Jadwal Rutin DOJCC Bali
Gathering pertemuan Komunitas setiap minggu kecuali minggu ke - 4 di Basement Gereja FX pk. 11.30 Wita diawali makan siang bersama
Sharing Group sebulan 2 x
Formation Teaching sebulan sekali Celebration Meal (Makan malam bersama)
Setiap Sabtu terakhir dalam bulan pk. 18.30 bergantian di rumah anggota
Tugas Koor Misa English
Setiap Minggu ke - 3 pk. 18.00 di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta Tugas Tatib di Gereja FX Sebulan sekali
DOA Kontemplasi (Taize, Adorasi, dll)
Setiap Rabu ke -3 Ruang Pastoran Gereja FX pk. 18.30
www.DOJCC.com
KEGIATAN DOJ
AGUSTUS 2014 Gathering di bulan Agustus 2014
Pertemuan Adorer di Gereja FX Kuta
Gathering di bulan Agustus 2014
Romo Wenz MGL dan Ortu Romo
Tugas Tatib Happy Birthday Christ dan Ratna 20 Agustus 2014
Foto bersambung ke halaman 35
Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran :
[email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Daniel, Yance, Pras, Iwan Setiawan, Yustina, Rita, Lia, Siska Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke :
BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan
Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE ! managed by : www.DOJCC.com
Sapaan Redaksi Syalommm.... Senang bertemu kembali dalam edisi September di tahu 2014 ini. Syukur kepada Tuhan untuk setiap penyertaan dan kasihNya dalam hidup kita dan keluarga kita masing-masing Pada bulan September telah dikhususkan oleh Gereja Katolik Indonesia sebagai “Bulan Kitab Suci Nasional” (BKSN) Di setiap keuskupan dilakukan berbagai kegiatan untuk mengisi bulan ini, mulai di lingkungan, wilayah, paroki, biara, maupun di kelompok-kelompok kategorial. Misalnya, lomba baca Kitab Suci, pendalaman Kitab Suci di lingkungan, pameran buku, dan sebagainya. Terutama pada hari Minggu pertama bulan itu, kita merayakan hari Minggu Kitab Suci Nasional. Perayaan Ekaristi berlangsung secara meriah, diadakan perarakan khusus untuk Kitab Suci, dan Kitab Suci ditempatkan di tempat yang istimewa. Berawal dari Konsili Vatikan II. Salah satu dokumen yang dihasilkan oleh KV II mengenai Kitab Suci adalah Dei Verbum (DV). Dalam Dei Verbum para bapa Konsili menganjurkan agar jalan masuk menuju Kitab Suci dibuka lebar-lebar bagi kaum beriman (DV 22). Konsili juga mengajak seluruh umat beriman untuk tekun membaca Kitab Suci. Maka Kitab Suci diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan menetapkan Bulan Kitab Suci Nasional, Kita mengetahui dan sadar sepenuhnya bahwa Kitab Suci adalah sabda Tuhan sendiri yang selalu berbicara kepada kita secara pribadi. Sebagai penuntun jalan kita disaat apapun, suka maupun duka. Firmanmu, Pelita bagi kakiku Dan terang bagi jalanku Saat kubimbang dan hilang jalanku Tetaplah Kau disisiku Dan takkan kutakut sbab Engkau besertaku Bersamaku...selamanya.... Semoga semakin hari kita semakin mencintai Sabda Tuhan. GBU (Nathasa - PemRed)
Firman Tuhan Penuntun Hidup
Senin 1 September 2014
Lukas 4:18
Maria Margareta Redi 1Kor. 2:1-5; Mzm. 119:97,98,99,100,101,102; Luk. 4:16-30.
“Roh Tuhan ada pada Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku,
Sekalipun bulan September bagi umat Katolik adalah bulan khusus Kitab Suci ,tentulah itu bukan berarti kita hanya membaca,merenungkan dan meresapkan Kitab Suci hanya di bulan September saja. Gerakan nasional ini bertujuan untuk lebih membuat Kitab Suci menjadi bagian dan hidup Iman umat Allah. Sering kita mengalami masalah dalam hidup yang penuh cobaan dan rintangan, dan kadang-kadang tidak tahu apa yang harus diperbuat. Dalam situasi seperti itu firman Tuhan dapat menjadi solusi mengatasi masalah yang kita hadapi. Kalau kita dilanda kekuatiran dan kecemasan akan sesuatu yang kita fikirkan akan menimpa kita cobalah baca Filipi 4 ;6-7. Demikian juga jika kita merasa kehilangan harapan, merasa hidup ini penuh penderitaan ,tentu firman Tuhan dalam Roma 12 ayat 12 dapat menyejukkan hati kita yang gersang dan mengembalikan semangat hidup kita.. Kami sendiri, saya dan Anna Maria isteri saya, sebelum menjadikan Alkitab sebagai pelita dan terang bagi jalan hidup kami, pernah mengalami tawar hati, kurang semangat membaca Kitab Suci secara rutin setiap hari. Tapi setelah berhasil mengatasi rasa jenuh dan mulai mengambil keputusan untuk membaca, merenungkan dan meresapkan Firman Tuhan setiap hari terutama dipagi hari sebelum memulai aktivitas, akhirnya kami sampai disatu titik, dimana kalau kami tidak berdoa, memuji Tuhan dan membaca Renungan Harian yang telah ditentukan oleh Gereja , maka kami akan merasakan ada sesuatu yang hilang, dan merasa tidak mengalami damai dihati. Dan tanpa terasa ada perobahan suasana sehari hari yang kami alami dan kami rasakan. Dalam menghadapi masalah kami menjadi lebih sabar dan lebih tenang. Kami benar-benar merasakan Tuhan selalu hadir di tengah-tengah kami. Tentu kami maklum tidak semua persoalan yang kami bawa dalam doa permohonan kepada Nya akan langsung dijawab dan dikabulkan Nya. Untuk mendapatkan rasa damai di hati, disamping mendoakan keluarga, saudara, sahabat, para pastur dan suster, kami juga sering berdoa,” Ya Bapa berikan kepada kami kesabaran untuk menerima dengan rasa tulus dan keheningan hati , apa yang menjadi rencana dan kehendak Mu; dan berikan kepada kami keberanian untuk mengubah apa yng bisa dan perlu diubah,dan kebijaksanaan untuk membedakan kedua hal tersebut”. Amin Iwan Setiawan.
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 5 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Pujian yang menyesatkan
Selasa 2 September 2014
Lukas 4:34 Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah
1Kor. 2:10b-16; Mzm. 145:8-9,10-11,12-13ab,13cd-14; Luk. 4:31-37.
Pernah mendengar cerita sang Raja yang kejam dan pakaian kebesarannya? Raja ini sangat jahat, sehingga tidak ada orang yang berani memberi kritik padanya. Sampai suatu hari, seorang tukang jahit ‘nakal’ membuat ‘baju kebenaran’ untuknya. “Baginda , hanya orang orang baik saja yang bisa melihat baju indah ini”. Ketika sang raja melihat ‘baju’ itu, ia tidak melihat apapun. tapi karena takut dibilang bodoh dan bukan orang baik, ia berpura2 ‘melihat’ baju kebesaran itu, padahal baju itu tidak pernah ada, penjahit itu hanya berpura pura saja. “Oh Indah sekali”, katanya, para pengawal yang melihat pun berkata yang sama. Mereka takut akan dibunuh Sang Raja , kalau mereka mengatakan sebenarnya. Raja pun sangat bangga akan pujian yang didapat dari orang sekelilingnya. Semua orang berkata “Pakaian yang indah, Yang Mulia”. Sampai suatu hari, sang Raja memutuskan untuk keliling kota. Semua warga terkesima karena melihat sang Raja telanjang bulat,tapi mereka tidak berani berkata jujur. Semua memuji sang raja, sambil menahan tawa. Sampai seorang anak kecil tertawa sambil berlari dan berteriak, “Lihat, raja telanjang!!” sambil tertawa terbahak bahak. Raja pun kaget, dan marah bercampur malu. Kita sering kali hanya ingin mendengar apa yang ingin kita dengar. Kita sering kali marah dengan kritikan, atau pun pendapat yang bertentangan dengan keinginan dan kemauan kita. Bukan karena kita tidak mengakui kebenaran, tapi kita merasa ego kita diinjak2 ketika orang menentang kita. Injil hari ini menarik perhatian saya, dulu saya tidak mengerti apa maksudnya. Iblis berkata “Engkalah Yang Kudus dari Allah!”, Lho.. berarti iblis tidak berbohong, kan? Iblis mengatakan sebenarnya? Lalu mengapa Yesus menghardik orang itu, dan mengeluarkan iblis pada nya? Apa salah iblis tersebut? Berkata jujur kok salah sih? Seperti cerita sang raja dan baju kebesarannya, banyak orang berkata benar dan baik pada kita, dengan maksud tertentu, dengan tujuan buruk tertentu. Kita sering kali terlena dengan pujian tersebut dan terbuai oleh pujian, sehingga akhirnya kita sadar, orang orang sudah meninggalkan kita. Pujian itu seperti air, yang bisa menyejukan tapi bila terlalu banyak bisa membuat kita kebanjiran, terhanyut dan membunuh kita. Pujian bisa membunuhmu. Salam, Jeff Kristianto 2014
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
6 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Kemanakah Arah Panah Panggilan Hidupmu? Peringatan Wajib St. Gregorius Agung 1Kor. 3:1-9; Mzm. 33:12-13,1415,20-21; Luk. 4:38-44.
Luk. 4:43
Rabu 3 September 2014
“Juga di kota kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.”
Ada banyak hal yang baik yang kita bisa perbuat. Pernahkan saudara merasa mungkin sedikit bingung ketika sepertinya dihadapkan pada sebuah persimpangan jalan. Ada pilihan-pilihan yang hanya satu yang bisa anda pilih, walaupun semuanya kelihatannya baik. Lalu yang mana yang anda pilih? Di perikop Injil Lukas hari ini kita menyaksikan Tuhan Yesus memilih untuk pergi ke kota lain dan memberitakan Injil disana. Mengapa? Karena inilah alasan Dia diutus (cf. Lk 4:43-4). Dengan kata lain, Tuhan Yesus mau setia dengan panggilan hidupNya, perutusanNya yang datang dari Allah Bapa. Tuhan Yesus mau melakukan kehendak BapaNya. Lalu bagaimana Ia bisa tahu? Sebagai Tuhan mungkin Dia memang maha tahu. Tetapi Yesus juga sepenuhnya manusia. Sebagai manusia, kita semua memerlukan waktu dan tenaga untuk merefleksikan apa kehendak Bapa di hidup kita. Yesuspun menurut saya juga memerlukan proses refleksi diri ini. Lihat saja bagaimana Yesus setelah semalaman menyembuhkan orang orang sakit, lalu dipagi hari malah pergi berdoa (dan tidak istirahat atau tidur sampai siang). Doa adalah cara Yesus untuk menjernihkan mata hati manusianya supaya tahu apa kehendak Bapa yang tepat bagi diriNya. Menentukan pilihan terbaik diantara pilihan pilihan yang baik itu tidaklah mudah. Ini seperti pergi lomba olimpiade memanah dimana sang pemanah harus terus memanahkan anak panahnya ke titik pusat lingkaran. Melenceng sedikit artinya bukan tembakan yang terbaik. Saat kita mau mengikuti Tuhan Yesus dengan sungguh sungguh, Setanpun juga giat mau melencengkan panah panggilan hidup kita. Caranya? Dia tidak lagi menyodorkan hal hal yang buruk, yang berbeda 180 derajat dari panggilan hidup yang terbaik yang dirancang begitu dahsyatnya oleh Allah Bapa. Tetapi Setan menawarkan yang baik –baik, tetapi sedikit melenceng, hanya beberapa derajat saja. Teman teman terkasih dalam Kristus, jalan kesurga itu sempit, bagaikan unta mau lewat lubang jarum, sedangkan jalan menuju kebinasaan itu lebar. Bagaimana kita bisa tahu, apalagi memiliki keberanian, kekuatan dan kegigihan untuk menempuh perjalanan yang sulit ini. Marilah kita mencontohi teladan Tuhan Yesus, yang pagi pagi pergi berdoa, memohon Bapa disurga untuk menuntun diriNya, memberikanNya Roh KudusNya sehingga Ia bisa tahu, bisa berani, bisa kuat, dan bisa setia melakukan kehendak BapaNya di Surga. Kesetiaan Yesus akhirnya memenangkan kita kepada suatu kehidupan abadi saat Ia mengalahkan maut dengan rela mati di kayu salib, dan bangkit kembali. Frater David Lemewu mgl
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 7 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Tiada yang Mustahil
Kamis 4 September 2014
Lukas 5:10 “Jangan takut, mulai
dari sekarang engkau akan menjala manusia.”
Rosa dr Viterbo 1Kor. 3:18-23; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 5:1-11.
Bacaan injil hari ini menceritakan bagaimana Simon Petrus, Yakobus dan Yohanes dipanggil Tuhan Yesus untuk mengikuti dia dari penjala ikan menjadi penjala manusia. Tuhan Yesus berkata kepada Simon: Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia. Ya, kalimat Jangan takut ini juga ditunjukan Tuhan Yesus kepada kita semua sebagai bahan perenungan kita hari ini. Bagaimana kita sering merasa tidak berani atau tidak percaya diri dalam pelayanan kita. Hal itu juga yang saya rasakan ketika dipercayakan oleh teman-teman DOJCC untuk menjadi ketua Retret You are Mine 2010 bersama dengan sahabat saya Arman. Pada saat itu, hati kecil saya ingin menolak kepercayaan itu karena merasakan beban tanggung jawab yang begitu besar dan rasa tidak percaya diri yang saya rasakan. Tetapi saya dinasehati teman-teman bahwa Jangan takut Santo, kita selalu bekerja sebagai satu tim. Terlebih Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan kita. Puji Tuhan, acara retret dapat berjalan lancar. Saya percaya bahwa ini semua karena Tuhan Yesus yang selalu menyertai setiap karya pelayanan kita. Jangan takut, percayalah bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan yang maha kuasa. Mari belajar dari Simon Petrus yang tetap melakukan kehendak Tuhan walaupun menurut Simon Petrus hal yang dikerjakan itu mustahil menurutnya (Luk 5:5 Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.”). Tapi bagi Tuhan Yesus tidak ada yang mustahil. Amin -Santo-
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
8 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Belajar dari Beata Teresa Beata Teresa dr Kalkuta 1Kor. 4:1-5; Mzm. 37:3-4,5-6,27-28,39-40; Luk. 5:33-39.
Jumat 5 September 2014
1Kor 4:5 Karena itu, janganlah
menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan...”
Hari ini mungkin tepat jika kita belajar tentang tidak menghakimi orang lain dari Beata Teresa dari Kalkuta.Dilahirkan di tahun 1910 di Skopje, ibukota Republik Makedonia, Teresa kecil termasuk dari keluarga yang berada.Ayahnya seorang pengusaha kaya. Nama pemberian orang tuanya adalah Agnes Bojaxhiu. Panggilan pertamanya menjadi biarawati dia rasakan saat umurnya 12 tahun. 6 tahun kemudian, pada tahun 1928, Agnes Bojaxhiu yang berumur 18 tahun memutuskan untuk menjadi biarawati dan berangkat ke Irlandia untuk bergabung dengan Loreto Sisters of Dublin. Di sanalah ia mengambil nama Suster Maria Teresa. 1 tahun kemudian, ia berwisata ke Darjeeling, India untuk periode novisiat; Mei 1931, Ibu Teresa membuat Sumpah Profesi pertamanya. Setelah itu ia dikirim ke Calcutta, di mana dia ditugaskan untuk mengajar di SMA Saint Mary, sebuah sekolah yang dijalankan oleh suster Loreto dan didedikasikan untuk anak perempuan dari keluarga miskin di kota Bengali. Ia belajar untuk berbicara baik Bengali dan Hindi saat ia mengajar geografi dan sejarah dan mendedikasikan dirinya untuk mengentaskan kemiskinan anak-anak perempuan melalui pendidikan. Pada tanggal 24 Mei 1937, ia mengambil Sumpah Akhir nya untuk hidup dalam kemiskinan, kesucian dan ketaatan.Namun, pada tanggal 10 September 1946, Ibu Teresa mengalami panggilan kedua yang selamanya akan mengubah hidupnya. Dia naik kereta api dari Calcutta ke kaki bukit Himalaya untuk retret ketika Kristus berbicara kepadanya dan menyuruhnya untuk meninggalkan pengajaran untuk bekerja di daerah kumuh Calcuta membantu termiskin dan orang yang paling sakit kota. “Saya ingin Biarawati India, yang akan menjadi api cintaku di antara orang miskin, orang sakit, sekarat dan anak-anak kecil,” ia mendengar Kristus berkata padanya di kereta hari itu. Setelah hampir satu tahun setengah dari lobi, pada Januari 1948 dia akhirnya mendapat persetujuan dari Uskup Agunglokal Ferdinand Perier untuk mengejar panggilan baru ini. Dan terbentuklah Missionaries of Charity dengan segala karyanya yang kita tahu. Beata Teresa meninggal 5 September 1997, tapi warisannya akan selalu ada, salah satunya kutipan fotografer Michael Collopy yang selama 15 tahun mengenalnya. Aku diberkati untuk mengenal Mother Teresa selama lima belas tahun. Saat mengantarnya berkeliling di San Francisco, aku mengajukan pertanyaan. “Bagaimana mungkin Anda tidak pernah menghakimi siapa pun yang datang kepada Anda?” Dia berkata, “Aku tidak pernah menilai orang karena jika aku menilai orang maka hal itu tidak memungkinkanku memiliki waktu untuk mencintai mereka.” Dalam perjalanan mengenal beliau, aku selalu melihat dia menerima setiap orang dengan cara yang sama. Dia melihat wajah Allah dalam diri setiap orang, selalu mendekati setiap orang dengan cinta dan kasih sayang. Maia
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 9 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Sabtu 6 September 2014 1Kor. 4:6b-15; Mzm. 145:17-18,19-20,21; Luk. 6:1-5.
Tuhan….. Tuli? ….. Buta? Mzm. 145:18 TUHAN dekat pada
setiap orang yang berseru kepada-Nya
Suatu ketika hendak merayakan Misa di Gereja, aku mendengarkan suatu tangisan dari dalam Gereja. Ternyata ada seseorang Ibu yang sementara berbaring di depan altar dan menangis. Pelan-pelan aku mendekatkan diri pada suara tangisan itu tanpa menginterupsi tangisan itu. Sang ibu lalu menoleh kepadaku. Dia berkata, “Aku sudah berulang kali berdoa, namun selalu saja tidak menemukan jawaban. Aku selalu saja ditimpa berbagai macam tantangan. Mengapa Tuhan tidak mendengarkan doaku?” Sambil tidak membuat sang Ibu kecewa, aku berdiam dan berusaha membuat sang Ibu tenang. Beberapa saat kemudian, sang Ibu mengatakan, “Terima kasih banyak, aku mengalami kehadiran Tuhan di dalam hatiku.” Ini merupakan salah satu contoh yang menarik buat kita sekalian untuk merenungkan bacaanbacaan hari ini. Bacaan yang menyentuh hatiku adalah Mazmur. Pemazmur hari ini mengajak kita untuk merefleksikan perbuatan dan kehadiran Tuhan di dalam hidup kita. TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan. Ia melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka. Di dalam pemikiran dan hati manusia, Tuhan itu sering jauh. Namun demikian, Tuhan itu selalu setia pada janji-janji dan rancanganNya. Tuhan itu dekat, terlebih kepada orang yang selalu berseru kepadaNya. Dia selalu mendengarkan tangisan hati setiap orang dan melegakan hati orang itu. Di dalam Injil Lukas 11:9 mengatakan bahwa siapa saja yang meminta, kepadanya akan diberikan. Ini adalah janji Tuhan kepada kita. Sang ibu tadi merasakan bahwa Tuhan begitu jauh. Tuhan tidak mendengarkan tangisannya. Namun sesaat, setelah dia berusaha menenangkan hatinya, dia merasakan kedekatan Tuhan di dalam kesedihannya. Tuhan tidak tuli. Tuhan selalu mencari dan menemukan dombaNya yang sesat. Dia tidak buta. Marilah kita berseru kepadaNya dan memohon bantuanNya. Karena Tuhan itu selalu mendengarkan isi hati kita. Tuhan selalu mencari dan menemukan anak-anakNya. Biarkanlah hati kita dijamah Tuhan. Di dalam Tuhan ada ketenangan. Rm. Joseph, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
10 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Doa Bersama-sama Mat. 18:19
Minggu 7 September 2014
“Jika dua orang dari padamu Yeh. 33:7-9; Mzm. 95:1-2,6-7,8-9; di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, Rm. 13:8-10; permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Mat. 18:15-20. Bapa-Ku yang di sorga“
Saya, secara pribadi, cenderung untuk membaca secara lain penggalan dari kisah dalam Injil Matius yang satu ini. Judul yang ada di dalam Alkitab adalah „tentang menasihati sesama“ yaitu menegur sesama yang bersalah secara empat mata (pribadi), kalau masih saja keras kepala atau belum sadar, baru kemudian memanggil teman lain untuk bersama-sama menegurnya, hasilnya sudah jelas, pasti ia kemudian mau menerima kesalahannya. Nasihat ini bukan istimewa, nasihat ini biasa-biasa saja, kita sering melakukannya di dunia, bahkan kita tidak perlu menjadi pengikut Kristus untuk mempraktekkannya. Yang luar biasa adalah ketika Yesus mengaplikasikan perumpamaan ini untuk menguatkan pendapatnya tentang perlunya berdoa bersama atau puji syukur secara bersama-sama yang kita harus buat sebagai pengikut Kristus untuk melunakkan hati Allah Bapa di Surga. Mengapa kita perlu berdoa bersama? Mengapa kita perlu merayakan Ekaristi setiap Hari Minggu? Mengapa kita perlu Adorasi abadi, bergantian tiap satu jam atau secara berkelompok? Mengapa kita perlu berdoa rosario bersama di bulan-bulan tertentu? Mengapa kita perlu berdoa Rosario Kerahiman tiap jam tiga sore? Mengapa kita perlu melakukan prosesi ini itu dari mulai prosesi Maria sampai pada prosesi Corpus Christi? Mengapa mesti ada Prosesi Paskah Semana Santa setiap tahun di Larantuka? Mengapa Bunda Maria harus menampakkan diri di Fatima, Lourdes, Medjugorje, Guadalupe, dst, dst? Akhirnya mengapa kita perlu mendoakan satu sama lain sewaktu ada pencurahan Roh Kudus saat Seminar Hidup Baru dalam Roh? Sebagai umat yang kritis dan punya akal sehat tentu kita bisa melihat, memperhatikan, mengkritik dan bahkan menggugat atau mempersoalkan semua praktek keagamaan yang sifatnya massal, ramai-ramai, tidak mendalam dan tidak bermanfaat. Sebelum terburu-buru menilai, cobalah kita renungkan bersama perikop khusus dalam Injil Matius ini. Kita memang dianjurkan untuk berdoa secara pribadi atau sendiri-sendiri, tetapi doa-doa kita atau jeritan-jeritan hati kita akan menjadi lantang terdengar dan menembus hati Allah, ketika kita berdoa bersama dalam komunitas kita masing-masing. Sebab sama seperti teman kita yang bersalah akan menerima kesalahannya di hadapan satu atau dua orang saksi, demikian pun Allah Bapa kita sendiri akan menerima doadoa dan permohonan kita kalau dipanjatkan secara bersama-sama. Sebab, jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga (Mat.18:19). Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 11 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Senin 8 September 2014
Dia turut bekerja untuk kita selalu
Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia
Pesta kelahiran Santa Perawan Maria Mi. 5:1-4a / Rm. 8:28-30; Mzm. 13:6ab,6cd; Mat. 1:1-16,18-23
Hari ini, bacaan Injil mengisahkan silsilah Yesus Kristus, dan juga cerita yang sering kita dengar, yaitu tentang kelahiran Yesus Kristus. Melalui kelahiran Yesus, kita diajak untuk melihat, bagaimana saat kabar gembira mulai diberitakan pada Maria dan sikap Yusuf suaminya, saat mengetahui peristiwa tersebut pertama kali. Saat membuat tulisan ini, saya teringat kembali akan pengalaman retret bulan Juli lalu di Bedugul. Pada sesi mengenai Maria, Romo Wenz menanyakan kepada para peserta, “Siapa yang ingin seperti Bunda Maria?” Saai itu juga banyak yang mengangkat tangannya, bahkan mungkin seluruh wanita dalam ruangan tersebut ingin menjadi seperti Bunda Maria. Kemudian Romo Wenz menceritakan kembali, saat dimana Bunda Maria mengetahui dia mengandung dan dalam kondisi belum menikah, dan pada akhirnya ia harus menyaksikan sendiri anakNya mati disalib, para peserta pun mulai nampak terdiam dan menganggukan kepala seperti tidak habis pikir, bahwa ternyata Bunda Maria mengalami perjuangan yang berat juga. Pertanyaan dilontarkan lagi oleh Romo, “Siapa yang ingin seperti Bunda Maria?” Peserta di ruangan itu sekarang hanya terdiam, berpikir sejenak, membayangkan kehidupan Bunda Maria, yang memang ternyata tidak mudah untuk dilalui. Hari ini kita diingatkan kembali melalui kehidupan Bunda Maria, seorang wanita yang dipilih oleh Allah sendiri, untuk mengandung dan melahirkan Yesus ke dunia. Kehidupan yang tidak mudah untuk dilalui, tetapi karena kesetiaan Sang Bunda, dan kasihnya kepada Allah, dia menyerahkan seluruh hidupnya untuk rencana yang sudah ditetapkan baginya. Tidak mudah bagi kita menjadi seperti Bunda Maria, tetapi kita perlu belajar dari Bunda Maria, bagaimana dia menjalani kehidupannya, mengandalkan Allah, menyerahkan segala perkara dalam tangan kasih Allah, serta membiarkan Allah mengatur seluruh kehidupannya. Mari kita sama-sama belajar untuk mendengar, berpasrah, dan menyerahkan seluruh rencana hidup kita dalam tangan kasihNya... HILDA
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
12 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Pengampunan Syarat Kesembuhan Petrus Klaver, Frederik Ozanam 1Kor. 6:1-11; Mzm. 149:1-2,3-4,56a,9b; Luk. 6:12-19. BcO 2Ptr. 2:1-8
Selasa 9 September 2014
Luk 6: 19 “..karena ada kuasa
yang keluar dari padaNya dan semua orang itu disembuhkanNya.”
Hidup kita saat ini, mengusahakan yang terbaik dari hari ini. Kita harus mengampuni orang-orang yang telah melukai kita di masa lalu. Hal ini merupakan salah satu syarat kita disembuhkan ya..dengan mengampuni. Mulailah setiap hari sebagai hari yang baru. Selain Tuhan sanggup memberikan kesembuhan bagi kita, Dia juga memerintahkan kita untuk mengenakan sikap yang baru setiap pagi. Setiap pagi lepaskanlah kekecewaan dan kemunduran yang mungkin telah terjadi. Setiap pagi terimalah kasih karunia Tuhan pengampunan dan pemulihanNya. Hari ini pusatkan pikiran dan perhatian pada kemungkinan-kemungkinan, pusatkan perhatian pada apa yang dapat kita ubah daripada apa yang tidak dapat diubah. Apa yang telah berlalu biarkanlah berlalu. Ya ini adalah hari yang baru. Terimalah kasih karuniaNya dan jalanilah kehidupan terbaik Anda sekarang. Doa: Bapa, tolonglah aku untuk dapat melembutkan hati mengampuni apapun yang telah terjadi karena Engkau telah mengampuni aku. Aku percaya ketika aku mau mengampuni karunia kesembuhan akan terjadi dalam hidupku. Lulu
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 13 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Ujian Iman Kristiani
Rabu 10 September 2014
Luk. 6:22 Berbahagialah
kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu...”
Nikolaus Tolentino, Fransiskus Garate 1Kor. 7:25-31; Mzm. 45:11-12,1415,16-17; Luk. 6:20-26.
Beberapa waktu lalu saat masih bekerja di sebuah perusahaan, mengalami peristiwa yang bila diingat di hari ini membuat tersenyum. Mengenal komunitas Dojcc dan memutuskan untuk lebih terlibat didalamnya menambah aktivitas saya, mulai dari latihan koor, tugas parkir, tugas tatib, gathering tiap minggu, dan lainnya. Otomatis pekerjaan kantor yang padat dan kebiasaan saya suka lembur menjadi berkurang karena harus membagi waktu dengan komunitas. Hal itu pelan mulai dirasa sebagai sebuah hambatan bagi beberapa orang dikantor dan puncaknya menjelang lebaran dimana dituntut waktu 24 jam dari kami para manager untuk lebih fokus mengejar omset penjualan karena target yang sangat besar. Kami diwajibkan memantau setiap jam meskipun sudah pulang kerja ataupun wajib melakukan sms motivasi setiap saat ke all team store. Dan akhirnya, sampailah di saat rapat bersama dan sebuah pertanyaan buat saya: apakah yang harus dilakukan bila manager nya selalu berada di gereja ? Saya ingat, saat itu saya pernah di hubungi saat hari minggu kami sedang ada kegiatan gathering dan tugas parkir di greja. Dan pernah pula dihubungi saat malam hari sedang latihan koor di gereja. Ditatap semua mata dan pandangan ajaib orang orang.. hahahaha.. bila diingat merupakan hal yang lucu bagi saya. Mau saya jawab, emangnya saya di gaji 24 jam dan harus tidur di kantor kah ? Waktu dulu alami itu terasa sakit hati saya, udah kerja jungkir balik bertahun tahun, ngapain juga dulu saya kepo suka lembur saking cinta ama pekerjaan. Tapi bila diingat di hari ini, sangat bersyukur boleh mengalami peristiwa itu. Dianggap aneh karena membagi waktu duniawi saya dengan menjadi pelayan Kristus. Menjadi pengikut Kristus memang ajaib kok. Bila menjadi pengikut kristus dan tidak mengalami hal hal ajaib, brarti ada yang kurang dengan kita. Berarti ada tantangantantangan untuk membuat iman kita menjadi lebih kuat dan bertumbuh, yang belum kita hadapi. Kita harus tersenyum saat ada yang menyakiti kita, harus memaafkan meskipun kita dihina, harus mengampuni yang bersalah kepada kita, harus mengasihi meskipun tidak dihargai, memberi pipi kanan saat pipi kiri ditampar, bahagia saat kita dikucilkan karena iman kita, dan masih banyak yang lainnya. Disaat harus berada di pilihan menjadi ajaib karena Kristus atau menjadi normal seperti yang lainnya, dan kita sudah bisa memilih jalan bersamaNya… disanalah kita bertumbuh bersama Kristus. Maka berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat Rita
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
14 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Pembawa Kasih
Kamis 11 September 2014
Yohanes Gabriel Perboyre 1Kor. 8:1b-7,11-13; Mzm. 139:1-3,1314ab,23-24; Luk. 6:27-38. BcO 2Ptr. 3:1-10
1Kor. 8:1 “Pengetahuan itu membuat orang menjadi sombong, sedang kasih membangun”
Kita hidup dalam masyarakat yang bersifat pluralis, di mana banyak yang tidak mengakui iman kita dan kadang-kadang kita bertanya apakah kita harus berpartisipasi dalam pesta atau hari raya mereka atau kegiatan-kegiatan yang tidak sesuai dengan iman kita. Saya ingat pada saat hari raya natal 25 Desember 2000. Pada saat itu, aku bersama kedua temanku (satu beragama Kristen dan yang lainnya Katholik), merayakan Natal sebagaimana biasanya seperti semua orang Kristiani. Sehari setelah hari natal, saya ditanya oleh salahsatu dari anggota keluarga yang kami tinggal mengenai kemungkinan untuk mengadakan natal bersama. Mereka ingin menunjukan sikap toleransinya atau turut-serta merayakan dan merasakan sukacita natal yang kami alami dalam keluarga mereka. Saat itu saya agak kaget dan merasa heran, kenapa mereka ingin melakukan hal itu untuk kami bertiga dan lebih dari itu kegiatannya akan berlangsung di rumah tersebut. Selain itu, saya juga kuatir dengan hal-hal seperti makanan atau minuman atau hal lain yang berhubungan dengan kegiatan dimaksud. Ketidaknyamananku akan hal-hal itu, seakan diketahui serta disikapi dengan bijaksana oleh keluarga tersebut, dengan mengatakan bahwa, “Janganlah kuatir mengenai barang makanminum atau bagaimana kita akan melakukannya. Yang penting bahwa, kamu bertiga mau dan bersedia untuk mengadakannya”. Kamipun mau dan pada akhirnya melakukan acara natal bersama yang dihadiri oleh anggota keluarga yang serta tetangga sekitar. Suasana natal bersama malam itu menjadi sebuah tempat bagi kami semua untuk membagi dan menerima cinta Tuhan dalam bentuk perhatian dan kasih sayang melalui keluarga tersebut. Peristiwa itu membuatku kagum dan bersyukur atas kasih serta perhatian yang kuanggap sebagai hadiah natal yang terindah dalam hidupku yang kuterima dari Tuhan melalui keluarga tersebut. Dalam kesempatan itu pula, saya diminta untuk memimpin doa dan mesharingkan sedikit mengenai iman Katholik tentang kelahiran Tuhan Yesus. Yang membuatku lebih bahagia malam itu adalah salah satu dari anggota keluarga yang ada mengatakan bahwa ada kedamaian dalam hatinya, ketika saya memanjatkan doa spontan pada saat itu. Seakan ada sesuatu yang menyentuh hati dan perasaannya yang membuatnya menjadi senang dan bahagia mengikuti acara tersebut. Dia merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup dan dirinya pada malam itu. Kehadiran Tuhan tersebut memberikan keadamaian dan kebahagiaan dalam hidup dan keluarganya. Berkat Tuhan juga tercurah dan dialami dalam hidup mereka melalui peristwa hari lahirnya Juru Selamat dunia Yakni Tuhan Yesus. Kedua bacaan hari ini, mengisahkan tentang inti dari iman Kristiani yakni kasih yang tidak membagakan diri tapi yang penuh kesabaran dan murah-hati. Kasih inilah yang dibicarakan oleh St. Paulus bahwa kasih bukanlah sebuah pengetahuan tapi cara hidup, karena “pengetahuan itu membuat orang menjadi sombong, sedang kasih membangun” (1Kor. 8:1b). Kasih juga merangkum semua orang baik yang seiman ataupun yang berbeda maupun yang membenci iman kita. Karena Tuhan Yesus datang untuk semua orang yang adalah saudara dan saudariNya. Karena kita semua diciptakn dalam rupa dan gambar Allah yakni Bapa-Nya sendiri. Maukah saya dan anda menjadi pembawa damai dan kasih Allah Bapa di Surga kepada sesama kita, khususnya mereka yang dilupakan, tersingkir dalam pergaulan social, mereka yang membenci dan memusuhi iman atau cara hidup kita? Fr. Anis, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 15 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Mengapa menghakimi hanya karena dosa kita berbeda?
Jumat 12 September 2014
Luk 6:41Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
Nama SP Maria yang Tersuci, Petrus Tarentasiensis1Kor. 9:1619,22b-27; Mzm. 84:3,4,5-6,12; Luk. 6:39-42.
Beberapa hari terakhir ini (Bulan Agustus akhir lo ya maksudnya hehehe :-D), di facebook dan media-media sosial lagi heboh membicarakan seorang tokoh. Bukan tokoh politik ataupun artis juga sich. Wanita itu bernama Florence Sihombing ini, yang karena kesal tak mendapatkan BBM, Florence sampai dianggap mengeluarkan hinaan kepada Yogyakarta. Lhoh, kok? Dilansir Merdeka, hari Kamis (28/8) ini, Florence mengeluarkan uneg-uneg dan umpatannya kepada kota yang dijuluki kota pelajar itu. Sedihnya, dia mengungkapkan kekesalan di jejaring sosial. Seperti kebiasaan generasi muda yang jika kesal akan mengeluarkannya di akun sosial. Dengan berapi-api, Florence menulis, “Jogja miskin, tolol dan tak berbudaya. Temanteman Jakarta-Bandung jangan mau tinggal di Jogja. Orang Jogja B*****. Mau beli Pertamax 95 mentang-mentang pake motor harus antri di jalur mobil terus enggak dilayani. Malah disuruh antri di jalur motor yang stuck panjangnya gak ketulungan. Diskriminasi. Emangnya aku gak bisa bayar apa. Huh. KZL,” Atas apa yang dia lakukan, Florence kini justru mendapat ‘serangan’ balik dari beberapa orang. Mereka menganggap aksi Florence sama sekali tidak masuk akal dan tidak dewasa, ada juga yang menyuruh Florence untuk sadar diri dan pergi dari Jogja saja. Screenshoot dari tulisan Florence pun di share ke berbagai media sosial lainnya dan tak jarang diimbuhi dengan kata makian kepada Florence. Seakan-akan tidak pernah menyadari bahwa apa yang dilakukannya tak berbeda dengan apa yang ia anggap sebagai “dosa” Florence. Sebuah contoh yang tak asing kita alami dalam hidup kita sehari-hari juga khan? Yuk, mulai luruskan mata, hati dan pikiran kita kembali tertuju padaNYA, dan Berhenti menghakimi sesama, God Bless You Abudantly. Siska
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
16 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Seorang Murid Kristus Dikenal Dari Buahnya Peringatan Wajib St. Yohanes Krisostomus. 1Kor. 10:14-22a, Mzm. 116:12-13,17-18, Luk. 6:43-49,
Luk 6:43
Sabtu 13 September 2014
: “Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.
Hari ini Jesus mengajarkan bahwa hanya pohon yang baik yang dapat menghasilkan buah yang baik, dan untuk menghasilkan buah yang baik dalam kehidupan ini kita perlu memiliki hati yang baik, karena segala yang kita lakukan dan katakan, baik secara langsung maupun tidak, berasal dari luapan hati. Yesus adalah pokok anggur dan kita adalah rantingnya, jika kita sungguh melekat erat pada pokok anggur itu maka kita dapat menghasilkan buah anggur Kasih, karena Yesus adalah pokok anggur Kasih. Ranting yang tidak melekat erat pada pokok anggur tidak dapat menghasilkan buah karena tidak menerima cukup aliran makanan untuk dapat menghasilkan buah dan secara perlahan ranting yang terpisah dari pokok anggur dapat menjadi kering dan mati. Sebuah ranting yang melekat erat pada pokok anggur akan mendapatkan aliran makanan yang cukup sehingga menjadi ranting yang subur, yang dapat menghasilkan banyak buah anggur yang dapat dinikmati oleh banyak orang. Demikian juga dengan kita, jika kita sungguh berada dalam Yesus , maka dengan banyak doa dan pertolongan dari Tuhan maka kita akan dimampukan untuk dapat berbuah dalam hidup kita. Saling mengasihi adalah salah satu buah yang menunjukan bahwa kita adalah murid Kristus, karena Yesus memerintahkan kita untuk saling mengasihi bahkan perintah ini juga berlaku bagi mereka yang kita anggap musuh, karena mempunyai pendapat yang berbeda dari kita atau yang menyusahkan kita. Mengasihi musuh adalah hal yang tidak mungkin kita lakukan dengan kekuatan kita sendiri, tapi dengan bantuan Rachmat yang berlimpah dari Tuhan Yesus dan dengan kesungguhan hati secara perlahan kita akan mampu untuk melaksanakan perintah Yesus ini. Mari kita lihat apa saja yang disebut dengan Kasih itu untuk mengetahui apakah kita sudah berbuah banyak, atau masih sedikit. Seperti yang terdapat dalam I Korintus 13:4-8a, “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan;.. Doa: Bapa di dalam surga betapa kami ingin untuk menyenangkan hatiMu dengan mengikuti perintah PutraMu, Tuhan kami Yesus Kristus untuk berbuah banyak dengan berbuat Kasih. Untuk itu kami memerlukan Rachmat Mu yang dapat memampuhkan kami untuk melakukannya Amin. Betty
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 17 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Memandang Salib
Minggu 14 September 2014
Yoh. 3:16, “Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal ...”
Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe Yeh. 12:1-12; Mzm. 78:56-57,58-59,61-62; Mat. 18:21 - 19:1.
Ketika aku masih sebagai seorang frater bersama dengan Serikat Xaverian (SX), aku diceritakan bahwa pendiri SX, Santo Guido Maria Conforti pernah memandang sebuah salib Yesus dan dia merasakan bahwa Yesus mau mengatakan banyak hal dan mengatakan bahwa cintaNya begitu besar kepada dunia. Hal inilah yang menginspirasikannya untuk mendirikan Serikat Xaverian yang mempunyai spiritualitas yakni mewartakan kabar gembira Tuhan Yesus kepada mereka yang belum pernah mendengarnya. Hari ini gereja merayakan pesta Salib Suci yang mengingatkan kita bahwa cinta Allah begitu besar kepada kita sampai menyerahkan AnakNya yang tunggal untuk kita, supaya kita selamat dan supaya kita memperoleh hidup yang kekal. Tidak ada cara lain yang telah direncanakan oleh Allah untuk menyelamatkan umat manusia selain cara salib. Pada hari ini gereja mengajak kita semua untuk memandang salib Yesus. Salib yang membawa kita kepada keselamatan. Tanda salib yang kita buat setiap kali kita membuka doa-doa kita. Tanda salib yang merupakan kemenangan Tuhan atas dosa dan maut. Merefleksikan salib Yesus tak akan pernah ada habis-habisnya seperti yang menjadikan inspirasi dari Santo Guido Conforti, “Ketika memandang salib Yesus, tidak ada habis-habisnya sesuatu hal yang mau dikatakannya kepada kita.” Salib yang dipasang di setiap rumah orang Katolik juga melambangkan bahwa Salib menjadi juruselamat setiap orang yang tinggal di dalamnya. Mengingatkan setiap orang yang tinggal di rumah tersebut bahwa kasih Allah sangatlah besar kepada mereka. Mari kita pandang salib Yesus sekali lagi dan resapilah cinta kasihNya yang begitu besar untuk kita orang yang berdosa ini. Mungkin Yesus akan mengatakan banyak hal kepada Anda dan Anda bisa jadi tak sanggup menahan air mata karena kasihnya besar kepada Anda secara pribadi. Rm. Vincent, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
18 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Jadilah padaku menurut perkataanMu Peringatan Wajib SP Maria Berdukacita 1Kor. 12:31 - 13:13; atau Ibr. 5: 7-9; Mzm 31:2-3a,3b-4,5-6,15-16, 20; Yoh. 19:25-27 atau Luk. 2:33-35.
Senin 15 September 2014
Luk 2:35 “dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang”
Gelar Santa “Maria Berdukacita” diberikan kepada Bunda Maria dengan menitikberatkan pada dukacita dan sengsaranya yang kelewat batas selama menjadi Ibunya Kristus. Menurut tradisi Gereja, Dukacita Maria meliputi 7 peristiwa. 7 Dukacita tersebut adalah Pengungsian Keluarga Kudus ke Mesir, Yesus yang masih kanak-kanak yang hilang dan diketemukan di Bait Allah, Nubuat Simeon, Bunda Maria berjumpa dengan Yesus dalam perjalanan-Nya menuju Kalvari, Bunda Maria berdiri di dekat kayu salib ketika Yesus disalibkan, Bunda Maria memangku jenazah Yesus setelah Ia diturunkan dikayu salib dan terakhir ketika Ia dimakamkan. Setiap dukacita yang diterima oleh Bunda Maria, Ia selalu menghadapinya dengan kepercayaan sepenuhnya kepada Allah, Ia selalu menerima apa yang Allah kehendaki untuk terjadi dalam hidupnya Bunda Maria. “Jadilah padaku menurut kehendakMu.” Itulah kata-kata yang sangat menyentuh (bahkan saya sendiri), kata-kata yang menyerahkan segala-galanya pada kehendak Allah, kata-kata yang percaya bahwa kehendak Allah-lah yang paling sempurna. Apakah kita sebagai umat beriman sudah menyerahkan hidup kita sepenuhnya pada kehendak Allah atau malah sebaliknya, seperti seorang yang berpegang pada rumput saat terjadi bencana Tsunami? Peringatan Santa Perawan Maria Berdukacita mulai ada sejak abad keduabelas. Pada abad keempat belas dan kelimabelas, peringatan ini mulai tersebar luar di kalangan umat beriman. Pada tahun 1727, Paus Benediktus XIII memasukkan peringatan Santa Perawan Maria Berdukacita pada penanggalan Gereja Katolik, yang jatuh pada Jumat sebelum Minggu Palma. Namun peringatan ini kemudian ditiadakan dengan pengubahan penanggakan yang diterbitkan dalam Missale Romawi pada tahun 1969. Pada tahun 1814, guna menghormati Tujuh Dukacita Maria maka Paus Pius X menetapkan tanggal yang permanen, yaitu tanggal 15 September sebagai hari umat beriman untuk merayakan hari Santa Perawan Maria Berdukacita. diambil dari Santa Maria Yang Berdukacita - Katolisitas Indonesia
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 19 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Satu Tubuh Kristus
Selasa 16 September 2014
1 Kor 12 : 27 Kamu semua
adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.
Peringatan Wajib St.Kornelius & St.Siprianus 1 Kor 12 : 12-14, 27-31a ; Mzm 100 : 2, 3, 4, 5 ; Luk 7 : 11-17, BcO Est. 4:1-16
Sangat jelas dalam 1 Korintus 12:12, bahwa sekalipun tubuh mempunyai banyak anggota tubuh yang mempunyai fungsi masing-masing, tetapi mereka merupakan satu tubuh. Kita tidak bisa mengatakan bagian tubuh tertentu lebih penting dari pada yang lain. Karena pada dasarnya jika kita kehilangan salah satu dari anggota tubuh, akan menyulitkan kita dalam melakukan aktivitas kehidupan. Jika tubuh kita lengkap, barulah kita mampu melakukan banyak hal dengan baik. Di dalam kehidupan ini, kita sebagai anggota umat Kristus, atau sebagai anggota suatu gereja, atau sebagai anggota komunitas, pastilah kita mempunyai banyak perbedaan dengan sesama anggota lain. Hal itu wajar karena Tuhan menciptakan setiap pribadi, unik dan istimewa. Tetapi sering keistimewaan (kelebihan / karunia) yang kita terima justru membuat kita merasa sombong, merasa exclusive sehingga tanpa sadar membuat kita menyepelekan orang lain yang berbeda dengan kita. Kita menarik garis batas dengan yang lain walaupun dalam iman yang sama. It’s ok to be different and still ok to be exclusive. Tetapi bagaimana kita mengartikan perbedaan yang kita miliki, bagaimana kita mampu bertoleransi dengan orang lain, itu yang paling penting. Tuhan Yesus menginginkan kita untuk menjadi 1 tubuh. Tetap bersatu dan bekerja sama dalam pelayanan kita. Justru masing-masing orang dengan karunia berbeda hendaknya saling melengkapi, membantu dan menopang. Kita lihat dalam lingkup kecil, misal dalam suatu komunitas. Ada yang mempunyai suara bagus, ada yang mampu membawakan renungan dengan baik, ada yang pandai bermain musik, ada yang mempunyai karunia bernubuat, karunia untuk memimpin, karunia untuk berbahasa roh, kemampuan untuk mengatur perlengkapan, mempunyai keramahan untuk menghangatkan suasana, dsb. Fungsi-fungsi diatas tidak akan menghasilkan suatu hal yang besar jika berjalan sendiri-sendiri. Justru dengan bersatu, berbagi tugas dan saling menyadari fungsinya masing-masing dengan rendah hati, barulah akan mampu mencapai hasil yang baik. Bukankah semuanya kembali untuk kemuliaan nama Tuhan? :) Jesus bless Us Lia
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
20 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Karunia yang Utama
Rabub 17 September 2014
“1 Kor 12 : 31 :
Robertus Bellarminus, Albertus dr Yerusalem, Jadi 1Kor. 12:31 - 13:13; berusahalah untuk memperoleh Mzm. 33:2-3,4-5,12,22; karunia - karunia yang paling Luk. 7:31-35. utama...” Apakah hal yang paling utama di dalam hidup ini? Banyak orang mengatakan bahwa yang paling utama dalam hidup ini adalah kebahagiaan. Aku harus hidup bahagia. Jika semua kebutuhanku terpenuhi, aku akan bahagia. Kebutuhan ku terpenuhi jika aku punya uang untuk membeli segala macam kebutuhanku. Jadi apakah yang utama itu adalah uang? Lalu, apakah uang bisa membeli kebahagiaan? Apakah dengan memiliki banyak uang hal terutama di dalam hidup kita sudah pasti terpenuhi? Lalu apakah kebahagiaan itu adalah merupakan karunia yang utama? Bagi kita kebahagiaan adalah hal yang relatif. Satu hal yang membuat orang lain bahagia, belum tentu hal yang sama tersebut juga membuat kita merasakan kebahagiaan yang sama. Salah satu karunia yang paling utama menurut Allah adalah karunia kebijaksanaan. Dengan kita menjadi orang yang bijaksana, karunia - karunia yang lain akan bermunculan dan ditambahkan kepada kita. Kebijaksanaan adalah sebuah kata yang simple tetapi untuk mendapatkan dan menjadi orang yang bijaksana, itu tidaklah se simple yang kita bayangkan. Kita harus berpikir, berkata dan bertindak dengan bijaksana. Seperti bijaksana untuk tidak mengkomentari segala sesuatu yang terjadi di sekeliling kita yang akan memperkeruh suasana, bijaksana dalam menghadapi perubahan jaman agar kita tidak larut dalam godaan dunia, bijaksana untuk memilih agar selalu takut dengan Tuhan. Sama seperti injil hari ini pada Lukas 7 : 35 yang tertulis tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya. Orang - orang yang memilih untuk bersikap bijaksana, akan menerima karunia -karunia lain yang utama. Alin
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 21 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Kamis 18 September 2014
Mengapa kamu bekerja keras?
Luk 7:47 “Dosanya yang banyak itu
telah kuampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.”
Yosef dr Copertino, Yohanes Makias1Kor. 15:1-11; Mzm. 118:1-2,16ab-17,28; Luk. 7:36-50. BcO Est. 5:1-14; 7:1-10
Pernahkah anda bertanya. Kenapa sih saya bekerja keras? Kok mau capek capek? Banting tulang, bahkan capek hati, terus buat apa? Mungkin ada yang bekerja untuk keluarga dan anaknya, supaya kualitas hidup bisa lebih baik. Mungkin ada anggota keluarga sakit dan butuh banyak biaya. Mungkin ada yang mau menabung, supaya bisa jalan-jalan keliling Indonesia bahkan keliling dunia, atau beli mobil dan rumah yang bagus. Mungkin ada yang memang hobi kerja, dan menikmati pekerjaannya. Mungkin ada yang ingin cari prestasi kerja, supaya bisa naik pangkat, atau supaya usahanya dikenal lebih luas dan semakin dihormati. Mungkin ada yang kerja sosial dan terdorong akan belas kasih pada sesama. Mungkin ada juga yang bekerja untuk Tuhan. Tuhan tidaklah manis dihati saya, terutama sejak saya lulus SMP sampai 2 tahun sebelum lulus kuliah. Sebelum itu juga saya tidak punya perasaan apa-apa kepada Tuhan. Tuhan hanya sebatas yang saya pelajari disekolah saja. Jadi ketika Tuhan sentuh saya, ketika saya mendengar suara dalam hatiku yang mengatakan, “saya mencintaimu… dengan matahari yang saya ciptakan untuk menghangatkanmu…” terjadilah perubahan yang drastis. Yang tadinya selama 10 tahun hanya pergi gereja kalau Natal dan Paskah saja, tiba tiba saya tidak hanya gereja setiap minggu, tetapi saya mau mulai melayani di gereja. Ini terus meningkat, dan saya semakin semangat gereja setiap hari. Dan pelayanan semakin rajin, bahkan saya sampai tinggalkan kuliah sarjana kedoktoran tehnik untuk melayani ‘full time’ di sebuah musical Katolik yang menyebarkan cerita Bunda Maria selama 4 tahun. Saya senang pergi ke penjuru Australia, bahkan sampai ke Filipina. Dan akhirnya saya memutuskan untuk masuk seminari selama hampir 6 tahun terakhir. Suatu hari saya merasa Tuhan mengatakan, “Semua pelayananmu yang luar biasa ini David, Aku yang menyanggupkan kamu untuk menjalaninya, supaya kamu tahu bahwa Aku benar sungguh sungguh sudah mengampunimu!” Sayapun menangis terharu…. Seperti si perempuan di cerita Injil Lukas hari ini yang menangis dan menyeka kaki Yesus dengan tetes air matanya dan rambutnya. Selama sepuluh tahun aku memang banyak berbuat. Tetapi Tuhan memberikan buktinya untuk saya bahwa Dia sudah sungguh sungguh mengampuni saya. Diapun berkata kepada sang wanita yang terkenal sebagai pendosa: “Dosamu telah diampuni.”(Lk:7:48). Saya klaim perkataan Yesus ini untuk hidupku. Teman-teman, jangan pernah takut kalau kita pernah berdosa berat terhadap Yesus. Dia selalu mau menerima tanda kasih kita sebagai tanda penyesalan kita karena kita telah melukai hatinya. Walaupun kita tidak mampu membayar hutang dosa kita sendiri (cf Lk 7:42) sebesar apapun karya kita, Yesus itu murah hati dan mau mengampuni kita. Mari melayani Tuhan lebih lagi dengan hati yang mendambakan rahmat kerahimannya setiap hari. Frater David Lemewu MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
22 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Disembuhkan
Jumat 19 September 2014
Luk 8:2 Dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit ...”
Yanuarius, Alfons dr Orozco 1Kor. 15:12-20; Mzm. 17:1,6-7,8b,15; Luk. 8:1-3.
Dalam setiap pelayanan terutama bila ada Misa Penyembuhan saya melihat begitu banyak orang yang datang untuk minta penyembuhan dari Tuhan. Dari berbagai penyakit sampai penyakit hati atau luka bathin dengan seseorang mereka datang untuk disembuhkan. Dan para pelayan doa semua rata-rata dari berbagai macam masalah dan penyakit dari masa lalunya juga termasuk saya, karena telah mendapat penyembuhan dari Tuhan Yesus maka kami dan telah mendapat sukacita surga, maka keinginan untuk melayani begitu besar. Cara Tuhan memang sangat ajaib untuk kesembuhan seseorang, bukan hanya sakit karena suatu penyakit tetapi sakit karena luka bathin pun Tuhan menyembuhkan. Bahkan banyak orang merasa, saya tidak sakit apa-apa untuk apa disembuhkan toh juga tiap minggu saya ke gereja juga saya sangat rajin ke adorasi. Tetapi tanpa disadari masih sering terluka dengan seseorang atau melukai orang lain. Salah satu penyembuhan yang luar biasa dalam gereja katolik adalah “Pengakuan Dosa”… itulah yang selalu membuat saya bangga dengan katolik. Saat kita merasa berbeban berat atau merasakan sakit hati ataupun sakit lainnya, saat masuk ruang pengakuan dan setelah selesai pengakuan hati begitu ringan terasa apapun sakit kita tadi diangkat dan diambil oleh Tuhan. Dengan begitu kita bisa melayani orang lain dengan sukacita dan tidak berbeban berat untuk mengajak orang masuk hadirat Tuhan. Dan saat ini dimana kita semua telah disembuhkan oleh Tuhan, maka jangalah lelah untuk melayani Dia dimanapun kita berada. Selalu semangat dan selalu setia dalam pelayanan bersama Yesus kita akan kuat……. Amin… Rina
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 23 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Sabtu 20 September 2014
Kekhawatiran yang membungkukkan
Lukas 8:7 “Yang jatuh dalam semak
duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan...”
Peringatan Wajib St. Andreas Kim Taegon, Paulus Chong Hasang 1Kor. 15:35-37,42-49; Mzm. 56:10,1112,13-14; Luk. 8:4-15. B
Kecemasan dari anak-anak remaja adalah bagaimana mereka diterima di antara sesama remaja. Hal ini menjadi masalah besar bagi para remaja katolik. Ada seorang anak kelas 11 datang kepadaku suatu ketika. Dia mengatakan bahwa dia takut dan malu kalau dia mengatakan beragama katolik. Kecemasanya itu membuatnya tidak dapat tidur. Bahkan membuat dia untuk tidak pergi ke sekolah. Karena semua teman-teman dekatnya tidak memiliki agama. Dia tidak pernahberani untuk mengatakan kepada teman-temannya kalau ia beragama katolik. Alasannya bahwa dia tidak akan diterima di dalam kelompok itu. Setelah dia berceritera dengan aku, aku langsung mengajak dia untuk membaca Kitab Amsal. Perikop yang aku berikan adalah, “Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.” (Amsal 12:25). Nasihat ini membebaskan dia dari ketakutannya. Hari ini Penginjil Lukas menyajikan kepada kita kisah Perumpamaan tentang seorang penabur. Di dalam pasal 8:7 dikatakan, Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. Kemudian dilanjutkan dan dijelaskan pada ayat 14, Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. Firman Tuhan, Sabda kebahagiaan selalu ditaburkan ke dalam hati yang gembira. Namun jikalau, hati itu dipenuhi oleh hal-hal kekhawatiran, maka kebahagiaan itu akan terhimpit dan mati. Kekhawatiran kita dapat menghimpit pertumbuhann kepribadian menuju kedewasaan. Seperti yang dialami siswa kelas 11 itu. Dia menjadi takut dan ragu karena perasaan tidak diterima oleh rekan-rekannya. Namun demikian, setelah dia berusaha mencari dan menemukan Tuhan, ia dilepaskan dari belenggu itu. “Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku dan melepaskan aku dari segala kegentaranku.” (Mazmur 34:5). Marilah kita selalu mendekatkan diri dengan Tuhan kita yan gselalu mencari dan ingin menemukan kita di antara persoalan-persoalan dan tantangan kita setiap hari. Rm. Joseph, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
24 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Kerajaan Sorga Yes. 55:6-9; Mzm. 145:2-3,8-9,1718; Flp. 1:20c-24,27a; Mat. 20:116a. BcO Tb. 1:1-22
Minggu 21 September 2014
Mat. 20:15 “Tidakkah aku bebas
mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?“
Kerajaan Sorga itu seperti apa sih? Pertama-tama Kerajaan Sorga itu adalah anugerah. Allah sendiri yang pagi-pagi benar keluar untuk mencari kita (Mat.20:1). Kita tidak pernah tahu bahwa ada yang namanya Kerajaan Sorga, kalau kita tidak mendengar tentang Yesus entah dari orang tua atau teman-teman kita atau guru-guru kita atau dari isteri kita atau suami kita. Sebagian besar dari kita sudah mendengarnya sejak kita dilahirkan, sebagian lagi mendengarnya ketika sudah sedikit lebih dewasa, dan sebagian lagi mendengarnya ketika sudah tua dan hampir mati. Sebagian mendengarnya ketika sedang jatuh cinta, sebagian lagi mungkin mendengarnya ketika sedang putus asa atau berduka cita. Waktu dan situasi ketika kita mendengar Kabar Gembira Injil itu boleh berbeda satu sama lain, tetapi satu yang sama yaitu bahwa Allah sendiri yang pagi-pagi benar keluar mencari kita. Artinya Allah tidak pernah menunda-nunda hasratnya untuk mencari kita. Kedua, Kerajaan Sorga itu merata atau sama. Allah tidak pernah pilih kasih. Entah kapan dan dalam situasi apa pun ketika Allah menemukan kita, kasih-Nya itu tetap penuh, tidak berubah-ubah, tetap sama. Seringkali saya dibuat-Nya kaget dan tertegun ketika kasihNya justru saya rasakan lebih besar ketika saya berbuat berdosa, bahwa Allah terus mau menggunakan saya untuk mewartakan kasih-Nya walau semakin hari saya merasa tidak layak karena dosa-dosa yang saya buat. Jadi, kalau Anda masih ragu-ragu memutuskan apakah Anda layak atau tidak untuk menjadi pewarta Kasih Allah lantaran baru masuk kerja jam lima sore, keluarlah dari keraguan itu, berlangkahlah bersama Allah di sisimu. Niscaya, Allah akan melakukan hal-hal yang besar melalui diri Anda. Ketiga, Kerajaan Sorga itu tidak hanya sekedar satu dinar. Kecenderungan kita manusia ini selalu melihat Kerajaan Sorga adalah hak kita lantaran sudah bekerja sehari penuh, sejak pagi-pagi benar, bukan baru mulai jam sembilan pagi apalagi jam lima sore. Manusia cenderung melihat Kerajaan Sorga bisa kita kuasai karena kerja keras kita. Sebenarnya kita tidak perlu mempersoalkan berapa besar upah atau hak kita di kemudian hari, yang kita perlu buat di dunia ini adalah mensyukuri inisiatif Allah yang sudah keluar pagi-pagi benar mencari kita. Kerajaan Sorga itu bukan soal seberapa keras kita telah bekerja, tetapi kemampuan kita untuk mensyukuri kemurahan hati Allah untuk terus menerus mencari pekerja yang menganggur bahkan sampai jam lima sore. Kalau kita mampu bersyukur seperti ini, niscaya kita tidak jauh-jauh amat dari Kerajaan Sorga. Semoga. Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 25 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Senin 22 September 2014
Semua akan dinyatakan oleh-Nya
Luk 8:17
Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.
Yusuf Calasanz Marques, Henrikus Saiz, Ignatius dr Santhi, Yohanes Maria dr Salib Ams. 3:27-34; Mzm. 15:2-3ab,3cd4ab,5; Luk. 8:16-18.
Beberapa minggu ini, saya sedang suka main game “City Island Airport” di handphone. Game ini semacam game management. Kita harus membuat sebuah kota sendiri, di mana nanti ada fasilitas airport, hotel, penginapan, sarana hiburan, dan bangunan – bangunan bersejarah yang unik. Memerlukan modal / uang juga untuk membangun setiap sarana – sarana pendukung itu, sehingga kita harus benar – benar pintar mengatur apa saja yang perlu dibangun atau mana saja yang perlu dihilangkan. Asyik juga ketika saya bisa mendapat modal yang cukup, untuk membangun sebuah Hotel atau membeli pesawat terbang. Nach, di saat lagi sering asyik main games itu – saya juga lagi mengalami masa-masa, di mana intensitas berdoa saya kepada Tuhan juga mulai berkurang. Ada beberapa persoalan dan hal lain yang membuat saya seakan merasa sendiri dan tak mampu menghadapinya. Jadi, yang muncul adalah pertanyaan “kenapa”, “kapan bisa segera selesai”, dan pertanyaan lain yang menyangsikan penyertaan Tuhan dalam hidup saya. Eh, pas dalam perjalanan pulang, Tuhan seakan menegur saya ! Ada seperti bisikan yang mengatakan bahwa, hidupmu adalah seperti Game yang kamu mainkan itu !! Ada saatnya Aku menempatkan engkau di sini, ada kala-nya Aku membuat segalanya menjadi mudah bagimu, ada saat juga ketika Aku harus mengambilnya kembali. Tidak ada yang tersembunyi bagi Allah. Ia akan mengungkapkan setiap rencana-Nya yang indah dalam hidup kita. Kita tidak bisa membuka sebuah buku langsung pada lembaran paling belakang untuk mengetahui akhir dari sebuah cerita. Lembar demi lembar harus kita buka terlebih dahulu. Setelah itu, saya merasa bersyukur bahwa Tuhan masih mau mengingatkan saya. Bahwa di dalam apapun setiap kelemahan dan keterbatasan saya, Ia tetap memberikan penguatan dan penyertaan-Nya bagi saya dan anda. No hidden “cost / tax” in HIM – semuanya akan diberikan secara transparan dan all out kepada kita, ketika kita semakin peka dan mendengar suara-Nya di dalam keheningan doa –doa kita. KRIS
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
26 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Menjadi Orang terdekatNYA Peringatan Wajib St. Padre Pio dari Pietrelcina Ams. 21:1-6,10-13; Mzm. 119:1,27,30,34,35,44; Luk. 8:19-21.
Selasa 23 September 2014
Lukas 8:21b, ‘Ibu-Ku dan saudarasaudaraKu adalah mereka yang mendengarkan Sabda Tuhan dan melakukannya.’
Hari ini kita memperingati hidup Santo Padre Pio dari Pietrelcina, Italia. Sebelum ia akhirnya memilih menjadi imam, ia hidup seperti kita. Semakin lama, Santo Padre Pio ditarik pada kehidupan yang dekat dengan Yesus dan bahkan sampai menyatu dengan Yesus, sehingga mengalami stigmata yakni kelima luka Yesus. Dan justru ketika mengalami Stigmata itulah ia mulai banyak membuat mujizat. Saya pernah membaca kisah-kisah mujizat yang dibuat oleh Padre Pio semasa hidupnya, mulai dari mujizat-mujizat yang sederhana, kecil dan tak terlihat sampai membangkitakn orang mati. Dan itu terjadi di abad 19, karena Padre Pio lahir tahun 1887 dan meninggal 1968. Untuk menjadi orang terdekatNya Yesus, mungkin kita tidak dipanggil seperti Padre Pio, tetapi sedekat apapun seseorang dengan Yesus, orang itu pastilah diijinkan mengalami stigmata, walau kecil dan hanya dia sendiri dan Tuhan yang mengerti. Semua itu demi kekudusan diri kita sendiri. Ayat di atas bisa menjawab pertanyaan orang, mengapa Gereja Katolik mengijinkan umatnya untuk berdoa kepada orang Kudus? Karena orang Kudus sudah pasti adalah orang terdekat dengan Yesus. Kalau kita meminta doa kepada sesama yang masih hidup, kan bisa saja saat ini dia sedang dekat dengan Yesus, esok mungkin menjauh karena dosa? Karena itu, janganlah ragu untuk meminta bantuan doa dari orang-orang Kudus. Semasa hidupnya, Padre Pio selalu menganjurkan orang untuk mencintai Ekaristi Kudus dengan mengikuti Misa dan Pengakuan dosa. Ia juga mengajarkan umatnya untuk membentuk komunitas Doa. Ia menulis, ‘Gereja terlibat dalam perang antara yang baik dan yang jahat, dan Gereja membutuhkan bantuan yang terus menerus, lebih dari sekedar bantuan mereka yang hanya menerima komuni setahun sekali. Yang paling dibutuhkan Gereja adalah orang beriman yang membentuk kelompok-kelompok Doa dan berkumpul di sekeliling Altar Ekaristi sesering mungkin, kemudian membawanya kepada teman dan kenalan.’ Padre Pio juga mengajarkan orang untuk menyadari keberadaan malaikat pelindungnya. Bahwa malaikat pelindung selalu ada bersama kita. Doanya, ‘Salam ya malaikat pelindungku yang kudus, aku menghormatimu. Doakanlah aku, dan berdoalah bagiku di saat aku mengalami kesulitan untuk berdoa bagi diriku sendiri. Kiranya dalam terang ilahi, engkau sudi menemui para malaikat pelindung orang-orang yang amat kukasihi dan mereka yang bersatu denganku secara rohani untuk menerangi mereka, melindungi mereka dan membimbing mereka.” Padre Pio sangat menghormati dan mencintai bunda Maria. Ia selalu berdoa Rosario dan meminta Bunda Maria membantunya agar lebih dekat dengan Yesus dan memahami kehendak Allah. Kepada umat beriman, Padre Pio mengajarkan orang agar taat kepada pimpinan, taat kepada Gereja dan setia. Ia menganjurkan orang berpuasa dan berpantang, tetapi jangan berlebihan. Santo Padre Pio, doakanlah kami. (narita)
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 27 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Rabu 24 September 2014
Surat Cintaku yang Pertama
Amsal 30:5 Semua firman Allah
adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung padaNya.
Vinsensius Maria StrambiAms. 30:5-9; Mzm. 119:29,72,89,101,104,163; Luk. 9:1-6.
Libur lebaran yang lalu ponakan saya bersama istri dan kedua anaknya datang ke Bali dalam perjalanan ke Ruteng untuk berlibur. Dalam satu kesempatan, ponakan saya menanyakan kepada saya “Apakah kamu membaca kitab suci setiap hari?” Saya jawab, “Hampir setiap hari, namun pernah juga terlupakan” Ia lalu mengatakan kepada saya, “Kita harus membaca kitab suci setiap hari. Pesan kitab suci itu mungkin dari masa lalu, tapi tetap relevant untuk masa sekarang dan masa depan” Ia lalu menyampaikan satu ayat dari perjanjian lama yang adalah ayat yang meneguhkannya ketika ia merantau ke Kalimantan membangun usaha untuk keluarganya 6 tahun yang lalu. “Janganlah gemetar, janganlah takut kepada mereka. Tuhan Allahmu, yang berjalan di depanmu…. Allahmu mendukung engkau, seperti seseorang mendukung anaknya, sepanjang jalan yang kamu tempuh sampai kamu tiba di tempat ini” (Ulangan 1:29-31) Hari ini kita juga merenungkan sebagian dari Mazmur 119, di mana pemazmur menggambarkan betapa kecintaannya pada firman Tuhan. Sedemikian dalam dan indah, secara puitis ia menggambarkan sampai ini menjadi mazmur terpanjang, dan juga bab terpanjang dalam seluruh kitab suci. Terdiri dari 176 ayat, terbagi dalam 22 stanza (puisi dengan 8 baris). Satu stanza untuk setiap huruf dari alphabet Yunani, dan dalam setiap stanza kedelapan baris dimulai dengan huruf tersebut. Cobalah membacanya, butuh extra ketekunan memaknai setiap ayatnya sampai selesai. Dari 176 ayat, saya mencatat hampir semua ayat mengandung kata -- tauratMu, peringatanMu, jalanMu, titahMu, ketetapanMu, perintahMu, hukumMu, firmanMu. Hanya ada 22 ayat yang tidak mengandung kata tersebut (silahkan menghitung ulang ). Di antaranya salah satu ayat yang sangat akrab bagi kita “FirmanMu pelita bagi kakiku, terang bagi jalanku” “Membaca surat cinta yang Tuan tuliskan, ingat kisah cinta Siti Nurbaya… ” itu adalah sebagian lirik dari sebuah lagu lama. Kitab suci pun adalah surat cinta yang Tuhan tuliskan untuk kita semua, yang mengingatkan kita akan kisah cintaNya dan pengorbananNya di kayu salib bagi kita. Mari kita senantiasa memperbaharui komitmen kita untuk lebih setia dalam membaca surat cinta Tuhan sehingga kita boleh lebih memahami hati Tuhan, cinta Tuhan dan dengan demikian kita dapat lebih melihat setiap peristiwa hidup kita dalam terangNya. Yustina
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
28 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Hidup adalah Karunia Pkh. 1:2-11; Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17; Luk. 9:7-9.
Lk. 9:9
Kamis 25 September 2014
“Siapa gerangan orang ini yang kabarnya melakukan hal-hal yang mengherankan itu?”
Pelayanan dan mujizat yang dilakukan oleh Tuhan yang berada disekitar wilayah kerajaan Herodes seakan membuat ia geram dan merasakan pengaruhnya sebagai raja terancam. Peristiwa itu membuat dia cemas dan pelbagai cara dilakukannya untuk memperoleh informasi atau pun tindakan untuk melenyapkan orang tersebut. Hal ini bukan hal baru dalam kehidupan raja Herodes. Ini tampak dalam tindakannya ketika ia dikritik oleh Yohanes Pembabtis mengenai pernikahannya dengan Herodias. Hal yang sama juga menimpa Tuhan Yesus, sewaktu masa kanak-kanak, dimana sempat diburuhnya untuk dibunuh. Tujuan dari segala cara atau tindakan yang dilakukannya itu adalah untuk melanggengkan kekuasaannya sebagai raja wilayah pada saat itu. Ia tidak membiarkan hak istimewanya sebagai raja digerogoti oleh aneka pandangan atau cara hidup orang lain atau kelompok tertentu. Pelbagai cara dilakukan itu hanya demi kekuasan dan harga dirinya. Dalam kehidupan sehari-hari, sadar atau tidak saya sering melakukan hal itu kepada saudara dan saudariku entah dalam kata-kata atau tindakanku. Aku takut kalau pelayananku gagal atau kurang baik oleh karena keterlibatan orang lain dalam pelayanan entah secara langsung ataupun tidak langsung. Aku juga mungkin takut atau merasa iri hati kalau orang lain memiliki lebih banyak pengalaman dari padaku atau memikat perhatian banyak orang dalam pelayanan. Dibalik semua rasa tidak nyaman dalam diriku adalah sikap percaya diri yang tinggi atau kesombongan. Sehingga saya kadangkala merasa tidak suka atau mengaggap rendah pandangan atau pikiran orang lain yang mungkin di sana ada kebenaran yang mau disampaikan melalui pribadi atau kelompok tertentu. Aku tidak tahu, apakah anda juga memiliki sifat atau cara pandang yang sama. Saya berharap anda tidak memilikinya. Kedua bacaan hari ini, mau mengajari saya dan anda bahwa hidup ini adalah sebuah karunia terindah dari Tuhan. Keberadan orang dalam hidup dan pelayanan kita merupakan salah-satu cara dari Tuhan untuk membuat hidup dan pelayanan saya dan anda bertumbuh dan menghasilkan buah yang matang bagi kerajaan Bapa, Putra dan Roh Kudus kini dan selamanya. Tuhan berkeinginan agar saya dan anda memanfaatkan hidup ini dengan baik dan mengharapkan pelayanan kita berjalan sesuai dengan cita-cita atau kehendak-Nya. Orang lain bukanlah sebagai penghalang atau penghambat bagi saya dan anda dalam pelayanan tapi menjadi teman seperjalanan dalam mewartakan kabar gembira Tuhan Yesus kepada sesama dan dunia. Doa: Ya Bapa anugerahkanlah semangat kasih dalam hati kami agar kami melayani-Mu dengan semangat yang dimiliki oleh Kristus Putra-Mu sendiri bersama-sama dengan temanteman seiman untuk mewartakan dan membangun kerajaan-Mu di bumi ini. Fr. Anis, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 29 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Jumat 26 September 2014
Pengalaman Iman yang Indah
Luk 9:20 Yesus bertanya kepada
mereka: “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus: “Mesias dari Allah.”
Kosmas & St. Damianus, Gaspar Strangassinger Pkh. 3:1-11; Mzm. 144:1a,2abc,3-4; Luk. 9:18-22.
Sebuah pengalaman iman, pastinya berbeda - beda antara satu dengan yang lain. Demikian pula pengalaman iman akan Tuhan. Dari TK sampai SMP, saya bersekolah di sekolah Katolik. Saat SD, saya menerima komuni pertama, dan langsung bergabung dengan putra altar. Oleh karena itu, saya sudah tahu beberapa “bacaan menarik” tentang Yesus ini. Tentang kisah lahirnya, yang akhirnya dirayakan sebagai hari libur.. eh maksud saya hari Natal :-D , tentang wafat dan kebangkitanNya, karya - karyanya, dan sebagainya. Saya juga termasuk orang yang taat ke gereja, meskipun pernah juga mengalami masa - masa malas. Namun, saat itu saya baru seperti kerumunan orang banyak yang tidak mengenal Yesus. Apabila saat itu saya ditanya, siapa itu Yesus, maka saya akan jawab dengan semua teori yang telah saya dapatkan dari pelajaran semenjak TK. Hingga akhirnya.. Saat itu pun tiba.. Saat dimana saya tahu dengan iman, bahwa saya berjumpa secara pribadi denganNya.. Saat dimana saya tahu, bahwa Dia begitu dekat dengan saya.. Dan itu semua, bukan karena kehebatan doa saya, ataupun karena segudang teori yang telah saya pelajari. Itu semua hanya karena anugerah Tuhan saja, sehingga saya boleh mengalami pengalaman iman yang indah. Dan, saat itu saya dapat berkata : Engkaulah Tuhanku, juru selamat pribadiku. Dan saya yakin, teman teman pasti juga memiliki pengalaman iman yang indah juga kan? Kalaupun belum merasa, saya yakin seyakin yakinnya, bahwa akan tiba masa itu, karena kasih Tuhan begitu besar atas diri kita, pribadi lepas pribadi. Dan biarlah, bacaan pada hari ini, sekaligus menjadi doa kita bersama, agar Tuhan berkenan memperkenalkan dirinya kepada kita, supaya kita boleh semakin mengenalnya. Salam Hangat, Daniel Anugroho, S.E, C.Ht
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
30 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Kehidupan yang Tersalib
Sabtu 27 September 2014
Luk 9:44
Peringatan Wajib St. Vinsensius a Paulo ”Dengarlah dan Pkh. 11:9-12:8; camkanlah segala perkataan-Ku ini: Mzm 90:3-4,5-6,13,14,17; Anak Manusia akan diserahkan ke Luk:9:43b-45.
dalam tangan manusia.”
Dalam Injil hari ini Yesus menceritakan kepada nurid-muridNya tentang peristiwa yang akan menimpa diriNya , yaitu diserahkan ke dalam tangan manusia, yang juga berarti memikul salib bahkan sampai wafat disalib demi menebus dosa dan menyelamatkan seluruh umat manusia. Sebagai murid Kristus secara tidak langsung kita semua, baik bagi yang hidup sebagai biarawan /biarawati, maupun yang berkeluarga ataupun yang hidup sendiri sebetulnya dipanggil untuk menghayati kehidupan yang tersalib yaitu dengan menyerahkan hidup kita kedalam tangan manusia seperti yang terjadi pada Tuhan Yesus. Diserahkan kedalam tangan manusia itu bukanlah hal yang nyaman namun karena Guru kita menjalaniNya, maka kitapun ingin melakukan hal yang sama. Dalam kehidupan sehari-hari menyerahkan diri kedalam tangan manusia berarti salib, yang dapat berupa: : penderitaan, jerih payah, kekecewaan, sakit , korban perasaan, dihina, dicurigai, dicemburui, dituduh, difitnah, ditolak, disingkirkan, dimusuhi dan lain-lain. Sebagai manusia biasa walaupun ingin menyerupai Guru kita, tetap saja kita takut untuk menghadapi dan mengalami salib kehidupan. Salib adalah ujian dengan pencobaan dan tantangan dalam hidup ini. Agar tidak mundur dalam menghadapi salib, orang harus terus berjaga dan berdoa, karena sikap terus berjaga dan berdoa adalah ungkapan iman, hubungan atau relasi manusia dengan Tuhan, Sang Pencipta. Jika kita merenungkan apa yang dialami Yesus dalam menghadapi salib, maka berbagai perasaan akan datang menghampiri kita, karena demi kitalah, Ia disiksa, diludahi, ditampar, dipukul, ditendang, dicambuk, dipasangi mahkota duri, didera, dipaku, disalib, ditusuk tombak dan pada akhirnya Ia pun wafat. Bahkan pakaian-Nya pun dilucuti, Yesus ditelanjangi di depan umum. Yesus tidak punya lagi apa-apa pada diri-Nya, bahkan harga diri-Nya pun dirampas dari-Nya. Yesus tidak menolak, Yesus tidak memberontak dan Yesus tidak memaki atau pun menyumpahi mereka yang telah menghina diri-Nya dengan perlakuan itu semua. Tetapi Yesus malah mendoakan mereka, Yesus mengampuni mereka dan memohonkan kepada Allah, Bapa-Nya pengampunan untuk mereka. Inilah bukti: “Kejahatan dibalas dengan kebaikan” Inilah inti dari ajaran cintakasih-Nya. Dengan mengenang salib dalam kehidupan Yesus Kristus, maka kita akan menjadi lebih tabah dalam menghadapi salib dalam kehidupan kita masing-masing, karena peristiwa kehidupan yang kita alami tidak akan melampaui kekuatan yang Tuhan berikan pada kita, dan kerelaan serta ketaatan kita memikul salib juga menunjukan bahwa kita ingin berbela-rasa dengan Tuhan kita Yesus Kristus. Doa: Bapa, Engkau tau kami lemah dan tak berdaya dan seringkali ingin lari dari salib kehidupan , berilah kami kekuatan dan ketabahan agar bersama RachmatMu kami akan kuat dan sanggup untuk memikul salib kami masing-masing sesuai dengan kehendakMu. Amin. Betty
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 31 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Yes and Do It !
Minggu 28 September 2014
Mat. 21:32b,
“Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya.”
BcE Yeh. 18:25-28; Mzm. 25:4bc-5,6-7,8-9; Flp. 2:1-11 Mat. 21:28-32.
Kebanyakan orang akan percaya akan sesuatu hal kalau sudah melihat bukti nyata dengan mata kepala sendiri. Tapi ada juga orang yang sudah melihat bukti tetapi tetap saja tidak percaya, entah itu tidak percaya karena sesuatu yang mustahil ataupun tidak percaya yang mengarah ke skeptis. Inilah yang disindir oleh Tuhan Yesus dalam perumpamaan Injil hari ini. Ada dua orang anak. Yang satu bilang iya, tapi gak dikerjakan. Yang satu bilang tidak, tapi akhirnya menyesal dan mengerjakan perintah yang disuruh bapaknya. Anda pasti berpikir alangkah baiknya menjadi anak yang ketiga yakni bilang iya dan melakukannya. Sindirin ini ditujukan kepada orang-orang Farisi dan Saduki yang sudah jelas-jelas melihat berbagai mukjizat yang Yesus lakukan, tetapi selalu mempertanyakan identitas Yesus dan tidak percaya akan perbuatan-perbuatan yang Yesus lakukan. Sedangkan orang-orang yang berdosa atau dianggap berdosa seperti pelacur, pemungut cukai bahkan orangorang sakit kusta yang dikucilkan menerima Yesus sebagai sang Juruselamat. Orang-orang yang berdosa ini bertobat dan akhirnya kembali ke jalan yang benar. Orang-orang inilah yang diumpamakan Yesus sebagai seorang anak yang pertamanya bilang “gak mau” tapi akhirnya mau melakukan perintah sang ayah. Memang di jaman sekarang ini kita diajak untuk tidak terlalu cepat atau mudah percaya akan sesuatu hal. Tetapi kalau memang kenyataannya bahwa hal tersebut adalah baik adanya, kenapa musti kita ragu-ragu bahkan berprasangka buruk ato berpikir-pikir yang nggak-nggak, “jangan-jangan ini pasti ada udang di balik batu”. Dengan perpikiran seperti ini, kita sudah menghakimi orang lain yang mau berniat baik untuk menolong atau membantu. Dalam masalah iman, kita diajak untuk mempertanyakan iman kita yang akan mengarah iman kita semakin dalam, tetapi kalau membawa kita kepada keraguan, harus dibicarakan dengan pembimbing rohani Anda untuk mendapatkan penerangan. Mari kita kuatkan iman kita dengan berkata YA dan MELAKUKANNYA. Yes and do it. Rm. Vincent, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
32 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Kehadiran Allah secara Pribadi
Yoh. 1:49 “ Rabi, Engkau
Anak Allah, Engkau Raja orang Israel”
Senin 29 September 2014 Pesta St. Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung Dan. 7:9-10,13-14 atau Why. 12:712a; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,4-5; Yoh. 1:47-51.
Para penafsir Injil sepakat mengatakan bahwa penginjil Yohanes mengisahkan panggilan para murid sebagai kesaksian akan identitas Yesus, mulai dari kesaksian Yohanes pembaptis hingga Natanael dan ditutup dengan kesaksian Yesus sendiri tentang diri-Nya sebagai Putra Manusia. Sungguh menarik untuk kita renungkan pengalaman iman Natanael! Berawal dari keterkejutannya saat mendengar perkataan Filipus tentang Yesus, dengan gamblang ia menyatakan keraguannya karena Nazareth, tempat asal Yesus, tidak pernah disebutkan dalam kitab Perjanjian Lama sebagai tempat asal Mesias. Lalu ketika bertemu dengan Yesus, dengan jujur ia bertanya bagaimana Yesus dapat mengenalinya. Satu episode yang tidak diceritakan secara rinci adalah pengalaman iman Natanael di bawah pohon ara yang ‘membuka mata’nya dan membuatnya mengaku dengan iman bahwa Yesus adalah Putra Allah, Raja Israel. Pengalaman iman Natanael di bawah pohon ara menjadi cermin pengalaman iman kita masing-masing. Bagi setiap orang beriman ada satu kesempatan khusus dimana kita mengalami kehadiran Allah secara pribadi, satu peristiwa dimana dengan cara tersendiri Ia berbicara dan membuka hati kita untuk mengenal Dia, melalui suatu perbuatan-Nya yang khusus dalam hidup kita. “Di bawah pohon ara” juga ditafsirkan ‘di bawah naungan Hukum Taurat’ yang menjadi acuan hidup setiap orang Israel. Natanael yang dilihat oleh Yesus ketika berada di bawah pohon ara adalah gambaran seorang Israel sejati yang tengah merenungkan Hukum Taurat. Sikapnya yang terus-terang dan terbuka pada kebenaran yang dinyatakan Allah sungguh patut untuk kita teladani. Dalam doa dan merenungkan sabda Allah, kita selalu diundang untuk berbicara dengan Yesus secara terbuka dan apa adanya, seperti Natanael. Apakah kita bersedia membiarkan diri kita dituntun oleh Roh Kudus untuk mengakui iman pada Yesus seperti Natanael? Iman akan Yesus selanjutnya membimbing Natanael menjadi salah satu dari 12 rasul yang dipilih Yesus dan setia mengikuti-Nya hingga menjadi saksi kebangkitan-Nya. Iman Natanael bertumbuh secara bertahap menjadi dewasa terutama setelah menyaksikan kebenarannya dalam Kristus yang bangkit, Putra Allah yang diutus untuk menebus dunia. Iman yang telah menjadi dewasa kemudian mendorong Natanael menjadi pewarta kebangkitan Kristus seperti para rasul lainnya. Bersama mereka iman Natanael menjadi dasar iman Gereja Kristus hingga kini. Seperti Natanael setiap kita murid Kristus dipanggil untuk bertumbuh dalam iman akan Yesus, Putra Allah, di dalam perkataan dan perbuatan dengan terbuka dan apa adanya. Berilah, ya Bapa, rahmat keterbukaan hati agar dengan penuh kerinduan dan kesederhanaan kami dapat menyambut kebenaran yang Kau nyatakan pada kami berkat iman yang Kau anugerahkan melalui sakramen permandian dan bertumbuh menjadi dewasa di dalam iman akan Putra-Mu, Kristus Tuhan kami. Amin. Sr. Maria Benedicta, OSB
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 33 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
Kekerasan Bukan Dibalas Dengan Kekerasan
Selasa 30 September 2014
Lukas 9:51-56
“Akan tetapi Ia berpaling menegur mereka.”
Peringatan Wajib St. Hieronimus Ayb. 3:1-3,11-17,20-23; Mzm. 88:2-3,4-5,6,7-8; Luk. 9:51-56. dan
Kekerasan tidak seharusnya dibalas dengan kekerasan. Untuk memadamkan api bukan dengan api, melainkan dengan air. Prinsip kehidupan seperti itulah yang hendak dipraktikkan Yakobus dan Yohanes terhadap orang-orang Samaria yang dianggap menghambat dan menghalangi perjalanan Yesus menuju Yerusalem. Orang-orang Samaria menolak kehadiran Yesus yang mau melewati desa mereka. Yakobus dan Yohanes bermaksud membalas perbuatan orang-orang Samaria tersebut. Namun, Yesus tidak menyetujui tindakan mereka, bahkan Yesus menegur mereka. Yesus tidak pernah memperbolehkan para murid-Nya menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan persoalan. Dalam situasi yang sesulit apa pun, para murid harus tetap mengedepankan kasih dan kelembutan. Penolakan merupakan salah satu pengalaman yang menyakitkan kehidupan kita. Pengalaman ditolak dapat membuat kita kecewa, marah, dan benci. Meski demikian, pengalaman pahit seperti itu tidak boleh melunturkan kebaikan hati kita. Penolakan hendaknya kita terima sebagai ujian atas iman. Mengikuti Yesus berarti mengikuti penderitaan dan kematian-Nya. Kita tidak boleh membalas kejahatan dengan kekerasan. Yudi
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
34 Fresh Juice !
Vol. 56 / 2014
www.DOJCC.com
Misa mengenang 7 hari di jl. ImamBonjol
Adorasi Taize Rabu 20 Agustus 2014 bersama Romo Yomi
Happy Birthday Rita 24 Agustus 2014
Community Care Team (CCT) di rumah bu Igna
Sharing Group Girl Youth
Sharing Group St Paulus