinya karena rasa cintanya yang teramat dalam membuat si aku liris tidak berkarakter karena tidak dapat mengendalikan emosinya. Sungguh ingin ku congkel matamu Ingin ku mencakar wajahmu Ingin ku mengsumbat hidungmu Jika…… kou menolakku Lebih baik ku mati bersamamu 6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Puisi diatas lewat unsur-unsur yang dibangunnya, terasa mendalam, mengharukan,
menakutkan,
menggembirakan
tapi
di
bait
terakhir
kesempurnaan yang dimiliki oleh seseorang dapat menjadikan orang lain sakit hati tatkala orang itu tidak dapat menerima kenyataan. Betapa sempurnanya dirimu Sungguh ingin ku congkel matamu Ingin ku mencakar wajahmu Ingin ku mengsumbat hidungmu Jika…… kou menolakku Lebih baik ku mati bersamamu Karna kesempurnaan mu membuatku cinta padamu Koulah……idola cintaku
7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
295
Imaji penglihatan Kulitmu putih seperti kain kafan Matamu indah bagaikan bola salju Bibirmu merah seperti darahku Kulitmu halus seperti kain sutra Badanmu indah tinggi semampai Betapa sempurnanya dirimu Imaji perabaan Sungguh ingin ku congkel matamu Ingin ku mencakar wajahmu Ingin ku mengsumbat hidungmu Jika…… kou menolakku Lebih baik ku mati bersamamu 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Rima puisi cantik ini melalui pengolahan bunyi. Adanya asonansi /a/ dan /i/, yaitu: kulitmu, matamu, bibirmu, darahku, kafan, sutra, dirimu, wajahmu, hidungmu,padamu. Dan ada pengulangan kata kulitmu, matamu. Pronomina mu dan ku bermakna bahwa yang berbicara dalam puisi itu adalah si aku liris dan mu disini adalah seorang gadis dengan pangilan cantik. 9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul ________________ ________________ ________________ ________________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
296
_______________ _______________ _______________ _______________ _______________ _______________ ______________ ______________ ______________ ______________
Nama Lengkap : Chaterin Claudia Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C8
Pangeran Dipenogoro
Pangeran Dipenogoro kou pahlawan sejati Tak pernah mementingkan diri sendiri Berjuang separuh nafas untuk kebebasan negeri ini Pangeran Dipenogoro pahlawan pembela pertiwi
Kou tinggalkan takhta kerajaan yang megah Kou ikhlaskan kehidupanmu untuk berjuang Demi kehormatan bangsa dan Negara Menuju Indonesia merdeka
Pangeran Dipenogoro jasadmu telah kembali ke bumi Namun api perjuanganmu tak mati-mati Kou habiskan tetesan darahmu untuk negeri ini Kou habiskan nafas penghabisan untuk pertiwi Dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
297
1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola, si aku mengidolakan Pangeran Dipenogoro 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan yang ada adalah tentang kekaguman dan kebanggaan si aku terhadap pahlawan Indonesia.
3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada yang disampaikan adalah bersikap lugas dalam menyampaikan rasa bangga terhadap pahlawan. Pangeran Dipenogoro kou pahlawan sejati Tak pernah mementingkan diri sendiri Berjuang separuh nafas untuk kebebasan negeri ini Pangeran Dipenogoro pahlawan pembela pertiwi Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut adalah merasa bangga karena memiliki pahlawan seperti Pangeran Dipenogoro sehingga berkat jasa-jasa beliau Indonesia menjadi merdeka. Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
298
Kou tinggalkan takhta kerajaan yang megah Kou ikhlaskan kehidupanmu untuk berjuang Demi kehormatan bangsa dan Negara Menuju Indonesia merdeka 4. Pesan (Amanat) Herman J. Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Pesan yang ingin disampaikan adalah kita harus bebrbagga memiliki pahlawan seperti Pangeran Dipenogoro karena beliau merupakan pahlawan sejati yang berani meninggalkan takhta kerajaan yang magah dan keikhlasannya untuk berjuang demi negeri ini. Walau jasadmu telah mati tapi perjuanganmu tak akan pernah mati. Pangeran Dipenogoro kou pahlawan sejati Tak pernah mementingkan diri sendiri Kou ikhlaskan kehidupanmu untuk berjuang Demi kehormatan bangsa dan Negara Menuju Indonesia merdeka 5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah 1) berjiwa besar 2) menghargai pengorbanan orang lain 3) Berpikir positif 6) Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Pemilihan kata dalam puisi tersebut adalah menggunakan bahasa sehari-hari dalam menyampikan rasa bangganya terhadap pahlawan yang telah membela Negara Indonesia sehingga menjadi Negara yang merdeka. Kou tinggalkan takhta kerajaan yang megah Kou ikhlaskan kehidupanmu untuk berjuang Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
299
Demi kehormatan bangsa dan Negara Menuju Indonesia merdeka 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan Pangeran Dipenogoro kou pahlawan sejati Tak pernah mementingkan diri sendiri Berjuang separuh nafas untuk kebebasan negeri ini Pangeran Dipenogoro pahlawan pembela pertiwi 8. Rima Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Bait pertama puisi tersebut berima: a-a-a-a, bait ke-2 berima: b-b-b-b, bait ke3 berima a-a-a-a. 9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul ___________________________ _______________ ____________________________ ________________ ______________________________ __________________ _______________________________ ____________________ Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
300
Nama Lengkap : Desi Hardianti Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C9
ROSULULLAH SAW
Cinta kami ya Rosul akankah sampai padamu Rindu kami ya Rosul tak sabar ingin bertemu Dalam hidup sekejap ini Ku junjung tinggi namamu Dalam renunganku teringat padamu Selalu bergema shalawat untukmu Tak terlupakan semua pengorbananmu Di jalanmu yang menuju kemenangan Bila waktuku dating hasratku di jalanmu Jalan yang selalu terang Jalan lurus yang ku tuju Ya rosul hadir dalam hijrah hidupku Perjalanan yang berbatu dan berliku Meski gelombang uji coba menghadang Aku kan berdiri kukuh dan berjuang Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
301
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi di atas adalah tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan orang yang sangat besar yaitu seorang Rosululloh SAW ROSULULLAH SAW Cinta kami ya Rosul akankah sampai padamu Rindu kami ya Rosul tak sabar ingin bertemu 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan yang ada dalam puisi tersebut adalah rasa bangga, kagum dan tegar dalam menghadapi hidup dan ia mencoba selalu berada di jalan yang benar karena hidup ini hanya sekejap. Dalam hidup sekejap ini Jalan yang selalu terang Jalan yang lurus ku tuju aku kan berdiri kukuh dan berjuang 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada dalam puisi tersebut adalah si penulis puisi bersikap lugas dalam menyampaiakan keinginannya untuk selalu mencontoh Rosululloh karena si aku berkeyakinan bahwa hidup ini hanya sementara. Cinta kami ya Rosul akankah sampai padamu Rindu kami ya Rosul tak sabar ingin bertemu Dalam hidup sekejap ini Ku junjung tinggi namamu Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
302
Suasana dalam puisi tersebut adalah rasa aman dan nyaman karena mengingatkan kembali kepada kita akan tujuan hidup di dunia. Hidup ini hanya sementara jadi usahakan agar selalu berada di jalan yang benar. Dalam hidup sekejap ini Jalan yang selalu terang Jalan lurus yang kutuju 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa dalam hidup yang sementara ini kita harus mencontoh Rosululloh SAW agar hidup ini berada di jalan yang lurus dan benar. Dalam hidup sekejap ini Jalan yang selalu terang Jalan lurus yang kutuju 5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi adalah 1). Beriman Bila waktuku datang hasratku di jalanmu 2). Taat dan patuh Ku junjung tinggi namamu Di jalanmu yang menuju kemenangan 3). Shaleh Jalan yang selalu terang Jalan lurus yang ku tuju 4). Berjiwa besar Cinta kami ya Rosul akan kah sampai padamu Rindu kami ya Rosul tak sabar ingin bertemu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
303
6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Diksi dalam puisi tersebut adalah menggunakan bahasa sehari-hari tidak ada unsur puitisnya. Meskipun menggunakan bahasa-bahasa sehari-hari puisi tersebut bermakna dan bernilai. Dalam renunganku teringat padamu Selalu bergema shalawat untukmu Tak terlupakan semua pengorbananmu Di jalanmu yang menuju kemenangan 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji pendengaran: Selalu bergema shalawat untukmu Imaji penglihatan: Tak terlupakan semua pengorbananmu Di jalanmu yang menuju kemenangan 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Dalam puisi tersebut tidak ada permainan rima, tetapi terdapat pengulangan pronominal persona mu seperti pada kata: padamu, namamu, padamu,
untukmu,
pengorbananmu,
jalanmu.
Dari
pengulangan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
304
pronominal persona mu jelaslah bahwa si aku mengidolakan mu dan diusahakan mencontoh si mu yang dalam puisi ini mu sebagai tokoh idola yaitu Rosululloh. Begitu mulia si aku dan karakter seperti inilah yang dapat menjadi pondasi bangsa. Perjalanan yang berbatu dan berliku Meski gelombang uji coba menghadang Aku kan berdiri kukuh dan berjuang 9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul ________________ ________________ ________________ ________________ _______________ _______________ _______________ _______________ _______________ _______________ ______________ ______________ ______________ ______________
_______________ _______________ _______________ _______________ Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
305
Nama Lengkap : Deffi Putri Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
Absen/Kode
: C10
Kenanglah dalam Selembar Puisi Jika malam ini aku tiada Jangan kou berduka Jangan pula kou melara Karena aku takkan terima Jika malam ini aku mati Jangan kou meninti air mata Jangan pula kou merana Karna aku takkan bahagia
Jika malam ini aku benar tiada dan mati Kenanglah aku sebagai puisi Kenanglah aku dalam mimpi Disetiap kou terbangun di pagi
Karena, disetiap harimu Langkahmu, Nafasmu Aku masih abadi Meski hanya menjadi selembar puisi
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subjectmatter
yang
dikemukakan
oleh
penyair”.
Ungkapan
tersebut
mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
306
puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Puisi yang berjudul Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi merupakan puisi yang bertemakan percintaan yang bernilai religius karena si aku liris menginginkan orang yang dicintainya harus ikhlas menerima kematian si aku dan meskipun si aku telah tiada di dunia ini si aku tetap ada dan abadi meski hanya menjadi selembar puisi, hal ini ditunjukkan pada bait ke-3 dan bait ke-4. Jika malam ini aku benar tiada dan mati Kenanglah aku sebagai puisi Kenanglah aku dalam mimpi Disetiap kou terbangun di pagi Karena, disetiap harimu Langkahmu, Nafasmu Aku masih abadi Meski hanya menjadi selembar puisi 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat
penulis
ini
didukung
oleh
pernyataan
yang
dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan penulis dalam puisi kenanglah aku dalam selembar puisi adalah kepasrahan penulis dan keikhlasan penulis menyambut kematian dan jika ia benar-benar mati malam itu, ia meningini agar orang-orang yang dekat dengan si aku liris jangan menangis dana jangan berduka karena si penulis tidak akan terima. Hal ini ditunjukkan pada bait ke-1 dan ka-2. Jika malam mini aku tiada Jangan kou berduka Jangan pula kou melara Karena aku takkan terima
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
307
Jika malam ini aku mati Jangan kou meninti air mata Jangan pula kou merana Karna aku takkan bahagia 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleh penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut Nada puisi tersebut adalah bernada menasihati hal ini ditunjukkan pada bait ke-1, bait ke-2. Jangan kou berduka Jangan pula kou melara Jangan kou meninti air mata Jangan pula kou merana Suasana yang ditimbulkan adalah keharuan akan keikhlasan penulis akan sikapnya karena ia berterima akan takdir yang telah ditentukan Allah. Jika malam ini aku mati Jangan kou meninti air mata Jangan pula kou merana Karna aku takkan bahagia 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Pesan dalam puisi tersebut adalah si aku liris berpesan agar orang-orang terdekatnya jangan bersedih dan harus menerima kematian yang merupakan takdir Allah, meskipun si aku liris sudah tiada namun ia selalu ada dan abadi walau dalam selembar puisi. Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
308
Jika malam ini aku benar tiada dan mati Kenanglah aku sebagai puisi Kenanglah aku dalam mimpi Disetiap kou terbangun di pagi Karena, disetiap harimu Langkahmu, Nafasmu Aku masih abadi Meski hanya menjadi selembar puisi 5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi adalah a. Ikhlas Keikhlasan penulis menerima takdir yang telah ditentukan oleh Allah yaitu kematian ditunjukkan dengan kata, “Jika malam ini aku mati”. b. Bertanggung jawab Si aku liris menginginkan agar kematiannya tidak menjadikan orang lain berduka dan merana karena si aku liris tidak akan terima. Jika malam mini aku tiada Karena aku takkan terima Jika malam ini aku mati Karna aku takkan bahagia c. Berjiwa besar Jika malam ini aku benar tiada dan mati Kenanglah aku sebagai puisi Si aku liris menginginkan agar setelah ia mati orang akan mengenangnya sebagai puisi yang berarti si penulis itu dalam hidupnya telah melakukan hal yang sangat luar biasa karena kenangan masa hidupnya diibaratkan sebagai puisi, dan puisi itu merupakan sesuatu yang bernilai dan bermakna. Orang yang berjiwa besarlah yang bermakna di dalam hidupnya. d. Penuh cinta kasih Jangan kou berduka Jangan pula kou melara Jangan kou meninti air mata Jangan pula kou merana Karena, disetiap harimu Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
309
Langkahmu, Nafasmu Aku masih abadi Meski hanya menjadi selembar puisi e. Beriman Si aku liris merupakan orang yang beriman karena si aku bisa menerima kematian yang merupakan takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT Jika malam ini aku mati 6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Penulis menggunakan kata yang lugas dan mudah di pahami. Terdapat asonansi /u/ dan /a/, /a/ dan /i/. pada kata berduka, melara, terima, merana, dan kata mati, mimpi, puisi, dan kata harimau, nafasmu. 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan: Jika malam ini aku tiada Jangan kou berduka Jangan pula kou melara Jika malam ini aku mati Jangan kou meninti air mata Jangan pula kou merana Jika malam ini aku benar tiada dan mati Kenanglah aku sebagai puisi 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
310
lambang bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Puisi tersebut bait ke-1 berima a-a-a-a, bait ke-2 berima a-b-a-a, bait ke-3 berima a-a-a-a dan bait ke-4 berima a-a-a-a. 9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul ________________ ________________ ________________ ________________ _________________ __________________ __________________ ___________________ ________________ ________________ ________________ ________________
Nama Lengkap : Fahmi Fajar Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C13
Tokoh Idola
Guruku engkau adalah pahlawan Pahlawan tanpa tanda jasa Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
311
Namamu akan selalu hidup Hidup di hatiku yang paling dalam
Engkau patriot pahlawan bangsa Apalah kami tanpa engkau Mungkinkah tanpamu aku akan seperti ini Seperti yang kau lihat menjadi seseorang yang sukses
Terima kasih guruku, namamu akan selalu ku kenang Dikenang di hatiku Dihati yang paling dalam Karna engkau tak pantas untuk dilupakan
Namaku akan selalu kukenang Dalam sanubariku Namamu akan selalu hidup Dalam kegelapan Judul puisi di atas cukup baik tapi tidak terlalu puitis. Frase “Tokoh Idola”
berbeda dengan kata-kata “Cahaya
Hidup”
walaupun bisa
menampilkan arti yang sama. Jika dilihat dari temanya yaitu tokoh idola dan dihubungkan dengan keseluruhan isi dari puisi. Judul di atas bisa dikatakan berhasil tapi tidak puitis. Bentuk puisi di atas sudah berhasil dikatakan sebagai puisi dikarenakan sebuah puisi pada saat ini tidak bisa dibatasi dalam bentuk apa pun. Bahkan ada yang disebut puisi prosais. Tetapi lepas dari itu, kita bisa melihat sebuah ciri khas dari pemakaian kata-katanya. Pesan moral dalam puisi di atas jelas sekali tentang bagaimana kita sebagai manusia harus berterimakasih pada apapun yang pernah berjasa dalam hidup. Dan pesan moral di atas berhasil dituliskan dalam puisinya.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
312
Guruku engkau adalah pahlawan Namamu akan selalu hidup Pahlawan tanpa tanda jasa Hidup di hatiku yang paling dalam...1
Namaku akan selalu kukenang Dalam sanubariku Namamu akan selalu hidup Dalam kegelapan....4
Diksi dan majas akan selalu berhubungan, ketika kita melihat diksi yang baik digunakan dalam puisi. Maka akan dilihat juga majas-majas di dalamnya, kita lihat puisi di atas kaya akan metafor tetapi tidak lepas dari tema. Baris kata seperti Dalam sanubariku, Namamu akan selalu hidup dalam kegelapan, hidup di hatiku yang paling dalam merupakan kata-kata yang mempunyai style dalam penulisannya. Diksi dan majas dalam puisi ini sangat baik. Imajinasi bermain dan menjadi sebuah kata-kata nyata yang puitis. Walaupun majas sudah ditampilkan, tetapi alur nada dalam puisi tersebut terlihat kurang ketat dalam pemilihan kata-katanya. Tetapi itu tidak menjadi masalah lagi ketika tautan makna yang dibangun dari awal sampai akhir bisa terasakan oleh pembaca. Dan puisi di atas menunjukkan hal itu.
Nama Lengkap : Fanny Septiani Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C14
GURU TERBAIK
Wajahmu lembut Penuh kasih sayang Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
313
Kau selalu tersenyum Walau kami membuatmu kesal
Guru kau selalu membantuku Ketika kita sedang kesusahan Guru ilmumu selalu kau berikan Kepada murid-muridmu
Guru lemahmu tak kau rasakan Demi mengajar murid-muridmu Jasamu sungguh luar biasa Terima kasih guru
Jika diapresiasi dari segi temanya, terlihat ada ketepatan yang berhubungan dengan tokoh idola. Judul puisi “Guru Terbaik” sudah mewaklili apa yang akan diceritakan dalam tema tokoh idola. Bentuk puisi bersifat bebas, yang penting kata-kata di dalamnya berbeda dengan kata-kata yang ditampilkan dalam paragraf biasa. Jika dilihat dari kata-kata yang dipakainya. Bentuk puisi tersebut di atas sudah mewakili sebagai sebuah bentuk puisi. Hal itu dikarenakan puisi yang ditulis terdiri dari bait-bait yang merupakan salah satu syarat utama hadirnya sebuah puisi. Amanat sebuah puisi adalah tidak mutlak, selama itu bisa dirasakan oleh pembacanya dalam suasana sedih atau bahagia. Maka puisi tersebut dikatakan berhasil membuat makna dalam puisinya. Dalam puisi di atas, walaupun amanatnya tercantum di tiap bait. Misalnya pada baris Guru kau selalu membantuku/Ketika sedang kesusahan/Guru ilmumu selalu kau berikan/Kepada murid-muridmu. Bait tersebut menyampaikan sebuah amanat yang cukup baik tentang jasa seorang guru. Tetapi tidak hanya amanat yang harus ditampilkan dalam puisi. Ada diksi yang harus dipilih hingga tidak telanjang begitu saja puisi tersebut.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
314
Diksi dalam sebuah puisi merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki puisi dibanding karya lain seperti prosa atau artikel. Kata-kata guru, mengajar, jasa, terima kasih, sudah sering dipakai dalam teks biasa. Jadi, tidak ada keistimewaan dalam puisi tersebut dilihat dari diksinya. Majas dalam puisi penting untuk penyimbolan agar puisi tidak terasa telanjang dan gampang dipahami seperti teks lain. Karena itulah keberhasilan sebuah puisi, ketika metafor-metafor yang digunakan akan membuat bulu kuduk merinding. Dalam puisi di atas tidak ditampilkan metafor yang istimewa, kata-kata yang dipakai di dalamnya seperti teks biasa yang dibaitbaitkan. Nada dalam puisi terdiri dari rima dan ritma. Puisi diatas sudah cukup berusaha untuk membuat sebuah rima yang bisa diapresiasi sebagai sebuah puisi. Tetapi jika diolah kembali kata-kata tersebut di atas bisa menjadi sebuah puisi yang berhasil.
Nama Lengkap : Fauzi Ismail Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C15
Guru Engkou bagaikan cahaya Yang menenrangi jiwa Bagi setiap manusia Dari segala gelap dunia
Kou membuka kesempatan Atas bentuk kegagalan yang menghentikan Kou pamerkan lembar kemegahan Atas usaha sebuah keberhasilan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
315
Kou berjasa tanpa berharap lebih Kou dahulukan mimipi pemilk bangsa Untuk membawa nama Sebuah kebanggaan Terima kasih Hanya itu sebuah kata Yang hanya kupersembahkan Untuk Guruku
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi di atas adalah tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan orang yang berjasa dalam hidupnya ialah guru. Guru 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan yang ada dalam puisi tersebut adalah rasa bangga atas jasa-jasa yang telah di berikan oleh guru. Kou berjasa tanpa berharap lebih Kou dahulukan mimpi pemilik bangsa Untuk membawa nama Sebuah kebanggaan Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
316
3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada yang ada dalam puisi tersebut adalah bersikap lugas dalam menyampaikan rasa bangga dan kagumnya terhadap orang yang paling berjasa yaitu guru yang telah menjadikannya terang dalam menghadapi hidup atas ilmu yang telah ia peroleh. Engkou bagaikan cahaya Yang menerangi jiwa Dari segala gealap dunia Untuk membawa nama Sebuah kebanggaan Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana dalam puisi tersebut adalah rasa haru dan bangga atas pengorbanan seorang guru. Kou berjasa tanpa berharap lebih Kou dahulukan mimipi pemilk bangsa Untuk membawa nama Sebuah kebanggaan 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Pesan yang ingin disampaikan adalah rasa terima kasih yang teramat dalam untuk guru yang telah menerangi jiwanya dari kegelapan. Terima kasih…… Hanya itu sebuah kata Yang hanya kupersembahkan Untuk guruku
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
317
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi adalah 1). Tahu balas budi Terima kasih…… Hanya itu sebuah kata Yang hanya kupersembahkan Untuk guruku 2). Berjiwa besar Kou berjasa tanpa berharap lebih Kou dahulukan mimipi pemilik bangsa Untuk membawa nama Sebuah kebanggaan 3). Jujur Kou membuka kesempatan Atas bentuk kegagalan yang menghentikan Kou pamerkan lembar kemegahan Atas usaha sebuah keberhasilan 4). Berkemauan keras untuk lebih baik Kou membuka kesempatan Atas bentuk kegagalan yang menghentikan Kou pamerkan lembar kemegahan Atas usaha sebuah keberhasilan 6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Pemilihan kata dala puisi tersebut menggunakan bahasa sehari-haari dan bahasa yang bermajas perumpamaan. Peraduan keduanya menjadikan puisi itu bermakna. Engkau bagaikan cahaya Yang menerangi jiwa Dari segala gelap dunia 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
318
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan Kou membuka kesempatan Atas bentuk kegagalan yang menghentikan 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Pada bait pertama dan kedua berima yaitu; a-a-a-a dan b-b-b-b tetapi pada bait ke-3 dan ke-4 tidak ada permainan rima. 9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul _____________ _____________ _____________ _____________ ________________ ________________ ________________ ________________ _______________ _______________ _______________ _______________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
319
________________ ________________ ________________ ________________ Nama Lengkap : FITRIAH Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C16 Nabi Muhammad SAW
Ya Rosululloh
Engkau telah memperjuangkan agama islam Engkau bangkitkan umat islam dari kaum quraisy Engkau hadang rintangan demi rintangan Untuk membela agama islam Engkau hadapi dengan tekad yang kuat
Ya Rosululloh
Engkaulah surya yang menyinari kelamnya hati manusia Engkaoulah purnama penerang gelapnya jiwa manusia Engkoulah cahaya diatas cahaya Betapa mulia akhlaqmu Besarnya perjuanganmu menegakkan agama Agungnya cintamu menyanyangi sesame
Ya Rosulloh
Betapa indah akhlaqmu Bagai cahaya keindahan Al-quran Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
320
Rindu kami padamu sepanjang masa Engkou cermin bagi hidup kami Engkoulah petunjuk perjalanan kami Engkoulah mata air hati dan pikiran kami Wahai teladan yang tak pernah padam
Ya Rosululloh
Betapa suci akhlaqmu Bagai cahaya kesucian al-Quran Hadirkanlah cintamu dalam ibadah kami Ajarkanlah ketabahan dalam doa kami Mengalirlah jihadmu dalam hati kami Tumbuhkanlah akhlakmu dalam hidup kami
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subjectmatter
yang
dikemukakan
oleh
penyair”.
Ungkapan
tersebut
mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi di atas adalah tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan orang yang sangat besar yaitu seorang Nabi Muhammad SAW. 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat
penulis
ini
didukung
oleh
pernyataan
yang
dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
321
perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan yang ada adalah rasa bangga dan kekaguman terhadap orang yang sangat besar yaitu Nabi Muhammad SAW. Engkau telah memperjuangkan agama islam Engkau bangkitkan umat islam dari kaum quraisy Engkau hadang rintangan demi rintangan Untuk membela agama islam Engkau hadapi dengan tekad yang kuat 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada yang disampaian adalah bersikap lugas dalam menyampaikan rasa kebanggaannya terhadap peribadi Rosululloh sehingga si aku berkeinginan agar Rosululloh hadir dalam ibadah dan kehidupannya dengan mencontoh akhlaq Rosululloh. Ya Rosululloh Betapa suci akhlaqmu Bagai cahaya kesucian al-Quran Hadirkanlah cintamu dalam ibadah kami Ajarkanlah ketabahan dalam doa kami Mengalirlah jihadmu dalam hati kami Tumbuhkanlah akhlakmu dalam hidup kami Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana dalam puisi tersebut adalah nyaman dan tenang jika kita hidup mencontoh Rosululloh dan tujuan hidup pun pasti terarah. Engkoulah cermin bagi kami Engkoulah punjuk perjalanan kami Engkolah mata air dan pikiran kami Wahai teladan yang tak pernah padam
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
322
4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa agar kita dalam hidup harus mencontoh pribadi Rosululloh agar kita menjadi manusia yang baik dan bermakna bagi orang banyak. Engkoulah cermin bagi kami Engkoulah punjuk perjalanan kami Engkolah mata air dan pikiran kami Wahai teladan yang tak pernah padam 5. Nilai-nilai moral dalam puisi adalah 1) Beriman Hadirkanlah cintamu dalam ibadah kami 2) Berusaha menjadi baik Engkaulah cermin bagi hidup kami 3) Rajin beribadah Hadirkanlah cintamu dalam ibadah kami Ajarkanlah ketabahan dalam doa kami Mengalirlah jihadmu dalam hati kami Tumbuhkanlah akhlaqmu dalam hidup kami 4) Berjiwa besar Karena penulis telah mengidolakan tokoh yang sangat besar dalam hidupnya sehingga si aku liris berusaha untuk mencontoh akhlaq Rosululloh Ajarkanlah ketabahan dalam doa kami Mengalirlah jihadmu dalam hati kami Tumbuhkanlah akhlaqmu dalam hidup kami 5) Penyabar Ajarkanlah ketabahanmu dalam doa kami
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
323
6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Pemilihan kata dalam puisi tersebut menggunakan bahasa sehari-hari tetapi bernilai dan bermakna. Jika puisi tersebut di ubah dan lebih bermakna padat maka hasil puisi akan lebih indah. Ya Rosululloh Engkau telah memperjuangkan agama islam Engkau bangkitkan umat islam dari kaum quraisy Engkau hadang rintangan demi rintangan Untuk membela agama islam Engkau hadapi dengan tekad yang kuat 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan Engkau telah memperjuangkan agama islam Engkau bangkitkan umat islam dari kaum quraisy Engkau hadang rintangan demi rintangan Untuk membela agama islam Engkau hadapi dengan tekad yang kuat 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Tidak ada permainan rima dalam puisi tersebut.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
324
9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul _________________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________
_________________
_________________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________
_________________
_________________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
325
Nama Lengkap : Hanisah Apriliani Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C18
Yang Tak Pernah Tersampaikan
Aku titipkan perasaanku kepada tanah Namun kou menginjaknya Aku titipkan perasaanku kepada air Namun kou mengeringankannya
Aku titipkan perasaanku kepada api Namun kou memadamkannya Aku titipkan perasaanku kepada angin Namun kou tak melihatnya
Kini Haruskah ku menanti kejaiban Berharap dirimu bisa merasakan perasaanku Hingga akhir nafas ini Ku tak akan urungkan niat bersamamu
Disini, kou hadirkan ingatan yang membuatku tenang Ingatan yang membuatku bahagia ketika mengingatmu Namun satu pintaku kepadamu Walaupun rasa ini tak pernah tersampaikan Ku berharap selalu melihatmu bahagia disana
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
326
1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subjectmatter
yang
dikemukakan
oleh
penyair”.
Ungkapan
tersebut
mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi diatas adalah tentang percintaan yang merupakan cinta bertepuk sebelah tangan. Si aku disini mencintai orang dimana orang tersebut tidak menghiraukannya. Aku titipkan perasaanku kepada tanah Namun kou menginjaknya Aku titipkan perasaanku kepada air Namun kou mengeringankannya Aku titipkan perasaanku kepada api Namun kou memadamkannya Aku titipkan perasaanku kepada angin Namun kou tak melihatnya 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut.
Pendapat
penulis
ini
didukung
oleh
pernyataan
yang
dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan yang ada adalah rasa kecewa si aku akan cintanya namun si aku berharap agar si kamu dapat merasakan hal yang sama tapi jika tidak si aku akan tetap mencintai si kamu sampai akhir nafas ini. Berharap dirimu bisa merasakan perasaanku Hingga akhir nafas ini Ku tak akan urungkan niat bersamamu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
327
3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada dalam puisi tersebut adalah bersikap lugas menyatakan perasaan cintanya kepada si mu orang yang dicintainya.
Disini, kou hadirkan ingatan yang membuatku tenang Ingatan yang membuatku bahagia ketika mengingatmu Namun satu pintaku kepadamu Walaupun rasa ini tak pernah tersampaikan Ku berharap selalu melihatmu bahagia disana Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasananya adalah rasa haru dan bangga karena rasa cinta yang dimiliki si aku sangat tulus walaupun tak berbalas. Dan si aku tetap mendoakan si mu agar selalu bahagia. Walaupun rasa ini tak pernah tersampaikan Ku berharap selalu melihatmu bahagia disana 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Amanat yang ingin disampaikan oleh si aku liris adalah walaupun rasa yang dimilikinya tidak berbalas si aku berharap agar kekasihnya itu selalu hidup bahagia. Namun satu pintaku kepadamu Walaupun rasa ini tak pernah tersampaikan Ku berharap selalu melihatmu bahagia disana
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
328
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi adalah: 1). Tidak memaksakan kehendak Walau rasa ini tak pernah tersampaikan Ku berharap ku selalu melihatmu bahagia disana 2). Berjiwa besar Kini Haruskah ku menanti kejaiban Berharap dirimu bisa merasakan perasaanku Hingga akhir nafas ini Ku tak akan urungkan niat bersamamu 3). Berani berkorban Aku titipkan perasaanku kepada tanah Namun kou menginjaknya Aku titipkan perasaanku kepada air Namun kou mengeringankannya Aku titipkan perasaanku kepada api Namun kou memadamkannya Aku titipkan perasaanku kepada angin Namun kou tak melihatnya 4). Tidak putus asa Ku takkan urungkan niat bersamamu. 5). Mencintai dan menyanyangi orang lain Disini, kou hadirkan ingatan yang membuatku tenang Ingatan yang membuatku bahagia ketika mengingatmu. 6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Puisi diatas menggunakan kata bermajas perumpamaan dan menggunakan bahasa sehari-hari. Aku titipkan perasaanku kepada tanah Namun kou menginjaknya Aku titipkan perasaanku kepada air Namun kou mengeringankannya Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
329
Aku titipkan perasaanku kepada api Namun kou memadamkannya Aku titipkan perasaanku kepada angin Namun kou tak melihatnya 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan Aku titipkan perasaanku kepada tanah Namun kou menginjaknya Aku titipkan perasaanku kepada air Namun kou mengeringkannya Namun kou memadamkannya Namun kou tak melihatnya 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Pada bait pertama dan bait kedua berima a-b-a-b, sedangkan pada bait ke-3 dan ke-4 tidak ada permainan rima namun ada pengulangan pronominal mu yang menegaskan betapa berartinya kamu untuk si aku. Perasaanku, bersamamu, mengingatmu, kepadamu, melihatmu. 9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
330
_______________ ________________ ________________ ________________ _____________ _____________ _____________ ______________ ______________ ______________ ______________ ______________ ______________ _________________ _________________ _________________ _________________ _________________
Nama Lengkap : Komalasari Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C22
IBU
Tak henti-hentinya aku mengucap syukur karena telah memiliki sosok ibu sepertimu Kou rela memperjuangkan hidup dan matimu untuk melahirkanku kedunia ini Rela menjagaku selama Sembilan bulan meski masih dalam kandungan Dan rela menyitakan waktumu hanya untuk membesarkan dan mendidikku Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
331
Ibu….kasih sayangmu tak akan terlupakan Kepedulianmu selalu dihati Jiwaku hilang jika tanpamu Baktiku hanya untukmu Ketulusan hatiku kan kulakukan hanya untuk membuatmu tersenyum Meski lakuku selalu membuatmu sedih Namun kou selalu mendoakanku dalam setiap doa yang kou panjatkan Kehadiranmu tak akan bisa digantikan Kebahagiaanmu adalah obat untuk langkah hidupku Ibu…. Kou selalu mengajarkan kebaikan untukku Belaian kasihmu mampu mendamaikan hatiku Terima kasih atas semua yang telah kou berikan padaku Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola, si aku mengidolakan ibunya. IBU
2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
332
Perasaan yang dirasakan oleh penulis puisi adalah rasa kagum dan bahagia karena memiliki ibu yang sanga luar biasa. Tak henti-hentinya aku menucap syukur karena telah memiliki sosok ibu sepertimu Belaian kasihmu mampu mendamaikan hatiku 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada dalam puisi tersebut adalah penulis puisi bersikap lugas dalam menyampaikan rasa kagum terhadap ibunya. Tak henti-hentinya aku mengucap syukur karena telah memiliki sosok ibu sepertimu Kou rela memperjuangkan hidup dan matimu untuk melahirkanku kedunia ini Rela menjagaku selama Sembilan bulan meski masih dalam kandungan Dan rela menyitakan waktumu hanya untuk membesarkan dan mendidikku Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana dalam puisi tersebut adalah rasa haru dan bahagia karena memang ibu sangat berharga dan bermakna dalam hidup. Ibu….kasih sayangmu tak akan terlupakan Kepedulianmu selalu dihati Jiwaku hilang jika tanpamu Baktiku hanya untukmu 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
333
Pesan yang ingin disampaikan adalah meningatkan betapa berjasanya ibu dalam hidup kita dan kita harus melakukan hal yang dapat membahagiakan hati ibu karena kebahagiaan ibu adalah obat bagi kita. Kebahagiaanmu adalah obat untuk langkah hidupku 5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi adalah 1). Shaleh Ibu….kasih sayangmu tak akan terlupakan Kepedulianmu selalu dihati Jiwaku hilang jika tanpamu Baktiku hanya untukmu 2). Anak yang berbakti Baktiku hanya untukmu 3). Anak yang pandai mengucap syukur Tak henti-hentinya aku mengucap syukur karena telah memiliki sosok ibu sepertimu Kou rela memperjuangkan hidup dan matimu untuk melahirkanku kedunia ini 4). Jujur Rela menjagaku selama Sembilan bulan meski masih dalam kandungan Dan rela menyitakan waktumu hanya untuk membesarkan dan mendidikku 6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Pemilihan kata dalam puisi tersebut adalah menggunakan bahasa sehari-hari, namun untaian katanya bermakna dan bernilai sehingga puisi tersebut bermakna. Ketulusan hatiku kan kulakukan hanya untuk membuatmu tersenyum Meski lakuku selalu membuatmu sedih Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
334
Namun kou selalu mendoakanku dalam setiap doa yang kou panjatkan Kehadiranmu tak akan bisa digantikan 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji pendengaran Tak henti-hentinya aku mengucap syukur Namun kou selalu mendoakanku dalam setiap doa yang kupanjatkan Imaji penglihatan: Ketulusan hatiku kan kulakukan hanya untuk membuatmu tersenyum Meski lakuku selalu membuatmu sedih 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Tidak ada permainan rima dalam puisi tersebut. Namun ada pengulangan pronominal persona ku, seperti: mendidikku, hidupku, untukku, hatiku, padaku dan juga pengulangan pronominal persona mu, seperti: sepertimu, tanpamu, untukmu. Dari pengulangan pronominal persona tersebut jelaslah bahwa yang berbicara itu si aku dan kepada mu dan mu disini adalah ibunya yang merupakan tokoh idola. Dan karena mu lah si aku ada di dunia ini.
9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
335
Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul ____________________ ____________________ ____________________ ____________________ __________________________ __________________________ __________________________ __________________________ _____________________ _____________________ _____________________ _____________________ _________________________ _________________________ _________________________ __________________________
Nama Lengkap : Maya Solihat Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C23 CHAIRIL ANWAR Aku mengagumi karya-karyamu Menghargai dan mempelajarinya Tulisanmu yang penuh makna Hingga menyentuh ke dalam dada Membaca karya tulismu Membuat bulu kudukku merinding
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
336
Bayangannya, seakan aku pernah hidup Dan berperan di dalamnya Karya sastra yang kou tulis Memberi inspirasi kepada kami Tuk memahami makna terserat Dan melahirkan sastra baru Kita tak pernah bertatap muka Karena dirimu lebih dulu berpulang Namun karyamu masih di kenang Lewat tulisan yang berkesan Aku ingin seperti dirimu Mampu merangkai kata menjadi puisi Yang bernilai dan berkesan Untuk kebanggan di masa depan Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola dan ini biasa dilihat dari judulnya: CHAIRIL ANWAR 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Herman J. Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
337
Perasaan yang ada adalah tentang kekaguman dan kebanggaan si aku terhadap penyair Indonesia. Aku mengagumi karya-karyamu Aku ingin sperti dirimu Mampu merangkai kata menjadi puisi Yang bernilai dan berkesan 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada yang disampaikan adalah bersikap lugas dalam menyampaikan kekagumannya kepada tokoh idola. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana yang ada dalam puisi adalah rasa bangga terhadap sastrawan Indonesia. Karya sastra yang kou tulis Memberi inspirasi kepada kami Tuk memahami makna terserat Dan melahirkan sastra baru 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Pesan yang ingin disampaikan adalah agar kita memahami makna tersirat dalam karya sastra maka kita harus mempelajari sastra tersebut agar kita dapat berimajinasi dalam menghasilkan karya sastra yang baru. Karya sastra yang kou tulis Memberi inspirasi kepada kami Tuk memahami makna terserat Dan melahirkan sastra baru
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
338
5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi adalah 1). Menghargai karya orang lain Namun karyamu masih dikenang Lewat tulisan yang berkesan 2). Ingin menjadi seorang yang lebih baik Aku ingin seperti dirimu Mampu merangkai kata menjadi puisi Yang bernilai dan berkesan Untuk kebanggaan di masa depan 3). Rajin membaca Membaca karya tulis mu Membuat bulu kudukku merinding 4). Membuat hidup bermakna dengan berkarya Aku mengagumi karya-karyamu Menghargai dan mempelajarinya Tulisanmu yang penuh makna Hingga menyentuh kedalam dada 6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Pemilihan kata yang digunakan adalah menggunakan bahasa sehari-hari namun bermakna. Aku mengagumi karya-karyamu Menghargai dan mempelajarinya Tulisanmu yang penuh makna Karya sastra yang kou tulis Memberi inspirasi kepada kami Tuk memahami makna terserat Dan melahirkan sastra baru 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
339
8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Tidak ada permainan rima dalam puisi tersebut. 9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional.
Judul ____________________ ____________________ ____________________ ____________________ ____________________ ____________________ ____________________ ____________________ ____________________ ____________________ ____________________ Nama Lengkap : M. Akbar. R Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C26
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
340
CINTA Rintik hujan yang menggelitik telinga Wangi embun yang mengharumkan hariku Kurasa cerah hari ini kan terasa bahagia Saat ku memandang cantiknya parasmu Tersenyumlah sang malaikat diatas sana Tatkala melihat senyum manismu Ohhh gadis……. Dapatkah ku memandang mu tuk sekejap saja? Hanya untuk dapatku merasakan sejuk dihatiku Ku pun mulai percaya bahwa ini cinta…. Setitik hatiku yang selalu mengingat namamu Kututup mataku sejenak Kupendam relung hatiku Hanya untuk menyimpan namamu di ujung relung hatiku Oh cinta
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Puisi ini bertemakan tentang tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan seorang gadis yang sangat rupawan sehingga puisi ini diberi judul cinta. Kekaguman si aku liris terhadap seorang gadis ditunjukkan pada bait ke-2. Si aku liris dapat merasakan kesejukan hatinya hanya dengan sekejap saja untuk
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
341
memandang si gadis, dan si aku merasakan bahwa ini adalah cinta dalam setiap waktu si aku liris selalu mengingatnya. Tersenyumlah sang malaikat diatas sana Tatkala melihat senyum manismu Ohhh gadis……. Dapatkah ku memandang mu tuk sekejap saja? Hanya untuk dapatku merasakan sejuk dihatiku Ku pun mulai percaya bahwa ini cinta…. Setitik hatiku yang selalu mengingat namamu 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Herman J. Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan penulis dalam menulis puisi ini adalah kegembiraan yang luar biasa, yakni dengan pemilihan kata mengharumkan hariku, cerah hari ini kan terasa bahagia, memandang, cantik,sejuk hatiku, mengingat, menyimpan. 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada yang digunakan bersikap khidmat tentang perasaan cintanya kepada seorang gadis yang menjadi idola dengan kata-kata yang menegaskan perasaannya. Wangi embun yang mengharumkan hariku Kurasa cerah hari ini kan terasa bahagia Saat ku memandang cantiknya parasmu Tersenyumlah sang malaikat diatas sana Tatkala melihat senyum manismu Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Puisi diatas lewat unsur-unsurnya menyatakan perasaan kekaguman yang mendalam
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
342
sampai malaikatpun ikut tersenyum ketika melihat si gadis yang diidolakannya itu tersenyum. Tersenyumlah sang malaikat diatas sana Tatkala melihat senyum manismu 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Pesan yang disampaikan penulis adalah permohonan si aku liris kpeda si gadis untuk dapat memandangnya walaupun sekejap agar si aku merasakan kedalaman rasanya dan ia yakin dengan rasa yang dimilikinya bahwa inilah yang dinamakan cinta. Ohhh gadis……. Dapatkah ku memandang mu tuk sekejap saja? Hanya untuk dapatku merasakan sejuk dihatiku Ku pun mulai percaya bahwa ini cinta…. Setitik hatiku yang selalu mengingat namamu 5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah 1). Jujur Kejujuran si aku liris merasakan rasa cintanya kepada gadis yang diidolakannya. Ohhh gadis……. Dapatkah ku memandang mu tuk sekejap saja? Hanya untuk dapatku merasakan sejuk dihatiku Ku pun mulai percaya bahwa ini cinta…. 2). Berkata benar Si aku liris mengakui perasaan hatinya Ku pun mulai percaya bahwa ini adalah cinta….. Setitik hatiku yang selalu mengingat namamu….. 3). Kasih sayang Oh gadis…. Dapatkah ku memandang mu tuk sekejap saja? Hanya untuk dapatku merasakan sejuk di hatiku Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
343
4). Percaya diri Kurasa cerah hari ini terasa bahagia Saatku memandang cantiknya parasmu 5). Berpikir positif Si aku liris berpikir positif tentang hari ini dan ia merasa hari ini akan cerah. Wangi embun yang mengharumkan hariku Kurasa cerah hari ini kan terasa bahagia 6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Diksi yang digunakan dalam puisi ini adalah menggunakan diksi yang bermakna konotatif dan bermakna denotatif. Makna konotatif terdapat pada kata, menggelitik telinga, mengharumkan hariku, dan penggunaaan bahasa sehari-hari yang tepat untuk mengungkapkan perasaan cinta yang mendalam seperti pada kata: cerah, memandang, cantiknya, melihat, memandang senyum manismu, sejuk, cinta, mengingat, namamu, mataku, relung hatiku, menyimpan, oh cinta. Kata-kata itu menggambarkan si aku liris betapa mendambakan kekasihnya dan keinginan si aku untuk memandang kekasihnya walau sekejap untuk menyejukkan hati si aku liris. Oh gadis…. Dapatkah ku memandang mu tuk sekejap saja? Hanya untuk dapatku merasakan sejuk di hatiku 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji perabaan: Rintik hujan yang menggelitik telinga Hanya dapat ku merasakan sejuk hatimu Hanya untuk menyimpan namamu di ujung relung hatiku Imaji citra rasa: Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
344
Wangi embun yang mengharumkan hariku Imaji penglihatan: Ku rasa cerah hari ini kan terasa bahagia Saat ku memandang antiknya parasmu Tersenyumlah sang malaikat diatas sana Tatkala melihat senyum manismu 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Bait pertama berima a-b-a-b, bait ke-2 berima a-b-a-b-a-b, bait ke-3 berima ab-b-a
9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul _____________ _____________ ______________ ______________ ____________________________ ____________________________ ____________________________ ____________________________ ____________________________ ____________________________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
345
_______________ _______________ _______________ _______________
Nama Lengkap : Moch Faruq Mufrod M Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode :C24
Sang Maestro
Otakmu bagaikan berlian Berlian ditumpukkan sampah-sampah Karyamu indah Indah bagaikan alam ini
Wahai sang maestro Kou telah membuat kami kagum Kagum akan karyamu Kagum akan ide-idemu Kou telah menginspirasi banyak orang Kou telah membuat mereka berlomba Berlomba untuk menjadi sepertimu Berlomba untuk membuat karya sepertimu Mungkin orang-orang tidak akan bisa membuat karya Karya yang sepertimu Karena karyamu begitu indah di mataku Chrisye Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
346
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola Mungkin orang-orang tidak akan bisa membuat karya Karya yang sepertimu Karena karyamu begitu indah di mataku Chrisye 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan yang ada dalam puisi diatas adalah rasa kagum terhadap sang maestro Wahai sang maestro Kou telah membuat kami kagum Kagum akan karyamu Kagum akan ide-idemu 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Herman J. Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada yang disampaikan adalah bersikap lugas dengan pujian-pujian kepada tokohnya karena kehebatan dan hasil karya yang telah diciptakan. Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
347
Otakmu bagaikan berlian Berlian ditumpukkan sampah-sampah Karyamu indah Indah bagaikan alam ini Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana yang ada adalah rasa kagum dan bangga karena telah memiliki sang maestro yang menghasilkan banyak karya Wahai sang maestro Kou telah membuat kami kagum Kagum akan karyamu Kagum akan ide-idemu 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Amanat yang ingin disampaikan adalah bahwa kita harus berlomba untuk menjadi sang maestro. Berlomba untuk jadi sepertimu Berlomba untuk membuat karya sepertimu 5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah 1). Menghargai kehebatan orang lain Wahai sang maestro Kou telah membuat kami kagum Kagum akan karyamu Kagum akan ide-idemu 2). Ingin menjadi orang yang bermanfaat Kou telah menginspirasi banyak orang Kou telah membuat mereka berlomba Berlomba untuk menjadi sepertimu Berlomba untuk membuat karya sepertimu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
348
3). Berwawasan luas Mungkin orang-orang tidak akan bisa membuat karya Karya yang sepertimu Karena karyamu begitu indah di mataku Chrisye 4). Memiliki cita-cita Berlomba untuk menjadi sepertimu Berlomba untuk membuat karya sepertimu 5). Mencintai dan menyanyangi sesama manusia. Wahai sang maestro Kou telah membuat kami kagum 6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Pemilihan kata yang digunakan adalah menggunakan bahasa sehari-hari dan ada juga menggunakan bahasa yang bermajas perumpamaan. Otakmu bagaikan berlian Berlian ditumpukkan sampah 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan
Wahai sang maestro Kou telah membuat kami kagum Kagum akan karyamu Kagum akan ide-idemu Kou telah menginspirasi banyak orang Kou telah membuat mereka berlomba Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
349
Berlomba untuk menjadi sepertimu Berlomba untuk membuat karya sepertimu 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Tidak ada permainan rima, namun ada pengulangan bunyi pronominal persona mu pada kata karyamu, ide-idemu, 3 kali pengulangan kata sepertimu. Dari pengulangan kata itu dapat mempertegas arti betapa hebatnya si mu itu sebagai tokoh yang diidolakan oleh si aku.
9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul _____________ _____________ ______________ _______________ _______________ _______________ _______________ _______________ __________________ __________________ __________________ __________________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
350
Nama Lengkap : Muhammad Maulana Malik Ibrohim Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C25
Sejuta Cinta Untukmu IBU
Ibu Bila aku diciptakan menjadi sebuah angin Akan kutiupkan hembusan angin Angin cinta kasih sayang padamu
Jika kou merasakan kesejukkan itu Aku pun akan tersenyum melihatnya Karena rasa cinta dan kasih sayang yang aku hembuskan untukmu Tak sebanding dengan langit dan bumi yang kou berikan padaku
Bila aku melihatmu bersedih Akan kulukiskan sebuah pelangi indah Di Angkasa raya Hanya untuk membuatmu tersenyum Percayalah ibu Semua yang kulakukan itu Hanya sebagian real dari sebagian rasa cinta untukmu Karena koulah idolaku Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
351
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi di atas adalah tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan orang yang sangat besar yaitu seorang ibu yang sangat berjasa. Sejuta Cinta Untukmu IBU Ibu Bila aku diciptakan menjadi sebuah angin Akan kutiupkan hembusan angin Angin cinta kasih sayang padamu 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan yang ada dalam puisi tersebut adalah rasa sayang kepada ibunya dan rasa bahagia si aku liris jika dapat membuat ibunya bahagia. Percayalah ibu Semua yang kulakukan itu Hanya sebagian real dari sebagian rasa cinta untukmu Karena koulah idolaku 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada puisi tersebut bersikap lugas dalam menyampaikan perasaannya ke dalam puisi sehingga bermakna. Jika kou merasakan kesejukkan itu Aku pun akan tersenyum melihatnya Karena rasa cinta dan kasih sayang yang aku hembuskan untukmu Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
352
Tak sebanding dengan langit dan bumi yang kou berikan padaku Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana dalam puisi tersebut adalah rasa haru dan bangga karena ibu tetap menjadi sosok yang sangat luar biasa. Percayalah ibu Semua yang kulakukan itu Hanya sebagian real dari sebagian rasa cinta untukmu Karena koulah idolaku 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Pesan yang ada dalam puisi tersebut adalah menyampaikan segala rasa yang dirasakan oleh si aku kepada ibunya. Percayalah ibu Semua yang kulakukan itu Hanya sebagian real dari sejuta rasa cinta untukmu Karena koulah idolaku 5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi adalah 1). Anak yang berbakti Bila aku melihat bersedih Akan kulukiskan sebuah pelangi indah Di angkasa raya Hanya untuk membuatmu tersenyum 2). Anak shaleh Percayalah ibu Semua yang kulakukan itu Hanya sebagian real dari sejuta rasa cinta untukmu Karena koulah idolaku
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
353
3). Penuh cinta dan saying Angin cinta kaih saying padamu Karena rasa cinta dan kasih sayang yang aku hembuskan untukmu 6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Pemilihan kata dalam puisi diatas menggunakan bahasa sehari-hari. Jika kou merasakan kesejukkan itu Aku pun akan tersenyum melihatnya Karena rasa cinta dan kasih sayang yang aku hembuskan untukmu Tak sebanding dengan langit dan bumi yang kou berikan padaku 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan Jika kou merasaka kesejukan itu Aku akan tersenyum melihatnya 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Tidak ada perminan rima dalam puisi tersebut. 9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
354
_________________ _________________ _________________ _________________ ____________________ ____________________ ____________________ ____________________ ___________________ ___________________ ___________________ ___________________ _____________________ _____________________ _____________________ _____________________ Nama Lengkap : Muhammad Azis El Islamy Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C27 SANG IDOLA
Menatapmu adalah potret Aku seakan tersedot keduniamu Seakan aku orang yang paling tahu Semua tentang mu
Aku hanya tersenyum malu Malu pada kebodohanku Apakah ini sebuah ambisi atau obsesi Kemampuanku melampaui imajinasi seperti dirimu Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
355
Aku ingin seperti mu Namun aku tau aku pasti tak mampu
Sang Idolaku Untukmu kupersembahkan kemampuanku Atas semua kegigihanmu selama ini Jangan pernah lelah menginjakkan kakimu di rumput hijau ini
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola SANG IDOLA 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Herman J. Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan penyair dalam menulis puisi diatas adalah rasa kagum terhadap sang idola,
sehingga
si
aku
ingin
melakukan
yang
terbaik
untuk
mempersembahkannya kepada sang idolanya. Sang Idolaku Untukmu kupersembahkan kemampuanku Atas semua kegigihanmu selama ini Jangan pernah lelah menginjakkan kakimu di rumput hijau ini
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
356
3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada dalam puisi diatas adalah bersikap lugas menungkapkan rasa kagumnya terhadap sang idola.Dan si aku menginkan pribadi yang sama seperti sang idola namun si aku merasa tak mampu. Tapi si aku berusaha untuk melakukan yang terbaik. Aku ingin seperti mu Namun aku tau aku pasti tak mampu Sang Idolaku Untukmu kupersembahkan kemampuanku Atas semua kegigihanmu selama ini Jangan pernah lelah menginjakkan kakimu di rumput hijau ini Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana puisi diatas adalah rasa kagum atas tokoh yang diidolakan si aku. Sang Idolaku Untukmu kupersembahkan kemampuanku 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Pesan yang ingin disampaikan adalah keinginan si aku agar tokoh idolanya jangan menyesal melakukan apapun dalam hidup ini karena sang tokoh idola merupakan orang yang paling hebat sehingga si aku merasa bukan siapa-siapa, dan si aku merasa malu pada kebodohannya. jangan pernah lelah menginjakkan kakimu dirumput hijau ini. Aku hanya tersenyum malu Malu pada kebodohanku Apakah ini sebuah ambisi atau obsesi Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
357
Kemampuanku melampaui imajinasi seperti dirimu 5. Nilai-nilai moral dalam puisi diatas adalah: 1). Jujur Aku hanya tersenyum malu Malu pada kebodohanku 2). Berusaha melakukan yang terbaik Untukmu kupersembahkan kemampuanku Atas semua kegigihanku selama ini 3). Menghargai kelebihan yang dimiliki orang lain Apakah ini sebuah ambisi atau obsesi Kemampuanku melampaui imajinasi seperti dirimu 4). Berpikir positif Sang idolaku Untukmu kupersembahkan kemampuanku 6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Pemilihan kata-kata yang digunakan dalam puisi tersebut adalah menggunakan bahsa sehari-hari, namun pemilihan katanya bermakna. Ada juga kalimat yang bermajas perumpamaan terdapat pada bait pertama larik ke-2. Aku seakan tersedot kedalam duniamu Jangan pernah lelah menginjakkan kakimu di rumput hijau ini 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan.
8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
358
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Dalam puisi diatas tidak ada permainan rima. 9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul ____________ _____________ _____________ _____________ __________________ ___________________ ___________________ ___________________ ____________________ ____________________ ________________ ________________ ________________ ________________
Nama Lengkap : Nadiar Tanzil Kelas Sekolah
-
: 10.1 : SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/Kode : C28
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
359
Bandungku Bandungku……. Kou panas bagaikan neraka Aku lelah dengan panasmu Aku basah dengan sengatanmu Oh Bandungku…… Ku ingin kou seperti dulu Kota yang penuh keindahan Dengan penuh mekarnya bunga
Mana Bandungku yang dahulu Yang dimekari jutaan bunga Warna-warni indahmu Bagaikan pelangi bumi
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Dalam puisi Bandungku si penulis mengidolakan kota Bandung. 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
360
Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Dari pilihan kata penulis merasa marah dan kesal atas keadaan Bandung sekarang. Terdapat pada bait pertama: Bandungku……. Kou panas bagaikan neraka Aku lelah dengan panasmu Aku basah dengan sengatanmu 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada dalam puisi itu bersikap menggurui karena si aku liris meninginkan keadaan Bandung seperti dulu lagi. Kota yang penuh keindahan dengan penuh mekarnya bunga. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Oh Bandungku…… Ku ingin kou seperti dulu Kota yang penuh keindahan Dengan penuh mekarnya bunga Suasana puisi itu adalah mengharukan karena keadaan Bandung yang sudah tidak indah lagi, sehingga si aku liris mempertanyakan dimana Bandung yang dahulu yang dimekari jutaan bunga dan warna-warni indahmu bagaikan pelangi dan itu terdapat pada bait ke-3. Mana Bandungku yang dahulu Yang dimekari jutaan bunga Warna-warni indahmu Bagaikan pelangi bumi
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
361
4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Dalam puisi Bandungku penulis berpesan agar Bandung senantisa menjadi kota yang penuh keindahan dengan penuh mekaran bunga. Oh Bandungku…… Ku ingin kou seperti dulu Kota yang penuh keindahan Dengan penuh mekarnya bunga 5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi adalah 1). Bertangung jawab Oh Bandungku…… Ku ingin kou seperti dulu Kota yang penuh keindahan Dengan penuh mekarnya bunga 2). Berpikiran positif dan cinta alam Mana Bandungku yang dahulu Yang dimekari jutaan bunga Warna-warna indahmu Bagaikan pelangi bumi 6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Puisi
diatas
dilihat
dari
unsur-unsur
yang
dibangunnya
terasa
menggambarklan kota Bandung yang gersang dan haus akan penghijauan. Pemiliham katanya sesuai dengan keadaan Bandung sekarang. Bandungku……. Kou panas bagaikan neraka Aku lelah dengan panasmu Aku basah dengan sengatanmu Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
362
7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji citra rasa Bandungku……. Kou panas bagaikan neraka Aku lelah dengan panasmu Aku basah dengan sengatanmu Imaji penglihatan Oh Bandungku…… Ku ingin kou seperti dulu Kota yang penuh keindahan Dengan penuh mekarnya bunga 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambang bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Tidak ada permainan rima dalam puisi tersebut.
9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul ___________ ______________ _____________ ______________ _______________ Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
363
_______________ _______________ _______________ _____________ _____________ _____________ _____________
Nama Lengkap : Nuraeni Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C30
RADEN AJENG KARTINI
Engkau memberikan inspirasi bagi wanita Indonesia Engkau tak pantang menyerah memperjuangkannya Hatimu sungguh mulia membela kaum wanita Engkau angkat semua derajat wanita
Ancaman, larangan, kekerasan, engkau hadapi Karena tak ingin dibedakan dengan kaum lelaki Perlahan-lahan derajat kaum wanita sama dengan kaum lelaki Itu semua karena jasamu ibu kartini
Tak perduli meskipun nyawa kou pertaruhkan Tak ada yang menghina, mencibir, dan meremehkan Jasamu yang tak pernah dilupakan Sampai kapanpun dan tak akan pernah terlupakan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
364
“HABIS GELAP TERBITLAH TERANG” itu kata-kata bijakmu Emansipasi wanita ada karena jasamu Wanita Indonesia tidak akan pearnah melupakan jasa-jasamu Semua perjuanganmu akan di benakku
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola dimana si aku lirik mengidolakan Raden Ajeung Kartini sebagai tokoh pergerakan wanita.
2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan yang ada adalah rasa bangga dan kagum atas perjuangan yang telah dilakukan oleh raden Ajeng Kartini membela hak wanita.
Engkau memberikan inspirasi bagi wanita Indonesia Engkau tak pantang menyerah memperjuangkannya Hatimu sungguh mulia membela kaum wanita Engkau angkat semua derajat wanita
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
365
3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada yang disampaikan adalah bersikap lugas dan bermakna. Bahasanya cukup jelas karena ada kalimat penjelas. Ancaman, larangan, kekerasan, engkau hadapi Karena tak ingin dibedakan dengan kaum lelaki Perlahan-lahan derajat kaum wanita sama dengan kaum lelaki Itu semua karena jasamu ibu kartini Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana yang ada adalah rasa bangga karena kita telah memiliki pelopor pahlawan wanita yang membela hak wanita. Engkau memberikan inspirasi bagi wanita Indonesia Engkau tak pantang menyerah memperjuangkannya Hatimu sungguh mulia membela kaum wanita Engkau angkat semua derajat wanita 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa wanita Indonesia tidak akan pernah melupakan jasa-jasamu karena semua perjuangan si mu akan selalu ada di benak si aku. “HABIS GELAP TERBITLAH TERANG” itu kata-kata bijakmu Emansipasi wanita ada karena jasamu Wanita Indonesia tidak akan pearnah melupakan jasa-jasamu Semua perjuanganmu akan di benakku
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
366
5. Nilai-nilai moral dalam puisi diatas adalah 1). Menghargai perjuangan orang lain Tak perduli meskipun nyawa kou pertaruhkan Tak ada yang menghina, mencibir, dan meremehkan Jasamu yang tak pernah dilupakan Sampai kapanpun dan tak akan pernah terlupakan 2). Bertanggung jawab Wanita Indonesia tidak akan pearnah melupakan jasa-jasamu Semua perjuanganmu akan di benakku 3). Berjiwa besar “HABIS GELAP TERBITLAH TERANG” itu kata-kata bijakmu Emansipasi wanita ada karena jasamu 4). Berpikir positif Semua perjuanganmu akan ada di benakku
6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Pemilihan diksi dalam puisi tersebut adalah menggunakan bahasa sehari-hari tapi bermakna. Tak perduli meskipun nyawa kou pertaruhkan Tak ada yang menghina, mencibir, dan meremehkan Jasamu yang tak pernah dilupakan Sampai kapanpun dan tak akan pernah terlupakan 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan Engkau memberikan inspirasi bagi wanita Indonesia Engkau tak pantang menyerah memperjuangkannya Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
367
Hatimu sungguh mulia membela kaum wanita Engkau angkat semua derajat wanita Imaji pendengaran Ancaman, larangan, kekerasan, engkau hadapi Karena tak ingin dibedakan dengan kaum lelaki Perlahan-lahan derajat kaum wanita sama dengan kaum lelaki Itu semua karena jasamu ibu kartini 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Tidak ada permainan rima hanya ada pengulangan kata wanita, jasamu, lelaki dan kata kerja memperjuangkannya, pertaruhkan, meremehkan, dilupakan, terlupakan, melupakan. Dari pengulangan itu mengandung
kejelasan
makna
bahwa
kaum
wanita
yang
telah
memperjuangkan dan mempertaruhkan nyawanya untuk membela hak wanita dari laki-laki. 9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk bebas karena si penulis puisi menulisnya secara bebas tanpa terikat dengan konvensi-konvensi puisi pada umumnya. Nama Lengkap : Reva nur’ainy ovirza Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No ABSEN/ Kode
: C34
Para Pengagum Kou dipuja layaknya raja….. Kou disambut dengan kemeriahan….
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
368
Kou diidolakan semua kalangan…… Dan namamu, selalu disebut dengan semangat….
Seakan kou malaikat kecil yang dilahirkan di bumi Seakan kou adalah manusia sempurna Seakan kou segalanya Dan seakan kou adalah nafas para pengagumu
Para pengagum selalu memujamu, Tak kenal lelah menunggumu…. Tak kenal lelah menantimu…. Dan tak pernah bosan menyebut namamu…
Para pengagum selalu memujamu, Tak kenal lelah menunggumu Tak kenal lelah menantimu Dan tak pernah bosan menyebut namamu
Para pengagum yang tak dipedulikan Para pengagum yang tak dianggap penting Karna hanya sekedar mengagumimu Dan ku kan tetap menjadi pengagum yang tak berarti
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
369
Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi diatas adalah menceritakan tentang tokoh idola tapi tidak disebutkan siapa tokoh idolanya tersebut. Judul puisi tersebut adalah paraPengagum berarti orang yang mengidolakan tokoh tersebut bukan satu orang tetapi banyak orang. 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan yang dirasakan oleh penyair adalah rasa bangga terhadap tokoh idolanya. Kou dipuja layaknya raja….. Kou disambut dengan kemeriahan…. Kou diidolakan semua kalangan…… Dan namamu, selalu disebut dengan semangat…. Seakan kou malaikat kecil yang dilahirkan di bumi Seakan kou adalah manusia sempurna Seakan kou segalanya Dan seakan kou adalah nafas para pengagumu 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada dalam puisi diatas adalah bahwa si aku bersikap lugas dalam menyampaikan perasaannya kepada si kou walau si aku menjadi pengagum yang tek berarti. Para pengagum yang tak dipedulikan Para pengagum yang tak dianggap penting Karna hanya sekedar mengagumimu Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
370
Dan ku kan tetap menjadi pengagum yang tak berarti Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana yang ada adalah rasa penasaran akan tokoh yang diidolakan oleh si aku dan para pengagum lainnya, karena si kou sebagai orang yang diajak bicara tidak disebutkan secara jelas. 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Amanat yang ingin disampaikan adalah bahwa si aku akan tetap menjadi pengagum yang tak berarti. Dan ku kan tetap menjadi pengagum yang tak berarti. 5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah 1). Mengakui kelebihan orang lain Kou dipuja layaknya raja….. Kou disambut dengan kemeriahan…. Kou diidolakan semua kalangan…… Dan namamu, selalu disebut dengan semangat…. 2). Berjiwa besar Para pengagum yang tak dipedulikan Para pengagum yang tak dianggap penting Karna hanya sekedar mengagumimu Dan ku kan tetap menjadi pengagum yang tak berarti 3). Jujur dengan rasa yang dimiliki Tak kenal lelah menantimu…. Dan tak pernah bosan menyebut namamu…
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
371
6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Puisi diatas menggunakan bahasa sehari-hari namun ada juga bahasa yang bermajas perumpamaan. Kou dipuja layaknya raja Seakan kou malaikat kecil yang dilahirkan dibumi Dan seakan koulah nafas para pengagummu
7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan Seakan kou malaikat kecil yang dilahirkan di bumi Seakan kou adalah manusia sempurna Seakan kou segalanya Dan seakan kou adalah nafas para pengagumu Imaji pendengaran Kou dipuja layaknya raja Kou disambut dengan kemeriahan Dan namamu, selalu disebut dengan semangat…. 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambang bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Tidak ada permainan bunyi namun ada pengulangan kata mu, pengagummu, memujamu, menunggumu, menantimu, namamu, mengagumimu. Mempertegas makna bahwa yang menjadi subjek-matter adalah si mu. Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
372
9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul ________________ ________________ ________________ ________________
________________ ________________ ________________ ________________
________________ ________________ ________________ ________________
________________ ________________ ________________
Nama Lengkap : Reynaldo Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/Kode : C35
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
373
Oliver Khan
Tubuhmu begitu tinggi dan kekar Tangan dan kakimu begitu besar Seakan mudah saat kou menangkap sirkuit bundar Banyak prestasi yang telah kou raih Itulah kou Oliver Khan
Disaat masa mudamu Kou terlihat begitu hebat Dan tiada yang bisa menandingimu Dalam hal menangkap sirkuit bundar
Terlihat saat kou memperlihatkan kemampuanku Kou begitu gesit dan bereaksi cepat Bola-bola yang melesat ke gawangmu Kou tangkap dengan cepat Itulah kou Oliver Khan
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi siatas adalah tentang tokoh idola, si aku liris mengidolakan Oliver Khan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
374
2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan ketika penulis menulis puisi adalah rasa ketakjuban penulis dan rasa bangga penulis terhadap tokoh idolanya. Banyak prestasi yang telah kou raih Itulah kou Oliver Khan Disaat masa mudamu Kou terlihat begitu hebat Dan tiada yang bisa menandingimu Dalam hal menangkap sirkuit bundar 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Herman J. Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada dalam puisi diatas adalah penulis bersikap lugas mengungkapkan rasa kagumnya. Tubuhmu begitu tinggi dan kekar Tangan dan bahumu begitu besar Seakan mudah saat kou menangkap sirkuit bundar Itulah kou Oliver Khan Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana yang timbul dalam puisi itu adalah kekaguman tentang salah seorang pemain bola yaitu Oliver Khan. Tubuhmu begitu tinggi dan kaekar Tangan dan kakimu begitu besar Seakan mudah saat kou menangkap sirkuit bundar Banyak prestasi yang telah kou raih Itulah kou Oliver Khan
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
375
4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Amanat yang ingin disampaikan penulis adalah memberitahukan tentang kehebatan pemain bola yang bernama Oliver Khan saat bermain dilapangan dan penulis berpesan agar berprestasi dilapangan dalam menagkap bola harus gesit dan bereaksi cepat. Kou begitu gesit dan bereaksi cepat Bola-bola yang meleset ke gawangmu Kou tangkap dengan cepat 5. Nilai-nilai moral dalam puisi Oliver Khan adalah 1) Menghargai orang lain Penulis menghargai orang lain karena prestasi seseorang ia jadikan tokoh idolanya dan kehebatannnya itu menjadi pijakan penulis. Tubuhmu begitu tinggi dan kekar Tangan dan kakimu begitu besar Seakan mudah saat kou menangkap sirkuit bundar Banyak prestasi yang telah kou raih 2) Mengakui kehebatan orang lain Kehebatan Oliver Khan penulis deskripsikan dengan penuh semangat. Itulah kou Oliver Khan 3) Meniru sesuatu yang baik Perilaku yang baik Oliver Khan penulis jadikan suatu sikap yang pantas ditiru. Disaat masa mudamu Kou terlihat begitu hebat
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
376
6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Puisi diatas menggunakan bahasa sehari-hari dan pemilihat diksinya tepat namun tidak bermakna padat karena terdapat kalimat penjelas yang menjelaskan kalimat sebelumnya dan ini yang membatasi makana. Tubuhmu begitu tinggi dan kekar Tangan dan kakimu begitu besar Seakan mudah saat kou menangkap sirkuit bundar Banyak prestasi yang telah kou raih Itulah kou Oliver Khan Kata-kata : kekar, besar, bundar. Bait terakhir sajak diatas didominasi oleh kata-kata yang beraliterasi (r). Bunyi (r) ini menimbulkan asosiasi kesan bergetar. 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan: Tubuhmu begitu tinggi dan kekar Tangan dan kakimu begitu besar Seakan mudah saat kou menangkap sirkuit bundar Banyak prestasi yang telah kou raih Itulah kou Oliver Khan 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Denagn cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
377
Rima puisi diatas adalah a-a-a-b-b dan bait ke-2 berima a-b-a-b, bait ke-3 berima a-b-a-b-a.
9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul _________________ _________________ _________________ __________________ __________________ _______________ _______________ ________________ ________________ ____________________ ____________________ ____________________ ____________________
Nama Lengkap
: Rizka Rismayani Setiawan
Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode
: C36
Idolaku
Idolaku bukanlah seorang super hero Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
378
Yang membela sebuah kebenaran Idolaku bukanlah seorang public figur Yang dicintai dan disenangi banyak orang Idolaku bukanlah seorang dokter Yang bisa mengobati berbagai penyakit Dan idolaku bukanlah seorang presiden Yang bisa memimpin semua negeri menjadi makmur Tapi idolaku adalah…. Seorang sosok yang sangat berharga Seseorang yang paling penting di dunia Yang tidak akan pernah tergantikan Dia adalah seseorang yang paling besar Seseorang yang selalu memaafkan setiap kesalahanku Dan selalu menghiburku dikala gundah Dan dia adalah orang tua terbaikku Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola Dia adalah seseorang yang paling besar Seseorang yang selalu memaafkan setiap kesalahanku Dan selalu menghiburku dikala gundah Dan dia adalah orang tua terbaikku
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
379
2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan yang dirasakan adalah rasa bangga dan kagum terhadap ibunya. Tapi idolaku adalah…. Seorang sosok yang sangat berharga Seseorang yang paling penting di dunia Yang tidak akan pernah tergantikan 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada yang disampaikan adalah bersikap lugas ketika menyampaikan rasa bangga dan kagumnya terhadap orang yang dikaguminya. Idolaku bukanlah seorang dokter Yang bisa mengobati berbagai penyakit Dan idolaku bukanlah seorang presiden Yang bisa memimpin semua negeri menjadi makmur Tapi idolaku adalah…. Seorang sosok yang sangat berharga Seseorang yang paling penting di dunia Yang tidak akan pernah tergantikan Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana yang dapat dirasakan adalah rasa terharu karena rasa cintanya seorang anak terhadap orang tuanya, yang ia banggakan bukanlah presiden dan bukan publuk figur tapi yang ia banggakan ialah orang tuanya yang paling sabar dan selalu menghibur aku dikala gundah. Idolaku bukanlah seorang public figur Idolaku bukanlah seorang presiden Idolaku bukanlah seorang dokter Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
380
Tapi idolaku adalah……. Seseorang yang sangat berharga Seseorang yang paling penting di dunia Yang tidak pernah tergantikan Dia adalah seorang yang paling sabar Dan dialah orang tua terbaikku 4. Pesan (Amanat) Herman J. Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa seseorang yang besar bisa saja tidak menjadi besar dimata orang lain, semua tergantung dari sudut mana orang memandang. Dan bahwa orang yang paling berjasa di dunia ini adalah seorang ibu yang bisa mengubah anak biasa menjadi anak luar biasa berkat kesabaran dan ajaran dalam mengarungi hidup ini. Tapi idolaku adalah…. Seorang sosok yang sangat berharga Seseorang yang paling penting di dunia Yang tidak akan pernah tergantikan 5. Nilai-nilai moral dalam ouisi tersebut adalah: 1) Mencintai ibu Dia adalah seorang yang paling sabar Dan dialah orang tua terbaikku 2) Berjiwa besar Seseorang yang paling penting di dunia Yang tidak akan pernah tergantikan 3) Shaleh Dia adalah seorang yang paling sabar
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
381
4) Bangga akan sesuatu yg dimiliki Tapi idolaku adalah…. Seorang sosok yang sangat berharga 6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Penggunaan bahasa dalam puisi tersebuut adalah menggunakan bahasa seharihari namun dari untaian kata-katanya memberikan makna yang mendalam akan rasa hormat dan bangganya terhadap orang tua. Idolaku bukanlah seorang super hero Yang membela sebuah kebenaran Idolaku bukanlah seorang public figur Yang dicintai dan disenangi banyak orang Idolaku bukanlah seorang dokter Yang bisa mengobati berbagai penyakit Dan idolaku bukanlah seorang presiden Yang bisa memimpin semua negeri menjadi makmur 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan: Idolaku bukanlah super hero Idolaku bukanlah public figur Idolaku bukanlah seorang presiden Idolaku bukanlah seorang dokter Tapi idolaku adalah……. Seorang sosok yang sangat berharga Seseorang yang paling penting di dunia Yang tidak akan pernah tergantikan 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
382
dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Tidak ada permainan rima dalam puisi ini namun ada pengulangan bunyi kata: idolaku, bukanlah, dia, selalu. Dari pengulangan kata itu maka akan ditemukan tema yaitu kata dia yang berarti orang yang diidolakan si aku dari kata bukan berarti merupakan penolakan atau jawaban yang salah dan ada kata tapi yang mempertegas pilihan si aku liris bahwa ia mengidolakan ibunya karena ada pengulangan kata selalu yang berarti orang yang selalu ada disaat si aku butuhkan dan dia adalah ibunya.
9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul ______________ _______________ _______________ _______________ __________________ __________________ __________________ __________________
__________________ __________________ __________________ __________________ ___________________ ___________________ Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
383
___________________ ____________________
Nama Lengkap : Rizki Gustiana Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C37
Ibuku
Tanpamu aku bukan apa-apa Tanpamu aku bukan siapa-siapa Kou bagaikan Matahari di dalam hidupku Yang selalu menyinari di kala pagi Tiada siang…….Tiada malam….. Kou selalu ada dalam benakku Lelah dan letih tak sedikitpun kou rasakan Hanya untuk selalu menjagaku
Semangatmu yang tak pernah padam Membuat hatiku tersentuh untuk selalu memelukmu Semangatmu yang sekuat baja Membuatku tahu betapa beratnya kou disisiku Ibu…kou selalu menjadi idolaku Dari sekian banyak wanita di bumi ini Hanya koulah yang berarti bagiku Koulah hidup dan matiku ibu…..
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
384
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi tersebut adalah tentang tokoh idola, yang mengidolakan ibunya. Ibuku
2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan yang ada adalah rasa bangga dan kagum atas jasa ibunya. Tanpanya aku bukan apa-apa Tanpanya aku bukan siapa-siapa Semangatmu yang tak pernah padam Membuat hatiku tersentuh untuk selalu memelukmu Semangatmu yang sekuat baja Membuat tahu betapa berartinya kou disisiku 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada yang disampaikan adalah bersikap lugas dalam menyampaikan rasa kagumnya terhadap ibunya dan bermajas perumpamaan. Kou bagaikan matahari dalam hidupku Yang selalu menyinari di kala pagi Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
385
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana yang ada adalah bersikap haru akan kecintaannya kepada ibunya. Ibu…. Kou selalu menjadi idolaku Dari sekian banyak wanita di bumi ini Hanya koulah yang berarti bagiku Kou hidup dan matiku ibu….. 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Pesan yang ingin disampaikan adalah menyampaikan rasa bangga dan sayangnya si aku kepada ibunya karena tanpa ibunya ia bukan siapa-siapa. Tanpanya aku bukan siapa-siapa Tanpanya aku bukan apa-apa 5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah 1). Hormat akan ibunya Semangatmu yang sekuat baja Membuatku tahu betapa beratnya kou disisiku 2). Anak yang shaleh Ibu…kou selalu menjadi idolaku Dari sekian banyak wanita di bumi ini 3). Anak yang berbakti Ibu…kou selalu menjadi idolaku Dari sekian banyak wanita di bumi ini Hanya koulah yang berarti bagiku Koulah hidup dan matiku ibu….. 6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
386
Pemilihan kata adalah menggunakan bahasa sehari-hari tetapi bermakna dann bernilai. Tiada siang….tiada malam….. Kou selalu ada dalam benakku Lelah….dan letih……tak sedikitpun kou rasakan Hanya untuk selalu menjagaku…. 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan Semangatmu yang tak pernah padam Membuat hatiku tersentuh untuk selalu memelukmu Semangatmu yang sekuat baja Membuatku tahu betapa berartinya kou disisiku 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, paenyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Tidak terdapat permainan rima dalam puisi tersebut.
9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul _______________________ _______________________ _______________________ Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
387
_______________________ _____________________________ _____________________________ _____________________________ _____________________________ ________________________ ________________________ _________________________ _________________________ _____________________________ _____________________________ _____________________________ _____________________________
Nama Lengkap : Sandi Rusnandi Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C38
Nabi Muhammad SAW
Kau adalah suri teladan umatmu Kau selalu memberi jalan lurus Kau contoh yang baik Yang patut ditiru
Wahai nabiku Kau adalah pemimpin kami Kau maha bijaksana Jadikanlah aku umatmu
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
388
Kau selalu jadi panutan hidupku Kau nabi yang terakhir Yang tuhan utus turun ke bumi Bantulah aku kelak di akhirat Judul merupakan salah satu hal yang bisa membuat orang tertarik dalam membaca sebuah puisi. Dengan judul “Nabi Muhammad SAW” sudah bisa ditebak bagaimana isi puisinya yang tidak akan jauh dari lagu nasyid. Sedangkan puisi tidak sama dengan lirik. Jadi dengan judul yang biasa ini seorang yang menulis puisi harus bisa menghadirkan kata-kata yang tak biasa dari yang umum dan akan dibahas di paragraf berikutnya. Bentuk puisi yang tidak lagi bergantung pada nada a-b-a-b menjadi sah jika disajikan dalam bentuk apa saja. Tipografi atau bentuk puisi seperti di atas sudah berhasil dikatakan sebagai bait-bait puisi. Kau adalah suri teladan umatmu Kau selalu memberi jalan lurus Kau contoh yang baik Yang patut ditiru Jadi, bentuk puisi di atas sudah patut disebut sebagai bait puisi karena memenuhi kriteria sebagai bait yang merupakan syarat puisi. Berikutnya adalah pesan moral dalam puisi. Pesan moral dalam puisi begitu terlihat dalam puisi di atas. Kau adalah suri teladan umatmu/kau selalu memberi jalan lurus/ kau contoh yang baik/ yang patut ditiru. Kita sebagai pembaca bisa mengambil pesan yang baik dari puisi itu. Pemakaian diksi sudah terlihat lebih ketat. Kata-kata seperti Suri teladan, jalan lurus, turun ke bumi, merupakan kata-kata yang baik untuk dijadikan
bagian
dalam
puisi.
Dan
penulis
ini
berhasil
dalam
menyuguhkannya. Hal ini juga sangat berkaitan dengan majas dalam puisi. Majas atau lebih umum lagi gaya bahasa yang dipakai bergantung pada diksi seseorang dalam menulis puisi. Dan kata-kata Jalan lurus, maha bijaksana, turun ke bumi merupakan sebuah metafor yang baik dalam puisi.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
389
Nada yang ditampilkan tampak cukup berhasil membawa pembaca larut dalam puisi tersebut. Kata-kata umatmu, lurus, ditiru, nabiku, umatmu, panutan, turun berbunyi u dan itu bisa menjadi pembentuk salah satu keindahan dalam puisi.
Nama Lengkap : Tamam Bustomi Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/kode
: C41
Pesan Untuk Negeri Ku Dari sabang sampai merauke Berjajar pulau-pulau Sambung menyambung menjadi Satu Demi kemauan bangsa
Indonesianya Satu Penduduknya banyak Demi perjuangan Indonesia Masyarakat bersatu, membentuk NKRI
Demi Indonesia Masyarakat berpedoman pancasila Pancasila adalah jati diri kami Demi memajukan bangsa
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
390
tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi di atas adalah kemanusiaan bahwa kita harus berpedoman pada pancasila sebagai falsafah bangsa. Demi Indonesia Masyarakat berpedoman pancasila Pancasila adalah jati diri kami Demi memajukan bangsa 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Herman J. Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan yang ada adalah rasa bangga terhadap Bangsa Indonesia. Dari sabang sampai merauke Berjajar pulau-pulau Sambung menyambung menjadi Satu Demi kemauan bangsa 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada dalam puisi itu adalah bersikap menngurui agar kita hidup berpedoman pada pancasila. Demi Indonesia Masyarakat berpedoman pancasila Pancasila adalah jati diri kami Demi memajukan bangsa
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
391
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana dalam puisi diatas adalah rasa bangga terhadp bangsa: Indonesianya Satu Penduduknya banyak Demi perjuangan Indonesia Masyarakat bersatu, membentuk NKRI 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Amanat yang disampaikan adalah agar kita hidup berpedoman pada falsafah bangsa yaitu pancasila. Demi Indonesia Masyarakat berpedoman pancasila Pancasila adalah jati diri kami Demi memajukan bangsa 5. Nilai-nilai moral dalam puisi tersebut adalah 1) Bangga terhadap bangsa Demi Indonesia Masyarakat berpedoman pancasila Pancasila adalah jati diri kami Demi memajukan bangsa 2) Berpikir untuk masa depan Pancasila adalah jati diri kami Demi memajukan bangsa 3) Berinisiatif Sambung menyambung menjadi Satu Demi kemauan bangsa 4) Berpikir matang Demi Indonesia Masyarakat berpedoman pancasila
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
392
5) Bersahaja Indonesianya Satu Penduduknya banyak Demi perjuangan Indonesia Masyarakat bersatu, membentuk NKRI 6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Pemilihan kata-kata diatas sangat tepat dalam mendeskripsikan keadaan bangsa Indonesia dan bermakna.
Dari sabang sampai merauke Berjajar pulau-pulau Sambung menyambung menjadi Satu Demi kemauan bangsa Demi Indonesia Masyarakat berpedoman pancasila Pancasila adalah jati diri kami Demi memajukan bangsa 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan Dari sabang sampai merauke Berjajar pulau-pulau Sambung meny-ambung menjadi Satu Demi kemauan bangsa 8. Rima Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
393
Untuk mengulang bunyi itu, penyair juga mempertimbangkan lambang bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Puisi diatas berima a-a-a-a, bait ke-2 a-a-a-a dan bait ke-3 a-a-a-a.
9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul ___________________ ___________________ ____________________ ___________________ _____________________ ____________________ _____________________ _____________________ _____________________ ____________________ ____________________ ____________________ ____________________
Nama Lengkap : Tazkia Karin Manurung Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C42
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
394
AYAHKU
Waktu mencekam dini hari Sesosok manusia telah terjaga dari tidurnya Tak menghiraukan rasa kantuk yang menyerang Demi perjuangan hidupnya dan keluarganya Ayah …… Meskipun dirimu keras Meskipun dirimu selalu melarang Meskipun dirimu tegas Tapi ……. Kutahu itu semua demi diriku Kau lakukan itu demi masa depanku Kau berjuang demi kehidupanku Maafkan aku ayah Yang selalu melawan dirimu Menganggap dirimu tak pernah mengerti diriku Tapi kusadar Kau pahlawanku Pemimpin masa hidupku
Judul puisi yang sederhana tetapi sudah mewakili seluruh isi puisi tersebut. Jika kita lihat secara simbolisasi, kata ayah dan –ku merupakan dua objek yang disatukan menjadi kata ayahku. Kemudian jika dihubungkan dengan tema. Judul puisi di atas mencerminkan idola ayah dalam diri si aku. Bentuk puisi bersifat bebas, tetapi jika ada kriteria itu pun sudah memenuhi syarat sebagai puisi. Dengan tiga bait di atas. Sudah lengkap disebut sebagai sebuah puisi. Bait-bait yang tertulis mencerminkan sesuatu yang berbeda dibanding paragraf atau prosa. Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
395
Pesan moral dalam puisi di atas terlihat dari pemakaian kata-kata di dalamnya. Seperti pertautan kata Kau lakukan itu demi masa depanku menjadi penanda dari sebuah pesan moral yang mengisyaratkan tentang perjuangan seorang bapak. Juga pada kata Kau pahlawanku/ Pemimpin masa hidupku terlihat ada pesan yang ingin disampaikan penulis berkenaan dengan keberadaan ayah dalam hidupnya.
Diksi dalam puisi di atas terlihat umum. Jika dilihat dari sisi diksi saja bukan merupakan sebuah puisi yang kaya akan diksi. Tetapi lebih dari itu, penulis telah berhasil menggunaan kemiskinan diksi dalam puisinya dengan menggunakan kata-kata yang lain dari bahasa yang umum. Pada bait pertama kita bisa lihat majas yang dipakai oleh penulis di atas:
Waktu mencekam dini hari Sesosok manusia telah terjaga dari tidurnya Tak menghiraukan rasa kantuk yang menyerang Demi perjuangan hidupnya dan keluarganya
Kata mencekam, dini hari, sesosok, menyerang, sudah terbiasa dalam penggunaan kata sehari-hari. Tetapi karena disandingkan dengan kata lain menjadi Waktu mencekam, sesosok manusia, kantuk yang menyerang maka kata-kata itu terlihat lebih istimewa. Yang akhirnya bisa menghasilkan nada yang baik dalam puisi tersebut.
Nama Lengkap : Ugan Mela Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C43
Ki Hajar Dewantara
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
396
Kou begitu indah dimataku Seperti bulan yang selalu menyinari malam Namamu selalu abadi Dan semua orang tak akan pernah melupakanmu
Jasa-jasamu begitu mulia Sehingga kou akan tetap hidup di dalam hatiku Kou memberiku motivasi untuk negeri Sehingga negeri ini bangkit akan keterpurukkan
Semangatmu begitu membara Untuk melahirkan bangsa yang terpelajar Perjuanganmu untuk menjadikan negeri ini pintar Masih tertanam dalam jiwa kami
Jiwa pejuangmu sangat besar Sehingga membuat negeri ini jauh dari kebodohan Kou lawan kebodohan itu dengan kepintaran Kou membuat bangsa ini mengenal akan pendidikan
Ragamu seperti tidak pernah lelah Untuk membuat negeri ini merdeka Semangat mu seperti matahari yang tidak pernah Berhenti menyinari dunia
Terimakasih ku untuk mu Yang telah membangun jiwa muda Menjadi kebanggaan untuk bangsa Kou lah pahlawan pendidikan negeri ini
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
397
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh. Tema puisi diatas adalah tentang tokoh idola dimana Ki Hajar Dewantara merupakan pahlawan dalam bidang pendidikan. 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Herman J. Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Persaan yang ada adalah rasa bangga si aku kepada Ki Hajar Dewantara atas perjuangan yang telah dilakukan. Kou begitu indah dimataku Seperti bulan menyinari malam Kou memberikan motivasi untuk negeri Perjuanganmu untuk menjadikan negeri ini pintar Kou lah pahlawan pendidikan negeri ini 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh. Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Nada dalam puisi diatas adalah bersikap lugas dalam menyampaikan rasa kebanggaan terhadap tokoh yang diidolakannya.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
398
Terimakasih ku untuk mu Yang telah membangun jiwa muda Menjadi kebanggaan untuk bangsa Kou lah pahlawan pendidikan negeri ini Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana dalam puisi diatas adalah rasa terharu karena jasa Ki hajar Dewantar itu meskipun beliau sudah tiada tapi jasa-jasanya selalu hidup bagi Bangsa Indonesia. Namamu selalu abadi Dan semua orang tak akan pernah melupakanmu 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Pesan yang ingin disampaiakn adalah kita harus melawan kebodohan dan bangkit agar negeri ini maju. Jiwa pejuangmu sangat besar Sehingga membuat negeri ini jauh dari kebodohan Kou lawan kebodohan itu dengan kepintaran Kou membuat bangsa ini mengenal akan pendidikan Terimakasih ku untuk mu Yang telah membangun jiwa muda Menjadi kebanggaan untuk bangsa Kou lah pahlawan pendidikan negeri ini 5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi adalah 1) Cinta bangsa dan tanah air Jiwa pejuangmu sangat besar Sehingga membuat negeri ini jauh dari kebodohan Kou lawan kebodohan itu dengan kepintaran Kou membuat bangsa ini mengenal akan pendidikan Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
399
2) Berjiwa besar Terimakasih ku untuk mu Yang telah membangun jiwa muda Menjadi kebanggaan untuk bangsa Kou lah pahlawan pendidikan negeri ini 3) Berpikir positif Kou memberiku motivasi untuk negeri Sehingga negeri ini bangkit akan keterpurukkan 6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Pemilihan kata yang digunakan adalah menggunakan bahasa sehari-hari dan menggunakan bahasa yang bermajas perumpamaan. Seperti bulan yang selalu menyinari malam Semangatmu seperti matahari yang tidak pernah berhenti menyinari dunia. 7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan Kou begitu indah dimataku Seperti bulan yang menyinari malam Ragamu seperti tidak pernah lelah Untuk membuat negeri ini merdeka 8. Rima Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, penyair juga mempertimbangkan lambang bunyi.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
400
Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Tidak ada permainan rima dalam puisi tersebut. 9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul _______________ _______________ _______________ _______________ ________________ __________________ __________________ __________________ __________________ __________________ __________________ __________________ _____________________ _____________________ _____________________ _____________________ Nama Lengkap : Yola Insyan Mediana Kelas
: 10.1
Sekolah
: SMA Negeri 18 Bandung
No Absen/ Kode : C45
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
401
Soekarno Hatta Kou begitu muda Dan begitu indah dimataku Setiamu kou berikan untuk bangsamu Perjuanganmu begitu harum di mataku
Semangatmu tak pernah padam Seperti api yang membara Semangat dan perjuanganmu menuntun negeri ini mencapai kemerdekaan Pengabdianmu begitu sulit untu dipadamkan
Namamu tak akan pernah hilang oleh waktu Kan selalu abadi dalam sanubariku Pengabdianmu menjadi semangat untuk penerusmu Dan merah putih adalah tanda cintamu
Tanpamu apalah arti negeri ini Jasamu bagaikan mutiara yang selalu bersinar Seruanmu mengibarkan merah putih negeri ini Dan selalu tetap abadi dalam sanubariku
Waluyo dalam bukunya Teori dan Apresiasi Puisi mengistilahkan unsur batin puisi denagan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni: 1. Tema Waluyo (1987:106) mengatakan “Tema merupakan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair”. Ungkapan tersebut mengindikasikan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi, sebuah puisi pasti memiliki sebuah tema (umumnya satu) yang melingkupi keseluruhan puisi. Oleh sebab itu dalam menafsirkan tema dalam puisi, puisi tersebut harus ditafsirkan secara utuh.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
402
Tema puisi di atas adalah tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan orang yang sangat besar yaitu tokoh idola dimana si aku liris mengidolakan Ir. Soekarno Hatta 2. Perasaan (Feeling) Perasaan ini adalah keadaan jiwa penyair ketika menciptakan puisi tersebut. Pendapat penulis ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Waluyo (1987:121) bahwa perasaan adalah “ suasana perasaan penyair yang ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca”. Perasaan yang dirasakan oleh penulis puisi tersbut adalah rasa bangga dan kagum atas perjuangan mantan presiden kita yaitu Ir. Soekarno Hatta Tanpamu apalah arti negeri ini Jasamu bagaikan mutiara yang selalu bersinar Seruanmu mengibarkan merah putih negeri ini Dan selalu tetap abadi dalam sanubariku 3. Nada dan Suasana Nada adalah sikap penyair dalam menyampaikan puisi terhadapa pembaca, beraneka ragam sikap yang sering digunakan oleah penyair, seperti yang dikemukakakn oleh Waluyo (1987:125) “…apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, menyindir, atau bersikap lugas…”. Pemilihan kata yang digunakan adalah bahasa sehari-hari dan juga bahasa yang bermajas perumpamaan. Sehingga dari penggabungan bahasa tersebut membuat puisi itu bermakna. Kou begitu muda Dan begitu indah dimataku Setiamu kou berikan untuk bangsamu Perjuanganmu begitu harum di mataku Jasamu bagaikan mutiara yang bersinar Seruanmu mengibarkan merah putih negeri ini Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana dalam puisi tersebut adalah rasa terharu dan bagngga karena telah memiliki pahlawan yang sangat luar biasa dan menjadikan Negara ini merdeka. Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
403
Namamu tak akan pernah hilang oleh waktu Kan selalu abadi dalam sanubariku Pengabdianmu menjadi semangat untuk penerusmu Dan merah putih adalah tanda cintamu 4. Pesan (Amanat) Waluyo (1987:130) menyatakan bahwa “Pesan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan atau pesan atau tujuan yang hendak disampaikan penyair”. Meninjau pernyataan beliau, pesan merupakan inti dari sebuah puisi yang merupakan gagasan subjektif penyair terhadapa sesuatu. Pesan yang ingin disampaikan adalah agar kita mengingat perjuangan yang telah dilakukan oleh Ir.Soekarno Hatta dan agar kita hidup harus dengan semangat dan penuh perjuangan dalam mengisi kemerdekaan . Semangatmu tak pernah padam Seperti api yang membara Semangat dan perjuangan mu menuntun negeri ini mencapai kemerdekaan Pengabdianmu begitu sulit dipadamkan 5. Nilai-nilai moral dalam puisi Kenanglah Aku Dalam Selembar Puisi adalah 1). Cinta tanah air Pengabdianmu menjadi semangat untuk penerusmu 2). Menghargai pengorbanan orang lain Tanpamu apalah arti negeri ini Jasamu bagaikan mutiara yang bersinar 6. Diksi Pemilihan kata, kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu. Pemilihan kata dalam puisi tersebut adalah menggunakan bahasa sehari-hari tetapi bermakna. Jika puisi tersebut digubah dengan bahasa yang bermakna padat pasti puisi tersebut bernilai estetis.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
404
7. Pengimajian Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran atau citra rasa. Pengimajian disebut juga pencitraan. Imaji penglihatan Kou begitu muda Dan begitu indah dimataku Setiamu kou berikan untuk bangsamu Perjuanganmu begitu harum di mataku 8. Rima Rima adalah pengulangan numyi dalam puisi untu membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi itu, puisi menjadi merdu jika dibaca. Untuk mengulang bunyi itu, penyair juga mempertimbangkan lambing bunyi. Dengan cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi. Tidak ada permainan rima dalam puisi tersebut. 9. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Puisi tersebut berbentuk konvensional. Judul _______________ _______________ _______________ _______________ __________________ __________________ __________________ __________________
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
405
__________________ __________________ __________________ __________________ D. Analisis Deskriptif Hasil Belajar 1. Hasil Uji Tahap Pertama di SMA Negeri 18 Bandung Berdasarkan analisis deskriptif hasil pre-tes dan pos-tes uji coba terbatas yang dilakukan pada tahap pertama dapat dilihat pada tabel berikut :
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
406
Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Pada Tahap Pertama pre1 N
Valid
post1 32
32
0
0
Mean
66,8750
74,5313
Median
65,0000
75,0000
60,00
75,00
6,56850
1,48072
Minimum
60,00
70,00
Maximum
80,00
75,00
Missing
Mode Std. Deviation
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 15.0 Berdasarkan tabel di atas rata-rata nilai pretes 1 adalah 66,87, nilai yang paling banyak diperoleh siswa adalah 60 dan nilai tengah siswa adalah 65, hal ini memperlihatkan bahwa banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata. Nilai standar deviasi 6,56 berarti data pretes1 lebih tersebar dibandingkan data pada postes1. Rata-rata nilai postes1 adalah 74,53 nilai yang paling banyak diperoleh siswa adalah 75 dan nilai tengah siswa adalah 75, hal ini memperlihatkan bahwa banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata. Nilai standar deviasi adalah 1,48 menggambarkan data postes 1 mempunyai variasi lebih rendah dibandingkan data pada pretes 1. Gambaran perbandingan rata-rata hasil belajar siswa SMA Negeri 18 Bandung pada uji tahap 1 dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut :
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
407
Grafik 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pretes dan Postes pada Uji Tahap 1
2. Hasil Uji Tahap Kedua di SMA Negeri 18 Bandung Berdasarkan analisis deskriptif hasil pre-tes dan pos-tes uji coba terbatas yang dilakukan pada tahap kedua dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Pada Tahap Kedua pre2 N
Valid
post2
32
32
0
0
Mean
66,5313
76,5625
Median
65,0000
75,0000
65,00
75,00
4,39196
3,22228
Minimum
60,00
70,00
Maximum
80,00
80,00
Missing
Mode Std. Deviation
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 15.0 Berdasarkan tabel di atas rata-rata nilai pretes 2 adalah 66,53, nilai yang paling banyak diperoleh siswa adalah 65 dan nilai tengah siswa adalah Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
408
65, hal ini memperlihatkan bahwa banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata. Nilai standar deviasi 4,39 berarti data pretes 2 lebih tersebar dibandingkan data pada postes2. Rata-rata nilai postes2 adalah 76,56 nilai yang paling banyak diperoleh siswa adalah 75 dan nilai tengah siswa adalah 75, hal ini memperlihatkan bahwa banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata. Nilai standar deviasi adalah 3,22 menggambarkan data postes 2 mempunyai variasi lebih rendah dibandingkan data pada pretes 2. Gambaran perbandingan rata-rata hasil belajar siswa SMA Negeri 18 Bandung pada uji tahap 2 dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut :
Grafik 4.2 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pretes dan Postes pada Uji Tahap2
3. Hasil Uji Tahap Ketiga di SMA Negeri 18 Bandung Berdasarkan analisis deskriptif hasil pre-tes dan pos-tes uji coba terbatas yang dilakukan pada tahap ketiga dapat dilihat pada tabel berikut :
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
409
Tabel 4.3 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Pada Tahap Ketiga
pre3 N
Valid
post3
32
32
0
0
Mean
71,2500
77,5000
Median
70,0000
77,5000
75,00
75,00(a)
4,81932
2,54000
Minimum
62,00
75,00
Maximum
80,00
80,00
Missing
Mode Std. Deviation
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 15.0 Berdasarkan tabel di atas rata-rata nilai pretes 3 adalah 71,25, nilai yang paling banyak diperoleh siswa adalah 75 dan nilai tengah siswa adalah 70, hal ini memperlihatkan bahwa banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata. Nilai standar deviasi 4,81 berarti data pretes 3 lebih tersebar dibandingkan data pada postes3. Rata-rata nilai postes 3 adalah 76,56 nilai yang paling banyak diperoleh siswa adalah 75 dan nilai tengah siswa adalah 75, hal ini memperlihatkan bahwa banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah ratarata.
Nilai standar deviasi adalah 2,54 menggambarkan data postes 3
mempunyai variasi lebih rendah dibandingkan data pada pretes 3. Gambaran perbandingan rata-rata hasil belajar siswa SMA Negeri 18 Bandung pada uji tahap 3 dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut :
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
410
Grafik 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pretes dan Postes pada Uji Tahap3
4. Hasil Uji Tahap Keempat di SMA Negeri 18 Bandung Berdasarkan analisis deskriptif hasil pre-tes dan pos-tes uji coba terbatas yang dilakukan pada tahap keempat dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Pada Tahap Keempat pre4 N
Valid
post4
32
32
0
0
Mean
76,1875
79,8438
Median
75,0000
80,0000
75,00
80,00
3,76261
2,00176
Minimum
70,00
75,00
Maximum
85,00
85,00
Missing
Mode Std. Deviation
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 15.0
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
411
Berdasarkan tabel di atas rata-rata nilai pretes 4 adalah 76,18, nilai yang paling banyak diperoleh siswa adalah 75 dan nilai tengah siswa adalah 70, hal ini memperlihatkan bahwa banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata.
Nilai standar deviasi 3,76 berarti data pretes 4 lebih tersebar
dibandingkan data pada postes 4. Rata-rata nilai postes 4 adalah 79,84 nilai yang paling banyak diperoleh siswa adalah 80 dan nilai tengah siswa adalah 80, hal ini memperlihatkan bahwa banyak siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata. Nilai standar deviasi adalah 2,00 menggambarkan data postes 4 mempunyai variasi lebih rendah dibandingkan data pada pretes 4. Gambaran perbandingan rata-rata hasil belajar siswa SMA Negeri 18 Bandung pada uji tahap 4 dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut :
Grafik 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pretes dan Postes pada Uji Tahap 4
E. Normalitas Data Penelitian ini menggunakan perhitungan statistic inferensial dan statistik paramteris. Digunakan penghitungan statistic inferensial sebab peneliti ingin membuat kesimpulan-kesimpulan yang berlaku bagi populasi dari sampel yang diambil. Statistik parametris digunakan karena berdasarkan Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
412
hasil uji normalitas data baik dengan metode skewness dan kurtosis maupun grafik data terhadap hasil belajar siswa di semua siklus berdistribusi normal. Pedoman pengambilan keputusan suatu data dikatakan normal apabila skewness kurang dari 2 dan kurtosis kurang dari 7 (Current et all (1996), dalam Gozali, 2006 : 113).. Sedangkan menggunakan pendekatan grafik grafik histogram untuk semua data dikategorikan normal apabila membentuk pola distribusi
tidak menceng dan membentuk
lonceng. Demikian
pula
menggunakan pendekatan grafik normal plot, data dikatakan normal jika terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya tidak jauh dari garis diagonal. 1. Hasil Uji Normalitas Data Pada Uji Pertama Hasil pengujian disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.5 Uji Normalitas Pada Uji Pertama Statistics pre1 N
Valid Missing
32 0 ,427 ,414 -1,341 ,809
Skewness Std. Error of Skewness Kurt osis Std. Error of Kurtosis
Berdasarkan
perhitungan
menggunakan
program
post1 32 0 -2,926 ,414 6,999 ,809
SPSS
15.00,
diperoleh data pretes dan postes untuk semua siklus berdistribusi normal karena mempunyai nilai skewnes < 2 dan kurtosis < 7. Gambar grafik histogram dan normal plot, disajikan secara lengkap pada lampiran.
2. Hasil Uji Normalitas Data Pada Uji Kedua Hasil pengujian disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
413
Tabel 4.6 Uji Normalitas Pada Uji Kedua Statistics pre2 N
Valid Missing
32 0 ,690 ,414 1,441 ,809
Skewness Std. Error of Skewness Kurt osis Std. Error of Kurtosis
Berdasarkan
perhitungan
menggunakan
program
post2 32 0 -,392 ,414 -,599 ,809
SPSS
15.00,
diperoleh data pretes dan postes untuk semua siklus berdistribusi normal karena mempunyai nilai skewnes < 2 dan kurtosis < 7. Gambar grafik histogram dan normal plot, disajikan secara lengkap pada lampiran.
3. Hasil Uji Normalitas Data Pada Uji Tahap 3 Hasil pengujian disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.7 Uji Normalitas Pada Uji Ketiga Statistics pre3 N
Valid Missing
32 0 -,791 ,414 -,028 ,809
Skewness Std. Error of Skewness Kurt osis Std. Error of Kurtosis
post3 32 0 ,000 ,414 -2,138 ,809
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Berdasarkan
perhitungan
menggunakan
program
SPSS
15.00,
diperoleh data pretes dan postes untuk semua siklus berdistribusi normal karena mempunyai nilai skewnes < 2 dan kurtosis < 7. Gambar grafik histogram dan normal plot, disajikan secara lengkap pada lampiran.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
414
4. Hasil Uji Normalitas Data Pada Uji Keempat Hasil pengujian disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.8 Uji Normalitas Pada Uji Keempat Statistics pre4 N
Valid Missing
32 0 ,023 ,414 -,283 ,809
Skewness Std. Error of Skewness Kurt osis Std. Error of Kurtosis
post4 32 0 -,286 ,414 4,161 ,809
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15 Berdasarkan
perhitungan
menggunakan
program
SPSS
15.00,
diperoleh data pretes dan postes untuk semua siklus berdistribusi normal karena mempunyai nilai skewnes < 2 dan kurtosis < 7. Gambar grafik histogram dan normal plot, disajikan secara lengkap pada lampiran.
Hasil peserta didik dalam penerapan pembelajaran Pendidikan Karakter dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia diperoleh melalui tes yang dilaksanakan untuk mengukur indikator keberhasilan pembelajaran. Hasil belajar ini diambil dari hasil uji terbatas dan uji luas yang masing-masing dilakukan dalam 4 siklus yang dilaksanakan di SMAN 18 Bandung. 1. Hasil Uji Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Karakter Pelaksanaan pembelajaran di SMA Negeri
18 Bandung dilakukan
dalam 4 siklus. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, peserta didik diberikan tes (pretes) untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Data hasil uji terbatas diolah dengan teknik statistik Paired Sample t test melalui software SPSS 15 untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata tes peserta didik antara sebelum dan sesudah model pembelajaran diterapkan. Kriteria ukur adalah
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
415
dengan melihat probabilitas test (sig) jika < α =5%, maka terdapat perbedaan yang signifikan dan sebaliknya. Untuk melihat stabilitas model pembelajaran Pendidikan Karakter dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dikembangkan di SMA Negeri 18 Bandung maka dilakukan analisis hasil pre-test yang dilaksanakan setiap kali siklus. Stabilitas model yang dikembangkan pada uji terbatas ini, dapat diketahui dengan melihat nilai rata-rata hasil belajar peserta didik. Jika nilai rata-rata hasil belajar peserta didik pada setiap kali siklus memperlihatkan perbedaan yang signifikan, maka model pembelajaran yang dikembangkan tersebut dapat dikatakan baik. 1) Hasil Pengujian Tahap Pertama Tabel 4.9 Hasil Pengujian Terbatas Pretest-Postest Tahap 1 Paired Samples Statistics
Pair 1
pre1 post1
Mean 66,8750 74,5313
N 32 32
Std. Dev iat ion 6,56850 1,48072
Std. Error Mean 1,16116 ,26176
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Tabel 4.10 Uji Signfikansi dalam Pengujian Terbatas Pretest-Postest di Semua Siklus Paired Samples Test Paired Dif f erences
Pair 1
pre1 - post 1
Mean -7,65625
St d. Dev iation 6,95427
St d. Error Mean 1,22935
95% Conf idence Interv al of the Dif f erence Lower Upper -10,16353 -5,14897
t -6,228
df 31
Sig. (2-tailed) ,000
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15 Hasil pengukuran dan analisis statistik terhadap hasil pembelajaran sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran Pendidikan Karakter dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi mata pelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan hasil sebagai berikut :
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
416
Adapun pengujian hipotesisnya menggunakan two-tiled (2 arah) dengan hipotesis : Ho μ1 = μ2 Ho μ1 ≠ μ2 Ho
:
Tidak terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran bahasa Indonesia
Ha
:
Terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran bahasa Indonesia Kriteria pengambilan keputusan : Jika nilai probabilitas (sig) ≤ 0,05 maka Ho ditolak Jika nilai probabilitas (sig) ≥ 0,05 maka Ho diterima Pada siklus pertama perbedaan rata-rata adalah 7,65 dengan standar
deviasi 6,95 dan nilai t hitung 6,228 dan probabilitas (sig) = 0,000. Apabila dibandingkan dengan α = 5% maka nilai probabilitas (sig) < 0,05 (5%) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar menulis puisi bahasa Indonesia sebelum pembelajaran
dan
setelah
pembelajaran
Pendidikan
Karakter
dalam
meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik. Dengan perbedaan tersebut dapat ditafsirkan bahwa secara meyakinkan pembelajaran bahasa Indonesia dengan model pendidikan karaktermemberi kontribusi yang berarti dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik.
2. Hasil Uji Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Karakter Pelaksanaan pembelajaran di SMA Negeri
18 Bandung dilakukan
dalam 4 siklus. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, peserta didik diberikan tes (pretes) untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Data hasil uji terbatas diolah dengan teknik statistik Paired Sample t test melalui software
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
417
SPSS 15 untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata tes peserta didik antara sebelum dan sesudah model pembelajaran diterapkan. Kriteria ukur adalah dengan melihat probabilitas test (sig) jika < α =5%, maka terdapat perbedaan yang signifikan dan sebaliknya. Untuk melihat stabilitas model pembelajaran Pendidikan Karakter dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dikembangkan di SMA Negeri 18 Bandung maka dilakukan analisis hasil pre-test yang dilaksanakan setiap kali siklus. Stabilitas model yang dikembangkan pada uji terbatas ini, dapat diketahui dengan melihat nilai rata-rata hasil belajar peserta didik. Jika nilai rata-rata hasil belajar peserta didik pada setiap kali siklus memperlihatkan perbedaan yang signifikan, maka model pembelajaran yang dikembangkan tersebut dapat dikatakan baik. 1) Hasil Pengujian Tahap Pertama Tabel 4.11 Hasil Pengujian Terbatas Pretest-Postest Tahap 1 Paired Samples Statistics
Pair 1
pre1 post1
Mean 66,8750 74,5313
N 32 32
Std. Dev iat ion 6,56850 1,48072
Std. Error Mean 1,16116 ,26176
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Tabel 4.12 Uji Signfikansi dalam Pengujian Terbatas Pretest-Postest Paired Samples Test Paired Dif f erences
Pair 1
pre1 - post 1
Mean -7,65625
St d. Dev iation 6,95427
St d. Error Mean 1,22935
95% Conf idence Interv al of the Dif f erence Lower Upper -10,16353 -5,14897
t -6,228
df 31
Sig. (2-tailed) ,000
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
418
Hasil pengukuran dan analisis statistik terhadap hasil pembelajaran sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran Pendidikan Karakter dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi mata pelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan hasil sebagai berikut : Adapun pengujian hipotesisnya menggunakan two-tiled (2 arah) dengan hipotesis : Ho μ1 = μ2 Ho μ1 ≠ μ2 Ho
:
Tidak terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran bahasa Indonesia
Ha
:
Terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran bahasa Indonesia
Kriteria pengambilan keputusan : Jika nilai probabilitas (sig) ≤ 0,05 maka Ho ditolak Jika nilai probabilitas (sig) ≥ 0,05 maka Ho diterima Pada siklus pertama perbedaan rata-rata adalah 7,65 dengan standar deviasi 6,95 dan nilai t hitung 6,228 dan probabilitas (sig) = 0,000. Apabila dibandingkan dengan α = 5% maka nilai probabilitas (sig) < 0,05 (5%) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar menulis puisi bahasa Indonesia sebelum pembelajaran
dan
setelah
pembelajaran
Pendidikan
Karakter
dalam
meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik. Dengan perbedaan tersebut dapat ditafsirkan bahwa secara meyakinkan pembelajaran bahasa Indonesia dengan model pendidikan karakter dengan media pemutaran video dan menekankan rasa memberi kontribusi yang berarti dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
419
2) Hasil Pengujian Tahap Kedua Tabel 4.13 Hasil Pengujian Terbatas Pretest-Postest Tahap 2 Paired Samples Statistics
Pair 1
Mean 66,5313 76,5625
pre2 post2
N 32 32
Std. Dev iat ion 4,39196 3,22228
Std. Error Mean ,77640 ,56962
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15 Tabel 4.14 Uji Signfikansi dalam Pengujian Terbatas Pretest-Postest Paired Samples Test Paired Dif f erences
Pair 1
pre2 - post 2
Mean -10,03125
St d. Dev iation 5,88319
St d. Error Mean 1,04001
95% Conf idence Interv al of the Dif f erence Lower Upper -12,15237 -7,91013
t -9,645
df 31
Sig. (2-tailed) ,000
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15 Hasil pengukuran dan analisis statistik terhadap hasil pembelajaran sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran Pendidikan Karakter dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi mata pelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan hasil sebagai berikut : Adapun pengujian hipotesisnya menggunakan two-tiled (2 arah) dengan hipotesis : Ho μ1 = μ2 Ho μ1 ≠ μ2 Ho
:
Tidak terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran bahasa Indonesia
Ha
:
Terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran bahasa Indonesia Kriteria pengambilan keputusan : Jika nilai probabilitas (sig) ≤ 0,05 maka Ho ditolak Jika nilai probabilitas (sig) ≥ 0,05 maka Ho diterima
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
420
Pada siklus kedua perbedaan rata-rata adalah 10,03 dengan standar deviasi 5,88 dan nilai t hitung 9,64 dan probabilitas (sig) = 0,000. Apabila dibandingkan dengan α = 5% maka nilai probabilitas (sig) < 0,05 (5%) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar menulis puisi bahasa Indonesia sebelum pembelajaran
dan
setelah
pembelajaran
Pendidikan
Karakter
dalam
meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik. Dengan perbedaan tersebut dapat ditafsirkan bahwa secara meyakinkan pembelajaran bahasa Indonesia dengan model pendidikan karakter melalui media pemutaran video dan pengamatan langsung terhadap objek yang relevan memberi kontribusi yang berarti dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik. 2) Hasil Pengujian Tahap Ketiga Tabel 4.15 Hasil Pengujian Terbatas Pretest-Postest Tahap 2 Paired Samples Statistics
Pair 1
pre3 post3
Mean 71,2500 77,5000
N 32 32
Std. Dev iat ion 4,81932 2,54000
Std. Error Mean ,85194 ,44901
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Tabel 4.16 Uji Signfikansi dalam Pengujian Terbatas Pretest-Postest Paired Samples Test Paired Dif f erences
Pair 1
pre3 - post 3
Mean -6,25000
St d. Dev iation 5,92970
St d. Error Mean 1,04823
95% Conf idence Interv al of the Dif f erence Lower Upper -8,38788 -4,11212
t -5,962
df 31
Sig. (2-tailed) ,000
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15 Hasil pengukuran dan analisis statistik terhadap hasil pembelajaran sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran Pendidikan Karakter dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi mata pelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan hasil sebagai berikut : Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
421
Adapun pengujian hipotesisnya menggunakan two-tiled (2 arah) dengan hipotesis : Ho μ1 = μ2 Ho μ1 ≠ μ2 Ho
:
Tidak terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran bahasa Indonesia
Ha
:
Terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran bahasa Indonesia
Kriteria pengambilan keputusan : Jika nilai probabilitas (sig) ≤ 0,05 maka Ho ditolak Jika nilai probabilitas (sig) ≥ 0,05 maka Ho diterima Pada siklus ketiga perbedaan rata-rata adalah 6,25 dengan standar deviasi 5,92 dan nilai t hitung 5,96 dan probabilitas (sig) = 0,000. Apabila dibandingkan dengan α = 5% maka nilai probabilitas (sig) < 0,05 (5%) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar menulis puisi bahasa Indonesia sebelum pembelajaran
dan
setelah
pembelajaran
Pendidikan
Karakter
dalam
meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik. Dengan perbedaan tersebut dapat ditafsirkan bahwa secara meyakinkan pembelajaran bahasa Indonesia dengan model pendidikan karakter melalui media pemutaran video, menyanyi dan instrumen musik yang relevan memberi kontribusi yang berarti dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
422
3) Hasil Pengujian Tahap Keempat Tabel 4.17 Hasil Pengujian Terbatas Pretest-Postest Tahap 2 Paired Samples Statistics
Pair 1
Mean 76,1875 79,8438
pre4 post4
N 32 32
Std. Dev iat ion 3,76261 2,00176
Std. Error Mean ,66514 ,35387
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15 Tabel 4.18 Uji Signfikansi dalam Pengujian Terbatas Pretest-Postest di Semua Siklus Paired Samples Test Paired Dif f erences
Pair 1
pre4 - post 4
Mean -3,65625
St d. Dev iation 4,21678
St d. Error Mean ,74543
95% Conf idence Interv al of the Dif f erence Lower Upper -5,17656 -2,13594
t -4,905
df 31
Sig. (2-tailed) ,000
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Hasil pengukuran dan analisis statistik terhadap hasil pembelajaran sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran Pendidikan Karakter dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi mata pelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan hasil sebagai berikut : Adapun pengujian hipotesisnya menggunakan two-tiled (2 arah) dengan hipotesis : Ho μ1 = μ2 Ho μ1 ≠ μ2 Ho
:
Tidak terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran bahasa Indonesia
Ha
:
Terdapat perbedaan nilai tes peserta didik antara sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Karakter mata pelajaran bahasa Indonesia
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
423
Kriteria pengambilan keputusan : Jika nilai probabilitas (sig) ≤ 0,05 maka Ho ditolak Jika nilai probabilitas (sig) ≥ 0,05 maka Ho diterima Pada siklus keempat perbedaan rata-rata adalah 3,65 dengan standar deviasi 4,22 dan nilai t hitung 4,905 dan probabilitas (sig) = 0,000. Apabila dibandingkan dengan α = 5% maka nilai probabilitas (sig) < 0,05 (5%) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar menulis puisi bahasa Indonesia sebelum pembelajaran
dan
setelah
pembelajaran
Pendidikan
Karakter
dalam
meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik. Dengan perbedaan tersebut dapat ditafsirkan bahwa secara meyakinkan pembelajaran bahasa Indonesia dengan model pendidikan karakter melalui media pemutaran video, menyanyi dan apresiasi puisi memberi kontribusi yang berarti dalam meningkatkan kemampuan Menulis Puisi peserta didik.
1. Uji Perbedaan Setelah Penerapan Modep Pembelajaran (Postest) H asil uji perbedaan nilai postest antar siklus pada uji terbatas dapat dilihat dalam deskripsi sebagai berikut : Tabel 4.19 Hasil Pengujian Terbatas Pretest-Postest di Semua Siklus Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4
post1 post2 post2 post3 post3 post4 post4 post5
Mean 74,5313 76,5625 76,5625 77,5000 77,5000 79,8438 79,8438 80,4688
N 32 32 32 32 32 32 32 32
Std. Dev iat ion 1,48072 3,22228 3,22228 2,54000 2,54000 2,00176 2,00176 3,20266
Std. Error Mean ,26176 ,56962 ,56962 ,44901 ,44901 ,35387 ,35387 ,56616
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
424
Tabel 4.20 Uji Signfikansi dalam Pengujian Terbatas Antar Postest di Semua Siklus
Paired Samples Test Paired Dif f erences
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4
post1 - post2 post2 - post3 post3 - post4 post4 - post5
Mean -2,03125 -,93750 -2,34375 -,62500
Std. Dev iat ion 2,49495 1,98279 2,83537 2,10606
Std. Error Mean ,44105 ,35051 ,50123 ,37230
95% Conf idence Interv al of the Dif f erence Lower Upper -2,93078 -1,13172 -1,65237 -,22263 -3,36601 -1,32149 -1,38432 ,13432
t -4,605 -2,675 -4,676 -1,679
df 31 31 31 31
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Hasil pengukuran dan analisis statistik terhadap hasil belajar siswa setelah pembelajaran Pendidikan Karakter diterapkan dapat dilihat pada deskripsi berikut: 1. Pada uji postest antar siklus pertama dan kedua terdapat perbedaan ratarata 2,03 dengan standar deviasi 2,49 dan nilai t hitung = 4,605 dan probabilitas (sig) = 0,000. Apabila dibandingkan dengan α = 5% maka nilai probabilitas (sig) < 0,05 (5%) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil postest siklus pertama dan siklus kedua. 2. Pada uji postest antar siklus kedua dan ketiga terdapat perbedaan rata-rata 0,93 dengan standar deviasi 1,98 dan nilai t hitung = 2,675 dan probabilitas (sig) = 0,012. Apabila dibandingkan dengan α = 5% maka nilai probabilitas (sig) < 0,05 (5%) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil postest siklus kedua dan ketiga. 3. Pada uji postest antar siklus ketiga dan keempat terdapat perbedaan ratarata 2,34 dengan standar deviasi 2,83 dan nilai t hitung = 4,676 dan probabilitas (sig) = 0,000. Apabila dibandingkan dengan α = 5% maka nilai probabilitas (sig) < 0,05 (5%) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima,
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
Sig. (2-tailed) ,000 ,012 ,000 ,103
425
artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil postest siklus ketiga dan keempat. 4. Pada uji postest antar siklus keempat dan kelima terdapat perbedaan ratarata 0,625 dengan standar deviasi 2,10 dan nilai t hitung = 1,679 dan probabilitas (sig) = 0,103. Apabila dibandingkan dengan α = 5% maka nilai probabilitas (sig) > 0,05 (5%) sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil postest siklus kempat dan klima. Nilai perbedaan antar postest setiap siklus mengalami kecenderungan selisih perbedaan yang semakin kecil dan berakhir perbedaannya pada siklus lima akhirnya jika diadakan tambahan penerapan pembelajaran berikutnya dengan menambah siklus akan bernilai statis, mengindikasikan bahwa penerapan model tersebut akan mengalami kesetabila dan akan menuju kurva yang mendatar. Hasil
belajar
dengan
menggunakan
media
pembelajaran
Pendidikan Karakter juga dapat dilihat dari jumlah peserta didik yang tuntas belajar berdasarkan Standar Ketuntasan Belajar Minimum (SKBM) tingkat Sekolah Menengah Umum dan nasional. SKBM digunakan untuk menentukan batas minimum nilai hasil belajar pada kompetensi dasar tertentu. SKBM tingkat SMU yang digunakan uji terbatas dan SKBM tingkat nasional adalah 60,00. Berikut adalah grafik persentase peserta didik tuntas belajar :
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
426
Grafik 4.5 Persentase Keuntasan Hasil Belajar Peserta didik pada uji Terbatas
Berdasarkan grafik di atas tampak bahwa hasil belajar peserta didik uji terbatas di SMAN 18 Bandung pada postes pertama sampai dengan postes keempat tuntas 100%.
Mimin Sahmini, 2012 Puisi Lirik Dalam Sastra Indonesia Modern Dan Penyusunan Model Pembelajaran Menulis Puisi Berorientasi Pendidikan Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu