92
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM PENDIDIKAN DAN PEMBINAAN SANTRI PPMI ASSLAAM A. Profil Lulusan PPMI Assalaam 1.
Kemampuan Dasar Santri Pada awal berdirinya PPMI Assalaam, budaya pesantren didesain oleh
para pendiri pesantren mengacu pada landasan agama, arah pembangunan nasional, cita-cita luhur pendiri, best practice pesantren lain, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamis. Selanjutnya seiring perjalanan waktu melalui proses alami terbentuk budaya pesantren yang tercermin dari kegiatan-kegiatan positip yang oleh para pengasuh dirasa tepat untuk diterapkan dalam proses pendidikan, utamanya pembentukan karakter santri di PPMI Assalaam. Berdasarkan nilai Keassalaaman, maka setiap santri PPMI Assalaam yang menempuh proses pendidikan diharapkan mampu memiliki kemampuan dasar yang meliputi: Pertama, Berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini mengandung pengertian bahwa santri mampu meelajari, memahami dan menguasai sains dan teknologi serta ilmu kekinian dalam rangka memperjuangkan kepentingan Islam dan kaum muslimin. Ilmu pengetahuan juga menjadi dasar bagi kegiatan ibadah dan amal shaleh. Berilmu pengetahuan yang luas dapat
92
93
menghindarkan santri dari penyakit bebal, taqlid (ikut-ikutan tanpa dasar) dan fanatik terhadap satu golongan.1 Kedua,Ber-tafaququh
fiddin.
Memiliki
pengertian
santri
mampu
mempelajari, memahami dan menguasai ilmu-ilmu utama Islam seperti aqidah, syariah, akhlak, Al-Quran, As-Sunnah dan bahasa arab sebagai pegangan dalam hidup berkehidupan. Penghayatan ajaran Islam yang benar dapat menjadikansantri mampu memilih dan memilah sikap dan tindakan yang tepat berdasarkan hukum islam. Melalui tafaqquh fiddin ini pula dapat menghindarkan santri dari sifat menyeleweng dari garis hidup islami dan sikap materialistic sekuleristik yang menuhankan materi dan kekuasaan keduniawian. Ketiga, Ber-akhlakul karimah. Berakhlakul karimah memiliki pengertian bahwa santri yang berpengetahuan luas dan berpendirian islam yang benar harus mampu menampilkan perilaku yang member kebaikan atau kemaslahatan bagi agama, ummat dan negara. Akhlakul karimah menjadi sangat penting bagi santri, karena akhlak menjadi cerminan pertama dalam penampilan santri, sedangkan penampilanakan menjadi idikator utama seseorang dapat diterima atau ditolak oleh suatu masyarakat. Keempat, Berdakwah Islamiyah. Itilah ini memiliki pengertian santri berusaha untuk mengajak semua orang ke jalan Allah SWT dengan hikmah, nasihat dan dialog yang baik tanpa adanya sebuah paksaan. Dakwah merupakan tugas utama dari seorang mukmin. Oleh karena itu seorang pendakwah haruslah
1
Yayasan Majelis Pengajian Islam Surakarta, Keassalaaman, Pedoman Bermuamalah di Lingkungan Yayasan Majelis Pengajian Islam Surakarta, (Surakarta: PPMI Assalaam, 2011), hlm. 26.
94
memiliki skill utama yaitu berpengetahuan luas, bertafaqquh fiddin dan ber akhlaul karimah yang telah disebutkan sebelumnya. Didalam berdakwah, santri PPMI Assalaam harus menggunakan metode-metode yang diajarkan dalam Al Qur’an dan Sunnah. Metode tersebut dilakukan dengan hikmah, yaitu memberikan teladan yang baik di masyarakat, dengan nasihat yang lembut atau dilakukan dengan dialog keilmuan yang sehat.2 Kelima, Berjiwa Pemimpin. Berjiwa pemimpin memiliki pengertian semua santri berusaha belajar menjadi seorang pemimpin dan siap untuk dipimpin. Para santri haruslah memiliki pemahaman tentang hak-hak dankewajiban takkala memimpin dan dipimpin. Jiwa kepemimpinan mutlak perlu dimiliki, karena sebagai seorang manusia haruslah mampu memimpin dirinya sendiri untuk selalu senantiasa dalam jalan yang benar dan tidak takluk dalam godaan hawa nafsu.3
2.
Profil Lulusan PPMI Assalaam Dalam rangka menerapakan dan memperoleh lima kemampuan dasar
santri, maka perlu ditetapkan kriteria-kritria tertentu sebagai standar dari usaha yang telah dilakukan. Kurikulum pendidikan dan pengajaran ditingkat pondok merupakan standar mutu yang menjiwai kurikulum pendidikan di kesantrian dan sekolah formal. Dengan pendidikan dan kurikulum pondok yang diberlakukan selama 24 jam sebagaimana yang dideskripsikan diatas maka hasil yang diharapkan adalah untuk memperoleh profil lulusan pondok yang meliputi: (1)
2
Ibid., hlm. 27
3
Ibid., hlm.29
95
santri mampu menghafal Al Quraan sekurang-kurangnya juz30 dan juz 1 dan 2, (2) Mampu membaca Al Quran dengan tartil (3) mampu menjadi imam dan khotib (4) mampu berkomunikasi dalani bahasa Arab dan Inggris dan (5) mampu membuat teks pidato minimal dalam dua bahasa. (6) santri memiliki badan sehat, jiwa mandiri, ikhlas, sederhana dan ukhuwah islamiyah serta kepemimpinan, (7) memiliki aqidah salamiah dan akhlak karimah serta ibadah shahihah. (8) menguasai dasar-dasar ilmu sosial dan ilmu alam, (9) menguasai dasar-dasar aplikasi komputer.4 Profil lulusan pondok ini merupakan hasil pemikiran dans tudi banding dengan berbagai pondok ditanah air baik yang menggunakan sistem salaf maupun Khalaf. Profil lulusan diatas, kemudian diturunkan menjadi satndar kelulusan yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu kategori lulus Syahadah dan kategori Lulus Tashdiq. Adpun kriteria lulusan Syahadah dan Tashdiq diatur sebagai berikut: a.
Kelulusan Kategori Tashdiq 1) santri yang telah mengikuti seluruh rangkaian Ujian Akhir, 2) membuat karya tulis, 3) memiliki nilai suluk jayyid, 4) hafal juz 30 dan juz 1-2 dari Al-Qur'an (3 juz), 5) hafal hadis Arba'in minimal 10 hadis, 6) memiliki indeks rata-rata minimal 6,00, 7) Nilai baca Al-Qur'an minimal 7.0
4
Ibid., hlm. 34.
96
b.
Kelulusan Kategori Syahadah 1) telah mengikuti seluruh rangkaian Ujian Akhir, 2) rata-rata Nilai Ujian Kepondokan minimal 8,0 3) membuat karya tulis berbahasa asing, 4) memiliki nilai suluk jayyid (syarof), 5) hafal seluruh hadis Arba'in, 6) hafal juz 30 dan juz 1, 2, 3, 4 dari Al-Qur'an (5 Juz), 7) nilai baca Al-Qur'an minimal 8.5
c.
Pada Kenaikan Kelas diberlakukan kriteria umum sebagai berikut: 1) Nilai Bahasa Arab minimal 6.00 2) Nilai Tartil Al Quran lebih besar sama dengan 7.00 3) Hafal Al Quran ½ juz per tahun 4) Nilai dibawah KKM tidak lebih dari tiga mata pelajaran 5) Memiliki Suluk Jayyid Baik 6) Memiliki Toefel Like 350 (khusus kenaikan kelas V ke Kelas VI)6
B. Implementasi Sistem Pendidikan dan Pembinaan Santri PPMI Assalaam Sistem pendidikan dan pembinaan santri PPMI Assalaam sejatinya merupakan sebuah usaha pembentukan karakter sesuai dengan kriteria kemampuan dasar santri yang mampu diukur melalui profil lulusan santri. Proses
5
Ibid
6
Ibid
97
pembinaan ini dilakukan guna mempersiapkan para santri agar siap diterjunkan kedalam masyarakat baik saat masih menjadi santri maupun kelak apabila mereka telah lulus dan melanjutkan pendidikan dijenjang yang lebih tinggi. Proses persiapan ini meliputi dua hal, yaitu kemampuan kognisi baik itu bekal keilmuan alam dan sosial, terlebih lagi adalah ilmu keIslaman. Kedua adalah kemampuan kepemimpinan, komunikasi dan adaptasi. Pembekalan kemampuan kognisi dapat diperoleh santri melelui proses pembelajaran yang diberikan melalui kegiatan belajar mengajar dan juga pemberian materi-materi kepondokan. Selain itu santri PPMI Assalaam juga diberi bekal berupa kedisiplinan, kemampuan kepemimpinan, sikap, komunikasi dan adaptasi.
1.
Implementasi Kurikulum a. Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar di PPMI Assalaam, sejatinya merupakan
implementasi dari kurikulum yang teah dijelaskan sebelumnya. KBM bagi santri PPMI Assalaam dimulai sejak pukul 07.00 pagi hingga pukul 13.00. Jumlah ratarata peserta didik disetiap tempat kegiatan adalah 20-40 santri. Adapun tempat kegiatan santri putra dan putrid dipisahkan, sedangkan untuk guru tidak dipisahkan. Dalam proses KBM ini santri memperoleh pengajaran tentang materimateri yang ada dalam struktur kurikulum yang ditetapkan oleh masing-masing unit pendidikan. Adapun materi yang disampaikan adalah mata pelajaran umum yang ditentukan oleh Departemen Pendidikan Nasional, maupun Departemen
98
Agama. Selain itu pada waktu KBM ini pula sebagian materi kepondokan juga diajarkan karena masuk dalam struktur kurikulum belajar mengajar. Beberapa mata pelajaran kepondokan yang ikut diajarkan dalam KBM pagi adalah: (1) al-Lugah al-'Arabiyah, (2) al-Lugah al-Injliziyah (3) Aqidah,(4) Akhlaq (5) Tahfidz (6) Fiqih (7) Tarikh al-Islam atau Tsaqafah Islamiyah, (8) Thariqah at-Ta'lim, dan (9) Qira'atul Quran. Sumner belajar dari materi kepondokan diatas menggunakan bahan ajar dari kitab-kitab klasik yang juga digunakan oleh beberapa pesantren seperti Pesantren Darussalaam Gontor, Al Mukmin Ngruki, maupun Al Irsyad Salatiga.7 Beberapa buku yang digunakan antara lain: Kitab Al Tauhid untuk mata pelajaran Aqidah, Sirah Nabawwiyah untuk Tarikh Islam, Al Nahwu al Wadidih fi Qawa’id untuk pelajaran tata bahasa Arab, Kitab Manhaj Al Muslim untuk mta pelajaran Akhlak dan lain sebagainya. Untuk buku ajar yang digunakan dalam implementasi kurikulum sekolah/madrasah adalah menggunakan buku yang diterbitkan oleh Depertemen Pendidikan maupun Departemen Agama juga beberapa buku paket yang diterbitkan oleh Penerbit Tiga Serangkai. Beberapa contoh buku ajar yangditerbitkan oleh Tiga Serangkai adalah : Penerapan Fikih untuk MTs dan MA kelas 1,2,dan 3 karya Drs T Ibrahim dan Drs. H Darsono. Membangun Akidah dan Akhlak untuk untuk SMA dan SMK.8
7
Abdullah Ally, Pendidikan Islam Multikultural Di Pesantren Telaah Terhadap Kurikulum Pondok Pesantren Islam Assalaam Surakarta,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 257. 8
Ibid., hlm. 260.
99
Adapun metode mengajar yang digunakan berbeda antara satu pengajar dengan pengajar yang lainnya,namun secara garis besar metode yang digunakan antara lain ceramah, diskusi tanya jawab, penugasan dan praktik. Penggunaan metode tersebut digunakan tergantung pada materi apa yang disampaikan. Sebagai contoh materi fisika metode ceramah digunakan dalam penyampaian teori dan untuk pemahaman para santri akan diberi penugasan atau praktikum di laboratorium yang telah tersedia. Contoh lain adalah pelajaran bahasa Inggris, materi tentang listening dan covertation secara otomatis akan menggunakan metode praktik, sedangkan materi sejarah dan sosiologi dapat digunakan metode diskusi kelompok dengan membahas suatu tema dan dipresentasikan.9 Adapun untuk KBM sore digunakan untuk menjalankan kurikulum kepondokan yang bersifat pembiasaan antara lain Muhadharah (Pidato) , Mutholaah, baik Bahasa Arab maupun Inggris, bimbingan baca Alquran dan juga setoran hafalan AlQuran amupun Hadits. Secara lengkap struktur kegiatan harian Kesantrian PPMI Assalaam dapat dilihat pada lampiran 2. b. Evaluasi Evaluasai pembelajaran di masing-masing unit pendidikan PPMI Assalaam dilakukan sebanyak dua kali dalam satu semester. Selain itu, para pengajar diberi kebebasan oleh kepala sekolah untuk melakukan evaluasi pembelajaran secara mandiri baik dalam bentuk ulangan harian maupun ulangan blok. Untuk ulangan tengah semester dan akhir semester, unit pendidikan PPMI
9
Wawancara dengan Wahyudi Prabowo tanggal 5 Februari 2016
100
Assalaam memberlakukan sistem ulangan umum yang diikuti oleh seluruh santri sesuai jadwal yang ditentukan.10 Bentuk evaluasi pembelajaran yag diberlakukan baik untuk tengah semester maupun akhir semester meliputi dua macam, yaitu ujian lisan yang sering disebut dengan istilah al-imtihan al-syafahiy dan ujian tertulis atau disebut imtihan al-tahriry. Ujian lisan khus digunakan untuk empat mata pelajaran yang tdak bisa dinilai melalui ujian tertulis yaitu: 1) Bahasa Arab yang meliputi: Al Muhadathah, al-mutala’ah, Al Mahfuzat, Al Mufrodhat wa Tarjamah, Al Nahwu dan Al-Sharaf. 2) Bahasa Inggris
yang meliputi:
Reading, Convertation, Gramar,
Vocabulary, dan Translation. 3) Al Quran meliputi: Al Tilawah, Al Tajwid, dan Hifz al Suwar 4) Fiqih, meliputi: fikih syariyah, fikih ibadah, serta beberapa hafalan doa sehari-hari.11
Khusus bagi santri yang berada dikelas 3 MTs, MA, SMA dan SMK evaluasi ditambah dengan Ebtanas pada periode tahun 1985-2002 dan ujian nasional pada tahun 2003 hingga sekarang. Dengan adanya kriteria yang ditetapkan diatas, ternyata santri-santri PPMI Assalaam mampu untuk mencapainya walaupun beban mata pelajaran yang diampu jauh lebih banyak dari
10
Abdullah Aly, op.cit., hlm. 271.
11
Ibid., hlm. 272
101
sekolah reguler. Nilai sempurna pada ujian nasionalpun juga sudah menjadi hal umum disetiap periode kelulusan. Pada tahun 2009 sebanyak 41 santri MTs Assalammen dapatkan nilai 10 untuk mata pelajaran matematika.12 Keberhasilan dalam tata kelola dan modernisasi pendidikan oleh PPMI Assalaam membuat banyak lembaga pendidikan setara tingkat dasar hingga imiversitas tak jarang berkunjung untuk melakukan studi banding. Salah satunya adalah sebanyak 273 siswa kelas X dari SMAN 2 Ngawi pernah melakukan kegiatan pesantren kilat selama lima hari tepatnya pada tanggal 28 Agustus hingga 1 September 2010.13 Berbagai perubahan sistem pendidikan yang acap kali begitu berpengaruh dalam proses penyelenggaraan layanan pendidikan tidak membuat pondok pesantren terbebani, justru dengan standar operasional yang begitu disiplin, progresif dan selalu terbuka terhadap perubahan jaman, PPMI Asslaam mampu mempertahankan eksistensinya hingga saat ini dan tidak pernah kehilangan peminat dalam penyelenggaraan pendidikan.14
2.
Implementasi Pembinaan Santri
Keseluruhan pembentukan sikap dan perilaku santri PPMI Assalaam didasarkan pada nilai KeASSALAAMAN yang merupakan sumber nilai atau dasar
12
Harian SoloPos, Kamis 21 Juni 2009, Koleksi Humas PPMI Assalaam
13
Ibid, Rabu 30 Agustus 2010
14
Wawancara dengan Ustad Kadarusman tanggal 2 Mei 2016 di Kantor Biro Asslaam
102
yang menjiwai semua sistem nilai yang ada di PPMI Assalaam. Salah satu nilai dalam Keassalaaman yang sangat digunakan untuk mempersiapakan santri untuk terjun kemasyarakat adalah kepemimpinan dan kedisiplinan santri serta adab mu’alim dan muta’alim.15
Pada dasarnya semua kegiatan yang dilakukan santri merupakan sebuah bentuk pembinaan, namun istilah
pembinaan santri sering digunakan untuk
menyebut kegiatan diluar jam mata pelajaran yang diampu oleh unit pendidikan formal. Seluruh kegiatan pembinaan di PPMI Assalaam ditangani oleh bagian kesantrian.Tanggung jawab pembinaan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu pengembangan minat dan bakat, kedisiplinan dan keorganisasian, serta pegabdian masyarakat. Hal ini semua didasarkan pada upaya untuk memberikan santri berupa lima kemampuan dasar dan profil lulusan santri Assalaam. Pembahasan secara terperinci bisa kita lihat sebagai berikut:
a. Pengembangan Minat dan Bakat Bentuk pengembangan minat dan bakat santi PPMI Assalaam di lakukan dengan penyelenggaraan kegiatan ekstra kulikuler. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi. Beda dengan KBM yang merupakan kegiatan wajib yang
15
Yayasan Majelis Pengajian Islam Surakarta, op.cit., hlm. 1.
103
harus diikuti oleh seluruh santri, kegiatan ekstrakulikuler bersifat pilihan berdasarkan minat dari santri. Kegiatan ekstrakurikuler di memiliki beberapa tujuan di antaranya: 1) Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam semesta. 2) Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya. 3) Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab menjalankan tugas. 4) Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri. 5) Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalanpersoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif terhadap permasalahan sosial keagamaan. 6) Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil. 7) Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (human relation) dengan baik; secara verbal dan nonverbal.
Berdasar uraian di atas tujuan ekstrakurikuler dapat disimpulkan: kegiatan ekstrakurikuler di sekolah akan menambah keterampilan lain dan mencegah berbagai hal yang bersifat negatif pada saat ini. Selain itu kegiatan ekstrakurikuer
104
mampu menggali potensi dan mengasah keterampilan siswa dalam upaya pembinaan pribadi. Kegiatan Ekstrakulikuler yang diselenggarakan oleh PPMI Assalaam dikelompokkan menjadi 7 kategori yaitu: kelopok seni dan ketrampilan, kelompok olah raga, kelompok karya ilmiah, organisasi kepemimpinan, klub computer, kepanduan, jurnalistik dan klub Astronomi.
Salah satu ekstrakulikuler di PPMI Assalaam yang cukup memikiki peran signifikan dalam perannya sebagai pembaharu dalam sistem pendidikan keilmuan diranah pesantren adalah Club Astronomi Santri Assalaam (CASA). CASA sendiri resmi didirikan pada tahun 2005 tepatnya tanggal 16 April bertepatan dengan acara peringatan hari astronomi dunia. Semangat pendirian Club Astronomi di pesantren ini,adalah pada tahun 2005 PPMI Assalam mendapatkan bantuan dua teleskop dari pemerintah melalui departemen agama. Karena latar belakang sebagai umat Islam yang ibadahnya sangat berkaitan dengan peristiwa astronomi maka teleskop bantuan dari Departemen Agama tersebut langsung bisa dimanfaatkan untuk melakukan pengamatan-pengamatan benda langit terutarna Hilal (bulan). Adapun pencetus ide pendirian Club Astronomi ini adalah dua orang yaitu Ustad Budi Prasetyo dan Ustad AR Sugeng Riyadi. Secara garis besar proses pendirian CASA diuangkapkan oleh Ustad AR Sugeng Riyanto sebagai berikut: Waktu itu Ustad Budi (Almarhum) yang berlatar belakang sebagai guru aqidah menawarkan untuk melihat hilal dengan teleskop. Beliau juga bilang ini ihtiar sebagai aplikasi pengamalan syariat. Maka ketika beberapa percobaan pengamatan hilal berhasil dilakukan, selanjutnyasekalian saja kita bentuk clubastronomi, agar para santri tidak
105
hanya mampu memahami secara teori, namun mempraktikannya didalam kehidupan seharai-hari.16
juga
mampu
Setelah berdirinya CASA, maka banyak santri yang berbondong-bondong bergabung, kemudian dari banyaknya anggota inilah, CASA lebih banyak melakukan aktivitas diantaranya observasi dan pendokumentasian hilal
yang
dilakukan setiap pergantian bulan hijriah, observasi gerhana dan benda langit lainnya, mempelajari, mempraktikkan dan memperingati hari arah kiblat, serta peringatan Astronomi Day yang diselenggarakan rutin setiap tahunnya bertepatan dengan peringatan hari astronomi. Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh CASA, maka panitia baik dari kalangan santri dan pengajar selalu berusaha mengemas acara dengan tujuan mengedukasi masyarakat untuk lebih mengenal dunia astronomi. Oleh karena itu, dalam setiap rangakaian acara peringatan Astronomi Day biasa digelar acara expo yang mendatangkan pakar astronomi untuk kegiatan seminar dan juga beberapa pameran alat-alat dalam dunia astronomi hasil karya santri Assalaam.17 Untuk hal ini, Ustad AR. Sugeng Riyanto mengatakan: "Menyadarkan masyarakat santri tidaklah mudah, maka haras dimulai dari skup yang lebih kecil dahulu. Dengan mengadakan seminar, expo dan kita undang anak-anak dari usia dini maka harapannya kedepan mereka akan lebih mengenal dan mencintaidunia astronomi. Sehingga akan lebih mudah dalam mensinergikan maksud syariat dan kemajuan teknologi"
16
Wawancara dengan AR Sugeng Riyanto tanggal 27 Januari 2016
17
Harian op.cit, Senin 4 Mei 2009
106
Gambar. 2 Kegiatan Astronomy Day 2010 Sumber: Dokumen foto CASA
Gambar. 3 Teleskop pipa hasil karya santri CASA dalam Expo Astronomi tahun 2007 Sumber: Dokumen foto CASA
b. Pembinaan Akhlak, Kedisiplinan dan Kepemimpinan 1) Pembinaan Akhlak dan Kedisplinan Elemen pembinaan yang tidak kalah penting dari proses pembelajaran kognitif adalah tentang akhlak atau dilingkungan PPMI Assalaam disebut dengan
107
adab mu’alim dan muta’alim. Adab ini sering diartikan dengan pengelolaan perilaku yang diatur oleh Islam. Perilaku tersebut meliputi adab dan bagaimana cara bersikap terhadap Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, para sahabat RA, dengan Ulama, Ustad, Orang tua, teman maupun dengan dirisendiri. Adab inilah yang nantinya akan berdampak pada pembawaan seorang santri di masyarakat, sehingga keberhasilan pendidikan moral di esantren dapat dilihat daribagaimana adab dan perilaku santri. Di PPMI Assalaam, pola tingkah laku atau akhlakul karimah ini sering disebut engan istilah suluk. Penyampaian pelajaran diatas bisa disampaikan melalui bentuk halaqah. Kegiatan ini biasa mengambil tempat dikamar santri dengan pemisahan antara santri putra dan putri. Kamar santri di PPMI Assalaam yang dijadikan pusat kegiatan halaqah dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: Kamasartra/tri,kapatra/tri dan kagatra/tri. Kamasarta/tri adalah kamarbesar putra /putrid yang berisi 20 santri dengan fasilitas alamari, kasur dan kamar mandi diluar.18 Kapatra/tri adalah singkatan dari kamar empat putra/putrid dengan fasilitas yang sama, namun kamarmandi berada didalam. Kagatra/tri adalah singkatan dari kamar tiga putra/putri dengan fasilitas yang sama dengan patra.19 Dalam setiap kamar tersebut, kegiatan halaqah yang dipandu dan difasilitasi oleh seorang pengasuh. Adapun kegiatan halaqah ini dimaksudkan 18
Kamar jenis besar ini diperuntukkan bagi santri baru pada tahun pertama. Setiap kamar terdapat kakak kelas sebagai pembimbing kamar dan wali asrama sebagai pengasuh rayon. 19
Jenis kamar ini dikhususkan bagi santri yang sudah masuk pada tahun kedua. Santri yang berhak menempati kamar ini harus lulus seleksi yang ditentukan oleh pondok. Biasanya memakai standar nilai akademis kemampuan berbahasa, hafalan Quran, akhlak dan lain sebagainya.
108
untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi santri, baik yang berkaitan dengan kegiatan belajar, keluarga, kesehatan maupun hubungan soaial santri selama di pesantren. Model halaqah seperti ini baru dimulai pada tahun 2000 setelah jumlah santri bertambah banyak dan sudah dibangun rayonrayon tempat tidur santri. Sebelumnya, pada masa awal baik saat masih berlokasi di Punggawan maupun masa awal di Pabelan halaqah santri masih dilakukan rutin di ruang kelas.20 Sri Hartini selaku Kepala Kesantrian Putri menambahkan. Bahwa dengan interaksi yang terbagun dengan baik antara pengasuh dalam hal ini Ustad/Ustadzah yang bertugas disetiap kamar dapat diperoleh berbagai informasi mengenai santri, sehingga dalam penanganan, pengarahan dan hal-hal lain akan lebih mudah. Selain halaqah masih ada kegiatan lain yang dapat dijadikan sarana komunikasi dan pembangunan hubungan persaudaraan dan soaial diantaranya adalah kegiatan kebersihankamar dan makan bersama. Kegiatan kebersihan kamar yang dilakukan secara ratin dari menyeting tempat tidur dan tempat belajar serta mendesign keindahan kamar tentu hal ini akan mengasah kemampuan berinteraksi, kerjasama maupun kedisiplinan. Selanjutnya pendidikan pondok yang juga menjadi sangat penting adalah sholat wajib. Dalam kegiatan sholat berjamaah terdapat beberapa pendidikan bergahra bagi santri, bahkan hal ini masuk da diatur dalam buku panduan kedisiplinan santri yang dikenal dengan TIBSAR (tata tertib dasar santri). Dalam proses pembinaan santri, tentu tidak selamanya berjalan mulus beberapa faktor internal maupun eksternal sangat mempengaruhi perilaku santri sehingga membuat mereka melanggar beberapa aturan dari tingkat ringan, sedang hingga berat. Beberapa hal yang menyebabkan santri melakukan pelanggaran kedisiplinan adalah: santri terpengaruh oleh pola budaya diluar pesantren. Pengaruh luar pesantren ini biasanya disebabkan santri terlalu sering berhubungan 20
Wawancara dengan Sri Hartini tanggal 20 Januari 2016.
109
dengan komunitas diluar pesantren. Selain itu faktor pembawaan dari santri sendiri yang dipaksa oleh orang tua untuk masuk dalam pendidikan pesantren sehingga masih sulit meninggalkan kebiasaan kebiasaan buruk yang dibawa sebelumnya. Adanya interaksi ini diakui dari pihak pesantren cukup sulit mengontrol keluar masuk santri secara 100%. Disisi lain santri yang memiliki masalah bawaan dari rumah sering mengelabuhi petugas pondok untuk dapat keluar masuk dengan mudah.21
Belum pahamnya santri dalam pemahaman pelajaran akhlakul karimah juga mengakibatkan pelanggaran dalam berperilaku. Sistem pembinaan santri senior kepada santri yang lebih muda sering menjadikan mereka terjebak dalam sistem senioritas. Beberapa contoh kasus yang terjadi seperti yang diungkapakan Aswin
Yabelanji
ketika
masih
menempuh
studi
di
PPMI
Assalaam
mengungkapkan pelanggaran yang sering dilakukan oleh santri biasanya sering membolos kelas mengaji atau halaqah biasanya mereka melanggar karena ingin menonton hiburan diluar pesantren seperti pertandingan bola atau yang lainnya. Pelanggaran kecil lainnya adalah ketahuan merokok, membuli teman dan lain sebagainya. Adapun pelanggaran berat yang pernah ia alami adalah adanya kesalah pahaman antara santri yang leih muda kepada santri yang lebih senior hingga menimbulkan masalah antar angkatan. Pernah waktu itu ada temen saya kelas X yang merasa kehilangan sandal, padahal sandal itu baru beli dan harganya mahal. Pas lagi bingung tiba-tiba ada santri kelas XI dating mengembalikan sandal. Temen saya langsung marah dan malah jadi rebut antara kelas X dan XI. Akhirnya semua yang terlibat disidang dan dapet teguran keras. Selain itu juga pernah ada kasus 21
Wawancara dengan Sukhamdi tanggal 5 Februari 2016
110
pemalakan. Itu ada anak TKs yang jadi sasaran. Setelah ada yang lapor langsung saja itu dapat sanksi keras, untung tidak dikeluarkan.22 Menghadapi pelaggaran santri seperti ini, pesantren memilih mnggunakan pendekatan psikologi dengan mempertimbangkan latar belakang santri hingga keluarganya. Penanganan terhadap pelanggaran yang baru dilakukan sekali tentu berbeda dengan yang sudah berulang kali dan pelannggaran yang bersifat sangat berat. Media yang selama ini digunakan untuk memecahkan masalah adalah bimbingan konseling khusus dan irsyad yang terdiri dari unsure pengasuh sekolah atau
petugas
bimbingan
konseling
dan
pengasuh
kepondokan
yang
tugasnyamemberikan rekomendasi hasil pemutusan kasus kepada Mundir.
Adapun sanksi yang secara resmi ditetapkan pondok meliputi:
a) Tingkatan ringan: berusaha menghafal, merangkum, membangunkan santri waktu subuh, menyapu, mengepel, meminta nasihat dan tanda tangan kepada santri senior, menulis ayat Al Quran dan Hadits. b) Tingkatan sedang: membuat surat pernyataan, membuang sampah, membersihkan kamar mandi dan WC, potong raambut, dilarang keluar kompleks paling lama 3 bulan, melakukan rekonstruksi, meminta nasihat dan tanda tangan kepada santri senior, menulis ayat Al Quran dan Hadits. c) Tingkatan berat berupa mengembalikan dan atau mengganti kerusakan, skorsing dan dikembalikan kepada orang tua.23
22
23
Wawancara dengan Aswin Yabelanji tanggal 4 Mei 2016
Kadarusman, Nilai-Nilai Dasar Pendidikan Keassalaaman, (Surakarta: Assalaam Press, 2006), hlm. 142.
111
2) Kepemimpinan Santri
Jiwa kepemimpinan sangat penting bagi santri,sebab santri di pesantren memang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin ummat dimasa yang akan datang. Kepemimpinan umat merupakan sosok yang berakhlak mulia dan berkomitmen mendarmabaktikan jiwa dan raga demi kemaslahatan umat baik dalam bidang ekonomi, politik maupun lingkup keluarga. Dalam kepemimpinan ummat, akhlakul karimah, kejujuran, kesabaran kepedulian sosial, keilmuan, dan keterlibatan aktif dalam masyarakat menjadi nilai-nilai yang dominan. Kepemimpinan itu membutuhkan keterampilan memimpin yang tidak bias diperoleh dengan hanya membaca buku. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan selalu mengandung tanggungjawab atas amanahnya. 24
Pembelajaran kepemimpinan di PPMI Assalaam telah melekat dalam kegiatan-kegiatan santri yang bersifat berjenjang. Kegiatan-kegiatan santri yang terdapat unsure pembelajaran kepemimpinan diantaranya adalah: organisasi kelas, kamar dan asrama; organisasi klub dan kelompok kajian Organisasi kegiatan muhadharah; organisasi kepanduan, organisasi konsulat, organisasi kegiatan kepanitiaan. Kesemua organisasi santri tersebut dibawahi oleh organisasi santri utama yaitu: Organisasi Pelajar Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam (OPPPMIA).
24
Ibid. hal 87
112
OPPPMIA merupakan organisasi pelajar yag ditetapkan oleh Mundir Pondok. Organisasi ini dibentuk pada tahun 198325 oleh pondok disamping sebagai wahana kepelatihan santri dalam bidang kepemimpinan, juga berfungsi utuk mengemban fungsi pembibingan dan pembinaan edukasi santri. Adapun tujuan pembentukan OPPPMIA ini adalah: (1) membantu Pimpinan PPMI Assalam (2) membantu enegakkan disiplin santi di lingkup PPMI Assalaam, membantu proses pendidikan dan pengajaran di PPMI Assalam seperti halaqah,setoran hafalan, membaca Al Quran dan lain sebagainya. Dan selanjutnya adalah untuk melatih berorganisasi , mencari pengalaman dan disiplin diri.26
Kepengurusan OPPPMIA berkaitan dengan seluruh santri yang secara otomatis menjadi anggota OPPPMIA sebagai organisasi induk. Pengurus OPPPMIA didomonasi oleh santri kalas V dan sebagian kecil santri kelas VI. Pengurus OPPPMIA adalah santri yang diangkat oleh pimpinan Pondok untuk membantu pengasuh dalam penyelenggaraan pendidikan. Dalam menjalankan tugasnya, pengurus OPPPMIA bertanggungjawab terhadap kesantrian dan melakukan pembinaan terhadap anggotanya. Apabila anggota melakukan pelanggaran, pengurus mempunyai wewenang utuk member sanksi kategori ringan dengan sepengetahuan pengasuh atau pembimbing keantrian. Sanksi kategori sedang dan berat diberikan oleh pimpinan Pondok atau petugas yang ditunjuk.
25
Dibentuk pada angkatan kedua setelah angkatan pertama santri PPMI Punggawan naik kelas II. 26
Sri Hartini, log.cit
113
c. Pengabdian Masyarakat
Sebagai sebuah lembaga yang tidak terisahkan dari masyarakat, PPMI Assalaam tentu memiliki program pengabdian masyarakat sebagai salah satu realisasi dari strategi pesantren al-Bi’tsah ad-Da’wiyah (dakwah terhadap masyarakat) dan meningkatkan kemampuan sumber daya insan dalam masyarakat.27 Oleh karena itu, berbagai bentuk kegiatan pegabdian masyarakat dilakukan antara lain:
1) Peduli Masjid/Hikmah Tarbawiyah
Kegiatan ini rutin dilakukan oleh santri PPMI Assalaam yang sudah duduk dibangdu sekolah atas baik dari SMA, MA maupun SMK pada hari sabtu,ahad senin. Kegiatan ini dilakukan sore hari dengan membantu penyelenggaraan pendidikan Al Quran di masjid –masjid sekitar PPMI Assalaa. Santri yang mendapatkan amanah ini adalah santri yang memiliki kemampuan yang lebih antara
lain:
amanah
kemampuan
membaca
AlQuran
dan
kemampuan
bersosialisasi. Jumlah santri yang terlibat aktif dalam kegiatan ini sejumlah 30 orang.
27
Wawancara dengan Qomaruddin tanggal 26 Januari 2016
114
Gambar. 6 Aktivitas mengajar TPA santriwati Assalaam tahun 1995 Sumber: Dokumen Kesantrian Putra
Selain mengadakan kegiatan pendampingan mengaji, untuk santri putra biasa menjadi imam dan khatib jama’ah shalat Jumat dan Tarawih Ramadhan dimasjid-masjid binaan PPMI Assalaam. Namun khusus untuk Masjid Ibadurrahman dilakukan setiap hari sebagai imam shalat.
Tabel. 15 Daftar Masjid Binaan Santri PPMI Asslaam No Nama Masjid
Alamat
1
Al Kautsar
Pabelan
2
Abu Bakar
Gonilan
3
Al Manar
Gonilan
4
Mutaqien
Pajang
5
Ibadurrahman
Pabelan
Sumber: Wawancara dengan Sri Hartini dan observasi Januari 2016.
115
2) TPA dan Pesantren Ramdhan
Kegiatan ini dilkasanakan khusus pada bulan Ramadan sebelum jadwal perpulangan santri. Selama lebih dari 2 minggu anak-anak usia SD disekitar PPMI Assalaam mendapatkan pendidikan membaca Al Quran, dan materi keIslaman lainnya sesuai dengan kebutuhan. Khusus untuk bulan ramadhan masjid PPMI Assalaam yang terbuka untuk umum juga menyediakan buka puasa gratis untuk masyarakat disekitar Assalaam baik untuk para tukang becak, penjual Koran atau Mahasiswa.
3) Bakti Sosial Dalam setiap tahunnya, santri PPMI Assalaam selalu mengadakan kegiatan sosial. Kegiatan sosial tersebut berupa home stay, dimana santri slama 3 hari akan ditempatkan di kawasan terpencil dan hidup membaur bersama masyarakat. Disana santri mengadakan kegiatan-kegiatan seperti pengajian akbar dan pasar murah. Adapun hasil dari penjualan pasar urah tersebut disumbangkan kepada pengurus masjid setempat untuk digunakan sebagai kegiatan dakwah.
Proses interaksi santri dengan masyarakat dinilai adalah suatu bentuk implikasi dari teori-teori keilmuan yang selama ini didapat dikegiatan belajar mengajar. Alhasil eksistensi seluruh elemen pesantren baik dari tenaga pengajar, santri dan alumni telah mampu berbicara diranah pendidikan modern baik di tingkat regional maupun nasional.
116
Dari sisi masyarakat, keberadaan PPMI Asslaam semakin bisa dirasa manfaatnya terhadap pemahaman akan pentingnya keseimbangan antara kehidupan duniawi dan spiritualitas. Tingkah laku, tutur kata dan gaya hidup yang tidak berlebihan namun tetap menunjukkan kualitas sebagai seorang intelektual, membuat santri-santri yang sering bersinggungan dengan masyarakat dianggap mampu menjadi contoh ideal bagi anak-anak yang saat ini mulai mengalami krisis keteladanan.28
C. Eksistensi Alumni PPMI Assalaam di Masyarakat Sejak didirikan tahun 1985, PPMI Assalam telah mencetak lebih dari 13.000 alumni. Alumni-alumni PPMI Assalaam ini merupakan potret dari hasil sistem pendidikan yang dikembangkan. Sesuai dengan konsep modern yang menjadi dasar pendidikan Assalaam yang menitik beratkan pada adaptasi terhadap kemajuan teknologi di era global dengan berwawasan Islam yang kuat, maka hingga sekarang alumni Assalaam telah menyebar di berbagai sektor kehidupan sosial. Berkat nilai-nilai kebersamaan, keterikatan dan nilai-nilai silaturahim yang telah tertanam selama berproses di PPMI Assalaam, maka mereka membentuk sebuah organisasi ikatan Alumni. Organisasi tersebut bernama Ikatan Alumni Ma’had Assalaam (IKMAS) yang telah berdiri sejak tahun 1988. Adapaun IKMAS memiliki tujan: (1) memperkuat Ukhuwah Islamiyah dikalagan alumni PPMI Assalaam, (2) turut berperan aktif atas kelangsungan dan kemajuan PPMI
28
Wawancara dengan Muslich Sutopo tanggal 2 Februarai 2016
117
Assalam dan (3) berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat yang diridhoi Allah SWT. Menurut data persebaran alumni yang dimiliki IKMAS, setidaknya alumni PPMI Assalaam dapat dikategorikan kedalam empat sektor jaringan, yaitu Jaringan Dakwah, Sosial, dan Pendidik; Jaringan Pekerja Profesional dan Lembaga Strategis; Jaringan Wirausaha dan Jaringan Mahasiswa.29 Tabel. 16 Presentase Persebaran Alumni PPMI Assalaam tahun 1985 - 2015
Dakwah, Sosial dan Pendidik 17%
Mahasiswa 39% Pekerja Profesional 28%
Wirausaha 16%
Sumber: Kumpulan Data dan Potensi Alumni PPMI Assalaam. Dokumen Pengrurus Pusat IKMAS
1.
Jaringan Mahasiswa Perlu diketahui bahwa sejak berdiri, sesuai dengan orientasi konsep
modernisasi kurikulum PPMI Assalaam yang berorientasi pada output yang 29
Wawancara dengan Rochmad Suphianto tanggal 7 Mei 2016
118
professional dan mampu bersaing di era global, maka hampir seluruh lulusan PPMI Assalaam melakukan studi lanjut ke perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dengan bermacam-macam jurusan. Dari data alumni yang diperoleh maka dapat di ambil presentase sebanyak 2% mengambil studi lanjut di luar negeri seperti Universitas Al Azhar, Tokyo University,University MARA Technology Malaysia, University of Shouthamton Inggris, Uninversity Of Australia, Jerman, Belanda dan lain sebagainya. Adapun 25% studi lanjut di Universitas Negeri seperti UIN Suka, IAIN Surakarta, UNDIP,UNIBRAW, UNS, UGM, ITB, UI, UNAIR, IPB dan lain sebagainya. Adapun sisanya menempuh studi lanjut di Universitas Swasta seperti UMS, LIPIA, Gunadarma, AMIKOM, UNISULA dan lain sebagainya.30 Dari jarigan mahasiswa inilah, santri PPMI Assalaam mulai mengenal banyaknya pilihan studi lanjut. Hal ini dikarenakan jaringan alumni mahasiswa setiap tahun rutin mengadakan expo di PPMI Assalaam dalam rangka memberi informasi terkait pendidikan tinggi dari masing-masing Universitas. 2.
Jaringan Dakwah, Sosial dan Pendidikan Jaringan dakwah, sosial dan pendidik adalah mereka alumni PPMI
Assalaam yang bergerak sebagai pendakwah/kyai, guru, kepala sekolah, dosen pengrus yayasan sosial. Dari jarigan ini pula dapat dilihat bahwa banyak alumni PPMI Assalaam yang mengabdi kembali ke almamaternya sebagai guru, kepala sekolah hingga wakil Mundir PPMI Assalaam. Beberapa diantaranya adalah Dr. Kadarusman, M.Ag. Sebagai alumni PPMI Assalaam ia mampu menyelesaikan
30
Pengurus IKMAS, Fantasyiru, (Surakarta: IKMAS, 2015), hlm. 17-24.
119
pendidikan doktornya di bidang studi Islam UIN Sunan Kalijaga dan mengabdi di PPMI Assalaam sebagai Ketua Majelis Pendidikan dan Kesantrian YMPIS. Dr Kadarusman juga memiliki peran besar dalam usaha perumusan baku nilai-nilai Keassalaaman yang digunakan sebagai sumber berkehidupan di lingkungan PPMI Assalaam. Selain Kadarusman adapula AR. Sugeng Riyadi, S.Pd. Kiprahnya sebagai Kepala Laboratorium dan Astronomi PPMI Assalam telah menginisiasi pendirian klub astronomi bagi santri PPMI Assalaam. Perkembangan CASA ternyata dampak positif bagi perkembangan kegiatan astronomi di wilayah Solo Raya, sehingga saat ini PPMI Assalaam telah dikenal sebagi pesantren pertama di Indonesia yang memiliki wahana observatorium dan menjadi rujukan bagi seluruh jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi baik dari sekolah-sekolah berlatar belakang Islam maupun Non Islam. Berkat sepak terjangnya itu pula, AR Sugeng Riyadi ditunjuk sebagai Ketua Umum Asosiasi Maestro astronomi dan Ilmu Falak Indonesia sekaligus sebagai anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag RI. 31 3.
Jaringan Pekerja Profesional Adapun Jaringan Pekerja Profesional adalah jaringan alumni Assalaam
yang tersebar sebagai PNS, Pejabat Pemerintahan, Polisi, TNI , Ahli IT, Herbalis, Dokter hinga wartawan. Adapun salah satu Alumni PPMI Assalaam yang mampu menempati posisi professional yang cukup tinggi adalah H. Lulu Muhammad Iqbal. Pria asal Lombok NTB ini telah menyelesaikan jenjang pendidikan sarjana di jurusan HI UMY dan Sejarah UGM, program Magister di HI Universitas
31
Ibid., hlm 29
120
Indonesia, dan menyelesaikan program doctor di program International Relations University of Bucharest, Rumania. Kini ia duduk sebagai Pejabat Eselon 2 dengan menjabat Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia, Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia. Contoh alumni berikutnya adalah Mayor Laut (P) Nurulloh Zemy Prasetyo. Sebagai TNI AL Mayor Nurulloh telah mencapai pangkat Perwira Menengah Bidang Operasional TNI AL. Jabatan yang ia peroleh sekarang semuanya berkat latar belakang gelarnya sebagai peraih Master of Science in Applied Physics, Weapon Engineering, Combat System Science dan Teknology, Physics Departement, Naval Pastgraduate School Montery California Amerika Serikat.32 4.
Jaringan Wirausaha Dalam perkembangan era global dan measuki Masyarakat Ekonomi Asean
yang notabene negara membutuhkan banyak pelaku usaha tanah air guna memperkuat pondasi ekonomi negara dipasar global, maka dari rahim PPMI Assalaam tercatat sebanyak 165 wirausahawan setingkat owner atau owner bersama dalam berbagai sektor, dari sector perdagangan, ekspor impor maupun, IT dan usaha kreatif lainnya. Jika diasumsikan bahwa seorang owner memiliki karyawan 100 orang, maka sudah ada lebih ari 16.000 orang terserap sebagai tenaga kerja produktif33.
32
Ibid., hlm 29
33
Rocmad Suphianto, log.cit.
121
Salah satu contoh alumni yang memiliki kesuksesan dibidang wirausaha adalah H.M Syarif Hidayatullah. Alumnus PPMI Assalam tahun 1990 itu kini menjadi Owner C.V Fadjar Abadi Sedjahtera yang bergerak disektor Distributor rangka baja ringan da interior. Ia juga menjabat sebagai konsultan bisnis PT. Ritelteam Sukses Indonesia, bergerak dibidang konsultan bisnis minimarket dan supermarket di Indonesia. Perkembangan jaringan yang dilakukan oleh anggota IKMAS begitu mendorong kemajuan bagi pesantren. Seperti yang disampaikan oleh Ustad Qomaruddin: “Sebelum jaman seperti sekarang, akses informasi terhadap berbagai sektor seperti basiswa di Universitas Unggulan, perusahaan-perusahaan ternama jelas sangat sulit didapatkan. Untuk itu peran jaringan alumnilah satu-satunya yang dapat diharapkan. Dan sekarang hampir setiap tahun lulusan Assalam ada yang studi lanjut keluar negeri. Bahkan sekarang melihat alumni yang semakin beragam,maka semakin banyak pilihan pula bagi santri untuk memilih jalan hidup mana yang akan mereka tempuh.”34 Selain Ustad Qomar,Ustad Muhammad Arifin juga menyampaikan: “Dengankemampuan bahasa dan skill program studi jurusan SMK Assalaam yang sudah standard internasional banyak selaki tawaran perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja mereka. Namun hampir seluruh lulusan SMK Assalaam memutuskan untuk studi lanjut keperguruan tinggi. Dan melalui networking yang ada inilah banyak lulusan yang studi lanjut keluar negeri seperti Malaysia, Jerman dan Perancis. Sedangkan di Indonesia disetiap Universitas ternama sudah ada alumni kita”35
34
Qomarudin log.cit.
35
Muhammad Arifin log.cit.
122
Melihat beragamnya output yang dihasilkan maka gagasan modernisasi pendidikan Islam yang dikonsep para pendiri PPMI Assalaam dan diterjemahkan dalam kerangaka sistem pendidikan dan pembinaan santri dapat dikatakan sukses. Kesuksesan tersebut dapat diukur dari parameter berubahnya paradigma masyarakat mengenai pendidikan Islam terutama pesantren selama ini yang hanya menghasilkan Ulama yang ahli pada ilmu agama saja. Perubahan paradigma itu juga dapa dilihat dari semakin tingginya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya
pada sekolah-sekolah berbsis Islam, dimana mereka tidak merasa
khawatir lagi tentang kualitas mutu dan opsi pilihan studi lanjut pada bidang profesinal. Dilihat dari sudut pandang penyelenggaraan pendidikan, perubahan tersebut juga dibarengi dengan tumbuhnya model pendidikan Islam modern yang memadukan antara sistem pendidikan kalsikal dan pendidikan pesantren. Mulai tahun 2006, banyak Madrasah Aliyah negeri maupun swasta tidak lagi hanya membuka kelas regular, namun juga mulai membuka layanan boarding krena sistem ini telah terbukti mampu mendongkrak prestasi belajar dan pemahaman siswa.36
36
Wawancara dengan MT Arifin tanggal 3 Mei 2016