71
BAB V HASIL PENELITIAN
Penelitian tentang metode Bobath untuk meningkatkan postural stability pada pasien pasca stroke dibandingkan dengan metode Feldenkrais yang telah dilaksanakan di Sasana Stroke Service Jakarta Selatan dan Karmel Stroke Service Jakarta Barat pada bulan Maret - April 2015. Penelitian dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok I pasien pasca stroke yang mendapatkan metode Bobath, sedangkan pada kelompok II adalah pasien pasca stroke yang mendapatkan pelatihan metode Feldenkrais. Hasil pengujian dari hipotesis penelitian juga akan dipaparkan deskripsi data berupa karakteristik sampel penelitian dan penilaian postural stability melalui tumpuan kaki kanan dan kaki kiri. 5.1 Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data penelitian dapat memberikan informasi lebih lengkap dan memperkuat interpretasi hasil pengujian hipotesis, maka dipaparkan deskripsi data berupa karakteristik sampel penelitian dalam bentuk tabel frekuensi dan juga grafik dengan nilai tendensi pusat dan nilai dispersi. Deskripsi data karakteristik subjek penelitian yang termasuk data numerik yaitu variabel usia, skor NIHSS, MMSE dan BMI yang disajikan pada tabel 5.1 berikut :
71
72
Tabel 5.1 Karakteristik Sampel Kelompok I (n=30) Rerata SB
Kelompok II (n=30) Rerata SB
Usia(tahun)
59,00
5,126
58,30
4,998
NIHSS (skor)
12,43
1,040
12,37
0,999
MMSE (skor)
28,13
0,937
28,40
1,102
BMI (skor)
21,28
1,948
20,95
2.093
Karakteristik
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sampel penelitian kelompok I memiliki rerata usia 59,00 ± 5,126 tahun pada kelompok II 58,30 ± 4,998 tahun, hal tersebut memberikan gambaran bahwa sampel penelitian ini mewakili kelompok usia kategori dewasa dan lansia. Berdasarkan nilai NIHSS sampel pada penelitian kelompok I memiliki rerata skor 12,43 ± 1,040 dan pada kelompok II memiliki rerata skor 12,37 ± 0,999, hal tersebut menunjukkan bahwa semua pasien pasca stroke masuk dalam klasifikasi stroke ringan. Berdasarkan nilai MMSE, sampel pada kelompok I memiliki rerata skor 28,13 ± 0,937 dan kelompok II memiliki rerata skor 28,40 ± 1,102, hal tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok sampel tidak memiliki gangguan kognitif. Berdasarkan BMI pada kelompok I memiliki rerata skor 21,28 ± 1,948 dan pada kelompok II memiliki rerata skor 20,95 ± 2,0693, hal tersebut menunjukkan bahwa pada kedua sampel berada pada berat badan normal.
73
Tabel 5.2 Karakteristik Jenis Kelamin dan Jenis Stroke Jenis Kelamin
Jenis Stroke
Karakteristik
Kelompok I Kelompok II
Laki-laki N % 19 63,3 15 50
Perempuan N % 11 36,7 15 50
Hemoragic N % 5 16,7 5 16,7
Non-hemoragic N % 25 83,3 25 83,3
Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa sampel penelitian kelompok I jenis kelamin laki-laki sebanyak 19 (63,3%) orang dan perempuan sebanyak 11 (36,7%) orang, sedangkan pada kelompok II jenis kelamin laki-laki sebanyak 15 (50%) orang dan perempuan sebanyak 15 (50%) orang. Pada tabel juga dipaparkan tentang jenis stroke pada kelompok I jenis stroke hemoragic sebanyak 5 (16,7%) orang dan non-hemorargic sebanyak 25 (83,3%) orang. Dan pada kelompok II jenis stroke hemorargic sebanyak 5 (16,7%) orang dan nonhemorargic sebanyak 25 (83,3%) orang. Tabel 5.3 Karakteristik Faktor Resiko
Hipertensi
Faktor Resiko Diabetes
N
%
N
%
Kelompok I
23
76,7
3
10,0
2
Kelompok II
23
76,7
6
20,0
1
Karakteristik
Penyakit Jantung N %
Kolesterol N
%
6,7
2
6,7
3,3
-
-
74
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa sampel penelitian kelompok I dengan faktor resiko hipertensi sebanyak 23 (76,7%) orang, faktor resiko diabetes sebanyak 3 (10,0%) orang, faktor resiko jantung sebanyak 2(6,7%) orang dan faktor resiko kolesterol sebanyak 2 (6,7%) orang. Sedangkan pada kelompok II dengan faktor resiko hipertensi sebanyak 23 (76,7%) orang, faktor resiko diabetes sebanyak 6 (20%) orang dan faktor resiko penyakit jantung sebanyak 1 (3,3%) orang . Tabel 5.4 Karakteristik Topis Lesi, Motor Defisit Topis Lesi Korteks Subkorteks N % N %
Motor Defisit Kanan Kiri N % N %
Kelompok I
24
80
6
20
15
50
15
50
Kelompok II
26
86,7
4
13,3
15
50
15
50
Karakteristik
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa sampel penelitian kelompok I dengan topis lesi korteks sebanyak 24 (80%) orang dan subkorteks sebanyak 6 (20%) orang, sedangkan pada kelompok II dengan topis lesi korteks sebanyak 26 (86,7%) orang dan subkorteks sebanyak 4 (13,3%) orang. Pada tabel juga dipaparkan tentang defisit motorik pada kelompok I sampel memiliki defisit motorik sebelah kanan sebanyak 15 (50%) dan defisit motorik pada sisi kiri sebanyak 15 (50%) orang, sedangkan pada kelompok II defisit motorik sebalah kiri sebanyak 15 (50%) orang dan defisit motorik kanan sebanyak 15 (50%) orang.
75
Tabel 5.5 Karakteristik Pekerjaan
Karakteristik
Wiraswasta
PNS
Pensiunan
Ibu Rumah Tangga N %
N
%
Swasta
N
%
N
%
N
%
Kelompok I
8
26,7
5
16,7
10
33,3
4
3,0
3
10,0
Kelompok II
7
23,3
4
13,3
1
1,7
9
15,0
15
50,0
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa sampel penelitian kelompok I dengan tingkat pekerjaan wiraswasta sebanyak 8 (26,7%) orang, PNS sebanyak 5 (16,7%) orang, Pensiunan sebanyak 1 (1,7%) orang dan ibu rumah tangga sebanyak 9 (30%) orang. Sedangkan pada kelompok II dengan tingkat pekerjaan wiraswasta sebanyak 7 (23,3%) orang, PNS sebanyak 5 (16,7%) orang, Pensiunan sebanyak 1 (1,7%) orang, Ibu Rumah Tangga sebanyak 9 (30%) orang dan swasta 15 (50%) orang. Pada sebagian besar pasien tersebut mempunyai caregiver atau perawat untuk membantu aktivitas keseharian. Tabel 5.6 Karakteristik Pendidikan Pendidikan Karakteristik
Sarjana N %
Diploma N %
N
SMU %
Kelompok I
25
83,3
3
10,0
2
6,7
Kelompok II
19
63,3
9
30,0
2
6,7
Tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa sampel penelitian kelompok I dengan tingkat pendidikan sarjana sebanyak 25 (83,3%) orang, Diploma sebanyak
76
3 (10,0%) dan SMU sebanyak 2 (6,7%) orang. Sedangkan pada kelompok II dengan tingkat pendidikan sarjana sebanyak 25 (83,3%) orang , diploma sebanyak 3 (10,0%) orang dan SMU sebanyak 2 (6,7%) orang. Tabel. 5.7 Distribusi tumpuan kaki
Variabel
Sebelum Kaki Kanan Kaki Kiri Rerata SB Rerata SB (%) (%)
Sesudah Kaki Kanan Kaki kiri Rerata SB Rerata SB (%) (%)
Bobath
34,93
7,096
35,33
7,724
48,80
1,207
48,87
0,834
Feldenkrais
38,40
8,551
37,47
8,061
41,07
7,950
40,07
7,713
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa pada distribusi rata-rata tumpuan kelompok I dengan defisit motorik kanan adalah 34,93 dan pada pasien dengan gangguan defisit motorik kiri rata-rata tumpuan adalah 35,33, sedangkan pada kelompok II dengan defisit motorik kanan adalah 38,40 dan defisit motorik kiri adalah 37,47. Distribusi tumpuan setelah intervensi pada kelompok I dengan defisit motorik kanan adalah 48,80 dan pada defisit motorik kiri 48,87, sedangkan pada kelompok II dengan defisit motorik kanan 41,07 dan pada defisit motorik kiri adalah 40,07. 5.2 Uji Persyaratan Analisis Uji analisis untuk menentukan pilihan penggunaan statistika dalam pengujian hipotesis, maka pada penelitian ini dilakukan uji persyaratan analisis yaitu pengujian distribusi normal dan pengujian homogenitas varian. Adapun uji statistik yang digunakan antara lain adalah Kolmogorov-Smirnov test untuk uji distribusi normal dan Levene’s test untuk homogenitas varian.
77
Tabel 5.8 Uji Normalitas Distribusi dengan Kolmogorov-Smirnov test Kelompok Data
Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov test Kelompok I Kelompok II (n=30) (n=30) Statistik P Statistik P
Sebelum Pelatihan Tumpuan kaki kanan
0,137
0,200
0,241
0,019
Tumpuan kaki kiri
0,302
0,001
0,193
0,138
Tabel 5.8 menunjukkan bahwa untuk uji normalitas distribusi dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test didapatkan nilai untuk kelompok data sebelum pelatihan pada kelompok I dengan defisit motorik kanan nilai p > 0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal dan defisit motorik kiri nilap p<0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi tidak normal. Pada kelompok II dengan defisit motorik kanan nilai p<0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi tidak normal dan defisit motor kiri nilai p> 0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal. Tabel 5.9. Uji Homogenitas Tumpuan kaki sebelum pelatihan dengan Levene’s Test Bobath Rerata SB (%)
Feldenkrais Rerata SB (%)
Kaki Kanan
34,93
7,096
38,40
8,551
0,601
Kaki Kiri
35,33
7,724
37,47
8,061
0,977
Variabel
P-Value
Uji homogenitas varian dilakukan dengan menggunakan Levene’s test didapatkan nilai p > 0,05 untuk kelompok data sebelum pelatihan yang berarti
78
bahwa data bersifat homogen. Pada kelompok data sebelum intervensi didapatkan nilai p > 0,05 yang berarti bahwa data bersifat homogen. 5.3 Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil analisis dan sintesis, maka peneliti menetapkan hipotesis penelitian yang dilakukan pengujian hipotesis berdasarkan data yang telah dikumpulkan dengan hasil uji sebagai berikut : Tabel. 5.10 Uji beda tumpuan kaki setelah pelatihan pada kelompok I dan kelompok II dengan Mann Whitney U test Feldenkrais Variabel
Rerata
SB
(%)
Bobath Rerata
SB
p-value
(%)
Kaki Kanan
41,07
7,950
48,80
1,207
0,000
Kaki kiri
40,07
7,713
48,87
0,834
0,000
Tabel 5.10 dilakukan untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda dua rata-rata dengan Mann-Whitney U Test didapatkan nilai p < 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna rata-rata nilai Postural Stability (tekanan kaki kanan dan kiri) antara metode Bobath dan metode Feldenkrais dengan melihat nilai rerata metode Bobath pada kaki kanan 48,80 dan rerata pada kaki kiri 48,87 lebih besar daripada rerata metode Feldenkrais pada kaki kanan 41,07 dan kaki kiri 40,07. Sehingga dapat ditetapkan hasil pengujian sebagai berikut: Metode Bobath lebih baik
79
daripada pelatihan metode Feldenkrais untuk meningkatkan postural stability pasien pasca stroke.