99
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 5.1. Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Gross Domestic Product (GDP), Inflasi, Financing Deposit Ratio (FDR), Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI),Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Non Performing Financing (NPF) pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS) yang terdaftar di Bank Indonesia selama periode 2011 2014. Sampel di pilih mengunakan teknik purposive sampling, kemudian variabel – variabel yang menjadi batasan dalam pembuatan penelitian ini adalah Non Performing Financing (NPF), Gross Domestik Product (GDP), Inflasi, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), Capital Adequacy Ratio (CAR) yang diambil pada periode 2011 sampai 2014. a. Non Performing Financing (NPF) Tabel 5.1. Non performing Financing (NPF)(dalam %) BANK
TAHUN Bank Syariah Mandiri Bank Muamalat Bank Syariah BNI Bank Syariah BRI Bank Syariah Mega Bank Jabar Dan Banten Bank Panin Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah Bank BCA Syariah Maybank Syariah Ind TOTAL RATA – RATA
Sumber:Statistik Perbankan Syariah
2011 0,95 2,6 3,62 2,77 3,03 1,36 0,88 1,74 0,95 0,2 0 18,1 1,64
2012 1,14 1,81 1,42 1,84 1,32 1,01 0,19 4,26 2,41 0,1 1,25 16,75 1,52
2013 2,99 0,78 1,13 3.26 1,45 1,16 0,77 3,68 3,31 0 0 15,41 1,40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2014 2,99 0,78 1,13 3.26 1,81 1,16 0,77 3,68 3,31 0 0 15,77 1,43
100
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat di ketahui bahwa tingkat Non Performing Financing mengalami penurunan selama periode penelitian. Data untuk variabel Non Performing Financing dapat diketahui bahwa NPF mengalami penurunan dari tahun 2011 yaitu 1,64% hingga tahun 2013 yaitu 1,40%, kemudian naik pada tahun 2014 yaitu 1,43 %. b. Gross Domestic Product (GDP) Berdasarkan Tabel 5.2 dapat di ketahui bahwa tingkat Gross Domestic Product (GDP) mengalami peningkatan selama periode penelitian. Data untuk variabel Gross Domestic Product ditunjukan oleh tabel berikut ini : Tabel 5.2. Gross Domestic Product (GDP)(dalam miliar rupiah) TRIWULAN TAHUN 1 2 3 4 TOTAL RATA-RATA
2011
2012
2013
2014
1.748.731,20 1.816.268,20 1.881.849,70 1.840.786,20 7.287.635,30 1.821.908,82
1.855.580,20 1.929.018,70 1.993.632,30 1.948.852,20 7.727.083,40 1.931.770,85
1.959.688,70 2.036.191,10 2.103.335,40 2.058.250,50 8.157.465,70 2.039.366,43
2.060.481,50 2.139.301,20 2.206.874,60 2.161.458,30 8.568.115,60 2.142.028,90
Sumber : Badan Pusat statistik indonesia triwulan 2011 – 2014
c. Inflasi Data untuk variabel Inflasi mengalami fluktuatif dan di akhir tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 6,41% , ditunjukan oleh Tabel 5.3 berikut ini :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
101
Tabel 5.3.Laju Inflasi (dalam %) BULAN
TAHUN
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER TOTAL RATA – RATA
2011 7,02 6,84 6,65 6,16 5,98 5,54 4,61 4,79 4,61 4,42 4,15 3,79 64,56 5,38
2012 3,65 3,56 3,97 4,5 4,45 4,53 4,56 4,58 4,31 4,61 4,32 4,3 51,34 4,28
2013 4,57 5,31 5,9 5,57 5,47 5,9 8,61 8,79 8,4 8,32 8,37 8,38 83,59 6,97
2014 8,36 6,23 4,83 4,53 3,99 4,53 6,7 7,32 7,25 7,32 7,75 8,22 77,03 6,41
Sumber:Bank Indonesia
d. Financing Deposit Ratio (FDR) Tabel 5.4. Financing Deposit Ratio (FDR) (dalam %) BANK TAHUN Bank Syariah Mandiri Bank Muamalat Bank Syariah BNI Bank Syariah BRI Bank Syariah Mega Bank Jabar Dan Banten Bank Panin Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah Bank BCA Syariah Maybank Syariah Indonesia TOTAL RATA – RATA
2011 89,37 85,18 78,6 95.82 83,08 79,61 162,97 83,54 46,08 78,8 289,2 1076,43 97,85
2012 94,4 94,15 84,99 100,96 88,88 87,99 105,66 91,98 46,08 79,9 197,7 1072,69 97,51
2013 89,37 99,99 97,86 102,70 93,7 97,4 90,4 100,29 84,68 83,48
2014 32,08 23,53 36,07 32,08 93,61 45,82 67,25 13,23 35,03 35,36
152,87
87,45
1092,74 99,34
501,51 45,59
Sumber:Statistik Perbankan Syariah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
102
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat di ketahui bahwa tingkat Financing Deposit Ratio (FDR) mengalami penurunan selama periode penelitian dari 97,85% menjadi 45,59%. e. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) Tabel 5.5. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)(dalam jutaan) BANK
TAHUN Bank Syariah Mandiri Bank Muamalat Bank Syariah BNI Bank Syariah BRI Bank Syariah Mega Bank Jabar Dan Banten Bank Panin Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah Bank BCA Syariah Maybank Syariah Indonesia TOTAL RATA – RATA
Sumber:Statistik Perbankan Syariah
2011 4.850 150.000 0 200.000 482.000 782.938 150.000 201.000 151.800 237.8
2012 3.183 200.000 0 1.676.000 750.000 55.000 357.900 321.00 188.800 258.0
132.100
131.500
2013 5.918 0 0 1.947.500 661.000 55.000 1.138.100 171.400 196.000 0
2014 5.500.000 2.850.000 0 1.947.500 355.000 736.400 1.138.100 171.400 196.000 0
134.000
338.000
2.254.698 3.362.407 4.308.918 13.232.400 204.972,53 305.673,37 391.719,81 1.202.945,45
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat di ketahui bahwa tingkat variabel Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) mengalami peningkatan berturut-turut selama periode penelitian. f. Capital Adequacy Ratio (CAR) Berdasarkan Tabel 5.6 dapat di ketahui bahwa tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR)mengalami penurunan selama periode penelitian. Data untuk variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) ditunjukan oleh tabel berikut ini :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
103
Tabel 5.6. Capital Adequacy Ratio (CAR)(dalam %) BANK
TAHUN Bank Syariah Mandiri Bank Muamalat Bank Syariah BNI Bank Syariah BRI Bank Syariah Mega Bank Jabar Dan Banten Bank Panin Syariah Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah Bank BCA Syariah Maybank Syariah Indonesia TOTAL RATA – RATA
Sumber:Statistik Perbankan Syariah
2011 14,57 12,01 20,67 14,74 12,03 30,29 61,98 15,29 45,2 45,9
2012 13,82 11,57 14,1 11,35 13,51 21,09 32,2 12,78 28,08 31,5
2013 14,1 17,27 16,23 14,49 13,51 17,99 20,38 11,1 18,4 22,35
2014 14,1 14,05 16,23 14,49 18,81 17,99 20,38 11,1 18,4 22,35
73,44
63,89
59,41
59,41
346,12 31,46
253,89 23,08
225,23 20,47
227,31 20,66
Kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan alat analisis berupa regresi linier berganda. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan data-data yang telah diperoleh dari berbagai sumber yang relevan. Data tersebut berupa laporan keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011-2014, data inflasi dan Gross domestic product dari Badan Pusat Statistik triwualan 2011-2014. Bank-bank yang menjadi sampel penelitian ini adalah Bank Umum Syariah Indonesia periode 2011-2014. Data ini selanjutnya diolah dengan bantuan SPSS versi 21. 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal.Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogrov – Smirnov.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
104
Tabel 5.7. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
44 0E-7 1,02040667 ,145 ,145 -,078 ,960 ,316
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari tabel 5.7 hasil Uji Normalitas diatas terlihat bahwa variabel Non Performing Financing (NPF) bisa dikatakan berdistrubusi normal, karena signifikansi Kolmogrov-Smirnov lebih besar dari 0,049 yaitu diperoleh nilai KolmogorovSmirnov Z = 0,960 dengan Asymp Sig = 0,316. Dengan Asymp Sig = 0,316> alfa (0,05) sehingga uji Kolmogorov-Smirnov membuktikan bahwa residual berdistribusi normal. b. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen), model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Untuk menguji ada atau tidaknya multikolinieritas dalam suatu model
regresi dapat dilihat dari nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF). Suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah memiliki nilai VIF berkisar angka 1 hingga 10 dan mempunyai angka tolerance diatas 0,10 dan mendekati 1.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
105
Tabel 5.8. Uji Multikolinieritas Variabel
GDP INFLASI FDR SWBI CAR
T
VIF
,443 ,576 ,481 ,847 ,583
2,258 1,736 2,077 1,180 1,715
Berdasarkan pengujian multikolinieritas pada Tabel 5.8 diatas diperoleh nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF dibawah 10, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan nilai tolerance dan nilai VIF maka model regresi ini layak dipakai dalam pengujian. c. Uji heteroskedastisitas Bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan lainya.Model regresi yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas.Untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot. Gambar 5.1. Uji heteroskedastisitas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
106
Berdasarkan grafik scatterplot terlihat bahwa sebaran data berada disekitar titik nol serta menyebar secara acak atau tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada pola regresi sehingga model regresi layak dipakai. d. Uji Autokolerasi Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada atau tidaknya autokolerasi.Model regresi yang baik adalah yang bebas autokolerasi. UJi asumsi klasik autokolerasi ini dengan menggunakan DurbinWatson (DW). Tabel 5.9. Uji Autokolerasi b
Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Durbin-Watson
Estimate 1
,431
a
,186
,079
,51716
1,242
a. Predictors: (Constant), CAR, INFLASI, SWBI, FDR, GDP b. Dependent Variable: res2
Berdasarkan tabel 5.9 diatas, diperoleh nilai Durbin-Watson (DW) adalah sebesar 1,242Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 44, serta k = 5 (k adalah jumlah variabel independen) diperoleh nilai dL sebesar 1,2769 dan dU sebesar 1,777 Karena nilai DW (1,242) berada pada daerah antara dL dan dU, maka dapat disimpulkan bahwa tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti (berada di daerah keragu-raguan) yang dibuat dalam penelitian ini. 1. Uji Hipotesis Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah ditetapkan diterima atau ditolak secara statistik.Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan uji statistik tdan R2(Adjusted R Square).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
107
a. Uji t Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu, GDP, inflasi, SWBI, FDR dan CAR terhadap Non Performing Financing (NPF). Tabel 5.10. Uji t Coefficientsa Model
1
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Beta
(Constant) GDP INFLASI FDR SWBI CAR
Std. Error 3,766
1,887
-8,454E ,113 ,001 8,332E -,042
,000 ,210 ,005 ,000 ,013
T
-,178 ,096 ,038 ,068 -,564
Sig.
1,996
,053
-,870 ,537 ,196 ,458 -3,164
,390 ,594 ,846 ,649 ,003
a. Dependent Variable: NPF
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap variabel GDP, Inflasi, FDR, SWBI, CAR dan NPF maka dapat dirumuskan persamaan regresi bergandanya sebagai berikut :
Y = -0.178 X1 + 0.096 X2 + 0.038 X3 + 0.068 X4 - 0.564 X5 Dimana : Y = NPF X1 = GDP X2 = Inflasi X3 = FDR X4 = SWBI X5 = CAR Dengan menggunakan persamaan regresi pada model regresi berganda di atas maka dapat diuraikan sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
108
1)
β1 =-0.178 β1 bertanda negatif yang berarti bahwa bila GDP meningkat maka tidak berpengaruh terhadap penurunan NPF.
2)
β2 = 0.096 β2 bertanda positif yang berarti bahwa bila Inflasi naik, maka NPF akan turun.
3)
β3 = 0.038 β3 bertanda positif yang berarti bahwa bila FDR mengalami kenaikan, maka NPF akan turun.
4)
β3 = 0.068 β3 bertanda positif yang berarti bahwa bila SWBI mengalami kenaikan, maka NPF akan turun.
5)
β3 = - 0.564 β3 bertanda negatif yang berarti bahwa bila CAR mengalami kenaikan, maka tidak berpengaruh terhadap penurunan NPF .
b. Uji Signifikansi Stimultan (UJi Statistik F) Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen (GDP, Inflasi, FDR, SWBI dan CAR) secara stimultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen yaitu Non Performing Financing (NPF), Tabel 5.11. Uji f a
ANOVA Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
18,748
5
3,750
Residual
44,773
38
1,178
Total
63,521
43
F
Sig. 3,182
,017b
a. Dependent Variable: NPF b. Predictors: (Constant), CAR, INFLASI, SWBI, FDR, GDP
Dari tampilan tabel Hasil Uji F di atas didapat F hitung sebesar 3,182 dengan
tingkat probabilitas 0.017 (signifikan). Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi bahwa:Secara bersama-sama GDP, Inflasi, FDR, SWBI dan CAR berpengaruh terhadap NPF.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
109
c. Uji Adj R2 ( Adjusted R Square ) Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Untuk mengetahuinya dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 5.12. Uji Adj R2( Adjusted R Square ) b
Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Durbin-Watson
Estimate 1
,431
a
,186
,079
,51716
1,242
a. Predictors: (Constant), CAR, INFLASI, SWBI, FDR, GDP b. Dependent Variable: res2
Koefisien determinasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0.79 atau sebesar 79 %. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen (GDP, inflasi, FDR, SWBI dan CAR) mampu menjelaskan variasi yang terjadi pada Non Performing Financing sebesar 79 % sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. d. Uji Regresi Linear Berganda
NPF = 3,766 -8,454EGDP+ 0,113 Inflasi - 0,001 FDR + 8,332E SWBI - 0,042 CAR + e Koefisien- Koefisien pada persamaan regresi linear berganda diatas dapat diartikan sebagai berikut : 1) Jika segala sesuatu pada variabel independen dianggap konstan, maka nilai Non Performing Financing (NPF) adalah sebesar 3,766%.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
110
2) Nilai koefisien regresi GDP sebesar -8,454E% yang berarti setiap peningkatan GDP 1 % akan menurunkan Non Performing Financing (NPF) sebesar -8,454E%, dengan catatan variabel lain dianggap tetap ( cateris paribus ). 3) Nilai koefisien regresi inflasi sebesar 0,113% yang berarti setiap peningkatan inflasi 1 % akan meningkatkan Non Performing Financing (NPF) sebesar 0,113%, dengan catatan variabel lain dianggap tetap ( cateris paribus ). 4) Nilai koefisien regresi FDR sebesar 0.001% yang berarti setiap peningkatan inflasi 1 % akan menurunkan Non Performing Financing (NPF) sebesar 0,001%, dengan catatan variabel lain dianggap tetap ( cateris paribus ). 5) Nilai koefisien regresi SWBI sebesar 8,332E% yang berarti setiap peningkatan inflasi 1 % akan meningkatkan Non Performing Financing (NPF) sebesar 8,332E% , dengan catatan variabel lain dianggap tetap ( cateris paribus ) 6) Nilai koefisien regresi CAR sebesar -0,042% yang berarti setiap peningkatan inflasi 1 % akan menurunkan Non Performing Financing (NPF) sebesar 0,042%, dengan catatan variabel lain dianggap tetap ( cateris paribus ).
e. Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dengan menggunakan uji t dan uji F regresi berganda menunjukkan bahwa hipotesis dapat diterima ataupun ditolak dan dibuktikan secara statistik seperti tabel dibawah ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
111
Tabel 5.13. Kesimpulan Pengujian Hipotesis Hipotesis
Kesimpulan
Uji Hipotesis
Terdapat pengaruh negatif antara
Ditolak
Uji t
Ditolak
Uji t
Ditolak
Uji t
Ditolak
Uji t
Diterima
Uji t
Diterima
Uji F
GDP terhadap NPF Terdapat pengaruh positif antara Inflasi terhadap NPF Terdapat pengaruh positif antara FDR terhadap NPF Terdapat pengaruh positif antara SWBI terhadap NPF Terdapat pengaruh negatif antara CAR terhadap NPF Secara simultan terdapat pengaruh positif antara GDP, Inflasi, FDR, SWBI dan CAR terhadap NPF
B. Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari seluruh variabel utama yang dimasukkan ke dalam model. Hal ini menunjukan Non Performing Financing (NPF) pada Bank Umum Syariah di Indonesia hanya dipengaruhi oleh sebagian dari variabel bebas yang diuji.Selanjutnya hasil interprestasi dari hasil regresi tersebut terhadap signifikansi masing-masing variabel yang diteliti, dijelaskan sebagai berikut: 1.
Gross Domestic Product (GDP) menunjukan hubungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Non Performing Financing (NPF).menunjukan hasil hubungan Gross Domestic Product (GDP) terhadap Non Performing Financing (NPF) signifikan positif, dimana semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat yang dicerminkan GDP/PDB. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Sholihah menunjukan bahwa GDP tidak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
112
berpengaruh terhadap Non Performing Financing (NPF) Karena para pelaku ekonomi mampu menyesuaikan atau kembali pada tingkat keseimbangan akibat perubahan pertumbuhan GDP. 2. Inflasi menunjukan hubungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Non Performing Financing (NPF). Hal ini bertentangan dengan penelitian Mardiani (2013), yang menunjukan hasil hubungan inflasi terhadap Non Performing Financing (NPF) signifikan positif, dimana semakin tinggi
tingkat inflasiUmumnya kesulitan yang
dihadapi perbankan adalah menetukan secara tepat bagaimana resiko kredit berubah bersamaan dengan perubahan situasi makroekonomi serta berapa lama perubahan ekonomi makro tersebut 3. FDR menunjukan hubungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Non Performing Financing (NPF). Dan semakin tinggi penyaluran dana yang disalurkan melalui pembiayaan, maka kemungkinan resiko pembiayaan masalah akan meningkat sehingga NPF pun akan meningkat dan bisa dikarenakan faktor nilai FDR yang tinggi pada bank Syariah Hal ini dikarenakan meskipun kesempatan bagi Bank Syariah untuk memperoleh laba (profit) semakin besar dengan tingginya nilai FDR, namun jika banyak dari pembiayaan tersebut yang bermasalah seperti kredit macet atau gagal bayar, yang mengakibatkan besarnya nilai piutang pada asset, maka kesempatan untuk memperoleh laba menjadi kecil. 4. SWBI menunjukan hubungantidak berpengaruh signifikan terhadap Non Performing Financing (NPF). Hal ini berbeda dengan penelitianMardiani (2013), Kondisi semacam ini terjadi karena lemahnya regulasi dan pengawasan dari Bank sentral atas perilaku perbankan yang masih menerapkan spread margin yang cukup tinggi. Kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan acuan tingkat suku bunga SBI tidak menjadikan para bankir menurunkan tingkat kredit pinjaman mereka..
http://digilib.mercubuana.ac.id/
113
5. CAR menunjukan hubungan berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap Non Performing Financing (NPF). Hal ini mendukung teori yang ada bahwa semakin besar jumlah modal yang dimiliki suatu bank maka akan semakin kecil peluang terjadinya piutang NonPerforming Financing. Semakin tinggi rasio kecukupan modal maka akan dapat berfungsi untuk menampung risiko kerugian yang dihadapi oleh bank karena peningkatan kredit bermasalah.Inilah yang mengakibatkan hasil analisa CAR menjadi berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap Non Performing Financing pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/