BAB IV PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKSAI ISLAMI ANTARA MAHASISWA AKTIVIS DENGAN MAHASISWA BUKAN AKTIVIS
A. Analisis Kemampuan Komunikasi Islami Mahasiswa Aktivis (X) Hasil pengumpulan data nilai angket kemampuan komunikasi Islami mahasiswa aktivis selanjutnya peneliti lakukan analisis datanya dengan langkah-langkah sebagai berikut: Tabel 4 Kemampuan Komunikasi Islami Mahasiswa Aktivis
No.
Nilai (X)
1.
100
2.
98
3.
113
4.
112
5.
111
6.
114
7.
106
8.
105
9.
105
10.
105
11.
92
12.
83
13.
97
14.
106
15.
100
16.
80
17.
109
18.
94
44
45
19.
116
20.
107
21.
103
22.
104
23.
87
24.
100
25.
105
26.
95
27.
80
28.
94
ΣN= 28
ΣX= 2821
Rata-rata atau Mean X (M1) kemampuan komunikasi Islami mahasiswa aktivis HMPS PAI STAIN Pekalongan, dengan menggunakan rumus:
M1 = = = 100,75 = 101 Jadi rata-rata kemampuan komunikasi Islami mahasiswa aktivis HMPS PAI STAIN Pekalongan adalah 101. Analisis data dikumpulkan dengan lengkap, maka selanjutnya adalah menganalisis data mengenai angket tentang kemampuan komunikasi Islami mahasiswa aktivis HMPS PAI STAIN Pekalongan dapat ditafsirkan dan disimpulkan pada pemaparan bab ini.
46
Langkah-langkah yang ditempuh adalah memasukkan data hasil angket yang diperoleh ke dalam distribusi frekuensi. Hasil angket tentang kemampuan komunikasi Islami mahasiswa aktivis HMPS PAI STAIN Pekalongan (tabel 4) dimulai dari yang terkecil hingga terbesar, adalah sebagai berikut: 80
83
87
92
94
95
97
98
100
103
104
105
106
107
109
111
112
113
114
116
Dari hasil tersebut diketahui: X
= 2821
Nilai tertinggi (Xmax)
= 116
Nilai terendah (Xmin)
= 80
Berdasarkan data tersebut, dapat dibuat menjadi tabel distibusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan banyaknya kelas interval (K).1 K
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 28 = 1 + 4,78 = 4,78 dibulatkan menjadi 5.
Dengan demikian dapat diketahui jumlah interval kelasnya adalah 5.
1
hlm. 85.
Salafudin, Statistika Terapan Untuk penelitian sosial (Pekalongan: STAIN Press, 2005),
47
2. Menentukan rentang data (R) R
= Xmax - Xmin =
116 – 80
= 36 Dengan demikian rentang datanya adalah 36. 3. Mencari panjang interval (i) i
= = = 7,2 dibulatkan menjadi 7.
Jadi panjang interval pada masing-masing kelas adalah 7. 4. Menentukan batas-batas kelas interval (i) Nilai terendah (Xmin) = 80, panjang kelas interval 7, maka bilanganbilangan dasarnya adalah 80, 87, 94, 101, 108, dan 115. 5. Menyusun kelas-kelas interval Bilangan-bilangan dasar tersebut selanjutnya menjadi batas-batas bawah kelas interval. Dengan menggunakan rumus (Ba = Bb + i - 1) batasbatas atas kelas intervalnya berturut-turut adalah 86, 93, 100, 107, 114, dan 121. Dengan demikian kelas-kelas intervalnya adalah: 80 – 86, 87 – 93, 94 – 100, 101 – 107, 108 – 114, dan 115 – 121. Dengan demikian dapat dibuat tabel distribusi frekuensi seperti pada tabel 5 berikut ini:
48
Tabel 5 Distribusi Data Tentang Kemampuan Komunikasi Islami Mahasiswa Aktivis HMPS PAI STAIN Pekalongan No.
Interval Kelas
Kategori
Frekuensi
1.
115 – 121
Sangat Baik Sekali
1 responden
Frek. Relatif (%) 3,57 %
2.
108 – 114
Sangat Baik
5 responden
17,86 %
3.
101 – 107
Baik
9 responden
32,15 %
4.
94 – 100
Cukup Baik
8 responden
28,57 %
5.
87 – 93
Kurang
2 responden
7,14 %
6.
80 – 86
Sangat Kurang
3 responden
10,71 %
Jumlah 28 responden 100 % Hasil nilai kualifikasi dari angket tentang kemampuan komunikasi Islami mahasiswa aktivis HMPS PAI STAIN Pekalongan dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini: Tabel 6 Kualifikasi Data Tentang Kemampuan Komunikasi Islami Mahasiswa Aktivis HMPS PAI STAIN Pekalongan No. Interval Kelas Kategori 1. 115 – 121 Sangat Baik Sekali 2. 108 – 114 Sangat Baik 3. 101 – 107 Baik 4. 94 –100 Cukup Baik 5. 87 – 93 Kurang Baik 6. 80 – 86 Sangat Kurang Berdasarkan hasil angket tentang kemampuan komunikasi Islami mahasiswa aktivis HMPS PAI STAIN Pekalongan didapat rata-ratanya yaitu 101. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka kemampuan
49
komunikasi Islami mahasiswa aktivis HMPS PAI STAIN Pekalongan termasuk dalam kategori baik, karena berada pada interval 101-107. Analisis yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Mencari Standar Deviasi Skor X (SD1) Tabel 7 Standar Deviasi Skor Kemampuan Komunikasi Islami Mahasiswa Aktivis No.
Nilai (X)
X-M1
(X-M1)2
1.
100
-1
1
2.
98
-3
9
3.
113
12
144
4.
112
11
121
5.
111
10
100
6.
114
13
169
7.
106
5
25
8.
105
4
16
9.
105
4
16
10.
105
4
16
11.
92
-9
81
12.
83
-18
324
13.
97
-4
16
14.
106
5
25
15.
100
-1
1
16.
80
-21
441
17.
109
8
64
18.
94
-7
49
19.
116
15
225
20.
107
6
36
21.
103
2
4
22.
104
3
9
50
23.
87
-14
196
24.
100
-1
1
25.
105
4
16
26.
95
-6
36
27.
80
-21
441
28.
94
-7
49
ΣN1= 28
ΣX= 2821
Σ(X-M1)2 = 2631
Dengan melihat tabel di atas, maka dapat diketahui hasil X-M1 yang diperoleh dari perhitungan nilai X dikurangi Mean X (M1) yang merupakan alat bantu mempermudah mencari ((X-M1)2) sehingga standar deviasi skor X dapat dicari dengan menggunakan rumus: SD1
=√
=√ =√ = 9,693 2. Mencari Standar Error Mean X SEm1
= = = =
√ √ √ √
= = 1,865
51
B. Analisis Kemampuan Komunikasi Islami Mahasiswa Bukan Aktivis (Y) Hasil pengumpulan data nilai angket kemampuan komunikasi Islami mahasiswa aktivis selanjutnya peneliti melakukan analisis datanya dengan langkah-langkah sebagai berikut: Tabel 8 Kemampuan Komunikasi Islami Mahasiswa Tarbiyah PAI Bukan Aktivis (Y) No. Responden
Nilai (Y)
1.
97
2.
120
3.
115
4.
77
5.
118
6.
111
7.
92
8.
86
9.
110
10.
111
11.
92
12.
87
13.
101
14.
110
15.
95
16.
90
17.
102
18.
94
19.
67
20.
94
21.
97
22.
83
23.
115
52
24.
118
25.
103
26.
98
27.
97
28.
89
N2 = 28
ΣY = 2769
Rata-rata atau Mean Y (M2) kemampuan komunikasi Islami mahasiswa Tarbiyah PAI bukan aktivis, dengan menggunakan rumus:
M2
=
= = 98,892 = 99 Jadi rata-rata kemampuan komunikasi Islami mahasiswa bukan aktivis adalah 99. Analisis data dikumpulkan dengan lengkap, maka Selanjutnya adalah menganalisis data mengenai angket tentang kemampuan komunikasi Islami mahasiswa Tarbiyah PAI bukan aktivis dapat ditafsirkan dan disimpulkan pada pemaparan bab ini. Langkah-langkah yang ditempuh adalah memasukkan data hasil angket yang diperoleh ke dalam distribusi frekuensi. Hasil angket tentang kemampuan komunikasi Islami mahasiswa Tarbiyah PAI bukan aktivis (tabel 8) dimulai dari yang terkecil hingga terbesar, adalah sebagai berikut:
53
67
77
83
86
87
89
90
92
94
97
98
101
102
103
110 111 115 118
95 120
Dari hasil tersebut diketahui: X
= 2769
Nilai tertinggi (Xmax)
= 120
Nilai terendah (Xmin)
= 67
Berdasarkan data tersebut, dapat dibuat menjadi tabel distibusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan banyaknya kelas interval (K). K
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 28 = 1 + 4,78 = 4,78 dibulatkan menjadi 5.
Dengan demikian dapat diketahui jumlah interval kelasnya adalah 5. 2. Menentukan rentang data (R) R
= Xmax - Xmin =
120 – 67
= 53 Dengan demikian rentang datanya adalah 53. 3. Mencari panjang interval (i)
i
= =
54
= 10,6 dibulatkan menjadi 11. Jadi panjang interval pada masing-masing kelas adalah 11. 4. Menentukan batas-batas kelas interval (i) Nilai terendah (Xmin) = 67, panjang kelas interval 11, maka bilanganbilangan dasarnya adalah 67, 78, 89, 100, 111, dan 122. 5. Menyusun kelas-kelas interval Bilangan-bilangan dasar tersebut selanjutnya menjadi batas-batas bawah kelas interval. Dengan menggunakan rumus (Ba = Bb + i - 1) batasbatas atas kelas intervalnya berturut-turut adalah 77, 88, 99, 110, 121, dan 132. Dengan demikian kelas-kelas intervalnya adalah: 67 - 77, 78 - 88, 89 99, 100 - 110, 111 - 121, dan 122 - 132. Dengan demikian dapat dibuat tabel distribusi frekuensi seperti pada tabel 9 berikut ini: Tabel 9 Distribusi Data Tentang Kemampuan Komunikasi Islami Mahasiswa Tarbiyah PAI Bukan Aktivis No.
Interval Kelas
Kategori
Frekuensi
1.
122 – 132
Sangat Baik Sekali
0 responden
Frek. Relatif (%) 0%
2.
111 – 121
Sangat Baik
7 responden
25 %
3.
100 – 110
Baik
5 responden
17,86 %
4.
89 – 99
Cukup Baik
11 responden
39,29 %
5.
78 – 88
Kurang
3 responden
10,71 %
6.
67 – 77
Sangat Kurang
2 responden
7,14 %
28 responden
100 %
Jumlah
55
Hasil nilai kualifikasi dari angket tentang kemampuan komunikasi Islami mahasiswa Tarbiyah PAI bukan aktivis dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini: Tabel 10 Kualifikasi Data Tentang Kemampuan Komunikasi Islami Mahasiswa Tarbiyah PAI Bukan Aktivis No.
Interval Kelas
Kategori
1.
122 – 132
Sangat Baik Sekali
2.
111 – 121
Sangat Baik
3.
100 – 110
Baik
4.
89 – 99
Cukup Baik
5.
78 – 88
Kurang
6. 67 – 77 Sangat Kurang Berdasarkan hasil angket tentang kemampuan komunikasi Islami mahasiswa Tarbiyah PAI bukan aktivis didapat rata-ratanya yaitu 99. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka kemampuan komunikasi Islami mahasiswa Tarbiyah PAI bukan aktivis termasuk dalam kategori cukup baik, karena berada pada interval 89 - 99. Analisis yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Mencari Standar Deviasi Skor Y Tabel 11 Standar Deviasi Skor Kemampuan Komunikasi Islami Mahasiswa Bukan Aktivis No.
Nilai (Y)
1.
97
2.
120
3.
115
Y-M2
(Y-M2)2
-2
4
21
441
16
256
56
-22
484
19
361
12
144
92
-7
49
8.
86
-13
169
9.
110
11
121
10.
111
12
144
11.
92
-7
49
12.
87
-12
144
13.
101
2
4
14.
110
11
121
15.
95
-4
16
16.
90
-9
81
17.
102
3
9
18.
94
-5
25
19.
67
-32
1024
20.
94
-5
25
21.
97
-2
4
22.
83
-16
256
23.
115
16
256
24.
118
19
361
25.
103
4
16
26.
98
-1
1
27.
97
-2
4
28.
89
-10
100
N = 28
ΣY = 2769
4.
77
5.
118
6.
111
7.
Σ (Y-M2)2 = 4052
Dengan melihat tabel di atas, maka dapat diketahui hasil Y-M2 yang diperoleh dari perhitungan nilai (Y) dikurangi Mean Y (M2) yang merupakan alat bantu mempermudah mencari (Y-M2)2 sehingga standar deviasi skor Y dapat dicari dengan menggunakan rumus:
57
Mencari Deviasi Standar Skor Y dengan rumus: SD2 = √ =√ =√ = 12,029
2. Mencari Standar Error Mean Y SEm2
= = = =
√ √ √ √
= = 2,315
C. Analisis Perbedaan Kemampuan Komunikasi Islami Antara Mahasiswa Aktivis dengan Mahasiswa Bukan Aktivis Setelah menganalisis dan memahami nilai rata-rata hasil angket kemampuan komunikasi Islami mahasiswa aktivis (X) dan mahasiswa bukan aktivis (Y), maka harus mencari Standar Skor Rata-rata Perbedaan antara X dan mean Y terlebih dahulu. Untuk mengetahui Standar Skor Mean Perbedaan antara X dan Y maka dilakukan penghitungan dengna rumus: SEm1- m2 = √ =√ =√
58
=√
= 59,021 Mencari to dengan rumus: to
=
= = = 0,034 Memberi Interpretasi terhadap to dengan prosedur mengajukan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho) dengan ketentuan sebagai berikut: : “Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi Islami antara mahasiswa
Ha
aktivis dengan mahasiswa bukan aktivis.” Ho
:“Tidak Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi Islami antara mahasiswa aktivis dengan mahasiswa bukan aktivis.”
Kemudian menguji kebenaran atau kepalsuan kedua hipotesa tersebut di atas dengan membandingkan besarnya “t” hasil perhitungan (to) dengan “t” yang tercantum dalam tabel nilai “t” (tt) dengan terlebih dahulu menetapkan degree of freedom/derajat kebebasannya dengan menggunkan rumus: df atau db = (N1 + N2) – 2 df = (N1 + N2) – 2 = (28 + 28) – 2 = 56 – 2 = 54
59
Dari perhitungan df atau db di atas didapatkan df atau db sebesar 54 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 12 Nilai “t”2 df atau db
Taraf Signifikan 5%
Taraf Signifikan 1%
60
2,000
2,660
Data tersebut di atas, kemudian dibandingkan besarnya nilai tt (ttabel) dengan to (tobservasi). Bila nilai | to| ≥ tt, maka Ho ditolak, Ha diterima. Berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara X dengan Y. Tetapi apabila nilai | to| < tt, maka Ho diterima, Ha ditolak. Berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara X dengan Y. Berdasarkan nilai to = 0,034 pada taraf signifikan 5% nilai tt = 2,000 dan pada taraf signifikan 1% nilai tt = 2,660. Pada taraf signifikan 5% nilai | to| < tt, maka Ho diterima, Ha ditolak. Berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara X dengan Y. Sementara pada taraf signifikan 1% nilai | to| < tt, maka Ho diterima, Ha ditolak. Berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara X dengan Y.
2
Salafudin, op. cit., hlm. 181.