67
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian 1.
Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan industri perbankan berjumlah 30 bank yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 - 2012 sebagai sampel penelitian.Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari laporan tahunan, laporan keuangan perusahaan. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi data yang digunakan dalam penelitian.Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah Good Corporate Governance (GCG),
Profitabilitas,
Ukuran
perusahaan,
dan
Kinerja
perusahaan
(CAMEL).Nilai-nilai statistik data awal dalam proses pengolahan belum menghasilkan data yangberdistribusi normal, sehingga beberapa data outlier dikeluarkan dari analisis. Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk variable tunggal atau kombinasi 24 .Outlier perlu dibuang jika data outlier tidak menggambarkan 24
Ghozali,Imam.Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,Semarang.2005
67
68
observasi dalam populasi.berikut merupakan statistik deskriptif untuk data yang sudah normal. Tabel 5.1 Hasil Statistik Deskriptif (setelah mengeluarkan outlier) Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Statistic
Statistic
Statistic
Mean Statistic
Std. Error
Std. Deviation
Variance
Statistic
Statistic
Camel
79
76
93
84.27
.339
3.016
9.095
Gcg
79
.767
1.000
.94794
.005904
.052473
.003
Profitabilitas
79
.0000
.4383
.170241
.0114673
.1019233
.010
Size
79
8.5340
23.5602 17.718731
.3357330
2.9840598
8.905
Valid N (listwise)
79
Sumber :Hasil olah data SPSS, 2013 Berdasarkan Tabel 5.1 statisitk deskriptif diatas jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 79 observasi setelah mengeluarkan data outlier sebanyak 11 observasi. Sehingga dapat dijelaskan hasil sebagai berikut : 1.
Kinerja perusahaan yang di proksikan dengna CAMEL menunjukan nilai minimumnya 76% dan maksimumnya 93% dengan standar deviasi 3,016%, sedangkan meannya atau rata-ratanya menunjukan
84,27%
artinya dari semua perusahaan perbankan yang dijadikan sampel rata-rata tingkat kesehatanya adalah 84.27% Hasil ini menunjukan bahwa sampel perusahaan perbankan dalam penelitian ini tingkat kesehatanya dikategorikan bagus atau sehat.
69
Tabel 5.2 Tabel tingkat Kesehatan Bank No 1 2 3 4
Nilai Kredit CAMEL 81% – 100% 66% - < 81% 51% - < 66% 0% - < 51%
Predikat Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat
Sumber : Bank Indonesia 2.
Variabel Good Corporate Governance yang di proksikan dengan IPCG yang dihitung dengan cara Skor menunjukan nilai minimum 76,7%, nilai maksimum 100% serta nilai rata-rata sebesar 94,794% artinya bahwa dari semua perusahaan perbankan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini rata-rata telah melaksanakan pengungkapan Good Corporate Govenance hampir 94%, sedangkan standar deviasinya adalah 52,473%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar perusahaan telah menerapkan Good Corporate Governance sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006.
3.
Variabel Profitabilitas yang di proksikan dengan ROE menunjukan, nilai minimumnya 00,00%
dan nilai maksimumnya 43.83%, nilai standar
deviasinya 0.1019%, sedangkan mean atau rata-ratanya menunjukan nilai 17.02% yang berarti bahwa dari semua perusahaan perbankan di Indonesia yang dijadikan sampel dalam penelitian inikinerja manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak rata-ratanya adalah 17.02% . semakin tinggi ROE maka
70
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. 4.
Variabel Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan Ln-Total asset menunjukan nilai minimumnya 8.5340 Trilliun, dan nilai maksimumnya 23.5602 Trilliun,untuk standar deviasinya 2.9840 Trilliun. sedangkan untuk nilai meannya atau rata-ratanya 17.7187 Trilliun nilai tersebut menunjukan bahwa rata-rata persusahaan perbankan di Indonesia yang dijadikan sampel dalam penelitian ini mempunyai asset yang cukup Tinggi yaitu 17 Triliun , walaupun ada yang paling rendah sekitar 2 Triliun dan paling tinggi 23 Triliun.
2.
Uji Asumsi Klasik a.
Uji Normalitas Data Untuk menguji Uji normalitas data dilakukan dengan cara grafik dengan menggunakan histogram dan normal probability plot yang dapat digambarkan sebagai berikut:
71
Gambar 5.1 Hasil Uji Normalitas : Grafik Normal P-Plot
Sumber :Hasil olah data SPSS, 2013 Pada gambar 5.1 dijelaskan bahwa penyebaran sebagian besar titik-titik berada disekitar garis diagonal dan searah dengan garis diagonal, hal ini menunjukan bahwa data normal. b.
Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas diuji dengan melihat nilai tolerance serta nilai variance
inflation
factor
(VIF).
Dikatakan
tidak
terdapat
multikolinearitas dalam model regresi jika tolerance > 0,1 atau VIF < 10 .25
25
Ibid,Ghozali Imam
72
Tabel 5.4 Hasil Uji Multikolineaitas Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) 1
c.
Gcg profitabilitas
94.805
5.811
-13.865
5.989
15.030 .003
Size
a.
Std. Error
T
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
16.315
.000
-.241
-2.315
.023
.923 1.083
3.087
.508
4.868
.000
.921 1.086
.101
.003
.025
.980
.997 1.003
Dependent Variable: camela
Sumber :Hasil olah data SPSS, 2013 Berdasarkan tabel 5.4 di atas, hasil perhitungan nilai tolerance tidak menunjukan bahwa ada variabel independen yang
memiliki nilai
tolerancekurang dari 0,1 dan tidak ada satupun variabel independen yang memiliki VIF > 10. Jadi, dapat disimpulkan tidak ada korelasi antar variabel independen (bebas) atau tidak terjadi multikolinearitas. c.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji DurbinWatson (DW test). Pengambilan keputusan untuk menentukan apakah terjadi autokorelasi atau tidak, dapat dilihat dari nilai DW dan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 0,05 jumlah sampel (n=79) dan jumlah variabel independen (k=3).26
26
Ibid,Ghozali Imam
73
Tabel 5.5Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
R
1
.498
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.248
.218
2.666
Durbin-Watson
1.671
a. Predictors: (Constant), size, gcg, profitabilitas b. Dependent Variable: camel
Sumber :Hasil olah data SPSS, 2013 Berdasarkan tabel 5.5 diatas, hasil perhitungan Durbin-Watson (DW) menunjukan angka sebesar 1,671. Berdasarkan tabel DW yang menggunakan derajat kepercayaan 5% jumlah sampel 79 dan jumlah variabel independen ada tiga, makan akan didapatkan nilai batas bawah (dL) 1,5568 dan batas atas (dU) 1,7141. Model regresi tidak memiliki persoalan autokorelasi jika memenui kriteria du≤dw≤(4-du) dengan demikian hasil perhitungan DW sebesar 1,7141>1671<2,2859 maka dapat disimpulkan masuk dalam Grey area, artinya data dari penelitian ini masih bisa diolah. d.
Uji Heteroskedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas, ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat grafik plot antara ada tidaknya gejala heteroskedastisitas. Adapun dasar atau kriteria pengambilan keputusan berkaitan dengan gambar tersebut adalah :27
27
Ibid,Ghozali Imam
74
1.
Jika ada pola tertentu, seperi titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastisitas. 2.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 5.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber :Hasil olah data SPSS, 2013 Berdasarkan gambar 5.2 di atas, terlihat titik-titik yang tersebar secara acak,tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.
75
3.
Uji Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda dimaksudkan untuk menguji seberapa besar pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas,dan Ukuran perusahaan terhadap Kinerja perusahaan pada industri perbankan di Indonesia. Adapun hasil uji data regresi linear berganda yaitu sebagai berikut :
Tabel 5.6 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) Gcg
Std. Error
T
Sig.
Beta
94.805
16.315
.000
-13.865
5.989
-.241
-2.315
.023
15.030
3.087
.508
4.868
.000
.003
.101
.003
.025
.980
1 Profitabilitas Size
a.
Dependent Variable: camela
Sumber :Hasil olah data SPSS, 2013 Berdasarkan tabel 5.6dari ketiga variable yang dimasukan dalam model ternyata hanya variable (GCG, Profitabilitas,) yang signifikan pada α =5%, Jadi dapat disimpulkan bahwa variable kinerja CAMEL dipengaruhi oleh GCG, Profitabilitas,dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Camel = 94,804-13,865x1+ 15,030x2+0,003X3 + ε
76
4.
Uji Hipotesis a.
Uji t (Uji Parsial)
Hasil uji model regresi pertama dapat dilihat pada tabel 5.7 sebagai berikut : Tabel 5.7 Hasil Uji t Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) Gcg
Std. Error
94.805
5.811
-13.865
5.989
15.030 .003
T
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
16.315
.000
-.241
-2.315
.023
.923
1.083
3.087
.508
4.868
.000
.921
1.086
.101
.003
.025
.980
.997
1.003
1 Profitabilitas Size
a. Dependent Variable: camela
Sumber :Hasil olah data SPSS, 2013 Pengujian statistik uji t pada tabel 5.7 pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil pengujian dari uji t dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Konstanta (α) Persamaan regresi linier berganda tersebut memiliki nilai positif pada konstanta 94,805% yang menyatakan bahwa apabila GCG, Profitabilitas, Ukuran perusahaan bernilai 0, maka kinerja perusahaan akan bernilai positif
77
2.
Pengujian Hipotesis Pertama (Ha1) Hasil uji t pada variabel Good Corporate Governance (GCG) sebesar −13,865 dengan nilai signifikansi sebesar 0,023 yang berada di bawah 0,05 dan koefisien GCG bertanda negatif sebesar −.0.241. Dilihat dari tingkat signifikansi <0,05 dengan demikian Ha1 diterima. Jadi bisa diasumsikan dengan ketiadaanya variable lainnya maka seandainya variabel GCG mengalami peningkatan maka kinerja perusahaan akan menurun artinya jika GCG diberlakukan sangat ketat sehingga akan menimbulkan tekanan kepada agen sehingga menyebabkan kinerjanya menurun.
3.
Pengujian Hipotesis Kedua (Ha2) Hasil uji t variabel Profitabilitas sebesar 4.868 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berada dibawah 0,05 (5%).Hasil uji t menunjukan bahwa profitabilitas terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.Dengan demikian Ha2 diterima. Dengan ini bisa diasumsikan jika dengan ketiadaan variable lainya maka jika profitabilitas naik maka kinerja perusahaan akan ikut naik, hal ini berarti Profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
4.
Pengujian Hipotesis Ketiga (Ha3) Hasil uji t variabel Ukuran Perusahaan sebesar 0.025 dengan nilai signifikansi sebesar 0,980 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05 (5%). Hasil uji t menunjukan bahwa ukuran perusahaan terbukti tidak
78
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan.Dengan demikian Ha3 ditolak dan H03 diterima. Hal ini berarti ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. b. Uji F (Uji Simultan) Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 5.8sebagai berikut : Tabel 5.8 Hasil Uji F ANOVAa Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
176.171
3
58.724
Residual
533.247
75
7.110
Total
709.418
78
F
Sig.
8.259
.000b
a. Dependent Variable: camel b. Predictors: (Constant), size, gcg, profitabilitas
Sumber :Hasil olah data SPSS, 2013 Berdasarkan hasil uji F pada tabel 5.8 diatas menunjukan nilai F sebesar 8,259 dengan signifikansi 0,000. Nilai probabilitas signifikan pengujian tersebut lebih kecil dari α (0,05)
maka dapat simpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara Good Corporate Governance, Profitabilitas dan Ukuran perusahaan secara simultan terhadap kinerja perusahaan. Tabel 5.9 Ringkasan Hasil Hipotesis Penelitian Hipotesis
Hasil
Ha1 = Good Corporate Governanceber pengaruh Ha1 diterima positif terhadap kinerja perusahaan.
79
Ha2 = Profitabilitas berpengaruh positif terhadap H2diterima kinerja perusahaan Ha3=
Ukuran perusahaan berpengaruh negative H3 ditolak
terhadap kinerja perusahaan. Ha =
GCG, Profitabilitas, Ukuran perusahaan H4diterima
berpngaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan secara simultan
B.
Pembahasan Penelitian 1.
Pengaruh
Good
Corporate
Governance
Terhadap
Kinerja
Perusahaan Hasil pengujian terhadap hipotesis Ha1 menunjukan bahwa Good Corporate Governance berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien Good Corporate Governance sebesar −13,865 dengan nilai t sebesar −2,315 dan tingkat signifikansi sebesar 0,023.Hal ini menunjukan bahwa Ha1 yang menyatakan bahwa Good Corporate Governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hal ini membuktikan bahwa tindakan Good Corporate Governance yang dilakukan oleh manajer berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan.
80
Hasil pengujian statistik t menunjukan bahwa Good Corporate Governance yang diproksikan dengan Transparency, Accountability, Responsinility, Independency dan Fairness (TARIF) berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan, Dimana dalam penelitian ini diukur yaitu perusahaan harus mengungkapkan informasi secara tepat waktu dalam
penyampaian laporan keuangan yang tepat waktu,
kelengkapan laporan keuangan dan kelengkapan laporan non keuangan yang
meliputi visi, misi, sasaran usaha, strategi perusahaan, kondisi
keuangan,
susuna
dan
kompensasi
pengurus,
pemegang
saham
pengendali, kepemilikan silang (cross shareholding), dan pelaksanaan GCG sesuai dengan KNKG perbankan, serta sesuai dengan PBI No. 8/4/PBI/2006 mengenai aspek transparansi dewan komisaris. Dengan keadaan seperti ini menyebabkan tekanan yang cukup besar terhadap agen sehingga menyebabkan kinerja agen menurun dan menyebabkan kinerja perusahaan juga akan ikut menurun. Berdasarkan penelitian ini juga bisa disimpulkan juga bahwa dengan penerapan Good Corporate Governanance dalam perusahaan perbankan
masih bisa terjadi konflik keagenan antara agen dan
principleyang dalam penelitian ini dimenangkan oleh agenPenerapan Good Corporate Governance juga merupakan salah satu upaya untuk memengurangi kesenjangan informasi (asimetri informasi) dalam perusahaan. Agent mengetahui informasi mengenai prospek perusahaan
81
lebih banyak dibandingkan dengan principal inilah yang disebut dengan asimetri informasi. Asimetri yang ada di dalam perusahaan dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan kecurangan dalam perusahaan, dengan diterapkan Good Corporate Governance diharapkan dapat meminimalkan asimetri informasi yang ada dalam perusahaan.Dalam perusahaan perbankan pelaksanaan Good Corporate Governance merupakan hal yang bersifat wajib dan harus dipatuhi, karena tertuang dalam PBI No.8/4/PBI/2006. Jadi bisa penulis simpulkan berdasarkan hasil statistik menunjukan penerapan Good Corporate Governance mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, Hal ini dikarenakan penerapan Good Corporate Governance yang terlalu ketat sehingga menimbulkan tekanan yang bisa mempengaruhi kinerka perusahaan. 2.
Pengaruh Profitabilitas terhadap Kinerja perusahaan Hasil Pengujian Variabel profitabilitas (Ha2) berpengaruh positif karena dapat dilihat memiliki nilai signifikansi 0,000 yang berarti berada di bawah taraf signifikansi 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Penemuan ini menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas tinggi akan mempunyai kinerja perusahaan yang bagus. Hal ini mungkin dikarenakan dengan profitabilitas yang bagus
82
otomatis profit perusahaan akan ikut bagus juga dan kesejahteraan karyawan akan ditingkatkan dengan tujuan supaya kinerja perusahaan selalu bertambah bagus dan dari penelitian dengan hasil positif dan signifikanya pengaruh profitabilitas terhadap kinerja perusahaan ada indikasi dari pihak agen agar bisa mendapatkan bonus. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang diperoleh Deni Darmawati dkk.(2004) tentang Hubungan Corporate Governance dan Kinerja perusahaan.Dengan pengujian menggunakan regresi berganda diketahui hasil dari analisis menunjukkan bahwaterdapat hubungan yang signifikan antara Good Corporate Governance dan Profitabilitas yang diproksikan menggunakan ROE.Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Good Corporate Governance mempengaruhi kinerja perusahaan. 3.
Pengaruh Ukuran perusahaan terhadap Kinerja perusahaan Hasil uji t variabel Ukuran Perusahaan sebesar 0.025 dengan nilai signifikansi sebesar 0,980 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05 (5%). Hasil uji t menunjukan bahwa ukuran perusahaan positiftidak signifikan terhadap kinerja perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan akan membuat pengawasan yag dilakukan akan semakin sulit, sehingga menimbulkan permasalahan agensi yang muncul dari pemisahan antara manajemen dan control. Diantaranya adalah kesulitan dalam mengawasi dan mengendalikan tindakan manajemen, serta kesulitan dalam mengambil keputusan yang berguna bagi perusahaan.Selain itu, ukuran
83
perusahaan yang besar belum tentu menghasilkan kinerja keuangan yang lebih baik. Semakin besar aset yang dimiliki perusahaan, semakin kompleks pula masalah agensi yang dihadapi. Hasil penelitian yang menyebutkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan diamini juga oleh penelitian Huang (2002) sertaTalebria et al. (2010) juga menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini berarti ukuran perusahaan tidak menjamin akan menjadikan kinerja perusahaan akan menjadi bagus.