BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Pada
bab
ini
akan
dibahas
mengenai
temuan
penelitian
dan
pembahasannya. Hasil penelitian ini merupakan deskripsi tentang tahap-tahap proses pembuatan video demonstrasi pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit. Selain itu bab ini juga akan membahas pendapat dosen ahli mengenai kualitas tampilan video serta kesesuaian dengan materi yang disampaikan, dan pandangan guru terhadap video demonstrasi pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit.
4.1. Temuan 4.1.1. Pengembangan Video Demonstrasi pada Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Proses pembuatan video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: analisis level makroskopik, pembuatan rancangan prosedur eksperimen, pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pembuatan Garis-garis Besar Isi Program Media (GBIPM), pembuatan naskah video demonstrasi, uji coba prosedur eksperimen, pengambilan gambar, dan editing. Tahapan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
36
A. Analisis Level Makroskopik Level makroskopik yang akan ditampilkan di dalam video berupa fenomena-fenomena yang berhubungan dengan pengujian daya hantar listrik larutan elektrolit dan nonelektrolit, antara lain: 1. Pada pengujian larutan elektrolit, fenomena yang ditampilkan adalah menyalanya lampu uji dan timbulnya gelembung gas disekitar elektroda. 2. Pada pengujian larutan nonelektrolit, fenomena yang ditampilkan adalah tidak menyalanya lampu uji dan tidak timbulnya gelembung gas disekitar elektroda. 3. Pada pengujian larutan elektrolit kuat, fenomena yang ditampilkan adalah terangnya nyala lampu uji dan timbulnya banyak gelembung gas disekitar elektroda. 4. Pada pengujian larutan elektrolit lemah, fenomena yang ditampilkan adalah redupnya nyala lampu uji dan timbulnya sedikit gelembung gas disekitar elektroda.
B. Pembuatan Rancangan Prosedur Eksperimen Setelah menganalisis level makroskopis yang akan ditampilkan dalam video, langkah selanjutnya adalah membuat rancangan prosedur eksperimen. Prosedur ekperimen diperoleh dari berbagai literatur dan disesuaikan dengan ketersediaan alat dan bahan. Prosedur percobaan dapat dilihat pada lampiran lima, halaman 108.
37
C. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dimaksudkan untuk mengetahui kapan dan dimana video demonstrasi akan digunakan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi tampilan video demonstrasi yang akan dikembangkan. RPP dapat dilihat pada lampiran dua halaman 89.
D. Pembuatan Garis-garis Besar Isi Program Media Garis-garis Besar Isi Program Media (GBIPM) adalah petunjuk yang dijadikan pedoman oleh para penulis naskah di dalam penulisan naskah program media (Siswosumarto, 2006). GBIPM merupakan penjabaran dari standar isi yang secara baku sudah ditentukan dan merupakan uraian pelaksanaan dari sebuah kurikulum. Oleh karenanya, hasil dari penyusunan GBIPM yang berasal dari GBPP harus merujuk kepada pelaksanaan kurikulum (Siswosumarto, 2006). GBIPM dapat dilihat pada lampiran tiga, halaman 95.
E. Pembuatan Skenario Pada tahap ini, pokok-pokok materi yang akan disajikan kepada siswa telah diuraikan dalam GBIPM. Agar materi tersebut dapat disampaikan melalui video, materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan dan gambar. Penulisan skenario video dimulai dengan identifikasi topik atau gagasan. Dalam pengembangan pembelajaran, topik maupun gagasan dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Konsep gagasan, topik maupun tujuan pembelajaran kemudian
38
dikembangkan menjadi naskah dan diproduksi menjadi program video. Skenario merupakan petunjuk operasional dalam pelaksanaan produksi atau pembuatan program. Skenario media video mempergunakan lebih banyak istilah-istilah atau bahasa produksi dan petunjuk-petunjuk teknis operasional. Proses pembuatan skenario dilakukan selama kurang lebih satu bulan. Skenario dapat dilihat pada lampiran empat, halaman 97. Skenario yang dibuat disesuaikan dengan RPP. Gambar dan suara yang ditampilkan disesuaikan dengan letak penggunaan video pada pembelajaran yang direncanakan. Skenario tidak hanya terpaku pada RPP yang telah dibuat. Tapi masih tetap berkembang disesuaikan dengan proses pengambilan gambar dan suara.
F. Uji Coba Prosedur Eksperimen Sebelum memasuki tahap pengambilan gambar, terlebih dahulu dilakukan uji coba prosedur ekperimen yang akan dibuat videonya. Hal ini dimaksudkan agar prosedur percobaan benar-benar tepat sehingga pada saat pengambilan gambar tidak akan terjadi kesalahan dalam hal teknis serta mempersingkat waktu pengambilan gambar. Uji coba prosedur dilakukan beberapa kali dalam waktu dua bulan. Percobaan uji daya hantar listrik larutan elektrolit dan nonelektrolit merupakan suatu percobaan dengan prosedur yang cukup sederhana. Akan tetapi, pada saat pelaksanaan uji coba, fenomena perbedaan nyala lampu pada uji larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah kurang bisa diamati dengan jelas oleh kamera,
sehingga
peneliti
menambahkan
39
satu
prosedur
khusus
untuk
menunjukkan perbedaan larutan elektrolit kuat dengan larutan elektrolit lemah yaitu menguji larutan NaCl 1 M dan NH4OH 1 M secara bersamaan. Pada awal uji coba, lampu uji yang digunakan berdaya 5 watt, dan arus yang digunakan adalah arus bolak-balik. Adapun data yang dihasilkan pada awal uji coba adalah: Tabel 4.1 Data Uji Coba Pertama Prosedur Eksperimen Uji Daya Hantar Listrik Larutan No
Larutan Uji
1
NaCl 1 M
Pengamatan Lampu Uji Gelembung gas Menyala terang Banyak
2
Air Ledeng
Menyala Redup
Sedikit
3
CH3COOH 1 M
Menyala Redup
Sedikit
4
Alkohol 70%
Tidak menyala
Tidak ada
5
NH4OH 1 M
Menyala redup
Sedikit
6
NaOH 1 M
Menyala terang
Banyak
7
H2SO4 1 M
Menyala terang
Banyak
8
Larutan Gula
Tidak menyala
Tidak ada
Pada uji coba selanjutnya arus yang digunakan adalah arus searah, dan daya lampu uji diganti menjadi 2,5 watt. Tegangan yang dipakai adalah 5 volt. Data yang diperoleh adalah:
40
Tabel 4.2 Data Uji Coba Kedua Prosedur Eksperimen Uji Daya Hantar Listrik Larutan No
Larutan Uji
1
NaCl 1 M
Pengamatan Lampu Uji Gelembung gas Menyala terang Banyak
2
Air Ledeng
Tidak Menyala
Sedikit
3
CH3COOH 1 M
Tidak Menyala
Sedikit
4
Alkohol 70%
Tidak menyala
Tidak ada
5
NH4OH 1 M
Tidak Menyala
Sedikit
6
NaOH 1 M
Menyala terang
Banyak
7
H2SO4 1M
Menyala terang
Banyak
8
Larutan Gula
Tidak menyala
Tidak ada
Uji coba berikutnya dilakukan dengan menggunakan LED (Light Electrode Display) sebagai lampu uji. LED dapat menyala dengan adanya aliran arus yang cukup kecil yaitu sekitar 0,1 ampere. Sedangkan tegangan yang digunakan adalah 9 volt. Jika tegangan yang digunakan lebih kecil dari 9 volt, fenomena yang dapat diamati hanya kualitas menyalanya lampu uji, sedangkan kuantitas gelembung gas yang dihasilkan disekitar elektroda tidak dapat diamati. Data yang diperoleh antara lain adalah: Tabel 4.3 Data Uji Coba Ketiga Prosedur Eksperimen Uji Daya Hantar Listrik Larutan No
Larutan Uji
Pengamatan Lampu Uji
Gelembung gas
1
NaCl 1 M
Menyala terang
Banyak
2
Air Ledeng
Menyala redup
Sedikit
41
No
Larutan Uji
Pengamatan Lampu Uji
Gelembung gas
3
CH3COOH 1 M
Menyala redup
Sedikit
4
Alkohol 70%
Tidak Menyala
Tidak ada
5
NH4OH 1 M
Menyala redup
Sedikit
6
NaOH 1 M
Menyala terang
Banyak
7
H2SO4 1 M
Menyala terang
Banyak
8
Larutan Gula
Menyala redup
Tidak ada
Pada uji selanjutnya, gula yang digunakan diganti dengan sukrosa p.a, lampu uji LED dan voltase 9 volt. Data yang dihasilkan adalah: Tabel 4.4 Data Akhir Percobaan Uji Daya Hantar Listrik Larutan No
Larutan Uji
Pengamatan Lampu Uji
Gelembung gas
1
NaCl 1 M
Menyala terang
Banyak
2
Air Ledeng
Menyala redup
Sedikit
42
No
Larutan Uji
Pengamatan Lampu Uji
Gelembung gas
3
CH3COOH 1 M
Menyala redup
Sedikit
4
Alkohol 70%
Tidak Menyala
Tidak ada
5
NH4OH 1 M
Menyala redup
Sedikit
6
NaOH 1 M
Menyala terang
Banyak
7
H2SO4 1M
Menyala terang
Banyak
8
Larutan Gula
Tidak Menyala
Tidak ada
43
Uji coba terakhir dilakukan selama beberapa kali agar data yang diperoleh tepat dan valid. Data percobaan tersebut merupakan data-data yang akan ditampilkan dalam video.
G. Pengambilan Gambar Setelah uji coba prosedur dilaksanakan dan dihasilkan data seperti pada Tabel 4.4, langkah selanjutnya adalah pengambilan gambar. Pengambilan gambar disesuaikan dengan skenario yang telah dibuat. Pengambilan gambar dilakukan selama kurang lebih dua bulan. Pengambilan gambar dilakukan menggunakan sebuah kamera 3 CCD (Charge Coupled Device). Ukuran gambar yang akan disajikan dalam video adalah medium close up dan close up. Untuk beberapa scene tertentu, gambar diambil dengan teknik zoom-in pada objek yang direkam. Pada awal pengambilan gambar dilakukan dengan menggunakan latar (background) dinding berwarna putih tulang, selanjutnya pengambilan gambar dilakukan di dalam studio mini dengan latar hitam.
H. Proses Editing Gambar yang telah direkam oleh kamera lalu dipindahkan (capture) ke komputer dengan menggunakan software Adobe Premiere 6.5 kemudian diedit menggunakan software yang sama. Proses editing berlangsung selama satu bulan. Hal-hal yang dilakukan selama proses editing adalah: 1. Memilih gambar yang akan ditampilkan pada video. Pengambilan gambar dilakukan selama beberapa kali dan kualitas gambar
44
tersebut berbeda-beda. Pada akhirnya, gambar dengan kualitas terbaik yang dipilih untuk ditampilkan pada video 2. Membuang gambar yang tidak akan ditampilkan pada video. 3. Memberi transisi untuk setiap pergantian gambar. Gambar yang direkam masih berupa potongan-potongan gambar yang belum bersambungan. Untuk memperhalus tampilan video keseluruhan maka diberikan transisi pada setiap pergantian gambar. Tanpa adanya transisi, tampilan gambar lebih kaku. 4. Membuat judul pada halaman pembuka. Judul merupakan identitas video. Dengan adanya judul pengguna dapat memperkirakan isi dari video tersebut. 5. Memberi keterangan pada tiap gambar video. Video yang dibuat merupakan video demonstrasi yang menampilkan langkah-langkah
percobaan,
dan
menampilkan
fenomena
yang
berhubungan dengan materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit. Setiap gambar pada video mengandung tujuan yang berbeda-beda. Untuk memperjelas tujuan dari setiap gambar yang ditampilkan, maka dibuat keterangan berupa teks. 6. Menyisipkan rekaman suara (narasi) kedalam video dan disesuaikan dengan gambar video. Perekaman suara dilakukan sesuai dengan skenario yang telah dibuat. Rekaman suara tersebut kemudian dijadikan narasi untuk memperjelas tampilan gambar.
45
7. Memilih musik yang dijadikan musik latar pada video. 8. Musik yang dipilih disesuaikan dengan tampilan gambar. Musik yang dipilih adalah musik instrumental. Musik latar yang telah dipilih kemudian disisipkan ke dalam video, kemudian disesuaikan dengan narasi dan tampilan video.
4.1.2. Hasil Angket Dosen Penelitian dilakukan kepada empat orang dosen ahli media dan memahami kimia. Aspek video yang dievaluasi adalah kualitas isi video dan kualitas tampilan video. a. Kualitas isi video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan Hasil respon dosen mengenai kesesuaian antara isi video dengan materi,konsep, atau prosedur yang sebenarnya adalah: Tabel 4.5 Rekapitulasi Jawaban Dosen mengenai Kesesuaian Isi Video pada Segmen Apersepsi Kesesuaian Segmen Tampilan Sesuai Tidak sesuai a. Pengujian daya hantar 4 APERSEPSI listrik paku b. Pengujian daya hantar listrik kayu JUMLAH (Prosentase)
4
-
8 (100%)
-
Berdasarkan data pada Tabel 4.5, segmen apersepsi yang menampilkan pengujian daya hantar listrik benda sesuai dengan konsep sebenarnya.
46
Tabel 4.6 Rekapitulasi Jawaban Dosen mengenai Kesesuaian Isi Video pada Segmen Pengenalan Alat Kesesuaian Segmen Tampilan Sesuai Tidak sesuai a. Gelas kimia 50 mL 4 ALAT-ALAT b. Elektroda tembaga
4
-
c. Power Supply
4
-
d. Lampu Uji
4
-
32 (100%)
-
JUMLAH (Prosentase)
Berdasarkan data pada Tabel 4.6, seluruh alat-alat yang ditampilkan pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan sesuai dengan alat-alat yang sebenarnya. Tabel 4.7 Rekapitulasi Jawaban Dosen mengenai Kesesuaian Isi Video pada Segmen Pengenalan Bahan Kesesuaian Segmen Tampilan Sesuai Tidak sesuai BAHAN-BAHAN
a. Tissue
4
-
b. Aquades
4
-
c. Larutan H2SO4 1M
4
-
d. Air ledeng
4
-
e. Larutan CH3COOH 1M
4
-
f. Larutan gula
4
-
g. Larutan NH4OH 1M
4
-
h. Larutan NaCl 1M
4
-
i. Larutan NaOH 1M
4
-
j. Alkohol 70%
4
-
40 (100%)
-
JUMLAH (Prosentase)
47
Berdasarkan data pada Tabel 4.7, seluruh bahan-bahan yang ditampilkan pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan sesuai dengan bahanbahan yang sebenarnya. Tabel 4.8 Rekapitulasi Jawaban Dosen mengenai Kesesuaian Isi Video pada Segmen Uji Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit Kesesuaian Segmen Tampilan Sesuai Tidak sesuai a. Penuangan Larutan 4 UJI DAYA HANTAR NaCl 1M ke dalam LISTRIK LARUTAN gelas kimia 50 mL NaCl 1 M
UJI DAYA HANTAR LISTRIK AIR LEDENG
UJI DAYA HANTAR LISTRIK CH3COOH 1 M
b. Pencucian dan pengeringan elektroda tembaga
4
-
c. Pencelupan elektroda ke dalam gelas kimia berisi larutan NaCl 1M
4
-
d. Penyusunan rangkaian alat
3
1
e. Pengaliran arus litrik
4
-
f. Susunan rangkaian alat
3
1
g. Pengamatan pada lampu uji
4
-
h. Pengamatan disekitar elektroda tembaga
3
1
i. Pencucian dan pengeringan Kembali elektroda tembaga
4
-
a. Susunan rangkaian alat
4
-
b. Nyala lampu uji
4
-
c. Gelembung gas disekitar elektroda
4
-
a. Susunan rangkaian alat
4
-
a. Nyala lampu uji
4
-
48
Segmen
Tampilan b. Gelembung gas disekitar elektroda
UJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN NH4OH 1 M
UJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN NaOH 1 M
UJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN H2SO4 1 M
Kesesuaian Sesuai Tidak sesuai 4 -
b. Gelembung gas disekitar elektroda
4
-
a. Susunan rangkaian alat
4
-
b. Nyala lampu uji
4
-
c. Gelembung gas disekitar elektroda
4
-
a. Susunan rangkaian alat
4
b. Nyala lampu uji
4
-
c. Gelembung gas disekitar elektroda
3
1
a. Susunan rangkaian alat
4
-
b. Nyala lampu uji
4
-
c. Gelembung gas disekitar elektroda
3
1
91 (94,8%)
5 (5,2%)
JUMLAH (Prosentase)
Berdasarkan data pada Tabel 4.9, hampir seluruh isi percobaan uji daya hantar listrik larutan elektrolit pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan sesuai dengan konsep dan prosedur yang sebenarnya.
49
Tabel 4.9 Rekapitulasi Jawaban Dosen mengenai Kesesuaian Isi Video pada Segmen Uji Daya Hantar Listrik Larutan Nonelektrolit Kesesuaian Segmen Tampilan Sesuai Tidak sesuai a. Susunan rangkaian alat 4 UJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN b. Nyala lampu uji 4 ALKOHOL 70% (Menunjukkan fenomena yang terjadi pada uji daya hantar Alkohol 70%)) UJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN GULA
a. Susunan rangkaian alat
4
-
b. Nyala lampu uji
4
-
(Menunjukkan fenomena yang terjadi pada uji daya hantar listrik larutan gula)
c. Gelembung gas disekitar elektroda
4
-
20 (100%)
-
JUMLAH (Prosentase)
Berdasarkan data pada Tabel 4.9, seluruh isi percobaan uji daya hantar listrik larutan nonelektrolit pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan sesuai dengan konsep dan prosedur yang sebenarnya. Tabel 4.10 Rekapitulasi Jawaban Dosen mengenai Kesesuaian Isi Video pada Segmen Penafsiran Data Kesesuaian Segmen Tampilan Sesuai Tidak sesuai a. Tabel Pengamatan 3 1 PENAFSIRAN DATA b. Penyebab lampu uji menyala
3
1
c. Penyebab munculnya gelembung gas disekitar elektroda
3
1
50
Segmen
Tampilan d. Penyebab lampu uji tidak menyala e. Penyebab tidak munculnya gelembung gas disekitar elektroda
JUMLAH (Prosentase)
Kesesuaian Sesuai Tidak sesuai 3 1 2
2
14 (70%)
6 (30%)
Berdasarkan data pada Tabel 4.10, sebagian besar isi segmen penafsiran data pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan sesuai dengan konsep yang sebenarnya. Tabel 4.11 Rekapitulasi Jawaban Dosen mengenai Kesesuaian Isi Video pada Segmen Kekuatan Elektrolit Kesesuaian Segmen Tampilan Sesuai Tidak sesuai a. Perbedaan kualitas 4 KEKUATAN nyala lampu pada uji ELEKTROLIT daya hantar listrik larutan NaCl 1 M dan larutan NH4OH 1 M b. Nyala lampu uji pada uji larutan NaCl 1 M
4
-
4
-
d. Perbedaan kuantitas gelembung gas pada larutan NaCl 1M dan larutan NH4OH 1 M
4
-
e. Gelembung gas disekitar elektroda pada uji larutan NaCl 1 M
4
-
c. Nyala lampu uji pada uji larutan NH4OH 1 M
51
Segmen
Tampilan f. Pengamatan disekitar elektroda tembaga pada uji larutan NH4OH 1 M
JUMLAH (Prosentase)
Kesesuaian Sesuai Tidak sesuai 3 1
23 (95.8%)
1 (4.2%)
Berdasarkan data pada Tabel 4.11, hampir seluruh isi segmen kekuatan elektrolit pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan sesuai dengan konsep sebenarnya. Tabel 4.12 Rekapitulasi Jawaban Dosen mengenai Kesesuaian Isi Video pada Segmen Penarikan Kesimpulan Kesesuaian Segmen Tampilan Sesuai Tidak sesuai a. Penjelasan dan ciri-ciri 4 PENARIKAN larutan elektrolit kuat KESIMPULAN b. Penjelasan dan ciri-ciri larutan elektrolit lemah
4
-
c. Tabel klasifikasi larutan
4
-
d. Penjelasan dan ciri-ciri larutan elektrolit kuat
4
-
e. Penjelasan dan ciri-ciri larutan elektrolit lemah
4
-
20 (100%)
-
JUMLAH (Prosentase)
Berdasarkan data pada Tabel 4.12, seluruh isi segmen penarikan kesimpulan pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan sesuai dengan konsep yang sebenarnya.
52
Tabel 4.13 Rekapitulasi Jawaban Dosen mengenai Kesesuaian Isi Video pada Segmen Aplikasi Kesesuaian Segmen Tampilan Sesuai Tidak sesuai a. Susunan rangkaian alat 4 UJI DAYA HANTAR LISTRIK MINUMAN b. Nyala lampu uji 4 ISOTONIK ‘MERK A’ c. Gelembung gas 4 disekitar elektroda UJI DAYA HANTAR LISTRIK MINUMAN PENGGANTI ION TUBUH ‘MERK B’
KESIMPULAN
a. Susunan rangkaian alat
4
-
b. Nyala lampu uji
4
-
c. Gelembung disekitar elektroda
4
-
Jenis kedua minuman berdasarkan sifat daya hantar listriknya.
4
-
28 (100%)
-
(0:14:12-0:14:19) JUMLAH (prosentase)
Berdasarkan data pada Tabel 4.13, seluruh isi segmen aplikasi sesuai dengan konsep dan prosedur yang sebenarnya.
b. Kualitas tampilan video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan Hasil respon dosen mengenai kualitas gambar pada video demontrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan adalah:
53
Tabel 4.14 Respon Dosen mengenai Kualitas Gambar pada Video Demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan Kualitas Jawaban Gambar Sangat Baik Baik Cukup Buruk Lain-lain Tata Warna 1 3 Kekontrasan
1
3
-
-
-
Brighness
1
3
-
-
-
Berdasarkan data pada Tabel 4.14, secara keseluruhan gambar pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan berkualitas baik. Hasil respon dosen mengenai narasi pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan adalah: Tabel 4.15 Respon Dosen mengenai Narasi pada Video Demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan Aspek Penilaian Jawaban Ya Tidak Lain-lain Narasi terdengar jelas 2 2 (kurang) Narasi
dapat
memperjelas
4
-
eksperimen yang ditampilkan
Berdasarkan data pada Tabel 4.14, narasi pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan terdengar cukup jelas, sementara itu narasi pada video Uji Daya Hantar Listrik Larutan dapat memperjelas eksperimen yang ditampilkan. Hasil respon dosen mengenai caption yang ditampilkan pada video demontrasi Uji Daya Hantar listrik Larutan:
54
Tabel 4.16 Respon Dosen mengenai Caption yang Ditampilkan pada Video Demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan Aspek Penilaian Jawaban Ya Tidak Lain-lain Title/judul dapat memperjelas 4 eksperimen yang ditampilkan Penjelasan dalam bentuk teks dapat
4
-
-
memperjelas penyajian eksperimen
Berdasarkan data pada Tabel 4.16, title/judul pada halaman pembuka video demontrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan dapat memperjelas eksperimen yang ditampilkan, dan penjelasan dalam bentuk teks pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan dapat memperjelas eksperimen yang ditampilkan. Hasil respon dosen mengenai kecepatan tampilan tiap scene pada video demontrasi Uji Daya Hantar Listrik larutan adalah: Tabel 4.17 Respon Dosen mengenai Kecepatan Tampilan Tiap Scene pada Video Demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan Jawaban Aspek Penilaian Terlalu Cepat Cukup Lambat Lain-lain cepat Kecepatan tampilan 1 3 tiap scene
Berdasarkan Tabel 4.17, secara umum, kecepatan tampilan tiap scene pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan cukup. Respon dosen mengenai sifat video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan adalah:
55
Tabel 4.18 Respon Dosen mengenai Sifat Video Demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan Aspek Penilaian Jawaban Ya Tidak Lain-lain Video demonstrasi Uji Daya 4 Hantar Listrik bersifat komunikatif
Berdasarkan data pada Tabel 4.18, video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan bersifat komunikatif. Sementara itu, respon dosen mengenai komposisi musik pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan adalah: Tabel 4.19 Respon Dosen mengenai Komposisi Musik pada Video Demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan Jawaban Aspek Penilaian Ya Tidak Lain-lain Komposisi musik sesuai dengan tampilan 3 1 Gambar
Berdasarkan data pada Tabel 4.19, komposisi musik latar yang terdapat pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan sesuai dengan tampilan Gambar. Berdasarkan hasil analisis data angket evaluasi video yang ditujukan kepada dosen, diperoleh temuan sebagai berikut: 1. Secara umum isi video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan sesuai dengan konsep, prosedur, alat atau bahan yang sebenarnya. 2. Tampilan Gambar, caption, dan komposisi musik pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan berkualitas baik, serta narasi yang terdapat dalam video ini cukup jelas.
56
4.1.3. Hasil Angket Guru Penelitian dilakukan kepada lima orang guru mata pelajaran kimia dari lima SMA yang ada di Bandung. Berdasarkan hasil angket, kelima sekolah tersebut memiliki fasilitas untuk menayangkan video pembelajaran. Tiga orang guru menyatakan tidak pernah menayangkan video pembelajaran pada kegiatan pembelajaran sebelumnya. Khusus untuk penayangan video demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit, seorang guru menyatakan pernah menayangkan video demonstrasi sejenis tapi berbeda dari segi isi, sedangkan empat orang guru lainnya menyatakan tidak pernah menayangkan video demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit. Sementara itu, selama kegiatan pembelajaran sebelumnya, materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit disampaikan melalui metode ceramah, praktikum dan demonstrasi. Sebagian besar guru menyatakan metode yang digunakan dalam menyampaikan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit adalah melalui ceramah dan demonstrasi, metode praktikum jarang dilakukan karena keterbatasan fasilitas sekolah khususnya yang berhubungan dengan ketersediaan bahan-bahan untuk praktikum. Juga, karena keterbatasan waktu untuk mempersiapakan praktikum Hasil respon guru mengenai kejelasan fenomena yang ditampilkan pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan adalah:
57
Tabel 4.20 Respon Guru mengenai Kejelasan Fenomena yang Ditampilkan. Fenomena yang ditampilkan pada Video Jawaban Demonstrasi Ya Ragu-ragu Tidak Fenomena menyalanya lampu uji pada uji 5 larutan elektrolit teramati dengan jelas Fenomena
timbulnya
gelembung
gas
3
1
1
disekitar elektroda pada uji larutan elektrolit teramati dengan jelas Fenomena tidak menyalanya lampu uji
5
pada uji larutan non-elektrolit teramati dengan jelas Fenomena tidak timbulnya gelembung gas
4
1
disekitar elektroda pada uji larutan elektrolit teramati dengan jelas Fenomena berbedanya kualitas nyala lampu
5
pada uji larutan elektrolit kuat (NaCl 1M) dan uji larutan elektrolit lemah (NH4OH 1M) teramati dengan jelas Fenomena terangnya nyala lampu uji pada
5
uji larutan elektrolit kuat (NaCl 1M) teramati dengan jelas Fenomena redupnya nyala lampu uji pada
4
1
3
1
uji larutan elektrolit lemah (NH4OH 1M) teramati dengan jelas Fenomena berbedanya kuantitas gelembung gas yang timbul disekitar elektroda tembaga pada uji larutan elektrolit kuat (NaCl 1M) dan uji larutan elektrolit lemah (NH4OH 1M) teramati dengan jelas
58
1
Fenomena yang ditampilkan pada Video Demonstrasi Fenomena timbulnya banyak gelembung
Ya 4
Jawaban Ragu-ragu 1
3
2
41 (82%)
7 (14%)
Tidak
gas disekitar elektroda tembaga pada uji larutan elektrolit kuat (NaCl 1M) teramati dengan jelas Fenomena timbulnya sedikit gelembung gas disekitar elektroda tembaga pada uji larutan elektrolit lemah (NH4OH 1M) teramati dengan jelas JUMLAH (prosentase)
2 (4%)
Berdasarkan data diatas, hampir seluruh fenomena yang ditampilkan pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan dapat diamati jelas. Hasil respon guru mengenai keterampilan proses sains siswa yang dapat dikembangkan setelah menyaksikan tayangan video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutann adalah: Tabel 4.21 Respon Guru mengenai Keterampilan Proses Sains Siswa yang Dapat Dikembangkan. Keterampilan Proses Jawaban Sains Ya Ragu-ragu Tidak Mengobservasi/mengamati 4 1 Manafsirkan Data
5
Berdasarkan data pada Tabel 4.21, muatan keterampilan proses sains yang terdapat dalam video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan adalah mengobservasi/mengamati dan menfsirkan data. Sementara itu, hasil respon guru
59
mengenai kegunaan video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan dalam kegiatan pembelajaran adalah: Tabel 4.22 Respon Guru mengenai Kegunaan Video Demonstrasi dalam Kegiatan Pembelajaran. Aspek Jawaban Ya Ragu-ragu Tidak Durasi Video sesuai dengan alokasi 4 1 waktu pertemuan pembelajaran Video demonstrasi Uji daya Hantar Listrik
Larutan
dapat
5
menunjang
kegiatan pembelajaran pada materi pokok
Larutan
Elektrolit
dan
Nonelektrolit.
Berdasarkan data pada Tabel 4.22, secara umum durasi video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan sesuai dengan alokasi waktu pertemuan pembelajaran. Sementara itu, secara keseluruhan video ini dapat menunjang kegiatan pembelajaran pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit. Hasil respon guru mengenai perbandingan durasi video demonstrasi dengan percobaan sebenarnya. Tabel 4.23 Respon Guru mengenai Perbandingan Durasi Video Demonstrasi dengan Percobaan Secara Langsung. Aspek Lebih singkat Sama Lebih lama Durasi dibandingkan
video dengan
secara
demonstrasi
5
percobaan langsung
(Praktikum/Demonstrasi)
60
Berdasarkan data pada Tabel 4.23, durasi video lebih singkat daripada percobaan secara langsung. Hasil respon guru mengenai minat untuk menggunakan video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan pada kegiatan pembelajaran materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit adalah: Tabel 4.24 Respon Guru mengenai Minat untuk Menggunakan Video Demonstrasi. Aspek Jawaban Ya Ragu-ragu Tidak Bapak/Ibu guru berminat untuk 4 1 menggunakan video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan pada kegiatan pembelajaran materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Berdasarkan data pada Tabel 4.24, hampir semua guru berminat untuk menggunakan video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan pada kegiatan pembelajaran materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit. Berdasarkan hasil analisis data angket yang ditujukan kepada guru, diperoleh temuan sebagai berikut: 1. Hampir seluruh fenomena yang ditampilkan pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan dapat diamati dengan jelas. 2. Muatan keterampilan proses yang terdapat dalam video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan adalah keterampilan proses mengamati dan menafsirkan data. 3. Video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan dapat digunakan sebagai media alternatif dalam pembelajaran materi pokok larutan
61
elektrolit dan nonelektrolit.
4.3. Pembahasan Pembahasan pada penelitian ini diarahkan terhadap empat masalah utama yaitu: (1) proses pemroduksian video demonstrasi pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit, (2) kualitas tampilan video demonstrasi pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit, (3) kualitas isi materi video demonstrasi pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit, dan (4) pandangan guru tentang video demonstrasi pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit.
4.3.1. Proses Pemroduksian Video Demonstrasi pada Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Suatu video diproduksi melalui beberapa tahap. Antara satu tahap dengan tahap lainnya sangat berkitan erat. Tahap pertama adalah analisis level makroskopik. Analisis level makroskopik pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit dimaksudkan untuk menemukan fenomena apa saja yang perlu diamati oleh siswa dan akan ditampilkan dalam video demonstrasi. Berdasarkan data level makroskopik yang telah ditemukan, kemudian dibuat rancangan prosedur ekperimen yang berasal dari berbagai literatur disesuaikan dengan ketersediaan alat dan bahan. Prosedur ekperimen merupakan acuan bagi peneliti dalam melaksanakan uji coba prosedur. Pada pelaksanaannya, pembuatan rancangan prosedur eksperimen bersamaan dengan pembuatan RPP. Berdasarkan RPP yang telah dibuat dapat
62
diketahui dimana dan kapan video akan digunakan dalam pembelajaran. RPP dijadikan acuan untuk menentukan bagaimana tampilan video yang akan dibuat. RPP yang telah dibuat kemudian dijabarkan menjadi GBIPM. GBIPM memuat pokok-pokok dari media yang akan diproduksi, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi dan submateri yang akan ditampilkan serta bentuk penyajian media. Langkah selanjutnya adalah pembuatan skenario. Skenario disesuaikan dnegan GBIPM yang telah dibuat. Garis-garis besar mengenai video yang telah dijabarkan dalam GBIPM kemudian dijelaskan lebih rinci dalam bentuk skenario. Skenario merupakan petunjuk praktis bagi semua pihak yang berhubungan dengan pemroduksian video, yaitu: sutradara, pemain, juru kamera, juru lampu, dan lainlain. Kendala yang dihadapi selama pembuatan skenario adalah kesulitan dalam menyesuaikan gambar dengan suara yang akan di tampilkan pada video. Hal ini diatasi pada saat proses editing gambar. Langkah berikutnya adalah uji coba prosedur. Uji coba prosedur yang dilakukan hanya sebatas prosedur yang telah tercantum dalam skenario. Akan tetapi, pada pelaksanaannya terjadi perubahan-perubahan selama uji coba prosedur, perubahan-perubahan tersebut mempengaruhi skenario yang telah dibuat. Artinya terdapat hubungan timbal balik antara pembuatan skenario dengan uji coba prosedur. Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam uji coba prosedur, yaitu: 1. Kebenaran konsep Video demonstrasi yang diproduksi mengandung beberapa konsep yang berhubungan dengan pembelajaran materi pokok larutan elektrolit dan
63
nonelektrolit. Uji coba prosedur dilakukan agar konsep yang disampaikan melalui video sesuai dengan konsep sebenarnya. Salah satunya adalah mengenai fenomena-fenomena yang berhubungan dengan pembelajaran materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit. Fenomena-fenomena yang ditampilkan akan membantu
siswa
dalam
memahami
konsep
larutan
elektrolit,
larutan
nonelektrolit, dan perbedaan kekuatan elektrolit. Uji coba prosedur dilakukan untuk memastikan bahwa fenomena yang akan disajikan melalui video dapat terekam sempurna menggunakan kamera dan sesuai dengan pengamatan tanpa kamera, sehingga konsep yang ada pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat tersajikan dan tersampaikan melalui video. 2. Visibilitas percobaan saat perekaman gambar Pada awal uji coba, beberapa fenomena yang berhubungan dengan pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit ternyata tidak dapat teramati dengan sempurna. Oleh karena itu, selama uji coba perlu dipertimbangkan mengenai visibilitas percobaan, khususnya mengenai fenomena yang akan ditampilkan. Selain itu, perlu diperhatkan mengenai kemampuan kamera dalam menangkap gambar, sehingga perlu dilakukan uji coba prosedur untuk memastikan fenomena yang akan ditampilkan dapat teramati dengan jelas pada saat perekaman gambar. Berdasarkan hasil temuan diperoleh bahwa fenomena perbedaan nyala lampu pada uji kekuatan elektrolit kurang bisa teramati jelas oleh kamera, sehingga dibuatlah satu prosedur tambahan untuk pengujian ini. Percobaan yang dilakukan adalah membandingkan kekuatan daya hantar larutan
64
NaCl 1 M dengan larutan NH4OH 1 M. Arus yang dialirkan berasal dari power supply yang sama, lampu uji pada alat uji terdiri dari dua buah LED yang disusun secara berdampingan. Seperti terlihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Pengujian Kekuatan Elektrolit Dengan susunan rangkaian seperti pada Gambar 4.1, perbedaan kualitas nyala lampu pada uji larutan NaCl 1 M dengan NH4OH 1 M dapat diamati secara langsung. Untuk lebih jelasnya perbedaan kekuatan nyala lampu pada uji larutan NaCl 1 M dengan NH4OH 1 M ditunjukkan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2. Perbedaan Kekuatan Nyala Lampu pada Uji Daya Hantar Listrik NaCl 1 M dan NH4OH 1 M Menurut Cahyana (2004), Rasyid (2004), dan Tim Penulis Kimia (2005), data yang diperoleh pada uji daya hantar listrik larutan NaCl 1 M, NH4OH 1 M, air ledeng, alkohol 70%, CH3COOH 1 M, NaOH 1 M, H2SO4 1 M dan larutan gula adalah:
65
Tabel 4.25 Data Literatur pada Percobaan Uji Daya Hantar Listrik Larutan No
Larutan Uji
1
NaCl 1 M
Pengamatan Lampu Uji Gelembung gas Menyala terang Banyak
2
Air Ledeng
Menyala Redup
Sedikit
3
CH3COOH 1 M
Menyala Redup
Sedikit
4
Alkohol 70%
Tidak menyala
Tidak ada
5
NH4OH 1 M
Menyala redup
Sedikit
6
NaOH 1 M
Menyala terang
Banyak
7
H2SO4 1 M
Menyala terang
Banyak
8
Larutan Gula
Tidak menyala
Tidak ada
Sementara itu, pada beberapa uji coba prosedur yang telah dilakukan di peroleh data yang tidak sesuai dengan data pada Tabel 4.17. Pada uji coba pertama (Tabel 4.1) arus yang digunakan adalah arus bolak-balik. Jika digunakan arus bolak-balik maka tidak akan terjadi pengkutuban pada elektroda, sehingga reaksi elektrolisis sukar terjadi. Pada uji coba kedua (Tabel 4.2) ternyata masih terdapat perbedaan dengan data pada Tabel 4.17, yaitu pada uji larutan CH3COOH 1 M, air ledeng dan larutan NH4OH 1 M. Pada uji ketiga larutan tersebut seharusnya lampu uji menyala redup, tetapi pada uji coba yang telah dilakukan ternyata lampu uji tidak menyala. Hal tersebut terjadi karena ketiga larutan tersebut merupakan larutan elektrolit lemah, sehingga fraksi arus yang dapat dihantarkan oleh ion-ion dalam larutan tersebut sangat kecil. Sementara itu, lampu uji yang digunakan memiliki
66
daya sebesar 2,5 watt dan memerlukan arus yang cukup besar untuk bisa menyala. Agar fenomena yang ditampilkan sesuai dengan data literatur, kemudian voltase dinaikkan menjadi 15 volt, ternyata pada uji daya hantar listrik ketiga larutan tersebut lampu uji masih tidak menyala Pada uji coba selanjutnya diperoleh data pada Tabel 4.3. Ternyata, data yang diperoleh hampir sesuai dengan data pada Tabel 4.17, kecuali untuk larutan gula. Saat dilakukan uji daya hantar listrik pada larutan gula, lampu uji menyala redup. Hal tersebut terjadi karena zat terlarut yang digunakan bukan sukrosa p.q (pro analyst), melainkan gula yang biasa dijual di pasaran. Menyalanya lampu uji pada uji daya hantar listrik larutan gula kemungkinan besar disebabkan karena ada zat-zat lain yang bercampur dengan gula, zat-zat tersebut terionisasi dalam air sehingga bisa menghantarkan listrik menyebabkan lampu uji menyala. Setelah dihasilkan skenario dan data uji coba prosedur yang tepat, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pengambilan gambar. Ukuran gambar yang digunakan selama proses pengambilan gambar adalah medium close up dan close up. Menurut Ismail (2005), orang yang ditangkap dalam jarak medium close up akan kelihatan dari batas siku sampai beberapa inci diatas kepalanya, sedangkan close up merupakan shot penekanan untuk mengundang perhatian terhadap suatu aspek dari subjek. Pada pengambilan gambar yang telah dilakukan ukuran peraga yang ditangkap kamera hanya sebatas dada sampai pinggang, hal tersebut dilakukan agar jarak pandang kamera lebih terfokus pada eksperimen yang dilakukan diatas meja. Ukuran medium close up dilakukan agar langkah/prosedur eksperimen yang dilakukan oleh demonstran dapat teramati dengan jelas.
67
Sementara itu pengambilan gambar ukuran close up dilakukan agar fenomena timbulnya gelembung gas disekitar elektroda tembaga dapat teramati dengan jelas. Beberapa kendala yang dihadapi selama proses pengambilan gambar, antara lain: 1. Tata cahaya yang tidak sesuai menyebabkan gambar yang dihasilkan tampak terlalu terang atau bahkan tampak terlalu gelap. Percobaan dilakukan di Laboratorium Kimia Dasar (LKD). Cahaya di dalam LKD sangat terang karena terdapat banyak jendela yang menghadap langsung ke arah matahari akibatnya ruangan menjadi sangat terang. Selain
itu,
pada
awal
pengambilan
gambar
dilakukan
dengan
menggunakan latar belakang dinding berwarna putih sehingga Gambar yang dihasilkan memiliki tingkat kekontrasan yang cukup tinggi. Sementara itu, fenomena yang berkaitan dengan uji daya hatar listrik larutan lebih mudah teramati jika ruangan berada dalam keadaan cukup gelap, khususnya untuk fenomena berbedanya kualitas nyala lampu pada uji larutan NaCl 1 M dan NH4OH 1 M. Hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan mini studio berlatar hitam pada saat pengambilan gambar yang dapat mengurangi intensitas cahaya pada ruangan. Posisi mini studio membelakangi cahaya yang masuk untuk mengurangi efek bayangan pada saat pengambilan gambar, sehingga kualitas gambar yang dihasilkan menjadi lebih baik. 2. Kesulitan untuk mengamati perbedaan fenomena yang terjadi karena keterbatasan resolusi kamera.
68
Ketika pengambilan gambar uji daya hantar listrik larutan elektrolit kuat dan dan uji daya hantar listrik larutan elektrolit lemah, fenomena berbedanya nyala lampu uji kurang bisa teramati dengan jelas karena keterbatasan resolusi yang dimiliki kamera. Sehingga nyala lampu uji pada uji larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah teramati hampir sama. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan pengambilan gambar uji dua larutan secara bersamaan dengan lampu uji yang dirangkai berdampingan, sehingga fenomena perbedaan kualitas nyala lampu pada uji larutan elektrolit lemah dan elektrolit kuat dapat teramati oleh kamera. 3. Kesulitan dalam hal teknis kamera. Karena keterbatasan pengalaman peneliti, pergerakan kamera kurang halus (smooth) dan menghasilkan gambar yang buram. Selain itu juga teknik zoom in/zoom out yang dilakukan kurang memberikan hasil yang maksimal, hal tersebut sangat mempengaruhi pengamatan pada femonema yang seharusnya terjadi. Oleh sebab itu, pengambilan gambar dilakukan selama beberapa kali sampai diperoleh gambar dengan kualitas terbaik. Proses editing dilakukan sebagai tahap akhir pemroduksian video demonstrasi. Editing dilakukan untuk menggabungkan potongan-potongan gambar dan menambahkan penjelasan dalam bentuk narasi atau teks serta menambahkan efek-efek tertentu, sehingga dihasilkan sebuah video demonstrasi. Selama proses editing, terdapat beberapa kendala antara lain: 1. Kesulitan dalam menginterpretasikan bahasa tulisan pada buku teks menjadi bahasa lisan. Agar tidak terjadi miskonsepsi penjelasan suara
69
yang dibuat harus sesuai dengan penjelasan pada teks/buku sumber. Sementara itu, agar video bersifat komunikatif, penjelasan suara harus menggunakan bahasa lisan. 2. Kesulitan dalam merekam suara sehingga rekaman suara (narasi) yang dihasilkan kurang jernih dan terdapat banyak noise. Hal tersebut terjadi karena perekaman suara tidak dilakukan di dalam studio kedap suara. Selain itu, volume yang digunakan saat perekaman suara cukup besar sehingga suara-suara lain yang berasal dari lingkungan ikut terekam. Untuk memperoleh rekaman suara yang berkualitas maka perekaman suara dilakukan selama beberapa kali. 3. Kesulitan dalam menyesuaikan gambar dengan rekaman suara jika gambar yang direkam terlalu sebentar. Hal tersebut diatasi dengan membuat gambar diam (still image) dari gambar bergerak. Dengan menggunakan software power DVD gambar bergerak dapat ditangkap (capture) menjadi gambar diam. Pada proses editing, gambar diam tersebut kemudian ditambahkan menjadi bagian dari gambar bergerak sehingga durasi yang dihasilkan menjadi lebih panjang.
4.3.2. Kualitas Isi Materi Video Demonstrasi pada Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Berdasarkan hasil temuan, secara umum isi video demontrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan sesuai dengan konsep, prosedur, alat atau bahan yang sebenarnya. Hanya saja pada beberapa segmen, isi video kurang sesuai dengan
70
materi, konsep, atau prosedur yang sebenarnya. Pada segmen percobaan, ketidaksesuaian terjadi pada tampilan susunan alat dan pengamatan pada elektroda tembaga. Pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan tidak dijelaskan secara spesifik proses penyusunan rangkaian alat. Tampilan penyusunan alat yang ditampilkan hanya dibantu dengan penjelasan teks dan narasi singkat. Menurut peneliti, penyusunan alat cukup teramati walaupun tanpa adanya penjelasan secara spesifik, proses penyususnan alat dilakukan secara berulang pada setiap tampilan percobaan yang berbeda. Peneliti bermaksud agar pengguna dapat mengamati dengan seksama proses penyusunan rangkaian alat tersebut. Sementara itu untuk tampilan gelembung gas disekitar elektroda, seorang dosen menyatakan bahwa tampilan gelembung gas pada beberapa uji larutan yaitu uji NaCl 1 M, NaOH 1 M, dan H2SO4 1 M kurang sesuai dengan tampilan yang sebenarnya. Berdasarkan data percobaan yang diperoleh dari beberapa literatur (Cahyana 2004, Rasyid 2004, dan Tim Penulis Kimia 2005) pada uji daya hantar listrik ketiga larutan tersebut timbul banyak gelembung gas disekitar elektroda. Sementara itu, pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan, gelembung gas pada uji ketiga larutan tersebut kurang bisa teramati dan teramati hampir sama dengan uji larutan elektrolit lemah. Hal tersebut terjadi karena perbesaran (zoom) kamera yang digunakan kurang maksimal pada saat pengambilan gambar femonema timbulnya gelembung gas disekitar elektroda. Selain itu, kemungkinan lain yang menyebabkan fenomena gelembung gas kurang bisa teramati dengan jelas adalah kualitas pencahayaan yang kurang baik saat pengambilan gambar.
71
Segmen lain yang kurang sesuai adalah segmen penjelasan larutan elektrolit dan nonelektrolit. Pada tampilan penjelasan mengenai larutan elektrolit, narasi yang ditampilkan adalah “Lampu uji menyala karena larutan dapat menghantarkan arus listrik”. Pernyataan tersebut kurang tepat karena menyalanya lampu uji merupakan ciri-ciri dari larutan elektrolit, bukan merupakan akibat dari larutan dapat menghantarkan arus listrik. Peneliti menggunakan istilah “karena” untuk mempermudah penjelasan yang diberikan, karena pada tampilan selanjutnya dijelaskan mengenai ciri-ciri larutan elektrolit. Selain itu, seorang dosen menyatakan
bahwa
tampilan
penjelasan
mengenai
penyebab
timbulnya
gelembung gas disekitar elektroda tidak sesuai dengan konsep yang sebenarnya. Hal tersebut disebabkan karena penggunaan konsep reaksi elektrolisis untuk menjelaskan penyebab timbulnya gelembung gas disekitar elektroda. Pada beberapa literatur, penyebab timbulnya gelembung gas disekitar elektroda karena terjadi reaksi kimia pada elektroda tersebut. Peneliti bermaksud untuk mengenalkan pada siswa mengenai istilah reaksi elektrolisis. Materi larutan elektrolit dan nonelektrolit ditujukan untuk siswa SMA kelas X, sementara itu konsep elektrolisis ditujukan atau diberikan untuk siswa SMA kelas XI. Hal serupa terjadi untuk tampilan penjelasan larutan nonelektrolit. Sementara itu pada segmen alat dan bahan, seluruh dosen menyatakan bahwa tampilan alat dan bahan sesuai dengan yang sebenarnya. Pada tampilan bahan, narasi menyebutkan nama bahan berdasarkan rumus kimianya. Beberapa dosen berpendapat bahwa, nama bahan yang digunakan lebih baik menggunakan nama umum yang lebih dikenal siswa bukan nama berdasarkan rumus kimia.
72
Pemakaian nama bahan berdasarkan rumus kimianya dimaksudkan agar siswa terbiasa menggunakan tatanama senyawa berdasarkan IUPAC serta mengingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya yaitu mengenai tatanama senyawa.
4.3.3. Kualitas Tampilan Video Demonstrasi pada Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Selain aspek isi, aspek lain yang tidak kalah penting dalam suatu video adalah aspek tampilan. Secara umum, kualitas tampilan video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan cukup baik. Gambar pada video terdiri dari dua jenis gambar yaitu gambar bergerak dan gambar diam (still image). Proses pengambilan gambar dilakukan pada waktu yang berbeda, sehingga kualitas gambar yang dihasilkan berbeda-beda dari aspek warna, kekontrasan, dan kecerahan (brigthness). Untuk mengatasi hal tersebut, selama proses editing tata warna, kekontrasan, dan kecerahan gambar-gambar tesebut diatur sedemikian rupa sehingga menampilkan kualitas yang sama untuk setiap gambar. Berdasarkan temuan penelitian, dua orang dosen menyatakan bahwa narasi pada video Uji Daya Hantar Listrik larutan terdengar jelas, tapi dua orang lainnya menyatakan bahwa narasi kurang terdengar jelas. Menurut pendapat kedua dosen tersebut terlalu banyak noise dalam narasi. Noise adalah suara yang tidak diinginkan, meliputi suara-suara akustik latar belakang yang tidak diperlukan seperti suara “hiss” atau “hum”, gemuruh atau semua suara elektromagnetik yang tidak diperlukan (Ismail, 2005). Hal tersebut terjadi karena pengambilan suara
73
tidak dilakukan di ruangan kedap suara, sehingga mempengaruhi kualitas rekaman suara yang dihasilkan. Tapi, narasi yang ditampilkan pada video demonstrasi tersebut dapat memperjelas eksperimen yang disajikan. Menurut semua dosen, caption berupa teks dan judul yang ditampilkan dalam video demontrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan sangat bermanfaat untuk memperjelas eksperimen yang akan ditampilkan. Manfaat penambahan judul adalah untuk menjelaskan dan mengambarkan mengenai keseluruhan isi video demonstrasi, sementara itu penambahan teks dimaksudkan agar setiap tampilan video sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain itu, semua dosen berpendapat bahwa tampilan kecepatan tiap scene cukup. Durasi untuk setiap tampilan tidak terlalu cepat. Semua dosen juga berpendapat bahwa video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan bersifat komunikatif karena narasi yang ditampilkan tidak terlalu formal dan mengajak siswa untuk berpikir. Sementara itu, mayoritas dosen berpendapat bahwa komposisi musik pada video sesuai dengan tampilan gambar, tidak mengganggu konsentrasi pengguna, tapi seorang dosen berpendapat bahwa komposisi musik cukup sesuai dengan tampilan gambar, hanya saja tempat berhenti musik kurang sesuai. Musik berhenti pada saat gambar masih ditampilkan, seharusnya musik berhenti bersamaan dengan berhentinya tampilan gambar. Hal tesebut kemungkinan besar disebabkan karena pada saat proses editing, pemotongan musik kurang tepat sehingga tidak sesuai dengan durasi tampilan video.
4.3.4. Pandangan Guru mengenai Video Demonstrasi pada Materi Pokok
74
Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Berdasarkan hasil temuan yang telah dibahas sebelumnya, hampir seluruh fenomena yang ditampilkan pada video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik dapat diamati dengan jelas. Akan tetapi, pada beberapa tampilan fenomena khususnya pada tampilan fenomena timbul atau tidak timbulnya gelembung gas disekitar elektroda kurang bisa diamati. Fenomena timbul atau tidak timbulnya gelembung gas disekitar elektroda kurang bisa diamati karena perbesaran (zoom) kamera yang digunakan kurang maksimal, sehingga fenomena tersebut kurang bisa diamati dengan jelas. Selain itu durasi tampilan gambar fenomena tersebut terlalu sebentar yaitu delapan detik. Hal lain yang juga mempengaruhi adalah jenis gambar. Pada segmen pengujian kekuatan elektrolit larutan NaCl 1 M dan NH4OH 1 M, gambar fenomena gelembung yang ditampilkan adalah gambar diam (still image). Salah satu tujuan dari pengajaran mata pelajaran kimia menurut GBPP adalah memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah dalam percobaan atau eksperimen (Pusat Kurikulum, 2006). Ketika siswa menerapkan metode ilmiah dalam percobaan atau eksperimen, secara langsung siswa mengembangkan beberapa keterampilan proses seperti mengamati, merumuskan hipotesis,
mengklasifikasi,
meramal,
mengukur,
menggunakan
bilangan,
mengontrol variabel, menginterpretasi data, serta mengkomunikasikan hasil eksperimen secara lisan dan tertulis. Melalui ekperimen secara langsung, siswa dapat mengembangkan beberapa keterampilan proses sains.
75
Berbeda dengan eksperimen secara langsung, video yang telah diproduksi hanya menampilkan demonstrasi secara tidak langsung. Tapi video demonstrasi yang telah diproduksi tersebut mengandung beberapa muatan keterampilan proses sains siswa. Berdasarkan data pada temuan, menurut pendapat guru video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan mengandung muatan keterampilan proses sains mengamati dan menafsirkan data. Menurut Rustaman (2003), salah satu karakteristik mengamati adalah menggunakan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap, peraba pada saat mengamati suatu fenomena makroskopis. Keterampilan proses mengamati dalam video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan terdapat pada segmen percobaan. Pada segmen tersebut siswa dapat mengamati (dengan menggunakan indera penglihat dan pendengar) mengenai fenomena yang terjadi, yaitu mengamati yang terjadi pada lampu uji dan mengamati keadaan disekitar elektroda dalam gelas kimia saat dilakukan uji daya hantar listrik pada larutanlarutan uji. Keterampilan proses mengamati juga terdapat pada segmen kekuatan eletkrolit. Pada segmen ini siswa dapat mengamati perbedaan fenomena yang terjadi pada uji larutan NaCl 1 M dan NH4OH 1 M. Akan tetapi, seorang guru menyatakan ragu-ragu mengenai keterampilan proses mengobservasi yang dapat dikembangkan dari video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan, karena menurut pendapat guru tersebut fenomena timbul/tidak timbulnya gelembung gas di sekitar elektroda kurang bisa teramati dengan jelas. Keterampilan proses menafsirkan data terdapat pada segmen penjelasan mengenai larutan elektrolit dan nonelektrolit. Menurut Rustaman (2003) salah
76
satu karakteristik dari menafsirkan data adalah menemukan pola atau keteraturan satu seri pengamatan. Pada segmen tersebut dimunculkan tabel pengamatan. Berdasarkan tabel tersebut, siswa dapat menemukan pola atau keteraturan satu seri pengamatan. Pola atau keteraturan pengamatan dari demonstrasi yang telah dilakukan adalah persamaan pengamatan pada lampu uji dan persamaan pengamatan gelembung gas disekitar elektroda tembaga. Dari data pada tabel pengamatan ini, siswa dapat menafsirkan larutan mana saja yang dapat menghantarkan listrik dan tidak dapat menghantarkan listrik. Dalam video demontrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan keterampilan proses menafsirkan data juga terdapat pada segmen kesimpulan. Menurut Rustaman (2003), karakteristik lain dari menafsirkan data adalah menyimpulkan. Tujuan dari percobaan uji daya hantar listrik larutan adalah mengelompokkan larutan berdasarkan sifat daya hantar listriknya, sehingga kesimpulan yang ditampilkan pada video demonstrasi adalah tabel klasifikasi larutan berdasarkan sifat daya hantar listriknya. Sebelum segmen kesimpulan ditampilkan, terlebih dahulu ditampilkan segmen kekuatan elektrolit yaitu menguji daya hantar listrik larutan NaCl 1 M dan NH4OH 1 M secara bersamaan. Dari segmen ini siswa dapat mengetahui perbedaan larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Segmen perbedaan kekuatan elektrolit dapat mengantarkan siswa untuk menarik kesimpulan pada segmen kesimpulan, karena pada segmen kesimpulan ditampilkan kembali Tabel pengamatan. Berdasarkan Tabel pengamatan tersebut siswa diminta untuk mengelompokkan larutan berdasarkan sifat daya hantar listriknya. Hal ini
77
diperkuat dengan munculnya narasi berupa pernyataan “Berdasarkan seluruh percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan”, kemudian ditampilkan Tabel klasifikasi larutan berdasarkan sifat daya hantar listriknya. Sementara itu, berdasarkan hasil angket hampir semua guru berpendapat bahwa durasi video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan sesuai dengan alokasi waktu pertemuan pembelajaran. Alokasi waktu untuk satu kali pertemuan pembelajaran di kelas adalah 45 menit, sementara itu durasi video demonstrasi yang telah dibuat hanya sekitar 15 menit, sehingga video dapat dijadikan sebagai media pendukung dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi, seorang guru menyatakan bahwa alokasi video demonstrasi ini tidak sesuai dengan alokasi waktu pembelajaran. Menurut pendapat guru tersebut, durasi video terlalu cepat jika video ini digunakan sebagai media pendukung dalam pembelajaran, video harus ditayangkan lebih dari satu kali dengan cara diputar ulang saat kegiatan pembelajaran, dan hal tersebut cukup menyita waktu kegiatan pembelajaran. Tampilan video demonstrasi yang diproduksi dibagi menjadi beberapa segmen. Tampilan persegmen ini dimaksudkan untuk mempermudah guru ketika menggunakan video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik dalam kegiatan pembelajaran. Ketika menggunakan video demonstrasi ini, guru dapat meghentikan (pause) segmen tertentu yang diharapkan sehingga siswa dapat mengamati lebih jelas. Menurut Arifin (2003), media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat menghantarkan peserta didik agar memiliki pengetahuan dan kemampuan baru yang digariskan (oleh kurikulum). Video demonstrasi yang diproduksi
78
merupakan salah satu alat bantu dalam kegiatan pembelajaran materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit. Dengan adanya video ini, diharapkan tujuan pembelajaran materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit yaitu, siswa mampu mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit serta mengelompokkannya berdasarkan percobaan, akan tetap tercapai walaupun tanpa melalui percobaan secara langsung. Berdasarkan hasil angket, semua guru berpendapat bahwa video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan dapat digunakan sebagai media pendukung pembelajaran karena dapat menunjang kegiatan pembelajaran, video tersebut dapat menyajikan fenomena yang perlu diamati siswa saat mempelajari materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Selain itu, video ini juga menjelaskan beberapa konsep mengenai materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, yaitu menjelaskan mengenai larutan elektrolit, larutan nonelektrolit, larutan elektrolit kuat, dan larutan elektrolit lemah. Metode pembelajaran yang banyak digunakan agar siswa secara aktif mengalami, melihat langsung serta membuktikan suatu konsep yang sedang dipelajarinya adalah metode eksperimen dan metode demonstrasi (Arifin, 2003). Hanya saja, pada pelaksanaannya kedua metode pembelajaran tersebut jarang dilaksanakan dikarenakan keterbatasan fasilitas sekolah, keterbatasan waktu pembelajaran, dan kesukaran guru dalam mempersiapkan praktikum atau demonstrasi. Loroche (2003) berpendapat bahwa demonstrasi secara langsung didalam kelas banyak menyebabkan terjadinya kecelakaan dan memakan waktu yang cukup lama.
79
Berdasarkan hasil angket, semua guru berpendapat bahwa durasi video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan lebih singkat dibandingakan dengan waktu percobaan sesungguhnya. Pada percobaan secara langsung terdapat beberapa kendala yang berhubungan dengan waktu antara lain: waktu untuk mempersiapkan praktikum, mengkondisikan praktikum dan mengontrol praktikum lebih dari satu jam pelajaran. Tidak berbeda dengan praktikum, demonstrasi memerlukan waktu kurang lebih satu jam pelajaran karena pada saat melakukan demonstrasi, langkah/prosedur percobaan harus dilakukan secara perlahan dan bertahap. Selain itu, saat demonstrasi dilakukan guru harus menjelaskan setiap langkah/prosedur dan fenomena yang terjadi. Sementara itu, pada video demontrasi langkah/prosedur dilakukan secara bertahap tapi dapat dipercepat, sedangkan penjelasan untuk prosedur dan fenomena ditampilkan dalam bentuk teks dan narasi. Berdasarkan hasil angket, hampir seluruh guru berminat untuk menggunakan video demonstrasi Uji Daya Hantar Listrik Larutan pada kegiatan pembelajaran materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit. Penggunaan video ini akan mempermudah guru dalam meyampaikan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, dan dapat menarik perhatian siswa untuk mempelajari materi tersebut. Sementara itu, seorang guru menyatakan ragu-ragu untuk menggunakan video demonstrasi ini. Menurut guru tersebut, keseluruhan tampilan dan konsep yang disajikan pada video sudah baik, hanya saja dari video demonstrasi ini, aspek psikomotorik siswa tidak akan berkembang karena siswa tidak melakukan percobaan sendiri. Pemroduksian video
80
demonstrasi ini dimaksudkan untuk
menghasilkan sebuah video yang berkualitas. Penggunaan video demonstrasi ini bukan untuk menggantikan percobaan secara langsung, tetapi sebagai media pendukung dalam kegiatan pembelajaran materi pokok larutan elektrolit dan noneletkrolit.
Karena
keterbatasan-keterbatasan
media
pembelajaran
tertentu
salah
satunya
mengembangkan keterampilan psikomotorik siswa.
81
khususnya
video
adalah
memiliki
tidak
dapat