34
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum 1. Sejarah Perusahaan PT Konimex Phrmaceutical Laboratories merupakan salah satu industry farmasi terbesar di Indonesia untuk Janis obat bebas yang didirikan tepatnya tanggal 8 Juni 1967. Bidang usaha yang dilakukan adalah perdagangan abatabatan, bahan kimia, alat laboratorium dan alat kedokteran yang telah dirinttis sejak tahun 1949. Dari tahun ke tahun PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories terus melakukan perkembangan usaha dan pembenahan sturktur serta merekrut tenaga professional. Mengikuti peraturan pemerintah yang mengharuskan pemisahan produsen obat dengan distributornya, pada tahub 1980 didirikan PT Sinar Intermark. Kemudian, untuk memperluas jangkauan distribusi dan sajalan dengan smakin banyaknya produk yang dipasaran, tahun 1986 didirikan perusahan yang kedua yaitu PT. Marga Nusantara Jaya.
1.1 Jenis Produksi PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories Meningkatanya kesejahteraan, menuntut peningkatan kualitas hidup. Sehingga, disamping memperkuat industry farmasi, Konimex juga mulai memperluas usaha kebeberapa bidang lain yang masih dekat dengan usaha inti antara lain :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
1.1.1 Farmasi Divisi farmasi saat ini memiliki 59 merek produk. Kalau mulanya hanya memproduksi obat-obat bebar (OTC), kini juga dikembangkan obat-obat dengan resep dokter (Ethical) serta produk non kuratif, antara lain vitamin. Dari sediaan semmula hanya tablet, kini memiliki berbagai variasi sediaan, seperti sirup, salep, krim, kapsul, serta tablet effervescent. Beberapa merek produk farmasi Konimex yang popular di masyarakat, antara lain Paramex, Konidin, Inza, Termorex, FitUp, Feminax dan Braito.
1.1.2
Kembang Gula
Divisi kembang gula Nimm’s sejak berdiri telah dilengkapi dengan mesinmesin canggih dan mutakhir, untuk mengatasi perkembangan permintaan pasar. Hingga kini, Nimm’s telah mengembangkan bermacam bentuk kembang gula, antara lain hard candy, chewy candy, deposit candy dan compressed candy. Saat ini Nimm’s memiliki 11 erek, antara lain Hexos, Nano-nano, Mr. Sarmento, Eski, dan Frozz.
1.1.3
Makanan Ringan
Langakah pengembangan Kelompok Usaha Konimex berkelanjutan dengan berdirinya Sobisco pada tahun 1994. Sobisco adalah pabrik biscuit dan coklat yang dilengkapi dengan fasilitas mesin-mesin canggih berkapasitas besar. Diantara produk-produk Sobisco yang terkenal dimasyarakat, antara lain Snips, Snaps, Wafero, Tini Wini Biti dan Kido. Secara keseluruhan, kedua pabrik makanan tersebut kini telah memiliki 15 merek produk.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
2. Visi dan Misi PT Konimex Phrmaceutical Laboratories 2.1 Visi Hidup bahagia adalah falsafah sederhana yang melandasi usaha PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories sejak 43 tahun lalu. Bahagia bag setiap orang, bagi setiap keluarga dan bagi seluruh bangsa. Hidup bahagia dapat dinikmati kalau kondisi kesehatan baik. Untuk menwujudkan masyarakat dengan kondisi kesehatan baik itulah PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories berperan serta mealui usaha penyediaan obat-obatan dan makanan yang bermutu, mudah didapat serta murah harganya (3MU). Dengan keyakinan tersebut, PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories merumuskan dengan tema usaha “ikut menyehatkan bangsa”
2.2 Misi PT.
Konimex
Phrmaceutical
Laboratories
perlu
terus
menerus
menyempurnakan manajemen mutu sesuai standa mutu manajemen dunia (ISO), menyiapka sumber daya manisia professional, bahkan harus berani menyesuaikan paradigm serta budaya kerja sesuai dengan perubahan nilai-nilai yang semakin mendunia. Secara bertahap, berbagai langkah persiapan tersebut telah mulai dilakukan. Sebagai strategi untuk meghadapi gelombang pasang pemasaran produk luar, PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories memperkukuh basis dalam negri salah satu cara adalah mempererat kerja sama yang mantap dan saling memberikan manfaat bagi semua pihak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
3. Komitmen PT. Konimex Phrmaceutical Laboratories 3.1 Mutu Produk Untuk mendapatkan mutu yang memenuhi standar, Konimex menerapkan prosedur produksi Cara Pembuatan Obat yang BAik (CPOB) yang selalu disempurnakan serta mulai menetapkan manajemen mutu yan sesuai dengan tuntutan standar internasinal ISO, dengan demikian produk-produk Konimex juga akan diterima baik di luar negri.
3.2 Mudah Diperoleh Konimex mendirikan dua perusahaan distributor khusus, yaitu PT. Sinar Intermark dan PT. Marga Nusantara Jaya untuk memberikan keudahan bagi masyarakat untuk memperoleh produk-produk konimex. Keduanya memiliki 43 kantor cabang dihampir semua kota besar di Indonesia. Untuk keperluan ekspor, konimex erintis jalur distribusi Asia Pasifik dengan menunjuk distributor masingmasing wilayah, seperti Singapura, Malaysia, Hongkong, Filipina, Taiwan, Myanmardan Bangladesh.
3.3 Murah Harganya Sesuai falsafah dasarnya, produk-produk konimex memang tidak dibuat sebagai barang eksklusif. Konimex berstandar internasional, namun dalam kebijakan harga tetap mempertimbangkan kemampuan lokal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
4. Lokasi Perusahaan 4.1 Lokasi Pabrik PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories Secara administrative, lokasi pabrik farmasi PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories terletak dalam wilayah : Kelurahan
: Sanggrahan
Kecamatan
: Grogol
Kabupaten
: Sukoharjo
Propinsi
: Jawa Tengah
Untuk divisi farmasi menempati areal seluas 8 ha yang terdiri dari 15,5 ha sebagai bangunan, sedangkan luas seluuruh tanah pabrik PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories adalah 16 ha.
4.2 Batas Lokasi Sebelah utara
: Tanah Pekarangan
Sebelah Timur
: Jalan Dukuh Waringin Rejo
Sebelah Selatan
: Jalan Deasa Mantung
Sebelah Barat
: Sawah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
5. Struktur Organisasi Stuktur organisasi PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories sudah dikembangkan sejak tahun 1993, dan dapat dilihat pada diagram. CHAIRMAN / VICE CHAIRMAN Eksternal Audit President Director & Chief Executive Officer Corporate Secretary
Management Audit
External Relation (Pharmaceutical)
Quality Assurance Reponsible Pharmacists
Business Planings
R&D: - Sobisco - Candy - Pharmaceutical - Natpro
HRD Commitee New Brand Development Commitee
New Brand Development Commitee External (Relation)
Management Information System
Objects (Building)
Manufacturing Service & Development
Operation
Purchasi ng
Marketing
Overseas
Ethical
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Industri Farmasi PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Distribution
40
Sedangkan struktur organisasi Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH) dapat dilihat pada diagram dibawah ini. CHIEF OPERATING OFFICER KOORDINATOR PLH INTERNAL AUDIT
SEKRETARIS
PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
PENATALAKSANAAN PENGOLAHAN LIMBAH
Quality Control
PENATALAKSANAAN PERAWATAN SARANA
Technical Service
General Service
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH) PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories 6. Ketenagakerjaan Jumlah tenaga kerja PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories keseluruhannya 1596 orang dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.1 Tenaga Kerja PT Konimex Pharmaceutical Laboratories Jenis Kelamin
Klasifikasi Kerja
L
P
Manager Atas
35
Staff
Pendidikan
Jumlah
Daerah Asal
SD
SMP
SMA
PT
26
61
WNI
-
-
9
52
1122
103
225
WNI
-
4
112
109
Karyawan
481
829
1310
WNI
102
896
299
13
Lainnya
-
-
-
-
-
-
-
-
Total
638
958
1596
102
900
420
174
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
7. Proses Produksi 7.1 Produksi 1 7.1.1
Tablet Umum
Pada pembuatan tablet harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Mempunyai keseragaman bobot dan keseragaman kandungan dari zat aktif. b. Tahan terhadap perlakuan mekanis selama produksi, pengemasan, transportasi dan penggunaan. c. Stabil, baik secara fisika maupun kimia. d. Mempunyai penampilan yang bail. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, bahan-bahan yang dicetak sebaiknya mempunyai sifat : 1. Mudah mengalir 2. Kompresibilitas yang baik 3. Dapat keluar dari cetakan. Proses pembuatan tablet biasanya menggunakan 3 cara yaitu dengan metode granulasi basah, granulasi kering dan cetak langsung tergantung dari sifatsifat bahan dalam formulanya. Pertimbangan yang umum digunakan dalam memilih metode pembuatan tablet dari ketiga sifat diatas adalah sebagai berikut : a. Bila (1) dan(2) baik, maka sebaiknya/dianjurkan dibuat dengan metode cetak langsung(direct compress). b. Bila sifat (1) tidak baik, sedangkan sifat (2) baik, maka dapat dibuat dengan metode granulasi kering.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
c. Bila sifat (1) dan sifat (2) tidak baik, maka digunakan metode granulasi basah. Metode yang digunakan dalam proses produksi : 1. Metode Granule Basah Alur proses pembuatan tablet dengan granulasi basah adalah penimbangan
bahan
baku,
pencampuran
(penambahan
bahan
pengikat), pengayakan, pengeringan, penambahan bahan pelican (lubrikasi), dan terakhir pencetakan. Dan selanjutnya dapat dilakukan penyetripan dan pengemasan primer dan sekunder, dam dimasukan ke dalam gudang barang jadi.
2. Metode Granulasi Kering Alur proses produksi tablet dengan granulasi kering adalah meliputi dari gudang bahan baku, penimbangan, pencampuran, sludging (pembuatan tablet dalam ukuran besar) atau kompaksi (pembuatan lempengan-lempengan dengan alat kompaktor), kemudian dilakukan penggilingan (grinding) dan diayak semapi didapat ukuran granul yang sesuai, kemudian ditambah bahan pelican (lubruikasi) dan dilanjutkan dengan pencetakan untuk mendapatkan tablet. Keuntungan metode ini, yaitu dapat digunakan untuk bahan yang sensitive terhadap kelembaban dan panas. Sedangkan kerugian metode ini adalah adanya debu dan tidak mendistribusikan warna dengan baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
3. Metode Cetak Langsung Dimulai dari gudang bahan baku, penimbangan, pencampuran, penambahan zat pelican, pencetakan, penyetrikaan, pengemasan dan dimasukkan ke gudang barang jadi.
7.1.2
Tablet Khusus Produksi tablet di produksi II utamanya untuk tablet khusus, dimana ruang produksi memerlukan kondisi khusus dengan kelembaban ruangan diatur pada RH 20-30% dan temperatur 20-25oC. Metode yang digunakan adalah metode cetak langsung dan granulasi basah dan prosesnya sama dengan seperti produksi I.
7.2 Produksi II 7.2.1 Sediaan Semi Padat Produk yang dihasilkan adalah Topicade, Fungideerm, Konibalm, Pimpleks dan Sapona. 7.2.2 Sediaan Cair Produk yang dihasilkan antara lain : Termorex, Anakonidin, Fit-Up, Kalibex, Siladex, Colorex, Konvermex, Paracetamol Syrup, Nifeflu, dll. 7.2.3 Sediaan Steril (tetes mata) Pada sediaan steril menggunakan ait water for injection (WFI) yang merupakan hasil multi destilasi air murni. Untuk mensterikan alat dan mesin yang digunakan pada produksi tetes mata digunakan uap air murni. Hal ini dilakukan karena alat-alat tersebut dirangkai sedemkian rupa ke suatu sirkulasi air dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
pipa tertutup. Uap air murni suhu 1210C dihasilkan dari suatu alat yang disebut steam generator, uap tersebut dialirkan ke alat-alat yang memerlukan sterilisasi sebelum diperguankan.
7.3 Produksi III Produksi III memproduksi kosmetik, obat tradisional, dan alat kesehatan. Kosmetik yang diproduksi antara lain : Mom, Body Talc, Frsh spray, Fresh Garg;e, Konicare, Koni Plas. Unit ini melakukan tool manufacturing dengan produksi II untuk memproduksi Sunscrea All skin Moistra.
B. Pembahasan Suatu produk yang berkualitas dapat dicapai apabila semua pihak dalam perusahaan dapat bekerja sama dengan baik untuk menghindari kesalahankesalahan yang dapat merugikan kualitas dari produk yang dihasilkan pada saat pemilihan bahan sampai produk tersebut ada ditangan konsumen sehingga sangat diperlukan adanya suatu ukuran kualitas yang dapat dipercaya sehingga dapat membantu memenuhi tujuan untuk menghasilkan produk yang berkualitas, Maka dari itu langkah awal untuk melihat ukuran kualitas yaitu dengan mengetahui seberapa banyak biaya yang di keluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Biaya kualitas ini meliputi: biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi untuk mencegah kerusakan produk yang dihasilkan, jenis biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam hal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
ini biaya pelatihan yang berkaitan dengan penyiapan pelaksanaan pelatihan yang berkaitan dengan kualitas produk, biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin yang berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memmelihara mesin-mesin produksi guna menjamin kelangsunganproses produksi serta pemeliharaan perkakas yang digunakan untuk proses produksi agar tidak mengalami kerusakan yang dapat meghambat proses produksi sedangkan biaya perbaikan mencakup biaya yang digunakan untuk mengganti komponen-komponen mesin yang rusak. Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk yang dihasikan sesuai dengan persyaratan-persyaratan kualitas. Jenis biaya penilaian yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam produksi ini yaitu biaya pengujian produk yang terkait dengan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pengujian produk dari bahan baku hingga menjadi produk jadi. Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi karena ada ketidaksesuaian dengan persyaratan dan terdeteksi sebelum produk biskuit tersebut dikirimkan ke pelanggan. Jenis biaya kegagalan internal yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam produksi ini seperti; biaya pemeriksaan kembali dan perbaikan. Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang terjadi karena produk biskuit gagal memenuhi persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk tersebut dikirimkan kepada para pelanggan. Jenis biaya kegagalan eskternal yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam produksi ini seperti; biaya produk kembali yang berkaitan dengan biaya akibat dari produk yang cacat yang telah dikembalikan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
Dalam melakukan analisis pengukuran biaya kualitas, biaya yang akan dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang nilainya tidak terpengaruh oleh besarnya volume produksi jasa, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang nilainya dipengaruhi oleh volume produk. Biaya pencegahan dimasukkan dalam biaya tetap, karena biaya yang dikeluarkan merupakan kebijakan PT Konimex Pharmaceutical Laboratories yang ditentukan terlebih dahulu dalam usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk.
1.
Analisis Pengukuran Biaya Kualitas
1.1 Biaya Kualitas PT Konimex Pharmaceutical Laboratories Berikut data biaya kualitas yang ada pada PT Konimex Pharmaceutical Laboratories untuk tahun 2010-2014 yang dapat dilihat melalui tabel dibawah berikut: Tabel 4.2 Data Biaya Kualitas PT Konimex Pharmaceutical Laboratories Tahun 2010-2014
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Biaya Pencegahan
Biaya Penilaian
6.279.971.903 4.395.980.332 6.362.052.526 4.262.575.193 6.831.464.174 4.030.563.863 8.038.424.454 5.626.897.118 10.782.166.106 6.469.299.664 Sumber: hasil olah data
Biaya Kegagalan Internal
Biaya Kegagalan Eksternal
Total Biaya Kualitas per Tahun
941.995.785 118.116.953 11.736.064.973 954.307.879 83.219.849 11.662.155.447 1.024.719.626 84.891.088 11.971.638.751 834.686.813 74.215.371 14.574.223.756 869.944.680 58.856.194 18.180.266.644
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
Dari Tabel diatas mengenai besarnya biaya kualitas yang meliputi: biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal dari tahun 2010-2014, maka selanjutnya akan disajikan data mengenai proporsi elemen-elemen biaya kualitas yang dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut: Tabel 4.3 Proporsi Elemen-Elemen Biaya Kualitas Elemen Biaya Kualitas
2010
2011
2012
2013
2014
Biaya Pencegahan Biaya Penilaian Biaya Kegagalan Internal Biaya Kegagalan Eksternal Total Biaya Kualitas Sumber: hasil olah data
53,51% 37,46% 8,02% 1,00% 100%
54,55% 36,55% 8,18% 0,71% 100%
57,06% 33,67% 8,56% 0,70% 100%
55,16% 38,61% 5,73% 0,51% 100%
59,31% 35,58% 4,79% 0,32% 100%
Dari data diatas dapat dilihat persentase elemen-elemen biaya kualitas yang dikeluarkan PT Konimex Pharmaceutical Laboratories selama lima tahun dari tahun 2010-2014. Perhitungan kenaikan dan penurunan proporsi elemen-elemen biaya kualitas dapat dihitung sebagai berikut: i. Biaya Pencegahan Biaya pencegahan 2010 = Rp 6.279.971.903 Total biaya kualitas 2010 = Rp 11.736.064.973 Proporsi (%)
= biaya pencegahan 2010 total biaya kualitas 2010
x 100%
= Rp 6.279.971.903 x 100% Rp 11.736.064.973 = 53,51%
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
Biaya pencegahan 2011 = Rp 6.362.052.526 Total biaya kualitas 2011 = Rp 11.662.155.447 Proporsi (%)
= biaya pencegahan 2011 total biaya kualitas 2011
x 100%
= Rp 6.362.052.526 x 100% Rp 11.662.155.447 = 54,55% Biaya pencegahan 2012 = Rp 6.831.464.174 Total biaya kualitas 2012 = Rp 11.971.638.751 Proporsi (%)
= biaya pencegahan 2012 total biaya kualitas 2012
x 100%
= Rp 6.831.464.174 x 100% Rp 11.971.638.751 = 57,06% Biaya pencegahan 2013 = Rp 8.038.424.454 Total biaya kualitas 2013 = Rp 14.574.223.756 Proporsi (%)
= biaya pencegahan 2013 total biaya kualitas 2013
x 100%
= Rp 8.038.424.454 x 100% Rp 14.574.223.756 = 55,16% Biaya pencegahan 2014 = Rp 10.782.166.106 Total biaya kualitas 2014 = Rp 18.180.266.644 Proporsi (%)
= biaya pencegahan 2013 total biaya kualitas 2013
x 100%
= Rp 10.782.166.106 x 100% Rp 18.180.266.644 = 59,31%
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
ii. Biaya Penilaian Biaya penilaian 2010
= Rp 4.395.980.332
Total biaya kualitas 2010 = Rp 11.736.064.973 Proporsi (%)
=
biaya penilaian 2010 total biaya kualitas 2010
x 100%
= Rp 4.395.980.332 x 100% Rp 11.736.064.973 = 37,46% Biaya penilaian 2011
= Rp 4.262.575.193
Total biaya kualitas 2011 = Rp 11.662.155.447 Proporsi (%)
=
biaya penilaian 2011 total biaya kualitas 2011
x 100%
= Rp 4.262.575.193 x 100% Rp 11.662.155.447 = 36,55% Biaya penilaian 2012
= Rp 4.030.563.863
Total biaya kualitas 2012 = Rp 11.971.638.751 Proporsi (%)
=
biaya penilaian 2012 total biaya kualitas 2012
x 100%
= Rp 4.030.563.863 x 100% Rp 11.971.638.751 = 33,67% Biaya penilaian 2013
= Rp 5.626.897.118
Total biaya kualitas 2013 = Rp 14.574.223.756 Proporsi (%)
=
biaya penilaian 2013 total biaya kualitas 2013
x 100%
= Rp 5.626.897.118 x 100% Rp 14.574.223.756
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
= 38,61% Biaya penilaian 2014
= Rp 6.469.299.664
Total biaya kualitas 2014 = Rp 18.180.266.644 Proporsi (%)
=
biaya penilaian 2014 total biaya kualitas 2014
x 100%
= Rp 6.469.299.664 x 100% Rp 18.180.266.644 = 35,58% iii. Biaya Kegagalan Internal Biaya kegagalan internal 2010
= Rp 941.995.785
Total biaya kualitas 2010
= Rp 11.736.064.973
Proporsi (%)
= biaya kegagalan internal 2010 total biaya kualitas 2010 =
x 100%
Rp 941.995.785 x 100% Rp 11.736.064.973
= 8,02% Biaya kegagalan internal 2011
= Rp 954.307.879
Total biaya kualitas 2011
= Rp 11.662.155.447
Proporsi (%)
= biaya kegagalan internal 2011 total biaya kualitas 2011 =
x 100%
Rp 954.307.879 x 100% Rp 11.662.155.447
= 8,18% Biaya kegagalan internal 2012
= Rp 1.024.719.626
Total biaya kualitas 2012
= Rp 11.971.638.751
Proporsi (%)
= biaya kegagalan internal 2012 total biaya kualitas 2012
http://digilib.mercubuana.ac.id/
x 100%
51
= Rp 1.024.719.626 x 100% Rp 11.971.638.751 = 8,56% Biaya kegagalan internal 2013
= Rp 834.686.813
Total biaya kualitas 2013
= Rp 14.574.223.756
Proporsi (%)
= biaya kegagalan internal 2013 total biaya kualitas 2013 =
x 100%
Rp 834.686.813 x 100% Rp 14.574.223.756
= 5,73% Biaya kegagalan internal 2014
= Rp 869.944.680
Total biaya kualitas 2014
= Rp 18.180.266.644
Proporsi (%)
= biaya kegagalan internal 2014 total biaya kualitas 2014 =
x 100%
Rp 869.944.680 x 100% Rp 18.180.266.644
= 4,79% iv. Biaya Kegagalan Eksternal Biaya kegagalan eksternal 2010 = Rp 118.116.953 Total biaya kualitas 2010
= Rp 11.736.064.973
Proporsi (%)
= biaya kegagalan eksternal 2010 total biaya kualitas 2010 =
Rp 118.116.953 x 100% Rp 11.736.064.973
= 1,00% Biaya kegagalan eksternal 2011 = Rp 83.219.849 Total biaya kualitas 2011
= Rp 11.662.155.447
http://digilib.mercubuana.ac.id/
x 100%
52
Proporsi (%)
= biaya kegagalan eksternal 2011 total biaya kualitas 2011 =
x 100%
x 100% Rp 83.219.849 Rp 11.662.155.447
= 0,71% Biaya kegagalan eksternal 2012 = Rp 84.891.088 Total biaya kualitas 2012
= Rp 11.971.638.751
Proporsi (%)
= biaya kegagalan eksternal 2012 total biaya kualitas 2012 =
x 100%
Rp 84.891.088 x 100% Rp 11.971.638.751
= 0,70% Biaya kegagalan eksternal 2013 = Rp 74.215.371 Total biaya kualitas 2013
= Rp 14.574.223.756
Proporsi (%)
= biaya kegagalan eksternal 2013 x 100% total biaya kualitas 2013 =
Rp 74.215.371 x 100% Rp 14.574.223.756
= 0,51% Biaya kegagalan eksternal 2014 = Rp 74.215.371 Total biaya kualitas 2014
= Rp 14.574.223.756
Proporsi (%)
= biaya kegagalan eksternal 2014 x 100% total biaya kualitas 2014 =
Rp 74.215.371 x 100% Rp 14.574.223.756
= 0,51% Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa biaya pencegahan memiliki proporsi yang sangat besar jika dibanding dengan elemen biaya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
kualitas lainnya dimana pada tahun 2010 memiliki proporsi sebesar 53,51% sementara biaya penilaian sebesar 37,46%, biaya kegagalan internal sebesar 8,02% dan biaya kegagalan ekternal sebesar 1% dan biaya pencegahan ini terus mengalami peningkatan hingga 59,31% ditahun 2014. Biaya penilaian mengalami penurunan sebesar 36,55% ditahun 2011 hingga 33,67% ditahun 2012 dan 35,85% di tahun 2014. Sementara untuk biaya kegagalan internal memiliki proporsi biaya kualitas yang semakin menurun ditiap tahunnya hingga menjadi 4,79% ditahun 2014 dan untuk biaya kegagalan ekternal juga terus mengalami penurunan sebesar 0,32% untuk tahun 2014 .Dari pemaparan diatas
maka
dapat
kitakan
bahwa
peningkatan
biaya
pencegahan
mempengaruhi penurunan biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan ekternal. Tabel 4.4 Data Perkembangan Biaya Pencegahan PT Konimex Pharmaceutical Laboratories Tahun 2010-2014 Tahun
Biaya Pencegahan (Rp)
Perkembangan Biaya Pencegahan (%)
2010 2011 2012 2013 2014
6.279.971.903 6.362.052.526 6.831.464.174 8.038.424.454 10.782.166.106 Total Rata-rata Sumber: hasil olah data
1 7 18 34 60 12
Dari data diatas maka dapat dilihat jumlah biaya pencegahan yang di keluarkan PT Konimex Pharmaceutical Laboratories selama lima tahun dari tahun
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
2010-2014. Perhitungan persentase kenaikan dan penurunan biaya pencegahan dalam tiap tahun dapat dihitung sebagai berikut: a. Tahun 2011 Biaya pencegahan 2010 = Rp 6.279.971.903 Biaya pencegahan 2011 = Rp 6.362.052.526 Varian
= Rp 82.080.623
Kenaikan (%)
=
varian x 100% biaya pencegahan 2010
= Rp 82.080.623 x 100% Rp 6.279.971.903 = 1% b. Tahun 2012 Biaya pencegahan 2011 = Rp 6.362.052.526 Biaya pencegahan 2012 = Rp 6.831.464.174 Varian
= Rp 469.411.648
Kenaikan (%)
=
varian x 100% biaya pencegahan 2011
= Rp 469.411.648 x 100% Rp 6.362.052.526 = 7% c. Tahun 2013 Biaya pencegahan 2012 = Rp 6.831.464.174 Biaya pencegahan 2013 = Rp 8.038.424.454 Varian
= Rp 1.206.960.280
Kenaikan (%)
=
varian x 100% biaya pencegahan 2012
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
= Rp 1.206.960.280 Rp 6.831.464.174
x 100%
= 18% d. Tahun 2014 Biaya pencegahan 2013 = Rp 8.038.424.454 Biaya pencegahan 2014 = Rp 10.782.166.106 Varian
= Rp 2.743.741.652
Kenaikan (%)
=
x 100% varian biaya pencegahan 2013
= Rp 2.743.741.652 Rp 8.038.424.454
x 100%
= 34%
Perkembangan biaya pencegahan maka dapat diketahui bahwa rata-rata kenaikan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan mengalami peningkatan sebesar 12%. Dimana biaya pencegahan yang terus meningkat disetiap tahunnya pada tahun 2010 sebesar Rp 6,279,971,903,- mengalami peningkatan ditahun 2011 sebesar Rp 6,362,052,526,- atau sebesar 1 % hingga pada tahun 2014 biaya pencegahan terus mengalami peningkatan hingga 34% dari tahun sebelumnya yaitu Rp 8,038,424,454,- pada tahun 2013 menjadi Rp 10,782,166,106,- ditahun 2014 dan hal ini merupakan kenaikan teringgi dalam kurun waktu lima tahun terakhir dimana pada tahun 2012 peningkatan biaya kualitas bekisar 7% dari tahun 2011 sebesar Rp 6,362,052,526,- menjadi Rp 6,831,464,174,- ditahun 2012 sementara untuk tahun 2013 biaya pencegahan meningkat 18% menjadi Rp
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
8,038,424,454. Kemudian akan disajikan perkembangan biaya penilaian yang dapat dilihat melalui Tabel berikut ini: Tabel 4.5 Data Perkembangan Biaya Penilaian PT Konimex Pharmaceutical Laboratories Tahun 2010-2014 Tahun
Biaya Penilaian (Rp)
Perkembangan Biaya Penilaian (%)
2010 2011 2012 2013 2014
4.395.980.332 4.262.575.193 4.030.563.863 5.626.897.118 6.469.299.664 Total Rata-rata Sumber: hasil olah data
-3 -5 40 15 47 9,4
Dari data diatas maka dapat dilihat jumlah biaya penilaian yang di keluarkan PT Konimex Pharmaceutical Laboratories selama lima tahun dari tahun 20102014. Perhitungan persentase kenaikan dan penurunan biaya penilaian dalam tiap tahun dapat dihitung sebagai berikut: a. Tahun 2011 Biaya penilaian 2010
= Rp 4.395.980.332
Biaya penilaian 2011
= Rp 4.262.575.193
Varian
= Rp 133.405.139
Penurunan (%)
=
varian x 100% biaya penilaian 2010 = Rp 133.405.139 x 100% Rp 4.395.980.332 = -3%
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
b. Tahun 2012 Biaya penilaian 2011
= Rp 4.262.575.193
Biaya penilaian 2012
= Rp 4.030.563.863
Varian
= Rp 232.011.330
Penurunan (%)
=
varian biaya penilaian 2011
x 100%
= Rp 232.011.330 x 100% Rp 4.262.575.193 = -5% c. Tahun 2013 Biaya penilaian 2012
= Rp 4.030.563.863
Biaya penilaian 2013
= Rp 5.626.897.118
Varian
= Rp 1.596.333.225
Kenaikan (%)
=
varian x 100% biaya penilaian 2012
= Rp 1.596.333.225 Rp 4.030.563.863
x 100%
= 40% d. Tahun 2014 Biaya penilaian 2013
= Rp 5.626.897.118
Biaya penilaian 2014
= Rp 6.469.299.664
Varian
= Rp 842.402.546
Kenaikan (%)
= =
varian x 100% biaya penilaian 2013 Rp 842.402.546 Rp 5.626.897.118
x 100%
= 15%
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Berdasarkan Tabel diatas biaya penilaian yang mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar Rp. 4,395,980,332 menjadi Rp. 4,262,575,193 ditahun 2011 dan Rp. 4,030,563,863 ditahun 2012 dan peningkatan yang drastis ada pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp.5,626,897,118 atau 40% dari tahun sebelumnya dan biaya penilaian mengalami peningkatan sebesar 15% pada tahun 2014 sebesar Rp. 6,469,299,664,-. Dan dapat pula dilihat bahwa terdapat perkembangan biaya penilaian maka dapat diketahui bahwa rata-rata kenaikan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan mengalami peningkatan sebesar 4,9%. Kemudian untuk perkembangan Biaya kegagalan yang terdiri dari biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan ekternal untuk biaya kegagalan internal yang dapat dilihat melalui Tabel berikut ini: Tabel 4.6 Data Perkembangan Biaya Kegagalan Internal PT Konimex Pharmaceutical Laboratories Tahun 2010-2014
Tahun
Biaya Kegagalan Internal (Rp)
2010 2011 2012 2013 2014
Perkembangan Biaya Kegagalan Internal (%)
941.995.785 954.307.879 1.024.719.626 834.686.813 869.944.680
Total Rata-rata Sumber: hasil olah data
1 7 -19 4 -7 -1,4
Dari data diatas maka dapat dilihat jumlah biaya kegagalan internal yang di keluarkan PT Konimex Pharmaceutical Laboratories selama lima tahun dari tahun
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
2010-2014. Perhitungan persentase kenaikan dan penurunan biaya kegagalan internal dalam tiap tahun dapat dihitung sebagai berikut: a. Tahun 2011 Biaya kegagalan internal 2010
= Rp 941.995.785
Biaya kegagalan internal 2011
= Rp 954.307.879
Varian
= Rp 12.312.094
Kenaikan (%)
=
varian x 100% biaya kegagalan internal 2010
= Rp 12.312.094 x 100% Rp 941.995.785 = 1% b. Tahun 2012 Biaya kegagalan internal 2011
= Rp 954.307.879
Biaya kegagalan internal 2012
= Rp 1.024.719.626
Varian
= Rp 70.411.747
Kenaikan (%)
=
varian x 100% biaya kegagalan internal 2011
= Rp 70.411.747 x 100% Rp 954.307.879 = 7% c. Tahun 2013 Biaya kegagalan internal 2012
= Rp 1.024.719.626
Biaya kegagalan internal 2013
= Rp 834.686.813
Varian
= Rp 190.032.813
Penurunan (%)
=
varian x 100% biaya kegagalan internal 2012
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
= Rp 190.032.813 Rp 1.024.719.626
x 100%
= -19% d. Tahun 2014 Biaya kegagalan internal 2013
= Rp 834.686.813
Biaya kegagalan internal 2014
= Rp 869.944.680
Varian
= Rp 35.257.867
Kenaikan (%)
=
varian x 100% biaya kegagalan internal 2013
= Rp 35.257.867 x 100% Rp 834.686.813 = 4% Perkembangan biaya kegagalan internal yakni dari tahun 2010-2014 yang menunjukkan bahwa rata-rata biaya kegagalalan mengalami penurunan yakni sebesar 1%, hal ini dapat dilihat bahwa biaya kegagalan internal untuk tahun 2010 sebesar Rp.941.995.785,- dan Rp. 954.307.879 untuk tahun 2011 peningkatan pada biaya kegagalan internal ini terus meningkat pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 1.024.719.626,- namun pada tahun 2013 terjadi penurunan biaya kualitas dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 834.686.813,- hal ini menandakan mulai kembali meningkatnya perbaikan kualitas yang terjadi dari tahun sebelumnya setelah mengalami pembengkakan biaya kualitas dan kembali megalami peningkatan kembali di tahun 2014 sebesar 4% dari tahun 2013 yaitu Rp. 869.944.680,-. Berikut ini akan disajikan perkembangan biaya kegagalan eksternal yang dapat dilihat melalui Tabel sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
Tabel 4.7 Data Perkembangan Biaya Kegagalan Eksternal PT Konimex Pharmaceutical Laboratories Tahun 2010-2014 Tahun
Biaya Kegagalan Eksternal
2010 2011 2012 2013 2014
118.116.953 83.219.849 84.891.088 74.215.371 58.856.194
Perkembangan Biaya Kegagalan Eksternal (%) -30 2 -13 -21 -62 -12,4
Total Rata-rata Sumber: hasil olah data
Dari data diatas maka dapat dilihat jumlah biaya kegagalan eksternal yang di keluarkan PT Konimex Pharmaceutical Laboratories selama lima tahun dari tahun 2010-2014. Perhitungan persentase kenaikan dan penurunan biaya kegagalan eksternal dalam tiap tahun dapat dihitung sebagai berikut: a. Tahun 2011 Biaya kegagalan eksternal 2010 = Rp 118.116.953 Biaya kegagalan eksternal 2011 = Rp 83.219.849 Varian
= Rp 34.897.104
Penurunan (%)
=
varian x 100% biaya kegagalan eksternal 2010
= Rp 34.897.104 x 100% Rp 118.116.953 = -30% b. Tahun 2012 Biaya kegagalan eksternal 2011 = Rp 83.219.849
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
Biaya kegagalan eksternal 2012 = Rp 84.891.088 Varian
= Rp 1.671.239
Kenaikan (%)
=
varian x 100% biaya kegagalan eksternal 2011
= Rp 1.671.239 Rp 83.219.849
x 100%
= 2% c. Tahun 2013 Biaya kegagalan eksternal 2012 = Rp 84.891.088 Biaya kegagalan eksternal 2013 = Rp 74.215.371 Varian
= Rp 10.675.717
Penurunan (%)
=
varian x 100% biaya kegagalan eksternal 2012
= Rp 10.675.717 Rp 84.891.088
x 100%
= -13% d. Tahun 2014 Biaya kegagalan eksternal 2013 = Rp 74.215.371 Biaya kegagalan eksternal 2014 = Rp 58.856.194 Varian
= Rp 15.359.177
Penurunan (%)
=
varian x 100% biaya kegagalan eksternal 2012
= Rp 15.359.177 Rp 74.215.371
x 100%
= -21% Dari table diatas biaya
kegagalan eksternal yang terus mengalami penurunan
dimana pada tahun 2010 biaya kegagalan eksternal sebesar Rp. 118.116.953,-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
menjadi Rp. 83.219.849,- atau megalami penurunan sekitar 30% dari tahun sebelumnya, walaupun di tahun 2012 kembali mengalami peningkatan sebesar 2% menjadi Rp. 84.891.088,- sementara untuk tahun 2013 biaya kegagalan eksternal kembali mengalami penurunan yaitu sebesar 13% menjadi Rp. 74.215.371,- dan 21% ditahun 2014 sebesar Rp. 58.856.194,-. Sehingga dapat menunjukkan bahwa perkembangan biaya kegagalan eksternal untuk tahun 2010-2014 yang menunjukkan bahwa rata-rata biaya kegagalan eksternal mengalami penurunan sebesar pertahun sebesar 12,4%. Setelah seluruh biaya kualitas diidentifikasi, diukur, dan digolongkan tahapan selanjutnya adalah dilakukannya analisis atas biaya kualitas yang sudah tergolongkan dan terukur tersebut dengan membagi besarnya proporsi masing-masing golongan biaya kualitas tersebut dengan biaya kualitas secara keseluruhan.
2.
Analisis Pelaporan Biaya Kualitas
1.1 Analisis pelaporan biaya kualitas bedasarkan satu periode sebelumnya Laporan biaya kualitas dengan satu periode sebelumnya sebagai dasar pembanding merupakan alat untuk membandingkan kinerja kualitas tahun berjalan dengan kinerja kualitas tahun sebelumnya. Hasil perbandingan tersebut akan dianalisis dengan menggunakan analisis varian. Jika biaya kualitas periode berjalan lebih rendah daripada periode sebelumnya, maka varian yang diperoleh adalah varian yang menguntungkan (favourable). Sedangkan jika biaya kualitas periode berjalan lebih tinggi daripada periode sebelumnya maka varian yang diperoleh adalah varian yang merugikan (unfavourable).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
Laporan biaya kualitas didasarkan pada satu periode sebelumnya ini penting untuk mengetahui perkembangan jangka pendek dari program pengembangan
kualitas.
Bagaimana
manajemen
melaksanakan
program
pengembangan kualitas yang ditujukan untuk penghematan yang dapat dilakukan setiap periodenya. Berikut laporan biaya kualitas berdasarkan satu periode sebelumnya untuk tahun 2010-2014 : Tabel 4.8 Laporan Kinerja Biaya Kualitas Satu Periode Sebelumnya Tahun 2010-2011 Elemen Biaya Kualitas
2010
Biaya Pencegahan Biaya Penilaian Biaya Kegagalan Internal Biaya Kegagalan Eksternal Total Biaya Kualitas Persentase Total Varian
6.279.971.903 4.395.980.332 941.995.785 118.116.953 11.736.064.973
2011 6.362.052.526 4.262.575.193 954.307.879 83.219.849 11.662.155.447
Varian 82.080.623 133.405.139 12.312.094 34.897.104 73.909.526
Persen Varian 1,3% 3,1% 1,3% 41,9% 0,6%
Keterangan: U = unfavorable/merugikan F = favorable/menguntungkan Perhitungan persentase varian biaya kualitas trend satu tahun dari tahun 2010 ke tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut: 1. Biaya pencegahan Persentase varian = varian biaya pencegahan 2010-2011 x 100% biaya pencegahan 2011 =
Rp 82.080.623 Rp 6.362.052.526
x 100%
= 1,3% 2. Biaya penilaian Persentase varian = varian biaya penilaian 2010-2011 x 100% biaya penilaian 2011
http://digilib.mercubuana.ac.id/
U/F U F U F F F
65
=
Rp 133.405.139 Rp 4.262.575.193
x 100%
= 3,1% 3. Biaya kegagalan internal Persentase varian = varian biaya kegagalan internal 2010-2011 x 100% biaya kegagalan internal 2011 =
Rp 12.312.094 Rp 954.307.879
x 100%
= 1,3% 4. Biaya kegagalan eksternal Persentase varian = varian biaya kegagalan eksternal 2010-2011 x 100% biaya kegagalan eksternal 2011 =
Rp 34.897.104 Rp 83.219.849
x 100%
= 41,9% Laporan kinerja biaya kualitas trend satu tahun dari tahun 2010 ke tahun 2011 menggambarkan bahwa biaya kualitas aktual yang terjadi pada tahun 2010 dan 2011 adalah sebesar Rp 11.736.064.973,- dan Rp 11.662.155.447,menunjukkan adanya varian yang menguntungkan (F) dimana terjadi penurunan sebesar Rp 73.909.526,-. Hal ini terutama disebabkan penurunan pada biaya kegagalan eksternal yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp 34.897.104,- atau 41,9% ini menunjukkan bahwa kegagalan yang terjadi di lingkungan luar perusahan telah diminimalisir sehingga penerapan kualitas produk yang dilakukan semakin meningkat demi kepuasan konsumen dan adanya penurunan pada biaya penilaian sebesar Rp 133.405.139,- atau 3,1%, meskipun terdapat varian yang merugikan (U) pada kategori biaya pencegahan dan biaya kegagalan internal pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
tahun 2010, dimana masing-masing mengalami kenaikan sebesar 1,3%. Namun nilainya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan penurunan biaya kegagalan eksternal. Tabel 4.9 Laporan Kinerja Biaya Kualitas Satu Periode Sebelumnya Tahun 2011-2012
Biaya Pencegahan
6.362.052.526
6.831.464.174
469.411.648
Persen Varian 6,9%
Biaya Penilaian
4.262.575.193
4.030.563.863
232.011.330
5,8%
F
Biaya Kegagalan Internal
954.307.879
1.024.719.626
70.411.747
6,9%
U
Biaya Kegagalan Eksternal
83.219.849
84.891.088
1.671.239
2%
U
11.662.155.447
11.971.638.751
309.483.304
Elemen Biaya Kualitas
Total Biaya Kualitas
2011
2012
Varian
Persentase Total Varian
Keterangan: U = unfavorable/merugikan F = favorable/menguntungkan Sumber: hasil olah data Perhitungan persentase varian biaya kualitas trend satu tahun dari tahun 2011
1. Biaya pencegahan Persentase varian = varian biaya pencegahan 2011-2012 x 100% biaya pencegahan 2012 =
Rp 469.411.648 Rp 6.831.464.174
x 100%
= 6,9% 2. Biaya penilaian Persentase varian = varian biaya penilaian 2011-2012 x 100% biaya penilaian 2012 =
Rp 232.011.330 Rp 4.030.563.863
x 100%
http://digilib.mercubuana.ac.id/
U
U 2,6%
ke tahun 2012 dapat dihitung sebagai berikut:
U/F
U
67
= 5,8% 3. Biaya kegagalan internal Persentase varian = varian biaya kegagalan internal 2011-2012 x 100% biaya kegagalan internal 2012 =
Rp 70.411.747 Rp 1.024.719.626
x 100%
= 6,9% 4. Biaya kegagalan eksternal Persentase varian = varian biaya kegagalan eksternal 2011-2012 x 100% biaya kegagalan eksternal 2012 =
Rp 1.671.239 Rp 84.891.088
x 100%
= 2% Laporan kinerja biaya kualitas trend satu tahun dari tahun 2011 ke tahun 2012 menggambarkan bahwa biaya kualitas aktual yang terjadi pada tahun 2011 dan 2012 adalah sebesar Rp 11.662.155.447,- dan Rp 11.971.638.751,menunjukkan adanya varian yang merugikan (U) dimana terjadi kenaikan sebesar Rp 309.483.304,- atau 2,6%. Hal ini disebabkan kenaikan pada biaya pencegahan sebesar Rp 469.411.648,- atau 6,9%, karena adanya perbaikan mesin dan perawatan mesin yang terus ditingkatkan oleh perusahaan dan adanya kenaikan pada biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal pada tahun 2011, dimana masing-masing mengalami kenaikan sebesar 6,9% dan 2%. Hal ini menunjukkan masih adanya permasalahan kualitas produk yang harus segera ditangani, karena akan berdampak pada penilaian kepuasan konsumen. Sehingga perusahaan perlu memperhatikan kegagalan-kegagalan yang menyebabkan meningkatnya biaya-biaya tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
Tabel 4.10 Laporan Kinerja Biaya Kualitas Satu Periode Sebelumnya Tahun 2012-2013
Biaya Pencegahan
6.831.464.174
8.038.424.454
1.206.960.280
Persen Varian 15%
Biaya Penilaian
4.030.563.863
5.626.897.118
1.596.333.255
28,4%
U
Biaya Kegagalan Internal
1.024.719.626
834.686.813
190.032.813
22,8%
F
84.891.088
74.215.371
10.675.717
14,4%
F
11.971.638.751
14.574.223.756
2.602.585.005
Elemen Biaya Kualitas
2012
Biaya Kegagalan Eksternal Total Biaya Kualitas
2013
Varian
Persentase Total Varian
Keterangan: U = unfavorable/merugikan F = favorable/menguntungkan Sumber: hasil olah data Perhitungan persentase varian biaya kualitas trend satu tahun dari tahun 2012 ke tahun 2013 dapat dihitung sebagai berikut: 1. Biaya pencegahan Persentase varian = varian biaya pencegahan 2012-2013 x 100% biaya pencegahan 2013 = Rp 1.206.960.280 x 100% Rp 8.038.424.454 = 15% 2. Biaya penilaian Persentase varian = varian biaya penilaian 2012-2013 x 100% biaya penilaian 2013 x 100%
= 28,4% 3. Biaya kegagalan internal Persentase varian = varian biaya kegagalan internal 2012-2013 x 100% biaya kegagalan internal 2013
http://digilib.mercubuana.ac.id/
U
U 17,9%
= Rp 1.596.333.255 Rp 5.626.897.118
U/F
U
69
=
Rp 190.032.813 Rp 834.686.813
x 100%
= 22,8% 4. Biaya kegagalan eksternal Persentase varian = varian biaya kegagalan eksternal 2012-2013 x 100% biaya kegagalan eksternal 2013 =
Rp 10.675.717 Rp 74.215.371
x 100%
= 14,4% Laporan kinerja biaya kualitas trend satu tahun dari tahun 2012 ke tahun 2013 menggambarkan bahwa biaya kualitas aktual yang terjadi pada tahun 2012 dan 2013 sebesar Rp 11.971.638.751,- dan Rp 14.574.223.756,- menunjukkan adanya varian yang merugikan (U) dimana terjadi kenaikan sebesar Rp 2.602.585.005,- atau 17,9%. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan pada biaya pencegahan sebesar Rp 1.206.960.280,- atau 15%, dan adanya kenaikan pada biaya penilaian yang cukup besar yaitu Rp 1.596.333.255,- atau 28,4%. Namun kenaikan yang terjadi pada biaya pencegahan dan biaya penilaian, menyebabkan penurunan pada biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal dimana masing-masing mengalami penurunan sebesar 22,8% dan 14,4% yang berarti PT Konimex Pharmaceutical Laboratories melakukan peningkatan dalam pencegahan terjadinya kegagalan kualitas produk. Dengan menurunnya biaya kegagalan internal ataupun eksternal menunjukkan perbaikan kualitas
yang terus
dikembangkan, sehingga kualitas yang semakin membaik mampu meminimalisir biaya-biaya untuk menanggung kegagalan-kegagalan yang terjadi di lingkungan internal ataupun eksternal perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
Tabel 4.11 Laporan Kinerja Biaya Kualitas Satu Periode Sebelumnya Tahun 2013-2014 Elemen Biaya Kualitas
2013
2014
Varian
Persen Varian 25,4%
U/F
Biaya Pencegahan
8.038.424.454
10.782.166.106
2.743.741.652
Biaya Penilaian
5.626.897.118
6.469.299.664
842.402.546
13%
U
Biaya Kegagalan Internal
834.686.813
869.944.680
35.257.867
4%
U
Biaya Kegagalan Eksternal
74.215.371
58.856.194
15.359.177
26%
F
14.574.223.756
18.180.266.644
3.636.761.242
Total Biaya Kualitas Persentase Total Varian
U 20,0%
Keterangan: U = unfavorable/merugikan F = favorable/menguntungkan Sumber: hasil olah data Perhitungan persentase varian biaya kualitas trend satu tahun dari tahun 2013 ke tahun 2014 dapat dihitung sebagai berikut: 1. Biaya pencegahan Persentase varian = varian biaya pencegahan 2013-2014 x 100% biaya pencegahan 2014 = Rp 2.743.741.652 x 100% Rp 10.782.166.106 = 25,4% 2. Biaya penilaian Persentase varian = varian biaya penilaian 2013-2014 x 100% biaya penilaian 2014 = Rp 842.402.546 x 100% Rp 6.469.299.664 = 13% 3. Biaya kegagalan internal Persentase varian = varian biaya kegagalan internal 2013-2014 x 100% biaya kegagalan internal 2014
http://digilib.mercubuana.ac.id/
U
U
71
=
Rp 35.257.867 Rp 869.944.680
x 100%
= 4% 4. Biaya kegagalan eksternal Persentase varian = varian biaya kegagalan eksternal 2013-2014 x 100% biaya kegagalan eksternal 2014 =
Rp 15.359.177 Rp 58.856.194
x 100%
= 26% Laporan kinerja biaya kualitas trend satu tahun dari tahun 2013 ke tahun 2014 menggambarkan bahwa biaya kualitas aktual yang terjadi pada tahun 2013 dan 2014 sebesar Rp 14.574.223.756,- dan Rp 18.180.266.644,- menunjukkan adanya varian yang merugikan (U) dimana terjadi kenaikan pada biaya pencegahan sebesar Rp 2.743.741.652 dari tahun sebelumnya atau sebesar 25,4% dimana pada tahun 2013 pengeluaran biaya pencegahan yang dikeluarkan hanya Rp 8.038.424.454 dibanding dengan pengeluaran biaya pencegahan yang dikeluarkan di tahun 2014 yaitu sebesar Rp 10.782.166.106 dan biaya penilaian mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sejumlah Rp 842.402.546 atau sebesar 13%, Rp 5.626.897.118 di tahun 2013 dan meningkat di tahun 2014 sebesar Rp 6.469.299.664 serta adanya kenaikan yang terjadi pada biaya kegagalan internal sejumlah Rp 35.257.867 atau sebesar 4%. Namun meskipun ketiga kategori biaya kualitas tersebut mengalami kenaikan, pada biaya kegagalan eksternal terjadi penurunan sebesar Rp 15.359.177,- atau 26%. Hal ini masih menunjukan bahwa kegagalan yang terjadi di lingkungan luar perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
mengalami penurunan dengan jumlah pengeluaran biaya kegagalan eksternal yang semakin menurun, sehingga kualitas yang didapat konsumen semakin lebih baik.
3. Profitabilitas PT Konimex Pharmaceutical Laboratories Pada bab sebelumnya telah dikatakan bahwa biaya kualitas produk dapat meningkatkan profitabilitas suatu perusahaan. Sementara profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk memperoleh keuntungan dan profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset (ROI) dari tahun 2010-2014 dengan membandingkan antara laba setelah pajak dengan total asset yang ada. Dibawah ini data profitabilitas PT Konimex Pharmaceutical Laboratories tahun 2010-2014 sebagai berikut: Tabel 4.12 Data Profitabilitas PT Konimex Pharmaceutical Laboratories 2010-2014 Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Laba Bersih
Total Aktiva
642.152.214.000 7.331.627.206.000 544.888.888.000 5.374.843.616.000 542.995.720.000 3.510.477.336.000 429.722.632.000 2.401.347.405.000 294.441.495.000 1.858.066.211.000 Sumber: hasil olah data
Biaya Kualitas
Profitabilitas
11.736.064.974 11.662.155.447 11.971.638.751 14.574.223.756 18.180.266.643
9% 10% 15% 18% 16%
Perhitungan profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return On Investment (ROI). ROI merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah bunga dan pajak atau Earning After Tax (EAT).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
Rumus yang digunakan: Return On Investment = laba bersih setelah pajak – biaya kualitas total aktiva
x 100 %
1. Tahun 2010 ROI
= Rp 642.152.214.000 – Rp 11.736.064.974 x 100 % Rp 7.331.627.206.000 = 9%
2. Tahun 2011 ROI
= Rp 544.888.888.000 – Rp 11.662.155.447 x 100 % Rp 5.374.843.616.000 = 10%
3. Tahun 2012 ROI
= Rp 542.995.720.000 – Rp 11.971.638.751 x 100 % Rp 3.510.477.336.000 = 15%
4. Tahun 2013 ROI
= Rp 429.722.632.000 – Rp 14.574.223.756 x 100 % Rp 2.401.347.405.000 = 18%
5. Tahun 2014 ROI
= Rp 294.441.495.000 – Rp 18.180.266.643 x 100 % Rp 1.858.066.211.000 = 16%
Dari perhitungan tersebut tersebut dapat dibentuk suatu grafik sebagai penggambaran pergerakan biaya kualitas selama beberapa periode untuk memperjelas deskripsi tentang perubahan biaya kualitas yang terjadi selama periode 2010-2014 pada PT Konimex Pharmaceutical Laboratories.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
Biaya Kualitas
11.736.064.974
11.662.155.447
11.971.638.751
14.574.223.756
18.180.266.643
Gambar 4.3 Grafik Trend Profitabilitas Tahun 2010-2014 Berdasarkan grafik tersebut bahwa tingkat profitabilitas perusahaan yang terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga 2014 dimana tingkat profitabilitas pada tahun 2010 sebesar 9%, mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 10% dan menjadi 15% pada tahun 2012 meskipun terjadi peningkatan pengeluaran biaya kualitas sebesar Rp 11.736.064.974 di tahun 2010, dan menurun di tahun 2011 menjadi Rp 11.662.155.447, kemudian meningkat di tahun 2012 sebesar Rp 11.971.638.751. Profitabilitas di tahun 2103 mengalami peningkatan sebesar 18% ditahun walaupun pada tahun tersebut biaya kualitas yang dikeluarkan meningkat sebesar Rp 14.574.223.756, dan profitabilitas perusahaan kembali mengalami penurunan sebesar 16% di tahun 2014, hal ini disebabkan biaya kualitas yang dikeluarkan semakin meningkat di setiap tahunnya dan adanya penurunan laba pertahunnya. Dari pemaparan tersebut maka dapat dikatakan bahwa peningkatan biaya kualitas memiliki pengaruh terhadap peningkatan profitabiilitas perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/