BAB IV PERANCANGAN MODEL INTERAKSI Bab ini membahas perancangan model interaksi yaitu Task Design dengan dibuat diagram task sebagai hasil dari task analysis dan dilakukan pemetaan task antara B3TS dengan pengguna dan bagaimana interaction tasks dan problem solving tasks antara B3TS dengan pengguna serta skenario interaksi B3TS.
IV.1 Hasil Task Analysis Pada bab III sudah dijelaskan analisis model interaksi dari metodologi perancangan interaksi antara sistem dengan pengguna sehingga dibentuk berbagai tasks, yaitu aktivitas yang dilakukan dan dikerjakan oleh sistem dan pengguna dalam menyelesaikan masalah yang akan menghasilkan representasi (rancangan model) interaktif sistem berdasarkan hasil tahap analisis, perancangan model interaksi dan implementasi. Pada tahap analisis model interaksi sudah dilakukan identifikasi masalah dan prospek, perancangan solusi, pendefinisian parameter usability, pengkategorian aktor, State Transition Diagram dan pembuatan Task Analysis. Pada tahapan selanjutnya yaitu perancangan model interaksi akan dilakukan pembuatan Task Design.
Pekerjaan atau aktivitas utama pengguna B3TS didekomposisi menjadi tasks dan subtasks pada proses (user) task analysis sehingga diperoleh rancangan urutan aktivitas pengguna dalam melakukan interaksi dengan B3TS berdasarkan peran dan aksi pengguna untuk mencapai tujuan masing-masing pekerjaan utama. Hasilnya akan dipetakan melalui proses task design.
Proses pemodelan task tersebut dilakukan berdasarkan hasil state transition diagram B3TS yang dapat dilihat pada sub bab III.6 dan lampiran A yang berisi identifikasi behaviours sistem sebagai akibat proses interaksi dengan pengguna, pendefinisian parameter usability sub bab III.4 dan pengkategorian aktor pada sub bab III.5. Dari Task Analysis yang sudah dibuat akan digambarkan diagram task User yang dapat dilihat pada gambar IV-1 dan diagram task admin yang dapat dilihat pada gambar IV-2.
IV-1
IV-2
Gambar IV-1 Diagram Task User
IV-3
Gambar IV-2 Diagram Task Admin
IV.2 Task Design Hasil Task Analysis dipetakan melalui proses Task Design untuk mendefinisikan tasks sistem yang berorientasi pada interaction tasks dan problem solving tasks dalam mendukung pencapaian tujuan pekerjaan utama pengguna B3TS. Hasil Task Design B3TS dapat dilihat pada lampiran B. Hasil Task Design dengan mengacu pada sub bab II.5.2 [SAS99] dinyatakan dalam bentuk skenario normal interaksi yang digunakan sebagai landasan bagi implementasi simulasi skenario interaksi B3TS. Skenario sebagai deskripsi naratif interaksi satu atau lebih pengguna dengan komputer, mengandung interaksi mengenai tujuan, ekspektasi, aksi dan reaksi [ROS98].
IV-4
IV.3 Hasil Perancangan B3TS Secara keseluruhan, hasil perancangan B3TS yang diperoleh yaitu: 1. Adanya tes stres yang digunakan dalam perancangan mengacu pada sub bab III.3.4.1. 2. Adanya tes usia dan berat otak serta latihan otak yang digunakan dalam perancangan dalam hal kategori berhitung, memori, verbal(linguistik), analisis, berpikir dan identifikasi, mengacu pada sub bab III.3.4. Tes usia dan berat otak serta latihan otak mengacu pada Train Your Brain DR Kawashima[KAW05] dan tes psikologi yang paling umum dan banyak digunakan [ANA07], [BUD04],dan [SOE01]. Level dan soal,pertanyaan, permainan yang bervariasi pada tiap tes dan latihan berpengaruh pada pengguna. 3. Perancangan kemampuan B3TS mengacu pada sub bab III.3.2 4. Keterhubungan perancangan B3TS dengan sistem BCI, orang buta dan orang normal mengacu pada sub bab III.3.1. 5. Perancangan model interaksi B3TS dapat dilihat pada State Transition Diagram mengacu pada sub bab III.6 6. Perancangan task analysis mengacu pada sub bab III.7 7. Perancangan task design mengacu pada sub bab IV.2 8. Pendefinisian parameter usability sebagai parameter keberhasilan perancangan mengacu pada sub bab III.4. 9. Skenario yang disusun pada LAMPIRAN C dapat menggambarkan parameter usability dan detil perancangannya dari bagaimana sistem bekerja dan berinteraksi dengan pengguna.
Hasil perancangan B3TS ditujukan untuk orang buta yang memakai BCI, dan orang normal masih bisa memakainya dengan sistem yang sudah disesuaikan untuk penggunaan bagi orang buta yang memakai BCI.
Hasil perancangan B3TS sebagai sistem peningkatan kemampuan otak ini akan diimplementasikan dengan membangun simulasi skenario interaksi B3TS pada bab selanjutnya.
IV-5
IV.4 Hasil Perancangan B3TS untuk Orang Normal Secara khusus user orang buta yang memakai BCI dan secara umum orang normal, dalam sistem B3TS digabungkan ke dalam satu jenis kategori aktor yaitu user (pengguna sistem) karena peran yang dimiliki oleh user orang buta dan orang normal cenderung sama yaitu sebagai aktor yang menggunakan dan memanfaatkan sistem meningkatkan kemampuan otak dengan melakukan tes-tes dan latihan-latihan yang diberikan sistem. Orang normal dapat menjadi administrator yang akan mengatur pengelolaan data yang disediakan oleh sistem dan melakukan pemeliharaan sistem.
Hasil perancangan B3TS mengacu pada pemanfaatan terhadap orang buta yang memakai BCI karena orang normal bisa memakai sistem yang ditujukan ke orang normal yang memakai BCI. Metode peningkatan kemampuan otak pelatihan B3TS mengacu pada model penilaian Train Your Brain DR Kawashima yang ditujukan untuk orang normal. Rancangan antarmuka sama dengan rancangan untuk orang buta dengan banyak variasi gambar agar orang normal tidak bosan. Warna yang digunakan sederhana, tetapi tidak hitam putih supaya orang normal tidak bosan dan masih menarik perhatian orang normal serta nyaman menggunakan sistem. Warna yang dipilih adalah biru putih karena perbedaan warna biru putih dapat dikenali oleh orang buta, dan membuat orang normal merasa nyaman. Audio atau suara juga bisa dipakai oleh orang normal karena bisa membuat orang normal tidak menjadi bosan dengan sistem dan menjadi penarik perhatian. Untuk ke depannya , B3TS bisa dikembangkan lagi untuk orang normal dengan memperbanyak variasi warna yang lebih banyak dan variasi gambar yang lebih detail.