78
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Jenis/Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di dalam bab satu, yaitu tentang pengaruh supervisi kepala sekolah dan kompetensi pendagogik terhadap kinerja guru di SMK At-Thahirin 2 Ciledug, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survai, dengan pendekatan kuantitatif, tipe datanya ordinal dan menggunakan kuesioner sebagai instrument utama untuk mengumpulkan data. Menurut Kerlinger dalam Riduwan (2009:49) penelitian survai adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi dan hubungan antar variabel. Penelitian survai biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representative. Pengertian survai dalam penelitian ini dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari seluruh populasi. Pendekatan kuantitatif digunakan karena subjek dan sampel sudah diketahui, serta instrument pengumpulan data sudah disiapkan. 4.2. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ditetapkan dua variable, yakni variable bebas (independent variable) dan variable terikat (dependent variable).
79
4.2.1. Variabel Independent Dalam penelitian ini Variable bebas (Independent Variabel) terdiri atas dua jenis variabel, yaitu Supervisi kepala sekolah dan kompetensi pendagogik. Penjelasan kedua variable tersebut diuraikan di bawah ini. 4.2.1.1.Variabel Supervisi kepala sekolah. Dalam penelitian ini instrument yang digunakan untuk mengukur supervisi kepala sekolah berupa angket pertanyaan yang dikembangkan dari indikator dan lima sub variabel (dimensi), yaitu: (1) Bidang kepemimpinan, (2) Hubungan kemanusiaan, (3) Pembinaan proses kelompok, (4) Bidang administrasi personal, dan (5) Bidang Evaluasi. 4.2.1.2. Variabel Kompetensi pendagogik. Valente dan Matondang dalam Mulyasa (2008), menjelaskan bahwa kompetensi pendagogik merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting. Kemudian dikemukakan bahwa: This kind of competency is the main problem related to the didacted and methodology used in classroom teaching. Kompetensi pendagogik memiliki pemahaman tentang : (a) sifat dan ciri anak didik serta perkembangannya, (b) konsep-konsep pendidikan yang berguna membantu anak didik, (c) metodologi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak didik, dan (d) system evaluasi yang baik dan tepat. Departemen Pendidikan Nasional (2008:4) menjelaskan kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek-aspek yang diamati yaitu : a) penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
80
kultural, emosional dan intelektual, b) penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, c) mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu, d) menyelenggarakan
kegiatan
pengembangan
mendidik,
c)
mampu
mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu,
d)
menyelenggarakan
kegiatan
pengembangan
mendidik,
e)
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik, f) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, g) berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik, h) melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, dan i) melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam penelitian ini isntrumen yang digunakan untuk mengukur Kompetensi pendagogik guru berupa angket pernyataan yang dikembangkan dari indikator dan lima sub variabel (dimensi), yaitu: (1) Menguasai karakteristik peserta didik,
(2) Menciptakan kegiatan pembelajaran yang mendidik, (3)
Menguasai teori dan prinsip-prinsip belajar, (4) Menguasai prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dan (5) Mengembangkan potensi peserta didik. 4.2.2. Variabel Dependen Dalam penelitian ini Variabel terikat (dependent Variable) terdiri atas satu jenis variabel, yaitu kinerja guru. Penjelasan variabel tersebut diuraikan di bawah ini:
81
Merujuk pada pendapat madjid (2008:91), dan Georgia Departemen Of education telah mengembangkan Teacher Performance Assessment Instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Departemen Pendidikan Nasional (2008:91) menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Maka dimensi kinerja guru yang akan dijadikan penelitian ini meliputi, (1) Merencanakan program kegiatan pembelajaran, (2) melaksanakan pembelajaran dan (3) Evaluasi/penilaian pembelajaran. Dalam penelitian ini instrument yang digunakan untuk mengukur variabel rencana kerja guru berupa angket terdiri dari 30 butir pertanyaan yang dikembangkan dari indicator dan tiga sub variabel (dimensi) di atas. 4.3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Operasional dan pengukuran variabel adalah penentuan konstruksi sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Operasionalisasi variabel menjelaskan
cara
tertentu
yang
digunakan
oleh
peneliti
dalam
mengoperasionalkan variabel, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi
pengukuran dengan cara
yang sama
atau
mengembangkan cara pengukuran variabel yang lebih baik (Indriantoro dan Supomo, 2002:69). Bugin
(2001:76)
berpendapat,
operasionalisasi
dibutuhkan
untuk
membatasi parameter atau indikator yang diinginkan peneliti dalam penelitian sehingga apapun variabel-variabel penelitian yang digunakan, semuanya hanya muncul dari konsep tersebut.
82
Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa operasionalisasi dan pengukuran variabel adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel yang berisikan indikator-indikator dari suatu variabel, dan memungkinkan peneliti mengumpulkan data yang relevan untuk variabel tersebut. Setelah mengkaji berbagai definisi dan teori Supervisi kepala sekolah, kompetensi pendagogik dan kinerja guru.Dalam penelitian ini operasionalisasi variabelnya adalah Supervisi kepala sekolah (X1), Kompetensi pendagogik guru (X2) dan Kinerja Guru (Y). Operasionalisasi ketiga variabel tersebut dijabarkan kedalam sub variabel (dimensi) dan indikator-indikator pada Table 4.1., Table 4.2., dan Tabel 4.3. Tabel 4.1. Operasional Variabel Supervisi Kepala Sekolah Variabel
Dimensi
Supervisi 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) (Purwanto:2008)
2. Hubungan Kemanusiaan
Indikator
Butir Pertanyaan
- Membimbing guru - Memberikan bantuan - Pendelegasian
1,2 3,4 5,6
- Memberikan rasa aman - Saling menghormati
7,8 9,10
3. Pembinaan proses - Menumbuhkan sikap kelompok - Mengadakan kunjungan
11,12 13,14
4. Bidang administrasi
- Pembagian tugas
15,16
5. Bidang evaluasi
- Kriteria penilaian - Perbaikan
17,18 19,20
83
Tabel 4.2. Operasional Variabel Kompetensi Pendagogik Guru
Variabel
Dimensi
Indikator
Butir Pertanyaan
Kompetensi
1. Menguasai
- Memupuk
Pendagogik
karakteristik
(X2)
peserta didik
Sikap
dan 1,2,3
tingkah laku siswa - Meningkatkan
Valente dan
semangat 4,5
belajar
Matondang dalam Mulyasa (2008), Depdiknas
2. Menciptakan
dan 6,7,8
- Menyusun
kegiatan
melaksanakan rancangan
pembelajaran
pembelajaran
yang mendidik
(2008)
- Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
3. Menguasai dan
teori - Menerapkan prinsip-
9,10
metode 11,12,13,14
pembelajaran
15
prinsip belajar
4. Menguasai
- Mengetahui
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
didik
undang pendidikan - Pengembangan
silabus 19,20
dan RPP
5. Mengembangkan potensi
undang- 16,17,18
peserta
- Menganalisis
potensi 21,22
pembelajaran - Mengembangkan kemampuan siswa
23,24,25
84
Tabel 4.3. Operasional Variabel Kinerja Guru Variabel
Dimensi
Indikator
Butir Pertanyaan
Kinerja Guru
1. Merencanakan
(Y)
program kegiatan
Madjid
pembelajaran.
(2008),
- Menyusun
rencana 1,2,3
pengajaran - Merencanakan
4,5,6
pengelolaan kelas
Depdiknas
- Merencanakan
(2008)
7,8
pengorganisasian bahan pengajaran
2. Melaksanakan pembelajaran.
- Memulai pelajaran
9,10,11
- Mengelola kegiatan inti
12,13,14,15,16
- Mengorganisasi siswa
dan
waktu, 17,18,19 fasilitas
belajar
3. Evaluasi/penilaian pembelajaran
- Mengakhiri pelajaran
20,21,22
- Melaksanakan evaluasi
23,24,25
proses dan hasil belajar - Menafsirkan hasil
26,27,28
evaluasi - Melaksanakan pengajaran dan pengayaan
29,30 perbaikan
85
4.4. Jenis dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi : a. Data Primer, yaitu data yang secara langsung diperoleh dari sumbernya, melalui wawancara dari beberapa sumber. b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, melalui dokumen-dokumen atau catatan tertulis. Jenis, dan sumber data penelitian dengan menggunakan data primer yaitu dengan kuisioner. Menurut Sugiyono (2007), “kuesioner adalah suatu metode pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden. Setiap responden dimintai pendapatnya dengan memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh kuesioner”. 4.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data penelitian ini disesuaikan dengan analisis data yang digunakan yaitu metode statistik kuantitatif. Adapun teknik-teknik dalam Pengumpulan data penelitian ini
dilakukan juga dengan teknik-teknik
sebagai berikut penelitian lapangan yaitu melakukan penelitian langsung dilokasi penelitian untuk mendapatkan data, informasi, atau keterangan lain yang diperlukan. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah koesioner atau angket. Kuesioner merupakan salah satu jenis instrumen pengumpulan data yang disampaikan kepada responden atau subyek penelitian melalui sejumlah pertanyaan atau pernyataan. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan diperlukan alat pengumpul data yang berupa angket atau kuesioner secara tertutup yang
86
terdiri dari lima option alternatif jawaban dengan menggunakan skala ordinal 1 sampai 5 yaitu, seperti pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Skala Pengukuran Instrumen No
Kualitas Pendapat
Skala
1
Sangat Setuju
5
2
Setuju
4
3
Kurang Setuju
3
4
Tidak Setuju
2
5
Sangat Tidak setuju
1
Sumber: Sugiyono (2007) Skor jawaban dari responden tentang pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner digunakan dalam penelitian ini merujuk pada model Skala Ordinal. Data untuk dapat memperjelas informasi yang telah dipeloleh
sebagai
pembahasan tesis ini sesuai dengan data yang diperoleh, maka analisa data yang dilakukan adalah dengan membandingkan kerangka teori mengenai supervisi kepala sekolah, kompetensi pendegogik dan kinerja guru dengan data yang diperoleh dilapangan. Disamping itu penulis menggunakan data Primer : penulis langsung mengambil data sebagai sumber utama yaitu dengan melakukan wawancara secara langsung dan kuisioner. Data sekunder data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan dari dokumen-dokumen atau catatan tertulis.
87
4.6. Populasi dan Metode Sampling Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua guru SMK AtThahirin 2 Ciledug berjumlah 52 orang. Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 52 guru. Adapun pengambilan sampel yaitu dengan teknik sampel sensus (simple sensus) atau diambil dari data yang ada dalam sekolah/lembaga pendidikan sebagai penyempurna data penelitian. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggotapopulasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2007). 4.7. Metode Analisis Data Data yang terkumpul dari kuisioner atau angket merupakan data mentah. Data yang valid adalah data yang memiliki jawaban untuk setiap pertanyaan dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Data yang memenuhi syarat tersebut kemudian disusun dalam bentuk metriks dan kemudian diolah dalam metode statistic (SPSS). Pengumpulan data perspektif ini digunakan untuk mempelajari hubungan antar variabel. Teknik pengolahan data yang dipergunakan pada penelitian ini meliputi uji validitas dan reliabilitas, uji persyaratan analisis, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis dengan analisis regresi linear berganda, analisis korelasi berganda (R), Analisis determinasi (R2), uji signifikansi parsial (Uji t) serta uji signifikasi simultan (Uji F) dan uji korelasi dimensi antar variabel.
88
4.7.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen. Uji statistika yang digunakan untuk menguji hipotesis walaupun telah sesuai dengan hipotesis yang diajukan, skala data dan rancangan penelitian yang digunakan, tetapi ketepatan hasil pengujian masih tergantung pada instrumen penelitiannya. Bila instrumen penelitian yang digunakan
validitas dan
reliabilitasnya rendah sudah barang tentu kesimpulan dari pengujian hipotesis tersebut tidak tepat.Instrumen harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas (handal). Instrumen yang valid berarti instrumen mampu mengukur tentang apa yang diukur. 4.7.1.1. Uji Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrument atau sejauh mana alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur (Arikunto, 2002). Pada penelitian ini digunakan dua jenis uji validitas, yaitu (1) validitas isi dan (2) validitas item (Priyatno, 2009:18). Validitas item ditekankan pada uji validitas butir. Data yang didapat dianalisis dengan cara mengorelasikan skor item skor total item dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson (Arikunto,2002: dan Sulthon, 2009:87). Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi (r xy) pada taraf signifikansi 0,05. Menurut Azwar (1999) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan.
89
Koefisien korelasi item-total (corrected item-total correlation) dengan Bivariate Pearson (Product Moment Pearson) akan dianalisis dengan program SPSS. Rumus yang digunakan : (Riduwan (2008:110))
................................................................ 4.1.
√
Dimana :
= Koefisien korelasi product moment. n
= Jumlah responden yang akan diteliti.
x
= variabel bebas.
y
= variabel terikat.
4.7.1.2. Uji Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas instrumen untuk mengukur keandalan butir kuesioner. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali penyebaran kuesioner kepada sampel, kemudian hasil skornya diukur korelasinya antar skor jawaban dengan bantuan SPSS. Rumus yang digunakan dengan metode Alpha Cronbach (Arikunto, 2002) sebagai berikut: [
]
] …………………………………………...…. 4.2.
Dimana :
= Reliabilitas instrument. k
= Banyaknya butiran pertanyaan. = Jumlah varian butir. = Varian total.
90
4.7.2. Uji Asumsi Klasik Uji persyaratan analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan memenuhi persyaratan untuk dianalisis dengan teknik yang telah direncanakan. Untuk menghitung korelasi dibutuhkan persyaratan antara lain hubungan variabel X dan Y harus linear dan bentuk distribusi semua variabel dari subjek penelitian harus berdistribusi normal. Anggapan populasi berdistribusi normal perlu di cek, agar langkah-langkah selanjutnya dapat dipertanggung jawabkan. 4.7.2.1. Uji Normalitas Uji normalisasi bertujuan bertujuan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Dengan uji normalitas akan diketahui sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Apabila
pengujian
normal,
maka
hasil
perhitungan
statistik
dapat
digeneralisasikan pada populasinya. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS. Dalam penelitian ini uji normalitas digunakan uji Kolmogorovsmirnov,kriterianya adalah signifikasi untuk uji dua sisi hasil perhitungan lebih besar dari 0,05 berarti berdistribusi normal. 4.7.2.2. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah
terjadi
korelasi yang kuat di antara variabel-variabel independen yang diikutsertakan dalam pembentukan model. Untuk mendeteksi apakah model regresi linier mengalami multikolinearitas dapat diperiksa menggunakan Variance Inflation
91
Factor (VIF) untuk masing-masing Variabel Independen, yaitu jika suatu Variabel Independen mempunyai nilai VIF > 10 berarti telah terjadi multikolinearitas. Untuk mendapatkan nilai VIF untuk masing-masing variabel independen dengan langkah hampir sama dengan mendapatkan nilai Durbin Watson. 4.7.2.3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas itu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi dengan residualnya. Adapun dasar untuk menganalisisnya adalah : 1. Jika ada pola tertentu (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tida ada pola tertentu, titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji Hiteroskedastisitas dapat diketahui dari nilai signifikan korelasi
Rank Spearman antara masing-masing variabel independen dengan
residualnya. Jika nilai signifikan lebih besar dari α (5%) maka tidak terdapat Heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%) maka terdapat Heteroskedastisitas. 4.7.3. Uji Hipotesis Uji hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah, jawaban tersebut masi perlu diuji kebenarannya, seorang penelitipasti akan mengamati sesuatu gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi focus perhatiannya.
92
4.7.3.1. Analisis Regresi Linear Berganda Uji regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel preditor yaitu pengaruh Supervisi kepala sekolah (X1) dan kompetensi pendagogik (X2), terhadap kinerja guru (Y) dengan menggunakan persamaan regresi, yaitu :
^
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
…………………………...……………… 4.3.
Keterangan:
^ Y = nilai yang diprediksi X = nilai variabel prediktor a = bilangan konstan b = bilangan koefisien prediktor.
Untuk pengujian hipotesis yang telah diajukan atau untuk mengetahui pengaruh variabel prediktor terhadap kinerja guru digunakan analisis regresi sederhana. Dengan kriteria F hitung lebih besar daripada F tabel. Pelaksanaan uji hipotesis ini dilakukan dengan bantuan program SPSS. 4.7.3.2. Analisis Korelasi Berganda (R) Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel independen Supervisi kepala sekolah dan Kompetensi pendagogik (X 1 dan X2) secara serentak, terhadap variabel dependen kinerja guru (Y). koefisien ini menunjukan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu). Nilai sama dengan satu berarti hubungan yang terjadi semakin
93
kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 (nol) maka hubungan yang terjadi semakin lemah. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2007) pada tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199
Sangat Rendah
0.20 – 0.399
Rendah
0.40 – 0.599
Sedang
0.60 – 0.799
Kuat
0.80 – 1.000
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2007)
4.7.3.3. Koefisien Determinasi R² Kofisien determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel independen dalam hal ini adalah Supervisi kepala sekolah dan kompetensi pendagogik terhadap variabel dependen yaitu kinerja guru. Koefisien determinasi (R²) dinyatakan dalam prosentase. Nilai R² ini berkisar antara 0 < R² < 100%. Koefisien ini disebut koefisien kontribusi pengaruh variabel indenpen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Apabila nilai koefisien determinasi sama dengan 1% atau 100% ini berarti bahwa variasi nilai variabel dependen sepenuhnya hanya dipengaruhi oleh nilai variabel independen.
Untuk
menghitung
menggunakan program SPSS.
koefisien
determinasi
tersebut
dengan
94
4.7.3.4. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Uji t adalah pengujian koefisien regresi parsial individual yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) secara individu mempengaruhi variabel dependen (Y). Langkah-langkah pengujian : 1. Menentukan formulasi Ho dan Ha. Ho :βi = 0 : Variabel independen (Xi) tidak berpengaruh positif terhadap variabeldependen (Y). Ha :βi ≠ 0 : Variabel independen (Xi) berpengaruh positif terhadap variabel dependen (Y). 2. Membandingkan nilai statistik t hitung dengan nilai statistik t tabel: ● Apabila thitung
ttabel, maka Ho ditolak yang berarti variabel X berpengaruh dengan variabel Y. Cara menghitung t hitung: (bi)
t =
…………………………………… 4.4. (SEbi)
bi= Koefisien korelasi. SEbi =Standard error koefisien regresi. t = t hitung.
95
4.7.3.5. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) Uji F adalah pengujian signifikansi persamaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (X1, X2) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Y) yaitu kinerja. Langkah-langkah pengujian : 1. Menentukan formulasi Ho dan Ha. Ho : β i = 0 : Variabel independen (X1,X2) tidak berpengaruh positif terhadap variabel dependen (Y). Ha :
β I ≠ 0 : Variabel independen (X1,X2) berpengaruh positif terhadap variabel dependen (Y).
2. Membandingkan nilai statistik F hitung dengan nilai statistik F tabel: ● Bila F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak terdapat pengaruh secara simultan. ● Bila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti terdapat pengaruh secara simultan. Cara menghitung F hitung: R²/(k-1)
………………………..……………… 4.5.
F hitung = (1-) / (n-k)
Dimana : R²= Koefisien determinasi.
k = Banyaknya koefisien regresi. n = Banyaknya sempel.
96
4.7.3.6. Korelasi antar Dimensi Uji korelasi dimensi antar variabel digunakan untuk mengetahui korelasi antara dimensi-dimensi dalam variabel supervisi kepala sekolah (X1) dan dimensi dalam variabel kompetensi pendagogik (X2) dengan dimensi dalam variabel kinerja guru (Y). dengan menggunakan analisis “correlation bivaried”, maka dapat diketahui korelasi dimensi antar variabel. Dari hasil korelasi akan diketahui dimensi mana yang mempunyai hubungan paling kuat dan juga dimensi mana yang mempunyai hubungan sangat lemah. Rangkuman korelasi antar dimensi dapat dilihat pada Tabel. 4.6. Tabel 4.6. Rangkuman korelasi antar dimensi. Dependent Variabel
Kinerja Guru (Y) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
Evaluasi/penila ian pembelajaran
(Y1.1)
(Y1.2)
(Y1.3)
Bidang kepemimpinan (X1.1)
r
r
r
Hubungan kemanusiaan
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
(X1.2) Supervisi Kepala Sekolah
Independent
(X1)
Dimensi
Perencanaan kegiatan pembelajaran
Pembinaan proses kelompok (X1.3)
Bidang administrasi personal (X1.4) Bidang Evaluasi (X1.5)
X1.1Y1.1
X1.2Y1.1
X1.3Y1.1
X1.4Y1.1
X1.5Y1.1
X1.1Y1.2
X1.2Y1.2
X1.3Y1.2
X1.4Y1.2
X1.5Y1.2
X1.1Y1.3
X1.2Y1.3
X1.3Y1.3
X1.4Y1.3
X1.5Y1.3
Kompetensi Pendagogik (X2)
97
Menguasai karakteristik peserta didik. (X2.1) Menciptakan kegiatan pembelajaran yang mendidik. (X2.2) Menguasai teori dan prinsipprinsip belajar (X2.3) Menguasai prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dan (X2.4) Mengembangkan potensi peserta didik (X2.5)
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
r
X2.1Y1.1
X2.2Y1.1
X2.3Y1.1
X2.4Y1.1
X2.5Y1.1
X2.1Y1.2
X2.2Y1.2
X2.3Y1.2
X2.4Y1.2
X2.5Y1.2
X2.1Y1.3
X2.2Y1.3
X2.3Y1.3
X2.4Y1.3
X2.5Y1.3