BAB V KESJMPULAN, JMPLIKASI, KETERBATASAN & SARAN Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada Bab IV. maka pada Bab V ini dapat ditarik kesimpulan. implikasi. keterbatasan serta saran yang berkaitan dengan penelitian ini .
A.
Kesimpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : -
I. Pada uji asumsi klasik yang telah dilakukan baik melalui uji normalitas data. uji multikolinieritas, uji heterokedasitas dan uji autokorelasi tidak ditemukan pelanggaran terhadap uji asumsi klasik tersebut. Hal dapat terlihat pada : a.
Pada uji normalitas data yang dilakukan dengan uji KolmogorovSmimov. dari tiga variabel semuanya mendekati I sehingga data atau variabel tersebut dikatakan normal. Untuk variabel Price
Earning Ratio nilainya 0.89I sedangkan variabel Risk Based Capital Ratio sebesar 0. 725 dan Harga saham sebesar 0.83I. b.
Pada uji Multikolinearitas yang digunakan untuk melihat hubungan antar variabel independen juga tidak terlihat adanya hubungan atau korelasi antar variabel indpenden. Hal ini dapat dilihat hasil
Variance lf!flation Factor (VJF) untuk variabel Price Earning Ratio sebesar 1.089 dan untuk variabel Risk Based Capital sebesar
53
1.089. Variabel dikatakan tidak mempunyai hubungan atau korelasi apabila hasil VIF <1 0. c.
Pada uji heterokedastisitas yang untuk menguji apakah model regresi yang dilakukan terjadi ketidaksamaan variabel dapat dilakukan dengan uji Scatter Plot yang hasilnya terlihat bahwa masing-masing varibel yang dilambangkan dengan titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu sehingga tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.
d.
Uji Autokorelasi yang dilakukan dengan uji Durbin Watson dimana hasil pengujian menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar 1.452. Suatu Variabel dikatakan tidak terjadi autokorelasi biala hasil uj i Durbin Watson berada diantara batas atas (du) dan batas bawah (4-du). du
Capital Ratio diperoleh nilai dl = 1.24 dan nilai du = 1.42, maka nilai DW= 4-du, jadi nilai DW = 4-1.42 hasilnya nilai DW = 2.58. Karena nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (4-du) maka tidak terjadi autokorelasi. 1.42 < 1.452 < 2.58
54
2. Basil regresi linear berganda dengan rumus Y =a+ bl.Xi + b2.X2+ ei dimana Y adalah variabel dependen (harga saham) sedangkan Xl adalah variabel independen (Price Earning Ratio) dan X2 adalah variabel independen (Risk Based Capital Ratio). Dari persamaan regresi linear bergamda tersebut dihasilkan konstanta (a) 1.434 dan untuk nilai (b) untuk xl sebesar 0.007128 dan (b) untuk x2 sebesar 0.08978 dan kalau kita masukkan dalam persamaan regresi linear berganda akan tampak sebagai berikut : Y = 1.434 + 0.007128.xl + 0.08978.x2 + ei Artinya bahwa jika tidak ada penambahan satu satuan pada nilai variabel independen maka harga saham akan tetap konstan sebesar 1.434 dan apabila teJ.jadi penambahan sebesar satu satuan pada price earning ratio, maka harga saham akan naik sebesar 0.007128. Begitu pula untuk jika ada penambahan satu satuan untuk variabel independen risk based capital ratio, maka harga saham akan naik sebesar 0.08978. 3.
Hasil pengujian hipotesis yang dilak.ukan melalui uji F (uji secara simultan), uji t (uji secara parsial) dan koefisien determinasi (R2 ), hasilnya adalah sebagai berikut : a.
Uji F digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu harga saham. Dengan membandingkan antara besarnya F hitung dengan F tabel dengan asumsi bahwa apabila F hitung > F tabel, maka Ha diterima.
55
Hasil uji melalui Anova diketahui bahwa Fhitung Ftabel
=
=
3.991 dan
3.22 artinya bahwa F hitung (3.991) > F tabel (3.22). Hal
ini menunjukkan bahwa secara simultan (bersama-sama) variabel independen baik Price Earning Ratio dan Risk Based Capital Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi. b.
Uji t digunakan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen secara individu (parsial) terhadap harga saham perusahaan. Dengan membandingkan antara besarnya F hitung dengan F tabel dengan asumsi bahwa apabila F hitung > F tabel, maka Ha diterima. Hasil uji t diketahui bahwa nilai t hitung untuk variabel independen Price Earning Ratio
=
0.541 dan nilai t hitung untuk
variabel independen Risk based Capital Ratio adalah sebesar 2.503, sedangkan nilai dari t tabel adalah sebesar 2.0154. Ini artinya untuk variabel independen Price Earning Ratio tidak berpengaruh secara signiifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi , sedangkan variabel independen Risk based Capital Ratio berpengaruh cukup signifikan terhadap hargsa saham perusahaan asuransi. Hal ini terlihat bahwa t hitung untuk Risk Based Capital
Ratio sebesar 2.503 > 2.0154 (t tabel). c.
Koefesien determinasi digunakan untuk mengukur besamya kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Secara
56
umum dikatakan bahwa koefisien determinasi (R2 ) berkisar antara ~1.
0 danl atau O:S R2
Dari hasil perhitungan SPSS diketahui
bahwa nilai R2 sebesar 0.160. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya
kontribusi
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen sebesar 16 %.
B.
Implikasi Implikasi secara teoritis menunjukkan bahwa secara simultan Price Earning Rato dan risk based Capital ratio berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan asuransi. Hanya secara parsial Price Earning
Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi. Hal ini berarti investor tidak terlalu melihat berapa Price Earning
Ratio perusahaan asuransi tetapi cenderung untuk melihat tingkat solvabilitas perusahaan asuransi yang diukur dalam Risk Based Capital
Ratio dalam pengambilan keputusan investasi. C.
Keterbatasan Dalam penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, diantaranya : 1.
Jumlah
perusahaan
(emiten)
yang
dijadikan
sampel
hanya
9 perusahaan asuransi karena memang keterbatasan data yang ada di Bursa Efek Surabaya. Artinya memang jumlah perusahaan asuransi yang go public masih sedikit sehingga data yang disajikan juga tidak terlalu banyak. 2.
Tidak adanya klasifikasi jenis perusahaan asuransi yang dijadikan sampel. Artinya dalam pengambilan sampel tidak dibedakan antara
57
jenis asuransi jiwa, kerugian atau perusahaan reasuransi. Sebagai contoh bahwa secara dilakukan uji t diketahui bahwa secara parsial variabel Price earning Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan asuransi. Pertanyaannya adalah untuk jenis perusahaan asuransi apa Price Earning Ratio tersebut tidak berpengaruh terhadap harga saham asuransi, karena pada sampel perusahaan asuransi yang diteliti terdapat perusahaan asuransi jiwa, kerugian dan perusahaan reasuransi. D.
Saran Berdasarkan atas pembahasan diatas, maka saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagi para investor hendaknya menggunakan analisis lain seperti ratio likwiditas, solvabilitas maupun rentabilitas dalam hal pengambilan keputusan investasi dan tidak terpaku pada analisis yang mendasarkan pada satu ratio saja. Apabila ingin berinvestasi dibidang pembelian saham asuransi perlu dilihat juga berapa tingkat solvabilitas perusahaan asuransi tersebut yang tercermin pada Risk Based Capital
Rationya. 2.
Bagi pihak manajemen perusahaan asuransi (emiten) hendaknya memperhatikan
tingkat resiko dalam hal investasi. Hal ini karena
kontrak pertanggungan (khususnya bidang asuransi jiwa) bersifat long
term sehingga perputaran dana yang diputar melalui instrumen investasi jangka panjang baik berupa deposito,obligasi, saham,
58
reksa dana dan lain sebagainya juga diperhatikan tingkat pengembalian investasinya. 3.
Bagi penelitian dimasa mendatang mungkin perlu ditambahkan variabel independen yang lain seperti tingkat likwiditas perusahaan dan sebagainya Dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat untuk perkembangan dunia pasar modal yang ada di Indonesia terutama dalam bidang perasuransian.
59