Jadwal Rutin DOJCC Bali
Gathering pertemuan Komunitas setiap minggu kecuali minggu ke - 4 di Basement Gereja FX pk. 11.30 Wita diawali makan siang bersama
Sharing Group sebulan 2 x
Formation Teaching sebulan sekali Celebration Meal (Makan malam bersama)
Setiap Sabtu terakhir dalam bulan pk. 18.30 bergantian di rumah anggota
Tugas Koor Misa English
Setiap Minggu ke - 3 pk. 18.00 di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta Tugas Tatib di Gereja FX Sebulan sekali
DOA Kontemplasi (Taize, Adorasi, dll)
Setiap Rabu ke -3 Ruang Pastoran Gereja FX pk. 18.30
www.DOJCC.com
KEGIATAN DOJ
AGUSTUS 2014
Asia Pacific School of Evangelisation (APSE) 17-20 Juli 2014 di Susteran Immaculata - Bali
Misa Komunitas bersama Rm Vincent Widi, MGL dan Rm Dan Benedetti MGL 31 Juli 2014
Celebration Meal 26 Juli 2014 di Rumah Keluarga Yovie-Sasa
Foto bersambung ke halaman 36
Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran :
[email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Daniel, Yance, Pras, Iwan Setiawan, Yustina, Rita, Lia, Siska Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke :
BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan
Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE ! managed by : www.DOJCC.com
Salam damai dalam Tuhan Yesus Kristus, Puji Syukur pada Tuhan atas segala anugrah, kasih dan sahabat-sahabat yang kita terima dan miliki. Kita bersyukur pula atas penyelenggaraan Tuhan sehingga acara Asia Pacific School of Evangelisation (APSE) dan misi ke Maumere berjalan dengan baik dan lancar. Semuanya terjadi sesuai dengan rencana dan kehendakNya. Kembali kita diingatkan untuk tugas perutusan. Selaras dengan visi misi komunitas DOJCC Go and Make Disciples. Berani melangkah mewartakan kasih Allah. Bisa dilakukan dengan hal-hal kecil tapi membawa berkat bagi sesama. Mari hari demi hari semakin dekat denganNya, mencintai sakramen ekaristi, mencintai firmanNya, menyapaNya dalam doa syukur dan mengasihi serta melayani sesama. Berpegang padaNya selalu sebagi sumber harapan dan penuntun jalan kita. Semoga kita selalu diberkati Tuhan Salam Fresh Juice Nathasa PemRed Fresh Juice
Mencintai Orang yang Menolak Kita Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de Liguori Yer. 26:1-9; Mzm. 69:5,8-10,14; Mat. 13:54-58.
Jumat 1 Agustus 2014
Mat.13:57 “Seorang nabi dihormati
di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.”
Ditolak, tidak dianggap dan dihargai pastinya menyakitkan, apalagi jika yang menolak dan mengabaikan kita adalah orang – orang terdekat kita sendiri. Hari ini Yesus mengajari kita bagaimana menghadapi penolakan orang – orang disekitar kita. Penolakan yang Yesus alami membangkitkan semangatnya untuk tetap mengajar di tempat asalNya. Yesus bahkan mengutus kedua belas muridNya untuk mengajar disitu, murid-murid diminta untuk memberitakan bahwa setiap orang harus bertobat, bahkan mereka pun mengusir banyak setan dan menyembuhkan orang sakit. Dengan demikian dapat terlihat bahwa penolakan yang dialami Yesus, Ia manfaatkan untuk membangkitkan semangatNya dan murid-muridNya mengajarkan kebenaran kepada orang disekitarNya. Mungkin penolakan – penolakan yang terjadi dalam hidup kita tidak seberat yang dialami Yesus, tapi kita boleh belajar bahwa walapun kita ditolak, kita harus tetap mencintai. Bukankah tanpa kita sadar seringkali dalam hidup kita, kita juga menolak Tuhan dengan segala rancanganNya, menolak Yesus yang mau mengarahkan jalan kita, menolak kuasa Roh Kudus yang ingin berkarya dalam hidup kita, atau juga menolak kelembutan yang Bunda Maria berikan dan pada akhirnya berpegang pada pikiran dan akal budi serta logika kita sendiri? Bukankah berkali – kali Mereka ditolak, mereka tetap dengan sabar mencintai kita? Sebuah kalimat dari Mother Theresa yang selalu menguatkan saya ketika menghadapi penolakan orang – orang terdekat adalah “I have found the paradox, that if you love until it hurts, there can be no more hurt, only more love.” Ketika kita mencintai orang sampai kita merasa terluka, pada akhirnya tidak akan lagi ada yang namanya sakit, hanya akan ada cinta. Dan sampai hari ini saya terus belajar untuk mencintai orang -orang yang menolak saya, terus menerus belajar sampai tidak ada lagi rasa sakit, tapi hanya cinta yang tersisa. maia
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 5 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Berani Berkata Benar
Sabtu 2 Agustus 2014
Yer. 26:11 “Orang ini patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah bernubuat tentang kota ini, seperti yang kamu dengar dengan telingamu sendiri.”
Yer. 26:11-16,24; Mzm. 69:15-16,30-31,33-34; Mat. 14:1-12.
Suatu ketika seorang siswa SMA bertanya kepadaku, “Romo, mengapa orang yang baik sering dimusuhi dan dibenci orang lain? Aku berpikir pertanyaan ini tidak benar. Dengan tiba-tiba, tanpa berpikir panjang aku mengatakan, “Hal itu tidak benar. Orang yang baik dan jujur selalu dikasihi Tuhan dan orang lain.” Namun demikian aku merenungkan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Ternyata pertanyaan itu adalah fakta yang dialami oleh siswa SMA itu. Sejak dahulu kala Allah mengutus orang-orang pilihanNya ke dunia. Di dalam Perjanjian Lama kita mendengarkan bahwa Allah mengutus para nabi untuk mewartakan firmanNya. Kemudian di dalam Perjanjian Baru kita mendengarkan bahwa Allah mengutus PuteraNya yang Tunggal Yesus Kristus ke tengah kita. Para nabi, Yesus Kristus, para rasul dan semua yang dipanggil secara khusus datang ke dalam hunia di mana kita hidup. Mereka membawakan Firman Allah, Kabar Gembira. Mereka ini dipilih secara khusus karena hidup dan latar belakang mereka. Mereka dipilih dan dipanggil Allah kerena pengorbanan yang mereka miliki-kesediaan untuk berbakti kepada Allah. Namun demikian, seperti yang kita dengarkan di dalam bacaan pertama, orang berusaha untuk menghukum mati nabi Yeremiah. Karena dengan tegas dia berusaha menegur mereka akan perbuatan mereka yang salah. Mereka mengatakan, ““Orang ini patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah bernubuat tentang kota ini, seperti yang kamu dengar dengan telingamu sendiri.” Di dalah injil juga kita mendengarkan bagaimana orang berusaha untuk menghentikan aksi dari Yesus sendiri. Mereka merasa dipermalukan oleh Firman yang datang dari Allah. Setelah merenungkan perikop-perikop ini aku mulai dingatkan dengan pertanyaan siswa SMA itu. Ternyata benar juga. Orang yang baik, jujur mengatakan yang benar selalu dimusuhi dan dibenci orang lain. Orang merasa mereka ditantang oleh kejujuran orang lain. Hari ini kita diundang dan didukung oleh Yesus untuk selalu mengatakan yang benar. Berani untuk mengatakan apa yang sesungguhnya. Sekalipun, kita harus mengorbankan diri kita dan perasaan kita. Jangan pernah takut untuk mengatakan yang benar. Karena Roh Tuhan selalu menolong kita untuk mengatakan yang benar dan salah. Rm. Joseph, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
6 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Dia Yang Menyempurnakan Minggu 3 Agustus 2014 BcE Yes. 55:1-3; Mzm. 145:8-9,15Mat. 14:16 “Tidak perlu mereka 16,17-18; Rm. 8:35,37-39; Mat. 14:13-21.
pergi, kamu harus memberi mereka makan“
Bulan Juli yang baru lalu, Komunitas Disciples of Jesus (DOJ) Bali menyelenggarakan Asia Pacific School of Evangelisation (APSE) di Kuta. Ada kurang lebih 60 peserta dari dan luar Bali. Mengingat status DOJ Bali sebagai si bungsu alias area terbaru yang dibuka di luar Australia setelah Port Moresby dan Manila, maka usaha untuk menyelenggarakan APSE Pertama di Bali adalah sama seperti usaha memberi makan lima ribu orang dengan modal lima roti dan dua ikan. Bukan tidak mungkin tapi harus bersusah-susah mewujudkannya. Anggota DOJ Bali tidak banyak, tambahan lagi yang mampu berkomitmen penuh untuk menyelenggarakan APSE pun hanya segelintir dari yang sedikit itu. Namun demikian sekali lagi, bukan tidak mungkin, tetapi harus korban ini itu untuk mewujudkannya. Mungkin sebagian besar dari kita mulai bernalar bahwa kisah Yesus memberi makan lima ribu orang itu hanya sekedar legenda atau dongeng, tidak mungkin terjadi dalam hidup nyata sehari-hari, apa mungkin lima roti dan dua ikan bisa mengenyangkan lima ribu orang? Secara logika, jelas tidak mungkin. Kita tidak mungkin berbagi dari kekurangan kita, kita hanya bisa berbagi dari kelebihan kita. Nah, kalau sudah berpegang pada prinsip demikian, dimana letak iman akan penyelenggaraan ilahi? Yang tersisa hanya percaya akan penyelenggaran diri sendiri. Ini berbahaya untuk pertumbuhan iman. Tentu iman yang saya maksud bukanlah percaya buta, tetapi iman akan Allah yang bisa membuat karya-karya besar kalau kita mau bekerja sama dengan-Nya. Yesus bilang „bawalah kemari kepada-Ku” (Mat. 14:18), apa yang kita bawa? Tentunya kekurangan kita. Kita yang tidak berdaya, kita yang tidak layak, kita yang tidak qualified, kita yang puas ke Gereja tiap Minggu saja, kita yang hanya bisa memberi kolekte lima ribu, kita yang miskin, kita yang mau cari aman. Paus Fransiskus mengingatkan, kalau mental Gereja seperti itu, maka cepat atau lambat, Gereja akan mati suri dan bahkan mati beneran. Hidup di zaman sekuler ini ditandai dengan ajakan untuk mengumpulkan harta agar hidup menjadi lebih hidup, lebih aman, lebih stabil, lebih ideal. Ajaran Kristiani agaknya berbanding terbalik dengan apa yang ditawarkan dunia sekuler. Kisah Yesus memberi makan lima ribu orang adalah gambaran nyata bahwa ketika kita berbagi dengan sesama dari kekurangan kita, maka disitulah makna hidup yang sesungguhnya ditemukan. Ketika kita berbagi dari kekurangan kita, kita membuka ruang untuk mukjizat terjadi, kita hanya membuka kemungkinan Allah untuk bekerja selanjutnya terserah Dia yang menyempurnakannya. Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 7 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Senin 4 Agustus 2014
Believe and surrender to Him
Peringatan Wajib St. Yohanes Mat 14:31Segera Yesus mengulurkan Maria Vianney tangan-Nya, memegang dia dan berkata: Yer. 28:1-17; Mzm. “Hai orang yang kurang percaya, 119:29,43,79,80,95,102; Mat. 14: mengapa engkau bimbang?” Di depan gerbang suatu jembatan, duduklah seorang peminta-minta yang buta. Untuk mencari nafkahnya, setiap hari ia duduk disitu sambil memainkan biolanya yang sudah usang. Di depannya terletak kaleng kosong. Ia berharap orang – orang akan memasukkan uangnya dalam kaleng tersebut. Pada suatu hari, seseorang yang berpakaian sedikit rapi, berjubah panjang, datang menghampiri pengemis tadi dan meminta agar pengemis itu meminjamkan biola usangnya. Tetapi, pengemis itu menolak memberikan biolanya, karena khawatir akan terjadi sesuatu dengan biolanya nanti. Pendatang ini tidak putus asa, dan terus membujuk si pengemis agar mau meminjamkannya biola tersebut hanya untuk sebuah lagu. Sepertinya ada rasa kepercayaan pada pengemis buta itu, dan dengan perlahan ia memberikan biola tuanya kepada pendatang tersebut. Pendatang tersebut mengambil biola tersebut, dan mulai memainkan sebuah lagu dengan begitu merdu. Suara biola yang begitu halus ditangan si pendatang membuat orang yang lalu lalang berhenti dan mereka mulai berkeliling mengelilingi si pendatang dan pengemis tersebut. Orang mulai memasukkan uang ke dalam kaleng kosong milik pengemis itu. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menyuruh Petrus untuk datang menghampiriNya dengan berjalan di atas air. Tetapi, ketika di tengah jalan angin mulai bertiup kencang, ia mulai ragu apakah bisa sampai dan mendapatkan Yesus. Seperti pengemis tadi, ia masih ragu untuk memberikan biolanya kepada seorang pendatang yang baru ia kenal. Ia tidak yakin akan apa yang dilakukan pendatang itu. Setelah pendatang itu memainkan biolanya dengan alunan melodi yang merdu, orang mulai datang dan menaruh uang di kaleng kosongnya. Petrus pun setelah mengulurkan tangan-Nya kepada Yesus, ia merasa semakin tenang dan percaya, bahwa ia akan mendapatkan Yesus. Saat itu juga, tiupan angin yang keras pun reda. Sebagai seorang pengikut Kristus, Yesus mengajak kita untuk semakin percaya dan berserah kepada-Nya. Ketika situasi serasa semakin sulit dan tidak mungkin bagi kita, Ia membuat segalanya mungkin terjadi. Ia yang akan menuntun kita menemukan jalan yang indah di hadapan kita. HILDA
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
8 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Apakah Pikiranku dibutakan?? Pemberkatan Gereja Basilik SP Maria Yer. 30:1-2,12-15,18-22; Mzm.102:16-18,19-21,29,22-23; Mat. 15:1-2,10-14.
Selasa 5 Agustus 2014
Mat 15: 14b: “Jika orang buta menuntun orang buta pasti keduanya jatuh kedalam lubang”
Kita mungkin tidak menyadarinya, tetapi kita dapat memilih pikiran-pikiran kita. Tak seorangpun dapat membuat kita memikirkan sesuatu. Pikiran kita seperti komputer raksasa yang didalamnya terdapat otak yang menyimpan setiap pikiran yang kita miliki. Ada pikiran positif dan pikiran negatif. Tergantung yang mana yang akan kita gerakan. Ketika kita membuat kesalahan dan mulai tinggal didalamnya, maka hal itu akan mempengaruhi emosi, sikap anda dan jika terus menerus membiarkannya mengendalikan pikiran anda maka tak terhindarkan lagi akan mempengaruhi tindakan anda. Anda lebih rentan untuk menjadi putus asa dan depresi. Hal ini akan membuat anda kehilangan motivasi untuk maju kearah yang positif. Semakin kita tinggal dalam keadaan ini, maka semakin banyak sampah yang masuk kedalam pikiran kita. Seolah-olah kita telah membiarkan pintu terbuka lebar dan menaruh sebuah tanda yang berbunyi: “ Sampah masuk kesini!” Memang tidak realistis mengabaikan masalah dan hidup dalam penyangkalan dengan berpura-pura tidak ada hal buruk yang terjadi. Hal-hal buruk memang kadang-kadang terjadi pada orang baik, tepat seperti hal-hal baik terjadi pada orang jahat. Kepurapuraan bukanlah jawabannya. Jika anda sakit, tidak apa-apa mengakuinya, tetapi jagalah pikiran-pikiran anda pada penyembuhan. Jika tubuh anda lelah, roh anda lesu, kadangkadang hal yang paling baik yang dapat anda lakukan adalah beristirahat. Tetapi pusatkan pikiran anda pada Dia yang telah berjanji, bahwa orang yang menantikan Tuhan akan mendapatkan kekuatan baru. Banyak orang berkata, “Yah segera setelah keadaanku berubah, aku akan bergembira. Segera setelah aku keluar dari masalah yang membuatku tidak nyaman ini aku akan bersikap lebih baik.” Sayangnya itu semua tidak terjadi. Sebaliknya kita harus melakukan sebaliknya dengan melakukan proses mundur. Dimana kita harus berbahagia dulu, kemudian Tuhan akan mengubah keadaan kita. Selama kita tinggal dalam pandangan yang kalah, maka anda akan terus menjalani kehidupan yang kalah. Memang menarik Tuhan sendiri berkata,” Teruslah diperbaharui dalam roh dan pikiranmu, dengan mempunyai sikap mental dan rohani yang baru.” Tempat pertama yang harus diperhatikan adalah pikiran kita, karena dari sanalah akan mempengaruhi sikap dan tindakan kita. Semoga apapun yang telah terjadi dalam hidup ini tidak “membutakan” kita, tetapi karena kita sadar pentingnya pembaharuan terus menerus dalam roh dan pikiran kita, yang akan menuntun kearah pengharapan pada Tuhan untuk masa depan yang lebih baik. Lulu
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 9 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Rabu 6 Agustus 2014
Menjadi anak Allah yang dikasihi-Nya
Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya Dan. 7:9-10,13-14 atau 2Ptr. 1:16-19; Mzm. 97:1-2,5-6,9; Mat. 17:1-9.
Mat 17:5 “Inilah Anak yang
Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.”
Firman hari ini menceritakan bagaimana Allah Bapa disurga menyatakan kasihNya yang begitu besar kepada PutraNya di atas gunung dengan disaksikan oleh ketiga muridNya yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes. Allah mengatakan bahwa ’Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.’ Dalam perenungan ini kita perlu menyadari bahwa Allah Bapa sendiri telah menyuruh kita untuk medengarkan apa-apa saja yang diajarkan oleh putraNya Tuhan kita Yesus Kristus. Namun dalam kenyataan sehari-hari, kita masih saja jauh dari apa kehendak Allah Bapa dan Yesus. Sering kita mengecewakanNya, namun Tuhan tidak pernah lelah mendampingi kita, setia selalu. Saya jadi teringat pada sharing yang dibawakan oleh seorang pelayan Tuhan dalam Asia Pacific School of Evangelisation (APSE) pada bulan Juli kemarin, bahwa di dalam Tuhan, segalanya menjadi terbalik. Semakin jauh kita melanggar, semakin Tuhan mencintai kita. Kalau kita bandingkan dengan sifat manusia kita, saat kita dikhianati, sangat mustahil bila kita akan tetap setia pada orang yang mengkhianati kita itu. Bahkan mungkin memilih untuk pergi menjauh darinya. Selain refleksi singkat diatas, ada pula hal penting lainnya yang juga menarik untuk kita renungkan yaitu didalam Dia, kita tidak perlu merasa takut (Mat 17:7b). Saya jadi teringat akan Doa Yesus pertama saya pada saat retret seminar hidup baru dalam roh yang diselenggarakan komunitas kami tahun lalu. Saya ingat betul, saat itu seorang teman komunitas yang memimpin doa Yesus mengajak semua peserta (saya termasuk peserta) untuk terus dan terus memanggil nama Yesus seiring dengan hembusan nafas, perlahan dan semakin keras. Memanggil Yesus dan membiarkanNya untuk menguasai hati dan pikiran serta tindakan kita. Pada saat itu saya mengalami resting in the spirit ketika suasana doa menjadi semakin khusuk. Serasa tidak berdaya di depan Tuhan seperti gunung-gunung yang luluh seperti lilin (Maz 97:5). Disana saya mengalami bagaimana Yesus menjamah setiap kehidupan saya. Perjumpaan denganNya yang begitu intim itu mengangkat setiap rasa takut, kecemasan, trauma. Sensasi kebebasan, sentuhan penuh kasih ini merubah hidup saya, cara berpikir dan tentu saja saya menjadi semakin percaya diri menjalani hidup didalam Dia. Ajakan saya untuk teman-teman Fresh Juice, mari kita jadikan cara hidup kita sebagai ‘demam Yesus’. Rasa ketagihan denganNya, ingin dan ingin terus bertemu, merasakan kasihNya, menyaksikan karya-karyaNya yang agung dalam setiap kehidupan kita. Saya yakin dan percaya bahwa didalam Dia, kita diubahkan dan bertumbuh menjadi ‘anak Allah yang dikasihiNya’ pula. Salam tiga jari! Bapa, Putra dan roh kudus.. God bless you all Desy
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
10 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Iman yang Sejati Yer. 31:31-34; Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Mt. 16:13-23
Kamis 7 Agustus 2014
Mat. 16:23 “Engkau adalah Petrus (Bukit Batu), dan di atas bukit batu ini, Aku akan mendirikan Gereja-Ku”
Kata-kata Tuhan Yesus kepada para murid-Nya, khususnya yang dialamatkan kepada Petrus sudah menubuatkan Gereja. Hal ini mengatakan kepada kita apa dasar Gereja: iman kepada Yesus, Kristus dan Putra Allah. Nubuat ini juga menyoroti kedudukan Pertus sebagai orang pertama diantara rasul-rasul. Perumpamaan ini menyiratkan bahwa Gereja akan selalu membutuhkan seroang pemimpin yang kelihatan. Dialah pengganti Petrus, yaitu Sri Paus. Iman kepada Putra Allah, seperti pengakuan Petrus yang adalah orang pertama diantara para rasul yang mengakuinya, sesungguhnya berasal dari Allah. Iman ini bukanlah suatu pendapat seorang manusia, atau suatu keterikatan bathin yang sentimental. Iman tidak berasal dari darah daging, suatu ungkapan yang bagi orangorang Yahudi berarti manusia belaka, apa yang dilakukan dan dimengerti manusia sebagai manusia. Kata-kata Yesus yang menyapa Petrus, berbahagialah engkau, Simon, berlaku juga bagi semua orang beriman. Apa yang dikatakan Yesus kepada Petrus, benar juga bagi para penggantinya. Tak seorangpun dapat menyangkal bahwa bahkan dalam Perjanjian Lama Allah menginginkan umat-Nya mempunyai seorang pemimpin yang kelihatan. Ketika Allah memilih Daud, raja pertama bangsa Israel, Allah menjanjikan kepada Daud bahwa putra-putranya akan memerintah Kerajaan Allah selama-lamanya; janji ini terpenuhi dalam Kristus. Yesus memilih Petrus menjadi dasar yang kelihatan dari bangunan-Nya. Sejak kematian Petrus dan digantikan oleh para penggantinya hingga kini menjadi dasar Gereja, sebagaimana Petrus bagi Gereja perdana. Mengakui Petrus sebagai dasar Gereja tidak bertentangan dengan ayat lain dari Kitab Suci yang mengatakan kedua belas rasul (Ef. 2:20 dan Why 21:14) Mereka juga menerima kuasa untuk mengikat atau melepaskan dalam Yoh 20:21, tetapi hal ini jelas mengacu pada pengampunan dosa. Doa: Bapa di surga anugerahkanlah kami iman yang sejati dan bangga untuk menjadi pengikut-pengikut PutraMu sebagai anggota tubuh mistik-Nya, serta mewartakan kabar sukacita-Nya dalam hidup dan karya kami kini dan selamanya. Amin. Fr. Anis, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 11 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Saya tidak Nyaman
Jumat 8 Agustus 2014
Mat 16:24 “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”
Peringatan Wajib St. Dominikus, Pendiri Ordo Pengkotbah Nah. 1:15; 2:2; 3:1-3,6-7; MT Ul. 32:35cd-36ab,39abcd,41; Mat. 16:24-28.
Saya pernah mendengar sebuah ungkapan bahwa pada dasarnya manusia memikirkan dirinya dulu, baru setelah itu orang lain. Mungkin sebuah contoh sederhananya begini : Saat melihat foto yang bersama dengan teman – teman, wajah siapa yang pertama dicari? Hehehe.. pasti wajah kita kan? Begitu juga dalam hal – hal lain, pasti kita akan memikirkan dulu apa yang akan kita dapatkan terlebih dahulu. Hal ini wajar. Jadi, apabila dihadapkan dengan satu situasi, pasti yang akan dicari pertama adalah apa untungnya buat saya. Tetapi Yesus datang dan meluluh lantakkan ke-EGO an kita. Panggilan Yesus untuk menyangkal diri dan memikul salib kita adalah panggilan untuk menyingkirkan “aku dulu dan perlakukan saya dengan benar”. Alih-alih berteriak : Saya Tidak Nyaman, Yesus mengajak saya dan anda untuk tetap setia pada jalan serta panggilanNya, dan tetap mengasihi sesama. Langkah iman yang diserukan pada Injil hari ini bukanlah hal yang mudah kita jalankan. Kita diajak untuk meninggalkan lensa-lensa ke-egoan dan melihat dari Lensa Kebijaksanaan Allah. Janji Yesus bahwa ia akan datang pada akhir zaman dan menghakimi semua orang menurut apa yang telah mereka lakukan seakan-akan adalah berita yang menakutkan. Karena tidak ada seorang manusia pun yang akan bebas dari dosa. Tetapi, yang menyelamatkan Jiwa kita adalah iman kepada Yesus Kristus yang memberi kita akses berharga, IA menumpahkan darahNya untuk membayar semua dosa dan kesalahan kita. Dan hanya dengan kekuatan Roh Kudus lah yang akan memampukan kita memiliki iman itu serta menjawab Panggilan CintaNya itu. Siska
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
12 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Iman Sebesar Biji Sesawi Teresia Benedikta dr Salib. Hab 1:12-2:4; Mzm. 9:8-9,10-11,12-13; Mat 17:14-20
Sabtu 9 Agustus 2014
Mat17:20: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana
Sebesar apakah biji sesawi itu , sehingga dijadikan ukuran iman oleh Yesus. “Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.” (Mat 13:32). Hal ini menggambarkan bahwa dengan iman sebesar biji sesawi para murid dapat melakukan mujizat besar demi kemuliaan nama Tuhan. Dalam Injil hari ini diceritakan bahwa para murid tidak dapat menyembuhkan seorang anak yang menderita penyakit ayan, menurut Yesus hal ini terjadi karena mereka kurang beriman atau kurang percaya. Kata percaya ini sering muncul dalam alkitab yang mempunyai arti penting yang menggambarkan hubungan antara umat/seseorang dengan Tuhannya.. Iman adalah rasa percaya kepada Tuhan Allah, baik itu Firman-Nya, kuasa-Nya, janji-Nya maupun kesanggupan-Nya untuk memenuhi setiap janjiNya, sehingga bagi kita para muridNya, percaya juga berarti taat serta setia kepadaNya, dan menerima segala hal yang di FirmankanNya itu. Jika dalam perikop ini dikatakan bahwa para murid dulu kurang percaya, maka diharapkan kita para murid jaman sekarang dapat sungguh percaya kepada Yesus dan segala FirmanNya dan juga semoga kita mempunyai iman sebesar biji sesawi seperti yang diharapkan oleh Yesus, sehingga kita juga dapat memindahkan gunung seperti gunung sakit-penyakit, kesedihan, kesulitan ekonomi dan sebagainya. Disebut gunung karena bagi yang sedang mengalaminya, hal itu dirasakan sangat berat dan besar. Tapi mari kita jangan putus asa karena kita semua tahu bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, yang penting kita mempunyai iman, iman sebesar biji sesawi kata Yesus, karena kuasa dalam iman itu sangat besar sehingga ada kemungkinan -kemungkinan yang tidak terbatas. Iman kita dapat bertumbuh karena mendengarkan Firman Tuhan, atau mendengarkan kesaksian-kesaksian orang lain dan bukti-bukti mengenai perbuatan ajaib, mujizat yang telah dilakukan oleh Tuhan. Juga melalui pengalaman-pengalaman pribadi dengan Tuhan. Misalnya anda pernah berdoa untuk kesembuhan penyakit anda sendiri, lalu Tuhan menyembuhkan lewat mujizat: tanpa obat, tanpa dokter, maka Iman Anda akan tumbuh. Semakin sering Anda mengalami pengalaman seperti itu, maka Iman Anda akan semakin subur. Apalagi jika kemudian Anda mulai tergerak mendoakan orang lain yang sakit, lalu Tuhan menyembuhkan mereka satu persatu, maka Iman Anda akan semakin bertambah dan bertumbuh dengan pesat....... Betty
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 13 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Perbuatan Besar Allah
Minggu 10 Agustus 2014
Luk 1:49 “karena Yang MahakuasaHari Raya SP Maria Diangkat ke Surga
telah melakukan perbuatanperbuatan besar kepadaku dan namaNya adalah kudus.”
Why. 11:19a; 12:1,3-6a,10ab; Mzm. 45:10bc,11,12ab; 1Kor. 15:20-26; Luk. 1:39-56.
Ketika saya membuka kitab suci yang saya terima 20 tahun lalu, saya teringat akan kidung Magnificat Bunda Maria dimana ayat yang saya garisbawahi adalah ayat 49 di atas. “Perbuatan-perbuatan besar” menjadi fokus pada ayat tersebut. Ketika itu saya merenungkan bagaimana saya yang berasal dari bapak yang dulunya Islam dan ibu yang dulunya Hindu sekarang anaknya seorang Katolik bahwa sekarang menjalankan pendidikan dan pembinaan untuk menjadi seorang imam. Saya merenungkan waktu itu bagaimana Maria, sang gadis belia dan polos dipilih Allah menjadi Bunda Allah. Yang menjadi pedomannya waktu itu tentu saja “Fiat voluntas tua”, Terjadilah menurut kehendakMu! Kesetiaan Maria dari hal-hal yang kecil sampai hal-hal yang besar yang membuatnya menderita karena melihat anaknya sendiri mati di kayu salib membuatnya tidak sombong tapi malahan memuliakan Allah dengan kidung Magnificatnya. Perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan oleh Allah di dalam dirinya tidak saja sejak Bunda Maria dikandung tanpa noda dosa tetapi sampai dia diangkat ke surga dan dimahkotai di surga sebagai ratu surgawi. Allah menjamin hidup Maria dari awal mula sampai akhir. Pada hari Raya Maria Diangkat Ke Surga ini menjadi jaminan bagi kita juga bahwa bunda Maria adalah manusia biasa seperti kita tetapi kesetiaannya dalam melaksanakan kehendak Tuhan membuatnya mendapat tempat yang istimewa. Kita pun bisa meneladani apa yang sudah dilakukan oleh Bunda Maria yang mulai dari hal-hal kecil setia menjalankan kehendak Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Apapun yang kita lakukan di dalam hidup kita, biarlah itu menjadi pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang menuntun langkah hidup kita sehingga kita pun tak henti-henti memuji dan memuliakan Tuhan. Apakah kita menyadari pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari dan setelah itu memuliakan Tuhan? Ataukah sebaliknya melihat itu adalah pekerjaan-pekerjaanku dan memuliakan diriku sendiri yang membuat kita jatuh ke dalam kesombongan? Rm. Vincent, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
14 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Kebebasan anak-anak Allah Peringatan Wajib St. Klara Yeh. 1:2-5,24 - 2:1a; Mzm. 148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd; Mat. 17:22-27.
Senin 11 Agustus 2014
Mat. 17:26 “ Jadi bebaslah rakyatnya…”
Sepintas tampaknya Injil hari ini hanya mengisahkan bagaimana Yesus dengan taat membayar iuran wajib bait Allah seharga dua dirham. Tetapi yang menarik adalah cara memperoleh mata uang Yunani ini, yaitu dari hasil pancingan Petrus di danau. Mujizat yang dilakukan Yesus ini dikisahkan hanya oleh penginjil Matius. Dalam teks asli tertulis ‘jadi bebaslah anak-anaknya’. Kebebasan manakah yang sebenarnya Yesus maksudkan? Karena Bait Allah adalah milik Allah dan Yesus adalah Putra-Nya, setiap orang yang percaya pada-Nya dijadikan anak-anak Allah dan mengambil bagian dalam kebebasan sebagai anak Allah. Namun, kebebasan ini diwujudkan dalam sikap menghormati kewajiban terhadap bait Allah dan terhadap ketetapan yang berlaku, karena itu Yesus membayar wajib bea dua dirham itu. Identitas Yesus sebagai Putra Allah bukannya ditunjukkan dengan tidak membayar bea, tapi sebaliknya dalam membayarnya dengan dirham yang disediakan oleh Allah Bapa. Sikap inilah yang patut diteladani oleh setiap orang kristiani di dalam komunitas hidup bermasyarakat. Dalam menghormati ketentuan yang berlaku, setiap orang beriman dapat bersaksi akan kebebasannya sebagai anak Allah. Dalam memenuhi kewajiban sebagai anggota masyarakat, anda dapat memberi kesaksian iman yang nyata akan penyelenggaraan kasih Allah yang selalu menyediakan berkat yang cukup bagi kita untuk menghidupi kebebasan sebagai anak-anak-Nya. Berilah, ya Bapa, rahmat iman yang mengenal kebebasan sebagai anak-anakMu dan menghidupinya secara nyata dalam keseharian dengan kesadaran dan kesederhanaan. Demi Kristus Tuhan kami. Amin. Sr. Maria Benedicta, OSB
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 15 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Seperti Anak Kecil
Selasa 12 Agustus 2014
Mat 18:3 ‘Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk kedalam Kerajaan Sorga.”
Isodorus Bakanja, Louisa de Marillac Yeh 2:8 - 3:4 ; Mzm 119:14, 24,72, 103, 111, 131 ; Mat 18:1-5, 10, 12-14
Saya mempunyai anak yang berumur 9 tahun. Terkadang ketika menentukan suatu pilihan yang sulit, dia akan bertanya kepada saya dan kemudian mengikuti saran saya. Ia tidak pernah ragu atau curiga apakah jangan-jangan saya memberikan pilihan yang salah. Ketika melakukan kesalahan pun, ia akan meminta maaf dengan penuh penyesalan tanpa gengsi. Hal itu mencerminkan ketulusan, yang sering kita temukan dalam diri seorang anak tetapi jarang pada orang dewasa. Tulus/sepenuh hati, demikianlah sifat yang ada dalam diri anak-anak. Mereka menyayangi sepenuh hati, percaya, menyesal, bergembira juga sepenuh hati. Hal tersebut juga yang Tuhan inginkan dari kita. Sebagai orang dewasa, banyak keadaan, pemikiran, pertimbangan, kesombongan dan perasaan yang sering membuat kita sulit bersikap sepenuh hati, tidak terkecuali dalam Iman kita kepada Yesus. Kita sering bersuka cita ketika menerima hal-hal baik dalam hidup kita, tetapi ketika terjadi hal buruk, kita langsung berbalik / menolakTuhan. Padahal siapapun kita, bagaimanapun keadaan, latar belakang kita, Tuhan sungguh mengasihi setiap dari kita dan memandang kita berharga. Oleh karena itu, apapun yang Tuhan ingin ajarkan kepada kita, baiklah kita menerima dan mensyukurinya dengan sepenuh hati. Marilah kita mulai belajar untuk bersikap tulus / sepenuh hati dalam melakukan segala hal yang baik, terutama dalam mengasihi Tuhan dan sesama kita, agar kita beroleh keselamatan kekal pada waktunya nanti. Jesus bless Us Lia
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
16 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Persaudaraan sejati Pontianus, Hippolitus, Markus dr Aviano Yeh 9 : 1-7; 10:18-22, Mzm 113 : 1-2,3,4,5-6, Mat 18 : 15 - 20
Rabu 13 Agustus 2014
Matius 18 : 15 : “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata, jika ia mendengarkan nasihatmu, engkau telah mendapatkannya kembali “
Membaca injil pada hari ini, terutama Matius 18 : 15, saya teringat akan pengalaman pribadi saya sendiri. Pernah saya mengalami kejadian di mana saya melakukan sebuah kesalahan besar di mana saya “ ditegur” oleh saudara sekomunitas saya. Kenapa saya memberi tanda kutip dalam kata ditegur? Karena awalnya saya tidak menerima teguran dari saudara saya. Padahal teguran itu dilakukan dengan empat mata. Teguran pertama terasa sangat menyakitkan. Masih ada pembelaan diri dan tidak mengakui kesalahan saya. Sampai akhirnya teguran empat mata berubah menjadi teguran enam mata. Dan itu menjadi seperti tamparan bagi saya. Lama saya termenung dan tidak dapat berkata dan berpikir apapun pada saat saya mendapat teguran enam mata. Saat itu, saya hanya berlari ke katedral denpasar. Niatan semula saya mau lari ke pantai. Tetapi pada saat saya memasuki ruang adorasi, hanya ada satu suara lirih yang mengatakan bahwa: ini sessi penyelamatan. Saya mengubah kesakitan hati saya dengan sebuah rasa syukur bahwa saudara saya telah menyelamatkan saya dari satu kesalahan besar yang mungkin akan menjadi hal yang parah jika tidak saya hentikan. Kata- kata yang terlontar dari saudara saya , awalnya membuat saya mengalami trauma secara psikis. Ketemu pun takut. Tapi pelanpelan, dengan perasaan bahwa saya memang pantas menerima semua kata-kata mereka yang keras, saya bisa kembali lagi ke jalan yang seharusnya saya lalui. Tuhan bekerja dengan caraNya yang ajaib. Tamparan itu saya anggap sebagai tamparan kasih persaudaraan sejati. Itu juga karena kasihNya pada kita. Sama seperti Yeh 10 : 22. Bahwa Tuhan menginginkan kita selalu berjalan lurus. Tuhan akan berikan saudara-saudara seiman bagi kita untuk membantu kita , mengembalikan jalan kita dengan tamparan kasihnya agar kita selalu menjadi anak- anak Allah. Pada saat kita mengalami kejadian yang tidak enak, Tuhan akan memberikan saudarasaudara seiman dengan kita untuk saling menguatkan. Dengan berdoa bersama, memuji dan menyembahNya, seperti Bapa sendiri berkata bahwa di mana ada dua orang atau lebih berkumpul, di situ Dia ada. Dan Allah memang membuktikan firmanNya tersebut. Pada saat kita bercakap - cakap dengan saudara kita, jika kita membicarakan tentang hal- hal baik, itu akan membuat kita merasakan kehadiran Tuhan di tengah- tengah hidup kita. Mari kita belajar, untuk menerima segala bentuk tamparan teguran dari saudara kita dari sisi yang berbeda. Dari sisi bahwa itulah sessi penyelamatan yang dilakukan Allah untuk hidup kita melalui saudara- saudara kita Alin
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 17 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Memaafkan Tanpa Batas!
Kamis 14 Agustus 2014
Mat 18:22 “Bukan! Aku berkata kepadamu:
Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”
Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe Yeh. 12:1-12; Mzm. 78:56-57,58-59,61-62; Mat. 18:21 - 19:1.
Tidak semua cerita mempunyai ending yang rapi. Coba kita bayangkan, seorang pembunuh yang tidak pernah tertangkap, atau pasangan hidup yang kabur, tidak pernah kembali lagi? Kita tidak selalu bisa bertemu dengan orang yang perlu kita maafkan, dan walaupun bisa, dia mungkin tidak menyesal! Jenifer, yang sudah lama ingin menikah, ditinggal oleh tunangannya sepuluh hari sebelum hari pernikahan, dan dia tidak pernah melihat calon suami itu lagi. Mereka sudah menjalin hubungan selama lebih dari setahun, dan walaupun hubungan mereka kadang jatuh bangun, dia yakin bahwa kali ini segalanya akan berjalan lancar. Dia benar-benar jatuh cinta dan menaruh harapan yang tinggi. Jenifer baru saja lulus sebagai perawat, dan gaun pengantinnya sudah siap. Lalu runtuhlah segalanya: Tunanganku mengaku bahwa dia telah menyeleweng – ada beberapa hal di hidupnya yang lalu yang menjadi kendala untuk pernikahan kami. Lebih buruknya lagi, dia memilih untuk melarikan diri dari semuanya daripada menghadapi masa lalunya. Hidupku serasa hancur lebur. Saya menangis berhari hari, dan bertahun-tahun saya hidup dengan patah hati. Aku menyalahkan diriku sendiri dan hatiku menjadi pahit dan getir. Tiga puluh tahun kemudian, Jenifer masih single, tapi dia tidak lagi pahit. Walaupun dia tidak bisa berbicara dengan mantan tunangannya, dia telah memaafkannya, dan walaupun dia kadang masih kecewa akan pernikahan yang tidak pernah terjadi, dia telah menemukan kebahagiaan dalam melayani sesama – orang tua dan orang sakit, ibu-ibu hamil dan anak anak yang cacat. Beberapa temannya tahu tentang hidupnya dimasa lalu. Sekarang dia bahagia dan penuh berenergi, terlalu sibuk untuk mengasihani diri sendiri. (Diterjemahkan dari Seventy Times Seven: The Power of Forgiveness by Johann Christoph Arnold, p 44-45) Memaafkan itu artinya membebaskan diri kita sendiri untuk hidup bahagia. Kalau kita sudah dirugikan oleh orang yang melukai kita, masakan kita mau merugikan diri kita sendiri dengan hidup dalam dendam dan kepahitan? Jangan mau kita diperdaya oleh sang jahat. Mari kita mengikuti suara Tuhan Yesus yang menghimbau kita: ampunilah saudaramu tujuh puluh kali tujuh, artinya tidak ada batasnya. Memaafkan itu bukan hanya perasaan, tetapi sebuah keputusan yang kita ambil setiap kali hati kita merasakan sakit, marah, atau kecewa. Inilah mengapa Yesus mengatakan kita tidak boleh berhenti mengampuni. Yesuspun menunjukkan pengampunannya yang tidak ada batas. Dia mengampuni sampai diakhir hayatnya saat dia disalib. Dia berkata: “Bapa ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.” (Lk 23.24) Fr David Lemewu mgl
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
18 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Bunda Maria Diangkat ke Surga Yeh. 16:1-15,60,63 atau Yeh. 16:59-63; MT Yes. 12:2-3,4bcd,5-6; Mat. 19:3-12.
Jumat 15 Agustus 2014
(khusus untuk Indonesia, Konferensi Waligereja Indonesia setiap tahun memindahkannya pada hari Minggu sebelum 15 Agustus)
Pada Hari Raya Bunda Maria ini Gereja merayakan hak istimewa Bunda Maria, Bunda kita. Bunda Maria Diangkat ke Surga artinya Bunda Maria masuk dalam kemuliaan surga tidak hanya jiwanya saja, tetapi juga dengan tubuhnya. Putera Allah dikandung dalam rahim murni Perawan Maria. Jadi, memanglah tepat, jika tubuhnya harus juga dimuliakan segera sesudah hidupnya di dunia berakhir. Sekarang Bunda Maria berada di surga. Ia adalah ratu surga dan bumi. Ia adalah Bunda Gereja Kristus dan Ratu para Rasul. Setiap kali Bunda Maria meminta Yesus untuk menganugerahkan berkat dan rahmat-Nya kepada kita, Yesus mendengarkan permintaan Bunda-Nya. Setelah dibangkitkan dari kematian, kita pun juga, dapat pergi ke surga dengan tubuh kita. Jika sekarang kita mempergunakan tubuh kita untuk melakukan perbuatanperbuatan baik, kelak tubuh kita akan memperoleh bagian kemuliaan di surga. Setelah kebangkitan, tubuh kita akan menjadi sempurna. Ia tidak akan menderita sakit lagi. Ia tidak memerlukan makanan atau pun minuman agar tetap hidup. Ia akan dapat pergi ke semua tempat tanpa waktu atau pun usaha. Ia akan menjadi elok dan mengagumkan! Maria Diangkat ke Surga dengan jiwa dan raganya merupakan dogma iman (dogma = ajaran resmi Gereja). Kebenaran yang indah ini dinyatakan oleh Paus Pius XII pada tanggal 1 November 1950. Sementara kita merayakan Hari Raya Bunda Maria, kita dapat mempercayakan diri kita pada pemeliharaan serta kasih keibuan Bunda Maria. Bagian manakah dalam hidupku yang paling memerlukan bimbingannya?
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 19 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Kepolosan Hati Seorang Anak
Sabtu 16 Agustus 2014
Mat. 19:14
“Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku”
Stefanus dr Hungaria Yeh. 18:1-10,13b,30-32; Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Mat. 19:13-15.
Suatu ketika seorang teman dekatku bertanya kepadaku, “Romo bagaimana caranya berdoa?” Aku mengatakan bahwa sering kali aku memohon kepada Tuhan. Tetapi aku juga sering berusaha dan membiarkan diri untuk mendengarkan Tuhan. Temanku itu terdiam dan berpikir di dalam hati? Dia lagi bertanya, “Maksud Romo, mendengarkan lewat membaca dan merenungkan Kitab Suci.” “Benar sekali, membaca dan merenungkan itu juga salah satu cara mendengarkan Firman Tuhan. Tuhan berbicara kepada kita lewat cara apa saja dan lewat orang-orang pilihanNya. Sejak dahulu kala, Dia mengutus para Nabi untuk menyampaikan FirmanNya. Kemudian Dia mengutus PuteraNya sendiri datang ke tengah kita untuk mewartakan cinta kasih Tuhan yang luhur dan mulia. Di dalam bacaan pertama, Allah berbicara lewat hambaNya, Yehezekial. Lewat nabi Yehezekiel, Allah ingin mengingatkann orang-orang bangsa pilihanNya akan perbuatan yang telah menyesatkan mereka. Namun demikain, apakah mereka mendengarkan FirmanNya itu? Bangsa Israel adalah bangasa pilihan Allah. Karena dihadapkan dengan berbagai situasi, mereka belari dari hadapan Allah. Mereka tidak ingin mendekatkan diri pada Allah Tuhan kita. Sekalipun Dia berulang kali memanggil dan megnundang mereka untuk berbalik. Dengan itu Allah mengutus PuteraNya sendiri, Yesus Kristus kedunia. Seperti yang kita dengarkan dan baca di dalam bacaan Injil hari ini. Yesus berusaha mengajak mereka dengan suatu perupamaan tentang anak-anak. Anak-anak mempunyai loyalitas yang tinggi kepada orang tua. Mereka sangat polos dan selalu mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang dewasa. Yesus mengatakan, “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.” Yesus melarang para muridNya yang memarahi orang-orang yang membawa anak-anak itu kepadaNya. Yesus mengajak mereka untuk merenungkan lebih dalam makna perumpamaan itu. Aku percaya, Yesus hari ini ingin mengajak kita sekalian untuk meluangkan waktu kita bersamaNya. Dia ingin agar kita sanggup membiarkan diri untuk mendengarkan Dia seperti seorang anak kecil dengan penuh kepolosan hati. Rm. Joseph, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
20 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Gambar dan tulisan siapakah ini?
Minggu 17 Agustus 2014
Mat. 22:20
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia Sir. 10:1-8; Mzm. 101:1a,2ac, 3a,6-7; 1Ptr. 2:13-17; Mat. 22:15-21
“Gambar dan tulisan siapakah ini? “
Kelahiran Republik Indonesia sebagai negara merdeka 69 tahun yang lalu itu cenderung tergesa-gesa dan tanpa rencana. Memang cita-cita Indonesia merdeka sudah diperjuangkan sejak lama, tetapi kapan itu terlaksana agaknya tidak seorang pun tahu pasti, sampai akhirnya sekelompok pemuda memaksa Soekarno dan Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan RI itu kemudian menjadi momentum penyatuan gerakan perlawanan di seluruh Indonesia untuk memelihara bayi RI yang baru lahir. Semua energi dan potensi bangsa disatukan untuk bersama-sama mewujudkan citacita proklamasi. Semua perbedaan pandangan dan silang pendapat sekarang mempunyai satu muara yaitu untuk kesejahteraan Republik Indonesia. Dengan kata lain, Indonesia memilih untuk menggambar dan menulis sejarahnya sendiri sebagai bangsa yang merdeka. Kisah Injil Matius yang dipilih sebagai bahan refleksi untuk Hari Kemerdekaan kali ini memang berbau politis. Jawaban Yesus pun berbau politis, Dia mengambil jalan tengah ketimbang menyatakan secara tegas bahwa kita ini milik Allah. Memang kita terikat secara teritorial dan yuridis kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetapi kita pun harus menyadari secara penuh bahwa kita diciptakan menurut gambar dan tulisan Allah. Allah yang mempunyai hak kepemilikan atas diri kita, dan itu melampaui keterikatan teritorial dan yuridis kita kepada Indonesia. Ketika kita baru merdeka, kita melupakan perbedaan untuk mewujudkan mimpi bersama yaitu RI yang merdeka dan sejahtera. Ini yang kita perjuangkan sampai detik ini dan ini pula yang masih membuat kita bersatu di dalam NKRI. Inilah nilai transenden yang menyatukan Indonesia. Inilah harapan yang membuat kita masih rela menjadi bagian dari NKRI, terlepas dari mungkinkah harapan-harapan itu bisa terwujud kemudian. Sebagai pengikut Kristus, kita pun disatukan oleh iman, harap dan kasih akan tanah air surgawi. Ingat kita digambar dan ditulis sesuai dengan citra Allah sendiri. Kita adalah milik Allah. Karena itu tidak ada satu kekuatan duniawi manapun yang bisa merampas kita dari Allah. Allah tahu harga tiap anak-anak-Nya yang tak ternilai, sampi Ia mengirim Putera-Nya sendiri untuk menebus kita dari cengkeraman dosa dan siksaan kekal. Kita boleh cemas, takut, bimbang dan ragu ketika menghadapi berbagai persoalan hidup, tetapi kita pun harus tetap yakin bahwa di dalam tiap-tiap kita ada gambar dan tulisan Allah yang kita terima sejak kita dibaptis Dalam Nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus. Amin. Merdeka.....!!! Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 21 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Senin 18 Agustus 2014
Jesus, more than a special friends !
Mat 19:21 “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga
Yeh. 24:15-24; ‘ MT Ul. 32:18-19,20,21; Mat. 19:16-22.
Seorang pria yang sedang jatuh cinta kepada seorang gadis, akan melakukan apa saja untuk semakin dekat dengannya. Mulai dari ngedate, antar jemput dia kapanpun dan dimanapun, hingga sms-an terus setiap hari. Itulah perasaan orang yang sedang jatuh cinta. Dunia ini hanyalah antara aku dan kamu saja, only both of us !! Sudah lama menjalin masa pacaran, gadis itu mulai meminta perhatian lebih dari sang pacar. Permintaan untuk membelikan coklat, bunga, atau pakaian baru, di hari–hari special seperti Valentine atau hari ulangtahun-nya. Sang pacar pun karena sudah cinta sekali dengan gadis itu, maka ia akan melakukan apa saja untuk kebahagiaan pacarnya tersebut. Di dalam Injil hari ini, Yesus mengajak kita lebih dari sang pemuda itu. Yesus berkata, “pergi dan juallah segala milikmu, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin – baru kamu bisa mengikuti Aku”! Jikalau Yesus diibaratkan sebagai kekasih sang pemuda, Ia malahan akan meminta pemuda itu untuk pergi dan berbagi apa yang dimilikinya kepada orang yang lebih membutuhkan. Ia tidak egois, dan meminta semua untuk kebutuhan dirinya saja. Menjadi pengikut Yesus memang tidak mudah. Sudah sangkal diri, dianggap sok suci karena terus nongkrong di Gereja, dan hal-hal lainnya lagi. Yesus malah mengajak kita untuk pergi,jual, dan berikanlah kepada mereka yang membutuhkan. Kita lebih sering malahan menyimpan rejeki kita dan menggunakan untuk kebutuhan kita saja, tanpa mau berbagi. Hidup sendiri aja susah, bagaimana mau berbagi dengan orang lain. Yesus mengajak kita melepaskan semua keraguan dan kecemasan, ketika kita akan mengikuti Dia. Harta di surga bukanlah harta yang berbentuk kekayaan berupa uang, emas, atau benda-benda mewah lainnya. Ketika kita bisa melepaskan keraguan dan kekhawatiran kita, serta memberi apa yang kita miliki kepada-Nya, hadiah surgawi berupa harta yang tak ternilai, akan kita dapatkan. Yesus menjanjikan itu dan Ia yang akan menggenapi setiap firman-Nya. KRIS
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
22 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Orang Kudus : St. Yohanes Eudes
Selasa 19 Agustus 2014
Pesta Pelindung
Yohanes Eudes, Ezekhiel Moreno Guerikus Yeh. 28:1-10; MT Ul. 32:26-27ab,27cd-28,30,35cd-36ab; Mat. 19:23-30.
19 Agustus St. Yohanes Eudes
Yohanes Eudes dilahirkan di Normandy, Perancis pada tahun 1601. Ia adalah putera sulung seorang petani. Bahkan sejak masih kanak-kanak, Yohanes telah berusaha meniru teladan Yesus dalam memperlakukan keluarga, teman-teman serta para tetangganya. Ketika usianya sembilan tahun, seorang anak lelaki menampar wajahnya. Yohanes merasa amat marah. Tetapi, kemudian ia ingat akan sabda Yesus dalam Injil: berikan pipimu satunya. Jadi, ia melakukannya. Orangtua Yohanes menghendaki putera mereka menikah dan memiliki keluarga. Dengan lembut tapi tegas, Yohanes meyakinkan mereka bahwa ia dipanggil untuk menjadi seorang imam. Ia masuk biara Ordo Pengkhotbah dan menerima pendidikan calon imam. Setelah ditahbiskan sebagai imam, suatu wabah penyakit menyerang Normandy. Wabah ganas itu mengakibatkan kesengsaraan yang hebat dan juga kematian. Pastor Eudes menawarkan diri untuk menolong mereka yang sakit, merawat baik jiwa maupun raga mereka. Di kemudian hari, Pastor Eudes menjadi seorang pengkhotbah misi yang populer di berbagai paroki. Sesungguhnya, sepanjang hidupnya ia menyampaikan 110 khotbah misi. St. Yohanes juga berperan penting dalam terbentuknya kongregasi-kongregasi religius: Kongregasi Sustersuster dari Maria Bunda Berbelaskasihan (SCMM) dan Kongregasi Suster-suster Gembala Baik (RGS). Pastor Eudes juga membentuk Kongregasi Yesus dan Maria (CJM) bagi para imam. Kongregasi ini bertujuan melatih para pemuda untuk menjadi imam paroki yang baik. St. Yohanes memiliki devosi yang kuat kepada Hati Yesus yang Mahakudus dan Hati Maria yang Tak Bernoda. Ia menulis sebuah buku tentang devosi-devosi tersebut. Yohanes jatuh sakit setelah menyampaikan suatu khotbah terbuka dalam cuaca yang amat dingin. Ia tidak pernah sepenuhnya sembuh kembali. Yohanes wafat pada tahun 1680. Ia dinyatakan “beato” oleh Paus St. Pius X pada tahun 1908. Paus menyebut Yohanes Eudes sebagai Rasul Devosi kepada Hati Yesus yang Mahakudus dan kepada Hati Maria yang Tak Bernoda. St. Yohanes Eudes dinyatakan kudus oleh Paus Pius XI pada tahun 1925. “Para pengkhotbah memukul semak-semak. Para imam yang menerima pengakuan dosa menangkap burung-burungnya!” ~ St. Yohanes Eudes “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 23 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Rabu 20 Agustus 2014
Iri hatikah engkau karena Aku murah hati?
Matius 20:15 Atau iri hatikah engkau karena Aku murah hati?
Peringatan Wajib St. Bernardus Yeh. 34:1-11; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Mat. 20:1-16a
Kadang kita bertanya apakah kitab suci yang ditulis ribuan tahun yang lalu itu masih “applicable”? Jawabannya adalah “Ya”; salah satunya dapat kita temukan dalam kisah injil hari ini. Para pekerja mengeluhkan Tuan mereka, karena yang bekerja seharian, setengah hari, beberapa jam dan satu jam medapatkan upah sama. Bagi mereka ini adalah ketidakadilan. Bagi sang Tuan, adil-adil saja, karena sudah sesuai dengan kesepakatan. Di jaman kitapun pertanyaan yang sama juga muncul “Kenapa saya yang kerjanya lebih lama gajinya sama dengan karyawan baru itu?” Hal yang senada “Kenapa dia ke gereja cuma sekali seminggu kok dikasih rejeki lebih banyak, sementara saya yang habis habisan pelayanan kok hidupnya ya tetap biasa biasa saja?” Jangan-jangan kita juga complain kenapa kakek yang bertobat di usia 99 tahun masuk surga sementara kita yang dari bayi hidup dengan baik tidak mendapatkan lebih. Menanggapi hal tersebut, ayat yang Tuhan sampaikan hari ini merupakan merupakan suatu tamparan buat kita. Dan di sisi lain, Ia juga memberikan kunci kebahagiaan yakni : keikhlasan dan syukur. Apa hak kita cemburu kepadaNya yang Maha Memberi? Kalau kita punya panenan mangga – pun hak kita mau beri kepada si Ucok sekilo, si Amir 2 kilo, Ibu Tukiyem 5 kilo :hak kita. Demikian juga semua berkat dari Tuhan adalah hak Tuhan. Pada akhirnya kita kembali tanpa membawa apapun dari harta yang ngengat dan rayap di bumi dapat merusakkannya. Selain juga kita perlu belajar bahwa rejeki bukan melulu apa yang “countable” namun ada juga rejeki yang “uncountable” yang jauh lebih berharga, tidak bisa dibeli sekalipun: kesehatan, damai, sukacita, cinta yang boleh kita terima, persahabatan dan semua kebaikan. Sore itu aku berpapasan dengan seorang anak kecil, berusia 8 tahunan mengayuh sepeda yang kekecilan untuk anak usia 3 tahun. Sepeda itu terlihat kecil, dia terlihat agak godalgadul berusaha mengayuhnya, namun sepertinya tidak masalah buat dia. Itulah keikhlasan. Sesuatu menjadi berharga sesungguhnya bukan karena nilainya tetapi karena rasa syukur. Dan di atas segalanya Tuhan tahu apa yang kita butuhkan, dan Ia juga tahu apa yang terbaik untuk setiap dari kita. Yustina
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
24 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Bebas dari Belenggu hati Peringatan Wajib St. Pius X Yeh. 36:23-28; Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Mat. 22:1-14.
Kamis 21 Agustus 2014
Yeh. 36:26 “Aku akan
mengeluarkan dari dalammu hati dari batu dan memberikan kepadamu hati dari daging”
Pertama kali kujatuh hati pada dikau pujaan hati, ternyata terlalu engkau tinggi hati membuatku makan hati. Hati-hati memiliki hati karena banyak hati menyakiti hati. Untaian kata-kata di atas berasal dari mantan pacarku, sebelum aku bergabung dengan Misionaries of God’s Love beberapa tahun lalu. Kala itu, aku tidak percaya dan menerima apa yang dikatakannya kepadaku. Aku merasa dan menganggap diriku bukan seperti apa disampaikannya itu. Tapi setelah beberapa tahun kemudian, saya menyadari ternyata ia benar dan aku menerima apa yang diungkapkan oleh pacarku itu. Seringkali dalam hidup kita tidak menerima apa yang dikatakan oleh orang lain mengenai diri atau perilaku kita yang tidak baik, terutama orang-orang dekat. Salah-satu alasan untuk tidak menerimanya adalah karena tiap hari saya dan anda selalu bersama mereka. Mereka paling tidak sedikit mengetahui sifat atau perilaku kita. Bacaan hari ini, Tuhan melalui nabi Yehezekiel berbicara tentang rencana-Nya untuk membebaskan umat manusia dari hal-hal yang membelenggu hati. Belenggu hati yang membuat saya dan anda tidak sanggup mendengar, menanggapi atau merespon cinta Tuhan sebagaimana yang diharapkan oleh tuan pesta nikah dalam injil hari ini. Tuan pesta mengundang saya dan anda untuk mengahadiri pesta-Nya, tapi entah secara langsung atau tidak langsung kita memilih untuk menolak undangan tersebut. Sebagaimana diutarakan oleh St. Matius berikut, “Tetapi mereka tidak mempedulikan dan ada yang pergi ke ladang atau pula melakukan pekerjaan mereka yang lain” (Mt. 22:5). Dosa utama yang membelenggu hati seluruh umat manusia sejak jaman Adam dan Hawa hingga kini adalah kesombongan atau tinggi hati. Mereka tidak mau menuruti apa yang diperintahkan oleh Tuhan Allah atau mendengar suara Tuhan. Kekerasan hati atau tidak mau mendengar suara Tuhan oleh manusia, diwarisi secara turun-temurun hingga zaman Tuhan Yesus serta di zaman kita sekarang ini. Akan tetapi, Tuhan tidak menyerah untuk terus menawarkan cinta-Nya kepada manusia sebagaimana dinubuatkan oleh nabi Yehezekiel. Melalui nabi Yehezekiel, Tuhan berfirman, “Aku akan mengeluarkan dari dalammu hati dari batu dan memberikan kepadamu hati dari daging” (Yeh. 36:26). Ini nampak jelas dalam perumpamaan yang dibicarakan oleh Tuhan Yesus tentang pesta nikah dalam bacaan injil hari ini. Maukah anda dan saya menanggapi serta merespon undangan atau tawaran Tuhan dalam hidup dan pelayanan kita hari ini? Doa: Bapa dalam surga sanggupkanlah kami dengan kuasa Roh-Mu untuk mendengar dan merespon undangan Putra-Mu hari ini sehingga kami layak menjadi saudara dan saudari-Nya dalam perjamuan surgawi kini dan kelak. Amin Fr. Anis, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 25 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Bahan Mengasihi Sesama
Jumat 22 Agustus 2014
Mat 22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Peringatan Wajib SP Maria RatuYeh. 37:1-14; Mzm. 107:2-3,4-5,6-7,8-9; Mat. 22:34-40;
Sungguh menarik, bahwa Yesus memberikan 2 hukum yang terutama, dimana keduanya sama bobotnya. Biasanya apabila ada 2 pedoman, bila diurutkan dengan skala prioritas, tentunya akan ada 1 yang lebih tinggi prioritasnya. Namun, yang Yesus ajarkan tidak demikian. Baik mengasihi Allah, dan mengasihi sesama, bobotnya sama.Bahkan Yesus juga mengatakan bahwa “Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” “Tapi, mengasihi sesama kan tidak mudah.. apalagi mengasihi musuh..” Yahh… benar sih… tapi bukan berarti tidak bisa kan? “Trus bagaimana?” Begini. Ibaratnya, untuk membuat sebuah kue, pasti kan ada langkah - langkahnya. Pertama, tuangkan tepung. Kedua, masukkan telur 5 butir. Selanjutnya, aduk dengan mixer. Dst dst, hingga langkah memanggang adonan, akhirnya didapatlah kue. Kalau misalnya, tidak melakukan salah satu langkah katakanlah langkah kedua dilewatkan, kira – kira, hasil akhirnya seperti apa? Pasti jadinya kue error =)) Begitu juga dengan mengasihi sesama manusia, ada langkahnya. Kembali menurut jalan yang sederhana yang diajarkan oleh Ibu Teresa, langkah – langkah untuk melayani dan mencintai sesama sebagai berikut : Keheningan > doa > iman > cinta > pelayanan > damai. Hubungan langkah tersebut yakni buah keheningan adalah doa, buah doa adalah iman, buah iman adalah cinta, buah cinta adalah pelayanan, buah pelayanan adalah kedamaian. Keenamnya merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sebagaimana kita tidak bisa melewatkan satu langkah untuk menghasilkan kue, demikian juga dengan cinta kasih kepada sesama. Langkah – langkahnya telah diberikan dengan sangat jelas oleh Ibu Teresa, dan telah Beliau jalankan langkah tersebut. Dan hasilnya, saya yakin kita semua sudah mengetahui karya dari Ibu Teresa selama masa hidupnya. Jesus in Me, Love U & Me, so I Love U Daniel Anugroho, S.E, C.Ht
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
26 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Kerendahan Hati Rosa dr Lima, Berardus dr Offida. Yeh. 43:1-7a, Mzm 85:9ab-10-11-12,13-14, Mat:23:1-12
Sabtu 23 Agustus 2014
Mat 23:12: Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Rendah hati adalah suatu sikap pribadi yang bersandar pada Allah dan menghormati orang lain. Dengan kata lain, rendah hati berarti menaruh keyakinan pada Allah, bukan pada diri sendiri. Kerendahan hati ditandai dengan sikap : 1. Miskin di hadapan Allah Rendah hati bertolak belakang dengan nilai-nilai duniawi yang mengedepankan harga diri dan kesombongan. Orang yang miskin di hadapan Allah menyadari kebutuhan mereka akan Allah, dan mengetahui bahwa mereka tidak perlu membeli kasih-Nya dengan kekayaan, status atau kesempurnaan rohani. Mereka menerima diri mereka dengan segala kekurangannya karena mereka percaya akan kasih Allah yang menerima mereka sebagaimana adanya. 2. Menurut Rendah hati sangat berhubungan dengan ketaatan yang berarti mengambil peran yang lebih rendah dalam hubungan dengan orang lain. Alkitab menyuruh para istri agar tunduk pada suami masing-masing, dan anak-anak muda kepada yang tua, tetapi ini bukanlah hubungan yang bersikap satu arah. 3. Percaya Rendah hati juga berarti bahwa kita tidak akan merasa khawatir walau apapun keadaan kita karena kita percaya bahwa Allah senantiasa mengasihi kita dan selalu memberikan yang terbaik bagi kita, apabila kita bersedia melakukan apa yang dikehendakiNya. 4. Tidak berpusat pada diri sendiri Rendah hati berpusat di luar diri sendiri, sementara kesombongan berpusat pada diri sendiri. Dengan kata lain, kesombongan mencari kepentingan sendiri, tetapi rendah hati mendahulukan kepentingan orang lain. Rendah hati juga berarti menerima peran yang telah Allah siapkan bagi kita dalam kehidupan di dunia ini, entah itu sebagai biarawan, biarawati , suami , istri atau lajang tampa harus membandingkan kehidupan kita dengan orang lain, karena kita percaya Allah telah dan selalu akan memberikan yang terbaik bagi setiap orang. Hal ini tidak mudah karena jika masalah datang maka kita menjadi lupa dan mulai berpikir kalau saja saya dulu........... Karena rendah hati adalah proses belajar seumur hidup maka kita berharap dengan bantuan Rachmat Allah kita dapat belajar selangkah demi selangkah. Doa: Bapa yang Maha Pengasih, kami mohon bimbinganMu agar kami dapat senantiasa rendah hati dan tidak menjadi sombong karena selalu berasa lebih dari yang lain. Amin Betty
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 27 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Minggu 24 Agustus 2014
Pertanyaan dan Pernyataan Iman
Mat 16:15,
Lalu kata Yesus kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”
Yes. 22:19-23; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,6,8bc; Rm. 11:33-36; Mat. 16:13-20.
Antara TANYA dan NYATA memang kalau diulang suku katanya TA-NYA-TA-NYA-TA-NYA dan seterusnya akan menyambung akhirnya berubah dari tanya menjadi nyata. Nah, antara pertanya-an dan per-nyata-an memang ada hubungannya. Sebuah pertanyaan membutuhkan sebuah jawaban dalam bentuk pernyataan. Dari pertanyaan iman menjadi pertanyaan iman. Nah, pertanyaan iman adalah bukanlah “menurut kata orang…., siapakah Aku ini?” itu adalah pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban berupa informasi atau keterangan dari orang lain. Tetapi pernyataan iman yang sesungguhnya adalah “APA KATAMU, siapakah Aku ini?” Adalah Petrus yang dengan berani menjawab pertanyaan iman itu. “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Mengapa Petrus berani menjawah pertanyaan Yesus dengan pernyataan iman yang begitu lantang dan jelas, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.” Pernyataan iman yang luar biasa! Dan saya yakin, seperti pada ayat berikutnya dikatakan bahwa pernyataan iman itu bukan berasal dari Petrus sendiri ketika Yesus berkata, “Berbahagialah engkau, Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di surga”. Apa yang bisa kita renungkan dan ambil hikmahnya dari PERTANYAAN Yesus kepada muridmuridNya yang dijawab oleh Petrus dengan PERNYATAAN IMAN? Pertanyaan iman membuat kita semakin mendalami kepada SIAPA kita beriman bukannya membuat kita semakin tidak percaya dan ragu. Nah, saya mau mengajak Anda semua untuk mempertanyakan iman Anda. Apakah Anda beriman kepada Tuhan karena ikut orang tua atau disuruh ataukah Anda menemukan sendiri atau Anda ditemukan oleh Sang Juruselamat sehingga Anda beriman kepadaNya? Setiap dari Anda mempunyai pengalaman iman yang berbeda-beda, tetapi tetap yang menjadi persamaan adalah PENGAKUAN IMAN seperti Petrus yang menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Rm. Vincent, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
28 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Tantangan Iman
Mat. 23:13
Senin 25 Agustus 2014
Ludovikus, Yosef dr Calasanz “Sebab kamu sendiri Tes. 1:1-5,11b-12; tidak masuk dan kamu merintangi Mzm. 96:1-2a,2b-3,4-5; Mat. 23:13-22. mereka yang berusaha untuk masuk” Kerajaan Allah hadir di tengah dunia dalam diri Yesus Kristus. Meskipun demikian para pemuka agama Yahudi menolak Dia. Pengetahuan mereka akan sabda Allah seharusnya mengantar mereka pada pengenalan akan Yesus sebagai Mesias, tetapi kenyataannya bukan saja mereka tidak mengenal Dia, malahan dengan teguh menghalangi orang lain untuk dapat mengenali-Nya. Tanpa mengenal Yesus sebagai Pintu (Yoh 10:7) dan Jalan (Yoh 14:6) menuju Allah, bagaimana mungkin seorang dapat mengambil bagian dalam kerajaan Allah? Teguran yang Yesus lontarkan kepada kaum farisi sangat berat. Karena merasa diri benar dan memiliki pengetahuan akan hukum taurat lebih dari umat lainnya, mereka menjadi fanatik dan tertutup akan kebenaran yang dinyatakan Allah dalam diri Yesus. Mereka juga menggunakan wewenang yang diterima dari Allah sebagai pemimpin umat untuk kepentingan pribadi. ‘Kebutaan’ mereka yang dikecam Yesus disebabkan oleh kelekatan mereka pada harta dunia sehingga mereka ‘mengubah’ ketentuan dalam bersumpah dengan mengutamakan emas dan persembahan daripada mezbah (altar) dan bait suci. Karena terpaku pada harta, mata mereka tidak mampu melihat kebesaran Allah yang tidak dapat diukur dengan kurban persembahan, kebesaran kuasa-Nya yang tidak dapat dibatasi atau ‘disesuaikan’ dengan pikiran manusiawi kita. Bercermin pada sikap kaum farisi, ada baiknya kita melihat praktek iman kita dalam keseharian: apakah hidup kita sungguh mencerminkan pengenalan kita akan Allah? Dalam pelayanan yang dipercayakan Gereja dan komunitas pada kita, apakah kita melakukannya dengan hati terbuka dan gembira sebagai saksi keindahan hidup dalam kasih Allah dan kebenaran-Nya? Dengan menghidupi sabda Yesus dalam kebenaran kita masuk dalam dinamika pertobatan yang berlanjut dan menjauhkan kita dari ‘merasa diri sebagai orang benar’, agar hati kita terarah sungguh kepada Allah dan kekudusan-Nya, anugerah kemurahan kasih Allah bagi kita. Berilah, ya Bapa, rahmat iman untuk menghidupi sabda-Mu dalam kerendahan hati agar selalu terbuka pada kebenaran kasih-Mu yang Engkau nyatakan hari demi hari bagi setiap hati yang menyambut kehadiran-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin. Sr. Benedicta, OSB
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 29 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Jujur terhadap diri sendiri
Selasa 26 Agustus 2014
Matius 23: 26
Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.”
Zefyrinus Namuncura, Yakobus Retouret 2Tes. 2:1-3a,13b-17; Mzm. 96:10,11-12a,12b-13; Mat. 23:23-26.
Cukup banyak orang masih bersikap munafik dalam cara hidup dan cara bertindak, yaitu sebelah luar kelihatan baik, indah, mempesona dan menarik, yang nampak dalam cara berpakaian dan merias diri, namun bagian luar yaitu jiwa, hati dan akal budinya jahat atau busuk. Dengan kata lain banyak orang suka hidup dan bertindak seperti main sandiwara saja. Sabda Yesus hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk hidup dan bertindak jujur terhadap diri sendiri. Jujur terhadap diri sendiri memang sulit, namun ketika kita dapat jujur terhadap diri sendiri maka dengan mudah kita jujur terhadap orang lain, sebaliknya kalau kita terbiasa membohongi diri maka dengan mudah kita membohongi orang lain. Sekali lagi saya angkat apa itu jujur. “Jujur adalah sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata-kata benar apa adanya dan berani mengakui kesalahan, serta rela berkorban untuk kebenaran. “TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku.Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.” (Mzm 139:1-6) Yudi
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
30 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Harta Hidup yang Kekal
Rabu 27 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Monika 2Tes. 3:6-10,16-18; Mzm. 128:1-2,4-5; Luk. 7:11-17,
Luk 7:14 Sambil menghampiri usungan
itu Ia menyentuh Nya,dan sedang para pengusung berhenti,Ia berkata “Hai anak muda aku berkata kepadamu,bangkitlah”.
Jesus semasa hidup Nya telah melakukan banyak mujizat penyembuhan. Orang lumpuh bisa berjalan, orang buta bisa melihat, orang tuli bisa mendengar dan orang mati dihidupkannya kembali. Pada zaman sekarang tentu sulit kita menyaksikan mujizat seperti yang dilakukan oleh Tuhan Jesus 2000 tahun yang lalu. Tapi sebenarnya kalau kita melihat dengan mata Iman, ada peristiwa-peristiwa yang terjadi, yang sebenarnya juga merupakan suatu mujizat yang luar biasa seperti itu, sekalipun tidak seperti yang dilakukan Jesus bisa menghidupkan orang mati. Iman seseorang yang mati entah karena mengalami sesuatu hal dalam hidupnya, bukankah berarti jiwanya juga telah mati?. Ada peristiwa yang tercatat dalam sejarah bagaimana santa Monica dengan tak jemu apalagi putus asa, selama belasan tahun mendoakan anaknya yang awal mula hidupnya jauh dari Tuhan, tapi anaknya itu sekarang kita kenal dengan nama Santo Agustinus, yang menjadi teladan hidup umat kristiani seluruh dunia. Tentu banyak ibu-ibu lain pada masa sekarang ini yang juga tanpa kenal lelah apalagi putus asa dalam mendoakan anak-anaknya yang mungkin mengalami masalah seperti terlibat narkoba, jadi narapidana karena melanggar hukum dan lain-lain. Dan doa seorang ibu yang disampaikan kepada Tuhan dengan cucuran airmata dan ketulusan hati, tentu suatu saat akan dikabulkan oleh Tuhan. Amin Iwan
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 31 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Kamis 28 Agustus 2014
Jadikan aku Kudus, Tetapi Jangan Sekarang!
Mat. 24:44 “Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu
Peringatan Wajib St. Agustinus 1Kor. 1:1-9; Mzm. 145:2-3,4-5,6-7; Mat. 24:42-51
“Oh Tuhan jadikanlah aku kudus… tetapi jangan sekarang!” Inilah kata kata seorang yang memiliki seorang anak dari hubungannya diluar nikah dengan seorang gundik yang ia pelihara. Ibu pria ini berdoa setengah mati agar hidupnya bisa berubah dan mau dibaptis menjadi seorang Katolik. Bertahun-tahun lamanya sang ibu berdoa dan ia tidak juga berubah. Tetapi akhirnya hatinyapun luluh ketika sang ibu membuat satu permohonan sebelum ajalnya, agar ia dibaptis. Sang pria ini terkenal dengan doanya: “Terlambat aku mengasihiMu Tuhan, terlambat aku mengasihiMu.” Tetapi walaupun terlambat dan dibaptis ketika berumur 33 tahun, sang pria ini berjuang keras dan menulis banyak renungan teologi. Suatu hari saat merenung dia mendengar suara anak kecil berkata: “ambilah dan bacalah… ambilah dan bacalah!” Cerita pengakuan hidupnya yang awalnya sangat liar adalah sebuah buku klasik yang patut dibaca semua pengikut Kristus yang serius. Buku-buku karangannya yang beribu-ribu halaman telah hidup selama 1700 tahun lamanya di Gereja Katolik kita, dan refleksinya masih sangat berpengaruh di ajaran Katolik kita. Inilah Santo Agustinus, seorang pujangga Gereja yang pestanya kita rayakan hari ini! Cerita Santo Agustinus ini bisa memberikan kita harapan, apalagi kalau kita bergumul dengan dosa atau cobaan sehingga kita merasa seperti dia dan berkata: “Oh Tuhan jadikanlah aku kudus… tetapi jangan sekarang!” Saya pribadipun bergumul dengan hal ini lama sekali, dan saya belajar bahwa tekad kita untuk hidup setia pada Tuhan itu tidak datang dari perasaan atau dari indra sensual kita yang inginnya selalu yang enak-enak. Ketekadan untuk menjadi kudus itu datang dari kehendak kita yang tidak memakai perasaan atau panca indra. Kalau kita sudah terus menerus mendengarkan kata kata Tuhan lewat kitab suci, lewat sakramen dan lewat doa pribadi, hati kita semakin tahu dan Roh Kudus semakin mudah mempengaruhi keputusan kita, membentuk dan memurnikan kehendak hati kita. Hari ini kita mendengar Yesus berkata, “hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga” (Mat. 24:44). Yesus mau kita selalu siap siaga, selalu berjaga-jaga. Karena itu kehendak yang murni itu kehendak yang terjadi pada saat ini, bukan besok bukan kemarin, bukan minggu depan, atau bulan depan, bukan pula satu jam lagi. Tetapi sekarang. Teman teman terkasih, saat kita menerima Yesus di sakramen maha kudus, Yesus datang menemui kita. Dia ada didalam jiwa kita, bahkan lebih dekat daripada kita dengan diri kita sendiri. Maukah kita menjadi kudus dan siap bertemu dengan Yesus saat ini? Siapkah kita untuk bertemu denganNya sekarang? Siapkah kita kalau Dia datang saat kita tidak setia? Fr David Lemewu mgl
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
32 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Menyalahgunakan Kekuasaan Mrk 6:18 “Tidak Halal engkau mengambil istri saudaramu”
Jumat 29 Agustus 2014 Peringatan Wajib wafatnya St. Yohanes pembabtis Yer. 1:17-19; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15ab,17; Mrk. 6:17-29.
Dari Surat Markus tersebut diatas, kita membaca bahwa Herodes ‘terpaksa’ membunuh Yohanes karena dia lebih mementingkan janjinya kepada Herodias. Sedang herodias bernafsu untuk memiliki Herodes dengan memberikan anaknya untuk menghibur Herodes. Dibeberapa pandangan bahwa anak Herodias yaitu Salome, kemungkinan besar juga melakukan hubungan dosa dengan Herodes. Dimasa sekarang pun masih dan banyak sekali orang yang jatuh karena terjembab di jebakan Sex Money Power itu, ada Bill Clinton yang terjerat affair dengan sekretarisnya, ada banyak koruptor di Indonesia yang tergiur dengan manisnya uang (dengan cara yang tidak benar), dan ada juga yang saling berebut kekuasaan. Di Gereja pun banyak yang terjatuh di jebakan Sex Money Power ini atau menyalahgunakan kekuasaan, kadang saya masih melihat beberapa pelayan dengan seenaknya memberi komen (bukan motivasi) kepada pelayan yang lain, kadang saya berpikir bahwa orang tersebut mungkin lagi cari muka kepada beberapa orang yang kelihatan menonjol baik di Gereja atau dalam suatu kelompok, tapi terlalu naif jika saya bisa menuding orang tersebut jika saya masih berpikiran seperti ini. Apakah saya sudah menjadi pemuji dan penyembah yang benar? marilah kita bersama sama bergandeng tangan untuk melayani, jangan saling menyombongkan diri didalam pelayanan. Saya teringat teman saya share di twitnya (fb twitter) yaitu “The first worship leader who lost his ministry due to pride was named Satan” (Pemimpin ibadah pertama yang kehilangan pelayanannya karena kebanggaan adalah bernama Setan “ Kesombongan untuk mencari kekuasaan juga sangat mengerikan. stay humble, we are nothing without HIS power! Tetaplah rendah hati, kita tiada apa-apanya tanpa KuasaNYA Prast
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 33 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Berbagi untuk Bertambah
Sabtu 30 Agustus 2014
Mat 25 : 29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan”
Guarinus dan Amadeus, Ghebre Michael, Eustaqio van Lieshout 1Kor. 1:26-31; Mzm. 33:12-13,18-19,20-21; Mat. 25:14-30
Dulu saya ingin menjadi guru. Mungkin karena saat itu, saya melihat kakak tertua saya menjadi guru, dan saya mungkin ikut-ikutan saja. Besok saya akan mengadakan reuni SD, SMP, SMA. Kebanyakan teman teman saya tidak pindah sekolah dari TK sampai SMA, kami tetap di sekolah yang sama. Biasanya saat reuni kami akan berbicara masa lalu, dan guru guru kami. Guru yang galak, yang lucu, yang baik hati, yang cantik, yang ganteng dsb. Banyak teman saya yang mengabarkan kalau guru guru kami sudah tua (tentunya) dan hidup dalam serba kekurangan, sedangkan murid-murid nya kini sudah menjadi orang sukses dan kaya. Namun tidak pernah sekalipun mereka meminta belas kasihan dari murid muridnya. Bagi saya, guru adalah orang paling kaya. Mereka membagi apa yang mereka punya. Ilmu. Ilmu yang bisa membuat murid muridnya menjadi orang sukses dan kaya. Banyak orang yang memiliki ilmu tapi tidak mau berbagi. Saya sendiri senang mengajar dan berbagi, baik yang dibayar maupun menjadi relawan. Ketika saya berbagi ilmu, sebenarnya saya sedang mengajari saya sendiri, saya belajar lagi dan saya menjadi lebih pintar. Berbagi tidak pernah rugi. Berbagi untuk bertambah. Bali, Jeff Kristianto
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
34 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Baik dan Jahat Mat 16:24 “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Minggu 31 Agustus 2014 Yer. 20:7-9; Mzm. 63:2,3-4,5-6,8-9; Rm. 12:1-2; Mat. 16:21-27.
Yesus berkata, kalau kita mau menjadi murid-Nya, maka harus menyangkal diri. Siapa yang mau menjadi pengikut Yesus hendaklah menyangkal dirinya, artinya menomor-duakan dirinya dan menomor-satukan Allah. Menghargai Allah lebih dari dirinya bahkan hidupnya sendiri dan kemudian mengikuti Yesus dengan memikul salib kita masing-masing. Di sini Tuhan Yesus menggunakan kata “mengikuti” yang berarti bahwa Tuhan Yesus ada selalu di depan kita. janganlah kita menoleh ke belakang tuk setiap persoalan-persoalan yang terjadi dalam hidup kita. Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan kita sendiri. Karena dia sendiri memikul salib tuk menebus dosa-dosa kita semua. Oleh sebab itu menjadi murid Yesus kadang menuntut suatu keputusan yang mungkin bagi orang-orang terasa begitu sulit. Karena kita sering kali sudah dicuci otaknya, seringkali kita tidak sadar sudah terpengaruh hal-hal negatif dengan menonton TV, filmfilm, internet, dan sebagainya. Semua yang ditayangkan itu adalah cara pikir, cara pandang yang duniawi, sehingga tanpa disadari otak kita mulai terpengaruhi. Kalau kita mengenal Yesus Kristus, kita akan menilai segala sesuatu menurut perspektif keabadian. Misalkan tidak ada keabadian, apa gunanya Tuhan Yesus wafat disalib. Kalau itu hanya untuk dunia yang hanya sementara saja. Justru karena adanya keabadian, Yesus yang sungguh-sungguh mengasihi kita rela wafat disalib supaya kita bisa diselamatkan. Apa yang sekarang kita miliki, akan lenyap. Apa yang kita pegang sekarang ini suatu saat akan hilang dan hancur, dan pada suatu saat kita tidak berdaya lagi. Lalu untuk apa semua yang kita miliki sekarang ini? Semua tak ada gunanya jika saatnya tiba bagi kita untuk meninggalkan dunia ini. (Mat 16:27 Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.) -Santo-
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 35 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Misi ke Maumere bersama DOJ Australia dan DOJ Bali 21- 27 Juli 2014