BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis dan Sumber Data Penelitian Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah jenis data kualitatif.
Data Kualitatif (adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian atau responden. Sedangkan, untuk sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari kuesioner yang telah diisi oleh responden yaitu mahasiswa akuntansi Universitas Sumatera Utara. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk memperoleh data diri responden dan penilaian kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan minat sebagai variabel moderating. 3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengalisis pengaruh
kecerdasan intelektual, dan kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi. Untuk menganalisis pengaruh tersebut data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pengisian oleh mahasiswa akutansi Universitas Sumatera Utara. Lokasi Penelitian ini yaitu pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Prof TM. Hanafiah, SH – Kampus USU Medan. Adapun rencaana waktu penelitian yaitu Oktober 2015 S.d. Desember 2015. 34 Universitas Sumatera Utara
3.3.
Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Erlina (2011 :81) “ Populasi adalah sekelompok entitas yang
lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa yang masih aktif di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Sumatera. Jumlah Angkatan Tahun 2012 adalah 365 Orang . Oleh karena itu meneliti mengambil Sampel Mahasiswa Universitas sumatera Utara sebanyak 78 orang. Jumlah sampel mahasiswa didapatkan dengan menggunakan rumus Slovin Sebagai berikut : n=
N 1 + N(e) 2
n=
365 1 + 365 ( 0,1) 2
=
365
= 78 orang.
4,65 Keterangan : n : ukuran sampel N : ukuran populasi e : kemungkinan ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir (e = 10%).
35 Universitas Sumatera Utara
Menurut Erlina (2011) “ Sampel adalah bagian populasi yang digunakan Memperkirakan karakteristik populasi”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu “teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria yang digunakan sebagai pertimbangan tertentu. Adapun kriteria penentuan sampel adalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa S1 jurusan akuntansi angkatan tahun 2012 yang masih aktif, karena mahasiswa angkatan tersebut sudah mengalami proses pembelajaran yang lama dan saat ini sedang melakukan tugas akhir menjelang kelulusan. 2.
Telah menyelesaikan mata kuliah Pengantar Akuntansi, Akuntansi Keuangan Menengah 1, Akuntansi Keuangan Menengah 2, Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, Akuntansi Keuangan Lanjutan 2, Auditing 1, Auditing 2, Auditing 3, dan Teori Akuntansi
`3. Telah menempuh 120 SKS Alasan dari pemilihan sampel ini, karena peneliti menganggap mahasiswa tersebut dianggap telah mendapatkan manfaat maksimal dari pengajaran akuntansi dan dapat memberikan umpan balik bagi perguruan tinggi untuk dapat menghasilkan para akuntan yang berkualitas.
3.4.
Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer diperoleh dengan menggunakan metode Survey yaitu melalui kuesioner.
36 Universitas Sumatera Utara
disebarkan dengan mendatangi satu per satu calon responden, menanyakan apakah calon memenuhi persyaratan sebagai calon responden untuk mengisi kuesioner. 3.5.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ini melibatkan 4 variabel yang terdiri atas 1 variabel terikat
(dependent variable), 1 variable moderating, dan 2 variabel bebas (independent variable). Variabel dependen tersebut adalah : Pemahaman akuntani. Variabel moderating tersebut adalah : Minat. Sedangkan variabel independennya adalah Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional 3.5.1. Variabel Independen 1. Kecerdasan Intelektual Binet dan Simon (Azwar, 2006 : 5) mendefinisikan Kecerdasan Intelektual sebagai 1) kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, 2) kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan 3) kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan autocritism. Kecerdasan intelektual (Variabel Independen/ X1Pengukuran menggunakan skala Likert dari skor 1 s/d 5.
2. Kecerdasan Emosional Kecerdasan
Emosional
(Variabel
Independen/X2).
Menurut
Ginanjar (2005 : 23) Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang kita dan orang lain rasakan, termasuk tepat untuk menangani masalah. Menurut ( Mubayidh, 2006), kecerdasan Emosional
37 Universitas Sumatera Utara
adalah “ kemampuan untuk menyikapi pengetahuan- pengetahuan emosional dalam bentuk menerima, memahami, dan mengelolanya. Kecerdasan
Emosional
Variabel
Independen/
X2Pengukuran
menggunakan skala Likert dari skor 1 s/d 5.
3. Minat Minat (Variabel Independen/ X3) adalah ketertarikan perasaan seseorang terhadap sesuatu objek. Minat adalah variabel penting yang berpengaruh terhadap tercapainya presatasi belajar karena minat dapat menjadi kekuatan motivasi. Minat mahasiswa adalah suatu keinginan yang tidak dapat dipaksakan oleh siapapun untuk melakukan apa yang disukainya.Minat disini adalah keinginan siswa yang benar – benar datang dari dasar hatinya untuk mempelajari akuntansi, tetapi terkadang minat itu diperkenalkan
kepada
mereka
terlebih
dahulu,
sehingga
mereka
mengenalnya dan menyukainya.Pengukuran menggunakan skala Likert dari skor 1 s/d 5 3.5.2. Variabel ndependen 4. Pemahaman Akuntansi Pemahaman akuntansi yaitu merupakan tingkat kemampuan seseorang untuk mengenal dan mengerti tentang akuntansi.Pengukuran menggunakan skala Likert dari skor 1 s/d 5
38 Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Penelitian
Definisi Operaisonal
Skala Pengukuran
Variabel Independen Kecerdasan Intelektual (X1)
Intelegensi terbagi atas 3 komponen : Skala Likert 1) kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, 2) kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan 3) kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan autocritism.
Variabel Independen Kecerdasan Emosional (X2)
Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk memahami Skala Liket perasaan orang lain dan untuk mengatur emosi, yang secara bersama berperan dalam peningkatan taraf hidup seseorang
Indikator : a. Pengenalan diri
b. Pengendalian diri
c. Motivasi
d. Empati
- Kesadaran emosional - Penilaian diri yang kuat - Kepercayaan diri -
Kontrol diri Dapat dipercaya Berhati-hati Adaptabilitas Inovasi
Skala Likert
Skala Likert
- Dorongan berprestasi - Komitmen - Inisiatif - Optimisme
Skala Likert
- Memahami orang lain
Skala Likert
39 Universitas Sumatera Utara
- Mengembangkan orang lain - Orientasi pelayanan
e. Keterampilan
Variabel Moderating Minat (X3)
Variabel Dependen Pemahaman Akuntansi (Y)
2.6.
-
Pengaruh Komunikasi Manajemen Konflik Kepemimpinan
Skala Likert
Rahardjo, ( 2013 : 25), Minat Skala Likert merupakan ketertarikan perasaan seseorang terhadap sesuatu objek. Minat merupakan aspek pribadi individu yang juga perlu dikenali dan dipahami oleh seorang mahasiswa. Sebat minat dapat menjadi kekuatan motivasi. Pemahaman akuntansi yaitu merupakan tingkat kemampuan Skala Likert seseorang untuk mengenal dan mengerti tentang akuntansi.
Metode Analisis Data 2.5.1. Statistik Deskriptif Menurut Erlina (2011) “Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan”.
40 Universitas Sumatera Utara
2.7.
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 2.7.1. Uji Validitas Menurut Ghozali (2005) , uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk kuesioner tersebut. uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam statu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.untuk menghitung validitas suatu kuesioner dapat dilihat dari hasil output spss pada table yang berjudul item-total statistics (Fatma, 2007 : 53) .Validitas ditentukan dengan mengkorelasikan skor masingmasing item. Kriteria yang diterapkan untuk mengukur valid tidaknya suatu data adalah jika r-hitung (koefisien korelasi) lebih besar dari r-tabel (nilai kritis) maka dapat dikatakan valid. Selain itu jika nilai sig < 0,05 maka instrument dapat dikatakan valid. 3.7.2. Uji Reliabilitas Menurut Ghozali (2005 :41), “uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk”.Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran variabel-variabel. Suatu kuesioner dikatakan handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu.
41 Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini berarti reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan beberapa kali. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung cronbach alpha masing-masing item dengan bantuan SPSS for windows. Suatu instrument dikatakan reliabel jika mempunyai nilai alpha positif dan lebih besar dari 0,6. Dimana semakin besar nilai alpha, maka alat pengukur yang digunakan semakin handal (reliable).
3.8.
Uji Asumsi klasik Sebelum melakukan regresi terdapat syarat yang harus dilalui yaitu
melakukan uji asumsi klasik. Model regresi harus bebas dari asumsi klasik yaitu, uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedasitas (Ghozali, 2005). 3.8.1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel peganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2006 : 110). Syarat dalam analisis parametik yaitu data harus normal (Priyatno, 2009 : 56).
42 Universitas Sumatera Utara
3.8.2. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (indepemden) (Ghozali,2006:91).
Ketentuan
untuk
mendeteksi
ada
tidaknya
multikolinieritas yaitu jika nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF= 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka 1/10 = 0.1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance. Jika nilai koefiseien kolerasi antara masing-masing vaiabel independen kurang dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinieritas. Jika lebih dari 0,70 maka diasumsikan terjadi kolerasi yang
sangat
kuat
antar
variabel
independen
sehingga
terjadi
multikolinieritas. 3.8.3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas (Ghozali, 2006 :105). Dasar analisis : 1. Dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, jika terjadi makan mengindikasikan terdapat heterokedastisitas.
43 Universitas Sumatera Utara
2. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 10 pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.
3.9.
Model Pengujian Hipotesis 1 dan 2 3.9.1. Model Regresi Linear Berganda Model Regresi Linear Berganda (Multiple Regression Analysis) bertujuan untuk menguji pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Regresi linear berganda melibatkan lebih dari satu variabel bebas (Independen). Dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas (Independen) dalam membuat persamaan regresi diharapkan mampu menerangkan lebih baik karakteristik dari variabel tak bebas (dependen) dan nilai koefisien determinasi diharapkan semakin besar dan nilai standar error semakin kecil sehingga persamaan regresi yang dihasilkn lebih baik. Model regresi linear berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsiasumsi klasik statistik, baik multikolinieritas, dan heteroskedastisitas. Maka, untuk pengujian hipotesis pertama dan kedua akan dipergunakan analisis regresi berganda, tujuannya adalah untuk melihat pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen, dengan rumusan sebagai berikut :
44 Universitas Sumatera Utara
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + e Keterangan: Y
= Tingkat Pemahaman Akuntansi
a
= Konstanta
X1
= Kecerdasan Intelektual
X2
= kecerdasan Emosioanal
b1
= Koefisien regresi Kecerdasan Emosional
b2
= Koefisien regresi Kecerdasan Emosional
e
= error
3.9.2. Uji Signifikan Parsial (Uji-T) Uji Signifikan Parsial (Uji-t) digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel
independen
secara
parsial
terhadap
variabel
dependen,apakah pengaruhmya signifikan atau tidak. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah parameter (bi) sama dengan nol, atau Ho : bi = 0, artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis altenatif (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau Ha : bi ≠ 0, artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan yaitu : 1. Jika nilai signifikan > a (0.05), Ho diterima 2. Jika nilai signifikan < a (0.05), Ho ditolak
45 Universitas Sumatera Utara
3.9.3. Uji Signifikan Simultan (Uji-F) Uji signifikan (Uji-F) pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Priyatno, 2009 : 48). Hipotesis nol (Ho) yang hendaknya diuji apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau : Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 =0, artinya
apakah semua variabel independen bukan
merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatif (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ 0, artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelasan yang signifikan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen. 1. Jika nilai signifikan > a (0,05), Ho diterima 2. Jika nilai signifikan < a (0,05), Ho ditolak
3.9.4. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji Koefisien Determinasi (R2)
digunakan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Koefisien determinasi terletak pada tabel summaryb dan tertulis R Square yang disesuaikan atau
tertulis Adjusted R Square
yang
disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah Square variabel independen yang digunakan dalam penelitian.
46 Universitas Sumatera Utara
Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1. 3.10. Model Pengujian Hipotesis 3 dan 4 3.10.1. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi linear berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) (Ghozali, 2006: 164). Pengujian hipotesis yang ketiga dan keempat yaitu, variabel independen, variabel dependen dan variabel moderating. Dalam penelitian ini pengujian regresi dengan variabel moderating dilakukan dengan metode Uji Interaksi, adapun rumus persamaan regresinya yaitu:
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.Z + b4.X1.Z + b5.X2.Z + e
Keterangan: Y
= Tingkat Pemahaman Akuntansi
a
= Konstanta
X1
= Kecerdasan Intelektual
X2
= Kecerdasan Emosional
Z
= Minat
b1
= Koefisien regresi Kecerdasan Intelektual
b2
= Koefisien regresi Kecerdasan Emosional
b3
= Koefisien regresi Minat
47 Universitas Sumatera Utara
b4
= Koefisien regresi Interaksi Kecerdasan Intelektual dan Minat
b5
= Koefisien regresi Kecerdasan Emosional dan Minat
e
= error
48 Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN 4.1.
Gambaran Umum Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa
program studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara angkatan 2012. Peneliti menyebarkan kuesioner sebanyak 78 orang dari total keseluruhan kuesioner yang disebarkan. Berdasarkan 78 orang tersebut, kemudian dilakukan pengujian-pengujian yang meliputi, statistik deskriptif, uji validitas dan uji realibilitas, uji asumsi klasik, uji hipotesis penelitian dan uji interaksi untuk menguji variabel moderatingnya. 4.2.
Hasil Penelitian
4.2.1. Statistik Deskriptif Menurut Erlina (2011) “Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan”. Dalam penelitian ini statistik deskriptif digunakan untuk melihat nilai mean,maximum,minimum dan standart deviasi dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Tingkat pemahaman Akuntansi (Y) sebagai variabel dependen, Kecerdasan Intelektual (X1), Kecerdasan Emosional (X2) sebagai variabel independen, dan Minat (Z) sebagai variabel moderating. Statistik deskriptif meliputi karakteristik responden dan deskriptif variabel penelitian.
49 Universitas Sumatera Utara
4.2.1.1.
Statistik Deskriptif Responden Karakteristik
responden
digunakan
oleh
peneliti
untuk
memberikan informasi mengenai data demografi responden ( jumlah SKS yang telah ditempuh, jenis kelamin, dan tahun angkatan), sedangkan deskriptif variabel peneliti berguna untuk mendukung hasil analisis data yang menyajikan distribusihasil jawaban responden atas pertanyaan – pertanyaan kuesioner penelitian. Responden penelitian adalah mahasiswa jurusan akuntansi angkatan tahun 2012
pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara. Adapun jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 78 Mahasiswa. Berikut ini disajikan statistik demografi responden mahasiswa jurusan akuntansi angkatan tahun 2012 pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Sumatera Utara. 4.2.1.2.
Statistik Deskriptif Penelitian Deskripsi variabel penelitian berguna untuk mendukung hasil
analisis data. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Minat dan Pemahaman Akuntansi. Berikut ini disajikan statistik deskriptif untuk masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
50 Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Y
78
10
25
18.19
4.267
X1
78
29
50
42.85
4.894
X2
78
35
56
47.59
4.605
Z
78
12
25
20.23
2.341
Sumber : Data Olahan SPSS Apabila penilaian terhadap jawaban responden pada masing-masing item dikategorikan dalam bentuk skor tertinggi sampai skor terendah. Formulasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Nilai Tertinggi − Nilai Terendah = Panjang kelas Jumlah Kelas Pengkategorian untuk analisis frekuensi dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut: 1. Indikator Kecerdasan Intelektual terdiri dari 10 pernyataan. Skor tertinggi
= 10 x 5 = 50
Skor terendah
= 10 x 1 = 10
Panjang kelas
=
50−10 5
=8
Skor 10 –17
= masuk kategori sangat tidak baik
Skor 18 –25
= masuk kategori tidak baik
Skor 26 –33
= masuk kategori cukup baik
Skor 34 –41
= masuk kategori baik
51 Universitas Sumatera Utara
Skor 42 –50
= masuk kategori sangat baik.
2. Indikator Kecerdasan Emosional terdiri dari 13 pernyataan. Skor tertinggi
= 13 x 5 = 65
Skor terendah
= 13 x 1 = 13
Panjang kelas
=
65−13 5
= 10,4
Skor 13–22
= masuk kategori sangat tidak baik
Skor 23–32
= masuk kategori tidak baik
Skor 33–43
= masuk kategori cukup baik
Skor 45–55
= masuk kategori baik
Skor 56–65
= masuk kategori sangat baik.
3. Indikator terdiri Minat Mahasiswa dari 5 pernyataan. Skor tertinggi
= 5 x 5 = 25
Skor terendah
=5x1 =5
Panjang kelas
=
25−5 5
=4
Skor 5–8
= masuk kategori sangat tidak baik
Skor 9–12
= masuk kategori tidak baik
Skor 13–16
= masuk kategori cukup baik
Skor 17–20
= masuk kategori baik
Skor 21–25
= masuk kategori sangat baik.
4. Indikator terdiri Tingkat Pemahaman Akuntansi dari 5 pernyataan. Skor tertinggi
= 5 x 5 = 25
52 Universitas Sumatera Utara
Skor terendah
=5x1=5
Panjang kelas
=
25−5 5
=4
Skor 5 –8
= masuk kategori sangat tidak baik
Skor 9 –12
= masuk kategori tidak baik
Skor 13 –16 = masuk kategori cukup baik Skor 17 –20 = masuk kategori baik Skor 21 –25 = masuk kategori sangat baik. Berikut ini adalah penjelasan dari tabel 4.1 yang telah diolah. 1. variabel Kecerdasan Intelektual mempunyai nilai skor minimum sebesar 29 dan nilai skor maksimum sebesar 50. Adapun nilai rataratanya sebesar 42,85 dan standar deviasi (Sebaran data) sebesar 4,267. Berdasarkan kategori dapat dinyatakan bahwa variabel Kecerdasan Intelektual berada pada rentang 34 – 41 atau dikategorikan baik. 2.
variabel kecerdsan Emosional mempunyai nilai skor minimum sebesar 35 dan nilai skor maksimum sebesar 56. Adapun nilai rata – ratanya sebesar 47,59. dan standar deviasi (sebaran data ) sebesar 4,605. Kecerdasan Emosional berada pada rentang
45 – 55 atau
dikategorikan baik. 3. variabel Minat mempunyai nilai skor minimum sebesar 12 dan nilai skor maksimum sebesar 25. Adapun nilai rata – ratanya sebesar 20,23.
53 Universitas Sumatera Utara
dan standar deviasi (sebaran data) sebesar 2,341. Minat berada pada rentang 17 – 20 atau dikategorikan baik. 4. variabel Pemahaman Akuntansi mempunyai nilai skor minimum sebesar 10 dan nilai skor maksimum sebesar 25. Adapun nilai rata – ratanya sebesar 18,19. dan standar deviasi (sebaran data) sebesar 4,267. Pemahaman akuntansi berada pada rentang 17 -
20 atau
dikategorikan baik. 4.2.2. Uji Validitas Data 4.2.2.1. Uji Validitas Menurut Ghozali (2005) , uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk kuesioner tersebut . Pada penelitian kali ini untuk mengukur validitas digunakan uji korelasi bivariateantara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Dari hasilperhitungan SPSS diperoleh hasil validitas dari masing-masing variabel adalah: Tabel 4.2 Uji Validitas R hitung Kecerdasan Intelektual
R tabel
Keterangan
.824
0.2227
Valid
.618
0.2227
Valid
(X1) Kecerdasan Emosional (X2)
54 Universitas Sumatera Utara
Tingkat
Pemahaman
.722
0.2227
Valid
.555
0.2227
Valid
Akuntansi ( Y) Minat (Z) Sumber : Data Olahan SPSS Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa masing-masing indikator yang digunakan baik dalam variabel independen, dependen maupun variabel moderating (Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Pemahaman Akuntansi dan Minat). Mempunyai nilai signifikan r- hitung lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti indikator-indikator yang digunakan dalam variabel penelitian ini layak atau valid digunakan sebagai pengumpul data. 4.2.2.2. Uji Reliabilitas Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu Hasil pengukuran relatif konsisten. Suatu pernyataan yang baik adalah pernyataan yang jelas mudah dipahami dan memiliki interpretasi yang sama meskipun disampaikan kepada responden yang berbeda dan waktu yang berlainan. Hasil pengujian realibiltas adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Realibilitas Cronbach's Alpha
.610 Sumber : Data Olahan SPSS
N of Items
4
Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas seperti
yang
terangkum dalam Tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien Cronbach Alpha padavariabel nilainya lebih besar dari 0,6, maka dapat
55 Universitas Sumatera Utara
disimpulkan semua butir pertanyaan dalam variabel penelitian ini adalah reliabel. Menurut kriteria Numally (Ghozali, 2005 : 46) hal tersebut dapat dikatakan Reliabel. Sehingga butir-butir pertanyaan dalam variabel penelitian dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. 4.2.3. Uji Asumsi Klasik 4.2.3.1. Uji Normalitas sebelum Transformasi Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data untuk menguji apakah data yang digunakan
berdistribusi
normal
atau
tidak.
Analisis
normalitas
menggunakan uji Kolmogorov_Smirnov dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%. Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
78
Normal Parametersa,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 3.52433948
Absolute
.060
Positive
.052
Negative
-.060
Test statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
.060 .200c,d
a.Test distribution is Normal.
Sumber : Data Olahan SPSS Berdasarkan dari analisis statistik Kolmogorov- Smirnov,pada tabel
4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai memiliki p-value > 0,05 yaitu
56 Universitas Sumatera Utara
signifikansi pada angka 0,200 yang mempunyai arti bahwa data variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal.
Gambar 4.1. Uji Normalitas Histogram Berdasarkan gambar yang ada dapat dikatakan bahwa data penelitian ini berdistribusi normal, dimana terlihat bahwa grafik histogram masih berada dalam garis lengkung, yang mempunyai sisi yang sama diantara titik nol, yang apabila dipotong secara vertikal kurva normal pada titik nol, maka kedua bagian itu akan menjadi pencerminan satu sama lain.
57 Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2. Uji Normalitas Grafik P-Plot Pada gambar 4.2 P-P Plot terlihat bahwa nilai plot P-P terletak di sekitar garis diagonal. Plot tidak menyimpang jauh dari garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal, yang menunjukkan bahwa regresion residual model ini berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, menyimpulkan arti bahwa semua Variabel dalam penelitian ini telah berdistribusi normal. 4.2.3.2. Uji Multikolinieritas sebelum Transformasi Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu jika nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang
dari
0,1,
maka
model
dapat
dikatakan
terbebas
dari
multikolinieritas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10
58 Universitas Sumatera Utara
= 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance. Hasil pengujian untuk multikolinearitas dapat dilihat dalam tabel berikut. Hasil olahan spss untuk uji multikolinieritas dapat di lihat pada tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas Sebelum Transformasi Model
Tolerance
VIF
Kecerdasan Intelektual
.015
67.756
Kecerdasan Emosional
.010
103.641
Minat
.006
153.912
X1.Z
.006
173.205
X2.Z
.003
323.513
Intreprestasi hasil Terjadi multikolinearitas Terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak Terjadi multikolinearitas Terjadi multikolinearitas
Sumber : Data Olahan SPSS Uji Multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai Collinearity statistic dan nilai koefisien korelasi di antara variabel bebas. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinieritas terjadi apabila nilai tolerance < 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) > 10.Berdasarkan tabel 4.5menunjukkan masih ada variabel yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Demikian juga hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) masih ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari model regresi yang digunakan terjadi multikolinieritas.
59 Universitas Sumatera Utara
4.2.3.3. Uji Heteroskedastisitas sebelum Transformasi
Gambar 4.3. Scatterplot Heteroskedastisitas sebelum Transformasi
Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu (bergelombang, melebar lalu menyempit) pada grafik Scatterplot antara prediksi nilai variabel terikat. Berdasarkan Gambar 4.3, terlihat bahwa titik-titik menyebar lebih meluas dan secara acak baik di atas maupun di bawah garis 0 pada sumbu Y dan Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. 4.2.3.4.
Uji Normalitas setelah Transformasi Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu
dilakukan pengujian normalitas data untuk menguji apakah data yang digunakan
berdistribusi
normal
atau
tidak.
Analisis
normalitas
60 Universitas Sumatera Utara
menggunakan uji Kolmogorov_Smirnov dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%. Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal
78 Parametersa,b
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
3.52433948
Absolute
.060
Positive
.052
Negative
-.060
Test statistic
.060
Asymp. Sig. (2-tailed)
.200c,d
a.Test distribution is Normal.
Sumber data : diolah SPPS Berdasarkan dari analisis statistik Kolmogorov- Smirnov,pada tabel
4.6 di atas menunjukkan bahwa nilai memiliki p-value > 0,05 yaitu signifikansi pada angka 0,200 yang mempunyai arti bahwa data variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal.
61 Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.4. Uji Normalitas Histogram Hasil perhitungan SPSS untuk uji normalitas data menggunakan Histogram Display Normal Curve pada gambar 4.4 variabel Pendapatan Asli Daerah Regresi Residual menunjukkan bahwa bentuk histogram mengikuti bentuk distribusi normal.
Gambar 4.5 Uji Normalitas Grafik P-Plot
62 Universitas Sumatera Utara
Pada gambar 4.5 P-P Plot terlihat bahwa nilai plot P-P terletak di sekitar garis diagonal. Plot tidak menyimpang jauh dari garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal, yang menunjukkan bahwa regresion residual model ini berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, menyimpulkan arti bahwa semua Variabel dalam penelitian ini telah berdistribusi normal. 4.2.3.5. Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi Setelah dilakukan transformasi, diperoleh nilai korelasi yang lebih besar dari 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini tidak saling berkolerasi atau tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Multikolinieritas terjadi apabila nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10. Hasil pengujian terlihat pada Tabel 4.7 berikut : Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi Model
Tolerance
VIF
LnX1
.835
1.198
LnX2
.895
1.117
LnX3
.865
1.156
LnX1.Z
.322
3.105
LnX2.Z
.413
2.422
Intreprestasi hasil Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber : Data Olahan SPSS
63 Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan
Hasil
uji
multikolinearitas
pada
tabel
4.7,
menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Demikian juga hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari model regresi yang digunakan tidak terjadi multikolinieritas. 4.2.3.6. Uji Heteroskedasitas Setelah Transformasi Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Cara memprediksi heteroskedastisitas adalah. 1. jika pola gambar scatterplot model tersebut adalah titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. 3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang, melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. Penyebaran titiktitik data sebaiknya tidak berpola. Hasil dari pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat dalam gambar berikut :
64 Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6. Scatterplot Heteroskedastisitas Setelah Transformasi
4.2.4. Model Pengujian Hipotesis 1 dan 2 4.2.4.1. Model Regresi Linier Berganda Pengujian regresi berganda bertujuan untuk mengetahui koefisien setiap variabel independen. Sehingga mengetahui besarnya pengaruh setiap variabel independen secara simultan dan parsial. Persamaan regresi berganda yangdigunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = -0,438 + 0,989X1 – 0,104X2 + e Dari persamaan diatas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Konstanta (a) = – 0,438, menunjukkan nilai konstan, dimana jika nilai variabel independen sama dengan nol, maka variabel Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y) sama dengan – 0,438.
65 Universitas Sumatera Utara
2. Koefisien X1 (b1) = 0,989, menunjukkan bahwa Kecerdasan intelektual (X1) berpengaruh positif terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y). Artinya jika variabel Kecerdasan Intelektual ditingkatkan maka akan meningkatkan Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y) sebesar 0,989. 3. Koefisien X2 (b2) = –0,104, menunjukkan bahwa Kecerdasan Emosional (X2) berpengaruh Negatif terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
(Y).
Artinya
jika
variabel
Kecerdasan
Emosional
ditingkatkan maka akan menurunkan Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y) sebesar –0,104 4.2.4.2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara individu atau secara parsial variabel independen mempunyai pengaruh terhadap audit delay dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Jika nilai signifikansi di tabel coefficients < 0,05 maka hipotesis diterima, namun bila nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima sedangkan t hitung > t tabel maka Ho ditolak. Hasil pengujian untuk uji t dapat dillihat dalam tabel berikut.
66 Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model
B
1(Constant)
Std. Error -.438
1.041
LnX1
.989
.208
LnX2
-.104
.247
a.
Coefficients Beta
T
Sig.
-.420
.675
.501
4.755
.000
-.044
-.419
.677
Dependent Variable: LnY
Sumber : Data Olahan SPSS Berdasarkan tabel 4.8 dengan uji parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa : H1
: Kecerdasan Intelektual berpengaruh terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi Dari tabel 4.8 dapat dilihat besarnya thitung untuk Variabel kecerdasan Intelektual sebesar 0,989 : t hitung = 4,755, t tabel = 1,993, dengan tingkat signifikan 0,000. Hasil ini menunjukan thitung > ttabel (4,755 >1,993) dan signifikansi penelitian ini menunjukkan angka yang lebih kecil dari 0,05 (0,000> 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima, yang artinya bahwa Variabel Kecerdasan Intelektual secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. H2
: Kecerdasan Emosional berpengaruh terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi Variabel kecerdasan Emosionalsebesar -0,104 : t hitung = 0.419, t tabel = 1,993, dengan tingkat signifikan 0,677. Hasil ini menunjukan t hitung < ttabel (-0,419 <1,993) dan signifikansi penelitian
67 Universitas Sumatera Utara
ini menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,05 (0,677 > 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa H2 ditolak, yang artinya bahwa Variabel
Kecerdasan Emosionalsecara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. 4.2.4.3. Uji Signifikan Simultan (Uji-F) Uji signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk menguji pengaruh yang ditimbulkan oleh keseluruhan variabel dependen yang ada dalam model terhadap variabel independennya. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis adalah didasarkan pada nilai Fhitung > F tabel dan probabilitas signifikansi. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka hipotesis diterima. Hal ini berarti model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel independen. Namun bila signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak. Hasil pengujian koefisien regresi simultan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.9 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ANOVAa Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
1Regression
1.042
2
.521
Residual
3.305
75
.044
Total
4.346
77
F 11.822
Sig. .000b
a. Dependent Variable: LnY b. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1
Sumber : Data Olahan SPSS Berdasarkan tabel 4.8 dengan uji simultan (Uji-F) menunjukkan bahwa nilai F-hitung sebesar 11,822 dan tingkat signifikan sebesar 0,000
68 Universitas Sumatera Utara
(<0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Intelektual secara simultan bersama-sama berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. 4.2.4.4. Uji Koefesien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi (R2) dilakukukan untuk menunjukkan seberapa variasi variabel independen yang digunalan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) terletak diantara nol dan satu. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary
Model 1
R .490a
R
Adjusted R
Square
Square
.240
Std. Error of the Estimate .219
.20991
a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1
Sumber : Data Olahan SPSS Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai adjusted RSquare sebesar 0,219. Nilai tersebut memiliki arti bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini (Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional) mampu menjelaskan pengaruh terhadap variabel dependen (Tingkat Pemahaman Akuntansi) sebesar 21,9% sedangkan sisanya sebesar 78,1% (100% - 21,9%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model.
69 Universitas Sumatera Utara
4.2.5. Model Pengujian Hipotesis 3 dan 4 4.2.5.1
Uji Interaksi Pengujian interaksi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
moderating dapat memperkuat atau memperlemah hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 4.11 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Moderating Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model
B
1 (Constant)
Std. Error -.742
.743
.963
.198
-.438
1.041
LnX1
.989
.208
LnX2
-.104
.247
-.785
1.069
LnX1
.904
.217
LnX2
-.151
LnZ
.283
LnX1 2 (Constant)
3 (Constant)
Coefficients Beta
t
Sig. -.999
.321
4.871
.000
-.420
.675
.501
4.755
.000
-.044
-.419
.677
-.734
.465
.458
4.175
.000
.249
-.064
-.608
.545
.213
.143
1.328
.188
.488
a. Dependent Variable: LnY
Model
Beta In
T
Sig.
Partial
Collinearity statistics
correlation
Minimum tolerance
LnX1.Z
.219b
1.259
.212
.144
.329
LnX2.Z
.70b
.633
.529
.073
.835
a.
Dependent Variable: LnY
b.
Predictors in the Model: (Constant), LnX1
Sumber : Data Olahan SPSS
70 Universitas Sumatera Utara
Persamaan regresi berganda yangdigunakan pada hipotesis ketiga dan keempat adalah sebagai berikut: Y = – 0,785 + 0,904X1 - 0,151X2 + 0,283Z + 0,219X1.Z + 0,70X2.Z+ e
Dari persamaan diatas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. variabel Kecerdasan Intelektual yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, karena t hitung > t tabel (4,755 > 1,993) dan nilai signifikan menunjukkan angka yang lebih kecil dari 0,05 (0,000 > 0,05). Dengan ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. 2. variabel Kecerdasan Emosional berpengaruh
Negatif
dan tidak
signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, karena t hitung < t tabel (-0,608 < 1,993) dan nilai signifikan menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,05 (0,545 < 0,05). Dengan ini menunjukan H0 diterima dan Ha ditolak . 3. Variabel Minatberpengaruh Positif dan tidak signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, karena t hitung < t tabel (1,328 < 1,993) dan nilai signifikan menunjukkan angka yang lebihbesar dari 0,05 (0,188 < 0,05). Dengan ini menunjukan H0 diterima dan Ha ditolak. 4. Variabel Moderating1 yang merupakan Interaksi dari kecerdasan Intelektual dengan Minat berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, hal ini terlihat dari nilai
71 Universitas Sumatera Utara
signifikan 0,212 lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung (1,259 < 1,993). Dengan ini menunjukan H0 diterima dan Ha ditolak. 5. Variabel Moderating2 yang merupakan Interaksi dari kecerdasan Emosional dengan Minat berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,529 lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung (0,633 < 1,993). Dengan ini menunjukan H0 diterima dan Ha ditolak. 4.3. Pembahasan 4.3.1. Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Hasil uji regresi menunjukkan variabel kecerdasan intelektual berpengaruh Secara positif dan signifikan terhadap tingkat
pemahaman
akuntansi dengan koefisien 0,989 dan tingkat signifikan 0,000.Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Napitupulu (2009) dan Zakiah (2011) yang menyimpulkan IQ berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat Pemahaman Akuntansi. Zakiah (2011) menyatakan kecerdasan intelektual merupakan kemampuan seseorang untuk memperoleh pengetahuan,
menguasai
dan
menerapkannya
dalam
menghadapi
masalahyang di alami pada mahasiswa. Dengan begitu faktor kecerdasan intelektual yang diukur melalui kemampuan memecahkan masalah, intelegensi verbal, dan intelegensi praktis merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi pemahaman akuntansi.Oleh karena itu, seorang mahasiswa akuntansi yang memiliki kecerdasan intelektual yang baik maka mampu
72 Universitas Sumatera Utara
memahami akuntansi dan dapat membaca karena membaca dapat meningkatkan pemahaman dan memori, yang semula tidak mengerti menjadi lebih jelas setelah membaca serta menunjukkan keingintahuan terhadap akuntansi. Menurut Weschler Dalam Milfayetty (2015 : 57) mendefenisikan intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berrpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan dengan efektif. Menurut Walters dan Gardner Dalam Milfayetty (2015:57) mendefenisikan intelegensi sebagai suatu kemampuan atau serangkaian kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah atau produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu. Seorang mahasiswa tetap perlu memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi agar bisa seorang mahasiswa meraih gelar sarjana dan setelah itu mencari pekerjaan.Selama ini banyak orang menganggap bahwa jika seseorang memilikitingkat IQ yang tinggi, maka orang tersebut memiliki peluang untuk meraihkesuksesan yang lebih besar di banding orang lain.
4.3.2. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Hasil uji regresi menunjukkan variabel kecerdasan Kecerdasan Emosional berpengaruh Secara Negatifdan tidak signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan koefisien -0,104 dan tingkat signifikan 0,677. Penelitian Zakiah (2013)yang menyatakan, kecerdasan emosional ditandai oleh kemampuan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati,
73 Universitas Sumatera Utara
dan kemampuan sosial akan mempengaruhi perilaku belajar mahasiswa yang nantinya juga mempengaruhi seberapa besar mahasiswa dalam memahami akuntansi. Oleh karena itu, Kecerdasan emosional yang baik dapat dilihat dari kemampuan mengenal diri sendiri, mengendalikan diri, memotivasi diri, berempati, dan kemampuan sosial. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik cenderung lebih kuat dalam menghadapi tantangan, berani menggali sesuatu yang baru dan berani
mengambil
resiko.
Karena
orang
tersebut
telah
mampu
mengendalikan diri memotivasi dirinya sendiri dan mengenal dirinya dengan baik. Seseorang dengan tingkat kecerdasan emosional yang tinggi akan dapat lebih mudah menerima dan memahami sesuatu yang baru yang ia pelajari dibandingkan dengan seseorang yang tingkat kecerdasan emosionalnya lebih rendah.
4.3.3. Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi yang dimoderasi oleh Minat Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh hasil dari variabel Kecerdasan Intelektual berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi setelah dimoderasi oleh Minat Pada Mahasiswa akuntansi. Hal ini terlihat dari signifikansinya 0,212 yang lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung < t tabel (1,259 < 1,993). Suatu variabel dianggap sebagai variabel moderating apabila nilai koefisien parameternya positif dan signifikan. Oleh karena itu minat mahasiswa tidak dianggap sebagai variabel moderating yang memoderasi hubungan antara Kecerdasan
74 Universitas Sumatera Utara
Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di USU. Minat merupakan hal yang penting dalam pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bidang. Minat perlu ditumbuhkan dan dikembangkan karena jika dalam diri individu tumbuh suatu minat terhadap suatu bidang, maka individu tersebut akan dengan mudah mempelajari bidang tersebut sehingga prestasi yang diharapkan dapat tercapai. Banyak mahasiswa yang mengatakan bahwa matakuliah akuntansi itu sulit tetapi banyak mahasiswa yang memilih jurusan akuntansi dikarenakan dapat mempermudah mereka memperoleh pekerjaan, jadi walaupun mereka mengatakan sulit untuk mempelajrai akuntansi, mereka mempunyai minat untuk mempelajarinya.
4.3.4. Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi yang dimoderasi oleh Minat Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh hasil dari variabel Kecerdasan Intelektual berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi setelah dimoderasi oleh MinatPada Mahasiswa akuntansi. Hal ini terlihat dari signifikansinya 0,529 yang lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung < t tabel (0,633 < 1,993). ). Suatu variabel dianggap sebagai variabel moderating apabila nilai koefisien parameternya positif dan signifikan. Oleh karena itu minat mahasiswa tidak dianggap sebagai variabel moderating yang memoderasi hubungan antara Kecerdasan
75 Universitas Sumatera Utara
Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di USU. Dalam
kaitannya
dengan
Pemahaman
Akuntansi
apabila
Seseorang dengan tingkat kecerdasan emosional yang tinggi namun ia tidak memiliki minat namun terhadap Akuntansi maka pengetahuannya mengenai Akuntansi tidak akan berkembangterhadap sesuatu hal dikarenakan ia tidak merasa tertarik dan tidak merasa senang ketika mempelajarinya. dibandingkan dengan seseorang yang tingkat kecerdasan emosionalnya lebih rendah. Minat seseorang tidak dapat dipasakan, minat datang dengan sendirinya walaupun awalnya minat itu diperlihatkan kepada dirinya.
76 Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
5.1.
Berdasarkan pada hasil penelitian pada Bab IV maka dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah dan model yang ditentukan dalam Hipotesis Penelitian yakni sebagai berikut: 1. Secara parsial dan simultan, Kecerdasan Intelektual berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Hal ini berarti dengan semakin baiknya penerapan kecerdasan Intelektual maka Tingkat Pemahaman Akuntansi juga akan meningkat. Karena Kecerdasan Intelektual merupakan kemampuan seseorang untuk memperoleh pengetahuan, menguasai dan menerapkannya dalam menghadapi masalah yang di alami pada mahasiswa. Penelitian ini mendukung hasil Penelitian Napitupulu (2009) dan Penelitian Zakiah ( 2011). 2. Secara simultan Kecerdasan Emosional berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman akuntansi pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Dan scara Parsial kecerdasan Emosional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. PEnelitian ini mendukung hasil penelitian Napitupulu (2009) dan menolak hasil penelitian Zakiah (2011). 3. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa pengaruh Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi yang dimoderasi oleh Minat berpengaru positif dan tidak signifikan yang berarti
77 Universitas Sumatera Utara
bahwa minat sebagai variabel moderatingtidak mampu memoderasihubungan Kecerdasan Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di USU. 5.2.
Keterbatasan 1. Setelah melakukan analisis data dan interpretasi hasil, terdapat adanya keterbatasandalam penelitian ini yaitu hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasanintelektual, kecerdasan emosional, dan Minat
hanya dapat
menjelaskanpengaruhnya terhadap pemahaman akuntansi sebesar
24%.
Sedangkan sisanyadipengaruhi oleh faktor lain. Sehingga perlu digunakan variabel lain yangmempengaruhi pemahaman akuntansi di luar model ini. 2. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling sehingga mahasiswa yang dijadikan sebagai sampel menjadi terbatas padakriteria-kriteria yang telah ditetapkan dan hanya meneliti 78 mahasiswa jurusanangakatan tahun 2012 di Universitas Sumatera Utara. 5.3.
Saran 1. Peneliti mendatang juga diharapkan dapat menggunakan sampel yang
lebih banyak dengan melihat pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual pada mahasiswa yang ada pada Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Negeri Medan, Universitas Islam Negeri (UIN) Medan. 2. Sebaiknya peneliti selanjutnya menambah tahun penelitian agar sesuai
dengan keadaan masa sekarang agar mendapatkan hasil yang akurat.
78 Universitas Sumatera Utara
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih dalam tidak terbatas
pada variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan Minat Sebagai Varibel Moderating
dalam kaitannya dengan pemahaman
akuntansi, melainkan perluadanya penambahan variabel lainnya serta diharapkan dapat menggunakan Variabel Intervening dan cakupan obyek penelitian yang lebih luas. Selain itu dalam penelitian lanjutandiharapkan dapat dikembangkan model analisis yang ada untuk mendapathasil yang lebih mendalam.
79 Universitas Sumatera Utara