BAB Ι PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah.
Seiring dengan perkembangan jaman musik Kristiani di Indonesia kian lama juga mengalami perubahan dan perkembangan. Sekitar pertengahan tahun 60-an lagu-lagu gereja masih sangat sederhana. Sampai suatu saat Cris Kaihattu dan Embong Raharjo membawa perubahan besar terhadap musik gereja. Mereka membawa berbagai macam ornament musik yang biasanya “ tidak lazim dipakai “ dalam musik gereja yang biasanya hanya didominasi oleh alat musik organ saja. Tapi sangat tidak mudah untuk membawa sesuatu yang baru masuk dalam gereja, termasuk alat-alat musik. Banyak cercaan dan kritikan pedas yang dilemparkan kepada Chris dan Embong. Tetapi pada tahun 1987 perkembangan musik gereja sedikit melemah karena pentolan kegerakan ini yaitu Chris Kaihattu wafat, karena pada waktu itu belum ada orang yang bisa menggantikan posisinya dan yang menjadi inspirator dan motivator dalam kegerakan musik gereja. Tapi untungnya Embong bisa menemukan beberapa patner baru seperti Hari Anggoman, Rudi Manangsang dan lalu mereka membentuk kelompok band rohani namanya Indonesian Gospel Ministry(IGM). Yang sempat menggegerkan blantika musik Indonesia. Tapi karena visi dan misi yang kurang matang kegerakan musik gereja atau rohani mengalami pasang surut. Tapi akhirnya banyak sekali muncul musisi-musisi Kristiani yang mulai berani membuat lagu-lagu rohani. Dari
1
situlah cikal bakal kegerakan musik gereja dimulai, yang dulu banyak ditentang oleh banyak gereja. Tetapi saat ini justru menjadi trend di kalangan gereja-gereja yang ada di Indonesia
dan
otomatis
hampir
semua
gereja
sudah
bisa
menerima
keberadaanya(Getfresh, 2004). Lalu pada pertengahan tahun 90-an banyak musisi Kristiani muda bemunculan, para musisi muda tersebut muncul karena mereka mengikuti perkembangan musik yang kian lama semakin modern dan faktor terpenting adalah mereka melihat selera para kawula muda terhadap musik, khususnya bagi mereka yang Kristiani. Para musisi tersebut memiliki hati untuk membawa para kawula muda untuk mengenal Tuhan melalui musik, daripada mereka lari ke musik sekuler. Musik-musik sekuler khususnya rock biasanya identik dengan musik setan yang isinya pemberontakan, kata-kata kotor, porno, dan mengujat Tuhan. Para musisi muda Kristiani pun mengadopsi musik rock untuk menarik para kawula muda datang kepada Tuhan. Dimulai dengan grup band Giving My Best(GMB) pada tahun 1995, band ini beraliran rock alternatif dan GMB banyak menjadi berkat buat anak muda gereja diseluruh Indonesia. Dan sampai saat ini GMB masih tetap exist. Selain itu banyak juga band-band anak muda rohani yang bermunculan seperti One Way, White Dove dan lain sebagainya. Pada prinsipnya asal musik adalah dari Tuhan sendiri, Tuhan menciptakan musik untuk memuji, menyembah dan memuliakan NamaNya. Kembali kepada musik gereja, dari sejarah musik gerejawi diatas gereja-gereja pada umumnya sudah bisa menerima beraneka ragam alat musik musik yang ada hal ini identik dengan band greja. Band gereja tujuan utamanya adalah ditujukan untuk anakanak muda gereja sesuai dengan karakter dan style mereka masing-masing. Dahulu band
2
di gereja identik dengan gereja aliran karismatik yang cenderung ekspresif, tetapi sekarang ini gereja –gereja non karismatik pun sudah bisa menerima dan memasukkan band dalam ibadah jemaat tanpa merubah liturgi gereja. Karena sekarang gereja –gereja mulai sadar bahwa musik asalnya dari Tuhan dan digunakan untuk memuliakan Tuhan. Salah satu gereja non karismatik yang mengadobsi ibadah yang bersifat ekspresif adalah Gereja Kristen Indonesia cabang Gejayan Yogyakarta (GKI Gejayan). Sebagian besar jemaat GKI Gejayan adalah anak-anak muda dan mahasiswa. GKI Gejayan menyadari akan kebutuhan dan style anak muda jaman sekarang khususnya bagi jemaatnya. Dan sebagian besar jemaat yang adalah pemuda-pemudi cenderung lebih berminat untuk mengikuti ibadah ekspresif bahkan sebagian jemaat yang usia dewasa pun ada yang berminat mengikuti ibadah ekspresif. Dan yang mempengaruhi minat jemaat untuk mengikuti ibadah ekspresif ada beberapa variablel, diantaranya adalah jenis-jenis alat musik, jenis-jenis aliran/warna musiknya, karakteristik jemaat, ekspresi pada saat menyanyi dan style pendeta atau pembicaranya. Variabel jenis alat musik adalah alat-alat musik itu sendiri terdapat piano, keyboard, drum , gitar, bass. Dengan adanya alat-alat musik tersebut dapat menjadikan suasana menjadi berbeda, sehingga membuat mood jemaat untuk beribadah menjadi semangat dan nyaman. Variabel jenis aliran musik yang dimaksud adalah aliran musik apa yang paling diminati entah itu, pop, rock, R&B, jazz, alternative dan lain sebagainya. Yang sering digunakan dan dominan adalah jenis aliran musik pop. Variabel karakteristik jemaat yang dimaksud karakter adalah jemaat didominasi oleh dewasa atau kaum muda dan yang dominan di GKI Gejayan adalah kaum mudanya. Lalu variabel ekspresi pada saat menyanyi yang dimaksud meliputi tepuk tangan, tangan diangkat saat memuji dan
3
menyembah Tuhan, berdiri, menari, melompat. Dan variabel yang terakhir adalah gaya berkotbah pendeta, dalam berkotbah pendeta bergaya anak muda baik dari segi bicara maupun cara berpakaiannya, lalu membangun interaksi tanya jawab dengan jemaat.
1.2 Rumusan Masalah Perumusan masalah adalah merupakan aspek spesifik berupa pertanyaanpertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui penelitian dilapangan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya adalah; 1. Apakah jenis alat musik mempengaruhi minat jemaat mengikuti ibadah ekspresif? 2. Apakah jenis warna musik mempengaruhi minat jemaat mengikuti ibadah ekspresif? 3. Apakah karakteristik jemaat mempengaruhi minat jemaat mengikuti ibadah ekspresif? 4. Apakah ekspresi pada saat menyanyi mempengaruhi minat jemaat mengikuti ibadah ekspresif? 5. Apakah style atau gaya pendeta atau pembicara mempengaruhi minat jemaat mengikuti ibadah ekspresif?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hal spesifik yang diinginkan dari kegiatan penelitian berdasarkan rumusan masalah. Oleh sebab itu tujuan penelitian, rumusan masalah penelitian serta kesimpulan dari hasil analisis harus sinkron. Berdasarkan pokok
4
permasalahan yang telah dikekukakan maka tujuan penelitian dapat dimasukkan sebagai berikut; 1. Menganalisis pengaruh jenis alat musik terhadap minat jemaat mengikuti ibadah ekspresif. 2. Menganalisis pengaruh jenis warna musik terhadap minat jemaat mengikuti ibadah ekspresif. 3. Menganalisis pengaruh karakteristik jemaat terhadap minat jemaat mengikuti ibadah ekspresif. 4. Menganalisis pengaruh ekspresi pada saat menyanyi terhadap minat jemaat mengikuti ibadah ekspresif. 5. Menganalisis pengaruh style atau gaya pembicara terhadap minat jemaat mengikuti ibadah ekspresif.
1.4
Manfaat Penelitian
1. Gereja khususnya GKI Gejayan adalah memperjelas faktor-faktor yang mempengaruhi minat jemaat untuk mengikuti ibadah ekspresif, dan melalui penelitian ini GKI Gejayan dapat lebih meningkatkan kualitas ibadah ekspresif . 2. Peneliti mengetahui ternyata kualitas musikalitas GKI Gejayan bagus setelah melihat dan merasakan sendiri, lalu meningkatkan percaya diri, dan mempertajam kerohanian penulis. 3. Pembaca melalui penelitian ini diharapkan mengetahui dan mengerti variabelvariabel apa saja yang mempengaruhi minat jemaat untuk mengikuti ibadah ekspresif di GKI Gejayan.
5
1.5
Batasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka penulis merasa perlu memberi batasan masalah, sebagai berikut ; 1.
Tempat yang diteliti adalah Gereja Kristen Indonesia Gejayan Yogyakarta.
2.
Waktu penelitian adalah selama bulan September-Oktober 2007.
3.
Data yang diteliti nantinya berisi profil jemaat berisi jenis kelamin, usia,
pendidikan, pekerjaan, jemaat tetap atau pendatang . 4.
Variabel yang digunakan adalah minat jemaat ikut kebaktian ekspresif, jenis
alat musik, jenis warna musik, karakteristik jemaat, isi dari kebaktian ekspresif, style pendeta atau pembicaranya.
6