BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam khas Indonesia merupakan pendidikan alternatif dari pendidikan formal yang dikelola oleh pemerintah. Pertama, karena pesantren mampu menyediakan pendidikan bagi semua kalangan. Kedua, karena pendidikan pesantren berorientasi terhadap pengembangan keilmuan, kecerdasan intelektual serta persemaian akhlak atau budi pekerti yang luhur. Pesantren jika dilihat dari keterbukaan terhadap perubahan yang terjadi, terbagi dalam dua model—pesantren salafi dan pesantren khalafi. Pesantren salafi (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab klasik sebagai inti pendidikan di pesantren. Sedangkan pesantren khalafi (modern) adalah pesantren yang telah memasukkan pelajaran-pelajaran umum dalam madrasah-madrasah yang dikembangkannya. Dalam perkembangannya menjadi pendidikan alternatif, sistem pendidikan pesantren salafi dinilai belum bisa menjawab tantangan perubahan zaman. Sedangkan pesantren khalafi dinilai telah kehilangan identitas pendidikan khas pesantren. Oleh karena itu pesantren perlu membangun model alternatif untuk menjawab kelemahan masing-masing.
75
Salah satu pesantren yang membangun model alternatif adalah Komplek R2 Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. Model pesantren salafi-khalafi yang dibangun di Komplek R2 merupakan gabungan dari model salafi dan model khalafi. Model pesantren salafi-khalafi sebagai pendidikan alternatif bisa dilihat dari sistem pendidikan pesantren yang terdiri dari empat aspek: nilai dasar pesantren, pondok (asrama), kurikulum dan metode pembelajaran yang digunakan. Pertama, Nilai dasar pesantren yakni ibadah kepada Allah SWT dengan sistem nilainya yakni ahl-al-sunnah wa-al-jama‟ah dijadikan landasan pengasuh dalam mendirikan Komplek R2 yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam sesuai tradisi kepesantrenan. Tradisi pesantren ini bisa dilihat dari penggunaan kitab kuning sebagai sumber belajar dan pengadaan asrama sebagai tempat tinggal dan tempat belajar santriwati. Lembaga pendidikan yang diterapkan di komplek R2 juga sesuai dengan tradisi pesantren yang menerima semua santriwati dari berbagai kalangan dan tidak pernah menolak siapapun yang ingin belajar agama Islam. Kedua, sistem pondok atau asrama yang dijalankan Komplek R2 merupakan model pendidikan alternatif yang menciptakan suasana kekeluargaan antar anggota pesantren. Kehidupan di Komplek R2 seperti kehidupan di dalam sebuah keluarga dengan adanya pengasuh yang berperan sebagai orang tua dan santriwati yang berperan sebagai anak. Sistem asrama memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi pengasuh untuk memberikan perhatian dan bimbingan kepada santriwati. Sistem asrama juga memberikan kesempatan kepada santriwati
76
untuk merasakan suasana kekeluargaan yang didapatkan dari perhatian pengasuh dan interaksinya dengan sesama santriwati lain. Ketiga, kurikulum yang diterapkan di komplek R2 adalah kurikulum berbasis integrasi keilmuan yang memadukan antara materi-materi keagamaan dengan materi non-keagamaan yang didasarkan pada karakteristik santriwati. Kurikulum Komplek R2 memberikan penghargaan terhadap keberagaman karakteristik santriwati karena disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan santriwati. Kurikulum berbasis integrasi keilmuan merupakan implementasi dari pandangan pengasuh mengenai hakikat keilmuan, bahwa semua ilmu adalah milik Allah. Sehingga tidak ada dikotomi antara ilmu agama dengan ilmu non agama. Ada tiga dimensi integrasi keilmuan yang ada dalam kurikulum berbasis integrasi keilmuan yang diterapkan di Komplek R2. Pertama, kurikulum Komplek R2 tidak hanya mengkaji keilmuan agama saja tetapi juga mengkaji keilmuan umum. Kedua, kurikulum Komplek R2 tidak hanya mempertahankan tradisi keilmuan pesantren salafi tetapi juga memasukkan keilmuan yang terdapat di pesantren khalafi. Ketiga, kurikulum Komplek R2 tidak hanya memuat materi keilmuan yang menambah wawasan intelektual santriwati saja tetapi juga memuat materi keilmuan yang bersifat membina akhlak, moral dan karakter santriwati. Kurikulum berbasis keilmuan yang diterapkan di Komplek R2 berpengaruh terhadap sumber belajar yang digunakan. Sumber belajar yang digunakan di Komplek R2 merupakan perpaduan antara sumber belajar yang ada di pesantren salafi dan khalafi. Sumber belajar yang berciri salafi adalah kitab
77
kuning yang digunakan untuk bidang studi nahwu, fiqih, tauhid, ush-al-fiqih, tafsir, ulum-al-Quran, ulum-al-Hadis, akhlak. Sedangkan buku kontemporer untuk bidang studi bahasa Inggris dan bahasa Arab serta modul dan artikel yang disusun ustadz untuk keperluan kuliah umum merupakan sumber belajar yang berciri khalafi. Untuk sumber belajar yang berciri salafi-khalafi yang digunakan di Komplek R2 adalah kitab yang disusun oleh pengasuh dan ustadz yang digunakan untuk bidang studi teologi, Hadis, akhlak, fiqih perbedaan dan sharaf. Keempat, metode pembelajaran yang diterapkan di komplek R2 adalah metode gabungan pesantren salafi dan pesantren khalafi yang saling melengkapi kekurangan masing-masing. Sorogan merupakan metode pembelajaran tradisi pesantren salafi dengan pendekatan bersifat individual yang memberikan kesempatan lebih besar kepada ustadz untuk memantau perkembangan setiap santriwati. Sedangkan sistem klasikal dan ceramah merupakan metode pembelajaran tradisi pesantren khalafi. Sistem klasikal membagi jenjang pendidikan berdasarkan kemampuan santriwati dalam menguasai materi pelajaran sehingga memberikan kesempatan kepada santriwati untuk belajar sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan metode ceramah menjadikan penyampaian materi pelajaran lebih efektif dan efisien serta tepat sasaran. Pendidikan yang dibangun di Komplek R2 menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat yang ingin mendapatkan pendidikan dengan tradisi pesantren salafi sekaligus tradisi pesantren khalafi. Komplek R2 menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat yang mendambakan pendidikan yang tidak membeda-bedakan kemampuan individu—pendidikan yang menyediakan kesempatan yang sama
78
bagi setiap orang untuk mencari ilmu. Komplek R2 juga menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat tidak hanya haus akan pendidikan yang menambah wawasan intelektual saja tetapi juga pendidikan yang mengembangkan akhlak, karakter dan budi pekerti luhur.
2. Refleksi Kritis Model pesantren salafi-khalafi yang dibangun Komplek R2 merupakan model pesantren yang cocok dikembangkan dalam lingkungan pendidikan seperti di Yogyakarta. Hal ini mengingat Yogyakarta merupakan kota pelajar yang telah menyediakan lembaga pendidikan di berbagai jenjang dan bebagai pilihan disiplin keilmuan. Banyaknya pilihan bidang studi dan jurusan yang ditawarkan oleh berbagai lembaga pendidikan di Yogyakarta memberikan kesempatan santriwati untuk mengeksplorasi berbagai ilmu di luar pesantren. Ilmu-ilmu yang telah didapatkan santriwati di luar pesantren kemudian diintegrasikan ke dalam kurikulum pesantren di Komplek R2. Model pesantren salafi-khalafi Komplek R2 memberikan wacana kepada santriwati dengan adanya integrasi antara ilmu yang diperoleh di pesantren dan di luar pesantren. Jika model pesantren ini diterapkan di pesantren yang lingkungannya kurang menyediakan lembaga pendidikan yang mendukung, perlu adanya penyesuaian sistem pendidikan pesantren baik dari segi kurikulum yang digunakan maupun model pembelajaran yang diterapkan. Dalam melakukan penelitian ini, banyak kekurangan dan keterbatasan yang dihadapi peneliti dalam mengumpulkan data-data maupun sumber referensi
79
yang relevan terhadap tema penelitian ini, khususnya sumber referensi mengenai pesantren sebagai pendidikan alternatif. Kedepannya, diharapkan penelitian untuk makalah, jurnal, skripsi, tesis maupun disertasi bisa menggali lebih dalam mengenai permasalahan di Komplek R2 khususnya dan Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta pada umumnya baik dari sistem pendidikan pesantren, kitab-kitab kuning yang digunakan, model kepemimpinan pengasuh, hubungan antara pengasuh dengan santri maupun karakteristik santriwati.
80