BAB IV SATELLITE NEWS GATHERING
Satellite News Gathering (SNG) adalah peralatan yang mentransmisikan sinyal informasi yang bersifat sementara dan tidak tetap dengan menggunakan sistem stasiun bumi uplink yang dapat berpindah-pindah tempat. Dengan kata lain SNG merupakan piranti untuk transmisi satelit yang portable, yang berarti SNG lebih praktis untuk dibawa kemana-mana (mudah berpindah tempat / mobile). Biasanya SNG sudah terintegrasi menjadi satu dengan OB-VAN, namun juga ada yang terpisah (jenis Fly Away), sehingga membutuhkan proses perakitan secara manual dan memakan waktu.
4.1 Sistem Kerja Sinyal audio dan video hasil liputan di lapangan masuk ke dalam bagian Encoder with L-band modulator. Oleh encoder, sinyal analog dari audio dan video diubah menjadi sinyal digital, dan oleh modulator akan di tumpangkan sinyal pembawa (carrier) yang mempunyai frekuensi lebih tinggi dari sinyal informasi, keluaran dari bagian ini adalah sinyal L-band. Lalu, sinyal L-band akan masuk ke bagian Block Up Converter (BUC)/Solid State Power Amplifiers (SSPA). Dalam bagian ini sinyal akan dikuatkan frekuensinya menjadi sinyal C-band, di bagian ini juga berfungsi mengurangi noise dan memperkuat sinyal yang dipancarkan atau menaikan power untuk sampai ke satelit. Keluaran dari bagian BUC/SSPA merupakan sinyal informasi yang sudah siap untuk dipancarkan ke transponder satelit. Untuk “menembakan” sinyal ini adalah fungsi dari bagian antena. Sampai dibagian ini merupakan Sistem Uplink SNG. Dalam transponder, sinyal akan diterima, frekuensi diperkuat, dan dipancarkan ulang sinyal tersebut ke antena SNG dan antena downlink di stasiun TV. Kemudian,
23 http://digilib.mercubuana.ac.id/
sinyal dari transponder akan di pancarkan kembali ke antena SNG untuk dapat melihat hasil kejadian yang sedang diliput di monitor. Downlink SNG : Sinyal yang dipancarkan kembali akan diterima oleh antena dan akan diteruskan ke bagian LNB (Low Noise Block). Sinyal akan diubah kembali menjadi sinyal L-band, lalu akan diteruskan ke decoder. Oleh decoder sinyal digital tersebut akan diubah kembali menjadi sinyal analog agar dapat ditampilkan di layar monitor. Kru peliput siaran akan mengawasi jalannya siaran langsung dari monitor ini. Downlink Stasiun TV : Urutan prosesnya sama seperti di atas, kru di stasiun TV tepatnya di bagian pemancar TV akan mengamati jalannya siaran langsung dari lapangan lewat monitor yang terdapat di sana. Bila hasil siaran kurang bagus, kru pemancar akan mengkontak kru di lapangan untuk memperbaiki kualitas siaran. Hasil siaran di lapangan akan disalurkan ke bagian MCR (Master Control Room). Dibagian ini hasil siaran akan di lengkapi dengan logo TV, teks pendukung, dll. Lalu, akan disalurkan kembali ke bagian pemancar. Dibagian ini hasil siaran akan dipancarkan melalui antena uplink stasiun TV ke pelanggan. Audio
Encoder with L-Band Modulator L-Band
Modulator
Encoder Video
200W BUC/SSPA Xcom
C-Band
1.8m Fly Away Antenna Gigasat
SE400 Audio Monitor
Divider 1:2
Decoder Video Monitor
L-Band
LNB
C-Band
Spectrum Monitor
Genset 6KVA
Gambar 4.1 Sistem Kerja SNG
24 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Satelit
Satelit
Microwave Gambar
Kamera
SNG Van
Penerima RX
Stasiun Pemancar Daerah
Televisi
Microwave
Master Control Room
Pemancar TX
Televisi
Gambar 4.2 Proses Siaran Televisi Menggunakan SNG [1] 4.2 Peralatan SNG Fly Away Peralatan SNG Fly Away terdiri dari : 4.2.1 Genset Merupakan alat pengubah energi gerak menjadi energi listrik (pembangkit listrik) dan berfungsi sebagai supply tegangan listrik 220V AC.
Gambar 4.3 Genset [7]
25 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2.2 Antenna 1.8m Fly Away Berfungsi untuk menerima dan memancarkan sinyal RF ke satelit.
Gambar 4.4 Antenna 1.8m Fly Away [9]
4.2.3 Box Peralatan Outdoor
Berisi BUC/SSPA, yaitu alat penguat sinyal.
Merupakan peralatan outdoor (dapat diletakkan diluar ruangan).
Berfungsi menguatkan sinyal RF.
Gambar 4.5 Box Peralatan Outdoor [10] 4.2.4 Box Peralatan Indoor
Encoder berfungsi untuk merubah sinyal audio video menjadi sinyal IF (L-Band). 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Audio & video monitor berfungsi untuk memonitor sinyal audio dan video.
Spectrum Monitor berfungsi untuk melihat bentuk sinyal RF dan mengetahui level sinyal.
Receiver berfungsi untuk merubah sinyal sinyal RF ke audio dan video.
Gambar 4.6 Box Peralatan Indoor [10]
4.3 Sistem Transmisi Sistem transmisi SNG terdiri dari tiga bagian utama, yaitu : 4.3.1. Sistem Pemancar Up-Link Pemancar sistem SNG merupakan sistem yang memancarkan sinyal gambar dan suara dalam format digital ke satelit. Dengan menggunakan stasiun OB-Van yaitu stasiun uplink yang bersifat mobile dan berpindah-pindah tempat ke tempat terjadinya suatu liputan acara.
27 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Audio
Encoder with L-Band Modulator L-Band
200W BUC/SSPA Xcom
Modulator
Encoder Video
C-Band
1.8m Fly Away Antenna Gigasat
SE400
Gambar 4.7 Diagram Pemancar SNG Biasanya sistem uplink ini menggunakan kendaraan OB-Van atau sistem pengangkut lainnya untuk membawa perangkat uplink. Di dalam kendaraan OBVan, terdapat perangkat SNG yang berupa : 4.3.1.1
Encoder with L-Band Modulator
Encoder Perangkat
encoder
berfungsi
untuk
mengubah sinyal
audio/video analog menjadi sinyal digital. Sebelum sinyal tersebut masuk ke modulator, terjadi penurunan laju bit yang disebabkan oleh sistem modulasi yang dipakai pada perangkat encoder ini. Penurunan laju bit yang dihasilkan encoder memiliki diagram blok seperti pada gambar di bawah ini : Video Encoder
Video
Audio
To Modulator
PCM
Video Code
Error Correction
TDM
PCM
Gambar 4.8 Diagram Video Encoder Kemampuan kompresi video encoder merupakan bagian penting dari sistem uplink SNG, karena hal ini dapat mempengaruhi kenaikan laju bit dengan bandwidth transponder yang dibutuhkan.
28 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Untuk mengatasi kesalahan pada encoding digunakan sistem error correction dengan Forward Error Corection (FEC) rate ¾. Untuk sinyal audio analog diubah menjadi sinyal digital dengan metode Pulse Code Modulation (PCM), yaitu metode yang menggabungkan banyak kanal menjadi satu jalur. [1] Kemudian hasil dari proses ini di multiplexing dengan sinyal keluaran video encoder. Multiplexer yang digunakan adalah multiplexer dengan metode
TDM.
Metode
ini
memiliki
kemampuan
untuk
menggabungkan beberapa kanal informasi yang dapat berupa data, audio video, sinyal input digital yang dihasilkan dari modulasi PCM. Keluaran multiplekser ini kemudian diteruskan ke modulator digital.
Modulator Perangkat
modulator
berfungsi
untuk
memodulasikan
frekuensi sinyal informasi pada suatu frekuensi pembawa (carrier) yang mempunyai frekuensi lebih tinggi dari sinyal informasi sesuai dengan media transmisi tempat sinyal akan dikirim. Jenis modulator yang digunakan sesuai dengan jenis modulator digital yang digunakan pada sistem SNG yaitu modulator Quadrature Phase Shift Keying (QPSK). Pada modulator ini terdapat kemungkinan terjadi 4 fasa keluaran untuk 1 frekuensi pembawa. Karena terdapat 4 jenis kondisi yang berbeda, untuk menghasilkan 4 kondisi masukan yang berbeda dibutuhkan lebih dari 1 bit masukan. Dengan 2 bit akan didapat 4 kondisi yang mungkin yaitu 00, 01, 10, 11. Blok diagram modulator QPSK dapat dilihat pada gambar berikut :
29 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Balance Modulator (Bm1)
Kanal I (ICH) Logic 1 = +V Logic 0 = -V Input Biner
Q
Oscillator Carrier
I Serial to Parallel Converter
Logic 1 = +V Logic 0 = -V Kanal Q (QCH)
Penguat Penjumlah
BPF
Phasa Shifter 90o
Balance Modulator (Bm2)
Gambar 4.9 Diagram Modulator QPSK Untuk aplikasi SNG, kebutuhan lebar pita merupakan masalah yang penting, karena bandwidth yang tersedia untuk sinyal SNG cukup sempit, sehingga perlu dilakukan pemilihan metode yang paling efisien. Modulator yang dipilih haruslah modulator yang membutuhkan lebar pita yang seminimal mungkin, tetapi masih menghasilkan Bit Error Rate (BER) yang kecil. Kebutuhan lebar pita minimum QPSK adalah R/2 dengan R adalah laju bit dan 2 adalah koefisien modulasi (m) QPSK.
Gambar 4.10 Encoder With L-band Modulator [10]
30 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Analog Output
4.3.1.2
Block Up Converter (BUC)/Solid State Power Amplifiers (SSPA)
Block Up Converter (BUC) BUC berguna untuk merubah frekuensi Intermediate Frequency.
(IF) melalui proses yang dinamakan mixing. Gelombang IF 70 MHz output audio/video modulator akan dinaikan frekuensinya oleh up converter menjadi gelombang mikro C-band untuk selanjutnya diteruskan ke transponder satelit Telkom-1.
Solid State Power Amplifiers (SSPA) SSPA merupakan jenis dari High Power Amplifier (HPA) dan
mempunyai daya maksimal 200 Watt. HPA merupakan penguat yang sifatnya mengurangi noise dan memperkuat sinyal yang dipancarkan atau menaikan power untuk sampai ke satelit. HPA berfungsi untuk menguatkan daya sinyal RF dari up converter sehingga memiliki daya yang cukup untuk dipancarkan ke arah satelit. Berikut merupakan tampilan dari BUC/SSPA :
Gambar 4.11 Block Up Converter/Solid State Power Amplifiers [10] 4.3.1.3
Gigasat Fly Away Antenna
Antena merupaka bagian penting dalam sistem komunikasi satelit yang berfungsi untuk memancarkan sinyal uplink ke satelit. Pada sistem transmisi SNG menggunakan sistem antena „Gigasat FA-180‟ yang berdiameter 1,8 m dengan konfigurasi Prime Focus. Berikut merupakan bagian-bagian dari antena gigasat 1.8 fly away :
31 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Feed Horn Feed Horn berfungsi untuk menangkap dan memancarkan sinyal RF dari dan ke Reflector.
Gambar 4.12 Feed Horn
LNB berfungsi untuk merubah sinyal RF C-Band 4 GHz menjadi sinyal RF L-Band 1 GHz. Upper and Lower Feed Arm berfungsi sebagai penyangga feedhorn dan sebagai jalur sinyal Transmit maupun Receive. Reflector berfungsi sebagai pengumpul dan pemantul sinyal dari dan ke satelit.
32 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tuas AZ EL POL
Gambar 4.13 Tuas AZ EL POL
- Water Pass Water Pass berfungsi untuk mengetahui kerataan dari upper case antenna. - Pemutar Elevasi Pemutar Elevasi berfungsi untuk merubah posisi antena ke atas dan ke bawah. - Pengunci Elevasi Pengunci Elevasi berfungsi sebagai pengunci tuas elevasi - Pemutar Azimuth Pemutar Azimuth berfungsi untuk merubah posisi antena ke kiri dan ke kanan. - Pemutar Polarisasi Pemutar Polarisasi berfungsi untuk merubah arah Feed Horn ke kiri dan ke kanan. - Pengunci Polarisasi Pengunci Polarisasi berfungsi sebagai pengunci tuas Polarisasi
33 http://digilib.mercubuana.ac.id/
- Transmit Port Transmit Port berfungsi sebagai sambungan transmit yang dihubungkan ke SSPA melalui waveguide. - Receive Port Receive Port berfungsi sebagai sambungan Receive yang dihubungkan ke Receiver.
Upper and Lower case antenna
Gambar 4.14 Upper and Lower Case Antenna - Reflektor Support Reflektor Support berfungsi sebagai tempat dudukan Reflektor. - Upper Case Upper Case antena berfungsi sebagai dudukan Reflektor support , tuas Azimuth Elevasi dan Polarisasi serta tempat waterpass indikator. - Lower Case Lower Case Antena berfungsi sebagai dudukan Upper Case antena dan kaki antena.
34 http://digilib.mercubuana.ac.id/
- Kaki antena Kaki antena berfungsi sebagai penguat posisi antena dan pengatur kemiringan antena (Upper dan lower Case). 4.3.2. Sistem Transponder Satelit Sebuah satelit biasanya terdiri dari beberapa transponder. Transponder adalah peralatan yang berfungsi untuk menerima sinyal, memperkuat frekuensi, dan memancarkan ulang sinyal tersebut. Keunggulan utama satelit adalah memiliki kemampuan untuk menyatukan kanal-kanal telepon dan televisi (audio/video) secara bersama-sama. Hal ini disebabkan kemampuan bandwidth yang lebar pada frekuensi-frekuensi yang dimilikinya. Untuk C-band, satelit Telkom 1 memiliki 36 buah transponder yang terdiri dari 24 transponder standar dengan banwidth 36 MHz dan 12 transponder extended. Untuk transponder C-band, dibagi dalam alokasi frekuensi sebagai berikut : Tabel 4.15 Frekuensi Transponder C Band Jenis Frekuensi
Rentang Frekuensi
Keterangan
Komunikasi Satelit
3.4 – 7 GHz
-
Uplink
5.9 – 6.4 GHz
Standar C-band biasa
Downlink
3.7 – 4.2 GHz
Standar C-band biasa
Downlink
3.4 – 3.7 GHz
Standar extended C-band
Dalam satu transponder memiliki bandwidth 40 MHz dengan 4 MHz guard band, 2 MHz di kiri dan 2 MHz di kanan. Jadi bandwidth efektif yang dapat digunakan yaitu 36 MHz.
35 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.3.3. Sistem Down-Link Sistem downlink merupakan sistem yang berfungsi untuk menerima sinyal audio/video dari sistem uplink SNG melalui transponder satelit ke stasiun utama sebuah perusahaan televisi broadcast. Sistem downlink ini menggunakan perangkat downlink yang berupa sebuah perangkat TVRO yang dilengkapi antena parabola, LNB, dan receiver IRD (Integrated Receiver Decoder). 4.3.3.1
Prinsip Monitoring Stasiun Downlink SNG Untuk sinyal downlink yang diterima antena harus melewati LNB dan
penerima satelit (IRD) terlebih dahulu kemudian baru ke TV monitor. Prinsip kerja monitoring downlink SNG hampir sama dengan sistem TVRO yang biasa digunakan masyarakat untuk menangkap siaran TV satelit. Sistem TVRO terdiri dari :
Antena Parabola Antena TVRO yang digunakan di stasiun tv ini berdiameter 5,5 meter
dan memiliki efisiensi sekitar 65%. Di lapangan, penguatan ini dapat berbedabeda tergantung pada proses pabrikasi dan saat instalasi.
Receiver Receiver merupakan sebuah perangkat yang digunakan dalam proses
downlink
yang
berfungsi
untuk
menerima
sinyal
L-band
dan
mendemodulasikan serta memberikan keluaran sinyal audio/video dalam bentuk analog maupun digital. Dalam pengoperasian receiver ini perlu dilakukan suatu penyesuaian frekuensi terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar frekuensi kerja dari IRD ini dapat menterjemahkan sinyal frekuensi Lband maupun C-band.
36 http://digilib.mercubuana.ac.id/