BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Usaha 1. Sejarah Singkat Perusahaan Kafe Zarazara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kuliner dengan fokus produk es krim dan merupakan pelopor dari produk es krim berbasis nitrogen cair di kota Yogyakarta. Perusahaan ini beralamat di Jalan Pandega Marta, Ring Road utara, Kentungan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kafe Zarazara didirikan pada tanggal 7 Juni tahun 2014, oleh Muhammad Adi Nugraha, S.E yang merupakan alumnus fakultas Ekonomi, Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Beliau merupakan inisiator berdirinya perusahaan ini sekaligus pengelola dan salah satu pemegang saham perusahaan. Perusahaan ini dibangun dari hasil kerjasama antara Muhammad Adi Nugraha, S.E dengan Bapak Atmaja selaku pihak penanam modal. Dalam menjalankan kegiatan perusahaan maka sistem manajemen perusahaan secara garis besar mengelompokkan kewenangan investor menjadi dua posisi, yaitu investor aktif dan investor pasif. Dalam perjalanan berdirinya perusahaan ini juga pernah mengalami masa-masa krisis yaitu pada masa awal berdirinya perusahaan. Kafe Zarazara terus berusaha tumbuh dan berkembang di tengah persaingan usaha di kota Yogyakarta yang semakin pesat dengan menerapkan
35
36
berbagai macam strategi manajemen dan tetap mengedepankan etika profesionalisme dalam pengelolaan perusahaan. Berbagai inovasi produk disertai pengadaan berbagai fasilitas untuk menunjang produktivitas perusahaan senantiasa dilakukan demi terjaganya kepuasan pelanggan. 2. Visi dan Misi Perusahaan Pada umumnya setiap perusahaan memiliki visi dan misi, demikian pula kafe Zarazara memiliki visi dan misi. Berikut adalah visi dan misi kafe Zarazara: a.
Visi Menjadi perusahaan kuliner berbasis produk es krim yang mampu berkembang dan bersaing dengan perusahaan lain terkhusus perusahaan asing di Indonesia.
b.
Misi Melaksanakan usaha terpadu di bidang kuliner es krim dan senantiasa menjaga kualitas produk untuk mendukung program pemerintah dalam penyediaan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi skala mikro.
3. Struktur Organisasi Perusahaan Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk menggapai tujuan bersama. Dalam menjalankan kegiatan perusahaan, kafe Zarazara wajib membentuk struktur organisasi perusahaan dengan tujuan pembagian tugas dan kewenangan secara jelas. Hal ini dimaksudkan agar tujuan-tujuan
37
perusahaan dan pelaksanaan kegiatan perusahaan berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Sebagaimana perusahaan lainnya, tujuan utama kafe Zarazara adalah memperoleh keuntungan, disamping itu juga ada tujuan lain seperti membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Struktur organisasi kafe Zarazara akan digambarkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan
4. Manajemen Produksi Guna menghasilkan produk yang berkualitas yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan perusahaan, maka perusahaan menerapkan sistem manajemen produksi yang berfungsi untuk mengatur dan mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan. Komponen kegiatan tersebut meliputi:
38
a. Metode pengelolaan logistik kafe Zarazara Demi memenuhi kebutuhan bahan baku produksi, perusahaan memiliki mekanisme dan prosedur sebagai acuan pelaksanaan pengadaan
barang
di
perusahaan.
Secara
garis
besar
untuk
melaksanakan pengadaan barang di perusahaan, terbagi menjadi dua mekanisme yaitu: 1) Mekanisme alur pemesanan barang Untuk melakukan pemesanan barang, perusahaan akan melaksanakan mekanisme seperti yang disajikan pada diagram alur dibawah ini. Pencatatan sisa stok barang dan peeriksaan kondisi barang harian di akhir jam operasional
Penyesuaian terhadap ambang batas minimum yang disepakati perusahaan, stok terhadap sisa barang di
Melakukan pemesanan pembelian sesuai dengan kebutuhan
gudang
Gambar 4.2 Alur Pemesanan Barang 2) Mekanisme alur penerimaan barang Setelah
proses
pemesanan
barang
dilakukan,
maka
perusahaan akan melaksanakan mekanisme penerimaan barang seperti yang dijelaskan pada Gambar 4.3.
39
Melakukan pemeriksaan kesesuaian antara daftar pesanan barang terhadap barang yang datang
Penyimpanan di gudang disertai pencatatan jumlah barang yang disimpan
Pemeriksaan terhadap kondisi barang
Gambar 4.3 Alur Penerimaan Barang b. Karakteristik bahan baku Perhitungan economic order quantity dalam penelitian ini tertuju pada tiga jenis bahan baku utama dalam proses pembuatan es krim nitrogen. Mengenai jenis bahan baku beserta karakteristik masingmasing bahan tersebut akan dijelaskan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Karakteristik Bahan Baku Bahan Baku Karakteristik
Bentuk zat
Sifat
Bulk es krim
Sirup
Nitrogen Cair
Susu yang dipadatkan/beku
Cair
Cair
Mudah mencair jika ditempatkan diruang terbuka
Memiliki aroma yang menarik perhatian serangga jika ditempatkan di ruang terbuka
Mudah menyusut (penyusutan lebih besar apabila tempat penyimpanan terbuka terlalu lama)
40
Lanjutan Tabel 4.1 Bahan Baku Karakteristik
Kemasan
Alat penyimpanan
Bulk es krim
Sirup
Nitrogen Cair
Box berkapasitas 8 liter
Botol berkapasitas 1 liter
Tabung bertekanan tinggi (PGS) berkapasitas 100 Liter dan 5 tabung yang berkapasitas masingmasing 10 Liter
Freezer
Kulkas
Kemasan sekaligus berfungsi sebagai alat penyimpanan
Satuan
1 unit = 1 box = 8 liter
Harga/unit
Rp. 114.500,00
1 unit = 1 Botol = 1000 ml
1 unit = 1 Liter
Rp.90.000,00
Rp. 14.000,00
Sumber: (Hasil Wawancara, 2015)
c. Tahapan produksi es krim nitrogen Proses produksi dibutuhkan untuk menghasilkan produk es krim nitrogen yang sesuai dengan kualitas standar perusahaan. Untuk itu tahapan demi tahapan dilakukan sesuai prosedur baku perusahaan. Tahapan produksi es krim nitrogen dapat digambarkan pada Gambar 4.4.
41
Persiapan bahan baku
Pencampuran bahan baku ke dalam alat produksi (mixer)
Penambahan nitrogen cair
Es krim yang telah di mix dituangkan ke mangkuk dan ditambahkan pelengkap dalam penyajian
Produk akhir siap disajikan kepada konsumen
Gambar 4.4 Tahapan Produksi Es Krim Nitrogen
Dari diagram alur yang telah diilustrasikan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa proses produksi es krim nitrogen terdiri dari lima tahapan. Berikut adalah penjelasan kelima tahapan dalam proses produksi es krim nitrogen: 1) Persiapan Es krim maker mempersiapkan bahan baku yaitu bulk es krim, sirup, dan nitrogen cair untuk proses produksi.
42
2) Pencampuran (mixing) Bahan baku bulk es krim dan sirup dicampurkan kedalam alat produksi (mixer) hingga tercampur merata, proses ini akan membuat bulk es krim mencair. 3) Penambahan nitrogen cair Pencampuran pada proses sebelumnya menjadikan bulk es krim menjadi cair, maka harus ditambahkan nitrogen cair untuk mengembalikan tekstur dan kepadatannya seperti semula. 4) Penyelesaian (finishing) Setelah ketiga bahan baku selesai dicampurkan, maka tahapan selanjutnya adalah dituangkan ke mangkuk stainless steel, bahan stainless steel berguna untuk menjaga suhu es krim agar tidak cepat mencair. Selanjutnya, es krim nitrogen ditambahkan pelengkap seperti marshmelow, jelly, dan potongan buah. 5) Penyajian Pada tahapan ini es krim nitrogen sudah siap untuk disajikan kepada konsumen, tugas ini dilakukan oleh pramusaji (waitress). Secara umum, tahapan produksi untuk pembuatan satu porsi atau lebih es krim nitrogen adalah sama, akan tetapi yang membedakan hanya kuantitas bahan baku yang dipersiapkan. Proses produksi untuk satu porsi memakan waktu (+/-) tiga menit.
43
B. Analisis Data Guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka berbagai data yang relevan dengan permasalahan tersebut sangat dibutuhkan, agar perhitungan dan analisis dapat dilakukan. 1. Data Persediaan Bulk Es Krim Guna menghitung berbagai subvariabel dalam penelitian ini, maka dibutuhkan data-data yang relevan terhadap berbagai perhitungan di dalam penelitian. Berdasarkan hasil pengambilan data di lapangan dengan cara lisan (wawancara kepada pihak manajemen kafe Zarazara) dan didukung oleh sumber tertulis (dokumen catatan pembelian), maka diperoleh data-data yang berkaitan dengan persediaan bahan baku Bulk es krim. a. Data pembelian bulk es krim Dalam periode 1 November 2014 - 31 Oktober 2015 (rentang waktu satu tahun) diperoleh data mengenai pembelian bulk es krim, seperti yang disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Pembelian Bulk Es Krim
Nop-14
81
Frekuensi Pemesanan 21
Des-14
117
29
Jan-15
115
28
Feb-15
71
19
Mar-15
90
21
Mei-15
93
21
Jun-15
101
29
Jul-15
92
24
Agust-15
51
16
Periode
Kuantitas Pesanan (1 unit = 8 liter)
44
Lanjutan Tabel 4.2 Periode
Kuantitas Pesanan (1 unit = 8 liter)
Agust-15
83
Frekuensi Pemesanan 26
Okt-15
79
23
Okt-15
94
27
1.067
284
Total
Sumber: Dokumen perusahaan (Data diolah 2015) Dari data yang telah disajikan diatas terlihat fluktuasi angka jumlah pesanan yang variatif. Perbandingan antara jumlah pemesanan terhadap frekuensi pemesanan menunjukan angka yang tidak terlalu signifikan perubahannya pada level jumlah pesanan. b. Biaya pemesanan Sehubungan pihak supplier tidak menyediakan jasa pengiriman barang, maka mekanisme pengadaan bahan baku dilakukan dengan cara pihak perusahaan mengambil langsung bahan baku tersebut ke supplier. Perusahaan telah menetapkan biaya pemesanan bulk es krim terdiri dari satu komponen saja, yakni biaya transportasi sebesar Rp 10.000,00 per pemesanan. Data mengenai biaya pemesanan total pertahun disajikan dalam Tabel 4.3. Tabel 4.3 Biaya Pemesanan Bulk Es Krim Nop-14
Frekuensi Pemesanan 21
Rp.10.000
Total Biaya (Rp) 210.000
Des-14
29
Rp.10.000
290.000
Jan-15
28
Rp.10.000
280.000
Feb-15
19
Rp.10.000
190.000
Mar-15
21
Rp.10.000
210.000
Apr-15
21
Rp.10.000
210.000
Mei-15
29
Rp.10.000
290.000
Periode
Biaya per Pemesanan (S)
45
Lanjutan Tabel 4.3
Jun-15
Frekuensi Pemesanan 24
Rp.10.000
Total Biaya (Rp) 240.000
Jul-15
16
Rp10.000
160.000
Agust-15
26
Rp10.000
260.000
Sep-15
23
Rp10.000
230.000
Okt-15
27
Rp10.000
270.000
Total
284
Periode
Biaya per Pemesanan (S)
Rp.2.840.000
Sumber: Hasil wawancara dan dokumen (Data diolah 2015) Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa biaya pemesanan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam periode satu tahun (November 2014 - Oktober 2015) adalah sebesar Rp 2.840.000,00. c. Biaya penyimpanan Bahan baku bulk es krim harus tetap dalam keadaan beku untuk itu bulk es krim harus disimpan dalam sebuah freezer (mesin pembeku), berkaitan dengan hal ini komponen biaya penyimpanan bulk es krim
adalah biaya listrik. Listrik digunakan untuk
mengoperasikan freezer dan penerangan ruangan dimana freezer tersebut disimpan. Daya listrik yang terpasang pada instalasi listrik perusahaan adalah sebesar 7000 VA. Harga per kWh (kilo Watt per hour) yang ditetapkan PLN adalah sebesar Rp 1.352,00/kWh (http://www.pln.co.id). Dari data yang diperoleh tersebut, dapat dihitung biaya penyimpanannya. Rincian perhitungan biaya penyimpanan tersebut adalah sebagai berikut:
46
1) Media penyimpanan freezer Perusahaan menggunakan dua media penyimpanan freezer, yaitu freezer dengan merk Modena Power Duo dan merk Dast. Berikut adalah perhitungan biaya listrik dari kedua freezer. a) Freezer Modena Power Duo Diketahui berdasarkan data yang diberikan oleh pihak manajemen kafe Zarazara berupa dokumen aset perusahaan, berikut adalah spesifikasi Freezer yang digunakan sebagai media penyimpanan: Daya
: 310 watt
Kapasitas
: 500 liter
Waktu pakai
: 24 jam/hari
Jumlah biaya pemakaian listrik diperoleh dengan rumus dan perhitungan berikut (listrikdirumah.com):
47
b) Freezer Dast Freezer kedua yang dijadikan sebagai media penyimpanan memiliki spesifikasi sebagai berikut: Daya
: 154 watt
Kapasitas
: 150 liter
Waktu pakai
: 24 jam/hari
Dengan
menggunakan
rumus
dan
perhitungan
(listrikdirumah.com) yang sama seperti di atas, berikut adalah perhitungan biaya listrik dari freezer Dast:
2) Biaya listrik alat penerangan (lampu) Alat penerangan yang digunakan perusahaan memiliki spesifikasi sebagai berikut: Daya listrik : 17 watt Waktu pakai : 6 jam
48
Jumlah
: 2 buah lampu
Jumlah biaya pemakaian listrik diperoleh dengan rumus dan perhitungan berikut(listrikdirumah.com):
Berdasarkan data dan perhitungan di atas, yakni dari media penyimpanan freezer dan alat penerangan, maka dapat diketahui jumlah keseluruhan dari biaya penyimpanan bahan baku Bulk es krim. Rincian perhitungannya adalah sebagai berikut:
Jumlah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan guna menyimpan bahan baku Bulk es krim dalam periode satu tahun adalah sebesar Rp.5.519.403,00 .
49
d. Biaya penyimpanan per unit per tahun (H) Agar metode EOQ dapat dioperasikan, maka biaya penyimpanan per unit per tahun (H) harus diketahui. Untuk mencari tahu angka biaya penyimpanan per unit per tahun (H), maka jumlah unit Bulk es krim yang disimpan perusahaan dalam satu siklus pemakaian bahan baku harus diketahui. Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak manajemen kafe Zarazara, jumlah unit bulk es krim yang disimpan dalam satu siklus pemakaian bahan baku adalah 10 box, oleh karena itu angka biaya penyimpanan per unit per tahun (H) dari bahan baku Bulk es krim dapat diperoleh dengan perhitungan berikut ini:
Jadi, biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyimpan 1 box Bulk es krim selama periode satu tahun adalah
.
e. Data titik pemesanan (ROP), waktu tunggu (lead time), stok pengaman (safety stocks) Data-data mengenai subvariabel tersebut akan disajikan pada tabel 4.4 berikut ini.
50
Tabel 4.4 ROP, Lead Time dan Safety Stock Bulk Es Krim Sub Variabel
Nilai
ROP
5
Lead time
1 hari
Safety Stock
-
Sumber: Hasil Wawancara *Ket: Perusahaan tidak menerapkan Safety Stock 2. Data Persediaan Sirup Sebagai bahan baku utama yang berfungsi sebagai perasa es krim, pengambilan data mengenai sirup diperlukan sebagai perhitungan penelitian karena sirup merupakan bahan pendukung yang tidak bisa terlepas dari komposisi pembuatan es krim nitrogen. Berikut adalah beberapa data yang yang terkait dengan perhitungan dalam penelitian: a.
Data pembelian Data mengenai pembelian sirup periode 1 Nopember 2014 – 31 oktober 2015 akan disajikan dalam Tabel 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5 Data pembelian sirup Periode
Kuantitas Pesanan (1 unit = 1000 ml)
Frekuensi Pemesanan
Nop-14
8
2
Des-14
8
3
Jan-15
11
3
Feb-15
8
4
Mar-15
10
4
Apr-15
11
3
Mei-15
10
4
Jun-15
6
3
Jul-15
5
2
Agust-15
10
2
51
Lanjutan Tabel 4.5 Periode
Kuantitas Pesanan (1 unit = 1000 ml)
Frekuensi Pemesanan
Sep-15
10
2
Okt-15 Total
8
2
105
34
Sumber : Dokumen perusahaan (Data diolah 2015) Data yang telah diperoleh tersebut menunjukan bahwa terjadi variasi angka untuk kesebandingan frekuensi pembelian terhadap jumlah pesanan. Untuk itu pada perhitungan subvariabel penelitian angka tersebut akan menjadi dasar perhitungan untuk menentukan titik ideal pembelian sirup di perusahaan. b.
Biaya pemesanan Biaya pemesanan sirup terdiri dari satu komponen saja, yakni biaya transportasi sebesar Rp 10.000,00 per pembelian. Dengan demikian, biaya pemesanan total dalam 1 periode (1 November 2014 – 31 Oktober 2015) disajikan dalam Tabel 4.6 berikut. Tabel 4.6 Biaya pemesanan bahan baku sirup
Nop-14
Frekuensi Pemesanan 2
Des-14
3
Rp10.000
30.000
Jan-15
3
Rp10.000
30.000
Feb-15
4
Rp10.000
40.000
Mar-15
4
Rp10.000
40.000
Apr-15
3
Rp10.000
30.000
Mei-15
4
Rp10.000
40.000
Jun-15
3
Rp10.000
30.000
Jul-15
2
Rp10.000
20.000
Agust-15
2
Rp10.000
20.000
Periode
Biaya per Pemesanan (S)
Biaya Total (Rp)
Rp10.000
20.000
52
Lanjutan Tabel 4.6 Frekuensi Pemesanan 2
Periode Sep-15
Biaya per Pemesanan (S)
Biaya Total (Rp)
Rp10.000
20.000
Rp10.000
20.000
2
Okt-15 Total
34
Rp.340.000,00
Sumber: Hasil wawancara dan dokumen (Data diolah 2015) Berdasarkan data data di atas diketahui bahwa selama satu tahun (November
2014-Oktober
2015)
mengeluarkan
total
biaya
pemesanan sebesar Rp. 340.000,00. c.
Biaya penyimpanan Komponen biaya penyimpanan dalam pengeolaan bahan baku sirup adalah biaya listrik, karena sirup harus disimpan didalam sebuah kulkas agar terhindar dari gangguan serangga. Berikut adalah rincian perhitungan dari biaya listrik yang digunakan: Spesifikasi kulkas: Merk
: Toshiba
Daya listrik
: 95 Watt
Waktu pakai
: 24 jam
Jumlah
biaya
pemakaian
listrik
diperoleh
(listrikdirumah.com) dan perhitungan berikut:
dengan
rumus
53
Dari hasil perhitungan diatas diketahui bahwa jumlah biaya penyimpanan selama periode satu tahun yang merupakan biaya listrik dari penggunaan kulkas sebagai media penyimpanan adalah sebesar Rp.1.109.712,00. d.
Biaya penyimpanan per unit per tahun (H) Media penyimpanan kulkas tidak hanya digunakan untuk menyimpan bahan baku sirup saja. Menurut hasil wawancara kepada pihak manajemen kafe Zarazara ada empat jenis bahan baku yang menggunakan kulkas sebagai media penyimpanan, yaitu Makanan (telur, daging dan lain lain), Minuman (susu, minuman berkarbonasi dan lain lain), Buah-buahan dan Sirup. Oleh karena itu, untuk memperoleh angka biaya penyimpanan per unit per tahun (H) untuk bahan baku Sirup diperlukan perhitungan khusus. Pihak manajemen kafe Zarazara mengatakan bahwa jumlah unit yang disimpan perusahaan dalam satu siklus pemakaian bahan baku adalah 4 botol. Berikut adalah perhitungan untuk memperoleh biaya penyimpanan per unit per tahun (H) dari bahan baku Sirup.
54
Jadi, total biaya penyimpanan untuk bahan baku Sirup selama periode satu tahun adalah Rp. 277.428,00. Kemudian, berdasarkan hasil wawancara kepada pihak manajemen kafe Zarazara, jumlah unit yang disimpan adalah 4 botol. Setelah total biaya penyimpanan bahan baku Sirup dan jumlah unit yang disimpan perusahaan diketahui maka biaya penyimpanan per unit per tahun dapat diketahui dengan perhitungan berikut ini.
Jadi, biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyimpan 1 botol Sirup selama periode satu tahun adalah Rp 56.857,00. e.
Data titik pemesanan (ROP), lead time, persediaan pengaman (safety stocks) Mengenai data-data ROP, lead time dan safety stock akan disajikan pada tabel 4.7.
55
Tabel 4.7 ROP, Lead Time dan Safety Stock Sirup Sub Variabel
Nilai
ROP
1 botol
Lead Time
1 hari
Safety Stock*
-
Sumber: (Hasil Wawancara) Ket: *Perusahaan tidak menerapkan Safety Stock 3. Data Persediaan Nitrogen Cair a.
Data pembelian nitrogen cair Sebagai zat pembeku dalam proses pembuatan es krim nitrogen, maka penelitian mengenai nitrogen cair sangat penting mengingat karakteristik bahan baku nitrogen cair memiliki sifat cepat menyusut (menguap). Metode penyimpanan dan tata cara pengadaan harus diperhitungkan secara tepat untuk mengurangi potensi kerugian perusahaan. Perusahaan mempunyai dua metode untuk memperoleh bahan baku ini, pertama dengan cara diantar oleh supplier, akan tetapi mengingat kemampuan supplier yang terbatas dalam mengirim bahan baku maka terkadang perusahaan memutuskan untuk mengambil sendiri bahan baku pada saat kebutuhan mendesak. Berikut adalah Tabel 4.8 data pembelian nitrogen cair Periode 1 November 2014 – 31 Oktober 2015.
56
Table 4.8 Data Pembelian Nitrogen Cair Periode
Cara Perolehan Bahan Baku
Kuantitas Pesanan (1 unit = 1 liter)
Frekuensi Pemesanan
Dikirim
700
7
Diambil
50
1
Dikirim
1000
10
Diambil
150
3
Dikirim
800
8
Diambil
200
4
Dikirim
800
8
Diambil
-
-
Dikirim
900
9
Diambil
60
2
Dikirim
900
9
Diambil
50
1
Dikirim
900
9
Diambil
120
3
Dikirim
900
9
Diambil
70
2
Dikirim
400
4
Diambil
50
1
Dikirim
700
7
Diambil
120
3
Nop-14
Des-15
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
Mei-15
Jun-15
Jul-15
Agust15
57
Lanjutan Tabel 4.8 Periode
Cara Perolehan Bahan Baku
Kuantitas Pesanan (1 unit = 1 liter)
Frekuensi Pemesanan
Dikirim Diambil Dikirim Diambil
900 60 900 90
9 2 9 2
10.720 Liter
122
Sep-15 Okt-15 Total
Sumber : Dokumen perusahaan (Data diolah 2015)
b.
Biaya pemesanan Dalam kasus nitrogen cair, biaya pemesanan terbagi menjadi dua yaitu biaya pemesanan apabila bahan baku dikirim oleh sipplier dan biaya pemesanan apabila bahan baku diambil sendiri oleh pihak kafe Zarazara. Berikut ini adalah tabel data mengenai biaya pemesanan nitrogen cair periode 1 November 2014 – 31 Oktober 2015. Tabel 4.9 Biaya Pemesanan Nitrogen Cair Periode
Nop-14 Des-14 Jan-15 Feb-15
Cara Perolehan Bahan Baku
Frekuensi Pemesanan
Biaya per Pesanan (S)
Total Biaya (Rp)
Dikirim
7
Rp.50.000
350.000
Diambil
1
Rp.100.000
100.000
DIkirim
10
Rp.50.000
500.000
Diambil
3
Rp.100.000
300.000
Dikirim
8
Rp.50.000
400.000
Diambil
4
Rp.100.000
400.000
Dikirim
8
Rp.50.000
400.000
Diambil
-
Rp.100.000
-
58
Lanjutan Tabel 4.9
Periode
Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agust-15 Sep-15 Okt-15 Total
Cara Perolehan Bahan Baku
Frekuensi Pemesanan
Dikirim
9
Rp.50.000
450.000
Diambil
2
Rp.100.000
200.000
Dikirim
9
Rp.50.000
450.000
Diambil
1
Rp.100.000
100.000
Dikirim
9
Rp.50.000
450.000
Diambil
3
Rp.100.000
300.000
Dikirim
9
Rp.50.000
450.000
Diambil
2
Rp.100.000
200.000
Dikirim
4
Rp.50.000
200.000
Diambil
1
Rp.100.000
100.000
Dikirim
7
Rp.50.000
350.000
Diambil
3
Rp.100.000
300.000
Dikirim
9
Rp.50.000
450.000
Diambil
2
Rp.100.000
200.000
Dikirim
9
Rp.50.000
450.000
Diambil
2
Rp.100.000
200.000
Dikirim
98
Rp4.900.000,00
Diambil
24
Rp2.400.000,00
Biaya per Pesanan (S)
Total Biaya (Rp)
Sumber : Dokumen dan wawancara (Data diolah 2015)
Dari Tabel 4.9 di atas diketahui bahwa total biaya pemesanan untuk nitrogen cair yang diperoleh dengan cara dikirim supplier adalah sebesar Rp.4.900.000,00 selama satu tahun dan jumlah total biaya pemesanan nitrogen cair yang diperoleh dengan cara diambil sendiri oleh perusahaan adalah sebesar Rp.2.400.000,00. Ada
dua
cara
dalam
memperoleh
nitrogen,
yaitu
menggunakan jasa pengiriman dari supplier dan perusahaan mengambil sendiri ke gudang. Hal ini menimbulkan biaya pemesanan yang berbeda, yakni Rp.50.000,00 apabila menggunakan
59
jasa pengiriman perusahaan dan Rp.100.000,00 apabila perusahaan mengambil ke gudang. Dengan demikian biaya per pemesanan (S) dapat diperoleh dengan perhitungan berikut ini:
c.
Biaya penyimpanan Biaya penyimpanan yang terkait dengan nitrogen cair ini terdiri dari biaya listrik dari alat penerangan (lampu) dan biaya penyusutan. Rincian perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Alat penerangan (lampu) Alat penerangan yang digunakan perusahaan memiliki spesifikasi sebagai berikut: Daya listrik
: 17 watt
Waktu pakai
: 6 jam
Jumlah
: 1 buah lampu
Jumlah biaya pemakaian listrik diperoleh dengan rumus (listrikdirumah.com) dan perhitungan berikut:
60
2) Penyusutan Nitrogen cair merupakan suatu unsur yang memerlukan perlakuan khusus dalam penyimpanannya, diantaranya metode penyimpanan harus dilakukan dalam tempat yang berbahan stainless steel dan harus tertutup rapat agar tidak cepat menyusut (menguap). Meskipun demikian, penyusutan nitrogen cair tidak bisa dihilangkan, sekalipun telah ditempatkan di tempat berbahan stainless steel dan tertutup rapat. Pihak manajemen kafe Zarazara dalam sesi wawancara mengatakan bahwa menurut estimasi mereka angka penyusutan adalah sebesar 5%. Dengan demikian berdasarkan data tersebut maka perhitungan biaya penyusutan Nitrogen cair adalah sebagai berikut.
Dalam rentang waktu satu tahun perusahaan telah kehilangan 536 liter Nitrogen cair yang disebabkan oleh
61
penyusutan atau penguapan. Selanjutnya, adalah perhitungan mengenai biaya penyusutan.
Jadi, biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebagai akibat dari sifat bahan baku Nitrogen cair yang mudah menyusut adalah sebesar Rp. 7.504.000,00. Berdasarkan hasil perhitungan dua komponen biaya penyimpanan di atas, maka dapat diketahui jumlah keseluruhan biaya penyimpanan selama periode 1 tahun, dengan perhitungan sebagai berikut:
d.
Biaya pernyimpanan per unit per tahun (H) Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa total biaya penyimpanan selama satu tahun adalah sebesar Rp.7.553.644,00. Dari hasil perhitungan ini maka biaya penyimpanan per unit per tahun (H) dapat diperoleh, agar metode EOQ dapat dioperasikan. Berdasarkan hasil wawancara, pihak manajemen kafe Zarazara mengatakan bahwa jumlah yang disimpan oleh perusahaan dalam satu siklus pemakaian bahan baku Nitrogen
62
cair adalah 100 liter. Dengan demikian, biaya penyimpanan per unit per tahun dapat diperoleh dengan perhitungan berikut:
e.
Data titik pemesanan (ROP), waktu tunggu (lead time), stok pengaman (safety stock) Disamping data di atas, berikut adalah data-data lain yang terkait dengan persediaan nitrogen cair yang diketahui yaitu: Tabel 4.10 ROP, Lead Time dan Safety Stock Nitrogen Cair Sub Variabel ROP Lead time Safety stock
Nilai 50 2 hari -
Sumber: Hasil Wawancara *Ket: Perusahaan tidak menerapkan Safety Stock 4. Perhitungan Persediaan dengan Metode Perusahaan Berdasarkan data-data yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diketahui bahwa perhitungan subvariabel dalam penelitian ini untuk masing-masing bahan baku berdasarkan metode pengelolaan persediaan yang diterapkan perusahaan adalah sebagai berikut: a. Bulk es krim 1) Frekuensi atau jumlah pemesanan pertahun (N) N = 284
63
Jadi, dalam satu tahun perusahaan melakukan 284 kali pemesanan atau pembelian. 2) Kuantitas pesanan (Q)
Jadi, setiap perusahaan melakukan pembelian bahan baku Bulk es krim maka jumlah Bulk es krim yang dibeli adalah 3,75 box. 3) Waktu antara pesanan yang diperkirakan (T)
Jadi, pemesanan bahan baku Bulk es krim hanya berjarak 1,21 hari antara satu pemesanan dengan pemesanan berikutnya. 4) Total inventory cost (TIC)
Biaya keseluruhan yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mengelola bahan baku bulk es krim adalah sebesar Rp. 3.880.220,00 .
64
5) Lead time, Safety stocks, dan Reorder point (ROP) a) Lead time (waktu tunggu) Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak manajemen kafe Zarazara, waktu tunggu untuk bahan baku Bulk es krim adalah 1 hari. b) Safety stocks (stok pengaman) Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak manajemen kafe Zarazara, pihak perusahaan tidak menerapkan stok pengaman. c) Reorder point (ROP) Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak manajemen kafe Zarazara menetapkan bahwa pemesanan kembali akan dilakukan apabila stok Bulk es krim tersisa 5 box. b. Sirup 1) Frekuensi atau jumlah pemesanan pertahun (N) N = 34 Jadi, dalam satu tahun perusahaan melakukan 34 kali pemesanan atau pembelian. 2) Kuantitas pesanan (Q)
65
Jadi, setiap perusahaan melakukan pembelian bahan baku sirup maka jumlah sirup yang dibeli adalah sejumlah 3,08. 3) Waktu antara pesanan yang diperkirakan (T)
Jadi, pemesanan bahan baku Sirup hanya berjarak 10,1 hari antara satu pemesanan dengan pemesanan berikutnya. 4) Total Inventory Cost (TIC)
Biaya keseluruhan yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mengelola bahan baku Sirup adalah sebesar Rp.447.719,00 5) Lead Time, Safety Stocks, dan Reorder Point (ROP) a) Lead Time (waktu tunggu) Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak manajemen kafe Zarazara, waktu tunggu untuk bahan baku Sirup adalah 1 hari.
66
b) Safety Stocks (stok pengaman) Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak manajemen kafe Zarazara, pihak perusahaan tidak menerapkan stok pengaman. c) Reorder Point (ROP) Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak manajemen Kafe Zarazara menetapkan bahwa pemesanan kembali akan dilakukan apabila stok Sirup tersisa 1 botol. c. Nitrogen cair 1) Frekwensi atau jumlah pemesanan per tahun (N) N = 122 Jadi, dalam satu tahun perusahaan melakukan 122 kali pemesanan atau pembelian, baik itu dengan cara dikirim oleh supplier maupun perusahaan mengambil sendiri ke gudang supplier. 2) Kuantitas pesanan (Q)
Jadi, setiap perusahaan melakukan pembelian bahan baku nitrogen cair maka jumlah nitrogen cair yang dibeli adalah sejumlah 88 liter.
67
3) Waktu antara pesanan yang diperkirakan (T)
Jadi, pemesanan bahan baku Nitrogen cair hanya berjarak 2,8 hari antara satu pemesanan dengan pemesanan berikutnya. 4) Total inventory cost (TIC)
Biaya keseluruhan yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mengelola
bahan
baku
Nitrogen
cair
adalah
sebesar
Rp.10.612.697,00 . 5) Lead Time, Safety Stocks, dan Reorder Point (ROP) a) Lead Time (waktu tunggu) Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak manajemen kafe Zarazara, waktu tunggu untuk bahan baku nitrogen cair adalah 2 hari.
68
b) Safety Stocks (stok pengaman) Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak manajemen kafe Zarazara, pihak perusahaan tidak menerapkan stok pengaman. c) Reorder Point (ROP) Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak manajemen kafe Zarazara menetapkan bahwa pemesanan kembali akan dilakukan apabila stok nitrogen cair tersisa 50 liter. 5. Perhitungan Persediaan dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Pada sebuah perusahaan, metode EOQ umum diterapkan dalam tata kelola persediaan, sebagai acuan untuk mendapatkan nilai efisiensi dalam proses produksi. Untuk itu metode EOQ diterapkan untuk pemecahan masalah yang sudah teridentifikasi, dalam tata kelola persediaan di Kafe Zarazara. Berikut adalah perhitungan EOQ pada masing-masing bahan baku: a. Bulk es krim 1) Economic order quantity (EOQ) Diketahui berdasarkan hasil wawancara dan olah dokumen, D
: 1.067 box
S
: Rp.10.000,00
H
: Rp.551.940,00 √
69
√ EOQ = 6,21 Berdasarkan perhitungan rumus EOQ secara manual, kuantitas pembelian yang paling ekonomis bahan baku Bulk es krim adalah sebesar 6,21 box per pemesanan/pembelian. 2) Frekuensi atau jumlah pemesanan per tahun (N)
N = 171,8 Jadi, dalam rentang waktu satu tahun perusahaan akan melakukan pemesanan atau pembelian bahan baku Bulk es krim sebanyak 171,8 kali. 3) Waktu antara pesanan yang diperkirakan (T)
T = 2 hari Jadi, dalam waktu 2 hari sekali, perusahaan akan melakukan pemesanan/pembelian. 4) Total inventory cost (TIC)
70
TIC atau total biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam periode satu tahun apabila menerapkan metode EOQ adalam mengelola
bahan
baku
bulk
es
krim
adalah
sebesar
Rp.3.431.970,00 . 5) Lead time (L), Safety stocks, dan Reorder point (ROP) a) Reorder point (ROP) ROP = permintaan harian (d) × L
L = 1 hari ROP = 3,09 × 1 ROP = 3,09 Jadi, pemesanan ulang harus segera dilakukan apabila stok bahan baku Bulk es krim tersisa 3,09 box b) Safety stocks (stok pengaman) Perusahaan mengambil kebijakan tidak menerapkan safety stocks (stok pengaman) oleh karena itu dalam perhitungan persediaan bahan baku Bulk es krim dengan metode EOQ ini tidak mencantumkan perhitungan safety stocks (stok pengaman).
71
b. Sirup 1) Economic order quantity (EOQ) Diketahui, D
: 105 botol
S
: Rp.10.000,00
H
: Rp.69.357,00 √ √
EOQ = 5,5 Berdasarkan perhitungan rumus EOQ secara manual, kuantitas pembelian yang paling ekonomis bahan baku Sirup adalah sebesar 5,5 botol per pemesanan/pembelian. 2) Frekuensi atau jumlah pemesanan per tahun (N)
N = 19 Jadi, dalam rentang waktu satu tahun perusahaan akan melakukan pemesanan atau pembelian bahan baku sirup sebanyak 19 kali. 3) Waktu antara pesanan yang diperkirakan (T)
72
T = 18,1 hari Jadi, dalam waktu 18,1 hari sekali, perusahaan akan melakukan pemesanan. 4) Total inventory cost (TIC)
TIC atau total biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam periode satu tahun apabila menerapkan metode EOQ dalam mengelola bahan baku sirup adalah sebesar Rp.381.641,00 5) Lead time (L), Safety stocks, dan Reorder point (ROP) a) Reorder point (ROP). ROP = permintaan harian (d) × L
L = 1 hari ROP = 0,3 × 1 ROP = 0,3
73
Jadi, pemesanan ulang harus segera dilakukan apabila stok bahan baku Sirup tersisa 0,3 botol atau setara dengan 300 ml. b) Safety stocks (stok pengaman) Perusahaan mengambil kebijakan tidak menerapkan safety stocks (stok pengaman) oleh karena itu dalam perhitungan persediaan bahan baku Sirup dengan metode EOQ ini tidak mencantumkan perhitungan safety stocks (stok pengaman). c. Nitrogen cair 1) Economic order quantity (EOQ) Diketahui, D
: 10.720 liter
S
: Rp.59.836,00
H
: Rp.75.536,00 √ √
EOQ = 130,3 Berdasarkan perhitungan rumus EOQ secara manual, kuantitas pembelian yang paling ekonomis bahan baku Nitrogen cair adalah sebesar 130,3 liter per pemesanan/pembelian. 2) Frekuensi atau jumlah pemesanan per tahun (N)
74
N = 82,2 Jadi, dalam rentang waktu satu tahun perusahaan akan melakukan pemesanan atau pembelian bahan baku Sirup sebanyak 82,2 kali. 3) Waktu antara pesanan yang diperkirakan (T)
T = 4,19 hari Jadi, dalam waktu 4,19 hari sekali, perusahaan akan melakukan pemesanan/pembelian. 4) Total inventory cost (TIC)
TIC atau total biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam periode satu tahun apabila menerapkan metode EOQ dalam mengelola
bahan
Rp.9.843.978,00 .
baku
nitrogen
cair
adalah
sebesar
75
5) Lead time (L), Safety stocks, dan Reorder point (ROP) a) Reorder point (ROP). ROP = permintaan harian (d) × L
L = 2 hari ROP = 31 × 2 ROP = 62 Jadi, pemesanan ulang harus segera dilakukan apabila stok bahan baku Nitrogen cair tersisa 62 liter. b) Safety stocks (stok pengaman) Perusahaan mengambil kebijakan tidak menerapkan safety stocks (stok pengaman) oleh karena itu dalam perhitungan persediaan bahan baku Nitrogen cair dengan metode EOQ ini tidak mencantumkan perhitungan safety stocks (stok pengaman). 6. Perhitungan EOQ dengan Software POM-QM for Windows 3.41 Software POM-QM for Windows merupakan sebuah software yang dirancang untuk melakukan perhitungan yang diperlukan pihak manajemen untuk mengambil keputusan di bidang produksi dan pemasaran. Pengelolaan persediaan merupakan bagian dari bidang produksi, oleh karena itu penelitian ini menggunakan software POM-QM
76
for Windows sebagai alat analisis data. Berikut adalah perhitungan menggunakan metode EOQ dengan software POM-QM for Windows sebagai alat analisis data untuk masing-masing bahan baku: a. Bulk es krim 1) Perhitungan economic order quantity(EOQ) Hasil perhitungan metode EOQ pada bahan baku Bulk es krim dengan menggunakan software POM-QM for Windows 3.4 akan ditampilkan dalam tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11 Perhitungan EOQ Bulk es krim dengan Software Bulk es krim solution Parameter
Value
Parameter Optimal order quantity (Q*)
6,22
551940
Average inventory
3,11
114500
Orders per period(year)
Demand rate (D)
1067
Holding Cost (H) Unit cost Days per year (D/d) Daily demand rate Lead time (in days) Safety stock
Value
171,6
345
Annual Setup cost
1715984
3,09
Annual Holding cost
1715984
1 0
Unit costs (PD)
1,22E+08
Total Cost
1,26E+08
Reorder point
3,09 units
Sumber: Hasil Output POM-QM For Windows
77
2) Grafik Total Inventory Cost (TIC) bulk es krim. Grafik TIC akan disajikan pada Gambar 4.5 berikut:
Sumber: Hasil Output POM-QM For Windows 3.4 Gambar 4.5 Grafik TIC Bulk es krim
Kordinat x (horizontal) adalah angka kuantitas order (Q) dan kordinat y (vertikal) adalah angka biaya (cost). Pada grafik di atas, pada kurva biaya penyimpanan (Holding cost) menunjukan bahwa semakin tinggi kuantitas order maka biaya penyimpanan akan semakin tinggi, akan tetapi sebaliknya dengan kurva biaya pemesanan (Setup cost), semakin tinggi kuantitas order maka semakin rendah biaya pemesanan (Setup cost). Kuantitas order yang optimal (EOQ) berada pada titik potong antara kurva biaya penyimpanan dan kurva biaya
78
pemesanan, sehingga mampu meminimalkan biaya total (Total cost). b.
Sirup 1) Perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) Hasil perhitungan EOQ bahan baku sirup dengan menggunakan software POM-QM For Windows 3.4 akan disajikan pada tabel 4.12 berikut ini: Tabel 4.12 Perhitungan EOQ Sirup dengan Software Sirup solution Parameter
Value
Parameter
Demand rate (D) Setup/Ordering cost (S) Holding Cost (H)
10000 69357
Average inventory
Unit cost
90000
Orders per period(year)
Days per year (D/d) Daily demand rate Lead time (in days) Safety stock
105
Optimal order quantity (Q*) Maximum Inventory Level (Imax)
Value 5,5 5,5 2,75 19,08
345
Annual Setup cost
190820
0,3
Annual Holding cost
190820
1 0
Unit costs (PD)
9450000
Total Cost
9831641
Reorder point
0,3 units
Sumber: Hasil Output POM-QM For Windows 3.4
79
2)
Grafik Total Inventory Cost (TIC) sirup Grafik TIC bahan baku sirup akan disajikan pada gambar 4.6 berikut:
Gambar 4.3 Grafik TIC Sirup
Sumber: Hasil Output POM-QM For Windows 3.4 Gambar 4.6 Grafik TIC Sirup Kuantitas order yang optimal (EOQ) tepat berada pada titik pertemuan antara kurva biaya penyimpanan dan kurva biaya pemesanan, sehingga mampu menghasilkan biaya total (Total cost) yang minimal.
80
c. Nitrogen cair 1) Perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) Hasil perhitungan EOQ pada pengelolaan bahan baku Nitrogen cair dengan software POM-QM for Windows 3.4 akan ditampilkan pada tabel 4.13 berikut ini: Tabel 4.13 Perhitungan EOQ Nitrogen Cair dengan Software Nitrogen solution Parameter
Value
Parameter Optimal order quantity (Q*) Maximum Inventory Level (Imax)
Value
Demand rate (D)
10720
Setup/Ordering cost (S)
59836
Holding Cost (H)
75536
Average inventory
65,16
Unit cost
14000
Orders per period(year)
82,26
Days per year (D/d) Daily demand rate Lead time (in days) Safety stock
345 31,07
130,32 130,32
Annual Setup cost
4921989
Annual Holding cost
4921990
Unit costs (PD)
150080000
Total Cost
159924000
2 0
Reorder point
62,14 units
Sumber: Hasil Output POM-QM For Windows 3.4
81
2) Grafik Total Inventory Cost (TIC)
Sumber: Hasil Output POM-QM For Windows 3.4 Gambar 4.7 Grafik TIC Nitrogen
Kuantitas order yang optimal (EOQ) berada pada titik potong antara kurva biaya penyimpanan dan kurva biaya pemesanan, sehingga mampu meminimalkan biaya total (Total cost). 7. Perbandingan Metode Pengelolaan Persediaan Perusahaan dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Perbandingan antara metode pengelolaan persediaan bahan baku yang diterapkan oleh kafe Zarazara dengan metode pengelolaan
82
berdasarkan konsep EOQ untuk masing-masing bahan baku pembuat es krim nitrogen akan ditampilkan pada tabel-tabel berikut ini: a. Bulk es krim Tabel 4.14 Perbandingan antar Metode dalam Pengelolaan Bulk Es krim Parameter
Metode Economic Order Quantity
Metode Pengelolaan Persediaan perusahaan
Kuantitas Order
POM-QM For Windows V3.4
Perhitungan Manual
3,75
6,21
6,22
Level Persediaan Maksimum (Imax)
-
-
6,22
Persediaan Rata-rata
-
-
3,11
284
172
171,6
Biaya Pemesanan per Tahun (Rp)
2.845.333
1.718.196
1.715.984
Biaya Penyimpanan per Tahun (Rp)
1.034.887
1.713.774
1.715.984
Total Biaya (Rp)
3.880.220
3.431.970
3.431.968
5 Unit
3,09 Unit
3,09 Unit
1,21 Hari
2 Hari
-
Order per Periode (Tahun)
Reorder Point (ROP) Waktu antara Pesanan (T) Safety Stocks
Sumber: Hasil analisis data
-
-
83
b. Sirup Tabel 4.15 Perbandingan antar Metode dalam Pengelolaan Sirup Parameter
Metode Economic Order Quantity
Metode Pengelolaan Persediaan perusahaan
Kuantitas Order
POM-QM For Windows V3.4
Perhitungan Manual
3,08
5,5
5,5
Level Persediaan Maksimum (Imax)
-
-
5,5
Persediaan Rata-rata
-
-
2,75
34
19
19,08
Biaya Pemesanan per Tahun (Rp)
340.909
190.732
190.820,4
Biaya Penyimpanan per Tahun (Rp)
106.810
190.732
190.820,4
Total Biaya (Rp)
447.719
381.641
381.640,8
1 Unit
0,3 Unit
0,3 Unit
10,1 Hari
18,1 Hari
-
-
-
-
Order per Periode (Tahun)
Reorder Point (ROP) Waktu antara Pesanan (T) Safety Stocks
Sumber: Hasil analisis data
84
c. Nitrogen cair Tabel 4.16 Perbandingan antar Metode dalam Pengelolaan Nitrogen Cair
Parameter
Metode Economic Order Quantity
Metode Pengelolaan Persediaan perusahaan
Kuantitas Order
POM-QM For Windows V3.4
Perhitungan Manual
88
130,3
130,32
Level Persediaan Maksimum (Imax)
-
-
130,32
Persediaan Rata-rata
-
-
65,16
122
82,2
82,26
Biaya Pemesanan per Tahun (Rp)
7.289.113
4.922.808
4.921.989
Biaya Penyimpanan per Tahun (Rp)
3.323.584
4.921.170
4.921.989
10.612.697
9.843.978
9.843.979
Reorder Point (ROP)
60 Unit
62,2 Unit
62,2 Unit
Waktu antara Pesanan (T)
2,8 Hari
4,19 Hari
-
Order per Periode (Tahun)
Total Biaya (Rp)
Safety Stocks
-
-
Sumber: Hasil analisis data d. Perbandingan total biaya Salah
satu
tujuan
manajemen
persediaan
adalah
meminimalkan total biaya terkait pengelolaan persediaan. Untuk mengetahui metode yang lebih efisien antara metode yang
85
diterapkan perusahaan dengan metode EOQ, maka harus dilakukan perhitungan mengenai total biaya persediaan. 1) Selisih Total Inventory Cost (TIC) bulk es krim Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa TIC bahan baku Bulk es krim dengan metode pengelolaa persediaan yang diterapkan perusahaan adalah sebesar Rp.3.880.220,00, TIC dengan metode EOQ perhitungan manual sebesar Rp.3.431.970,00 dan TIC dengan POM-QM for Windows sebesar Rp.3.431.968,00, oleh karena selisih nilai dari TIC metode EOQ dengan perhitungan manual dan TIC metode EOQ yang diperoleh dari hasil output software POMQM for Windows menunjukan perubahan nilai yang sangat kecil, maka perhitungan dari selisih TIC antar metode pengelolaan
persediaan
hanya
dilakukan
satu
kali
menggunakan nilai TIC dari hasil output POM-QM for Windows. Nilai selisih TIC akan diperoleh dengan perhitungan berikut ini:
Metode EOQ memiliki nilai total inventory cost (TIC) yang lebih kecil dibandingkan dengan metode pengelolaan persediaan yang diterapkan perusahaan, dengan selisih biaya
86
sejumlah Rp.448.252,00. Selanjutnya untuk mengetahui presentase perubahan TIC akan dilakukan perhitungan berikut:
Dengan demikian, metode EOQ apabila diterapkan dalam pengelolaan bahan baku bulk es krim di kafe Zarazara, maka efisiensi dapat dilakukan sebesar 11,5 %. 2) Selisih Total Inventory Cost (TIC) sirup Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa TIC bahan baku sirup dengan metode pengelolaan persediaan yang diterapkan perusahaan sebesar Rp.447.719,00, TIC dengan metode EOQ perhitungan manual sebesar Rp.381.641,00 dan TIC dengan POM-QM for Windows sebesar Rp.381.641,00. Oleh karena nilai TIC dari EOQ dengan perhitungan manual dan perhitungan software POM-QM for Windows sama nilainya maka perhitungan hanya dilakukan satu kali. Perhitungan selisih TIC adalah sebagai berikut:
-
87
Metode EOQ memiliki nilai Total inventory cost (TIC) yang lebih kecil dibandingkan dengan metode pengelolaan persediaan yang diterapkan perusahaan, dengan selisih biaya sejumlah
Rp.66.078,00.
Selanjutnya
untuk
mengetahui
presentase perubahan nilai TIC, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Dengan demikian, metode EOQ apabila diterapkan dalam pengelolaan bahan baku sirup di kafe Zarazara akan lebih efisien sebesar 14,7 %. 3) Selisih total nventory cost (TIC) nitrogen cair Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa TIC bahan baku nitrogen cair dengan metode pengelolaan persediaan yang diterapkan perusahaan adalah sebesar Rp.10.612.697,00, TIC dengan metode EOQ perhitungan manual sebesar Rp.9.843.978,00 dan TIC dengan POM-QM for Windows sebesar Rp.9.843.979,00. Oleh karena perbedaan angka yang sangat kecil antara TIC metode EOQ dengan perhitungan manual dan TIC metode EOQ yang diperoleh dari hasil
output
software POM-QM for Windows, maka
perhitungan selisih TIC dan presentase perubahan nilai TIC
88
hanya dilakukan satu kali menggunakan nilai TIC yang didapat dari hasil pengoperasian software POM-QM for Windows. Perhitungan selisih TIC adalah sebagai berikut:
-
Metode EOQ memiliki nilai total inventory cost (TIC) yang lebih kecil dibandingkan dengan metode pengelolaan persediaan yang diterapkan perusahaan, dengan selisih biaya sejumlah
Rp.768.718,00.
Kemudian,
akan
dilakukan
perhitungan mengenai presentase perubahan nilai TIC, sebagai berikut:
Jadi, apabila metode EOQ diterapkan dalam pengelolaan bahan baku nitrogen cair maka akan terjadi efisiensi sebesar 7,2 %. 8. Analisis Konten Wawancara Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 21 November 2015 kepada pemilik usaha, manajer operasional, dan petugas logistik, dapat diidentifikasi bahwa masalah yang dihadapi oleh kafe
89
Zarazara terkait pengelolaan persediaan
bahan baku adalah sebagai
berikut: a.
Perusahaan mengelola persediaan masih berbasis pada pemenuhan kebutuhan jangka pendek yang diadopsi dari metode “j s
”
meskipun dalam penerapannya belum terlaksana dengan sempurna, sehingga pernah terjadi kekosongan persediaan logistik dalam jam operasional yang menyebabkan perusahaan tidak bisa memenuhi permintaan pelanggan. b.
Media penyimpanan untuk nitrogen cair yang dimiliki perusahaan terbatas, hanya berkapasitas maksimal 150 liter, sehingga tidak memungkinkan untuk membuat persediaan jangka panjang.
c. Khusus bahan baku nitrogen cair dan sirup, perusahaan hanya bergantung pada satu supplier, sehingga kondisi pihak supplier mempengaruhi tata kelola persediaan perusahaan, misalnya pada bahan baku nitrogen cair, supplier tidak selalu bisa memberikan jasa pengiriman (delivery) sehingga pihak perusahaan harus mengambil sendiri.