BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Disain Penelitian Pada penelitian ini, jenis disain penelitian yang adalah kausalitas. Kausalitas merupakan prinsip sebab akibat. Ruang lingkup dari penelitian ini adalah saham yang beredar pada Bursa Efek Indonesia (BEI), saham yang digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode Juli 2008 hingga Juni 2014. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data-data dari berbagai sumber. Sumber yang digunakan untuk mendapatkan data IHSG diperoleh melalui website yahoofinance, sedangkan untuk nilai tukar dan suku bunga diperoleh dari website BI, untuk PDB dan inflasi data diperoleh dari Badan Pusat Statistika (BPS). Pendekatan dari penelitian adalah melakukan pengujian dengan cara menggunakan tool analisa berupa SPSS. Fungsi-fungsi yang ada dalam SPSS dimanfaatkan untuk membantu proses analisa data yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber yang relevant.
4.2. Variable Penelitian dan Definisi Operasional Pada sub bab ini membahas mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian dan definisi operasional dari data yang digunakan. Variabel yang digunakan meliputi variabel dependent dan independent.
47
48
4.2.1. Variable Penelitian Penelitian ini akan menggunakan lima variabel penelitian yaitu satu variabel dependen dan empat variabel independen. Variabel dependen yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan variabel independen yaitu nilai tukar atau kurs, PDB, suku bunga,dan inflasi. Berikut merupakan definisi konsep dari IHSG, nilai tukar, PDB, inflasi dan suku bunga: a.
Indeks Harga Saham Gabungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan angka yang mewakili atau menggambarkan pergerakan seluruh saham yang tercatat di BEI. Data IHSG yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai dari rata-rata harga penutupan bulanan dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan disajian dalam bentuk kuartal.
b.
Tingkat Inflasi Data tingkat inflasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tingkat inflasi yang diperoleh dari indeks harga konsumen yang diterbitkan bulanan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dalam satuan persen (%) dan diolah dalam bentuk kuartal.
c.
Nilai Tukar atau Kurs Nilai tukar atau kurs rupiah merupakan harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Dalam penelitian ini kurs yang dipakai adalah nilai kurs jual mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Data kurs yang dipakai adalah
49
nilai tengah kurs jual dan kurs beli rata rata dari kurs harian pada setiap bulannya, dan disajian dalam bentuk kuartal. d.
Produk Domestik Bruto Data PDB yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang diperoleh dari website resmi Badan Pusat Statistik (BPS).
e.
Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga yang dipakai dalam penelitian ini adalah rata rata dari BI rate yang dikeluarkan Bank Indonesia tiap bulannya dalam satuan persen (%), dan diolah dalam bentuk kuartal.
4.2.2. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen dan empat variabel independen, sesuai dengan yang telah dijelaskan pada sub bab variabel penelitian. Definisi operasional variabel adalah definisi dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dan menunjukkan cara pengukuran dari masing-masing variabel tersebut, pada setiap indikator dihasilkan dari data sekunder dan dari suatu perhitungan terhadap formulasi yang mendasarkan pada konsep teori (Thobbary, 2009). Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
50
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Variabel
Formula skala pengukuran
Definisi operasinal
IHSG (Y1)
Indeks harga saham penutupan Suatu indikator yang menunjukkan yang telah dihitung oleh bursa pergerakan harga saham secara Efek Indonesia
bulanan dan akan disajikan dalam bentuk kuartal.
Inflasi (X1)
Laju Inflasi yang tercatat dan Ukuran aktifitas ekonomi yang diterbitkan oleh BPS tiap akhir digunakan
untuk mengambarkan
bulan, dan dalam penelitian ini kondisi ekonomi nasional (tentang disajikan dalam bentuk kuartal.
peningkatan harga rata-rata barang dan jasa yang diproduksi system perekonomian)
Nilai
Tukar/Kurs Nilai tengah antara kurs jual dan Nilai tukar yang digunakan adalah
(X2)
beli yang digunakan oleh Bank Nilai Indonesia
dolar
Amerika
Serikat
terhadap rupiah secara bulanan dan akan olah dalam bentuk kuartal.
PDB (X3)
PDB
diperoleh
pendapatan
dari
domestik
data PDB adalah proses kenaikan output bruto perkapita jangka panjang.
Indonesia yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Suku Bunga (X4)
Suku Bunga hasil publikasi Bank Suku bunga yang digunakan adalah Indonesia setiap bulannya
suku
bunga
yang
sudah
di
publikasikan oleh Bank Indonesia setiap bulannya dan akan disajikan dalam bentuk kuartal.
Sumber: Data yang diolah
51
4.3. Data dan Metode Analisis Sub bab ini menjelaskan jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian serta teknik analisis data. Teknik analisis atau metode analisis akan membahas tentang beberapa teknik pengujian data penelitian. 4.3.1. Jenis dan Sumber Data Data dapat diklasifikasikan menjadi data kualitatif dan kuantitatif (Kuncoro, 2004). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). Data kuantitatif disini berupa data time series yaitu data yang disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu. Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data serta di publikasikan pada masyarakat pengguna data. Data dalam penelitian ini meliputi: 1. Data
Indeks
Harga
Saham
Gabungan
(IHSG)
yang
diperoleh
dari
yahoo.finance.com. data ini berupa harga penutupan akhir bulanan untuk periode 2008-2014, dan diolah dalam bentuk kuartal. 2. Data tingkat inflasi diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik setiap bulannya untuk periode 2008-2014, dan disajikan dalam bentuk kuartal. 3. Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dollar Amerika diperoleh publikasi oleh Bank Indonesia. Data ini berupa nilai penutupan harian untuk periode 2008-2014, dan diolah dalam bentuk kuartal.
52
4. Data PDB diperoleh dari data pendapatan domestik bruto Indonesia yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk Periode 2008-2014. 5. Data tingkat suku bunga diperoleh dari BI rate hasil publikasi Bank Indonesia setiap bulannya untuk periode 2008-2014, dan disajikan dalam bentuk kuartal. 4.3.2. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah dengan mencatat dan mengopi data tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian baik dari sumber dokumen atau buku, koran, majalah, internet, penelitian terdahulu, dan lain lain mengenai IHSG, inflasi, nilai tukar atau kurs rupiah dan suku bunga Bank Indonesia untuk periode 2008-2014. 4.3.3. Teknik Analisis Data Metode analisa yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa
kuantitatif. Analisa kuantitatif merupakan
analisa yang menggunakan angka-angka rumus atau model matematis untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel inflasi, nilai tukar rupiah (kurs), PDB dan suku bunga terhadap IHSG di BEI. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data
penelitian
dalam
bentuk
tabulasi
sehingga
mudah
dipahami
dan
53
diinterprestasikan. Tabulasi penyajian ringkasan, pengaturan, atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik. Ukuran yang digunakan dalam deskriptif antara lain: frekuensi, tendensi sentral (rata-rata, median, modus), disperse (deviasi standar, varian, dan koefisien kolerasi antar variabel penelitian) (Indriantoro dan Bambang 2002). Menurut Sugiyono (2008), Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. B. Statistik Inferensia Statistik inferensia merupakan metode yang berkaitan dengan analisis data untuk peramalan dan atau penarikan kesimpulan. Pada penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik, analisa regresi linier berganda dan pengujian hipotesis. 1. Uji Asumsi Klasik Uji
asumsi klasik digunakan
untuk mengetahui kondisi
data
yang
digunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat. Dalam praktik, beberapa masalah sering muncul pada saat analisis regresi digunakan untuk mengistemasi suatu model dengan sejumlah data. Masalah tersebut dalam buku teks ekonometrika termasuk dalam pengujian asumsi klasik, yaitu ada tidaknya masalah autokorelasi, heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan normalitas (Kuncoro, 2004).
54
a.
Uji Normalitas Data Uji normalitas dimaksudkan supaya data yang digunakan dalam pengujian
hipotesis terdistribusi normal. Distribusi normal merupakan distribusi dari variabel random yang continue dan merupakan distribusi yang simetris. Analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah data ini berdistribusi normal atau tidak adalah menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Konsep dasar dari uji Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang teah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-score dan diasumsikan normal. Kelebihan dari uji Kolmogorov Smirnov adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan presepsi diantara pengamat satu dengan pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas menggunakan grafik. Uji Kolmogorov Smirnov ditunjukkan dengan signifikansi >0,05. b.
Uji Multikolinearitas Pada dasarnya multikolinearitas adalah adanya suatu hubungan linier yang
sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel bebas. Analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah model ini mempunyai masalah multikolinearitas adalah dengan uji VIF. Kriteria dari penilaian ini dengan melihat nilai dari VIF itu sendiri apabila nilai VIF dari variabel bebas tersebut lebih besar 10 maka dapat diindikasikan bahwa model tersebut mempunyai gejala multikolinearitas
55
c.
Uji Heteroskedestisitas Menurut Hanke dan Reitsch (1998, dalam Kuncoro 2004) heteroskedestisitas
muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari suatu observasi ke observasi lainnya. Artinya setiap observasi mempunyai reabilitas yang berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang melatarbelakangi tidak terangkum dalam spesifikasi model. Gejala heteroskedastisitas lebih sering dijumpai dalam data silang tempat daripada runtut waktu, maupun sering juga muncul dalam analisis menggunakan data rata-rata (Ananta 1987, dalam Kuncoro, 2004). Uji yang digunakan untuk mengetahui ada gejala heteroskedasitas adalah uji Geljser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual (AbsUi) terhadap variabel independen (Ghozali, 2011). Dari hasil regresi tersebut apabila nilai t dibandingkan dengan derajat signifikan 5% (0,05), apabila nilai signifikan nilai t kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan terjadi heterokedastisitas. d.
Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah kondisi yang berurutan diantara gangguan atau distribusi
yang masuk dalam fungsi regresi. Menurut Hanke dan reitsch (1998, dalam Kuncoro, 2004) autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Menurut Ananta (1987, dalam Kuncoro, 2004), masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Dengan
56
kata lain, masalah ini sering kali ditemukan apabila kita menggunakan data runtut waktu. Hal ini disebabkan karena gangguan pada seorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya, pada data kerat silang (cross section) masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena ganggunan pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau kelompok berbeda.Uji yang digunakan untuk mengetahui adanya gejala autokorelasi. Uji Autokorelasi dapat dilakukan melalui Run Test. Uji ini merupakan bagian dari statistik non-parametric yang dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai Asymp. Sig (2-tailed) uji Run Test. Apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi (Ghozali,2006). 2. Analisa Regresi Linear Berganda Metode analisis yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah analisis regresi linear berganda untuk menguji kekuatan pengaruh dari tingkat inflasi, tingkat suku bunga, tingkat tabungan, dan kurs pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Model Analisis regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut: Model: Y1 = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X 4 +e
57
Keterangan: Y1
= Indeks Harha Saham Gabungan (IHSG)
a
= Konstanta
b1, b2, b3, b4 = Koefisien persamaan regresi prediktor X1, X2, X3 dan X4 X1
= Nilai tukar ( kurs Rupiah)
X2
= Produk Domestik Bruto (PDB)
X3
= Tingkat Suku Bunga
X4
= Tingkat Inflasi
e
= error
Apabila nilai hasil regresi positif signifikan, maka variabel bebas dan terikat bersifat searah, dengan kata lain kenaikan nilai dari nilai tukar (kurs), PDB, inflasi, dan suku bunga akan mempengaruhi kenaikan variabel bebas dan terikat. Dan apabila hasil regresi negatif signifikan, maka kenaikan dari varibel bebas terjadi bersamasama dengan penurunan variabel terikat atau sebaliknya. 3. Pengujian Hipotesis a) Uji koefisien determinasi (R2) Uji ini digunakan untuk melihat seberapa baik garis regresi sampel mencocokkan data. Apabila estimasi determinasi semakin besar
(mendekati angka
1) menunjukkan bahwa hasil estimasi akan mendekati keadaan sebenarnya atau
58
variabel yang dipilih dapat menerangkan dengan baik variabel terkaitnya atau sebaliknya. b) Pengujian koefisien secara parsial atau individu (Uji t) Pengujian uji t ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel inpenden secara parsial atau secara individu mempengaruhi variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai signifikansi < 0,05, maka variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen secara parsial atau hipotesis diterima. c) Pengujian koefisien regresi secara bersama sama atau simultan (Uji F) Uji statistik F bertujuan untuk menguji semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama sama terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis nol (h0) yang hendak diuji adalah apakah semua paramater dalam modal sama dengan nol, atau: H0 : b1 = b2 =.............= bk= 0 Artinya semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (ha) tidak semua paramater secara bersama- sama dengan nol, atau: Ha : b1 ≠ b1 ≠...........≠ bk≠0
59
Artinya semua variabel independen secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama mampu mempengaruhi variabel dependen