76 BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SLTPN 2 Banyuwangi dengan pertimbangan bahwa kemampuan akademis siswa di sekolah ini cenderung bervariasi sehingga memungkinkan untuk memperoleh banyak informasi yang kaya makna. Di samping itu, jumlah siswa dan kelas yang tergolong besar memungkinkan hasil penelitian ini untuk digunakan di sekolah lain karena karakteristik siswa di sekolah ini relatif dapat mewakili karakteristik siswa di sekolah lain. Kelas yang dijadikan subjek penelitian adalah kelas I dengan pertimbangan bahwa pelaksanaan penelitian diharapkan tidak mengganggu program-program sekolah dalam meningkatkan NEM siswa. Penelitian dilakukan selama empat minggu dengan rincian: minggu pertama dilaksanakan tes inteligensi untuk memperoleh skor kecerdasan. Minggu kedua, ketiga, dan keempat secara berturut-turut dilaksanakan tes pengetahuan awal, strategistrategi metakognitif, dan hasil belajar. B. Populasi Penelitian dan Sampling 1. Populasi Penelitian ini berusaha mengetahui hubungan langsung dan tidak langsung antara variabel kecerdasan, strategi-strategi metakognitif, pengetahuan awal, dan hasil belajar dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas I SLTPN 2 Banyuwangi. Oleh karena itu populasi target (target population) penelitian ini adalah siswa SLTP di
77 Banyuwangi sedangkan populasi terjangkau (accessible population) adalah siswa kelas I SLTPN 2 Banyuwangi karena sampel penelitiannya adalah beberapa siswa kelas I SLTPN 2 Banyuwangi. 2. Sampling Siswa kelas I SLTPN 2 Banyuwangi sebagai populasi terjangkau menyebar secara tidak merata akibat adanya pengelompokkan siswa berdasarkan kelas unggulan. Ada dua kelas unggulan yaitu kelas IC dan ID, masing-masing sebagai kelas unggulan utama dan pratama. Oleh karena itu teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Seluruh siswa diberi nomor urut sesuai dengan nomor daftar hadir siswa. Nomor urut siswa di kelas berikutnya merupakan lanjutan dari nomor urut siswa di kelas sebelumnya. Nomor urut ini menjadi nomor urut populasi. Setelah itu, nomor urut sampel dipilih dengan cara mengacak nomor urut populasi. Pengacakan dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Penentuan besar sampel dilakukan dengan menggunakan tabel Krejcie. Dengan populasi sebanyak 280 siswa (IA = 45 siswa, IB = 48 siswa, IC = 48 siswa, ID = 47 siswa, IE = 48 siswa, IF = 44 siswa), sampel minimal yang harus diambil untuk keperluan generalisasi adalah 164 siswa. C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.
Variabel Penelitian Pada dasarnya penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menggunakan
analisis jalur. Metode ini dipilih karena penelitian ini berusaha mencari hubungan
78 sebab akibat antarvariabel yang kemungkinan terjadi. Ada empat variabel yang dijadikan objek penelitian: dua variabel eksogenus yaitu kecerdasan dan strategistrategi metakognitif, dan dua variabel endogenus yaitu pengetahuan awal dan hasil belajar mata pelajaran ekonomi. Pengetahuan awal menjadi variabel mediasi antara kecerdasan dan strategi-strategi metakognitif dengan hasil belajar mata pelajaran ekonomi. Lebih jelas, hubungan keempat variabel ini tampak pada gambar 3.1 (halaman 78).
X1
ρ Y2 X1 ρ Y1 X 1 r X1X 2
Y1
ρ Y2Y1
Y2
ρ Y1 X 2 ρ Y2 X 2 X2 eY1
eY2
Keterangan: X1 X2 Y1 Y2
= kecerdasan (intelligence) = strategi-strategi metakognitif (metacognitive strategies) = pengetahuan awal (prior knowledge) = hasil belajar mata pelajaran ekonomi
Gambar 3.1 Konstelasi Variabel-variabel Penelitian (Sumber: Hasil Pemahaman sendiri)
79
2.
Definisi Operasional
a.
Kecerdasan (intelligence) adalah skor tes kemampuan verbal siswa yang meliputi kemampuan memahami hubungan kata, kosa kata, dan penguasaan komunikasi lisan. Pengukuran variabel ini dilakukan oleh lembaga Bina Budi Prasetya. Skor tes ini berskala interval.
b.
Strategi-strategi metakognitif (metacognitive strategies) merupakan skor kuesioner perencanaan-diri, pemantauan-diri, dan evaluasi-diri, terhadap proses belajar yang dilakukan siswa. Dengan demikian ada tiga komponen yang masingmasing memiliki empat indikator. Pertama, perencanaan-diri (self-planning), mempunyai indikator-indikator tentang tujuan belajar yang akan dicapai, waktu yang akan digunakan untuk menyelesaikan tugas belajar, pengetahuan awal yang relevan, dan strategi-strategi kognitif yang akan digunakan. Kedua, pemantauandiri (self-monitoring), mempunyai indikator-indikator tentang pemantauan ketercapaian tujuan belajar, pemantauan waktu yang digunakan, pemantauan relevansi materi pengetahuan awal dengan materi pelajaran baru, dan pemantauan strategi-strategi kognitif yang sedang digunakan. Ketiga, evaluasidiri
(self-evaluation),
mempunyai
indikator-indikator
tentang
evaluasi
ketercapaian tujuan belajar, evaluasi waktu yang digunakan, evaluasi relevansi pengetahuan awal dengan materi pelajaran baru, dan evaluasi strategi-strategi kognitif yang telah digunakan. Skor kuesioner ini berskala interval. c.
Pengetahuan awal (prior knowledge) merupakan skor tes pengetahuan siswa tentang fakta, konsep, dan generalisasi yang mempermudah siswa mempelajari
80 pengetahuan baru tentang materi pelajaran ekonomi. Tes ini dibuat oleh peneliti. Materi tes terdiri atas pengertian dan contoh macam-macam barang, pengertian dan contoh macam-macam kegiatan ekonomi, pengertian dan contoh macammacam hubungan ekonomi, konsumsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi, pengertian distribusi langsung dan tidak langsung, pengertian dan contoh perantara, pengertian pasar, pengertian dan contoh macam-macam pasar, pengertian permintaan, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan, dan kurve permintaan. Skor tes ini berskala interval. d.
Hasil belajar mata pelajaran ekonomi adalah skor tes pengetahuan siswa tentang materi pelajaran ekonomi yang baru dipelajari yang berupa fakta, konsep, dan generalisasi. Tes ini dibuat oleh peneliti. Materi tes terdiri atas pengertian penawaran,
faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, kurve penawaran,
pengertian harga, proses terbentuknya harga di pasar, dan kurve keseimbangan pasar. Skor tes ini berskala interval. D. Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dijawab, penelitian ini termasuk penelitian eksplanatoris. Rancangan penelitian ini dibuat untuk mengurangi beberapa ancaman terhadap validitas internal penelitian sehingga penjelasan terhadap hubungan di antara variabel-variabel dapat dilakukan secara cermat dan tepat. Tes kecerdasan dilakukan satu minggu sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Tes hasil belajar dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar. Agar kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan penelitian, kegiatan belajar mengajar
81 dirancang sesuai dengan langkah-langkah yang dapat memudahkan peneliti memperoleh data secara akurat. Langkah-langkah ini tampak pada tabel 3.1. Ada tiga kali pertemuan kegiatan belajar mengajar di setiap kelas yang dijadikan objek penelitian. Tabel 3.1 Langkah-langkah Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas pada Saat Penelitian Pertemuan
Langkah
Kegiatan di Kelas
Waktu
I
1 2
Tes pengetahuan awal Kegiatan belajar mengajar dengan metode ceramah dan Tanya jawab Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari kembali materi pelajaran yang telah dijelaskan Tes strategi-strategi metakognitif Posttest secara lisan
20 menit 35 menit
Pretest secara lisan Kegiatan belajar mengajar dengan metode ceramah dan Tanya jawab Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari kembali materi pelajaran yang telah dijelaskan Tes strategi-strategi metakognitif Posttest secara lisan
5 menit 50 menit
Pretest secara lisan Kegiatan belajar mengajar dengan metode ceramah dan Tanya jawab Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari kembali materi pelajaran yang telah dijelaskan Tes strategi-strategi metakognitif
5 menit 35 menit
3
4 5 II
1 2 3
4 5 III
1 2 3
4
5 menit
15 menit 5 menit
5 menit
15 menit 5 menit
5 menit
15 menit
82
5
Tes hasil belajar
20 menit
E. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen 1.
Metode Pengumpulan Data
a.
Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kecerdasan, pengetahuan awal, dan hasil belajar mata pelajaran ekonomi.
b.
Metode kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang strategi-strategi metakognitif.
2.
Instrumen
a.
Konsepsi
(1) Tes kecerdasan disusun berdasarkan teori kecerdasan Thurstone. Tes ini hanya mengukur kemampuan verbal. Bentuknya adalah tes objektif dengan 30 butir tes. Setiap butir tes memiliki lima alternatif jawaban. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan yang salah diberi skor 0. Dengan demikian skor mentah tes akan bergerak dari 0 sampai 30. Selanjutnya, skor mentah ini dirubah menjadi IQ-deviasi dengan mean skor standar yang diinginkan sebesar 100 dan deviasi standar yang diinginkan sebesar 5. (2) Kuesioner strategi-strategi metakognitif disusun berdasarkan teori strategistrategi metakognitif Flavel dan Brown. Kuesioner ini berisi pernyataan positif sebanyak 30 butir dan pernyataan negatif sebanyak 30 butir. Kedua belahan kuesioner ini dibuat setara. Setiap pernyataan mempunyai empat alternatif
83 jawaban. Untuk setiap alternatif jawaban pernyataan positif yang dipilih siswa diberi skor sangat benar = 4, benar = 3, tidak benar = 2, dan sangat tidak benar = 1 sedangkan untuk alternatif jawaban pernyataan negatif yang dipilih siswa diberi skor sangat benar = 1, benar = 2, tidak benar = 3, dan sangat tidak benar = 4. Dengan demikian skor kuesioner akan bergerak dari 60 sampai 240. (3) Tes pengetahuan awal disusun berdasarkan ranah kognitif Bloom. Ada tiga ranah kognitif yang dijadikan pedoman: pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3). Tes ini berbentuk tes objektif dengan 52 butir tes. Setiap butir tes memiliki empat alternatif jawaban. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan yang salah diberi skor 0. Dengan demikian skor tes akan bergerak dari 0 sampai 52. (4) Tes hasil belajar mata pelajaran ekonomi disusun berdasarkan ranah kognitif Bloom. Ada tiga ranah kognitif yang dijadikan pedoman: pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3). Tes ini berbentuk tes objektif dengan 36 butir tes. Setiap butir tes memiliki empat alternatif jawaban. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan yang salah diberi skor 0. Dengan demikian skor tes akan bergerak dari 0 sampai 36. b. Kisi-kisi Instrumen Ada satu kuesioner dan dua tes objektif yang dibuat oleh peneliti. Oleh karena itu ada tiga kisi-kisi instrumen penelitian yang dibuat peneliti, yakni kisi-kisi inventori strategi-strategi metakognitif, tes pengetahuan awal, dan tes hasil belajar
84 mata pelajaran ekonomi. Secara lebih jelas, ketiga kisi-kisi ini ditunjukkan oleh tabeltabel di bawah ini. Tabel 3.2 Kisi-kisi Inventori Strategi-strategi Metakognitif Rekaan Teoritis
Komponen 1.
2.
Perencanaandiri
Pemantauandiri
Strategi-strategi Metakognitif
3. Evaluasi-diri
Indikator
Nomor Pernyataan Positif 1, 31, 51, 55
Negatif 10, 42, 48, 58
2.2 Waktu yang akan digunakan untuk menyelesaikan tugas belajar
15, 17, 37
18, 40, 60
2.3 Pengetahuan awal yang relevan
3, 11, 35
2, 8, 16
2.4 Strategi-strategi kognitif yang akan digunakan
25, 41
30, 56
2.1 Pemantauan ketercapaian tujuan belajar
21, 33, 57
28, 46, 52
2.2 Pemantauan waktu yang digunakan
45, 49
22, 38
2.3 Pemantauan relevansi pengetahauan awal dengan materi pelajaran
7, 27
4, 50
2.4 Pemantauan strategi-strategi kognitif yang digunakan
5, 13
20, 32
3.1 Evaluasi ketercapaian tujuan belajar
23, 39, 47
12, 34, 54
3.2 Evaluasi waktu yang digunakan
59
44
3.3 Evaluasi relevansi pengetahuan awal dengan materi pelajaran baru
9, 53
6, 36
3.4 Evaluasi strategi-strategi kognitif yang telah digunakan
19, 29, 43
14, 24, 26
2.1 Tujuan belajar yang akan dicapai
85 Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Pengetahuan Awal No. 1.
2.
Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menjelaskan permasalahan ekonomi
Siswa dapat menjelaskan kegiatan berekonomi
Bhn. Kls./ Smt.
Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan
I/1
1.1 Masalah Ekonomi yang Dihadapi Manusia 1.1.3 Alat Pemenuhan Kebutuhan
I/1
2.1 Kegiatan Ekonomi
Jenjang Kognitif
No. Soal
Materi
Indikator
Pengertian barang produksi
Siswa dapat mendefinisikan barang produksi
C1
1
Contoh barang produksi
Siswa dapat memberikan contoh barang produksi
C2
2
Contoh barang substitusi
Siswa dapat memberikan contoh barang substitusi
C2
3
Contoh barang yang dapat memenuhi kebutuhan rohani
Siswa dapat memberikan contoh barang yang dapat memenuhi kebutuhan rohani
C2
4
Contoh kebutuhan kelompok
Siswa dapat memberikan contoh kebutuhan kelompok
C2
5
Pengertian produksi
Siswa dapat mendefinisikan produksi
C1
6
Kegiatan distribusi di dalam kehidupan siswa
Siswa dapat menunjukkan salah satu kegiatan distribusi
C3
7
Pengertian konsumsi
Siswa dapat mendefinisikan konsumsi
C1
8
Pengertian distribusi
Siswa dapat mendefinisikan distribusi
C1
9
86
No.
Tujuan Pembelajaran
Bhn. Kls./ Smt.
Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan
2.4 Hukum Ekonomi
Materi
Indikator
Jenjang Kognitif C2
No. Soal
Contoh distribusi
Siswa dapat memberikan contoh kegiatan distribusi
10
Pengertian konsumen
Siswa dapat mendefinisikan konsumen
C1
11
Kegiatan konsumsi di dalam kehidupan siswa
Siswa dapat menunjukkan kegiatan konsumsi
C3
12
Gambar kegiatan ekonomi
Siswa dapat menggambarkan kegiatan ekonomi
C3
Contoh produksi
Siswa dapat memberikan contoh kegiatan produksi
C2
14
Pengertian hubungan kausal
Siswa dapat mendefinisikan hubungan kausal
C1
15
Pengertian hubungan berbanding terbalik
Siswa dapat mendefinisikan hubungan berbanding terbalik
C1
16
Pengertian hubungan berbanding lurus
Siswa dapat mendefinisikan hubungan berbanding lurus
C1
17
Contoh hubungan berbanding lurus
Siswa dapat memberikan contoh hubungan berbanding lurus
C2
18
13
87
No. 3
4
Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menjelaskan kegiatan menggunakan barang (konsumsi)
Siswa dapat menjelaskan kegiatan distribusi dan pasar
Bhn. Kls./ Smt.
Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan
I/1
4.1 Manusia sebagai Konsumen 4.1.1 Konsumsi
I/1
Jenjang Kognitif
No. Soal
Materi
Indikator
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi
Siswa dapat menyebutkan faktorfaktor yang mempengaruhi pola konsumsi
C1
19
Hubungan pendapatan dengan konsumsi
Siswa dapat menghubungkan pendapatan dengan konsumsi
C3
20
Ciri-ciri berkonsumsi
Siswa dapat menjelaskan konsumsi
C2
21
5.1 Distribusi
Agen, grosir, pengecer
Siswa dapat menyebutkan distributor-distributor di dalam negeri
C1
22
5.2 Pasar
Ciri-ciri pasar kongkret
Siswa dapat mengidentifikasi pasar kongkret
C1
23
Ciri-ciri pasar abstrak
Siswa dapat mengidentifikasi pasar abstrak
C1
24
Pasar produk barang jadi dan pasar faktor produksi
Siswa dapat menyebutkan macam-macam pasar berdasarkan barang yang dijual
C1
25
Contoh pasar produk barang jadi
Siswa dapat memberikan contoh pasar produk barang jadi
C2
26
88
No.
5
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan jual-beli barang di pasar
Bhn. Kls./ Smt.
I/2
Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan
6.1 Permintaan, Penawaran, dan Harga 6.1.1 Permintaan
Jenjang Kognitif C2
No. Soal
Materi
Indikator
Ciri-ciri pasar monopoli
Siswa dapat menjelaskan pasar monopoli
Contoh pasar monopoli
Siswa dapat memberikan contoh pasar monopoli
C2
28
Contoh pasar persaingan monopolistis
Siswa dapat memberikan contoh pasar persaingan monopolistis
C2
29
Contoh pasar berdasarkan waktunya
Siswa dapat memberikan contoh pasar berdasarkan waktunya
C2
30
Pengertian pasar monopoli
Siswa dapat mendefinisikan pasar monopoli
C1
31
Berasal dari orang yang membeli barang
Siswa dapat menyebutkan sumber permintaan
C1
32
Harga dan kualitas barang harus diperhatikan pada saat membeli barang
Siswa dapat memecahkan masalah yang terjadi pada saat membeli barang
C3
33
Kesepakatan tentang harga barang
Siswa dapat mengungkapkan halhal yang menentukan terjadinya teransaksi jual beli barang
C3
34
27
89
No.
Tujuan Pembelajaran
Bhn. Kls./ Smt.
Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan
Materi
Indikator
Jenjang Kognitif C1
No. Soal
Pengertian permintaan
Siswa dapat mendefinisikan permintaan
35
Faktor-faktor yang mempengar uhi permintaan
Siswa dapat menyebutkan faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan
C1
36
Bersifat berbanding lurus
Siswa dapat menyebutkan sifat hubungan penghasilan dengan permintaan
C3
37
Hubungan harga dengan permintaan
Siswa dapat menghubungkan harga dengan permintaan
C3
38
Hubungan Tingkat kebutuhan dengan permintaan
Siswa dapat menghubungkan tingkat kebutuhan dengan permintaan
C3
39
Harga dengan permintaan bersifat berbanding terbalik
Siswa dapat menyebutkan sifat hubungan harga dengan permintaan
C1
40
Pembeli atau konsumen
Siswa dapat menyebutkan pelaku ekonomi yang melakukan permintaan
C1
41
Hubungan harga, kebutuhan dengan permintaan
Siswa dapat menghubungkan harga, kebutuhan, dengan permintaan
C3
42
Hubungan jumlah penduduk dengan per-
Siswa dapat menghubungankan jumlah penduduk dengan permin-
C3
43
90
No.
Tujuan Pembelajaran
Bhn. Kls./ Smt.
Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan
Materi
Indikator
Jenjang Kognitif
No. Soal
mintaan
taan
Gambar kurve permintaan
Siswa dapat menggambarkan kurve permintaan
C3
44
Hukum permintaan
Siswa dapat menyatakan hukum permintaan
C1
45
Ceteris paribus
Siswa dapat menamakan syarat berlakunya hukum permintaan
C1
46
Hubungan permintaan barang yang saling melengkapi
Siswa dapat menghubungkan permintaan barang yang saling melengkapi
C3
47
Kemampuan masyarakat menurun pada saat harga mahal
Siswa dapat menjelaskan kemampuan masyarakat pada saat harga barang mahal
C2
48
Hubungan pendapatan dengan permintaan
Siswa dapat menghubungkan pendapatan dengan permintaan
C3
49
Gambar kurve permintaan
Siswa dapat menjelaskan gambar kurve permintaan pada saat harga barang nol
C2
50
Gambar kurve permintaan
Siswa dapat menjelaskan gambar kurve permintaan pada saat permintaan nol
C2
51
Gambar kurve permintaan
Siswa dapat menjelaskan gambar kurve permintaan
C2
52
91 Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi No. 1.
Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menjelaskan jual-beli barang di pasar
Bhn. Kls./ Smt.
Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan
I/2
6.1 Permintaan, Penawaran, dan Harga 6.1.2 Penawaran
Jenjang Kognitif
No. Soal
Materi
Indikator
Pelaku ekonomi
Siswa dapat menyebutkan pelaku ekonomi yang menawarkan barang
C1
1
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
Siswa dapat menyebutkan faktorfaktor yang mempengaruhi penawaran
C1
2
Hubungan kebutuhan akan uang dengan harga barang
Siswa dapat menghubungkan kebutuhan akan uang dengan harga barang
C3
3
Hukum penawaran
Siswa dapat menyatakan hukum penawaran
C1
4
Gambar kurve penawaran
Siswa dapat menggambarkan kurve penawaran dalam bentuk pernyataan
C3
5
Hubungan harga dengan penawaran
Siswa dapat menghubungkan harga dengan penawaran barang
C3
6
Gambar kurve penawaran
Siswa dapat menggambar kurve penawaran
C3
7
Ceteris paribus
Siswa dapat menyebutkan syarat berlakunya hukum penawaran
C1
8
92
No.
Tujuan Pembelajaran
Bhn. Kls./ Smt.
Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan
Materi
Indikator
Jenjang Kognitif C1
No. Soal
Faktor-faktor yang termasuk ceteris paribus
Siswa dapat menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran yang termasuk ceteris paribus
9
Gambar kurve penawaran
Siswa dapat menggambar kurve penawaran
C3
10
Gambar kurve penawaran
Siswa dapat menggambar kurve penawaran
C3
11
Syarat-syarat berlakunya hukum penawaran
Siswa dapat menyebutkan syaratsyarat belakunya hukum penawaran
C1
12
Hubungan keterampilan dengan penawaran
Siswa dapat menghubungkan keterampilan dengan penawaran
C3
13
Kurve penawaran
Siswa dapat menjelaskan kurve penawaran
C2
14
Kurve penawaran
Siswa dapat menjelaskan kurve penawaran
C2
15
Kurve penawaran
Siswa dapat menjelaskan pergerakan kurve penawaran
C2
16
Kurve penawaran
Siswa dapat menjelaskan pergerakan kurve penawaran
C2
17
Biaya produksi
Siswa dapat mendefinisikan biaya produksi
C1
18
93
No.
Tujuan Pembelajaran
Bhn. Kls./ Smt.
Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan 6.1.3 Proses terbentuknya Harga
Materi
Indikator
Jenjang Kognitif C1
No. Soal
Harga barang
Siswa dapat mendefinisikan harga barang
19
Pengertian nilai pakai
Siswa dapat mendefinisikan nilai pakai
C2
20
Pengertian nilai tukar
Siswa dapat mendefinisikan nilai tukar
C2
21
Harga keseimbangan
Siswa dapat menjelaskan terjadinya harga keseimbangan pasar
C2
22
Hubungan permintaan, harga dengan penawaran
Siswa dapat menghubungkan permintaan, harga, dengan penawaran
C3
23
Titik keseimbangan pasar
Siswa dapat mendefinisikan titik keseimbangan pasar
C1
24
Hubungan penawaran, harga, dengan permintaan
Siswa dapat menghubungkan penawaran, harga, dengan permintaan
C3
25
Harga keseimbangan pasar
Siswa dapat menunjukkan harga keseimbangan pasar
C3
26
Titik keseimbangan pasar
Siswa dapat menunjukkan titik keseimbangan pasar
C3
27
Harga keseimbangan pasar
Siswa dapat mendefinisikan harga keseimbangan pasar
C1
28
94
No.
Tujuan Pembelajaran
Bhn. Kls./ Smt.
Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan
Materi
Indikator
Jenjang Kognitif C3
No. Soal
Kurve keseimbang an pasar
Siswa dapat menggambar kurve keseimbangan pasar
29
Aspek-aspek yang mempengaruhi harga
Siswa dapat menyebutkan aspekaspek yang mempengaruhi harga
C1
30
Kurve keseimbangan pasar terjadi di pasar persaingan sempurna
Siswa dapat menjelaskan terjadinya kurve keseimbangan pasar
C2
31
Kurve keseimbangan pasar
Siswa dapat menjelaskan kurve keseimbangan pasar
C2
32
Pembeli dan penjual
Siswa dapat menyebutkan pelaku yang terlibat menciptakan keseimbangan pasar
C1
33
Hubungan biaya produksi dengan harga
Siswa dapat menghubungkan biaya produksi dengan harga
C3
34
Contoh nilai pakai
Siswa dapat memberikan contoh nilai pakai
C2
35
Contoh nilai tukar
Siswa dapat memberikan contoh nilai tukar
C2
36
c. Kalibrasi Instrumen Ada beberapa langkah yang dilakukan berkaitan dengan kalibrasi instrumen. Pertama, menyusun kisi-kisi tes. Kisi-kisi inventori strategi-strategi metakognitif
95 disusun berdasarkan konstruk teoretis yang diajukan. Setiap pernyataan memiliki empat alternatif jawaban yang berpedoman pada skala Likert yaitu sangat benar, benar, tidak benar, dan sangat tidak benar. Pernyataan-pernyataan di dalam kuesioner terdiri atas pernyataan positif dan negatif. Setiap pernyataan positif dibuat setara dengan pernyataan negatif. Untuk alternatif jawaban pernyataan positif yang dipilih siswa diberi skor sangat benar = 4, benar = 3, tidak benar = 2, dan sangat tidak benar = 1 sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor sangat benar = 1, benar = 2, tidak benar = 3, dan sangat tidak benar = 4. Pernyataan positif bernomor ganjil sedangkan pernyatan negatif bernomor genap. Untuk menghindari pengaruh respons pernyataan yang satu terhadap yang lainnya (response set score), penyajian pernyataanpernyataan dilakukan secara acak. Kisi-kisi tes pengetahuan awal dan hasil belajar berpedoman pada materi pelajaran ekonomi kelas I. Tes hasil belajar berisi materi pelajaran yang baru diajarkan, terdiri atas sub pokok bahasan penawaran dan proses terbentuknya harga sedangkan tes pengetahuan awal berisi materi pelajaran yang sudah diajarkan sebelumnya. Agar materi tes ini mencerminkan pengetahuan prasyarat yang memudahkan siswa dalam mempelajari pengetahuan baru, materi-materi tersebut dianalisis terlebih dahulu dengan cara membuat Analisis Materi Pelajaran (AMP) selama satu tahun pelajaran seperti yang tampak pada lampiran 1 (halaman 167-169) dan kemudian menganalisis TPK materi pelajaran baru. Hasil analisis ini dihubungkan dengan materi pelajaran yang diperlukan sebagai pengetahuan awal. Melalui cara ini, pokok bahasan dan sub pokok bahasan serta materi pelajaran dipilih untuk dijadikan bahan membuat tes.
96 Langkah kedua, melakukan praujicoba tes. Praujicoba dilakukan untuk mengetahui
pernyataan-pernyataan
dan
pertanyaan-pertanyaan
yang
belum
dimengerti siswa sekaligus untuk mengetahui validitas butir (item validity) dan reliabilitas (reliability) tes pada tahap awal. Langkah ketiga, mengkonsultasikan tes yang telah dibuat kepada dua orang pakar tes untuk mendapatkan penilaian profesional (professional judgement). Penilaian professional untuk strategi-strategi metakognitif diberikan oleh Prof Dr. Nyoman Dantes dan Dr. Wayan Koyan sedangkan untuk tes pengetahuan awal dan tes hasil belajar mata pelajaran ekonomi diberikan oleh Dr. Naswan Sudarsono, M.Pd. dan Dra. L. E. Tripalupi, M.Pd. Dengan langkah ini diharapkan validitas isi (content validity) tes menjadi baik. Langkah keempat, melaksanakan ujicoba tes. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas butir (item validity) dan reliabilitas (reliability) tes. Validitas butir dihitung dengan cara mengkorelasikan skor butir dengan skor total (item-total correlation) yang kemudian dikoreksi dengan rumus the correction of item total correlation for spurious overlep dari Guilford. Alasan digunakannya skor total sebagai kriteria adalah (a) kekaburan dan kelemahan masing-masing butir-butir tes akan dikompensasikan oleh butir-butir tes yang baik yang jumlahnya lebih banyak, dan (b) skor total adalah hasil pengukuran bersama oleh semua butir tes. Dengan cara ini butir tes yang lemah dibuang sehingga tes bentuk akhir akan benar-benar mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur oleh tes yang sedang diuji (Suryabrata, 2000:127). Isi dari korelasi ini sebenarnya daya pembeda tes yaitu kemampuan tes untuk membedakan kelompok yang kemampuannya tinggi dengan
97 yang rendah. Untuk tes pengetahuan awal dan tes hasil belajar menggunakan rumus korelasi point-biserial:
rpbi =
M p − Mq
σt
p
q (Guilford, 1956:303)
Keterangan: rpbi
= koefisien korelasi
Mp
= rata-rata skor subjek yang menjawab benar
Mq
= rata-rata skor subjek yang menjawab salah
σt p q
= simpangan baku skor total = proporsi jawaban yang benar terhadap semua jawaban = 1− p
Rumus ini digunakan karena skor butir berbentuk skor dikotomi. Koefisien korelasi yang dihasilkan biasanya bergerak dari 0 sampai 0,4. Menurut Nunnaly (dalam Naga,1992:79), butir tes yang memiliki koefisien korelasi di atas 0,2 sudah dianggap baik. Namun demikian, kita tetap berusaha memilih butir dengan koefisien korelasi yang paling tinggi dengan juga memperhatikan koefisien reliabilitas tes. Penghapusan butir tes akan berpengaruh terhadap koefisien reliabilitas tes. Seleksi butir tes juga dilakukan berdasarkan taraf kesukaran butir tes. Cara yang paling mudah dan umum untuk menghitung taraf kesukaran ini adalah dengan menggunakan skala rata-rata atau proporsi menjawab benar (proportion correct) yaitu jumlah peserta tes yang menjawab benar pada butir tes yang dianalisis dibandingkan dengan peserta tes seluruhnya. Walaupun ada beberapa kelemahan rumus ini, P
98 mempunyai peran penting dan harus dihitung karena ia merupakan rata-rata dari suatu distribusi skor kelompok dari suatu tes.
P=
∑B N
(Suryabrata, 2000:130).
Keterangan: P
= proporsi jawaban benar pada butir tes tertentu = banyaknya peserta tes yang menjawab benar
N
= jumlah peserta tes yang menjawab benar
∑B
Ada beberapa macam pendapat yang memberikan batasan berapa sebenarnya taraf kesukaran butir tes yang baik. Menurut Suryabrata (2002:70), tes diagnostik memerlukan rentang taraf kesukaran yang luas, barangkali 0,1 sampai 0,9. Jika tujuan tes adalah untuk menentukan kedudukan relatif individu dalam kelompoknya, misalnya ujian akhir semester, EBTA, dan sebagainya, memerlukan rentang taraf kesukaran yang relatif sempit, kira-kira 0,25 sampai 0,75 dan distribusinya normal sedangkan bila untuk keperluan seleksi yang ketat, seperti UMPTN, rentang taraf kesukarannya 0,2 sampai 0,8 dan distribusinya juling negatif. Atas pertimbangan ini dan agar butir-butir soal setara, butir-butir soal yang dipilih adalah butir-butir soal yang mempunyai taraf kesukaran 0,25 sampai 0,75. Dari susunan butir-butir tes yang sudah valid dan taraf kesukarannya telah memenuhi kriteria di atas, langkah selanjutnya menghitung reliabilitas tes dengan menggunakan rumus KR20. Rumus ini akan menghasilkan koefisien perkiraan yang baik apabila butir-butir tes setara. Tes dikatakan reliabel apabila koefisien
99 reliabilitasnya di atas 0,75 (Naga, 1992:129). Rumus ini dipilih karena skor tes dikotomi.
2 n σ t − ∑ pq rtt = σ t2 n − 1
(Guilford, 1954:380)
Keterangan: rtt n σ t2 p q
= koefisien reliabilitas = jumlah butir = varians total skor = proporsi jawaban benar untuk setiap butir tes = 1− p
Suatu butir tes dikatakan setara apabila varians skor amatannya sama dan komponen skor tulennya juga sama (Naga, 1992:131-132). Untuk itu pembuatan setiap butir tes memperhatikan dua hal: pertama, disamping tes harus unidimensi, bahan, topik, atau subtopik yang ditanyakan oleh setiap butir tes harus sama. Kedua, keanekaragaman butir-butir tes (taraf kesukaran butir dan daya pembeda butir) juga harus sama. Proses seleksi pernyataan strategi-strategi metakognitif berpedoman pada dua kriteria: (1) distribusi jawaban, dan (2) daya pembeda pernyataan. Pernyataanpernyataan yang memenuhi syarat adalah pernyataan yang semua alternatif jawabannya terisi dan yang distribusi jawabannya bermodus tunggal. Daya pembeda diuji dengan menggunakan rumus item-total correlation yang kemudian dikoreksi dengan rumus the correction of item total correlation for spurious overlep dari
100 Guilford. Rumus korelasi yang digunakan adalah korelasi product moment karena skor butir tes berbentuk polikotomi.
rxy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X
2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
}
(Guilford, 1956:140) Keterangan: X Y
= skor butir tes = total skor
Pernyataan dianggap valid, apabila mempunyai koefisien korelasi di atas 0,2 sesuai dengan pendapat Nunnaly (dalam Naga, 1992:79). Namun demikian, kita tetap berusaha memilih butir dengan koefisien korelasi yang paling tinggi dengan juga memperhatikan koefisien reliabilitas tes. Penghapusan butir tes akan mempengaruhi koefisien reliabilias tes. Pernyataan-pernyataan yang tidak memenuhi kriteria-kriteria di atas dibuang sedangkan yang memenuhi kriteria disusun kembali dan selanjutnya dihitung koefisien reliabilitasnya. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas adalah rumus Spearman-Brown. Rumus ini memerlukan koefisien korelasi belahan ganjil dengan genap dalam perhitungannya.
r 22 =
2rtt 1 + rtt (Guilford, 1954:354)
101 Keterangan: r22 rtt
= koefisien reliabilias keseluruhan tes = koefisien korelasi antara kedua belahan
Rumus ini digunakan karena tes terdiri dari dua belahan yang setara yaitu belahan bernomor ganjil dan belahan bernomor genap. Kuesioner dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitasnya di atas 0,75 (Naga,1992:129). Kesetaraan varians belahan bernomor ganjil dengan genap diuji dengan rumus F Fisher-Snedecor.
F=
2 S gn
S gj2 (Naga, 1992:139)
Keterangan: 2 S gn
= varians belahan genap
S gj2
= varians belahan ganjil
Semua perhitungan analisis psikometrik di atas dihitung dengan menggunakan program SPSS 10.0, EXCEL for WINDOWS dan ANATES. d. Hasil Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen penelitian ini dilakukan pada siswa kelas I SLTP Negeri 4 Banyuwangi. Dengan pertimbangan, kemampuan kognitif antara siswa SLTP Negeri 4 Banyuwangi dengan siswa SLTP Negeri 2 Banyuwangi relatif sama. Hal ini bisa dilihat dari input NEM SD pada saat penerimaan siswa baru. Analisis komputer dengan program SPSS 10.0 menunjukkan ada 21 butir pernyataan yang tidak valid (lihat lampiran 3a halaman 172-174). Dari ke-21 butir
102 ini, ternyata ada yang berpasangan dengan butir-butir pernyataan lain yang sesungguhnya valid yaitu sebanyak 7 butir sehingga butir-butir ini juga harus dibuang. Ketujuh butir pernyataan ini adalah butir nomor 2, 8, 14, 37, 44, 55, 61, sehingga secara keseluruhan butir-butir pernyataan di dalam kuesioner ini tinggal 60 butir dari 88 butir yang diujicobakan yaitu 30 butir pernyataan positif dan 30 butir pernyataan negatif. Reliabilitas alpha butir-butir pernyataan positif sebesar 0,75 dan yang negatif sebesar 0,84. Koefisien reliabilitas Spearman-Brown kedua belahan kuesioner ini juga cukup baik yaitu 0,83 (lihat lampiran 3b halaman 175). Perbedaan varians belahan ganjil dengan genap tidak signifikan pada taraf signifikansi 5% di mana F = 1,46 (lihat lampiran 3c halaman 176) sehingga kedua belahan ini setara. Hanya ada satu butir tes pengetahuan awal yang taraf kesukarannya tidak sesuai dengan kriteria yaitu butir nomor 4 (lihat lampiran 4a halaman 178-179). Dari 55 butir tes yang diujicobakan, ada 3 butir tes yang dibuang karena validitasnya rendah (lihat lampiran 4b halaman 180-181). Butir nomor 4 tidak dibuang karena validitasnya tinggi walaupun taraf kesukarannya 0,21. Dengan demikian butir-butir tes pengetahuan awal tinggal 53 butir. Tes ini memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,89 (lihat lampiran 4c halaman 182) sehingga cukup reliabel. Ada 43 butir tes hasil belajar mata pelajaran ekonomi yang diujicobakan. Dari ke-43 butir ini, hanya ada satu butir yang taraf kesukarannya di luar 0,25 – 0,75 yaitu butir nomor 32 (lihat lampiran 5a halaman 183). Walaupun demikian, butir ini tidak dibuang karena validitasnya masih memenuhi kriteria dan apabila dibuang, reliabilitas tes akan terpengaruh karena pada ujicoba tes ini, banyak butir tes yang dibuang karena tidak valid. Butir-butir tes yang dibuang karena tidak valid adalah
103 butir nomor 2, 4, 9, 14, 18, 26, dan 43 sehingga tes hasil belajar mata pelajaran ekonomi tinggal 36 butir tes (lihat lampiran 5b halaman 185-186). Dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,79, tes ini cukup reliabel (lihat lampiran 5c halaman 187). F. Metode Analisis data Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Analisis jalur dilakukan dengan menggunakan structural equation modelling (SEM). SEM biasanya dikenal dengan beberapa nama seperti analisis struktural kovarians, analisis variabel laten, analisis faktor konfirmatori, dan analisis LISREL. Umumnya SEM memiliki dua karakteristik: (1) estimasi
multi-hubungan
dan
saling
keterhubungan,
dan
(2)
kemampuan
menggambarkan konsep yang tidak bisa diamati dalam kerangka hubungan-hubungan ini dan memperhatikan kekeliruan pengukuran di dalam proses estimasi (Hair et al, 1998:584). Analisis jalur (path analysis) adalah bentuk analisis multi-regresi. Analisis ini berpedoman pada diagram jalur untuk membantu konseptualisasi masalah atau menguji hipotesis yang kompleks. Dengan cara ini, dapat dihitung hubungan langsung dan tidak langsung dari variabel-variabel bebas terhadap variabel-variabel terikat. Hubungan ini tercermin dalam koefisien jalur (path coefficient) yang sesungguhnya ialah koefisien regresi yang telah dibakukan (Kerlinger, 2002:990). Menurut Dillon dan Goldstein (1984:438), agar analisis jalur efektif ada enam asumsi yang harus dipenuhi: (1) hubungan-hubungan di antara variabel bersifat linier dan aditif; (2) kekeliruan yang satu tidak berkorelasi dengan yang lain; (3) harus ada
104 model rekursif; (4) data variabel penelitian berskala interval; (5) variabel-variabel yang diamati diukur tanpa kekeliruan; dan (6) model-model hubungan mencerminkan kekhususan model. Hair et al (1998:592) menyatakan ada tujuh langkah di dalam SEM: (1) mengembangkan model secara teoretis; (2) membuat diagram jalur hubunganhubungan kausal; (3) memaknai diagram jalur ke dalam model-model struktural dan pengukuran; (4) memilih jenis matriks input dan memgestimasi model yang telah dibangun; (5) menilai model struktural; (6) kelayakan model; dan (7) menjelaskan dan memodifikasi model. Untuk langkah satu dan dua telah dijelaskan pada BAB II dan BAB III. Berdasarkan gambar 3.1 (halaman 78), ada satu variabel eksogenus dan tiga variabel endogenus. Oleh karena itu ada empat rumus analisis jalur yang mencerminkan model struktural penelitian ini.
x1 = e X1 x2 = e X 2 y1 = ρ Y1 X1 x1 + ρ Y1 X 2 x 2 + eY1 y 2 = ρ Y2 X 1 x1 + ρ Y2 X 2 x 2 + ρ Y2Y1 y1 + eY2 (Dillon dan Goldstein, 1984:439) Model-model pengukuran keempat variabel penelitian ini telah dijelaskan pada subbab Metode Pengumpulan Data dan Instrumen. Data masukan untuk perhitungan SEM berupa matriks korelasi atau varianskovarians. Oleh karena itu asumsi selanjutnya yang dideskripsikan adalah
105 independensi observasi-observasi, keacakan sampel, ketiadaan data, outliers, dan normalitas data. Untuk mengurangi kekeliruan pengukuran, pengambilan dan pengukuran sampel ditentukan berdasarkan kriteria tertentu seperti yang telah dideskripsikan di dalam subbab sampling. Penilaian terhadap model struktural yang diajukan berpedoman pada matriks kovarians atau korelasi dan jumlah koefisien yang diestimasi. Penilaian kelayakan dilakukan terhadap kekeliruan estimasi, keseluruhan model, model pengukuran, dan model struktural. Langkah terakhir adalah menjelaskan dan memodifikasi model sesuai dengan teori yang diajukan. Ada lima asumsi penelitian yang akan dijelaskan. 1. Data Hilang (Missing Data) Data hilang (missing data) diperbaiki dengan cara mengganti sampel yang hilang (case substitution). Menurut Hair et al (1998:53), case substitution adalah metode memperbaiki data hilang dengan cara memilih kembali observasi-observasi yang belum terpilih sebagai sampel. Pemilihan anggota populasi yang belum menjadi sampel penelitian, sebagai pengganti sampel yang hilang, dilakukan secara acak dengan program SPSS 10.0. 2. Data Ekstrem (outlier) Pada dasarnya data ekstrem tidak bisa dikatakan bermanfaat atau bermasalah bagi keperluan analisis data penelitian. Keberadaannya harus dilihat sebagai bagian analisis (Hair et al, 1998:64). Penentuan data ekstrem dilakukan dengan deteksi univariat. Simpangan baku yang dijadikan patokan sebesar ± 3,0.
106 3. Normalitas Data Metode-metode statistik multivariat memerlukan asumsi normalitas data baik normalitas univariat maupun normalitas multivariat. Normalitas univariat lebih mudah diuji daripada normalitas multivariat. Jika sebuah variabel normal multivariat, variabel itu juga akan normal univariat. Tetapi tidak sebaliknya, jika beberapa variabel normal univariat, belum tentu normal multivariat. Akan tetapi bila semua variabel yang diteliti normal univariat, normalitas multivariat akan lebih mudah didapatkan walaupun hal ini tidak menjamin (Hair et al, 1998:71). Oleh karena itu normalitas data yang diuji dalam penelitian ini adalah normalitas univariat. Rumus yang digunakan adalah rumus khi kuadrat. Sebuah data dikatakan normal apabila khi kuadrat yang dihitung lebih kecil dari khi kuadrat tabel.
( f − f e )2 χ2 = ∑ o fe (Guilford, 1956:241) Keterangan: f o = frekuensi empirik f e = frekuensi harapan 4. Kolinieritas Pada dasarnya kolinieritas merupakan korelasi antara dua variabel bebas. Uji ini perlu dilakukan untuk mengetahui kekuatan prediktif (predictive power) variabelvariabel independen terhadap variabel dependen (Hair et al, 1998:156). Oleh karena itu uji kolinieritas dapat menggunakan koefisien korelasi sebagai patokan. Di
107 samping itu, uji kolinieritas dapat juga menggunakan koefisien determinasi dan koefisien korelasi parsial. Cara yang terakhir ini akan digunakan untuk menguji kolinieritas dalam penelitian ini. Rumus koefisien determinasi untuk dua prediktor:
R y21, 2 =
a1Σx1 y + a 2 Σx 2 y Σy 2 (Hadi, 1995:25)
Keterangan: R y21, 2
= koefisien determinasi
a1 a2 Σx1 y Σx 2 y Σy 2
= koefisien prediktor X1 = koefisien prediktor X2 = jumlah produk antara X1 dengan Y = jumlah produk antara X2 dengan Y = jumlah kuadrat kriterium Y
Rumus korelasi parsial jenjang pertama:
ry1− 2 = ry 2−1 =
ry1 − (ry 2 )(r12 )
(1 − r )(1 − r ) r − (r )(r ) (1 − r )(1 − r ) 2 y2
y2
2 12
y1
2 y1
12
2 12
(Hadi, 1995:48) Keterangan: ry1− 2
= koefisien korelasi Y dengan X1, dikontrol dengan X2
ry 2−1
= koefisien korelasi Y dengan X2, dikontrol dengan X1
108 Nirkolinieritas terjadi apabila koefisien determinasi sangat signifikan dan semua korelasi parsial juga signifikan. 5. Linieritas Hubungan Agar tidak terjadi underestimation dalam perhitungan analisis jalur, setiap hubungan variabel yang dianalisis harus memiliki hubungan yang linier. Linieritas hubungan dihitung dengan cara menguji signifikansi perbedaan antara korelasi linier dengan korelasi kudratik yaitu beda R2 dari regresi ke-2 dengan R2 dari regresi ke-1. Selanjutnya, perbedaan ini diuji dengan harga F dalam sumber perbedaan tersebut. Jika harga p beda melewati taraf signifikansi 5%, beda dinyatakan signifikan. Sebaliknya, jika harga p beda lebih kecil dari taraf signifikansi 5%, beda dinyatakan tidak signifikan. Apabila perbedaan tidak signifikan, derajat hubungan yang dipakai adalah derajat hubungan yang lebih rendah misalnya derajat hubungan linier. Apabila dari perbandingan regresi linier (derajat ke-1) dengan regresi kuadratik (derajat ke-2) diperoleh hasil beda yang signifikan maka analisis selanjutnya akan dilakukan dengan membandingkan antara regresi kuadratik dengan regresi kubik (derajat ke-3). Apabila tidak signifikan lagi, analisis akan dilajutkan dengan membandingkan regresi kubik (derajat ke-3) dengan regresi kuartik (derajat ke-4). Begitu seterusnya.