BAB IV KAJIAN OBJEK PENELITIAN
IV.1 Sejarah Objek Wisata IV.1.1 Sejarah Pulau Bangka Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari dua pulau besar terdiri dari Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil. Sebelum Kapitulasi Tutang terjadi di Pulau Bangka dan Pulau Belitung yang merupakan daerah taklukan dari Kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan Mataram. Setelah itu, Bangka Belitung menjadi daerah jajahan Inggris dan kemudian dilaksanakan serah terima kepada pemerintah Belanda yang diadakan di Muntok pada tanggal 10 Desember 1816. Pada masa penjajahan Belanda telah terjadi perlawanan tiada henti yang dilakukan oleh Depati Barin kemudian dilanjutkan oleh puteranya yang bernama Depati Amir dan berakhir dengan pengasingan ke Kupang, Nusa Tenggara Timur oleh Pemerintahan Belanda. Selama masa penjajahan tersebut banyak sekali kekayaan yang berada di pulau ini diambil oleh penjajah.
Sekarang ini provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah ditetapkan sebagai provinsi ke-31 oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang No. 27 Tahun 2000 tentang pembentukan provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang sebelumnya merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan. Ibukota provinsi ini adalah kota Pangkalpinang.
Cerita tentang latar belakang sejarah kemerdekaan merupakan hal yang menarik dimana terdapat penjelasan tentang asal mula sejarah Indonesia. Hal ini
50
bermula pada para pendiri bangsa Indonesia terdahulu ternyata sempat dibuang ke Pulau Bangka. Bung Karno dan Bung Hatta serta kawan-kawan pejuang lainnya sempat menjalani hidup sebagai orang buangan di kota Muntok. Jejak perjuangan mereka masih terekam kuat di kalangan masyarakat dengan kehadiran dua bangunan bersejarah yaitu Wisma Ranggam dan Pesangrahan Menumbing. Di dua bangunan ini pengunjung dapat melihat peninggalan seperti kamar bekas Bung Karno serta mobil yang sering digunakannya ketika berada di Bangka. Untuk melihat perkembangan penambangan timah terdapat museum Timah di Pangkalpinang dan Museum Geologi di Belitung yang juga menghadirkan koleksi aneka senjata dan budaya Belitung.
IV.1.2 Sejarah Pulau Bangka Pulau Bangka pernah dihuni oleh orang Hindu pada abad ke-7 yang di taklukan pada masa Kerajaan Sriwijaya. Demikian pula kerajaan Majapahit dan Mataram tercatat sebagai kerajaan yang pernah menguasai Pulau Bangka. Pada masa itu pulau Bangka baru mendapat sedikit perhatian, meskipun letaknya yang strategis ditengah alur lalu lintas setelah orang Asia maupun Eropa datang ke Indonesia untuk menemukan rempah-rempah. Kurangnya perhatian dari para bajak laut yang menimbulkan penderitaan bagi penduduknya.
Sultan Johor dengan sekutunya Sutan dan Raja Alam Harimau Garang telah melakukan tugasnya dengan baik, juga mengembangkan Agama Islam ditempat kedudukannya masing-masing Kotawaringin dan Bangkakota. Hal ini tidak berlangsung lama, kemudian kembali menjadi sarang kaum bajak laut.
51
Karena merasa dirugikan dengan dirampasnya kapal maka Sultan Banten mengirimkan Bupati Nusantara untuk membasmi bajak laut tersebut. Kemudian Bupati Nusantara untuk beberapa lama memerintah Bangka dengan gelar Raja Muda. Setelah Bupati Nusantara wafat, kekuasaan jatuh ketangan putri tunggalnya dan karena putrinya ini dikawinkan dengan Sultan Palembang yakni Abdurrachman (1659-1707) dengan sendirinya pulau Bangka menjadi bagian dari Kesultanan Palembang. Pada tahun 1707 Sultan Abdurrachman wafat, dan dia digantikan oleh putranya Ratu Muhammad Mansyur (1707-1715).
Namun Ratu Anum Kamaruddin adik kandung Ratu Muhammad Mansyur kemudian mengangkat dirinya sebagai Sultan Palembang, menggantikan abangnya (1715-1724), walaupun abangnya telah berpesan sebelum wafat, supaya putranya Mahmud Badaruddin menyingkir ke Johor dan Siantan, sekalipun secara formal sudah diangkat juga rakyat menjadi Sultan Palembang. Tetapi pada tahun 1724 Mahmud Badaruddin dengan bantuan Angkatan Perang Sultan Johor merebut kembali Palembang dari pamannya.
Kekuasaan atas pulau Bangka selanjutnya diserahkan oleh Mahmud Badaruddin kepada Wan Akup, yang sejak beberapa waktu telah pindah dari Siantan ke Bangka bersama dua orang adiknya Wan Abduljabar dan Wan Serin. Kemudian atas dasar Konversi London tanggal 13 Agustus 1814, Belanda menerima kembali dari Inggris daerah-daerah yang pernah didudukinya ditahun 1803 termasuk beberapa daerah Kesultanan Palembang. Serah terima dilakukan antara M.H. Court (Inggris) dengan K. Heynes (Belanda) di Mentok pada tanggal 10 Desember 1816.
52
Berbagai hal baik kecurangan, pemerasan, pengurasan maupun pengangkutan hasil timah yang tidak menentu telah dilakukan oleh VOC dan Inggris (EIC) akhirnya hilang sudah kesabaran rakyat. Apalagi setelah kembali kepada Belanda yang telah mengali timah dan tidak memikirkan masyarakat. Akhirnya muncul perang gerilya yang dilakukan di Musi Rawas untuk melawan Belanda, juga telah membangkitkan semangat perlawanan rakyat di Pulau Bangka dan Belitung. Maka pecahlah pemberontakan selama bertahun-tahun rakyat Bangka mengadakan perlawanan dan berjuang mati-matian untuk mengusir Belanda dari daerahnya. Hal ini dibawah pimpinan Depati Merawang, Depati Amir, Depati Bahrin, dan Tikal serta lainnya.
Kemudian istri Mahmud Badaruddin yang karena tidak serasi berdiam di Palembang diperkenankan suaminya menetap di Bangka dimana disebutkan bahwa istri Sultan Mahmud ini adalah anak dari Wan Abduljabar. Sejarah menyebutkan bahwa Wan Abduljabar adalah putra kedua dari abdulhayat seorang kepercayaan Sultan Johor untuk pemerintahan di Siantan, Abdulhayat ini semula adalah seorang pejabat tinggi kerajaan Cina bernama Lim Tau Kian, yang karena berselisih paham lalu melarikan diri ke Johor dan mendapat perlindungan dari Sultan. Ia kemudian masuk agama Islam dengan sebutan Abdulhayat, karena keahliannya diangkat oleh Sultan Johor menjadi kepala Negeri di Siantan.
Sekitar tahun 1709 diketemukan timah yang mulanya digali di Sungai Olin di Kecamatan Toboali oleh orang-orang johor atas pengalaman mereka di semenanjung Malaka. Dengan adanya timah ini maka mulailah pulau Bangka disinggahi oleh segala macam perahu dari Asia maupun Eropa. Perusahaan-perusahaan penggalian
53
timah pun semakin maju, sehingga Sultan Palembang mengirimkan orang-orangnya ke Semenanjung Negeri Cina untuk mencari tenaga-tenaga ahli yang kian terasa sangat diperlukan.
Pada tahun 1717 mulai diadakan perhubungan dagang dengan VOC untuk penjualan timah. Dengan bantuan kompeni ini, Sultan Palembang berusaha membasmi bajak laut dan penyelundupan timah. Pada tahun 1755 pemerintah Belanda mengirimkan misi dagangnya ke Palembang yang dipimpin oleh Van Haak, yang bermaksud untuk meninjau hasil timah dan lada di Bangka. Pada sekitar tahun 1722 VOC mengadakan perjanjian yang mengikat dengan Sultan Ratu Anum Kamaruddin untuk membeli timah monopoli, dimana menurut laporan Van Haak perjanjian antara pemerintah Belanda dan Sultan Palembang berisi : •
Sultan hanya menjual timahnya kepada kompeni
•
Kompeni dapat membeli timah sejumlah yang diperlukan
Sebagai akibat perjanjian inilah kemudian banyak timah hasil pulau Bangka dijual dengan cara diselundupkan. Selanjutnya tahun 1803 pemerintah Belanda mengirimkan misi lagi yang dipimpin oleh V.D. Bogarts dan Kapten Lombart, yang bermaksud mengadakan penyelidikan dengan seksama tentang timah di Bangka.
Perjanjian Tuntang pada tanggal 18 September 1811 telah membawa nasib lain bagi pulau Bangka. Pada tanggal itu ditandatanganilah akta penyerahan dari pihak Belanda kepada pihak Inggris telah takluk menjadi jajahan Inggris. Raffles mengirimkan utusannya ke Palembang untuk mengambil alih Loji Belanda di Sungai Aur, tetapi mereka ditolak oleh Sultan Mahmud Badaruddin II, karena kekuasaan
54
Belanda di Palembang sebelum kapitulasi Tuntang sudah tidak ada lagi. Raffless merasa tidak senang dengan penolakan Sultan dan tetap menuntut agar Loji Sungai Aur diserahkan, juga menuntut agar Sultan menyerahkan tambang-tambang timah di pulau Bangka dan Belitung.
Pada tanggal 20 Maret 1812 Raffles mengirimkan Ekspedisi ke Palembang yang dipimpin oleh Jendral Mayor Roobert Rollo Gillespie. Namun Gillespie gagal bertemu dengan Sultan lalu Inggris mulai melaksanakan politik "Devide et Impera"nya. Gillespie mengangkat Pangeran Adipati sebagai Sultan Palembang dengan gelar Sultan Ahmad Najamuddin II (tahun 1812). Sebagai pengakuan Inggris terhadap Sultan Ahmad Najamuddin II dibuatlah perjanjian tersendiri agar pulau Bangka dan Belitung diserahkan kepada Inggris. Dalam perjalanan pulang ke Betawi lewat Mentok oleh Gillespie, kedua pulau itu diresmikan menjadi jajahan Inggris dengan diberi nama "Duke of Island" (20 Mei 1812).
IV.1.3 Tinjauan tentang Pulau Bangka Pulau Bangka merupakan sebuah pulau yang terletak di sebelah timur Sumatra (Indonesia) dan termasuk dalam wilayah provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Luas Pulau Bangka adalah 11.693.54 km2 dengan populasi penduduk pada 2004 berjumlah 789.809 jiwa. Bangka mempunyai arti yaitu "sudah tua" atau "sangat tua" yang diterjemahkan menurut bahasa sehari-hari masyarakat Bangka. Definisi pulau Bangka dari arti itu menjadi "pulau yang sudah tua". Pulau Bangka dikenal dengan banyaknya kandungan bahan galian. Bahan galian ini tidak lain adalah mineral yang terjadi oleh proses alam yang terjadi pada berjuta-juta tahun lamanya. Salah satu mineral yang digali adalah bahan galian timah. Timah juga merupakan arti
55
kata Bangka yang berasal dari kata "wangka". Sering kali pulau Bangka ini disebut dengan Pulau Timah dikarenakan bunyi bahasa yang berubah sehingga masyarakat memanggilnya dengan Pulau Bangka atau Pulau Timah. Berdasarkan cerita masyarakat yang ada bahwa Pulau Bangka tidak mempunyai penduduk asli dimana semua penduduk adalah pendatang yang diberi nama suku sekak.
Masyarakat pulau Bangka masih menganut animisme. Sekarang ini telah masuk bangsa melayu dari daratan malaka dengan membawa agama Islam yang telah berkembang sampai sekarang. Pulau Bangka juga memiliki beberapa kabupaten/kota ibukota yang terdiri dari :
Tabel 4.1 KABUPATEN/KOTA IBUKOTA di PULAU BANGKA Kabupaten/ kota
Bangka Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan
Ibu Kota
Luas Wilayah
Kecamatan
Desa
Kelurahan
Penduduk
Sungailiat
2,950.68
8
0
9
231,793
Mentok
2,890.61
5
3
4
140,323
Koba
2,155.77
4
9
1
129,469
Toboali
3,607.08
5
5
3
147,039
89,40
5
35
147,039
11,693.54
27
52
789,809
Pangkal
Pangkal
Pinang
pinang
Total
5
97
Sumber : Data BPS Provinsi Bangka – Belitung 2004
56
Gambar 4.1 Lambang Kabupaten Bangka
Sumber : Website Bangka government
IV.1.4 Tinjauan tentang Kabupaten Bangka Objek penelitian yang diteliti merupakan kabupaten Bangka. Kabupaten Bangka adalah salah satu daerah tingkat II di provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Batas wilayah kabupaten Bangka meliputi 4 bagian, yaitu: 1. Utara terletak pada Laut Natuna 2. Selatan terletak pada kota Pangkal Pinang dan kabupaten Bangka Tengah 3. Barat terletak pada kabupaten Bangka Barat, Selat Bangka dan Teluk Kelabat 4. Timur terletak pada Laut Natuna
Sungailiat adalah ibu kota dari Kabupaten Bangka provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sungailiat merupakan salah satu kota terbersih di Indonesia, 57
terbukti dengan telah dua kali meraih penghargaan Adipura pada tahun 1997 dan tahun 2005. Motto kota ini adalah "BERTEMAN" yang merupakan singkatan dari Bersih, Tertib dan Aman. Sungailiat juga merupakan tujuan wisata di Bangka Belitung. Beberapa tempat wisata dikota Sungailiat antara lain adalah pantai Parai, pantai Teluk-Uber, pantai Matras , pantai Batu Berdaun, permandian air panas Pemali. Kota Sungailiat yang saat ini menjadi ibukota Kabupaten Bangka akan dinaikkan menjadi kotamadya dan kecamatan menggunakan kota Sungailiat. Pusat pemerintahan akan diarahkan ke kota Belinyu.
IV.1.4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Bangka terletak di Pulau Bangka dengan luas wilayah lebih kurang 2.950,68 Km2 atau 295.068 Ha. Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai sarana transportasi dan belum bermanfaat untuk pertanian dan perikanan karena para nelayan karena para nelayan lebih cenderung mencari ikan ke laut.
Pada dasarnya di Daerah Kabupaten Bangka tidak ada danau alam, hanya ada bekas penambangan bijih timah yang luas hingga menjadikannya seperti danau buatan yang disebut kolong.
Di kawasan daerah ini di hutan terdapat binatang liar seperti rusa, beruk, monyet, lutung, babi, tringgiling, napuh, musang, murai, tekukur, pipit, kalong, elang, dan ayam hutan. Sedangkan tumbuhan hutan terdapat beraneka ragam kayu seperti kayu ramin, meranti, kapuk, jelutung, pulai, gelam, bitanggor, meranti rawa, cempedak air, mahang, dan bakau.
58
Tabel 4.2 Jumlah Tamu Asing dan Domestik yang Datang Menurut Kecamatan dan Klasifikasi Hotel di Kabupaten Bangka Tahun 2008 Klasifikasi Hotel
Kecamatan
(1)
Jumlah
Berbintang
Melati
(2)
(3)
(4)
-
1 340
1 340
1.
Belinyu
2.
Sungailiat
19 818
21 493
41 311
3.
Merawang
-
1 080
1 080
4.
Mendo Barat
-
850
850
2008
19 818
24 763
44 581
2007 2006 2005 2004
8 899
21 479
30 378
28 535 23 146
10 575 9 061
39 110 32 207
Jumlah
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangka Kondisi : Tidak termasuk Hotel Parai
IV.1.4.2 Visi dan Misi Kabupaten Bangka Sebagai bentuk upaya untuk melaksanakan Good Government yakni prinsip yang digunakan Pemerintahan Bangka Belitung adalah manajemen yang telah menyempurnakan visi dan misi pemerintahan setempat, sebagai berikut: Visi Visi pemerintahan adalah menjadikan Pulau Bangka sebagai Pulau idaman dengan ideal dalam pelayanan, amanah dalam pemerintahan, dan anti terhadap kemiskinan.
59
Misi Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan pula misi pemerintahan yaitu: a. Mewujudkan pelayanan sosial dasar yang prima b. Meningkatkan pelayanan dasar penunjang c. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat d. Mewujudkan pelayanan prima bidang perizinan dan non perizinan e. Meningkatkan penggalian sumber-sumber penerimaan.
Adapun sasaran grand strategi yang dilakukan guna mencapai visi, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, membangun infrastruktur yang handal, mewujudkan pemerintahan yang amanah, mengelola sumber daya alam secara optimal, dan menumbuh-kembangkan ekonomi rakyat.
IV.1.4.3 Jumlah Wisatawan Kabupaten Bangka Kabupaten Bangka merupakan potensi wisata yang cukup menarik seperti pantai, air panas, peninggalan sejarah, batu berlubang dan gunung/perbukitan. Sebagai penunjang kegiatan kepariwisataan Kabupaten Bangka terdapat 16 sarana hotel dan akomodasi yang terdiri dari 3 hotel berbintang dan 13 hotel/penginapan Melati.
Pada tahun 2011 para wisatawan mancanegara yang datang dan melapor ke Kantor Imigrasi Pangkalpinang sebanyak 85 orang yang berasal dari, RRC 41 orang, Malaysia 6 orang, Singapura 1 orang dan Thailand 37 orang.
60
IV.2 Struktrur Organisasi Kabupaten Bangka Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kepala Dinas Sekretaris
Sub Bagian
Bidang Kebudayaan
Bidang Objek dan Sarana Wisata
Sub Bagian
Bidang Pengembangan Destinasi Wisata
Sub Bagian
Bidang Pemasaran Pariwisata
Sumber : Website www.bangka.go.id
Struktur organisasi bagian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka. Pada Struktur ini terlihat jelas bahwa Bidang Pemasaran Pariwisata berada di bawah naungan oleh Kepala Dinas. Sedangkan struktur lembaga Eksekutif dan lembaga Legislatif sebagai berikut: LEMBAGA EKSEKUTIF 2008-2013 Bupati
: H. Yusroni Yazid, SE
Wakil Bupati
: Nurhidayat Rani
Sekretaris Daerah
: Ir. H. Tarmizi H. Saat, MM
LEMBAGA LEGISLATIF 2009-2014 Ketua DPRD
: Parulian, SIp
Wakil Ketua DPRD I : Rendra Basari, BSc Wakil Ketua DPRD II : KMS. H. Herman Susilo
61
IV.3 Program Agenda Kebudayaan dan Pariwisata Salah satu bentuk program promosi yang telah dilakukan oleh pemerintahan Bangka Belitung adalah “Visit Bangka Belitung Archipelago 2010”. Pemerintah melakukan program tersebut guna mempercepat pengembangan pariwisata di pulau Bangka Belitung. Program tersebut adalah program yang dipandang akan mampu mempercepat, memperkuat dan mempertegas dalam tatanan pergaulan regional, nasional bahkan internasional. Program Visit Bangka Belitung Archipelago 2010 ini merupakan langkah awal dan program antara menuju Bangka Belitung yang.
Gambar 4.3 Logo Visit Bangka Belitung Archipelago 2010
Sumber : Website www.babelprov.go.id
Program agenda ini merupakan salah satu bentuk promosi yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan ketertarikan wisatawan untuk turut serta dalam acara kebudayaan di Kabupaten Bangka. Adapun beberapa acara kegiatan promosi yang dilakukan pada tahun 2011 ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
62
Tabel 4.3 Agenda Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2011 No
Event Pariwisata
.
Waktu
Tempat
1.
Festival Ceria Imlek
Februari
Sungailiat
2.
Upacara Adat Rebo Kasan
Februari
Desa Air Anyir Kec.
3.
Festival Seni Budaya Islam (Maulid Nabi)
Februari
4.
Upacara Adat Nujuh Jerami
Februari
5.
Lomba Cipta Lagu Daerah, Musik Kreatif dan
April-Mei
Menyanyi (HUT Kota)
2011
6.
Pengelaran Kesenian Tk. Kabupaten
Juni
7.
Atraksi Seni
8.
Bulan 3,5, 6,10,11
Pengelaran Kesenian Tk. Provinsi (Festival Serumpun Sebalai)
Desa Kemuja Kec. Mendo Barat Kec. Belinyu Kec. Sungailiat Kec. Sungailiat Kec. Sungailiat
Juli
Pangkalpinang
9.
Upacara Adat Mandi Belimau
Juli
Kec. Merawang
10.
Pengelaran Kesenian Prestasi Daerah
Juli
Bandung/ Pov.Riau
Bulan 11.
Atraksi Seni Budaya Daerah
1,3,5,6,7,9,10
Kec. Sungailiat
,11 12.
Gebyar Sepintu Sedulang
September
Kec. Sungailiat
13.
Festival Seni Budaya Islam (Muharam)
November
Kec. Kenanga
November
Pangkalpinang
14.
15.
Festival Campak, Dambus, Rebana, dan Rudat Pemilihan Bujang Ke’Miak Tingkat Kabupaten
April dan Mei
16.
Pemilihan Bujang Dayang Tingkat Provinsi
17.
Sungailiat
Oktober
Pangkalpinang
Pemilihan Putri Bangka Belitung
Juli
Pangkalpinang
18.
Pameran Gebyar Wisata
Mei
Jakarta
19.
Pameran Serumpun Sebalai
November
Pangkalpinang
20.
Pameran Babel Expo
Oktober
Pangkalpinang
21.
Pameran Sail Indonesia
Oktober
Belitung
Sumber : Website www.bangka.go.id 63