IV-APARTEMEN BRANZ BSD
BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Tinjauan Umum Bahan – bahan bangunan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi di dalam mendirikan atau membuat suatu bangunan. Pemilihan bahan–bahan tersebut harus benar–benar mendapat perhatian demi kelancaran pelaksanaan pembangunan dan mendapatkan kualitas bangunan yang baik (Supriyanto, 2014). Dalam suatu proyek konstruksi bangunan diperlukan adanya manajemen yang baik
dalam
penyediaan
bahan
dan
peralatan
kerja
untuk
menunjang
keberlangsungan proyek. Pengadaan bahan - bahan dan peralatan kerja disesuaikan dengan tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung. Efisiensi dan penempatan material yang tepat perlu diperhatikan untuk dapat mempercepat dan mempermudah pekerjaan (Daryanto,2009). Bahan bangunan perlu diperhatikan cara penyimpanan dan penempatannya agar dapat mendukung efektifitas kerja dan efisiensi biaya. Selain itu, penempatan bahan bangunan harus disesuaikan dengan sifat dari bahan bangunan itu sendiri sehingga memperkecil resiko kerusakan bahan bangunan saat sebelum digunakan, terutama pada bahan bangunan yang peka terhadap kondisi lingkungan, seperti semen dan baja tulangan yang sangat peka terhadap pengaruh air dan udara (Daryanto, 2009). Peralatan konstruksi berperan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek konstruksi. Penggunaan peralatan konstruksi dapat mempercepat waktu
IV-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
pelaksanaan, mempermudah pelaksanaan dan meningkatkan efektifitas suatu pekerjaan. Oleh karena itu, perawatan dan pemeliharaan peralatan konstruksi harus diperhatikan agar kerusakan peralatan konstruksi dapat dihindari. 4.2 Bahan Bangunan Bahan bangunan adalah setiap bahan yang digunakan untuk tujuan konstruksi. Bahan bangunan terdiri dari 2 jenis, yaitu alami dan buatan. Bahan bangunan alami seperti pasir, kayu dan batu telah banyak digunakan sebagai bahan konstruksi di berbagai macam bangunan. Bahan bangunan buatan seperti keramik, baja dan semen juga menjadi bagian dari bahan bangunan suatu proyek konstruksi (Abhi Respati, 2017). Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan bahan bangunan : 1. Pemilihan kualitas material yang baik 2. Penyimpanan material yang tepat 3. Penyediaan material yang cukup dan sesuai 4. Penumpukan material (stocking material) yang terjadwal Bahan - bahan konstruksi yang digunakan pada Proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang adalah sebagai berikut : 1. Air Kerja Air kerja yang digunakan harus bersih, tidak berwarna, tidak mengandung lemak atau bahan kimia apapun, tidak mengandung garam dan tidak mengandung organisme yang dapat merusak beton dan tulangan. Pada proyek pembangunan Apartemen Bran BSD, Tangerang, Banten. Air kerja berasal dari jet pump yang berada di lantai dasar masing – masing tower
IV-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
(Tower West, Tower East, dan Tower North) yang digunakan untuk beberapa kegiatan salah satunya digunakan dalam pembersihan zona bersama angin dari kompresor saat sebelum akan dicor.
Gambar 4.1Air Sumber : Proyek
2. Baja Tulangan Pada proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, di supply oleh satu supplyer, yaitu PT. Toyogiri Iron Steel, yang akan digunakan untuk penulangan beton (kolom, balok, plat, shearwall) Baja tulangan memperkuat beton yang memiliki kuat tarik rendah yang akan membentuk suatu strutur komposit. Berdasarkan bentuk secara visualnya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu : a) Baja Tulangan Polos Baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata, disingkat BJTP, dan ukurannya dilambangkan dengan “Ø”.
IV-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
b) Baja Tulangan Ulir Disebut juga baja tulangan deform yang merupakan baja tulangan beton dengan bentuk khusus, yaitu permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang untuk meningkatkan daya lekat, kuat geser, dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relative terhadap beton. Baja tulangan ulir/deform sering disebut BJTD dan ukurannya dilambangkan dengan “D”. Dalam proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, hanya menggunakan tulangan ulir. Dalam suatu proyek konstruksi, baja tulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a) Baja tulangan harus bersih dan bebas karat b) Baja tulangan harus disimpan dalam tempat yang terlindung c) Baja tulangan harus disimpan secara terpisah sesuai dengan kelompok ukuran dan mutunya d) Penyimpanan baja tulangan diletakkan diatas lantai beton atau balok-balok kayu untuk menghindari kontak dengan tanah, air, dan zat – zat lain yang bersifat merusak tulangan. Penimbunan baja tulangan di udara terbuka untuk waktu yang lama tidak diperbolehkan.
Gambar 4.2.1 Baja Tulangan Sumber : Proyek
IV-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
Gambar 4.2.2 Supplyer Baja Tulangan Sumber : Proyek
Pada proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, diameter tulangan yang dipakai beragam, diantaranya : D10 dan D13 untuk tulangan sengkang, D16 dan D22 untuk tulangan pelat dan D19, D22, D25 dan D23 untuk tulangan utama pada kolom , Shearwall dan balok. 3. Semen Portland Semen adalah hasil industri yang menggunakan bahan baku utama batu kapur atau gamping. Batu kapur ini dicampur lempung (tanah liat) atau bahan pengganti lainnya, yang kemudian akan menghasilkan produk padat berbentuk bubuk. Batu kapur atau gamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa Calcium Oksida (CaO), sedangkan lempung adalah bahan alam yang mengandung senyawa Silika Oksida (SiO2), Alumunium Oksida (Al2O3), Besi Oksida (Fe2O3), dan Magnesium Oksida (MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar sampai meleleh dan ditambah dengan gips (gypsum) dalam jumlah tertentu (Anwar, 2014).
IV-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
Menurut Iman, 2014 sesuai dengan kebutuhan pemakai, maka para pengusaha industri semen berusaha untuk memenuhinya dengan berbagai penelitian, sehingga ditemukan berbagai jenis semen. 1. Semen Portland (Tipe I, II, III, IV, V) o Tipe I Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratn khusus seperti yang dipersyaratkan pada tipe-tipe lain. Tipe semen ini paling banyak diproduksi dan banyak dipasaran o Tipe II Semen
Portland
yang
dalam
penggunaannya
memerlukan ketahanan
terhadap sulfat atau panas hidrasi sedang. Tipe II ini mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah dibanding semen Portland Tipe I. Pada daerah– daerah tertentu dimana suhu agak tinggi, maka untuk mengurangi penggunaan air selama pengeringan agar tidak terjadi Srinkege (penyusutan) yang besar perlu ditambahkan sifat moderat “Heat of hydration”. Semen Portland tipe II ini disarankan untuk dipakai pada bangunan seperti bendungan, dermaga dan landasan berat yang ditandai adanya kolom-kolom dan dimana proses hidrasi rendah juga merupakan pertimbangan utama. o Tipe III Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan yang tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi. Semen tipe III ini dibuat dengan kehalusan yang tinggi blaine biasa mencapai 5000 cm2/gr dengan nilai C3S nya juga tinggi. Beton yang dibuat dengan menggunakan semen Portland tipe III ini dalam waktu 24 jam dapat mencapai kekuatan yang IV-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
sama dengan kekuatan yang dicapai semen Portland tipe I pada umur 3 hari, dan dalam umur 7 hari semen Portland tipe III ini kekuatannya menyamai beton dengan menggunakan semen portlan tipe I pada umur 28 hari o Tipe IV Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah. Penggunaan semen ini banyak ditujukan untuk struktur Concrette (beton) yang massive dan dengan volume yang besar, seprti bendungan, dam, lapangan udara. Dimana kenaikan temperatur dari panas yang dihasilkan selama periode pengerasan diusahakan seminimal mungkin sehingga tidak terjadi pengembangan volume beton yang bisa menimbulkan cracking (retak). Pengembangan kuat tekan (strength) dari semen jenis ini juga sangat lambat jika dibanding semen portland tipe I o Tipe V Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat. Semen jenis ini cocok digunakan untuk pembuatan beton pada daerah yang tanah dan airnya mempunyai kandungan garam sulfat tinggi seperti : air laut, daerah tambang, air payau dsb 2. Water proofed cement Water proofed cement adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan “Water proofing agent”, dalam jumlah yang kecil seperti : Calcium, Aluminium, atau logam stearat lainnya.Semen ini banyak dipakai untuk konstruksi beton yang berfungsi menahan tekanan hidrostatis, misalnya tangki penyimpanan cairan kimia.
IV-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
3. Semen Putih Semen putih dibuat umtuk tujuan dekoratif, bukan untuk tujuan konstruktif. Pembuatan semen ini membutuhkan persyaratan bahan baku dan proses pembuatan yang khusus, seperti misalnya bahan mentahnya mengandung oksida besi dan oksida manganese yang sangat rendah (dibawah 1 %). 4. High Alumina Cement High Alumina cement dapat menghasilkan beton dengan kecepatan pengersan yang cepat dan tahan terhadap serangan sulfat, asam akan tetapi tidak tahan terhadap serangan alkali. Semen tahan api juga dibuat dari High Alumina Cement, semen ini juga mempunyai kecepatan pengerasan awal yang lebih baik dari semen Portland tipe III. Bahan baku semen ini terbuat dari batu kapur dan bauxite, sedangkan penggunaannya adalah antara lain : o
Rafractory Concrette
o
Heat resistance concrete
o
Corrosion resistance concrete
5. Semen Anti Bakteri Semen anti bakteri adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan “anti bacterial agent” seperti germicide. Bahan tersebut ditambahkan pada semen Portland untuk “Self Desinfectant” beton terhadap serangan bakteri dan jamur yang tumbuh. Sedangkan sifat-sifat kimia dan fisiknya hampir sama dengan semen Portland tipe I. 6. Oil Well Cement (OWC) Oil well cement adalah semen Portland semen yang dicampur dengan bahan
IV-8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
retarder khusus seperti asam borat, casein, lignin, gula atau organic hidroxid acid. Fungsi dari retarder disini adalah untuk mengurangi kecepatan pengerasan semen, sehingga adukan dapat dipompakan kedalam sumur minyak atau gas. Pada kedalaman 1800 sampai dengan 4900 meter tekanan dan suhu didasar sumur minyak atau adalah tinggi. Karena pengentalan dan pengerasan semen itu dipercepat oleh kenaikan temperature dan tekanan, maka semen yang mengental dan mengeras secara normal tidak dapat digunakan pada pengeboran sumur yang dalam. 7. Semen Campur Semen campur dibuat karena dibutuhkannya sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh semen portland. Untuk mendapatkan sifat khusus tersebut diperlukan material lain sebagai pencampur.Jenis semen campur : o Semen Portland Pozzolan (SPP) o Portland Pozzolan Cement (PPC) o Portland Blast Furnace Slag Cement o Semen Mosonry o Semen Portland Campur (SPC) o Portland Composite Cement (PCC) Semen yang digunakan pada proyek pembangunan Apartemen Branz BSD adalah semen Portland tipe I yang disupply dari PT. Sumber Abadi Sukses karena jenis semen ini sangat sesuai dengan kondisi pada proyek yang tidak memerlukan persyaratan khusus dan untuk pengecoran menggunakan jasa supplyer PT. Adhimix, PT. Pionir Beton Industri dan PT. SCG Readymix Indonesia.
IV-9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
Semen digunakan sebagai bahan pengikat agregat pada beton bertulang yang harus bersifat hidrolis (mengeras saat bercampur dengan air). Semen yang sudah terlanjur menggumpal tidak dapat lagi digunakan, maka penggunaan semen diusahakan menurut urutan datangnya dan tidak terlalu lama berada di gudang dan dijaga agar tidak lembab. Untuk keperluan pembuatan campuran beton, semen harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut : a) Berdasarkan SNI 15-2049-2004, syarat berat jenis semen 3,15 dengan variasi sampai dengan 0,15 sehingga berat jenis semen yang diperbolehkan 3,00 3,30 b) Berdasarkan SNI 15 – 2049 – 2004 dan ASTM C 150-07 waktu minimal pengikatan awal semen menggunakan alat vicat selama 45 menit dan waktu pengikatan akhir maksimal 375 menit c) Pengikatan awal semen normal 60-120 menit Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan dan penyimpanan semen antara lain : a) Harus menggunakan satu merk semen yang sama b) Semen yang didatangkan ditandai dan dipisahkan, agar pemakaian semen dilakukan sesuai urutan kedatangan semen c) Semen diletakkan diatas papan kayu dengan ketinggian 15 cm dari lantai gudang untuk menghindari kelembaban d) Semen ditumpuk tanpa menyinggung dinding gudang dengan jarak bebas 30 cm
IV-10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
e) Semen ditumpuk tidak boleh lebih dari 10 kantong atau melebihi 2 m untuk menghindari mengerasnya semen yang dibagian bawah f) Tempat penyimpanan harus terlindung dari cuaca yang merusak dan memiliki ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara
Gambar 4.3 Semen Mortar Utama Sumber : Proyek
4. Grouting Grouting adalah suatu proses, dimana suatu cairan campuran antara semen dan air diinjeksikan dengan tekanan ke dalam rongga, pori, rekahan dan retakan batuan yang selanjutnya cairan tersebut dalam waktu tertentu akan menjadi padat secara fisika maupun kimiawi. pekerjaan grouting merupakan salah satu cara dalam perbaikan pondasi (foundation treatment) pada bendungan air terutama bendungan (Dimas, 2014). Selain itu grouting juga metode untuk mengisi rongga struktur beton yang kropos dan penambahan coran akibat pengecoran tidak sempurna, Mortar fillet (Pinggulan sudut ) untuk pondasi mesin, sebagai dudukan mesin ,dudukan bearing pondasi jembatan, pembuatan beton pra cetak, penutup retak yang besar, tentunya semen Grouting siap pakai yang mempunyai karakteristik tidak susut dan dapat
IV-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
mengalir sangat baik, memenuhi persyaratan standar corps of engineering CDR C-621 dan ASTM C-1107 (Dimas, 2014). Teknologi grouting bukanlah barang baru, grouting sudah ada sejak tahun 1800-an dan bahkan sebelumnya. Grouting awalnya hanya digunakan untuk mengontrol aliran air, tetapi sekarang telah meluas dan aplikasinya tidak terbatas, diantaranya adalah digunakan untuk : 1. Mengurangi aliran atau rembesan air 2. Meningkatkan daya dukung tanah / batuan 3. Pemadatan rongga dan celah / retakan pada batuan / tanah 4. Memperbaiki kerusakan struktur. Menurut James Warner (2005) dalam juirnal Dimas 2014, tipe – tipe sementasi (grouting) berdasarkan tujuannya dapat dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu: 1. Sementasi penembusan (permeation grouting) 2. Sementasi pemadatan (compaction grouting) 3. Sementasi rekahan (fracture/claquage grouting) 4. Sementasi campuran/jet (mixing/jet grouting) 5. Sementasi isi (fill grouting) 6. Sementasi vakum (vacuum grouting) Sedangkan menurut Soedibyo (1993) dalam jurnal Dimas, 2014, tipe sementasi (grouting) berdasarkan bahan yang digunakan ada 3 tipe, yaitu: 1. Injeksi bahan kimia
IV-12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
Grouting kimia adalah grouting yang dilakukan dengan campuran bahan kimia dan air atau cairan bahan kimia dengan bahan kimia lainnya. Grouting kimia ini umumnya digunakan untuk mengisi retakan yang halus atau butiran batuan yang halus yang dimaksudkan untuk memperkecil koefisien permeabilitas dan meningkatkan kuat tekan dari batuan atau bagian bangunan yang di grout. 2. Injeksi sistem soletanche Bahan grouting yang digunakan dalam pekerjaan grouting dapat berupa material suspense atau kimiawi. Material suspensi yang umum dipakai adalah semen dan bila perlu dipakai bahan tambahan berupa bentonit atau bahan sejenis. Air sebagai bahan cairan yang dipakai sebagai pencampur semen, harus bebas dari kandungan lumpur, bahan organik dan unsur lain yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas campuran. Sedangkan bahan semen yang digunakan adalah Portland Cement (PC), tipe I yang tidak mengandung bahan lain dan memenuhi syarat yang ditentukan dalam SII - 3 - 1981. 3. Injeksi dengan semen. Grouting semen adalah grouting semen yang merupakan campuran antara air dan semen dengan perbandingan C : W = 1 : 10 sampai 1 : 1. Perubahan dari campuran semen dan air ini sangat tergantung kepada permeabilitas batuan dan kondisi batuannya sendiri. Grouting digunakan untuk repairing beton yang keropos cukup parah, sedangkan untuk beton yang keropos lebih ringan di injection dengan bahan yang sama. Jenis grouting yang digunakan adalah tipe non-shrink (tanpa mengalami penyusutan) yaitu cairan kental semen yang mengandung bahan pasir silika.
IV-13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
Gambar 4.4 Sika Grouting Non-Shrink Sumber : Proyek
5. Agregat Halus (Pasir) Agregat halus memiliki fungsi berbeda - beda tergantung dari warna dan kandungan yang ada di dalamnya, dan dengan warna yang berbeda ini bisa menentukan agregat alus mana yang layak untuk bangunan yang akan kita bangun nantinya . ke unggulannya itu sendiri telihat dari butiran - butiran nya. Agregat halus yang digunakan Pada proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, di supply dari PT. Yulyana Raya. Agregat halus merupakan batuan halus yang terdiri dari butiran sebesar 0,14–5 mm yang didapat dari hasil disintegrasi (penghancuran) batuan secara alami (natural sand) ataupun dengan artificial sand.Agregat halus digunakan sebagai salahsatu bahan pembuat beton dalam suatu konstruksi yang harus berdasarkan ketentuan PBI 1971 sebagai berikut : a) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir - butir agregat halus harus bersifat kekal (tidak pecah atau hancur oleh pengaruhpengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan) b) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%,yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5%, maka agregat halus harus dicuci IV-14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
c) Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk - petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui Menurut Fajar Adhitya, 2016 jenis – jenis pasir untuk pekerjaan bahan bangunan adalah :
Pasir beton Pasir beton umum nya berwarna hitam pekat dan tingkat kehalusan nya butiran nya cukup tinggi .namun jika anda mengepal nya dengan tangan tidak akan menggumpal dan akan buyar kembali . jenis pasir ini sangat lah bagus untuk Pengecoran , Plesteran Dinding , Adukan Pondasi dan Adukan Pasangan Bata.
Pasir pasang Pasir Pasang ini lebih halus lagi dibandingkan oleh pasir beton . jika anda mengepal pasir ini maka akan menggumpal dan tidak akan buyar kembali . pasir pasang umum nya di gunakan untuk campuran pasir beton agar tidak terlalu kasar dan dapat di gunakan untuk plesteran dinding.
Pasir Elod Diantara ke dua pasir diatas pasir jenis ini lebih halus lagi , jika anda mengepal nya akan menggumpal dan tidak akan buyar lagi . namun pasir jenis ini tidak baik untuk di buat sebagai bahan bangunan . pasir jenis ini pada umum nya di gunakan untuk bahan pembuatan batako.
Pasir Merah
IV-15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
Pada umum nya pasir ini nyaris sama dengan pasir beton tetapi pasir ini memiliki tingkat kekasaran yang tinggi , butiran - butiran nya cukup besar dan agak banyak batuan nya . pada umumnya pasir jenis ini bagus untuk bahan pengecoran. Pada pekerjaan Apartemen Branz BSD jenis pasir yang digunakan adalah pasir pasang, karena hanya digunakan untuk campuran pada pekerjaan plesteran pada dinding.
Gambar 4.5 Pasir Sumber : Proyek
6. Agregat Kasar (Split) Agregat Kasar yang digunakan Pada proyek Pembangunan Apartemen The Kensington Royal Suites, Kelapa Gading, Jakarta Utara di supply dari PT.Prakarsa Mandiri. Agregat Kasar adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butiran antara 5 – 40 mm. Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran
IV-16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
butiran lebih besar dari saringan No 88 (2,36 mm). Agregat kasar/split yang digunakan harus berdasarkan ketentuan PBI 1971 N.I-2 pasal 3.4 sebagai berikut : a) Kekerasan dari butiran-butiran agregat kasar, setelah diperiksa dengan mesin Los Angeles Abrassion tidak boleh kehilangan berat lebih dari 50%. b) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% yang ditentukan terhadap berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat harus dicuci. c) Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat organik dan bahan alkali yang dapat merusak beton d) Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang besarnya beraneka ragam dengan modulus kehalusan antara 6,7 – 10 dan apabila diayak harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Sisa di atas ayakan 38 mm, harus 0% dari berat sisa. 2. Di atas ayakan 4,8 mm 90%-98% dari berat. 3. Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang berurutan maksimum 60% dan minimum 10% dari berat.
Gambar 4.6 Agregat Kasar Sumber : Proyek
IV-17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
7. Kawat Bendrat Kawat bendrat digunakan dalam pemasangan tulangan sebagai pengikat antar besi tulangan agar bisa membentuk suatu bentuk struktur yang dikehendaki dan tidak bergerak/berpindah pada saat pengecoran dan pemadatan dengan vibrator secara langsung. Dalam penggunaannya dipakai 3 - 6 lapis kawat supaya lebih kuat, tergantung dari diameter tulangan tersebut. Dengan adanya pengikat ini, maka besi tulangan dapat menahan beban yang direncanakan dengan optimal.
Gambar 4.7Kawat Bendrat Sumber : Proyek
8. Kayu dan Multiplex Sebagaimana di kemukakan pada sifat umum kayu, kayu akan lebih kuat jika menerima beban sejajar dengan arah serat dari pada menerima beban tegak lurus serat. Ini karena struktur serat kayu yang berlubang. Semakin rapat serat, kayu umumnya memiliki kekuatan yang lebih dari kayu dengan serat tidak rapat. Kerapatan ini umumnya ditandai dengan berat kayu persatuan volume / berat jenis kayu. Angka kekuatan kayu dinyatakan dapan besaran tegangan, gaya yang dapat diterima per satuan luas. IV-18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
Terhadap arah serat, terdapat kekuatan kayu sejajar (//) serat dan kekuatan kayu tegak lurus (⊥) serat yang masing- masing memilki besaran yang berbeda. Terdapat pula dua macam besaran tegangan kayu, tegangan absolute / uji lab dan tegangan ijin untuk perancangan konstruksi. Tegangan ijin tersebut telah memperhitungkan
angka
keamanan
sebesar
5
–
10.
Dalam
buku
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-NI-5) tahun 1961, kayu di Indonesia diklasifikasikan ke dalam klas kuat I yang paling kuat, II, III, IV paling lemah (Rian, 2015). Tabel IV.I kelas kuat kayu
Sumber : PKKI, 1979
Kayu digunakan sebagai perkuatan dan pengaku pada bekisting yang dapat mencegah lendutan bekisting akibat pembebanan selama pengecoran, dan didapat hasil pengecoran yang sempurna. Kayu yang digunakan adalah kayu sengon dengan ukuran 5/7 cm. Adapun syarat-syarat kayu yang digunakan adalah sebagai berikut : a) Kayu yang dipakai harus kuat b) Tidak terlalu banyak cacat seperti : banyak mata kayu, terjadi pemuntiran serat kayu c) Tidak terjadi pelapukan atau rapuh akibat serangga ataupun jamur
IV-19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
Gambar 4.8.1 Kayu Sumber : Proyek
Multipleks digunakan sebagai bahan bekisting karena akan menghasilkan permukaan beton yang halus. Multipleks yang digunakan adalah kayu lapis dengan permukaan yang dilapisi laminated plastic (pelapis tipis dengan bahan elastic dan tipis) dengan ketebalan 12 mm, ukuran 122 × 244 cm.
Gambar 4.8.2 Multiplex Sumber : Proyek
IV-20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
9. Beton decking Beton decking atau biasa disebut beton tahu adalah beton atau spesi yang dibentuk sesuai ukuran selimut beton yang dibutuhkan. Dalam pembuatannya diberi kawat bendrat pada bagian tengah yang nantinya dipakai sebagai pengikat pada tulangan.
Gambar 4.9Beton Decking Sumber : Proyek
10. Listrik Kerja Listrik Kerja berguna untuk menjadi sumber listrik dari alat-alat yang digunakan, seperti tower crane, concrete pump, alat las, dll.
Gambar 4.10 Listrik Kerja Sumber : Proyek
IV-21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
11. Kawat ayam Kawat ayam berfungsi untuk menjadi pembatas bagian yang akan di cor dengan bagian yang tidak di cor
Gambar 4.11 Kawat Ayam Sumber : Proyek
12. Bata Ringan Bata Ringan AAC adalah beton selular dimana gelembung udara yang ada disebabkan oleh reaksi kimia, adonan AAC umumnya terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang (Pengisi Udara Secara Kimiawi), (Ramadhan, 2013). Bata ringan digunakan untuk pekerjaan finishing, yang berfungsi sebagai dinding. Bata ringan yang digunakan adalah ukuran 100 mm dan 150 mm. Bata ringan di supply oleh PT. Bata Ringan Samacon. Kelebihan bata ringan adalah : a) Memiliki bentuk yang presisi tinggi dan seragam dalam jumlah yang banyak. b) Tidak memerlukan siar yang banyak untuk perekat. Pemasangannya lebih cepat sehingga menghemat biaya pelaksanaan. c) Lebih ringan sehingga memperkecil beban struktur
IV-22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
d) Kuat tekan tinggi e) Pengangkutan ke lokasi proyek lebih mudah. f) Tidak menggunakan pasir untuk pekerjaan plesteran dan perekat sehingga area proyek lebih bersih g) Lebih kedap suara h) Tidak membutuhkan plesteran yang tebal
Gambar 4.12 Bata Ringan Sumber : Proyek
13. Drymix Drymix mortar pra campuran instan adalah produk akhir yang didesain untuk tujuan khusus seperti plesteran, pemasangan keramik dan perbaikan beton. Pada proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, Drymix di supply oleh PT. Drymix Indonesia
Gambar 4.13 Drymix Sumber : Proyek
IV-23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
14. Beton Instan Beton instan digunakan untuk mengecor bagian pekerjaan finishing yang membutuhkan pekerjaan pengecoran, seperti kolom praktis. Pada Proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, beton instan menggunakan merk Decon, yang di supply dari PT. Decon Multi Industri.
Gambar 4.14 Beton Instan Sumber : Proyek
15. Sepatu Kolom Sepatu kolom berfungsi untuk menjaga ketebalan beton sesuai dengan selimut beton yang direncanakan. Sepatu kolom diletakan di bagian bawah dan terbuat dari baja. Umumnya digunakan ukuran 5 cm.
Gambar 4.15 Sepatu Kolom Sumber : Proyek
IV-24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
16. Busa Busa berfungsi untuk menahan air semen yang akan keluar pada saat proses pengecoran berlangsung.
Gambar 4.16 Busa Sumber : Proyek
4.3 Peralatan Kerja Dalam suatu proyek, tidak semua pekerjaan konstruksi dapat dikerjakan oleh tenaga manusia saja. Pada kondisi tertentu kebutuhan akan peralatan juga dapat membantu dalam mengatasi permasalahan dilapangan agar proyek dapat berjalan sesuai schedule yang telah dirancang. Menurut Djoko Wilopo, 2009 faktor faktor yang mempengaruhi jenis peralatan yang diperlukan dalam suatu proyek adalah sebagai berikut : a) Besar kecilnya proyek b) Metode pelaksanaan yang digunakan di lapangan c) Jenis dan besarnya volume pekerjaan yang ada d) Jumlah waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut e) Kondisi dan keadaan di lapangan f) Kapasitas kerja alat, biaya operasional dan jumlah unit yang tersedia IV-25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
g) Kualitas hasil pekerjaan yang dihasilkan sehingga sesuai dengan keinginan pemilik proyek Berikut adalah peralatan konstruksi yang digunakan dalam pelaksanaan proyek pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, sebagai berikut : 1. Tower Crane Pada Proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, terdapat 3 Tower Crane yang memiliki kapasitas maksimal 1,9 Ton dengan radius 60 m (untuk Tower Crane di tower east dan west) dan 2,2 Ton dengan radius 50 m (untuk tower crane di tower north). Tower Crane berfungsi untuk mengangkut material, bahan atau konstruksi lainnya menuju bagian yang ada diatas, yang tidak memungkinkan memakai tenaga manusia. Penggunaan Tower Crane membuat pekerjaan pengangkatan material menjadi lebih mudah dan hemat waktu.
Gambar 4.17 Tower Crane Sumber : Proyek
2. Passenger Hoist Pada Proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang digunakan Passenger Hoist yang diletakan pada setiap tower yang berguna untuk menaikan IV-26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
dan menurunkan pekerja atau barang-barang dari proyek, yang tidak memungkinkan memakai tangga. Pada proyek pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, Passenger Hoist mulai dipasang saat tower sudah mencapai ketinggian 10 lantai.
Gambar 4.18 Pasengger Hoist Sumber : Proyek
3. Excavator Excavator adalah alat berat yang selalu ada pada sebuah proyek. Alat ini berguna untuk menggali tanah yang berada di sekitar proyek, untuk keperluan pembangunan, yang kemudian akan diletakan di Dump Truck.
Gambar 4.19 Excavator Sumber : Proyek
IV-27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
4. Dump Truck Dump Truck berfungsi untuk memindahkan tanah yang yang berasal dari proyek yang sudah digali oleh Excavator atau alat berat lainnya, dan dibawa ke menuju disposal area (tempat / lokasi yang dirancang / direncanakan untuk menampung material buangan overburden)
Gambar 4.20 Dump Truck Sumber : Proyek
5. Mobile Crane Hampir sama seperti Tower Crane, Mobile Crane berfungsi untuk mengangkut barang-barang yang tidak memungkinkan diangkat oleh tenaga manusia, seperti baja tulangan yang baru datang dari tempat supplyer.
Gambar 4.21 Mobile Crane Sumber : Proyek
IV-28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
6. Concrete Pump Pada Proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang memakai Concrete Pump (Pipa Kodok). Concrete Pump tersebut berfungsi untuk mempompa campuran beton ketempat yang lebih tinggi. Pada proyek ini, concrete pump digunakan untuk cor bagian lantai (pelat dan balok).
Gambar 4.22.1 Concrete Pump Sumber : Proyek
Gambar 4.22.2 Pipa pada Concrete Pump Sumber : Proyek
7. Concrete Mixer Truck Concrete mixer truck adalah truck khusus yang dilengkapi dengan pengaduk beton (concrete mixer) dan dapat mengangkut beton dengan kapasitas 7 m3.
IV-29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
Concrete mixer truck berfungsi untuk mengangkut beton ready mix dari tempat pencampuran beton (batching plant) sampai ke lokasi pengecoran. Dalam pengangkutan perlu diperhatikan interval waktu, agar beton yang akan digunakan memiliki kualitas yang baik. Pada Proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, Concrete mixer truck berasal dari supplier beton yaitu PT. Adhimix, PT. Pionir Beton Industri dan PT. SCG Readymix Indonesia.
Gambar 4.23 Concrete Mixer Truck Sumber : Proyek
8. Concrete Bucket & Pipa Tremi Concrete bucket adalah tempat pengangkutan beton dari concrete mixer truck sampai ke tempat pengecoran.Volume concrete bucket yang digunakan pada proyek ini adalah 0,7 m3. Pada proyek ini, concrete bucket dan pipa tremi digunakan untuk cor bagian kolom.
Gambar 4.24 Concrete Bucket & Pipa Tremi Sumber : Proyek
IV-30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
9. Concrete Vibrator Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk menggetarkan beton pada saat pengecoran berlangsung agar beton dapat mengisi seluruh ruangan dan tidak terdapat rongga – rongga udara diantara beton yang dapat membuat beton keropos.
Gambar 4.25 Vibrator Sumber : Proyek
10. Kompresor Kompressor adalah mesin atau alat mekanik yang berfungsi unuk meningkatkan tekanan atau menempatkan fluida gas atau udara. Kompressor biasanya menggunakan motor listrik, mesin diesel atau mesin bensin sebagai tenaga penggeraknya. Udara bertekanan hasil dari kompresor ini digunakan untuk membersihan debu, kawat bekas, paku atau benda sampah lainnya yang ada di daerah pekerjaan seperti plat, kolom, balok dan lainnya agar bersih sebelum dilakukannya pengecoran.
Gambar 4.26 Kompressor Sumber : Proyek
IV-31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
11. Alat Chipping Alat ini digunakan untuk merapihkan permukaan beton yang tidak rata, menggelebung dan permukaan yang melewati dimensi agar rapih pada saat dilakukan pekerjaan plesteran dan juga pada daerah stop cor dirapihkan agar bagian yang baru di cor dapat merekat dengan baik.
Alat Chipping Gambar 4.27 Alat Chipping Sumber : Proyek
12. Perlengkapan Safety ( K3) Untuk keamanan, kenyamanan dan keselamatan kerja maka para pekerja diwajibkan untuk menggunakan perlengkapan safety agar meminimalisasi bahkan menghilangkan resiko kecelakaan berikut adalah perlengkapan safety : a. Perlengkapan wajib
Helm Proyek Body Safety Safety Shoes Gambar 4.28.1 Perlengkapan Wajib Sumber : Proyek
b. Safety Belt
Gambar 4.28.2 Safety Belt Sumber : Proyek
IV-32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
c. Safety Line
Gambar 4.28.3 Safety Line Sumber : Proyek
13. Bekisting Bekisting adalah acuan sementara dalam suatu konstruksi yang didalamnya atau diatasnya dapat dipasang baja tulangan dan sebagai wadah dari campuran beton yang akan dicor sesuai dengan bentuk yang dikehendaki. Bekisting harus dapat menyerap dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton dan berbagai beban luar serta getaran. Selain itu, pemakaian bekisting harus fleksibel saat dipasang, dilepas dan dipindahkan dengan batas pemakaian tergantung dari kondisi di lapangan. Berikut bekisting yang di gunakan pada struktur atas pada Proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang : a. Shear Wall
Gambar 4.29.1 Bekisting Shearwall Sumber : Proyek
IV-33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
b. Kolom
Gambar 4.29.2 Bekisting Kolom Sumber : Proyek
c. Balok
Gambar 4.29.3 Bekisting Balok Sumber : Proyek
d. Pelat
Gambar 4.29.4 Bekisting Plat Sumber : Proyek
IV-34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
14. Peralatan Pengukuran Theodolite dan waterpass merupakan alat survey yang biasa digunakan oleh para surveyor pada pekerjaan pengukuran tanah dan ataupun leveling elevasi. Theodolite merupakan alat ukur digital yang berfungsi untuk membantu pengukuran kontur tanah pada wilayah tertentu. Alat ini mempunyai beberapa kelebihan diantaranya dapat mengukur sudut horizontal dan vertikal serta dapat digunakan untuk memetakan suatu wilayah dengan cepat. Waterpass merupakan alat survey yang lebih simple, lebih kecil dan lebih ringan dibandingkan dengan theodolite. Alat ini berfungsi untuk mengukur elevasi atau ketinggian tanah. Biasa digunakan untuk marking elevasi pada bouwplank, penentuan elevasi bantu pada kolom bangunan dan sebagainya. Bak ukur sebagai tanda pengukur terdapat angka angka yang akan menjadi dalam pengukuran.
Theodolit
Waterpass
Bak Ukur
Gambar 4.30 Peralatan Pengukuran Sumber : Proyek
15. Peralatan Uji Beton Cetakan silinder beton yang digunakan berukuran diameter 15 cm dengan tinggi 30cm. IV-35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
Cetakan untuk uji slump adalah frustum berbentuk kerucut yang mempunyai ukuran 300mm. diameter dasar adalah 200mm dan bukaan dibagian atas dengan diameter 100mm. Sendok beton untuk mengambil campuran beton yang akan dituangkan kedalam cetakan silinder beton dan kerucut slump. Tongkat pemadat untuk memadatkan pada uji slump bagian tengah yang dilakukan 3 lapisan agar mengurangi adanya void didalam campuran beton, begitu juga dengan stripping untuk bagian pinggir.
Gambar 4.31.1 Cetakan Silinder Sumber : Proyek
Kerucut Slump
Sendok Beton
Tongkat Pemadat Stripping Gambar 4.31.2 Peralatan Uji Slump Sumber : Proyek
IV-36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
16. Peralatan Curing Perawatan beton atau yang disebut curing bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak terlalu cepat kehilangan air atau sebagai tindakan menjaga kelembaban dan suhu beton. Pelaksanaan Curing dilakukan segera setelah beton mengalami / memasuki fase hardening (untuk permukaan beton yang terbuka) atau setelah pembukaan cetakaan atau bekisting. Berikut peralatan untuk curing beton, yaitu :
Karung Goni
Tali Tambang
Gambar 4.32 Peralatan Curing Sumber : Proyek
17. Peralatan Las Pengelesan secara garis besar adalah menyambung unsur logam besi satu dengan besi yang lain. Pada hal ini pengelesan dilakukan untuk menyambung tulangan untuk penulangan balok, plat, kolom dan shearwall serta membuat sepatu kolom.
Power Supply Holder Gambar 4.33 Peralatan Las Sumber : Proyek
IV-37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
18. Peralatan Tukang Keberadaan peralatan tukang yang memadai ini akan sangat berpengaruh terhadap efisiensi pengerjaan suatu pekerjaan yaitu memotong, mengukur, mengikat, memberikan paku, dan lainnya. Dengan peralatan yang memadai dan keterampilan tukang yang baik dapat menghemat waktu dan biaya proyek.
Gergaji
Palu
Meteran
Catut
Magnet Pembersih
Pahat
Sekop Kecil
Lainnya
Gambar 4.34 Peralatan Tukang Sumber : Proyek
IV-38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
19. Gurinda Gurinda dapat digunakan untuk memotong bekisting untuk membentuk bekisting sesuai dengan yang di kehendaki. Gurinda juga dapat memotong dan mengkikis tulangan sehingga menghasilkan ukuran dengan panjang yang dikehendaki.
Gambar 4.35 Gurinda Sumber : Proyek
20. Scaffolding Scaffolding adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam membangun gedung, memasang sesuatu, perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Pada proyek pembangunan Apartemen Branz BSD, Tangerang, scaffolding disediakan oleh Sub Kontraktor yaitu PT. Beton Konstruksi Wicaksana dan PT. Sinar Powerindo Utama.
Gambar 4.36 Scaffolding Sumber : Proyek
IV-39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
21. Bar Bender Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan baja tulangan seperti pembengkokan tulangan sengkang, pembengkokan untuk sambungan tulangan kolom, pembengkokan tulangan balok dan plat. Bar bender dapat mengatur sudut pembengkokan tulangan dengan mudah dan rapih.
Gambar 4.37 Bar Bender Sumber : Proyek
22. Bar Cutter Bar cutter adalah alat yang berfungsi untuk memotong baja tulangan. Baja tulangan yang dipesan dari supplier telah memiliki ukuran panjang standar sehingga untuk keperluan baja tulangan yang lebih pendek diperlukan pemotongan tulangan sesuai panjang yang diinginkan.
Gambar 4.38 Bar Cutter Sumber : Proyek
IV-40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IV-APARTEMEN BRANZ BSD
23. Peralatan Tambahan Pada proyek Pembangunan Apartemen Branz BSD terdapat berbagai macam peralatan untuk memudahkan dalam pelaksanaan kerja konstruksi, Selain peralatan-peralatan seperti yang telah disebutkan di atas, tentunya masih terdapat banyak peralatan kecil lainnya yang digunakan sebagai alat penunjang dalam pelaksanaan proyek. Peralatan penunjang itu antara lain : a. Lampu Sorot
Gambar 4.39.1 Lampu Sorot Sumber : Proyek
b. Terpal
Gambar 4.39.2 Terpal Sumber : Proyek
IV-41
http://digilib.mercubuana.ac.id/