BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan kesenjangan yang ada di lahan praktek di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Dalam pembahasan ini penulis menggunakan Manajemen Kebidanan Tujuh Langkah Varney maka pembahasan akan diuraikan langkah demi langkah sebagai berikut ini : A. Pengkajian Data Secara garis besar pengumpulan data diklasifikasikan menjadi 2 yaitu data subjektif dan data obyektif. Data subyektif yaitu dengan cara mengembangkan hubungan antar personal yang efektif dengan pasien, klien yang diwawancarai, yang lebih memperhatikan hal – hal yang menjadi keluhan utama pasien dan yang mencemaskan, berupaya mendapatkan data atau fakta yang sangat bermakna dalam kaitan dengan masalah pasien. Data obyektif menggunakan teknik pemeriksaan yang tepat dan benar melakukan pemeriksaan yang terarah dan bermakna yang berkaitan dengan keluhan pasien. ( Mufdlilah dkk, 2012 ). Setelah dilakukan pengkajian data baik data subjektif (data yang diperoleh dari anamnesa dan wawancara baik dari klien maupun keluarganya) dan data obyektif (data yang diperoleh dari pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang) maka dapat di dapatkan bahwa Ny. N umur 20 tahun, GI P0 A0, hamil 38 minggu 2 hari dengan Riwayat Asma.
104
105
Setelah dilakukan pengkajian data subyektif maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa antara teori dan pengkajian di lahan tidak terdapat kesenjangan, karena pada waktu pengumpulan data subyektif dilakukan melalui wawancara secara langsung dengan pasien dan terjalin komunikasi yang baik dengan pasien. Sedangkan berdasarkan dari data obyektif yang diperoleh maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori dan pengkajian di lahan karena pemeriksaan fisik dan pemeriksaan khusus dilakukan sesuai data yang di butuhkan.
B. Interprestasi Data Langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas data – data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik (Mufdlilah,dkk, 2012). Berdasarkan data subyektif dan data obyektif yang telah dilakukan pada pasien, maka dapat di simpulkan diagnosa kebidanan yaitu Ny. N, GI P0 A0, umur 20 tahun, hamil 38 minggu 2 hari, janin tunggal, hidup intra uteri, letak membujur, presentasi kepala, puka, divergen, inpartu kala I fase laten dengan riwayat asma. Pada langkah kedua ini penulis dapat mengambil kesimpulan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan lahan dalam mendiagnosa pasien.
106
C. Diagnosa Potensial Pada langkah ini kita mengidentifikan masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini bener – bener terjadi (Mufdlilah,dkk, 2012). Pada kasus Ny. N dengan ibu bersalin patologi dengan riwayat asma terdapat diagnosa potensial yaitu bisa terjadinya fetal distres dan hipoksia pada janinnya. Karena janin yang mengalami fetal distres dapat terjadi apabila ditemukan hasil pemeriksaan DJJ yang irriguler, asupan oksigen menjadi berkurang dan dapat terjadi hipoksia pada janin. Tetapi pada kasus ini hasil pemeriksaan normal sehingga diagnosa potensialnya janin tidak terjadi fetal distres dan hipoksia karena sudah dilakukannya penanganan yang intensif dan sudah sesuai dengan teori yang ada. D. Antisipasi Dan Tindakan Segera Beberapa data menunjukkan situasi emergency dimana , perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa data menunjukkan situasi yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi situasi setiap pasien untuk menentukan asuhan pasien yang paling tepat. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses menejemen kebidanan (Mufdlilah,dkk, 2012).
107
Pada kasus ini tidak dilakukan antisipasi karena tidak didapatkan diagnosa potensial. Namun untuk menghindari terjadinya fetal distres dan hipoksia pada janin yaitu memposisikan ibu dengan posisi semi fowler. Tapi jika sewaktu – waktu ibu mengalami sesak pada saat persalinan lebih baik pasien diberikan pemenuhan O2 dan kolaborasi dengan dokter SpoG. E. Perencanaan Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau antisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak dilengkapi (Mufdlilah,dkk, 2012). Pada kasus ibu bersalin patologi Ny. N dengan Riwayat Asma rencana asuhan yang dilakukan, jelaskan pada ibu mengenai keadaan ibu dan janinnya. Lakukan kolaborasi dengan dokter SpOG. F. Implementasi / Pelaksanaan Pada langkah keeenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya (Mufdlilah,dkk, 2012). Pada langkah ini berdasarkan rencana asuhan yang diberikan maka di dapatkan pelaksanaannya yaitu, menjelaskan pada ibu bahwa ibu dan janinnya dalam keadaan baik, melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG
108
dengan hasil pengawasan 10 meliputi : KU, TTV, His, Bandle ring, PPV, Tanda- tanda Kala II. Menyiapkan perlengkapan partus set meliputi : klem, gunting tali pusat, ½ kocker, gunting episiotomi, kateter, kassa, sarung tangan. Dan heating set meliputi : benang chromic, jarum, kassa, gunting, klem, bengkok, kapas alkohol, betadine, kom, larutan klorin 0,5 %, air DTT, tempat pakaian kotor. Meletakkan kain diatas perut ibu dan meletakkan perlak di bawah bokong ibu. Memimpin ibu untuk meneran jika tampak kepala bayi 5-6 cm di depan vulva. Setelah ibu di pimpin mengejan lahirlah bayi jenis kelamin perempuan pada jam 06.35 WIB dengan berat badan 2950 gram, lingkar dada 32 cm, lingkar kepala 31 cm, panjang bayi 50 cm. Setelah bayi lahir segera berikan suntikan oksitocyn 10 IU pada 1/3 paha lateral. Bayi tidak terdapat kelainan kongenital. Mengeluarkan plasenta, plasenta lahir lengkap, selaput ketuban utuh, kotiledon lengkap, panjang plasenta 50 cm, berat ± 500 gram, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari di bawah pusat, terdapat laserasi derajat jalan lahir pada derajat II, perdarahan ± 200 cc. Melakukan anestesi lidocain 1 %, menyiapkan peralatan heating set (jarum, klem, benang chromic, kassa, gunting, bengkok). Melakukan penjahitan perenium, membersihkan tubuh ibu, serta mengganti pakaian ibu dengan pakaian bersih. Menganjurkan ibu makan dan istirahat, observasi 1 jam pertama setiap 15 menit dan 1 jam kedua setiap 30 menit, dan memindahkan ibu ke ruang nifas.
109
Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang pada tanggal 19 Juli 2014 ke puskesmas atau bidan. Pada langkah ini dapat di tarik kesimpulan tidak terdapat kesenjangan antara di teori dan di lahan. Implementasi sudah sesuai dengan planning. G. Evaluasi Pada langkah ke 7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan benar – benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa. (Mufdlilah,dkk, 2012). Pada kasus asuhan ibu bersalin pada Ny. N dengan riwayat asma evaluasi yang diberikan yaitu : 1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa di dapatkan hasil vital sign dalam keadaan normal. 2. Ibu bersedia untuk makan dan minum di sela – sela tidak ada kontraksi dengan tujuan untuk menambah tenaga pada saat proses persalinan. 3. Ibu bersedia untuk miring ke kiri dengan tujuan untuk membantu pertukaran sirkulasi udara /oksigen dari plasenta ke janin. 4. Telah di lakukan pengawasan 10. 5. Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk menilai kesejahteraan pada ibu dan janin yaitu menilai kontraksi pada 30 menit sekali, sedangkan
untuk
pemantauan janinnya adalah dengan melakukan pemantauan denyut jantung janin setiap 30 menit sekali.