118
BAB IV PENUTUP A.
Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti bahwa implementasi IMC (Integrated
Marketing Communications) dalam komunikasi pemasaran PT. DBL Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Public Relations (PR) Kegiatan PR PT. DBL Indonesia dibagi menjadi 2 berdasarkan media komunikasinya, yaitu digital dan non digital. PMR digital mengelola berbagai kegiatan komunikasi di internet dengan akun-akun media sosial dan website yang dimiliki oleh PT. DBL Indonesia guna mempublikasi kegiatan maupun promosi event, antara lain (1) Website www.dblindonesia.com,
www.jrblindonesia.com,
www.nblindonesia.com,
www.wnblindonesia.com, dan www.nblberbagi.com; (2) Facebook dengan akun DBL Indonesia, JRBL Indonesia, NBL Indonesia, dan WNBL Indonesia; (3) Twitter dengan akun @dblindonesia, @jrblindonesia, @nblindonesia, @wnblindonesia, dan @DBLstore; (4) Instagram dengan akun @dblindonesiaofficial, @jrblindonesia, @nblindonesia, dan @wnblindonesia; (5) BBM (Blackberry Messenger) dengan pin 23996707. Sedangkan PMR non digital bekerja langsung di lapangan. Tugasnya yaitu: (1) memproduksi naskah pemberitaan untuk koran, web, majalah, dan media lainnya; (2) menjaga hubungan baik dengan media partner, mengurusi kerjasama dengan media partner untuk pemberitaan, iklan, maupun advertorial; (3) Arsip dan pelaporan, mengumpulkan semua pemberitaan yang berkaitan dengan perusahaan, event di semua media, baik cetak maupun elektronik serta melaporkan efektivitas program PR yang telah dilakukan. (4) Menjelang hari-H, tim
118
119
PMR juga akan mengadakan press conference. Begitu juga di tiap harinya tim PMR akan membuat press release bagi semua media yang meliput. 2. Sales Promotions Kegiatan sales promotions PT. DBL Indonesia dilaksanakan oleh divisi PMR non digital. Divisi Events, Divisi Finance, dan divisi DBL Store. Adapun berbagai kegiatan promosinya, yaitu: talkshow radio, talkshow televisi lokal, ticket box, personal agent, invitation, konvoi, lotere atau undian, kupon, kontes atau game, dan entertainment atau hiburan. Promosi dilakukan H-30 menjelang diselenggarakannya event. Bermula dari ticket box dan personal agient. Tiket dapat dibeli maupun dipesan melalui pihak yang telah bersedia bekerjasama menjadi personal agent dan ticket box. Kemudian H-3 mulai dilaksanakan kegiatan talkshow di radio dan televisi lokal. Di H-1 biasanya mulai membagikan invitation. Untuk kontes, games, hiburan serta undian dilaksanakan pada hari H atau saat event berlangsung. Kupon juga dibagi-bagikan menjelang event melalui kuis di media sosial PT. DBL Indonesia dan dibagikan sebagai gimmick dari MC (Master of Ceremony) untuk lebih menarik perhatian penonton. Kegiatan konvoi dilakukan di hari khusus, misal konvoi tim finalis DBL menjelang Final Party. 3. Personal Selling PT. DBL Indonesia tidak memasarkan tiket dengan penjualan personal. Hanya DBL Store yang melakukan penjualan personal. DBL Store akan selalu membuka booth di setiap event DBL. DBL Store selalu ada di setiap bazaar semua event PT. DBL Indonesia. Bazaar atau pekan raya merupakan satu-satunya alat pemasaran penjualan personal. Dalam bazaar ada banyak booth sponsor selain booth DBL Store. Di situ komsumen dapat menikmati berbagai hiburan, Honda band, games, dan fasilitas lainnya
119
120
yang ditawarkan dari masing-masing booth. Di masing-masing booth akan ada beberapa SPG (Sales Promotion Girl) yang akan berinterkasi dengan pelanggan; seperti presentasi, tanya jawab, sampai pengadaan pesanan atau transaksi. 4. Advertising PT. DBL Indonesia memasang iklan melalui berbagai media, antara lain: (1) media cetak meliputi koran, majalah, brosur, dan poster; (2) media luar ruang meliputi billboard, baliho, spanduk, dan banner; (3) media elektronik meliputi radio dan televisi; (4) media online atau internet meliputi Twitter, Instagram, dan website. Iklan publikasi event dilakukan mulai H-30 menjelang event. 5. Direct Marketing Terdapat tiga karakter pemasaran langsung yang dilakukan oleh PT. DBL Indonesia, yaitu: (1) penyesuaian atau customize yang dilaksanakan oleh divisi Events di mana pesan sudah disiapkan untuk menarik individu yang dibidik seperti game dan supporting event; (2) terkini atau up to date yang dilaksanakan oleh divisi Video Productions di mana pesan yang
disampaikan
sangat
cepat
melalui
siaran
live
stream
www.livestream.nblindonesia.com serta kabar terbaru mengenai liga di channel YouTube NBL Indonesia dan DBL TV; (3) interaktif yang dilaksanakan oleh divisi Events bekerjasama dengan divisi Finance di mana pesan dapat diubah sesuai dengan respon audience melalui kegiatan roadshow serta pekan raya. Dari berbagai macam kegiatan komunikasi pemasaran yang dimiliki, PT. DBL Indonesia menerapkan IMC sebagai pedoman dalam kegiatan komunikasi pemasarannya untuk mengolah informasi serta pesan yang disampaikan, yakni pesan yang sama atau seragam untuk semua kegiatan komunikasi pemasaran. Di setiap kegiatan komunikasi pemasaran PT. DBL Indonesia
120
121
B.
Saran-saran Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam
melakukan penelitian ini. Maka, peneliti mengajukan saran-saran: 1. Dalam rangka memperluas jaringan informasi mengenai tagline DBL, yaitu “Bigger Than Ever” sebaiknya ditampilkan dalam semua alat komunikasi baik iklan di media cetak, iklan luar ruang, iklan media elektronik, dan iklan di media internet. Karena masih ada brosur yang belum disertakan tagline tersebut, padahal diberbagai kesempatan seperti roadshow dan talkshow tagline “Bigger Than Ever” sudah dimunculkan begitu pula komunikasi di media sosial juga menggunakan #BiggerThanEver. 2. Belajar dari liga profesional NBL dan WNBL yang tahun 2014 menjadi tahun terakhir PT. DBL Indonesia mengelolanya, maka patern komunikasi pemasaran liga tersebut dapat diterapkan pada liga antar SMA, yaitu DBL. Alangkah baiknya jika pemasangan iklan di media cetak dapat diperluas ke media lain di luar Jawa Pos Grup guna memperluas persebaran informasi, mengingat selama ini liga DBL dan JRBL hanya beriklan di media cetak Jawa Pos Grup saja.
121
122
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku: Aaker, David A. 1991. Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand Name. New York: The Free Press. A.Shimp, Terence. 2001. Periklanan Promosi Pemasaran Terpadu. Jilid 2. Jakarta: Erlangga. A.Shimp, Terence. 2001. Periklanan Promosi Pemasaran Terpadu. Jilid 4. Jakarta: Erlangga. A.Shimp, Terence. 2003. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Edisi ke 5. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga. Boyd, Walker, Larrenche. 2000. Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global Edisi 2. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. ___________________. 2002 . Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Fiske, John & John Hartley. 1980. Reading Television. London : Methuen Goetz, Judith P. dan LeCompte, Margaret D. 1984. Ethnography and Qualitative Design in Educational Research. Orlando Florida: Academic Press Inc. Gronroos, Christian. 2000. Service Management Marketing: A Customer Relationship Management Approach. New Jersey: Wiley. Keller, Kevin Lane. 2008. Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity. New Jersey: Preason-Prentice Hall. Kotler, Philip. 2002. Marketing Management. 3rd Edition. Singapore: Prentice Hall, Inc. Kotler, Philip dan Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Edisi . Jilid 1. Alih Bahasa Oleh Damos Sihombing, MBA. Jakarta : Erlangga.
122
123
Kotler, Philip dan Amstrong. 2004. Prinsip-prinsip Marketing, Edisi Ketujuh. Jakarta : Salemba Empat. Liliweri, Alo, (2007). Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Terj. Rohidi, T.R. Jakarta: UI Press. Prisgunanto, Ilham. 2006. Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik. Bogor: Ghalia Indonesia. Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of Brands: Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek (Plus Analisis Kasus dengan SPSS). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta : PT. Gramedia PustakaUtama. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosda Karya. Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. B. Website : DBL Indonesia. (2014). PT. DBL Inodnesia mendapatkan rekor MURI sebagai pemakrasa & Penyelenggara Liga Basket Terbesar Di Indonesia di
http://twicsy.com/i/JELVBg,
diakses pada 23 Maret 2015. Pukul 16.37 WIB DBL Indonesia. (2014). Makarya Lihat Lagi Episode 9 Kemarin #HONDADBL2014 di https://twitter.com/dblindonesia, diakses pada 7 Juni 2015. Pukul 20.35 WIB.
123
124
DBL
Indonesia.
(2014).
Honda
DBL
2014
TV
Magazine-Eps
Amerika
di
https://www.youtube.com/watch?v=OT3Geb5q2RM, diakses pada 8 Juni 2015. Pukul 16.02 WIB. DBL
Indonesia.
(2014).
Honda
DBL
2014
TV
Magazine-Eps
1
di
https://www.youtube.com/watch?v=XrBDTMzwhy4, diakses pada 8 Juni 2015. Pukul 15.57 WIB Eka,
Hendra.
(2014).
Langsung
Hidup
dan
Mati
http://www.wnblindonesia.com/v1/index02.php?page=newsdetail&id=540,
di diakses
pada 8 Juni 2015. Pukul 15.48 WIB. Farid,
Fandi.
(2014).
Kelud
Meletu,
Solo
Stop
di
http://www.nblindonesia.com/v1/index.php?page=newsdetail&id=3518, diakses pada 8 Juni 2015. Pada 15.29 WIB. Wahyudin.
(2015).
DBL
di
Panggung
Utama
Markplus
Conference
di
http://www.jawapos.com/baca/artikel/9062/dbl-di-panggung-utama-markplusconference, diakses pada 23 Maret 2015. Pukul 15.09 WIB. WNBL
Indonesia.
(2014).
Press
Confrence
NBL
Seri
Surabaya
di
https:instagram.com/p/1Kx_IfEG-/, diakses pada 7 Juni 2015. Pukul 20.46.
C. Koran: Jawa Pos, 1 April 2014 Jawa Pos, 22 April 2014 124
125
Jawa Pos, 28 April 2014 Jawa Pos, 22 Agustus 2014 Radar Solo, 26 April 2014 Radar Solo, 9 Mei 2014 Radar Solo, 10 Mei 2014 Radar Solo, 14 Mei 2014 Radar Solo, 24 Mei 2014 Radar Solo, 25 Mei 2014
D. Jurnal: Reinhard, Carrielynn D. 2011. Gameplay Marketing Strategies as Audience Co-optation: The Story of The Dark Knight, the Cloverfield Monster, and Their Brethren dalam International
Journal
of
Communication
5(2011),
51-77.
Terarsip
di
http://ijoc.org/index.php/ijoc/article/viewFile/803/503.
Williams, Ann E. 2013. Metaphor, Media, and the Market dalam International Journal of Communication
7
(2013),
1404-1417.
Terarsip
di
http://ijoc.org/index.php/ijoc/article/view/1149.
125
126
LAMPIRAN
126
127
127
128
128
129
129
130
INTERVIEW GUIDE A. SUPERVISOR PUBLIC MEDIA RELATIONS 1. Di Indonesia belum banyak perusahaan yang bergerak di bidang sport event seperti PT. DBL Indonesia. Apakah hal tersebut menjadi suatu keunggulan bagi PT. DBL Indonesia maupun brand DBL? 2. Bagaimana keadaan PT. DBL Indonesia apabila dilihat dari segi analisis SWOT? Apa saja kekuatan, kelemahan, peluang, maupun ancaman yang dimiliki perusahaan? 3. Apa unique selling yang dimiliki oleh PT. DBL Indonesia? 4. Bagaimana PT. DBL Indonesia dalam menentukan harga, promosi, dan distribusi bagi setiap produknya, mengingat produk yang dimiliki PT. DBL Indonesia mempunyai target dan segmentasi yang berbeda? 5. Apa saja kegiatan promosi PT. DBL Indonesia dan dilakukan oleh siapa? 6. Dalam
penerapan
strategi
komunikasi
pemasaran
PT.
DBL
Indonesia,
siapakah
komunikatornya dan media apa saja yang digunakan? 7. Menurut tabel .2 Kerangka umum komunikasi pemasaran, kegiatan pemasaran apa saja yang dilakukan oleh PT. DBL Indonesia? 8. Apakah ada kurun waktu tertentu dalam melaksanakan kegiatan promosi PT. DBL Indonesia? 9. Apakah tujuan utama dari strategi komunikasi yang dilakukan oleh PT. DBL Indonesia? Apakah membangun brand awareness atau memperkuat brand loyalty? 10. Adakah pesan yang ingin disampaikan dalam pelaksanaan komunikasi pemasaran PT. DBL Indonesia? 11. Bagaimana prospek PT. DBL Indonesia ke depan? Adakah sesuatu yang telah direncanakan/dibangun? 12. Apa peran PR/Marketing communication dalam kegiatan promosi (komunikasi pemasaran) PT. DBL Indonesia? 13. Apa saja kegiatan promosi langsung dan tidak langsung yang dilakukan oleh PT. DBL Indonesia? 14. Kegiatan apa yang dilakukan oleh PT. DBL untuk mempengaruhi perilaku konsumen? Bagaimana caranya? 15. Pendekatan seperti apa yang dilakukan oleh PT. DBL Indonesia bagi calon pelanggan dalam memenuhi kebutuhan informasi dan memotivasi mereka untuk membeli? 130
131
16. Kontak/media apa saja yang dimiliki PT. DBL Indonesia untuk menjangkau khalayak? 17. Bagaimana PT. DBL Indonesia mengelola elemen komunikasi yang digunakan? 18. Bagaimana PT. DBL Indonesia menjalin hubungan agar tetap terjalin antara pelanggan dan perusahaan? 19. Apa arti brand bagi PT. DBL Indonesia? 20. Dari seluruh kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh PT. DBL Indonesia seperti yang telah diutarakan, mengapa memilih strategi komunikasi pemasaran terpadu? 21. Bagaimana proses evaluasi dan bagaimana hasilnya? 22. Apa kendala yang dialami/ditemui dalam pelaksanaan kegiatan promosi PT. DBL Indonesia? 23. Strategi mana yang dirasa paling berpengaruh/berhasil di pasar?
Iklan Iklan cetak dan siaran Kemasan luar Kemasan dalam Film Brosur/booklet Direktori Reprint of ad Baliho/Billboar d Display sign Point of purchase
Table 2. Kerangka Umum Komunikasi Pemasaran Penjuala Humas Promosi n Penjualan Personal Presentas Kontes, game Press kit i Lotere Pidato Rapat Penjuala Premi hadiah Seminar n Laporan Program Sampling tahunan intensif Sumbanga Pekan raya Sample n amal Pameran Sponsorsh Pekan dagang ip raya Demonstrasi Publikasi Kupon
Mailing Telemarketin g Belanja Internet TV Shopping Fax Mail e-mail Voice-mail
Pembiayaan
Visual Symbol/Logo
Tukar tambah
Materi audio
Katalog
Rabat
Berbunga rendah Entertainmen t Tunjangan
Display
Humas
Pemasaran Langsung
131
132
Videotype
Tiens
B. ASSISTANT MANAGER DAN SUPERVISOR EVENTS 1. PT. DBL Indonesia memiliki 4 liga yaitu DBL, NBL, WNBL, JRBL. Dari keempat macam liga yang memiliki segmentasi berbeda apakah berbeda pula kegiatan promosi yang dlakukan oleh PT. DBL Indonesia? 2. Tidak hanya berbeda segmentasi, masing-masing dari liga juga diadakan di beberapa wilayah di Indonesia. Apakah ada strategi khusus dalam kegiatan promosi di tiap kotanya? 3. Adakah kendala yang ditemui saat melaksanakan promosi? 4. Selain promosi melalui media, adakah kegiatan promosi lain yang dilakukan oleh PT. DBL Indonesia? 5. Adakah perbedaan pelaku atau komunikator dalam kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT. DBL Indonesia secara keseluruhan dengan kegiatan promosi per kota? 6. Adakah perlakuan atau treatment khusus bagi tiap-tiap kota dalam melaksanakan kegiatan promosi? 7. Apakah pesan yang disampaikan dalam kegiatan promosi di masing-masing liga sama atau berbeda? 8. Apakah pesan yang disampaikan dalam kegiatan promosi di setiap kota sama atau berbeda?
132
133
TRANSCRIPT WAWANCARA A. Narasumber I Nama
: Daniel Brilliant Pratomo
Jabatan
: Supervisor Public Media Relations (Digital)
Tanggal wawancara : 3 Juni 2015 Yosephin (Y) : Bagaimana kegiatan komunikasi pemasaran PT. DBL Indonesia? Daniel (D)
: Mungkin awalnya hmm. Dari ini aja sih. Produk PT. DBL kan macem macem.
Kalau yang dipegang DBL Indonesia kan ada JRBL, DBL, NBL, dan WNBL dengan segment sendiri-sendiri. Ada JRBL untuk pelajar SMP. DBL untuk pelajar SMA. NBL dan WNBL tingkat profesional jadi segment-nya lebih luas. Itu yang terakir sih. Tahun trakir pegang NBL, WNBL. Tapi 2/3 musim terakir kemarin yang NBL, WNBL itu kita segment kan ke family. Banyak pemasaran untuk family. Ada tiket khusus untuk family. Ada banyak event khusus untuk keluarga. Lomba mewarnai untuk ibu dan anak. Lomba memasak. Lomba zumba dance untuk ibu-ibu. Ada harapan ketika anggota keluarga mereka yang ikut lomba bagi keluarganya yang mengantar bisa menonton pertandingan basketnya. Misalnya anaknya ikut lomba mewarnai papa/ mama-nya yang mengantar bisa sambil nonton basket. Atau ibu-ibu sedang lomba aerobik atau apa gitu anaknya bisa ikut nonton basket NBL WNBL juga. Sementara kalau untuk DBL sama JRBL ya kita lebih terfokus lebih enak. Kita memasarkan langsung ke sekolahnya. Kalau kegiatan promosi channel-nya ya tadi ATL (above the line) sama BTL (below the line). Kalau di dunia marketing kita kenal aktivasi. Kalau yang below the line di lapangan kita pake event roadshow, jalan sehat di perumahan. Kemarin promosi NBL ada itu apa ee ada acara kaya senam gitu di perumahan perumahan. Bagi brosur sambil pengenalan acara NBL WNBL
133
134
gitu. Kalau DBL, JRBL tentu saja langsung ke sekolah. Selain ada roadshow pengenalan acaranya tanggalnya kapan sama ada kontes kontes three point shoot atau Honda safety riding. Ada macem-macem acara. Tapi tujuannya sasarannya sama sih untuk pengenalan event-nya sama ini sih bagi brosur sama invitation untuk nonton. Bagaimana cara nonton kita kenalkan di sana. Dan selalu ramai emang roadshow soalnya setiap sekolah banyak yang menunggu nunggu roadshow ini. Walaupun memang tidak bisa menjangkau semua sekolah peserta kita adakan roadshow sih. Kita usahakan bagi sekolah yang ramai yang bisa support banyak. Itu kalau di offline-nya di lapangannya. Sementara ketika di level di out off the line nya kita memanfaatkan jaringan koran Jawapos Grup ya. Terus untuk DBL dan JRBL. Ada perlakuan khusus emang. Kalau event JRBL dan DBL-nya kita banyak kerjasama dengan koran lokal Jawapos Grup di mana event itu diadakan. Nah tetapi ketika NBL. Perlakuan NBL itu sangat lain. Kalau di NBL, WNBL itu kita harus pasang spot iklan di koran lain atau majalah lain. Kalau yang PR di PMR kita juga ngurusin iklan tvc, iklan-iklan di TV. Iklan spot di radio. Iklan di twitter lewat akun-akun lokal info-info kota yang follower-nya besar, yang banyak. Kalau di Bandung kita kerjasama dengan @infobdg, di Jakarta ada @infojakarta, di Surabaya ada @event surabaya kalau di Solo itu apa ya. @pesonasolo atau hmm @tentangsolo ya. Pokoknya twitter lokal yang besar di setiap kotanya. Itu kalau WNBL dan NBL. Memang butuh lebih banyak effort untuk mengenalkan atau menawarkan WNBL dan NBL jauh lebih besar di medianya dibandingkan DBL dan JRBL. DBL dan JRBL memang tidak terlalu mengejar di media tapi gerakan langsung di lapangannya lewat roadshow-roadshow gitu. Tapi mungkin tahun ini atau tahun besok itu setelah kita tidak menangani WNBL dan NBL lagi kita akan lebih kembangkan lagi. Mungkin patern yang dipakai NBL akan
134
135
dipraktekan dalam DBL dan JRBL juga. Iklan-iklannya bagaimana dan kita juga akan buka kerjasama dengan media lain. Karna selama ini DBL, JRBL ya hanya dengan koran lokal yang memuat beritanya ya hanya Jawapos Grup. Mungkin tahun depan akan lebih banyak koran atau media lainnya yang meliput. Itu yang selama ini diterapkan di NBL. Ada banayk koran yang meliput harian nasional koran nasional dan media nasional yang meliput. Kalau yang rajin meliput itu ada Kompas, Antara, dan media lokal besar di tiap kotanya. Mungkin itu yang akan dibawa ke DBL dan JRBL ya Y
: Posisi PT. DBL Indonesia di pasaran bagaimana, mas?
D
: Setelah beberapa tahun ini sudah cukup stabil. Bukan berarti stagnant tapi semakin besar tiap tahunnya. Dbl sudah jalan di tahun ini 25 kota, JRBL jalan di 7 kota. Tahun depan ada rencana ada ekspansi di kota lain yang belum terjamah. Jumlah penonton juga selalu meningkat. Tapi mending nanti saya kasih data yang valid ya daripada ngomong ntar kurang cocok jumlahnya ya hehehe. Jadi nanti saya kasih data konkritnya. Jumlah penonton tiap liga sama jumlah viewer livestream juga nanti ya baik setiap game maupun total dalam satu musim.
Y
: Bagaimana proses penentuan strategi komunikasinya?
D
: Hmm selalu lewat meeting ya. Dari level supervisor ke bawah. Dari meeting supervisor dan senior manajer. Kemudian hasilnya akan dibawa ke meeting jajaran manjer yang lebih atas yaa. Nanti akan ditentukan bagaimana strategic planning-nya dalam jangkauan yang panjang yaa.
Y
: Kalau dalam penentuan strategi berdasarkan analisis apa?
D
: Hmm analisisnya apa ya. Kadang-kadang kalau gini itu ga ada teori anlisis tertentu ya. Kita liat aja dari kebutuhan lapangan gitu. Oo kelihatannya ini kurang bagaimana kalau
135
136
tahun depan kita buat ini. O web-nya kok kurang gini kurang kontennya atau apa ya gimana kalau tahun depan kita buat apa ya. Jadi dari pengalaman dan pengamatan masing masing dari supervisor juga. Di lapangan kekurangan apa apa yang harus ditambahkan untuk tahun depan juga. Kalau aku sih ada pandangan sendiri juga sih. Aku kan menangani digitalnya lebih konsentrasinya ke digital. Web, twitter instagram sosial media semua. Secara pribadi punya planning sendiri o web ini akan seperti apa, apa yang disampaikan di web. Designnya bagaimana segala macem. Iklan-iklannya bagaimana. Trus di sosmed juga begitu. Timeline nya hari ini dan sebulan ke depan mau posting apa. Kita punya planning seperti itu. Mau digiring ke mana. Isu isu yang ingin kita bawa DBL Indonesia apa. Kalau dulu NBL sih memang lebih ribet. Kalau DBL lebih jelas paternnya ke kota kota. Mau posting apa hari ini. Hari ada roadshow langsung kita posting tentang roadshow. Kalau di NBL menggiring isunya gimana. Oo mungkin musim ini baru rame musim pertukaran pemain trade pemain. Dulu yang hot itu pertukaran SM dan PJE. Kita mau angkat isu ini. SM yang melepas 3 pemain andalan ke klub saingan. Jadi menggiring isunya bagaimana itu perlu dilakukan pada isu yang hot itu perlu dipikirkan mulainya dari apa gitu. Ini yang kita angkat di media sosial. Seperti apa kita olah di web dan media sosial. Tujuannya di akhir tu agar mereka pengen nonton. Oo Faisal pemain andalan SM pindah ke PJE . Bagaimana Faisal dan Amin bermain dengan jersey yang baru. Karna dari dulu faisal dan Amin sudah sangat lekat identik imagenya dengan SM. Trus mau isu aalagi. O twitter kok hari ini sepi nggak ngobrolin sesuatu gitu. Ya kita coba pancing dengan isu lain lagi. Entah dipancing dengan game atau kuis bagi tiket dan marchandise trus atau share sesuatu yang lain. Itu agar aktivitas digitalnya di sosial medianya tidak mati. Tujuannya supaya semakin rame. Semakin orang tau oo kita punya
136
137
liga basket profesional. Supaya komunikasinya tidak putus. Kalau di DBL dan JRBL ya menurutku lebih mudah. Karna anak anak remaja pelajar itu lebih aktif juga di media sosial. Mereka di retweet apa atau dipancing sedikit pertanyaan langsung feedback langsung aktif mereka. Mungkin PR-nya follower DBL, JRBL lebih sedikit dibanding NBL. Karna NBL memang segmentnya lebih Kuat. Tapi itu juga bukan alasan itu ya karna liga dbl kotanya lebih banyak daripada DBL ya. 25 kota. Tiap kota juga punya follower masing-masing. Tapi DBL memiliki akun twitter @dblindonesia nasional dan akun twitter lokal setiap kotanya seperti @dblsolo. Tidak semua follower akun nasional follow akun lokal begitu sebaliknya. Nah itu gimana ntar kita atur sinergi antara akun nasional dan akun akun lokal. Jadi ini akan memecah segment juga. Jadi konten yang berlaku nasional akan di posting di @dblindonesia kalau lebih lokal informasinya ya kita post di akun lokal. Itu yang aku pegang sih. Nah kalau Sheilla dia lebih ke radio-radio dan mugkin akun twitter lokal juga. Ya saling sinergi kita tidak bisa dipisahkan. Mau placement di koran atau di itu. Y
: Penentuan harga bagaimana?
D
: Tiap event eee tiap liga dan tiap kota ada sedikit penyesuaian. Tidak bisa disamakan pukul rata. Kalau NBL kita bisa jual tiket 500 ribu di tribun waktu championship series ya. Kalau di regular series juga ga laku. Ada pertimbangan tertentu untuk mematok harga tiket yang akan dijual. Kalau NBL tiketnya lebih mahal karna levelnya lebih tinggi. Orang juga rela bayar lebih mahal untuk menonton pertandingannya. Karna yang dijual juga laga yang lebih seru selain itu da banyak supporting event yang jadi daya tarik tersendiri. Kalau untuk DBL ya disesuaikan dengan kantong pelajar ya. Dan disesuaikan dengan kotanya ya. NBL juga disesuaikan dengan kota kotanya juga sih. Misal ada event
137
138
konser di Jakarta bisa dijual dengan harga sekian tetapi di Surabaya dengan harga yang sama mungkin akan sepi. Oo jadi level beli dan segmentnya di surabaya lain. Karena Jakarta memang lebih haus hiburan dibandingkan dengan kota yang lain karna banyak faktor juga ya. Mungkin level stress di sana jua lebih tinggi. Macet juga di mana-mana. Berbeda dengan kota lain. Ya kaya gitu yang dipertimbangkan. Kita bandingkan juga dengan event-event lain mereka lakunya berapa gitu. Di kota kota tertentu buat NBL kita juga sediakan potongan-potongan harga. Mungkin di Solo kita kasih potongan harga buat pelajar yang mungkin enggak lebih besar dengan potongannya di saat seri Jakarta atau Surabaya gitu. Jadi kita sesuaikan selalu dengan daya beli tiap kotanya. Karna memang ya bahwa kita tidak mengejar untungnya bagaimana. Ya kita mau itu bagaimana orang datang menonton event menarik. Banyak orang mau dateng dan menonton. Itu jauh lebih mending daripada mengejar tiket dan keuntungan. Yang lebih penting itu banyak orang kenal DBL. Orang mengenal event-event yang diadakan DBL indonesia ternyata bermacam macam dan banyak liga juga. Tiap liganya juga dikenal ya. Itu lebih penting untuk sekarang ya. Y
: Kegiatan promosi tiap kota bagaimana?
D
: Ada patern-nya. Ada polanya memang. Ada roadshow yang harus diadakan. Hmm cuma dibedakan tiap liganya sih. Buat yang NBL itu budget lebih besar memang karna kita perlu menggandeng media lain juga. Ada yang sistem barter ada juga yang memang kita bayar. Patern-nya semua sama. Antar kota sama sih. Di tiap kota cari media besar tiap kotanya untuk kita gandeng. Media cetak ataupun TV lokal gitu radio lokal sama twitter lokal itu juga. Kalau untuk DBL sama juga ada roadshow, korang Jawapos Grup sama twitter ya sama sih.
138
139
Y
: Distribusi tiket bagaimana?
D
: Kalau tiket buat DBL sama JRBL ada sistem yang namanya koordinator sekolah. Nanti beli di koordinator itu lebih murah tapi memang sekolah harus beli paketan. Misal 100 tiket dengan harga khusus. Nah itu terserah sekolah yang mau bayar atau sekolah akan menjual kembali ke siswanya. Ada juga ticket box di venue. Kalau di nbl selain tiket box di arena ada juga kerjasama dengan agent-agent lokal. Tempat nongkrong kafe kafe.yang ramai kita ajak kerjasama untuk jadi agent. Ada juga agen personal. Ada juga NBL sama WNBL itu tiket bisa dibeli di Indomaret. Semua gerai indomaret melayani pembelian tiket NBL dan WNBL. Plus kalau championship series kemarin juga ada untuk lebih memudahkan orang beli kita ada COD. Hari Sabtu, Minggu waktunya pengiriman ntar tinggal janjian di mana tiket diambil kemuadian bayar di situ. Ada juga tiket terusan yang tujuannya mempermudah pelanggan. Beli tiket sekali dengan harga 100 ribu bisa nonton semua pertandingan di 1 seri. Dibandingkan tiket harian juga akan lebih murah dan lebih mudah.
Y
: apa saja kegiatan komunikasi pemasaran PT. DBL Indonesia?
D
: Kalau untuk roadshow komunikatornya anak-anak event ya. Kalau yang di PMR memang nanti anak-anak PMR sendiri yang jadi komunikatornya. Seperti talkshow di radio atau TV selain mengundang pemain dan pelatih nanti ada anak PMR yang mendampingi yang akan mengarah ke mana talkshow itu. Kalau di media cetak ya tetep anak-anak PMR juga yang menentukan timeline-nya. Kalau di kota-kota itu ada anak PMR yang in charge atau PIC di kantor koran lokal langsung berhubungan dengan wartawan di situ menentukan timeline berita mana yang harus dimuat. Kita kontrol. Pemberitaannya seperti apa juga masih kita awasi. Kita kontrol gitu.
139
140
Y
: Waktu promosi apa sudah ditentukan?
D
: Waktu khusus untuk promosi jelas ada. Biasanya h-30 kita sudah mulai woro-woro. Mulai dari koran twitter gitu
Budget Y
: Apa tujuan Strategi komunikasi PT. DBL?
D
: Lebih ke brand awareness ya. Untuk memperkenalkan semua liga yang DBL Indonesia punya ya. Ya mungkin stelah beberapa tahun ini sudah banyak yang tahu liga DBL oo yang DBL itu ya liga basket pelajar itu ya. Tapi masih banyak yang belum terjangkau sih. Terutama yang NBL ya. Ternyata DBL Indonesia itu punya liga basket profesional. Soalnya spread persebarannya yang dulu pakai televisi ya sedangkan NBL enggak. Padahal banyak masyarakat yang membandingkannya dengan itu sehingga kadang orang menganggap sama NBL sama liga Kobatama padahal kan penyelenggaranya berbeda. Kalau kita pakai televisi trus ada siaran langsung tiap game nya itu cost nya mahal banget ya. Lebih besar dibandingkan apa yang didapatkan. Jadi lebih memilih dengan komunikasi pemasaran lewat sosial media yang lain. Lewat twitter dan media online lainnya yang kita punya. Sama out of the line-nya seperti roadshow gitu karna itu kita anggap lebih efektif. Ditambah dengan kita mengadakan event-event diluar basket kita juga adakan sebagai supporting event buat mengajak keluarga keluarga untuk ikut serta juga supaya lebih dekat dengan DBL Indonesia sama liga NBL gitu. Kalau emang orang orang basket emang sudah kenal sama NBL, DBL Indonesia. Tapi untuk khalayak yang awam atau masyarakat umum memang itu jadi PR sih. Oo ternyata ada liga basket yang menarik ya. Ada liga basket pelajar SMA, SMP dan profesionalnya juga ya. Menarik ya. O aku mau nonton ah. Itu yang kita harapkan. Jadi kita lebih mementingkan brand
140
141
awareness sih. Kalau brand loyalty gak terlalu ngejar ya itu bisa tumbuh dengan sendirinya di saat mereka mulai kenal dan menonton sekali aja. Pasti akan kembali menonton lagi. Y
: Pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat apa?
D
: Eem bahwa liga basket kita menarik. Terutama liga basket yang dikemas ditangani DBL Indonesia adalah liga basket yang menarik berkelas tidak membosankan dan orang yang menonton langsung di lapangan dipastikan akan mendapat hiburan yang mereka tidak akan rugi karna membayar tiket berapapun harganya. Jadi yang terkesan adalah orang datang ke venue benar membuktikan oo ini liga benar menarik. Jadi semua promosi yang mereka dengar dan tahu dari berbagai channel komunikasi yang ada yang akhirnya membuat mereka tahu kemuadian tertarik kemudian datang menonton basketnya secara langsung.
Y
: Prospek ke depan bagi PT. DBL apa?
D
: Kaya tadi yang aku cerita. Kita mau datang ke lebih banyak kota. Menjakangkau lebih banyak penonton dan peserta dari lebih banyak sekolah lagi.
Y
: Apa peran PR bagi PT. DBL?
D
: Lebih membangun brand, membangun brand image ya dan bikin strategi bagaimana brand ini tertancap ke pribadinya dan memori. Terutama ini sih brand PT. DBL Indonesia ya. Karna selama ini masih liga per liga aja yang dikenal bukan PT-nya padahal dbl indonesia juga mangani event di luar basket seperti pon remaja jatim sama pramuka se-Jawa Timur gitu.
Y
: Bagaimana cara mempangaruhi perilaku konsumen?
141
142
D
: Ya itu tadi lewat promosi ya hahaha. Tapi gini selalu ya DBL Indonesia punya pakem dan prinsip tertentu gitu ya. Contohnya untuk jadi peserta DBL itu tidak mudah. Seleksi ketat ya kan. Bukan anak pindahan. Prestasi sekolah baik. Bukan hanya secara prestasi basket yang baik. Jadi kita mau student athlete ya. Jadi student yang pertama yang terutama. Prestasi sekolah baik dulu baru bisa mewakili sekolahnya untuk menjadi peserta di liga DBL. Nah trus PT. DBL nggak hanya cukup oo orang datang cuma nonton tapi mempengaruhi lifestyle juga ya. Basket itu lifestyle. Seperti sponsor DBL Indonesia ya. Kita ga pernah pakai dan gak akan pernah pakai sponsor rokok minuman keras dan minuman berenergi ya. Jadi kita menciptakan lingkungan dan lifestyle yang sehat. Trus attitude-nya juga dijaga. Gimana attitude di lapangan. Kalau DBL dan pemainnya NBL juga ada dresscode-nya juga. Trus ada peraturan penonton dilarang bawa senjata rokok minuman keras gitu. Jadi konsumen dan yang pernah jadi peserta juga dipengaruhi.
Y
: Kalau untuk calon pelanggan bagiamana?
D
: Untuk memotivasi calon pelanggan lebih banyak kita lakukan lewat ya tadi misal bagi brosur di brosur kita cantumkan contact person untuk tiket. Trus bagi brosur di car free day kita dekati terus calon pelanggan. Trus di senam senam di perumahan kita juga bagi invitation. Buat calon pelanggan yang masih ragu dan belum tahu NBL ya kita kasih invitation juga. Undangan gratis nonton basket. Trus harapan kita nonton langsung dan membuktikan o ternyata menarik. Harapannya di kemudian mereka datang nonton lagi beli tiket sendiri tanpa mengandalkan invitation ya.
Y
: Bagiamana cara mengelola semua elemen komunikasi?
D
: Haaa. Ee selalu ya kita menjalin relasi yang baik dengan media-media. Kita bangun hubungan yang baik dengan awak media yang di kantor baik di lapangan. Sering kontak
142
143
juga seperti reporter/jurnalis, wartawan, redaktur, dengan manajemen juga. Jadi ketika di lapangan ya kita kasih treatment dan service yang bagus. Semua fasilitas yang diperlukan untuk pemberitaan kita sediakan. Butuh berita apa juga kita penuhi. Pokonya media adalah teman bagi kita. Hubungan dengan media jangan sampe buruk. Y
: Kalau untuk kotrol?
D
: Kita ga bisa kontrol mereka akan memuat berita kita atau enggak. Kita bisanya mengumulkan pemberitaan mereka. Misalnya ada di Sport 7 di TV-TV gitu kita rekam. Kalau di koran ya kita kumpulkan. Kita kliping. Ooo mereka memberitakan seperti ini. Guna nya untuk mencatat. O kita diberitakan seperti ini. Kalau untuk media yang kita punya ya memang kontrol ada di PMR. Kita yang menentukan berita apa yang keluar. Kata kata yang seharusnya digunakan seperti apa. Akurasi skor dan nama-nama pemain itu PMR yang kontrol.
Y
: Bagiamana menjaga hubungan dengan pelanggan?
D
: Kita manfaatkan media sosial ya. Jika mereka ada pertanyaan bisa langsug kontak kita lewat akun kita seperti twiter, instagram, line.
Y
: Kenapa memilih IMC?
D
: Betul sih. Karna kita pengen semua channel komunikasi kita menyamaikan pesan yang sama. Terpadu gitu. Satu sinergi. Jangan sampai twiter bilang “A” Line bilang “B”. Tapi harus bersinergi. Satu pesan yang sama gitu. Menggiring semua pembaca atau konsumen menangkap satu pesan yang sama. Pesan yang sama itu misal kita memasang iklan dengan design ini. Terus iklan di twitter design berbeda kan konsumen bingung. Warna yang kita pakai juga harus pasti. NBL itu pakai warna merah. Jadi jangan sampai pake warna biru. Nanti bisa tertukar informasinya dengan DBL gitu.
143
144
Y
: Bagaimana proses evaluasi?
D
: Dari kumpulan pemberitaan liga kita di berbagai media kita kumpulkan. Trus kita evaluasi. Misal kita pasang spot iklan di mana kira-kira efektif enggak gitu. Atau apa yang kurang dari kita. Misal kemaren datang tamu dari media mana tapi kok belum dimuat berita kita, nah kita evaluasi itu. Apakah tim PMR yang kurang memuaskan dalam menyediakan kebutuhan informasi bagi mereka. Kita telusuri itu. Kita coba pelajari evaluasi kita juga.
Y
: Media mana yang lebih bepengaruh?
D
: Hmm ga ada yang bisa dibilang lebih berhasil atau enggak. Ya itu tadi karna kita terpadu jadi semua saling mendukung. Semuasali menunjang. Ketika twitter hmm kalau ada roadshow, twitter mendukung. Kita unggah fotonya. Di FB juga begitu. Biar orang lihat lhoo kok ke sekolah sana kapan ke sekolahku. Jadi smua saling mendukung ah. Singkron gitu
144
145
B.
Narasumber II
Nama
: Astrid S. Putri
Jabatan
: Assistant Manajer Event
Tanggal wawancara : 3 Juni 2015
Yosephin (Y) : Bagaimana segmentasi dari keempat liga PT. DBL Indonesia ? Astrid (A)
: Sebenernya enaknya DBL sudah jelas. Segmennya ke SMA. Dan kita sudah
punya data-data tahun lalu. Oo peserta tahun lalu siapa saja sih. Dan kita kan sudah punya quota, dan quota untuk tahun yang baru juga ga jauh beda sama tahun lalu kan. Kita sih masar-nya lebih ke sekolah yang sudah pernah berpartisipasi dan yang support sama DBL. Y
:Kalau liga yang lain ?
A
: Kalau DBL sama JRBL sama soalnya segmennya jelas SMA dan SMP. Kalau buat NBL itu segmennya kan umum. Jadi pemasarannya lebih susah. Paling dibanyakin program promosi sama perbanyak pasang billboard gitu sih
Y
: Mbak, kalau di Indonesia belum banyak perusahaan yang bergerak di bidang sport event. Apakah hal ini menjadi keunggulan untuk PT. DBL?
A
: Dibilang keunggulan. Sebenernya tujuan diadakannya DBL ini mau mengadakan olimpiade mini. Tapi baru keturutan basket. Naah, tidak menutup kemungkinan untuk tahun-tahun ke depan sih kita ga cuma basket sebenernya. Setidaknya kita sudah belajar di bidang basket tetapi sebenarnya tidak jauh beda jika diaplikasikannya di olahraga lain. Kalau dibilang keunggulan enggak juga sih karna sekarang banyak yang bekerja di bidang olahraga juga tapi dalam bentuk EO ya bukan PT seperti PT. DBL.
145
146
Y
: Bagaimana dengan analisis SWOT PT. DBL?
A
: Hmm apa yaa. Kekuatan PT. DBL ya. Mungkin di waktu sekarang DBL sudah dikenal banyak orang jadi kalau sekarang ada event apapun lebih mudah mendatangkan masa. Karna PT. DBL punya liga dari tingkat SMP jadi dari anak-anak sudah terbiasa dengan event yang diadakan PT. DBL. Akirnya masanya kita tumbuh selalu. Kelemahannya, sebenernya pasar basket di Indonesia masih kurang sih. Soalnya di Indonesia basket masih dianggap olahraga ke 3 sehabis sepakbola dan bulutangkis. Nah masanya basket itu dibilang banyak juga enggak. Tpi kalau dibilang fanatik iya juga. Kalau peluang ke depannya
harapannya
diperbanyak
cabang
olahraganya.
Di
perusahaan
juga
memperluaskan bidang bisnis ya kan ada dbl store. Jadi pinginnya ada toko di luar Surabaya. Memang kita memulai semuanya di Surabaya jadi tidak menutup kemungkinan untuk memperluas wilayah di luar Surabaya. Kita juga punya DBL Academy. Kalau ancamannya apa yaa. Ancamannya kalau kita enggak inovasi tu yaa. Sebenernya sih event kita mudah ditiru. Seperti kita mengadakan event 3x3 di Gandaria City akirnya pada tahun ini Lmen 3x3 juga diadakan di mall-mall. Jadi kalau tidak berinovasi ya orang tidak bisa membedakan lagi mana event yang dikelola PT. DBL dan yang bukan. Itu sih. Y
: Bagaimana posisi produk-produk PT. DBL di pasaran?
A
: Kalau DBL sudah banyak yang kenal, kalau JRBL belum banyak yang kenal sih. Soalnya segmentasinya lebih susah ya. Karna anak SMP belum bisa mutusin mau ikut ini mau nonton ini karna masih ada faktor orang tua kan ya. Untuk mengatasinya ya kita melakukan pendekatannya ke sekolahnya langsung. Kan sekolah dan guru di SMP masih punya kuasa untuk mengatur siswanya. Kalau sma mereka sudah mandiri jadi langsung dituju ke siswanya.
146
147
Y
: Mengenai harga, promosi, dan distribusi bagaimana menentukannya?
A
: Biasanya kita melihat. Hmm gini ya. Kita tidak mungkin menyamakan harga Surabaya dengan Kupang. Kita lihat tahun berpa kita datang ke kota tersebut dan kita belajar dari pengalaman event tahun lalu misal tahun pertama kita datang itu bagaimana antusiasnya. Promosi kita lewat berbagai media. Yang bagian event kita melakukan promosi langsung seperti roadshow. Untuk pesannya sebenernya sama untuk semua kota. Pesannya cuma 1. Mengenalkan event kita. Tempat diadakan, cara mendapatkan tiketnya.
Y
: Kalau untuk brand nih mbak, brand awareness atau brand loyalty yang dibangun oleh PT. DBL Indonesia kepada konsumen?
A
: Kalau dibilang duaduanya boleh ga. Jadi yang sudah tahu DBL semakin loyal dan bagi yang belum tau DBL bisa lebih kenal juga. Ooo, event-nya PT. DBL itu seperti ini.
Y
: Rencana ke depannya apa?
A
: Kalau rencana baru ini sih kita mau meluncurkan DBL Academy. Sebenernya DBL Academy itu seperti pendidikan basket atau sekolah basket dari PT. DBL yang nantinya akan diikutsertakan dalam kompetisi internasional.
Y
: Segmentasi liga berbeda ya, apakah berbeda kegiatan komunikasi pemasarannya?
A
: Sebenernya sama sih. Kalau DBL, JRBL kita ke sekolah-sekolah. Kalau NBL, WNBL itu sepaket dan lebih luas. Masih ke sekolah-sekolah, kampus, dan tempat umum seperti acara senam di perumahan. Bagi invitation gitu.
Y
: Strategi pemasaran bagaimana?
A
: Hmm. Bentar. Buat kota kota besar kaya Bandung, Jakarta event basket itu sudah biasa. Jadi lebih gencar di media sosial aja sih. Kala di kota lainnya kita langsung turun ke sekolah-sekolah promosi langsung gitu biar lebih tepat sasaran.
147
148
Y
: Adakah kendala dalam kegiatan pemasaran?
A
: Bahasa. Kadang penyampaian kita. Misal di medan kadang susah menerima bahasa Indonesia-nya. Jadi mending kita pakai orang lokalnya aja untuk berkomunikasi biar lebih nyambung. Dan kita juga harus pandai memilih media yang tepat untuk promosi. Seperti di Kupang dan Papua mereka masih aktif di FB dibandingkan lainnya. Jadi ya kita lebih mempergunakan FB untuk berkomunikasinya.
148
149
C. Narasumber III Nama
: Ade Nopriansyah
Jabatan
: Supervisor Event
Tanggal wawancara : 3 Juni 2015
Yosephin (Y) : Apakah berbeda daerah juga berbeda strategi pemasarannya? Ade
: Pasti beda. Kan ada tiap daerah yang punya peraturan khusus ya kita sesuaikan di setiap daerah dan lapangannya. Kaya waktu roadshow tu di setiap sekolah berbeda hal yang diminta karena mereka punya peraturan sendiri. Ya kita nego aja terus. Kita butuh mereka. Kita penuhi juga kemauan pihak sekolah sebisa kita. Ya dilakukan pendekatan personal aja gitu. Kita dekatin guru atau muridnya. Benefit-benefit apa yang kita berikan saat mereka menonton DBL gitu. Biasanya sih H-3bulan itu sudah mulai sebar info ya. Offline dan online. Kita pasang iklan di Jawapos Grup kita. Jadi iklan acara, pendaftaran dan majalah main basket. Untuk online kita bisa via twitter, instagram dan lainnya
Y
: Adakah kendala dalam kegiatan promosi?
Ade
: Pasti ada. Misal harga tiket Jakarta 10. Mereka bilang murah. Tapi saat kita bawa 10k itu ke Solo atau Semarang, Jawa Tengah gitu ”wah larang e”. Jadi kita harus pelajari itu juga, banyak. Trus ketika pendekatan ke supporter juga berbeda-beda di setiap kota. Padahal yang bikin rame event kan ya para supporter itu.
Y
: Bagaimana cara menarik calon pembeli?
Ade
: Pasti roadshow. Kita datang ke sekolahnya. Misal mereka bisa ngumpulin supporter atau murid muridnya 500 atau 600 anak menonton itu ya kita beri apresiasi seperti paket dari DBL Store gitu, supaya mereka juga ada yang kita berikan laaah.
149
150
Y
: Selain promosi melalui media cetak dan online adakah yang lainnya?
Ade
: Mulut ke mulut. Kita kan sudah dekat beberapa atlit dan pelatih atau alumni DBL Star kita sampein bentar lagi DBL mampir ke kota mu lho. Pasti mereka kan juga punya jaringan basket sendiri nah dari situ mereka cerita cerita sendiri jadi udah nyebar
Y
: Adakah komunikasi yang dianggap paling efektif bagi PT. DBL?
Ade
: Kalau awal DBL booming itu efek dari mulut ke mulut. Bahwa acara dari PT. DBL tu bagus. Iya opening kemarin yang di Surabaya bagus. Itu awal
Y
: Pesan apa yang ingin disampaiakan kepada masyarakat mengenai PT. DBL Indonesia?
Ade
: Ya pasti otomatis mereka harus datang. Jadi promo apapun intinya mereka datang beli tiket menonton pulang dengan bahagia. Pesannya sih gimana orang bisa puas nonton event kita. Event kita juga lebih dapet, lebih di kenal. Lebih banyak orang yang membericarakan. Kaya mimpi anak-anak SMA yang punya mimpi untuk basket ke Amerika. Itu sih yang kita tunjukin. Jadi hal itu yang bisa memacu anak-anak untuk ikut berpartisipasi dan beprestasi di DBL.
150