BAB IV MEMAKNAI SITI DALAM REPRESENTASI KULTURAL JAWA
semiotika Pendekatan sem emiotika menyatakan bahwa semua ob oobyek yek kultural membawa praktek kultural makna dan karenanya karenanya semua pr prak akte t k ku kult lturral a bergantung pa pada makna (Hall, 1997:36). penelitian 1997:3 36). Obyek kkultural ultu turaal yang dalam penel littia ian n in inii diwakili oleh h film Opera Ja awa untuk uk melihat mel elih ihat makna-makna mak akn na-makna apa saja yang dapat dap apat mun ncu cull kaitannya ka a dengan Jawa muncul prakte tekk-pr prak aktek k kkultural ultural yang berlangsung di dalam masyara aka k t Ja JJawa. wa. wa praktek-praktek masyarakat S iti sebagai sebagai salah satu karakter film Opera Jawa merupakan merupa pakan to toko k h yang ng Siti tokoh di dipi pillih guna guna melihat makna apa yang muncul terkait dengan re ela l si ttokoh okoh ok oh ini dipilih relasi dengan n gagasan atas perempuan yang ada di dalam masyarakat Jawa. Jaw wa. De D nggan Dengan kata la ain, usaha untuk memaparkan karakter ini merupakan usaha un ntuk m elihaat lain, untuk melihat repres eseentasi kultural ya yang ng m elek el ekat dalam tokoh oh S itii. it representasi melekat Siti. Representasi kultural tokoh Si Siti t dimulai dim imulai dengan konteks cerita film Opera Oper Op era Jawa ya Jawa yang merupakan interpretasi dari epos Ramayana yang sudahh ddikenal ike kena nall di ma masy syarak katt JJawa awa se end ndir irii. R amaya yana na yyang ang an g ssudah udah di disa sadu durr me njjadi di bberbagai erbag agai ai bbentuk entuk masyarakat sendiri. Ramayana disadur menjadi keseni nian an,, salah h sa satu tunya wayang ttidak idak hany id ya dilihat sebagai ai ddongeng, onge g ng ng,, nnamun amun juga kesenian, satunya hanya sebagai sebuah usaha untuk memahami memahami oorang-orang rang-orang Jawa dalam memahami dunianya seperti yang dijelaskan ooleh leh Ande erson: Anderson: Wayang, like any other metaphysical metapphy h sica al and ethical “system” is concerned to explain the universe. Thou ugh partially based on the Indian epics Though M h bh R h Javanese J h l Mahabharata andd Ramayana, the wayang mythology is yet an attempt to explore poetically the existential position of Javanese men, his relationship to the natural and supernatural order, to his fellow men, and to himself (Anderson, 1965:65).
92
Karenanya di dalam budaya folkor masyarakat Jawa, akan ditemui nasihatbijak nasihat atau kata-kata bij ijak ak sebagai panduan un untuk mengembangkan karakter menggunakan pribadi menggu una nakan tokoh yang berasal dari epos Mahabharata Mahabharata ataupun Ramayana. a.
epindhan ep n166 di masyarakat mas a ya yara rakaat Jawa, beberapa beberaapa di antaranya Dalam ppepindhan
berbun unyi sepe ert r i Ba agu guse kaya Ja Jana naka ka,, ayune ka kady dya Wa Wara Sumba badra atau berbunyi seperti Baguse Janaka, kadya Sumbadra se seseoran ng ya yan ng w ajaahnya tampan seperti Janaka, cantikn aj knya ya sepertii Wara seseorang yang wajahnya cantiknya Sumb mbad adra r . Sumbadra. Toko oh Sinta, tidak terkecuali menjadi simbol atas gagasan ffeminisme em min iniisme me sertaa Tokoh wu wuj jud dari da kesetiaan perempuan di dalam relasi rumah tangganya. N amun un seperti sep e erti wujud Namun dijelas skan pada bab pendahuluan, cerita Opera Jawa justru berbelok beerbelok dari darri dijelaskan ke keungg gulan Ramayana yang diyakini sebagai sebuah panutan falsafah masya yarakaat keunggulan masyarakat Jawa. Melalui deskripsi dan interpreta tasi si teks pada bab sebelumnya, konflik ik yyang ang an interpretasi be berk rkem e ba bang ng pa pada da ttokoh okoh ok oh S itii me it m nunjukkan tu tump mpan ang g ti tind ndih ih antara ant ntar araa dunia dunia ia fiksional fiks fi ksio ional berkembang Siti menunjukkan tumpang tindih dan re dan real a itas yang yan ang g kemudian kemu ke udi dian an mem mpen enga garuhi ccara araa pa ar ppandang ndan nd ang g di dalam am ffilm ilm il m ini. realitas mempengaruhi Bertubruk knya ddunia unia fiksional dan realitas realitas dalam d lam Opera Jawa ddapat da apatt dditerjemahkan iterjemahkan Bertubruknya sebagai kompleksitas manusia dalam daalam mema aknai kehidupan, atau seperti ciri khas memaknai Garin adalah paradoks antara kein ndahan ddan an kekerasan. Pola ini muncul hampir keindahan di setiap bagian film, contohnya adalah ada dalah h ketika Siti dengan pakaian tarinya yang anggun dengan brutal memecahkan gerabah Setyo, atau ketika Setyo melumuri
16
Pepindhan adalah kalimat tetap yang mengandung arti perumpamaan tentang manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain. Lihat Soedarsono, 1986. Kesenian, bahasa, dan Folklor Jawa.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
93
Siti yang terduduk di atas alat pembuat gerabah. Adegan-adegan semacam ini mensejajarkan ide-ide yang bertolak belakang satu sama lain. menjadi Paradoks tersebut me menj njadi simbol atas konflik konf nfli lik tersembunyi dalam karakter Siti yang tampakk pada semakin menyimpangnya tokoh in ini dari idealisasi tokoh Sinta yang ng ada di dalam dalaam epos o Ramayana. Ram amay ayan anaa.
Pe Peny n impangan iini n bagi penulis ni Penyimpangan
meru upakan sebu buah ind ndik kasi di manaa ko kont teks realitass m asuk k ddii dalam du ddunia nia imaji merupakan sebuah indikasi konteks masuk Si secara Siti secar araa ti tida dak lang ngssung, ditandai melalui perpindahan perpindah ahan an adegan-adegan adega gann-ad adegan surealis sur u ealis tidak langsung, deng gan aadegan d gann yang bersifat realis. Dengan demikian, represe de sentassi ku kult ltural tok koh dengan representasi kultural tokoh Si iti dalam dalam m Opera Jawa pertama-tama dapat diartikan paradoks anta tara kkonsep onse sep p yang g Siti antara di diid idealissasikan (tokoh Sinta) dengan konsep yang direalisasikan (tok koh Siti) ). diidealisasikan (tokoh Siti). Dalam m prakteknya, paradoks semacam ini terjadi di dalam masyarakat masyaarakat Jaw wa, Jawa, ke ketika perempuan diposisikan sebagai individu yang diharapkan menjadi menj njadi ppribadi ribad di yang lembut serta sert se rtaa tersubordinasi te si dalam ddunia unia laki-laki ki. B a ian awal film in ag ini, i, laki-laki. Bagian se seperti dijelaskan dalam deskripsi oobyek byek penelitian menunjukkan karakter by karaktter S iti Siti yang mem yang mil ilik ikii sifat-sifat sifa si fatt si sifa fatt tersebut. ters te rseb ebut u. memiliki Pe P njelasan n rrepresentasi eprreseent ep ntas asii ku kkultural lturral ttokoh okoh S ok itii ini it ini selanjutnya sela lanj njut utny nya dapa patt di dil liha hat dari Penjelasan Siti dapat dilihat relasi Siti Sit i i dan dan Setyo hadir di awal awa wal film ini. Bagian ini menunjukkan menunjjukkan k Siti dan Setyo berada dalam masa-masaa bahagia m ereka sebagai pasangan yang saling mereka mencintai. Nalika lemah uwis nguripi// i Ketika Ketikka tanah sudah memberi kehidupan Aku lan kowe kaya Rama lan Sinta//Aku dan kamu seperti Rama dan Sinta Sing kasingkir saka bumine dhewe//Yang tersingkir dari buminya sendiri Sing isih mung kasetyan//yang tersisa hanya kesetiaan
94
Pandonga lan katresnan//Doa dan rasa cinta Dari visualisasi adegan dan teks yang muncul, terdapat beberapa konsep yang dijelaskan. dalam budaya masyarakat masyarakaat Jawa Ja dijelaskan n. Pertama adalah konsep lemah yang berarti tanah ah adalah sebuah konsep yang dapat dimaknai dimaakn k ai secara ambigu. Ia dapat dima aknai sebagai ttanah anah ya yang n ppada adaa ke ad kehi idu dupa pan masyarakat t, pe ppenting nting sebagai dimaknai kehidupan masyarakat, temp pat di mana na merek eka dapat mena nana nam pa ppadi di atau hasil-hasil h sil-ha ha hasil bumii yang yang akan tempat mereka menanam m enjadi pe peng ngh hidupa pan n mereka. menjadi penghidupan
Namun dalam arti se sema m ntik k yyang ang lain, lemah an semantik
adalah ah ssinonim i onim in im dari siti yang juga bermakna tanah.
Dala lam pe ppemaknaan mak ma knaan in iini, i, Dalam
ke ebe bera r daan an Siti memiliki konotasi sebagai figur yang memiliki pe eran nm eng ngay a om mi keberadaan peran mengayomi ata mel atau elindungi. melindungi. D alam bagian ini, Siti menunjukkan karakter yang lemah lembu ut, tarian S itti Dalam lembut, Siti be berger rak harmonis dengan Setyo. bergerak
Hal ini secara tidak langsung jugaa dapa at dapat
dimaknai sebag agai ai sim imbol bahwaa se ssebagai bagai is ist tri, Siti dianggap diangg ggap ap sebagai sigarani ning ng sebagai simbol istri, sigaraning ny nyawa atau belahan jiwa, terlebih de dengan kata kasetyan atau kesetiaan n yyang ang an me mele leka k t di ssana. anaa. an melekat Ba B gian awal awa wall m ena nand ndai ai transisi transis isii Siti Si dari dar arii refleksinya refl re flek ksi siny nyaa atas kebahagiaannya keb bah ahag agia iaannya Bagian menandai dengan S etyo t menuju pencarian ddirinya i inya ((Siti). ir Siti). Satu indikasi yang muncul datang Setyo pada saat dirinya ditinggal oleh S etyo bekerj rja. Simbol di mana suami mengambil Setyo bekerja. peran sebagai pihak yang aktif sem ementaraa istri diharapkan untuk berada di ranah sementara domestik dapat dikatakan sebagai kkarakter a ak ar akter khas dari budaya Jawa yang dikenal selama ini (Koentjaraningrat, 1994:145).
Pandangan demikian adalah sebuah
konsekuensi dari hubungan paternalistik yang secara formal berakibat pada pembagian peran antara perempuan dan laki-laki (Handayani dan Novianto,
95
2004:117). Meskipun begitu, pada prakteknya perempuan memiliki peran yang cukup signifikan dalam keberlangsungan sebuah rumah tangga. Ibu atau istri adalah pusat keluarga,, ppada ada umumnya me eme megang keuangan dan cukup memegang menentukan dalam am pengambilan keputusan-keputusan pen nti ting n . penting. Kons nseep kedua yan ng pentin ing g un untu uk di dil liha hat ad adalah simbolisa sasi dari kukusan Konsep yang penting untuk dilihat simbolisasi yang g bbeberapa eberapaa kali m uncul di dalam un am ffilm ilm ini. Merujuk Meeru ruju j k pada pa bab sebelumnya, seb ebelumnya, muncul ku adal ad alaah seb buah alat yang akrab digunakan un uuntuk tuk me mena nanak na asi s dan kukusan adalah sebuah menanak nasi diguna naka kan secara seca cara tradisional dengan perangkat dapur lainnya. a Di ddalam alam al am film in iini, i, digunakan ku uku kusa s nm enjadi simbol yang mengiringi beberapa bagian penting g di da dala lam m film m. kukusan menjadi dalam film. Di awall film, kukusan adalah media yang digunakan oleh Siti ketika keti tika iiaa me merasa dengan kehidupannya (yang diwujudkan ketika ia menari di rumah a pada saat saaat sa ragu dengan Se ka pas sukan Setyo keluar untuk bekerja). kukusan juga hadir secara antagonis ketik ketika pasukan
gambar 6. Siti berhadapan berhadaapa p n dengan pasukan kukusan , wujud pergolakannya dengan ketakutan ketak aku utan atas godaan yang akan dialaminya (sumber: film Opera Jawa)
menyudutkannya ke dalam sebuah labirin. Melihat relasi antara Siti dan media kukusan ini, dapat dimaknai bahwa kukusan adalah sebuah simbol yang dekat
96
dengan pribadi Siti. Secara simbolis kukusan menegaskan posisi Siti di mana ia diidentikkan aktif di dalam dapur. memperlihatkan Melalui alur cerita,, bbagian agian yang memperl rlih ihatkan kondisi Siti yang paling pasukan rentan dan rapuhh adalah ketika ia bertemu dengan pasuk ukan kukusan di sebuah halaman, di mana hal in ni meru upa paka kan si simb mboll dunia dun unia batin Siti yang ya mengalami ini merupakan simbol perg gol olakan. Tepat Tep e at ketika ketik ika ia keluar da dari rumah men ngi g kuti Sura, Sura, ia me mengenakan pergolakan. mengikuti se selendan ng pu puti tih. h Wa War rna putih sendiri dalam dunia pewayangan pewa waya y ngan an aataupun taup ta u un ddii dalam selendang putih. Warna masy yar arak akat Ja awa sendiri melambangkan sifat luhur dan w arna na yyang ang seri ring masyarakat Jawa warna sering di igu guna n kann oleh pendeta (Slamet Dkk, 1990:86). digunakan Sy yair tembang yang dilantunkan oleh Siti menunjukkan ia tidak k berd rday ayaa dan Syair berdaya tidak bisa bisa membedakan antara benar dan yang palsu. Jika pemahaman pemahamaan ini dita arik k ditarik de n konsep kebatinan Jawa, maka benar jika Niels Mulder melalui dengan melalu ui kajiannya kaji jiannyya terkait dengan an ddunia unia kebatinan an masya yarrakat Jawa mengungkapkan men engu g ngkapkan bah hwa masyarakat bahwa m asyarakat Jawa terikat dengan konse ep rasa dibandingkan dengan konsep llahiriah ahir ah iria iah masyarakat konsep (M (Mul ulde der, 22007:66). 0077:6 00 :66) 6). (Mulder, Ke K takutann da dann ke eti tida dakb kberdaya yaan an Siti Ketakutan ketidakberdayaan
uuntuk ntuk nt u ddapat apat ap at mengont ntro roll dirinya dirinya mengontrol
sendiri ju jjuga ga merupakan wujud dun unia batin in masyarakat Jawa yang akan kesulitan dunia untuk menolak hawa nafsu jika mereka mereka hanya han nya mengandalkan diri mereka sendiri, dan di akhir tembangnya, ia memo ohon pada pad da Tuhan ((Dhuh Gusti, ayemana badhan memohon kula). Satu catatan penting dari pergerakan setting serta latar di film ini adalah perpindahan dari setting narasi cerita dari latar kehidupan yang bersifat realistik menuju seting narasi cerita yang surealistik. Hal ini dapat dikaitkan dengan
97
pembahasan yang tentang bagaimana dunia kebatinan masyarakat Jawa muncul di dalam film ini. Handayani dan Novianto (2004: 50-52) menjelaskan melalui kutipan di bawah ini bagaimana bag agai aimana masyarakat Jawa Jaw memiliki dua pemahaman realitas di dalam ke kehidupannya: Pandangan dunia Jawa bertolak Pa beerto tola ak da dari ri ppembedaan em mbe bedaan antara du dua segi fundamentall realitas, r al re alitas as, yaitu segi lahir (lair)) dan dan segi segi batin. bat a in. Kedua segi seg gi ini bersatu manusia. bersat atuu di ddalam alam dirii ma manu nusia. i
Sebagai makhluk alam, Seba Se baga gai makh hluk al lam am,, manusia a
merupakan Kita m eru rupa pakkan makhluk makh ma khluk jasmani, ia memiliki dimensii lahir. la Kita ta mengerti menge g rti orang lain or laiin pertama-tama melalui dimensi lahirnya. la
Akan Ak A an tetapi tet etap pi di d
belakang batinnya. Dimensi bela akang dimensi lahirnya itu terselubunglah segi batinnya a. Dim i en ensi si lahir la ahir
manusia
terdiri
atas
tindakan-tindakan,
omongan, nafsu, dan sebagainya.
gerakan-gerakan, gerakan-ge -geraka an,
Sementara itu dimensi batin
kebenaran menyatakan diri dalam kehidupan kesadaran subjektif di mana kebena aran 2004:51). dan kebijaksanaan sejati ditemukan ((Handayani dan Novianto, 2004:51 1).
Melihat pemahaman tentang dunia lahir dan dunia batin masyarakat masyaarak kat Jaw Jawa, wa, perkembangan yang dditunjukkan itunju it jukk kkan an oleh h Si Siti ti ddalam alam l O pera Jawa tidak bi bisa sa Opera di dihi h ndarkan dari melihat eksistensi Si iti baik secara lahir maupun batin. Me Mena nari rik dihindarkan Siti Menarik pula jjika pula ikaa me ik meli liha hatt Ga Gari rinn me meng nggu guna naka k n du uni niaa ba bati tin n Si Siti ti iini ni uuntuk ntuk nt uk m engg en ggal alii ru rua angmelihat Garin menggunakan dunia batin menggali ruangru uan ang g ya yang ng m ampu am pu m enampiilk lkan gug u atan--gugatan ya yang ng m uncu un cull da dari ri ssisi isi Siti. ruang mampu menampilkan gugatan-gugatan muncul Gugatan-gugatan yang hadir darii diri Sitii dapat terlihat muncul secara bertahap. Bisa dikatakan film ini menamp pilkan fase-f fase dari bagian awal film di mana ia menampilkan fase-fase cenderung kental untuk memaink nkan per eran perempuan Jawa yang ideal, lalu memainkan peran perlahan-lahan Siti memunculkan gagasan-gagasan gag agaasan-gagasan yang kritis melalui konflikkonfliknya dengan Setyo dan Ludiro.
98
Pergolakan Siti tersebut sarat dengan simbol-simbol non-verbal dan verbal yang muncul di dalam film ini.
Gugatan Siti terkait isu seksualitas cukup
banyak Padahal, memperoleh porsi yang ba ban nyak dipaparkan. Pad adah ahal, budaya Jawa menuntut isu seksualitas sebagai sebaagai isu yang g privat dan pribadi, bahkan bah ahka k n sebaik mungkin disembunyi yik kan. Dalam kultur Jawa, Jaw awaa, seksualitas sek eksuuallit itas as biasa biasa dianggapp sebagai bagian disembunyikan. dari w ilayah ppribadi ribadii ((private private sp phe here re) bahkan mun ungkin yyang ang pali ling n pribadi wilayah sphere) mungkin paling se sebagaim man anaa ha hhalnya lnyaa kkamar amar tidur di dalam rumah (Bud dim iman, 20 000 00:5 :53) 3. sebagaimana (Budiman, 2000:53). Ketika ka seksualitas dianggap sebagai isu yang bersifat pr rivat, Op Ope era Jaw wa privat, Opera Jawa be beru rusahaa menonjolkan isu ini melalui Siti untuk melihat apakah ap pakah h tterdapat erda er d patt berusaha pe perm r assalahan yang muncul terkait dengan relasi perempuan dan lak ki-laki ki. B aiik permasalahan laki-laki. Baik seksua alitas yang berkaitan dengan Siti dan tubuhnya sendiri ma aupun yyang ang g seksualitas maupun berk rkaittan dengan Setyo dan Ludiro. Antara Siti dan Setyo, konflik yyang ang an g munc cul berkaitan muncul adalah bagaimana Setyo sebagai ai sseorang e raang suami menutup jalan bagi Siti uuntuk eo ntuk nt uk be bers rsikap intim dengannya. Keengganan Setyo untuk dapat menerima aajakan jaka ja kan S iti bersikap Siti be bera r ki kiba batt pada pada kekecewaannya kek ekec ecew ewaa aann nnya ya ppada adaa Se ad ety tyo. o. Dalam Dala Da lam m bagian bagi ba gian an iini, ni,, salah ni sala sa lah h sa atu baris baris berakibat Setyo. satu berb rbun unyi yi …M Manussia jika sedang seda dang birahi…tidak birah hi…tidak berbeda berb be rbed da dengan deng de nga an bbinatang. inatang. berbunyi …Manusia Agaknya dari lirik tersebut dapat dapaat menjelas askan bahwa meski dengan atas nama menjelaskan kesucian dan kehormatan, man nusia tidak k akan lepas dari birahi, atau gairah manusia seksual. Dan hal ini juga dapat dim imaknaai bahwa pada dasarnya perempuan (Siti) dimaknai memiliki hak untuk jujur dengan keinginan kein ngi ginan seksualnya. Film ini menunjukkan bahwa gairah yang dimiliki perempuan cenderung untuk dibungkam. Padahal, gairah adalah hal yang membuat manusia hidup.
99
Gairah pada kenyataannya merupakan hak seorang perempuan dan tidak boleh dibungkam selama ia tidak merampas hak orang lain. (Soe Tjen Marching, terjadi di film ini cukup 2011:77). Namun yang g te rjadi j cuku kup p jelas ketika secara simbolis seksualitas Siti dibungkam dib ibungkam oleh otoritas maskulin, yaitu diwakili diw i akili oleh Setyo dan Ludiro. Pembungkaman Pem embungkaman yang y ng awalnya ya awa waln nya ddilakukan ilak il akuk kan n ooleh leh Setyo menunjukkan menu nunjukkan bahwa bahkan an melal lui u relas asi suami dan is istr t i pu ppun, n, masih mas asih i terjadi terrja j di pembungkaman pembu bungkaman melalui relasi istri se seksualita tas. s. Si Simbol yyang ang muncul dari pembungkaman n ddiwujudkan iwujud udka kan n Setyo m elalui seksualitas. melalui tindak akan anny n a ya yang menutup wajahnya dengan kaos yang dikenakannya. dik ken e ak kan anny nya. a Dala lam tindakannya Dalam bu uda daya y masyarakat masyarakat Jawa, simbol yang ditunjukkan oleh Setyo dalam dalam am menolak men enolak k budaya ga gair irah iistrinya strinya tersebut dapat bersumber dari pemahaman bahwa dii dal lam rrelasi elasi gairah dalam suami dan istri gairah adalah sesuatu yang tidak pantas ditonjolkan sep perti diku utip p seperti dikutip di baw wah ini: bawah On the affective aspects ooff th thee rela relations ati tion onss between spouses, Javanese are westerners. far less romantic than western ner ers. appropriate to marriage.
Passion is never thought really
es To be gandrung (mad with love) implies
inst in stab abil ilit ityy an andd pr prob obab able le sorcery. sor orce c ry. Instead, Ins nste tead ad, tresna, tres tr esna na, an abiding abi bidi ding ng devotion dev evot otio ion n instability probable that Poe erw rwad adaanimin inta ta definess aass “a “aff ffection, ge gene n rous us ffeeling eeli ee ling for another er Poerwadaniminta “affection, generous pers pe rson (without (wi with thout desire)” sho hould characterize characcte terize the tie bet etwe ween hhusband usba us band nd and d person should between 1987:52). wife ((Keeler, 1987:52 2).
Hal ini juga membuka sat tu perspekt tif baru di mana pada kajian-kajian teks satu perspektif media yang selama ini hadir bany nyak m embicarakan eksploitasi tentang tubuh banyak membicarakan perempuan yang ditampilkan di media. a. Perempuan yang dibawa pada tataran teks media cenderung untuk memperlakukan tubuh perempuan pada bentuk manipulasi di mana perempuan menjadi vehicle of meaning atau sarana untuk membawa
100
pesan, dan bukan memberi ruang bagi mereka sebagai subjek untuk berbicara. Di dalam film ini, Siti cenderung untuk menjadi subjek di mana ia terdapat dialog
gambar 7. Penolakan Setyo terhadap seksualitas Siti yang disimbolkan ga n uusahanya sahany nyaa menutup wajahnya dari Siti (sumber: film Opera Jawa)
m masyarak akaat antara konsep perempuan yang diyakini dan dikenal di dalam masyarakat Jaw ddengan Jawa engan konsep perempuan yang Garin interpretasikan di dalam to okoh hS iti. tokoh Siti. film lm Op Oper eraa Jawa Jawa in ini, i, perkembangan perkeemb mban anga gan n ka kara rakt kter er S i i digunakan un it ntu tuk k Dalam fi Opera karakter Siti untuk da dapa p t melihat pertentangan-pertentangan semacam apa yang dialami oleh karakter kara ka rakt kter dapat ini sehingga ini sehi se hing ngga g memunculkan memun uncu culk lkan an w acan ac ana buda aya ttandingan andi an ding ngan an ((counter counter cu cult ltur uree) te terk rkait wacana budaya culture) terkait de deng ngan an iisu su pperempuan erem er emp puan n ddii ddalam ala l m masy yar arakat JJawa. awa. Ji Jika ka S itii di it dili liha hatt da dari ri pperspektif erspektif er dengan masyarakat Siti dilihat ideal perempuan Jawa, maka adaa ketidak ksesuaian yang muncul dari karakter ini ketidaksesuaian seperti yang sudah dijelaskan di aatas. tas. Selain melihat bagaimana isu sek eksualitas yang dimiliki oleh Siti ini seksualitas dibangun, penting juga melihat baga aim imana konsep kekuasaan dalam budaya Jawa bagaimana diinterpretasikan oleh Garin lewat film ini.
Kekuasaan, dalam pemahaman
budaya Jawa sangat memengaruhi pola interaksi satu orang dengan orang lainnya.
101
Salah satu peneliti yang melihat kehidupan masyarakat desa di Yogyakarta memaparkan konsep ini dalam keluarga dalang di Yogyakarta. Javanese acquire bas basic asic ic understandings of sel self lf an and power first of all in the interaction among am tween a father’s and familiy members. Differences betw between a mother’s moth her’s role acquaintt a child with different versions off po power and the different evoke...to diff di fferent responses they sshould hooul uld d ev evok oke. e ..to the thee degree thereforee that he fulfills the iidealized deal de alizzed Javan anes ese version versio ion n off masculine mascu culi line ne authority (Keeler, (K Kee eeler, Javanese 1987:51). 1987 7:5 :51).
Paparannya Pa apa para rannyaa menunjukkan bahwa maskulinitas menjadi men e jadi di sebuah seb ebua u h si simbol imb m ol otor rit itas as hampir ham mpir di semua aspek kehidupan masyarakat Jawa. A y h/su ya suam amii sebaga gai otoritas Ayah/suami sebagai fi figu gurr yang yan ng dianggap bertanggungjawab sebagai tulang punggung keluarga kelua uarg rgaa akan a an ak n figur ce cend n eruung dipahami sebagai sosok yang maskulin. cenderung
laki-laaki, te teru ruttama ma Posisi laki-laki, terutama
mereka ka yang berusia lebih tua akan berkonsekuensi dengan bagaim manaa bagaimana inte tera r ksinya dengan peremp puan. interaksinya perempuan. Permasalahan yang muncull da dalam m fi film lm Opera Jawa yang kemudian muncul mu unc ncu ul ad adal alah bagaimana Siti menolak gagasan ini melalui konfliknya denga gan to toko koh adalah dengan tokoh Lu Ludi diro ro. Posisi Posi Po sisi si Ludiro Lud udir iroo secara seeca cara ra gender gen ende der me menu nunj njuk ukka kan n ba bahw hwaa ia ddianggap iang ia ngga gap p me mem miliki Ludiro. menunjukkan bahwa memiliki stat atus us ssosial osia os iall ya yang g llebih ebih tinggi da eb ddari ri Siti, tterlebih erlebih di fi er film lm iini ni Ludiro Lud udir iro o di dic ceritakan status diceritakan memiliki kekayaan serta posisii yang menguntungkan meeng n untungkan di masyarakat (sebagai pengusaha daging yang sukse es). sukses).
Te ercatat tiga bagian menonjol yang Tercatat
menunjukkan penolakan Siti terhadap terhaada d p si isi maskulinitas ini, yaitu pertama pada sisi saat Siti berada di kolam lilin bersam ama Ludiro, kemudian Siti yang berada di bersama rumah Ludiro dengan selendang merah, serta yang terakhir adalah pada monolog Siti di akhir cerita.
102
Film Opera Jawa secara rinci tidak memperlihatkan apakah faktor kekayaan ini menjadi faktor utama Siti menjadi tertarik kepada Ludiro. Namun dari awal cerita, Ludiro sudah berus usah aha untuk menyenangk gkan a Siti. Di awal film ia adalah berusaha menyenangkan sosok yang mampu mam mpu membawa Siti dalam sebuah kebebas san an. Perlakuannya pada kebebasan. Siti dimaknai dimak knai sebagai penghormatan p ng pe n horm mat atan an kep epad adaa Si Sit ti.. Bagian Bagian yang bbisa isa dilihat adalah is kepada Siti. pada saat Sitii dan Ludiro Lud udiro menari bersama ber ersa sama diiring gi dengan an lagu Li Lind n ri. diiringi Lindri.
Siti
di diperlihat atka kann senang senang ng ddengan engan perlakuan Ludiro tersebut t. diperlihatkan tersebut. .
gambar 8. Ludiro yang menggoda Siti dengan lagu Lindri (sumber: (sum (s umber: film Opera Oper Op era a Jawa) Ja )
Ke Kemudi dian ppada ada adegan S ad iti dan L udiro di ko kola lam m li lili lin, S itii melihat it Kemudian Siti Ludiro kolam lilin, Siti bagaimana Ludiro pada akhirnyaa bermaksud ud untuk menguasai Siti. Di sini dapat dilihat bagaimana Ludiro berusah aha untuk m endominasi Siti dan Siti yang sadar berusaha mendominasi bahwa ia telah dijebak oleh Ludiro o. Dal alam epos Ramayana, Siti jatuh ke dalam Ludiro. Dalam jebakan Rahwana melalui Kala Marica, Maric ica, adik Rahwana yang menjelma menjadi kijang emas. Sementara di film ini, godaan kijang emas tersebut bertransformasi menjadi selendang merah yang terbentang dari rumah Ludiro ke rumah Siti.
103
Rahwana menjadi karakter yang bengis dan tidak disenangi oleh Sinta, sementara di film ini Garin membawa tokoh Ludiro yang pandai merayu. ang muncul di dalam ad an adegan ini menunjukkan bahwa Faktor kekuasaan yyang dalam relasi laki-laki lak kii-llaki dan perempuan, adalah lazim bbahwa ahwa laki-lakilah yang ah menjadi pusat pu hubun ungan tersebut. tersseb te but ut.. Seperti Sep eper ertii ddijelaskan ijelaskan sebelumnya, ij sebeelu lumnya, otoritas dari hubungan
gambar 9. Siti mendorong Ludiro ke dinding din indi d ng sebagai bentuk penolakannya atas otoritas Lu Lud dirro Ludiro (sumber: (sumbe er: film Opera Jawa)
la laki ki-llak akii sa sang ngat at ppenting enti en ting ng ddalam alam al am m asya as yara raka katt Jawa Jawa karena kar aren enaa pa pada da m asya as yaraaka katt yyang ang laki-laki sangat masyarakat masyarakat memi miliiki sistem sis iste tem patriarki, patr pa triarki, lak kii-la l ki mem mil iliki hak yang yaang llebih ebih eb ih besar besar ar daripada memiliki laki-laki memiliki perempuan.Garin lalu mulai m embawa S iti menjadi karakter yang melawan membawa Siti otoritas ini, Uniknya, Garin tidak tid dak mewuj judkan perlawanan ini dengan simbol mewujudkan yang keras, sebaliknya ia menggun nakan simbol-simbol sifatnya lebih sederhana, menggunakan seperti pada adegan di dalam kolam lil iliin bersama Ludiro. lilin Sekali lagi, film ini menunjukkan bagaimana Siti di dalam film ini diposisikan sebagai perempuan yang secara tragis mendapatkan kekecewaan dari relasinya baik dengan Setyo maupun Ludiro. Sebagai istri, Siti mendapatkan
104
penolakan dari suaminya sendiri sedangkan dari Ludiro ia mendapatkan perlakuan semena-mena yang diterimanya. pada Perlawanan Siti mencapai meenc ncapai puncaknya pad adaa dua bagian akhir yaitu ketika monolognya tubuhnya dilumuri dilumur urii oleh tanah liat, serta pada bagian mon nol o ognya sebelum Setyo menikamn nya dengan cund ndhuk me ment n ul ul. P adaa sa ad aat iiaa dilumuri oleh h ta ttanah nah liat, Setyo menikamnya cundhuk mentul. Pada saat meng gungkapka kann rasaa ci intanya lagi g kkepada epada Siti, kali ep kaali ini dengan den e gan me eng n gunakan mengungkapkan cintanya menggunakan ta tanah seba baga gai m etafo fora ra: sebagai metafora: tr res esnaku u mring sliramu//cintaku u pada dirimu tresnaku o..kad o. dadine tresnaku marang lemah iki// o..kadadine selay yaknya rasa cintaku pada tanah ini selayaknya slir ramu lemah becik//dirimu adalah tanah yang baik sliramu ka ang sumiji//yang utama kang
A pa yang hendak diungkapkan Garin melalui metafora tanah h ini ada dalah h Apa adalah bahw hwaa ia berusaha untuk memperlihatkan bahwa Setyo pad da akhirn nya bahwa pada akhirnya membendakan Siti sebagai tanah h. K on nse sep pembendaan ini mengakibatkan n S itti tanah. Konsep Siti ddi jadi ja d kan seperti benda mati; ia menjadi objek bagi Setyo, entah untuk km embu em buat dijadikan membuat Siti menjadi Siti men enja jadi di murni mur urni ni atau ata tauu ag agar ar S itii tidak it tida ti dak k menunjukkan menu me nunj njuk ukka kan n pemberontakan. pemb pe mber eron onta taka kan n. Siti In Inst stru rume men tanah taana nahh yang digunakan dig gun u akan ole eh Garin sebagai seba baga gai me meta tafo forra S iti adalah it Instrumen oleh metafora Siti cara Garin untuk memberikan m akna yangg beragam dari tokoh Siti ini sendiri. makna Seperti pada film-film sebelumny nya Garin juga juga menggunakan metafora-metafora sebelumnya sebagai simbol yang dapat diinterpretasikan diinterp pretasiikan secara luas. Pandangan atas tanah bagi Setyo, kemudian menjadi berbe eda dengan pandangan Siti sendiri terhadap berbeda tanah tersebut melalui lirik yang ditembangkannya: aku dudu lemah//aku bukan tanah nanging lemah kang sinebul dadi manungsa//tapi lemah yang berwujud manusia
105
aku dudu lemah isi lenga//aku bukan tanah berisi minyak lan dudu lemah kang bisa ngasilke//dan bukan tanah yang bisa menghasilkan dudu lemah kang suci//bukan suci//buka kan tanah yang suci lan dudu panggonane panggon nane pangwasa//dan bukan tempat para penguasa pe sing padhaa gegawe rebutan//yang rebuta tan//yan ng suka suka memperebutkannya mem empe perrebu butk t annya aku si sinebul da adi d manun ungsa kang ggo g m ikir ik i //aku berwuj ujud ud man nus u ia yang be bberpikir rpikir dadi manungsa kanggo mikir//aku berwujud manusia du tangan duwe tannga gann lan la duwe duw uwe sikil//punya tangan dan punya kaki ka Ta Tana n h di digunakan sebagai metafora untuk menunjukkann bahwa bah hwa pperempuan erempu uan Tanah se ela lama m inii ddipergunjingkan ipergunjingkan sebagai obyek, yang berimbas pada nas asib m erek ekaa yang g selama nasib mereka ti tida dak adil. ad dil. Di dalam pandangan masyarakat Jawa batas-batas yangg diw wuj ujud u kan tidak diwujudkan melalu ui tata krama dan harapan-harapan yang ditujukan pada perem mpuan tid dak k melalui perempuan tidak te terkecu uali mengakibatkan sulitnya perempuan untuk memiliki suara. Di ffilm ilm ini il i, terkecuali ini, Siti adalah ada d lah sebuah seebu buah ah perwujudan perwuju j dan atas a as permasalahan at perm rmasalahan ya yyang ng se seringkali l luput ddari arii ar pa pandangan masyarakat Jawa. Perm rmas asal alah ahan an yyang angg lu an lupu put tersebut ddapat apat ap at ddiindikasikan iind ii ndik ikas asik ikan an karena karen na kuatnya kuat ku atn nya Permasalahan luput ko kons nsep ep patriarki patriarki ki yyang ang me an mele leka kat di kkebudayaan ebud eb udayaaan Ja Jawa w . Ha Hand ndayani da dan n No Novianto konsep melekat Jawa. Handayani (2004:16 64) menjelaskan bahwa kkeyakinan eyakin nan deskriptif di dalam dalam l bbudaya udaya Jawa (2004:164) tentang dimensi laki-laki menunjukkan menunjjukkan perbedaan perb bedaan yang sangat signifikan di mana laki-laki dianggap lebih kompet ten e seme entara perempuan yang feminin lebih kompeten sementara lemah dan tergantung.
Konsep in ni ju uga terkait dengan praktek pendisiplinan ini juga
tubuh juga muncul dari karakter Siti.
106
Pendisiplinan tubuh, seperti dijelaskan oleh Kris Budiman (Budiman, 2000:47) mengacu pada praktek di mana seseorang memompa daya guna tubuh dan sekaligus menghasilk kan tubuh yang jinak/pa atu tuh. Kepatuhan ini dapat dilihat menghasilkan jinak/patuh. terutama terkait rrelasi elasi Siti dan Ludiro. Bagaimana sebanyak el sebany nyak dua kali Siti dapat dikatakan “terjebak” “t oleh h rayuan nL ud dirro. Ludiro.
gambar gamb ga mbar 10. Setyo m memandang emandang S em Siti itii yang ia lumuri it lumurii ddengan enga en gan tanah li liat ((sumber: sumb su m er: fi film lm m Opera Opera Jawa)
Pada akhirny Pada ya pr ppraktek aktek pendisiplinan tubuh ini berakibat fa fata tall pa pada da S iti, it i, di akhirnya fatal Siti, mana ia member mana eron onta takk karena m eras er asaa diriny ya se ela lama ma ini hanya ya ddijadikan ijad ij adikan memberontak merasa dirinya selama perebuta tann ol oleh eh L udiro dan Setyo. o Secara ra ironis kemudian nS itii mengakhiri it me perebutan Ludiro Siti dan menggugat Setyo melalui lirik ter rakhirnya: terakhirnya: nadyan pria duwe jejeg//meskipun jejeg//meskip ipun pria memiliki bahu ora duwe payudara//mereka tidak tida ak punya pun nya payudara ingkang paring panguripan//yang memberi memberi penghidupan tumraping para atmaja//kepada para pemuda
107
Syair di atas secara tidak langsung adalah wujud pertentangan antara konsep maskulinitas yang selama ini dianggap sebagai konsep yang lebih dihargai daripada konsep feminita as di di masyarakat Jawa. Jawaa. Melalui syair tersebut, Garin feminitas memperlihatkan bbahwa ahwa bagaimanapun laki-laki memiliki memi mili liki kekuatan, namun mereka tidak tid dak memiliki sa arana uuntuk ntuk u m embe em berri ppenghidupan engh en ghidupan (yang g hal ini diwakili sarana memberi oleh payudara). payudara) a).. Bagi Ba gian an selan nju jutnya, yaitu antiklimaks dari cerit itaa ini me meny nyug uguhkan si ssimbol mbol Bagian selanjutnya, cerita menyuguhkan atas uusaha saha sa h Sit itii untuk menuju dunia fiksional yang lebih h id iideal eall di diba bandingk gkan Siti dibandingkan re eal alit itas ya ang menyakitkan tersebut turut dilengkapi dengan atrib ibut-aatr trib ibut ut yang g realitas yang atribut-atribut me mel lekatt di badannya. Pada saat Setyo membunuh Siti, yang dikenaka kan Si Siti ti adalah ada d lah melekat dikenakan lima buah buah cunduk mentul. Bentuk yang menyerupai setangkai bunga matahari in ini m erup pakan lambang sinar matahari. Dalam tata rias gaya Jawa Teng gah, ccunduk unduk uk merupakan Tengah, mentul bermak akna na bbahwa ahwa sinarr seorang g perempu p an layaknya lay ayak aknya matahari ddan an bermakna perempuan te terlukiskan melalui cunduk mentul te ers rsebut (Slamet, Dkk, 1990:69). Saatt S ety et yo tersebut Setyo me meng ngambi bill salah sala sa lahh satu satu bagian bag agia iann aksesoris ak yang ng ddikenakan iken ik enak akan an ooleh leh le h Si Siti ti uuntuk ntuk km enu en usuk mengambil menusuk tu tubu buh h Siti, S ti, makaa ada Si ada sesua uatu tu yyang a g di an dica cabu butt darii tu tubu buh h Si Siti ti uuntuk ntuk nt u kecanti tika kann nny ya. tubuh sesuatu dicabut tubuh kecantikannya.
gambar 11. Setyo dan Siti dalam Vagina Brokat (sumber: film Opera Jawa)
108
Vagina Brokat, demikian instalasi yang menjadi penutup bagi film ini (dalam adalah instalasi yang oleh eh Kris Budiman (da dala lam m Abdullah, dkk 2009:16-27) digunakan untuk k memahami konteks performans yang ditunjukkan ditunjukkan pada film Opera Jawa wa. Budiman memperlihatkan mempeerlih ihat atkaan me mela alu l i in instalasi yang bberbentuk e bentuk seperti er Jawa. melalui kukusa san yang tterbalik e balik er k ini, tersirat lam amba bang g yo yyonik, nik, atau au metaf afora untuk k ra rrahim him atau kukusan lambang metafora va vagina. D arii me ar m tafo ora tersebut, semakin kuat pembahasan pembah has asan a men nge gena nai identi ita t s Siti Dari metafora mengenai identitas antara ra kehadirannya keh e adir iraannya yang disimbolkan dengan tanah, metaf for ora se eks ksua uallitas ya ang metafora seksualitas yang tera rang ngkum m dalam brokat vagina, dan pada akhirnya puncak ob bse s si S etyo et yo akan n terangkum obsesi Setyo ke kese s mp purnaan dari seorang perempuan. kesempurnaan Simbol-simbol yang muncul dalam adegan tersebut kemudia an menga arah h kemudian mengarah pa S pada iti yang dibunuh oleh Setyo. Penyelesaian cerita yang dilakukan n oleh h Garin n Siti ini baik k secaraa be bent ntuk uk maupu p n is isii sangat be berbeda deng gan ccerita erita Ramayana ya er yang ng bentuk maupun dengan m enunjukkan Sinta yang terjun ke dalam dal a am api untuk membuktikan keset tia iann nny ya menunjukkan kesetiannya pada R pada am ma. Ha Hall in inii seakan-akan seak se akan an-ak akan menunjukk kkan an Op Oper era a Jawa Jawa da dala lam me meny nyaj ajik ikan Rama. menunjukkan Opera dalam menyajikan re real alit itas as yyang ang ja jauh uh llebih ebih kkeras. eb eras er as. Int ter erpr pret etasi ya yang ng G arin in llakukan akuk ak u an pad da to toko koh Siti realitas Interpretasi Garin pada tokoh dalam Op O era Jawa ini memberik kan pendekatan pen ndekatan yang lebih h reali listis dari cerita Opera memberikan realistis Ramayana. i emukan it an bahwa relasi yang muncul antara Siti Melalui paparan di atas, dditemukan dan posisi perempuan dalam masya yaraakat Jawa masa kini bertumpu pada isu masyarakat karakter yang direpresentasikan sebagai perempuan Jawa yang melakukan perlawanan secara simbolis terhadap gagasan-gagasan idealisme terkait stereotipe yang hadir dari perempuan Jawa. Secara kultural, gagasan idealisme yang muncul
109
dari kepribadian dan sifat perempuan di budaya Jawa menekankan perbedaan status sosial yang ada terutama terhadap relasi yang timpang antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan n status sosial yang terjadi karena perbedaan perb bed edaan gender dimaknai Bonvillain n
(2007:13))
sebagaai sebagai
kon onst stru r k konstruk
attau atau
bangunan
ideologi
yang
mere efl fleksikan le llegitimasi gitima masii relasi sosi s al yyang a g ada. Legi an egiti t masii atas relasi si sosial ini merefleksikan sosial Legitimasi m uncul cukup cuk ukup up kuat de dengan melihat Ludiro dan Setyo o se ssebagai bagaii pi piha hak yang g cukup muncul pihak jelas me menj n adi ddominan. ominan. Sementara Siti hadir sebagai sosok k yyang ang g ku kua at menja jadi menjadi kuat menjadi an nti tite tesis dominasi do Suk kesi jjustru ustr tru u hadi ir antitesis Ludiro dan Setyo, satu karakter lain yaitu Sukesi hadir dan mel dan legitimasi beberapa aspek yang menjadi gagasan ideal perem mpu uan ddalam alam melegitimasi perempuan budayaa Jawa. Sukesi yang tidak mengalami perubahan nama karakter dari cerit ta cerita Ramayana dap apat at ddilihat ilihat sebag il agai ai simbo ol perempuan peremp puan Jawa Jawa yang diharapkan. diharapk kan an. dapat sebagai simbol So Sosoknya nghayatan sifat-sifat dari karakter priy iyay ayii ddii adalah perwujudan dari peng penghayatan priyayi ma masy syar a ak akat at Jawa Jaw awaa dengan deng de ngan an m enge en gedepankan kkarakter arak ar akte terr fe femi mini nin n, llemah emah em ah lem embu butt ddan an masyarakat mengedepankan feminin, lembut si sika kapp pr prihatin. Si Sifa fatn tnya ya ini ini tidak tid idak berbeda ber erbe beda da dengan den nga gan n so sosok k perempuan pere pe rempuan dari darri ka da kal langan sikap Sifatnya kalangan priyayi yang seringkali menjadi ru ujukan bbagi agi masyarakat untuk k mendeskripsikan rujukan karakter perempuan ideal yang ada ad da di masya arakat. masyarakat. wa yang ddirepresentasikan irepresentasikan melalui film ini pada Dinamika perempuan Jaw Jawa kenyataannya dapat disorot melaluii pe erkembangan budaya pop Indonesia yang perkembangan salah satunya ditangkap oleh Andrew Wentraub (2012:27-28). Secara khusus peneliti ini menyoroti ruang bagi perempuan yang lebih terbuka lebar untuk
110
berekspresi dibandingkan generasi penyanyi dangdut di era 70an, meski hal ini bisa juga dimaknai negatif bagi beberapa orang: Perempuan menampilkan menamp mpil ilkan citra yang berbe berbeda-beda beda d -beda di media cetak populer dann wacana-wacana representasi diri.
Cerita-cerita tabloid Ce
periha al seks dan skandal skanddal a melilit para penyanyi dangdut, dangd dut ut,, khususnya perihal pennyanyi perempuan, lebih pe lebiih dari dari genre geenr nree musik musiik ap mu apapun di Indonesia. Indonesiia. a ….hal penyanyi itu bisa ber ermaakn knaa kebe eba basa san seks ksua al, ppeluang elua el ang eekonomi, k nomi, dan ju ko juga bermakna kebebasan seksual, identi tifi fikasi mus uslim (Weintraub ub, 20 2012 12:2 :28) 8) identifikasi muslim (Weintraub, 2012:28)
Kajian Kaji Ka jiaan W Weintraub eintraub yang melihat budaya pop sebagai sebag agai indikasi ind ndik ikas asii adanya adan anya di ina namiika kultural kultural perempuan di Indonesia juga secara tidak langs sun u g me menj njelaskaan dinamika langsung menjelaskan ba bahw hwa ssulit ulit untuk bisa mendefinisikan perempuan ideal sebagaimana sebagaim imanaa mereka me bahwa dimakn nai pada beberapa dekade yang lalu. Perempuan acapkali te erjebak pa ada dimaknai terjebak pada kko nstrruksi ideologis yang membuat stereotipe yang hadir di masyar rakat ad adalah h konstruksi masyarakat bahw wa peran dan po posi sisi si perem mpu puan lebih lem mah ddaripada arip ipad adaa la llaki-laki. ki-laki. bahwa posisi perempuan lemah yang ng m emungkinkan untuk melihat peremp mpua uan n Siti demikian adalah simbol ya memungkinkan perempuan Jawa ssebagai Jawa ebagai sosok yang dinamis di masa kini. Relasi yang ditunjukkan eb ditun unju jukk kkan an dari dari rre pres pr e entasi S iti dengan deeng ngan an peran per erem empu puan an dapat dapat dil ilih ihat at dari dari cara panda dang ng ddalam alam representasi Siti perempuan dilihat pandang meliha hatt ga gaga gasa san n perempuan da dalam ma masyarakat Jawa ya yang ng llebih ebih eb ih dinamis. melihat gagasan Perubahan sosial yang terjadi ppada ada masya arakat Jawa dalam perkembangannya masyarakat membawa perempuan dalam konteks ko yang tidak lagi hanya dibatasi oleh yang legitimasi laki-laki di dalam pembuat pemb bua u t keputusan. keputusan. Adanya unsur ketimpangan antara relasi perempuan dan laki-laki laki lak ki tersebut lambat laun berkembang dari gugatan hingga akhirnya kepada perlawanan. Dalam hal ini Garin seakan-akan hendak membawa Siti sebagai contoh di mana perempuan juga hidup sebagai
111
pribadi yang kompleks, yang alih-alih menerima nasib, ia justru berjuang untuk mendapatkan kebebasannya sebagai manusia yang mampu untuk memilih. Dalam pandangan yang llebih ebiih jauh, kebebasan iini eb n juga menyangkut kebebasan ni Siti seksual yang ddisimbolkan isiimbolkan dengan pemberontakan Si is iti sebagai akibat dari pengabaian n Setyo terhadap ap dirin nya ya.. dirinya.
.
BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP
Sesuai dengan telah deng ngaan tujuan penelitian yang tela ah dipaparkan pada bab pendahuluan, penelitian ini representasi n, kajian pada penel elit i iaan in ni berfokus berf be rfok kus u pada represen enta t si kultural yang hadir ppada Siti bagaimana ada tokoh Sit itii ddii film Opera Jawa serta seertaa ba baga gaimana relasii representasi teersebut ddengan enga en gann posisi si pperempuan erempuan Jawa pada m asa kini as i. tersebut masa kini.
Rep epresentas asi yang Representasi
ul aadalah dalah ha da hasil dari pemaknaan simbol-simbol yang mu muncull ddari arii fi ar film l ini ni, di muncul ini, man peneliti penel eliiti mengurai matter of expression (moving image, te text dan dan recorded recorded ed mana soun so und) d yang yang ada di dalam film Opera Jawa. Melalui penguraian ter ersebu butt pe pen neliti sound) tersebut peneliti elakukan interpretasi teks serta mengkontekstualisasikan teks ks ini dengan denga gan n dapat m melakukan p rspeektif budaya Jawa. pe perspektif hatt ba bahw hwaa Opera O era Jawa sebagai Op seba se baga gaii ob obye yek penelitian m emberika kan n Peneliti meliha melihat bahwa obyek memberikan i terpretasi atas cerita Ramayana terutama in teru te r ta tam ma pada kepribadian tiap karakterr ya yang n interpretasi cuku cu kup p kompleks. Kompleksitas ini muncul dengan melihat sisi antagonis ant ntaagon oniis ddan an cukup prot pr otag a oniis ttiap-tiap iap-ti tiap p kkarakter. arak ar akter. Ha Hall in inii di dili liha hat sebagai seba b ga gaii perbedaan perb bedaan d yang ssignifikan igni ig niffikan protagonis dilihat na di dala am cerita Ramayan ana tiap-t -tiiap karakter secara sec ecar a a tega gass ddipisahkan ipisahkan karena dalam Ramayana tiap-tiap tegas daan protagon nis. menjadi karakter antagonis dan protagonis.
Perbedaan karakterisasi tokoh
S ti yang mewakili Sinta, Setyo yang mewakili dikhususkan muncul dari tokoh Si Siti Rahw wana. Rama, serta Ludiro yang mewakili Rahwana. Secara khusus peneliti melihatt karakter Siti digambarkan sebagai karakter yang lebih keras dan kritis dibandingkan dengan tokoh Sinta yang ada di dalam epos Ramayana. Kekritisan ini muncul cukup kuat dari relasinya dengan tokoh
113
Setyo yang tidak lain mewakili tokoh Rama. Dari relasi yang muncul atas tokoh Siti dan Setyo, terlihat adanya ketimpangan terutama dengan melihat relasi mereka sebagai suami dan iistri. stri. i
ang an g muncul dari kedua tokoh ini Relasii yyang
menunjukkan Siti sebagai seb ebagai istri lebih dipandang sebagai sebag gai a objek daripada subjek melalui metafora meta tafo fora tanah (siti da alam m bahasa b ha ba hasa sa JJawa aw wa bermakna tan nah ah). Ketimpangan dalam tanah). tersebut ut kemudian di disi ika kapi p oleh tokoh Siti dengan den enga gan n kr kkritis itis sebagai usaha usaha untuk disikapi me membela hakn ha knya ya sebag gai manusia yang bebas. haknya sebagai D n pihak, peneliti juga melihat Siti seb ebag a ai karakter kar arak akte t r ya yang Dii lain sebagai me menu n nj njukka kan sisi antagonisnya. menunjukkan
Sisi antagonis ini secara tidak ak llangsung angsun ng
di diwu wujudk kan dengan tindakannya yang tergoda oleh rayuan Ludir ro sehingga seehi hing ngga g ia diwujudkan Ludiro terlihatt tidak setia dengan Setyo. Dari relasi Siti dan Ludiro pula terlihat terrlihat adanya adan nya ketimp pangan relasi, terlebih terkait usahanya untuk membungkam hak k seksua ualitaas ketimpangan seksualitas Siti. Melalui Melalui relasi ini ini pula pula secara sec ecara simbolis Siti Sit itii berusaha beru be rusa saha h untuk membela mem mbe bella hakny nyaa haknya uun tuk kemudian mengakhiri relasinya relasiny ya de den ngan tokoh Ludiro. untuk dengan Pada proses pengidentifikasian teks, peneliti mengurai sembilan sembi bila lan n ba bagi gian bagian film yang film yang menjelaskan menjjelas l ska kann secara se kkhusus husu hu suss perkembangan perk pe rkeembangan an kkarakter arakt kter Si Siti ti dari dari awal awal film hingga ga aakhir khir fil lm. Perkembangan n karakte er ini memperli iha hatk tkan Siti sebagai seb se bagai salah film. karakter memperlihatkan satu tokoh utama mengalami konflik ko onflik dan menunjukkan menunjukkan gugatan secara simbolis atas kondisi yang menurut to oko k h ini tidak adil. tokoh
Ketidakadilan tersebut
berdasarkan Karakter Siti sendiri adalah perwujudan perwujudan atas tokoh Sinta yang ada di dalam epos Ramayana dan menjadi salah satu karakter utama di film Opera Jawa. Berbeda dengan epos Ramayana yang menggambarkan tokoh Sinta sebagai
114
karakter protagonis, di dalam film ini, Sinta yang direpresentasikan oleh Siti mengalami dinamika serta konflik yang lebih kompleks dibandingkan dengan karakter aslinya. Konflik yyang ang an g lebih komp mple leks ini ditandai dengan hubungan kompleks cinta segitiganya an nta tara Siti, Setyo, dan Ludiro. antara Berda dassarkan perbandin ngan n ka kara rakt kter er ttersebut, e sebut, penelit er itii hendak melihat Berdasarkan perbandingan karakter peneliti bagaim mana karakter yyang ang an g ditunjukkan oleh S iti me it mem miliki represent ntasi kultural bagaimana Siti memiliki representasi ya ang dapat at ddirelasikan irel ir elaasikan ddengan engan dinamika perempuan an Jawa di masa mas asa kini. Eratnya E atnya Er yang repres sen enta tasi si kul ulttural yang muncul di dalam karakter Si Siti t ini berpijak ber erpi pija j k pada pada representasi kultural pe ema m ha haman n di dalam kultur Jawa yang cenderung menggunaka an toko kohh-ttokoh di d pemahaman menggunakan tokoh-tokoh dala da lam m epos ep pos pewayangan (Ramayana dan Mahabharata) sebagai sebuah seb bua u h ga gamb mbaran dalam gambaran ideal at tas masyarakat Jawa. atas Gambaran ideal ini justru diinterpretasikan secara unik oleh Opera Opera Jawa Jawaa di mana man anaa karakter-karakter karakter-karrak akte terr ya yang ng muncul mengalami meng ngal alam amii konfliknya konf ko nfliknya sendiri-sendiri sendiri ri-s -sendiri dan dan m reka digambarkan sebagai tok me koh yyang ang memiliki sisi protagonis dan n ssisi issi mereka tokoh anta an tago goni n s yang hadir dalam pribadi mereka. Siti sebagai salah ssatu atu at u ka kara akt kter antagonis karakter utam ut ama dii ddalam alam l ffilm ilm il m in inii tturut urut me emi mili liki ki dua dua sisi tersebut ters rseb ebut ut dan dan karenanya karenanyaa ttokoh oko ok oh ini utama memiliki memu unc nculkan di dial alog antara idea ali l sme pe erempuan Jawa yyang ang an g ditu unj njuk ukkan oleh memunculkan dialog idealisme perempuan ditunjukkan karakter Sinta di dalam epos Ramayana, Raamayana, dan daan interpretasi film ini atas tokoh Siti yang diwarnai oleh perlawanan-perlawanan perlawanan-pe perlawanan n simbolis yang dilakukannya terutama dengan melihat relasinya dengan tokoh tok koh lain laain (Setyo dan Ludiro). Peneliti kemudian melihat ba ahwa melalui teks film Opera Jawa, Jawa Siti bahwa direpresentasikan oleh film ini sebagai karakter yang perlahan-lahan menggugat
115
permasalahan-permasalahan
yang
terkait
dengan
keberadaannya
sebagai
perempuan melalui metafora tanah (Siti dalam bahasa Jawa berarti tanah). Kelemahan yang terdap apat at ddii dalam pe ene nelitian ini terletak pada keterbatasan terdapat penelitian peneliti dalam
me mengidentifikasi teks film Opera Ja JJawa wa melalui perspektif
performans. Seperti diulas pada paada bbab ab ddeskripsi eskr es k ip ipsi s obyek penel lit itian, terdapat tiga penelitian, unsur aartistik rtistik yang me m lipu li puti film ini, yaitu senii vokal, voka vo kal, l, seni gerak, ddan an seni rupa. meliputi Pe eneliti melihat mel elih ihat at bahwaa ulasan ulasan serta deskripsi dengan deng ngan a persp spek ekti tiff seni ger erak dan Peneliti perspektif gerak seni rupa rup upaa mencakup menc ncakup ranah kajian yang terlalu luas sehingga sehi hing n ga ppeneliti enel en elit i i hanya ha me memb mbaahas tteks eks film ini dari perspektif kajian film. membahas B erdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka kes sim i pu ula lan n yyang ang Berdasarkan kesimpulan dapat dditarik itarik adalah bahwa melalui film ini representasi kultural yyang ang muncu cul muncul melalu ui tokoh Siti adalah posisinya sebagai perempuan yang menggugat meng ggugat serta melalui memp mpeertahankan hak akny nyaa te terk rkai a t dengan kkehadirannya ehad eh adir iran anny nya sebagai pe ere rempuan di mempertahankan haknya terkait perempuan dda lam kultur Jawa. Sedangkan relasi si yan ang muncul dari representasi kultural to toko koh h dalam yang tokoh Sit dengan Siti den enga g n posisi perempuan Jawa masa kini terkait dengan kedinam amiisan an yyang ang kedinamisan mu munc ncul dalam dalam l ddiri irii pe pere rem mpuan Ja Jawa wa, di m ana mereka mere reka ka tid idak k llagi agii bbisa isa ddimaknai imaaknai im muncul perempuan Jawa, mana tidak secaraa rrigid ig gid seb ebaagai perempuan n yang pasif pa m dalam dal a am ketertundukan, ket eteertundukan, sebagai dan diam melainkan memiliki ruang dan kesempatan keesempatan uuntuk ntuk membela haknya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, dkk. 2009. Dinamika Masyarakat Dinami mika ka Masyaraka katt Dan Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta: TI TICI TIC CI Publications. Adyta, Alexandra. Patriarki Alexa xanndra. 2009. Representasi Reprres e en enta tasi si P atriar at arki Jawa dalam Film F lm Opera Jawa. Fi Program Studi Ilmu Skripsi Pr Ilmu Komunikasi. Komunikasi. Universitas Universi sita tass Kristen Kris Kr isten Petra. Sk kri r psi Aissyah. 22012. Ai 012. 01 2. Sistem m N ilai Falsafat Jawa Tentt ang a g Perempuan an Peeremp mpu uan dala am Film Aisyah. Nilai dalam Op Oper eraa Jawa Ja awa Karya Garin Nugroho: Analisis Semiotika Semio iotika Roland Rol olan and d Barthes Bart rthes Opera ddalam alam m Hubungan Suami Istri melalui Tokoh Siti.
Ins sti t tut Manajemen Manajemeen Ma Institut
Te elkom. Skripsi Telkom. Anders son, Benedict. Anderson,
1965. Mythology and The Tolerance of The Th he Javanese. Javanesse.
IItacha, tacha, New York: Cornell University, Bazi in, André. 1959.. Wh What at IIss Cinema? Vol. .1. London: Lond Lo ndon on: University of of California Californ rnia ia Bazin, Vol.1. Press, Ltd. Bi Birowo wo,, M. Antonius (ed). 2004. Metode Penelitian Komunikasi i: Te Teor ori ddan an Birowo, Komunikasi: Teori Apli likkasi. i Y ogy gyak akar artta: Pene erb rbit it G itan it any yali Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Gitanyali Bonv vil illa lain, Nancy. Nan ncy cy. 2007. Women n and men: men n: cultural cons str truc ucts off gender. gend ge nder. Upper Bonvillain, constructs Saddle River, N.J.: Prenticee Hall Brown, Blain. 2002. Cinematogr raphy: the eory and practice : image making for Cinematography: theory cinematographers, directors directorrs & videographers. vi Amsterdam: Focal Press. Budiman Laki k -Laki dan Wacana Gender Budiman, Kris Kris. 2000 2000. Feminis Laki-Laki Gender. Yogyakarta: Indonesia Tera
117
Burton, Graeme. 2002. More Than Meets the Eyes: An Introduction to Media Studies. New York: Oxford University Press Cheah, Philip dkk. 2002. Membaca Me Film Garin. Yogyakarta: Y gyakarta: Pustaka Pelajar Yo De Fleur, Melvin in L. dan Evarette E. Dennis.
1985.
Understanding Mass
Comm mmunication. Boston: Bo Houg Ho ughtton M ifffl flin nC ompany Communication. Houghton Mifflin Company During ng, Simon. n. 1993. Th The Cultural studies stu tudi dies reader. Lo Lond n on: Ro R utledge During, London: Routledge Fa Fakih, Mans Ma nsou our. 20 007 07. Analisis Gender dan Transf for orma m si Sosial. Sos osia ial. l. Yogyakarta: Yogyyak a arta: Mansour. 2007. Transformasi Pust Pu s aka Pelajar Pelajar Pustaka Fi isk ske, e Joh hn. 1990. Introduction to Communication Studies. Lond don o n:: R ou utl tled e ge Fiske, John. Londonn: Routledge Gr Gri ipsrud d, Jostein. 2002. Understanding Media Culture. New York: York: k: Arnold Arn r old Gripsrud, Publisher Publisher Ha H ll, Stuart. 1997. Representation: Cultural Representations andd Signifying Sig gnifying g Hall, Practicees. London: Lond Lo ndon: Sage g Publications Pub ublication ns L td Practices. Ltd H andayani, Christina S., dan Ardhi ian Novianto. 2002. Kuasa Wanitaa Jawa. Jaw awa a. Handayani, Ardhian Y gy Yo gyak akar arta ta:: Pu Pura ra PUstaka PUs Usta taka ka Yogyakarta Yogyakarta: Ha Hawk wkes e , Terence. Terencce. 22003. 003. St 00 Stru ruct cturalis ism m and and Semiotics. Semi miot otic icss. Lo Lond ndon on: Routle edg dgee Hawkes, Structuralism London: Routledge Keeler, W ard. d 1987. Javanese sh hadow plays, plays, Javanese selves. selv l es. Princeton, Princeton, N.J.: Ward. shadow Princeton University Press Koentjaraningrat.1994. Kebudayaa an Jawa a. Jakarta: Penerbit Balai Pustaka Kebudayaan Jawa. Magnis-Suseno, Franz.
1988.
Et tik i a Jawa: Sebuah Analisa Falsafi Tentang Etika
Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: PT Gramedia Metz, Christian. 1983. Psychoanalysis and Cinema: The Imaginary Signifier. London: McMillan Press.
118
Mulder, Niels. 2007. Di Jawa: Petualangan Seorang Antropolog. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Hiburan Nugroho, Garin. 1995. Hi Hibu buran dan Kekuasaan. n Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya Pawito. 200 007. Penelitian n Komun u ik ikas asi Ku Kual aliitat atiff. Yo Y gyakarta: L kiS i 2007. Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LkiS Saga ala la, Valent ntin i a da an El E lin Rozana a. 2007. Pergul ulat a an Feminisme Fem e inisme ddan an HAM: Sagala, Valentina dan Ellin Rozana. Pergulatan HA AM untuk un Per Pe rempuan, HAM untuk Keadilan So Sosial. Ba Band ndung: P e erbit en HAM Perempuan, Bandung: Penerbit Po Pojo j k Pojok Se en, K rishhna. 1994. Indonesian Cinema. London: Zed Books Ltd d. Sen, Krishna. Ltd. Sl Slam a et, Dkk. 1990. Arti Perlambang dan Fungsi Tata Rias Pengantin Peng gantin in D a am al Slamet, Dalam M enanamkan Nilai Budaya Daerah Jawa Tengah. Departemen n Pendidik kan n Menanamkan Pendidikan ddan an Kebudayaan. Soedarsono (ed ed). ). 19 1986. Keseni nian, Baha hasa, dan Folk lklo lorr Jawa. J wa. Departemen Ja Departeme men n (ed). Kesenian, Bahasa, Folklor Pendidikan dan Kebudayaan. St Stam am,, Robert Robe Ro bert rt ddkk. kk. 1992. kk 199 9922. Ne New w Vocabulari ies iin n Fi Film lm Semiotics: Sem emio ioti tics cs:: SStructuralism, truuct ctur ural alis ism, Stam, Vocabularies po post-struct ctur ural alis ism and and Beyond. B yond Be nd.. Lo London n: Ro Rout utle l dg dgee post-structuralism London: Routledge Stokes, Jane. Jane. 2003. How To Do Do Media a and Cultural Studies. Studi dies. L ondon: Sage London: Publications Storey, John. 1993. An Introductory Introducctory Gu uide to Cultural Theory and Popular Guide Culture. Georgia: University off Ge eorgia PRess Georgia Sunarto dan Sagio.
2004.
Wayang Kulit Gaya Yogyakarta: Bentuk dan
Ceritanya. Yogyakarta: Pemprov D.I.Yogyakarta Susetya, Wayan. 2008. Ramayana. Jakarta: Penerbit Narasi
119
Weintraub, Andrew N. 2012. Dangdut: Musik, Identitas, dan Budaya Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia
Jurnal/Artikel: Ruspita, Leli. Lel eli. 2012. ‘Keterasingan ‘Ke K terassing ngan an P erem er mpu puan an dari Pekerjaannya: Pekerjaann nnya: Kemitraan Perempuan S uami-Isstr tri dalam dalaam Pengelolaan Pengelolaan Keuangan Keua Ke uanggan Rumah ah Tangga’. Tangg gga’. Vol.7 74. 4 Hal.23Suami-Istri Vol.74. 45 Sigiro ro, Atnike A nike At ke Nova. Sigiro,
2012.
hter e aan n Ke Keluarga di ‘Perempuan dan Kesejaht Kesejahteraan
Indo onesia: Kritik atas Model Keluarga Lelaki sebagai P enca carii N a kah af h Indonesia: Pencari Nafkah ut tama’. Jurnal Perempuan vol. 75; Yayasan Jurnal Perempuan hal. 77-23 -23 -2 3 utama’. Soe Tjen Tj Marching.
2011.
erempuaan’’. ‘Perkosaan dan Harga “Kesucian” P Perempuan’.
JJurnal urnal Perempuan vol. 71 hal. 56-77 Weissb berg, Jay. Jay ay.. 2006. 200 006. ‘Opera ‘Oppera Jawa’. Ja Va y Oct 9-O -Oct ct 115; 5 404, 8; Proqu 5; ques estt Weissberg, Variety 9-Oct Proquest Research Library pg. 75
Su Sura ratt Kabar K bar Harian: Ka Hari Ha rian an: Surat Sasono, Eric. Eriic. 22007. 007. ‘Medium Hibrida Hib bri r da Ope pera Jawa”. Surat Kabar Kabar b H arian Kompas Opera Harian hal. 23
Situs Jejaring: "Release Info." IMDb. IMDb.com, n.d. Web. Diakses pada 20 November 2013.
Philips, Richard. n.d.. New Crowned Hope’s films from Asia: Strengths and weaknesses - World Socialist Web Site. World Socialist Web Site -
120
Marxist analysis, international working class struggles & the fight for socialism.
Diakses
pada
2
September
2013,
dari
http://www.wsws.org/en/articles/2007/07/sff2-j10.html http://www.wsws.org/en n/a /art rtic iclles/ s/20 2007 0 /07/sff2-j10.html Arts. Redwoods, Tom. (2007) (2007 7) ""realtime realtime 80." RealTime A rtss. N.p., n.d. Diakses pada 30 rt http://www.realtimearts.net/article/80/8636 November 22013. 013. http://www.realtimearts.net/article/ e//80 80/8636 Smith, Anna. Ann na. (n.d.). Opera Jaw Jawa wa (2 (200 (2007). 0 7) 7).. BB BBC C News. Diakses pa pada 6 September 2013, 2013,
dari
http://www.bbc.co.uk/films/2007/09/03/opera_jawa_2007_review.shtml http://w /www w .bbc b .co.uk uk/f /fil ilm ms/2 /200 007/ 7/09 09/0 /03/ 3/opera_jawa_2 _200 007_review ew.shtml Uhde, Kinema Uhde, Jan. Jan an. (n.d.). (n.d (n .d.). Kinema Kiine nema : A Journal for Film and Audiovisual Aud udiovisuual Media. Me Kiine n ma : A Jo Journal Agustus Jou urna al ffor or Film and Audiovisual Media. Diakses pa pada 29 9 Ag Agus ustus 20 2013 dari http://www.kinema.uwaterloo.ca/article.php?id=208&feature da ht htt tp://www.kinema.uwaterloo.ca/article.php?id=208& &fe f atur uree Williams, Will Wi llia iams,, Lisa. (n.d.). INTERVIEW WITH GARIN NUGROHO | Electric E ectrric Sheep: El Sheep:: Features, essays & interviews from the mavericks of thee film world. m w orld. Electric
Sheep.
Diakses
pada
6
September
22013, 013,
dari da ari
http://www.electricsheepmagazine.co.uk/features/2007/08/31/interviewhttp://www.electricsheepmagazine.co.uk/features/2007/08/31/iinterview ewwith-garin-nugroho/