MANAJEMEN PEMELIHARAAN RUTIN DAN BERKALA JALAN LINGKAR (RING ROAD) (Studi Kasus : Jalan Lingkar/ring road Utara, Kabupaten Sragen) Gatot Nursetyo dan M.Taufiq Yunanto
Abstrak
Pelayanan kualitas Jalan Lingkar perlu ditingkatkan dan dipelihara, agar selalu dalam kondisi baik, selama masa pelayanan. Permasalahan yang ada dalam usaha pemeliharaan jalan adalah keterbatasan sumber dana, sehingga diperlukan manajemen pemeliharaan jalan yang baik dan efisien. Agar jalan yang ada tetap berfungsi dengan baik, seperti halnya untuk jalan Lingkar utara Kabupaten Sragen yang kondisi lapis permukaannya mulai ada beberapa kerusakan. Dengan demikian tingkat layannya menurun, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan dan menetapkan jenis penanganan yang sesuai serta menghitung berapa besar biaya yang diperlukan untuk menangani kerusakan tersebut. Yang digunakan dalam penilaian kerusakan dengan Metode Petunjuk Teknis Perencanaan dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten SK. No. 77/KPTS/Db/1990. Obyek penyusunan penelitian ini adalah studi kasus Jalan lingkar utara, Kabupaten Sragen. Panjang 9600 m, lebar 6,0 m (Sta.0+000 - 9+600) dengan jenis permukaan jalan lapis Hot Rollet Sheet (HRS). pemeriksaan dilakukan secara visual. Dari hasil penilaian diperoleh yaitu; total nilai rata-rata = 10,3 kategori ringan. Jenis kerusakan lubang, legokan, retak-retak dan alur. Cara penanganan pelaksanaannya adalah pemeliharaan rutin dengan biaya total Rp.243.814.786,00 (dua ratus empat puluh tiga juta, delapan ratus empat belas ribu, tujuh ratus delapan puluh enam Rupiah). Kata kunci: Pemeliharaan rutin, Jalan Lingkar.
1.
PENDAHULUAN
Kabupaten Sragen. Arus lalu lintas yang
Konsep pemeliharaan jalan adalah
melewati Jalan Lingkar utara kabupaten
kegiatan yang dapat memperpanjang
Sragen dimulai dari pertigaan di desa
umur layan jalan dengan pembiayaan
Sidoharjo,
yang sekecil mungkin. Konsep tersebut
berakhir
akan dicoba diterapkan pada ruas jalan
kendaraan yang lewat berupa kendaraan
Lingkar (Ring Road) utara di daerah
ringan sampai kendaraan berat, karena
melalui di
desa
desa
Sine
Pilangsari.
dan Jenis
merupakan
jalan
penghubung
antar
Djojowirono (1991), mana-jemen
daerah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
dapat diartikan sebagai kemampuan
Berkaitan dengan padatnya arus lalu
untuk memperoleh suatu hasil dalam
lintas yang ada kondisi jalan pada
rangka
umumnya kurang nyaman, maka arus
kegiatan sekelompok orang. Dengan
ruas jalan Sidiharjo – Sine sampai
pengertian ini tujuan perlu ditetapkan
Pilangsari perlu adanya perbaikan.
terlebih dahulu, sebelum melibatkan
Alokasi dana untuk pe-meliharaan
pencapian
sekelompok
orang
tujuan
melalui
yang masing-
jalan Kabupaten yang tersedia sangat
masing mempunyai ke-mampuan atau
terbatas tidak sebanding dengan panjang
keahlian dalam rangka mencapai
ruas jalan yang ada. Panjang ruas jalan
suatu hasil tertentu, atau dengan kata
di Kabupaten Sragen adalah ± 1088,5
lain., manajemen pada hakekatnya
km. dana pemeliharaan rutin rata-rata
berfungsi untuk melaksanakan semua
Rp. 1.900.000,00) per kilometer dan
kegiatan yang perlu dikerjakan dalam
pemeliharaan
rangka
berkala
Rp.30.000.000,00
(tiga
rata-rata puluh
juta
pencapaian
tujuan
dalam
batas-batas tertentu.
Rupiah) per kilometer. Ruas jalan Lingkar
utara
Kabupaten
Sragen
panjangnya 9,6 km, lebar jalan 6,0 m, sedangkan perkerasannya
jenis adalah
konstruksi lapis
pondasi
2.2
Fungsi Manajemen Menurut Terry (1996), fungsi
manajemen adalah merupakan bagian dari kegiatan dalam manajemen yaitu:
bawah agregat klas B setebal 20 cm,
perencanaan
(planning),
lapis pondasi klas A setebal 30 cm, lapis
organesasian
(organizing),
penetrasi 5 cm, lapis ATB (Aspalt
laksanaan
Trated Base) stebal 5 cm dan lapis HRS
ngawasan
(Hot Rolled Sheet) setebal 3 cm.
hakekatnya merupakan fungsi dasar
(actualing),
pengpe-
dan
(controlling),
pepada
manajemen. Menurut pendapat para ahli manajemen (Djojowirono, 1991), 2.
TINJAUAN PUSTAKA
pelaksanaan
manajemen
melalui
2.1
Pengertian Manajemen
suatu proses kegiatan tertentu dengan
fungsi yang saling berkaitan. Dalam
3) Konstruksi perkerasan kaku (rigid
hal ini proses dan fungsi mempunyai
pavement), yaitu perkerasan yang
pengertian
yang
dimaksud
dengan
sama.
Yang
menggunakan
proses
ialah
bahan
pengikat.
serangkaian tahap kegiatan mulai dari
dengan
awal
diletakkan
penentuan/sasaran,
kegiatan
yang
sedang
berlangsung
semen
atau
sebagai
Pelat
tanpa
diatas
beton
tulangan
tanah
dasar
dengan atau tanpa lapis pondasi
merupakan fungsi dari manajemen.
bawah. Beban lalu lintas sebagian
2.3
besar dipikul oleh pelat beton.
Jenis Konstruksi Perkerasan Menurut
Leonardo
(1982),
2.4
Jenis dan Fungsi Lapisan
konstruksi perkerasan jalan dibedakan
Perkerasan
berdasarkan
pengikatnya.
Sukirman (1993), konstruksi
Jenis konstruksi perkerasan tersebut
perkerasan lentur terdiri atas lapisan-
terdiri atas 3 bagian yaitu:
lapisan yang diletakan di atas tanah
1) Konstruksi (flexible
bahan
perkerasan pavement),
lentur yaitu
perkerasan yang menggunakan
dasar yang telah dipadatkan. Lapisanlapisan perkerasan ini misalnya: Lapis permukaan (surface course)
aspal sebagai bahan pengikat.
adalah
lapisan
Lapisan-lapisan bersifat memikul
paling
atas
dan
menahan beban roda, lapis kedap
menyebarkan
beban
lalu
lintas ke tanah dasar.
yang dan
terletak berfungsi,
air, lapis aus.
2) Konstruksi perkerasan komposit (composit
pavement),
perkerasan
kaku
Lapis pondasi atas (base course)
yaitu
adalah bagian perkerasan jalan
di-
yang terletak di antara lapis
kombinasikan dengan perkerasan
permukaan dan lapis pondasi.
lentur dapat berupa perkerasan
Berfungsi menahan gaya lintang
lentur diatas perkerasan kaku,
dari beban roda.
yang
atau perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.
lapis pondasi bawah (subbase course) adalah lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi
atas dan tanah dasar disebut lapis pondasi
bawah.
Berfungsi
Survai
dilakukan
mengindentifikasi
menyebarkan beban roda ke tanah
kerusakan
yang
dasar.
perkerasan
jalan
Lapis tanah dasar (subgrade)
dipergunakan
untuk
kerusakanterjadi yang
untuk
pada nantinya
mengevaluasi
adalah lapisan tanah yang akan
mengenai jenis-jenis kerusakan dan
diletakan pada pondasi bawah.
dapat dilihat pada Tabel 3.1
Berfungsi mendukung lapisanlapisan di atasnya dan mendukung beban roda lalu lintas. 2.5 Pemeliharaan Jalan Menurut Petunjuk Teknis No. 024/T/Bt/1995, Pelaksanaan
tentang
Petunjuk
Pemeliharaan
Jalan
Kabupaten (DPU, 1995), pengertian tentang pemeliharaan jalan adalah penaganan
jalan
pemeliharaan,
yang
meliputi
rehabilitasi
dan
peningkatan.
3.
LANDASAN TEORI
3.1.1
Mengindentifikas kerusakan
Tabel 3.1.1 Klasifikasi kondisi permukaan (DPU, 1995) Jalan beraspal A. Tampak
Jalan tak beraspal permukaan/tekstur
B. lubang-lubang
(tidak untuk penilaian) B. Lubang-lubang C. Legokan/amblas
C. Titik-titik lembek
D. Retak-retak
D. Erosi permukaan
E. Alur bekas roda (rusak tepi) E. Alur bekas roda
F. Bahu jalan G. Kemiringan melintang
F. Bergelombang G. Kemiringan melintang
Dari tabel 3.1 di atas terdapat
3) Nilai 3 = Rusak
6 kategori kerusakan permukaan yang ditetapkan beraspal
untuk
penilaian
(lubang,
4) Nilai 4 = Rusak berat
jalan
Untuk
kerusakan
permukaan
kategori B – J pada Tabel 3.1, tingkat
legokan/amblas,
retak, alur, bahu jalan, kemiringan
kerusakan
ditentukan
melintang) dan jalan tidak beraspal
persentase
luas
kerusakan
(lubang, titik-titik lembek, erosi, alur,
terjadi
terhadap
luas
bergelombang,
perkerasan per satuan jarak (misalnya
kemiringan
me-
lintang). Skor penilaian diberikan untuk
setiap
kategori
berdasarkan yang seluruh
100m), seperti pada Tabel 3.1.2.
kerusakan.
Suatu sistem penilaian yang terdiri atas 4 angka/tingkatan digunakan untuk
menggambarkan
kondisi
perkerasan jalan: 1) Nilai 1 = Baik 2) Nilai 2 = Sedang Tabel 3.1.2. Kondisi Jalan Berdasarkan Persentase Luas Kerusakan Jalan (DPU, 1995)
Jalan Beraspal
Tingkat Kerusakan (%) Baik (1)
Sedang (2)
Rusak (3)
Rusak berat (4)
B. Lubang-lubang
0– 1
1– 5
5 – 15
>15
C. Legokan/amblas
0– 5
5– 10
10– 50
>50
D. Retak-retak
0–3
3 – 12
12 – 25
>25
E. Alur bekas roda
0–3
3-5
5 - 25
>25
Jalan tak Beraspal
Baik (1)
Sedang (2)
Rusak (3)
Rusak berat (4)
F. Lubang-lubang
0-1
3-10
10-25
>25
G.Titik-titik lembek
0-3
3-10
10-50
>25
H. Erosi permukaan
0-3
3-10
10-25
>25
I. Alur bekas roda
0-5
5-15
15-50
>50
J. Bergelombang
0-3
3-10
10-50
>50
3.1.2. Penentuan nilai
kondisi
3) Bahu jalan.
perkerasan
4) Pemeliharaan rutin jalan.
Kode angka 1 – 4 harus
3.3. Drainase Jalan
dimasukan pada setiap kolom jenis
Jenis kegiatan penanganan drainase
tingkat kerusakan yang bersangkutan,
jalan, yaitu:
lalu dijumlahkan untuk memberikan
a) Pembersishan
saluran
tepi
nilai total antara 6 – 24 jika
jalan
memungkinkan penilaian harus didata
bersihan dari segala macam
dan dijumlah untuk setiap 100 m
kotoran yang menghambat
bagian sample, kemudian dirata-rata
aliran air.
perkilometer, lalu dihitung dengan
b) Pembersihan
yaitu
dengan
dan
pem-
perbaikan
menjumlahkan skor per 100 m dan
gorong-gorong,
membaginya dengan 10.
inspeksi
3.2 Penanganan Kerusakan Jalan
secara rinci dari semua gorong-
Menurut Petunjuk Pelaksanaan Pemeliharaan
Jalan
Kabupaten,
yaitu
dan
dengan
pembersiahan
gorong sebelum musim hujan, memeriksa
atau dan
mencegah
Nomor 024/T/Bt/1995 (DPU, 1995),
gerusan
memperbaiki
kegiatan penanganan kerusakan jalan
kerusakan
dilaksanakan pada konstruksi berikut:
menanggulangi
1) Drainase jalan.
saluran outlet perlu membuat
2) Jalan dengan permukaan aspal.
penghamburan
structural, erosi
energi
untuk pada
dan
melapisi
saluran
dengan
pasangan batu atau beton.
Perbaikan dapat dilakukan seperti perbaikan retak pinggir.
3.4. Jalan dengan permukaan aspal Jenis kegiatan penanganan kerusakan
e). Retak susut (shrinkage cracks), retak
saling
bersambunagn
jalan permukaan aspal yaitu:
membentuk kotak-kotak besar
3.4.1. Akibat retak (cracking)
dengan sudut tajam. Retak ini
Penyebab
dan
cara
pe-
disebabkan
oleh
perubahan
nanganannya sebagai berikut:
volume pada lapisan permukaan
a). Retak halus (hair cracking), lebar
yang memakai
celah
<
3mm,
kerusakan
ini
penyebab
adalah
aspal
dengan
perubahan
bentuk
penetrasi rendah.
bahan
perkerasan yang kurang baik atau tanah dasar yang kurang stabil. b). Retak kulit buaya lebar celah
3.4.2. Akibat
(distortion) Cara
penanganannya
adalah
>3mm, retak ini membentuk
sebagai berikut:
serang kaian kotak-kotak kecil
a). Alur (ruts), terjadi pada lintasan
menyerupai kulit buaya. Retak
roda sejajar dengan as jalan. Alur
ini
disebabkan oleh lapis perkerasan
disebabkan
oleh
bahan
perkerasan yang kurang baik.
yang kurang padat. Perbaikan
c). Retak pinggir, retak memanjang
dapat dilakukan dengan member
jalan dengan atau tanpa cabang
lapisan
yang mengarah ke bahu dan
permukaan yang sesuai.
terletak dekat bahu. Retak ini
tambahan
dan
lapis
b). Keriting , alur yang terjadi
disebabkan oleh tidak baiknya
melintang
sokongan dari arah samping.
kerusakan iniadalah rendahnya
d). Retak sambungan jalan, retak
stabilitas campuran yang berasal
memanjang yang terjadi pada
dari terlalu tingginya kadar aspal,
sambungan dua lajur lalu lintas
terlalu
retak
tidak
agregat halus. Keriting dapat
lajur.
juaga terjadi jika lalu lintas
baiknya
ini
disebabkan
ikatan
kedua
jalan
banyak
penyebab
menggunakan
dibuka
sebelum
perkersan
3.4.5. Kegemukan
mantap,
(bleeding
or
flushing) Pada temperature tinggi aspal
3.4.3. C a c a t
menjadi lunak dan akan terjadi jejak
permukaan
roda. Kegemukan disebabkan pe-
(disintegration) Cara
penanganannya
adalah
makaian kadar aspal yang tinggi pada
sebagai berikut:
campuran aspal. Perbaikan dengan
a). Lubang, bentuk berupa mangkuk
menaburkan agregat dan kemudian
dengan ukuran bervariasi dari
dipadatkan atau lapis aspal diangkat
kecil sampai besar. Lubang ini
kemudian diberi lapisan penutup.
menampung dan meresapkan air 3.5. Perhitungan Biaya
kedalam lapis permukaan se-
Penetapan jenis penanganan
hingga menyebabkan ke-rusakan. b).
Pelepasan
butir
berdasarkan penilaian dari survey
(raveling),
penjajagan kondisi jalan formulir S1
disebabkan oleh hal yang sama
menurut
dengan lubang diperbaiki dengan
lapisan
yang
Kabupaten
mengalami
adakan
3.4.4. Pengausan (polished aggregate) Permukaan
jalan
sehingga
membahayakan
Pe-
SK.
77/KPTS/Db/1990,
pelepsan butir.
licin
Teknik
rencanaan dan Penyusunan Jalan
memberikan lapisan tambahan di ats
petunjuk
No.
kemudian
perhitungan
biaya
diyang
dihitung berdasarkan index harga
menjadi
Kabupaten
dengan
menggunakan
Petunjuk Teknis Analisa Biaya dan
kendaraan. Pengausan terjadi karena
Harga
agregat berasal dari material yang
Satuan
Kabupaten
tidak tahan aus, atau agregat yang
Pekerjaan
(Petunjuk
Jalan Teknis
No,015/T/Bt/1995).
digunakan berbentuk bulat dan licin. Perbaikan dengan menutup lapisan dengan latasir.
4.
METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian ini diawali
dengan
4.1.
Survai
penjajakan
kondisi
Berdasarkan pengamatan kondisi
jalan meliputi
lapis perkerasan permukaan jalanm
Pengamatan visual kondisi
Lingkar
pada lapis permukaan Pengamatan
kabupaten
Sragen,
dengan panjang jalan 9600 m dan
pada
lebar
perkerasan
lebar 6,0 m. Ternyata kondisinya ada yang masih baik dan ada yang sudah
Pengamatan
pada
jembatan/gorong-gorong
mengalami layannya.
penurunan Adapun
tingkat
keseluruhan
kondisi jalan yang ada yaitu:
4.2. Survai kerusakan jalan Sesudah
utara
mencermati kondisi
1) Sta.0+000-1+000 kondisi baik
lapis perkerasan permukaan jalan
2) Sta.1+000-2+000 kondisi baik
kemudian
3) Sta.2+000-3+000 kondisi baik
identifikasi
nentukan
jenis
dan
me--
kerusakannya
misalkan: lubang, legokan/amblas, retak-retak dan alur.
menaksir
jenis
pe-
meliharaan yang diperlukan pada saat pengolahan data, dan sebagai bukti survai
telah
dilakukan.
Dokumentasi juga dilakukan pada bagian jalan atau jembatan yang memerlukan penanganan khusus.
6) Sta.5+000-6+000
PENELITIAN
PEMBAHASAN 5.1. Kondisi jalan
DAN
kondisi
rusak 7) Sta.6+000-7+000
kondisi
rusak 8) Sta.7+000-8+000
kondisi
rusak 9) Sta.8+000-9+000
kondisi
rusak 10) Sta.9+000-9+600
5. HASIL
kondisi
rusak
Dokumentasi diperlukan untuk
bahwa
kondisi
rusak 5) Sta.4+000-5+000
4.3. Dokumentasi
membantu
4) Sta.3+000-4+000
kondisi
sedang 5.2. Penanganan Kerusakan jalan Penilaian kerusakan:
Tabel 5.2.1 Hasil Penilaian Kerusakan
Segmen Sta.
Penilaian kerusakan jalan
Penilaian kerusakan drainase
1
0+000-1+000
7
2
2
1+000-2+000
8
2
3
2+000-3+000
7
2
4
3+000-4+000
12
2
5
4+000-5+000
12
3
6
5+000-6+000
12
3
7
6+000-7+000
12
2
8
7+000-8+000
11
3
9
8+000-9+000
12
3
10
9+000-9+600
10
2
10,3
2,4
Rata-rata
5.3. Penanganan kerusakan Penanganan
kerusakan
jalan
Kerusakan lubang (potholes), lobang
diprofil
kemudian
berdasarkan jenis kerusakan yang
disemprot tack coat tutup
terjadi seperti, lubang, legokan, retak
dengan hotmix (HRS), dan
dan alur pada ruas jalan lingkar utara
dipadatkan
Kabupaten
pemadat.
sragen,
yang
perlu
disediakan adalah sebagai berikut:
5.3.1. Material/bahan
dengan
mesin
Kerusakan legokan (grade depressions), legokan tepi
Aspal perekat (tack coat)
di profil kemudian sem-
Asphalt Treated Base (ATB)
protkan tack coat dan tutup
Hot Rolled Sheet (HRS)
dengan hamparan hotmix
Sand Sheet
(HRS) dan padatkandengan alat unit pemadat.
5.3.2. Peralatan Satuan unit peralatan untuk pe-
Kerusakan Retak (cracking),
madatan dan penghampar hotmix
retak yang akan diperbaiki
pada umumnya.
dibersihkan
dengan
alat
5.3.3. Pelaksanaan pekerjaan
penyemprot
debu,
sem-
protkan aspal tack coat pada
tutup atau hampar hotmix
celah retak-retak kemudian
HRS.
tutup dengan sand sheet
5.4. Analisis Biaya
(latasir).
Berdasarkan
hasil survai ter-
Kerusakan alur (ruts), alur
hadap jenis dan luas kerusakan yang
yang akan diperbaiki di-
terjadi
kupas
jack
Kabupaten Sragen dari Sta.0+000 –
hammer atau linggis dan
9+600, disusun dengan data yang
diprofil,
dapat dilihat pada Tabel 5.4.1 , jenis
dengan
alat
kemudian
sem-
protkan aspal tack coat, dan
dan
pada
luas
jalan
lingkar
kerusakan
utara
dan
cara
pengukuran. Tabel 5.4.1. Jenis dan Luas Kerusakan Segmen
Sta
Jenis Kerusakan Lubang (m2)
Legokan
Retak
Alur
(m2)
(m2)
(m2)
1
0+000-1+000
40
20
20
-
2
1+000-2+000
40
20
40
30
3
2+000-3+000
32
100
50
40
4
3+000-4+000
32
700
60
60
5
4+000-5+000
24
700
40
-
6
5+000-6+000
30
600
40
-
7
6+000-7+000
22
640
100
-
8
7+000-8+000
24
500
40
-
9
8+000-9+000
26
600
-
-
10
9+000-9+600
16
300
-
-
Jumlah
286
4180
390
130
Untuk
menghitung
biaya
perbaikan pada tiap segmen, maka
perlu
diketahui
harga
pekerjaan terlebih dahulu.
satuan
Dari perhitungan biaya dapat diketahui
jumlah
dibutuhkan
total
adalah
yang
6.1. Kesimpulan
Rp.
Berdasarkan hasil pemeriksaan
243.814.786,00 (dua ratus empat
dan pembahasan yang dilakukan di
puluh tiga juta, delapan ratus empat
ruas
belas ribu, tujuh ratus delapan puluh
Sta.0+000-9+600, disimpulkan hal-
enam Rupiah). Hasil perhitungan per
hal sebagai berikut:
segmen
untuk
a. Segmen 1 jenis kerusakan, lubang,
program
legokan, retak, penanganan dengan
dapat
sebesar
6. KESIMPULAN DAN SARAN
digunakan
menyesesuaikan
rencana
jalan
Lingkar
utara
dari
pemeliharaan yang kan dilaksanakan
HRS dan biaya Rp. 3.175.260,00
dengan melihat sumber dana dan
b. Segmen 2 jenis kerusakan, lubang,
sumber daya yang ada.
legokan, retak, alur, penanganan
5.5. Pengendalian Mutu
dengan
Pengendalian
mutu
(quality
control) merupakan suatu alat control,
HRS
dan
Rp.4.995.330,00 c. Segmen 3 jenis kerusakan, lubang,
untuk mengetahui persyaratan antara
legokan,
hasil uji Laboratorium Teknik (Bahan
penanganan
Jalan
biaya Rp.8.931.956,00
Dan
Tanah)
yang
telah
ditetapkan dalam perencanaan terhadap
kenyataan-kenyataan
pekerjaan
di
penerimaan
lapangan. mengenai
hasil Kriteria
pengujian
bahan ditentukan dengan standart
biaya
retak
dan
dengan
HRS
alur, dan
d. Segmen 4 jenis kerusakan, lubang, legokan,
retak
dan
alur,
penanganan dengan ATB, HRS, Latasir
dan
biaya
Rp.37.171.656,00
spesifikasi Jalan Kabupaten mengacu
e. Segmen 5 jenis kerusakan, lubang,
system American Associate of state
legokan dan retak, penanganan
Highways
dengan
Transportation
and
official/ASSTHO, American Standart Test Material
dan Manual Pe-
meriksaan Bahan Jalan.
ATB, HRS, Latasir dan
biaya Rp.35.361.284,00 f. Segmen 6 jenis kerusakan, lubang, legokan dan retak, penanganan
dengan ATB, HRS, Latasir dan
d. Diwaktu pelaksanaan ope-
biaya Rp.31.546.590,00
rasional pemeliharaan rutin
g. Segmen 7 jenis kerusakan, lubang,
maupun berkala nanti, pe-
legokan, retak, penanganan dengan
madatan, pengendalian mutu
ATB, HRS, Latasir dan biaya
harus
Rp.32.228.926,00
mencapai
h. Segmen 8 jenis kerusakan, lubang,
yang
legokan, retak, penanganan dengan
dilakukan hasil
sesuai
untuk pekerjaan
dengan
pe-
sewaktu
pe-
rencanaan.
ATB, HRS, Latasir dan biaya
e. Diusahakan
Rp.26.326.684,00
laksanaan
i. Segmen 9 jenis kerusakan, lubang,
pekerjaan
pada
musim panas.
legokan, retak, penanganan dengan ATB,
HRS
dan
biaya
7. DAFTAR PUSTAKA
Rp.39.311.146,00
DPU, 1990 Petunjuk Teknis Perencanaan
j. Segmen 10 jenis kerusakan lubang,
dan Penyusunan Jalan Kabupaten
legokan, retak, penanganan dengan
No.77/KPTS/Db/1990, Edisi IV,
ATB,
DPU, Bandung.
HRS
dan
biaya
Rp.24.765.954,00
Djojowirono,
6.2. Saran.
Konstruksi,
a. Jadwalkan memantau kondisi
Pekerjaan Jalan Kabupaten
studi
sehingga
ke-
No.015/T/Bt/1995,
antara
Bandung.
rencana dan pelaksanaan tak terjadi perbedaan pendapat. Leonardo,
1982.
Prosedures
Guide for
FT
Biaya dan Harga Satuan
dan perbaikan drainase.
layakan,
KMTS
DPU, 1995. Petunjuk Teknis Analisa
b. Perlu adanya pelebaran jalan
diadakan
Manajemen
UGM, Yogyakarta.
ruas jalan secara rutin.
c. Perlu
1991.
Lines
and
Maintenance
DPU,
Airport Pavement, US Government, Washington D.C.
Biodata Penulis: Gatot Nursetyo, Alumni S-1 jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik universitas Janabadra Yogyakarta (1996), S-2 Program Magister Teknik Universitas Atmajaya Yogyakarta (2000), dan pengajar Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Surakarta.
M.Taufiq Yunanto, Alumni S1 Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta (2003). Pasca Sarjana (S2) Program Magister Teknik Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
(2006). Pernah menjadi Quality Control Proyek: Bina Marga, Cipta Karya dan Pengairan th. 1988 – 2008, Kasi Bina Teknik PU Sragen th.2008-2010. Laboran UTP Surakarta th.2011.