BAB IV PEMBAHASAN
A.
Langkah-Langkah Yang Dilakukan Oleh Pondok Pesantren Al Huda Dalam Menuntaskan Wajib Belajar 9 Tahun Pondok pesantren al huda adalah salah satu dari beberapa tempat menimba ilmu yang berada di pedesaan yang dipegang oleh seseorang pengasuh yaitu KH. Habib ihasanudin, dimana pengasuh ini mempunyai suatu peran penting di dalam kemajuan pondok pesantren, pondok pesantren ini mempunyai program pendidikan yang berbeda dari pondokpondok yang lain, karena pondok al huda ini tidak bisa di katakan modern maupun salafi karena keduanya saling berdampingan, yaitu hidup di yayasan modern juga klasik dan cara belajarnyapun masih menggunakan cara yang modern juga menggunakan metode yang klasik. Terlihat bahwa di pondok pesantren al huda sudah mempunyai peralatan yang cukup canggih yang tidak tertinggal dengan pendidikan modern yang lain, contohnya seperti: sudah ada komputer, ruang LAB, ada tempat perpustakaan yang memadai (tidak hanya buku-buku klasik saja akan tetapi buku-buku penunjang pendidikan), Bapak kyai ketika mengaji sudah ada pengeras suaranya, santri-santri sebagian di dalam memaknai kitab sudah memakai bullpen HEITEK (bullpen yang tulisannya sangat kecil dan relatif mahal), bangunannya sudah tidak berbahan kayu akan tetapi sudah bertembok dan sebagainya. Akan tetapi juga tidak menutup
71
kemungkinan bisa dikatakan Pondok Pesantren yang klasik seperti halnya Pondok Pesantren Al Huda ini masih mengkaji kitab-kitab klasik, metode pembelajaran nya juga sebagian masih menggunakan metode kuno seperti bandongan, sorogan, lalaran dan juga ada sebagian kelas yang bernuansa klasik ataupun belum di renovasi (bangunan lama) para respondent mengatakan bahwa Pondok Pesantren Al Huda ini adalah Pondok Pesantren semi modern. Di dalam pendidikan pondok pesantren banyak sekali melakukan beberapa peran ataupun program, dimana pondok pesantren al huda ini tidak luput juga berkaitan dengan program wajib belajar 9 tahun yang di selenggarakan oleh badan ke pemerintahan indonesia, adapun hasil dari wawancara si peneliti di desa doglo tepatnya di pondok pesantran al huda, ada beberapa respondent yang berpendapat tentang yang dilakukan pondok pesantren dalam turut berkontribusi di dalam pendidikan maupun ikut menuntaskan program wajib belajar sembilan tahun yaitu: 1.
Dimulai sejak dari berdirinya pondok pesantren al huda, pondok sudah mempersiapkan lahan tempat pendidikan dimana lahan ini di pergunakan untuk membangun pondok, sekolah madrasah atau sekolah formal.
2.
Pondok pesantren ikut memfasilitasi lembaga pendidikan formal baik MI maupun MTs, serta menawarkan kepada masyarakat agar mau belajar di yayasan pondok pesantren demi terwujudnya proses pendidikan.
72
3.
Pondok Pesantren ikut serta menjadi Pengajar, menjadi staf sekolahan, serta mendata anak lulusan sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah yang akan melanjutkan jenjang selanjutnya terbukti di pondok pesantren menyediakan tempat untuk anak yang masih sekolah SD/MI maupun MTs kemudian diberikan materi tambahan dari para pengurus pondok pesantren. Dan bagi anak SD/MI yang tidak bisa melanjutkan ke jenjang selanjutnya, Pondok pesantren membantu dengan merekrut untuk mau melanjutkan, dengan bekerjasama dengan sekolah formal agar siswa dapat diberikan keringanan biaya agar anak tersebut dapat sekolah.
B.
Hambatan-hambatan Yang Dialami Pondok Al Huda Dalam Menuntaskan Wajib Belajar 9 Tahun Pondok pesantren di dalam melaksanakan beberapa program tersebut, dari pengurus maupun dari pengasuh ketika diwawancarai sebagian besar merasa mengeluh karena ketika melaksanakan program tersebut masih banyak sekali ganjalan ataupun hambatan-hambatan di dalam pelaksanaan program tersebut, dari beberapa orang yang diwawancarai mengemukakan beberapa hambatan-hambatan di dalam Pondok Pesantren yaitu: Hambatan-hambatan di dalam upaya menuntaskan wajib belajar sembilan tahun, di pondok pesantren al huda antara lain:
73
1. Banyaknya masyarakat yang kurang memahami betapa pentingnya pendidikan. 2. Kurangnya pembiayaan serta sedikitnya sarana prasarana penunjang proses belajar mengajar seperti dana, buku pelajaran, alat peraga, gedung sekolah, tenaga pengajar atau guru dan sebagainya. 3. Terbatasnya waktu yang mereka butuhkan sebab disamping menjadi pengurus pondok pesantren, sebagai pengabdianya sebagian ustadz/ah, guru, dan juga ada yang masih sekolah perguruan tinggi, dan juga mereka juga mempunyai pekerjaan pokok yang harus mereka kerjakan.
C. Alternative Pemecahan Masalah Yang Dilakukan Pondok Pesantren Al Huda Dalam Menuntaskan Wajib Belajar 9 Tahun Banyak sekali upaya-upaya yang dilakukan Pondok Pesantren terhadap para santri, yayasan, masyarakat sekitar, terutama di bidang pendidikan dimana Pondok Pesantren berperan sebagai pusat center. karena pendidikan di desa doglo bermula dari berdirinya Pondok Pesantren Al Huda, kemudian berkembang ke pendidikan yang lain. Pondok Pesantren Al Huda di dalam mewujudkan program wajib belajar sembilan tahun dari hasil wawancara ada beberapa masalah dari Pondok yang dialami dapat terselesaikan akan tetapi dalam tempo yang tidak singkat, sambil berjalan, alternatif pemecahan masalah yang berkaitan dengan wajib belajar sembilan tahun yaitu:
74
1. Pondok pesantren memberikan penyuluhan kepada warga masyarakat sekitar khususnya di desa doglo betapa pentingnya pendidikan bagi anak-anak untuk masa yang akan datang. Serta mengenalkan pondok pesantren dengan warga sekitar dengan teknik bermacam-macam di dalam bersosialisasi antara lain, dengan brosur, pertemuan wali murid, jaringan alumni, lewat tokoh-tokoh masyarakat dan lain-lain, dengan tujuan bagaimana keterangan dari pondok pesantren ini bisa ditangkap dan bisa diterima oleh masyarakat dengan semboyan bahwa pondok pesantren al huda mempunyai pendidikan yang komplet dalam arti mempunyai pendidikan baik formal maupun non formal dimana pondok pesantren al huda ingin mencetak kader-kader intlektual yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dan agama, yaitu melalui pendidikan pondok pesantren dengan pendidikan formal yang berada dinaungan pondok pesantren al huda. 2. Dengan adanya masalah di atas tersebut pondok pesantren serta para staf guru-guru bekerja sama di dalam menggali dana batuan, mengajukan permohonan kepada pemerintah serta mencari batuanbantuan lain seperti dari donatur tetap maupun tidak tetap sumbangan seiklasnya, sumbangan dari orang tua wali murid dalam hal meningkatkan mutu pendidikan di sekolahan. Pondok pesantren al huda dengan staf yang lain mensiasati masalah ataupun hambatan-hambatan di dalam pendidikan khususnya di madrassah maupun pondok pesantren dapat teratasi berupa sarana dan
75
prasarana serta tenaga pengajar untuk menuntaskan program wajib belajar 9 tahun dengan bekerja sama dengan wali murid, warga masyarakat, serta pemerintah. Dari Bapak Saiful Anwar (SA) menegaskan tidak bisa dipungkiri Pondok pesantrren tidak lepas dari bantuan pemerintah jaringan DIKDAS “Wajib Berpendidikan Dasar” yang sudah dikafer oleh jejaringan BOS, ada juga BOM” Bantuan Oprasional Mutu”, ada juga BSM “Batuan Siswa Miskin” itu semua dari pemerintah kator pemerintahan agama, yang dimana bantuan itu dikhususkan untuk kepentingan pendidikan, khususnya pondok pesantren al huda di desa doglo, candigatak, cepogo, boyolali yang diusahakan oleh pondok pesantren dengan sekolahan. 3. Meningkatkan keihlasan, kesadaran, pengabdian dan usaha membagi waktu dengan baik-baiknya, bagaimanapun itu adalah tugas yang di amanahkan oleh tiap-tiap pengurus yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Pondok pesantren dengan adanya siasat ataupun alternatif masalah tersebut diharapkan pendidikan pondok maupun sekolah formal yang berada di desa doglo, dapat berjalan dengan baik, tidak ada lagi masyarakat yang tidak mau sekolah, meningkatnya mutu pendidikan, serta pondok pesantren juga turut menuntaskan wajib belajar sembilan tahun yang diselenggarakan oleh pemerintah.
76