BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.1
Implementasi PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang retail. Dengan
membutuhkan kelancaran proses data yang terpusat (data center) bertujuan untuk memberikan kenyaman konsumen dalam transaksi, hal yang termasuk didalamnya adalah seperti harga barang yang selalu update sesuai dengan promo atau diskon – diskon yang diprogramkan oleh managemen PT. XYZ. Implementasi akan mengacu pada standart TIA-942 yang disinkronkan dengan data center yang ada saat ini serta pemanfaatan fasilitas yang sudah ada sesuai dengan analisis yang dilakukan sebelumnya. 4.1.1
Pemilihan Lokasi Dalam hal pemilihan lokasi PT. XYZ memiliki lokasi sendiri yang telah
di tentukan oleh management dengan sebelumnya sudah berdiskusi dengan tim IT juga. Lokasi yang dipilih adalah di ruangan yang sekitar 3m X 5m dan berada di lantai 4 disalah satu gedung di Jakarta. Pemilihan lokasi juga didasarkan dengan pertimbangan cost, kebutuhan perusahaan dan pertimbangan lainnya seperti dekat dengan kantor pusat PT. XYZ. Untuk lokasi tersebut bisa dijangkau dan diakses dari manapun, dan data center yang berada pada pusat keramaian dan juga berada pada gedung yang terdapat beberapa perusahaan didalamnya, membuat data center PT. XYZ diputuskan tetap berada dilokasi tersebut.
31 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.2
Infrastruktur Bangunan
Gambar 1 Infrastruktur Bangunan saat ini
Bangunan yang dijadikan data center oleh PT. XYZ merupakan ruangan yang di kelilingi oleh tembok beton pada sisi kiri dan belakang dan sisi lainnya merupakan sejenis gipsum karena sekat dari ruangan lainnya (gambar). Infrastruktur bangunan juga meliputi bagian – bagian pelistrikan, struktur kabel, ruang pendukung, sistem pendingin dan fasilitas lainnya. Dengan struktur bangunan seperti ini, secara keseluruhan ada titik kelemahan yang ditemukan yaitu bagian dinding dari data center PT. XYZ tidak keseluruhan ditutupi atau dilingkupi dengan tembok beton, dimana sangat riskan sekali kalau hanya dibatasi oleh gypsum yang sangat mudah terbakar dibandingkan beton. Material dinding data center bagian yang menjadi sekat dengan ruangan lain diganti dengan memilih tipe dinding data center yang terbuat dari kaca dengan ketebalan 70mm – 75mm yang disebut dengan bulletproof glass. Kaca ini
32 http://digilib.mercubuana.ac.id/
tersusun dari beberapa layer selang – seling antara kaca dan lapisan polycarbonate seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2 lapisan bulletproof glass
4.1.2.1
Sistem Listrik Sistem listrik pada data center PT. XYZ menggunakan system
energy yang modular, yang sesuai dengan standar, hot swappable dan terbukti handal untuk mengurangi MTTR (Mean Time to Recover). Pendistribusian listrik yang akan digunakan data center akan melalui panel circuit dan akan didistribusikan ke masing – masing perangkat. Hal ini jauh effisien dari sisi pengkabelan karena untuk jarak dari PDU ke lokasi server hanya membutuhkan satu kabel yang panjang, baru kemudian dari panel listrik dialirkan ke masing – masing server dengan kabel yang berukuran pendek. Maintanance listrik akan dilakukan dengan membuat checklist monitoring. Sistem pelistrikan juga akan diterapkan dengan adanya spare atau menyediakan listrik lebih dari yang dibutuhkan untuk menjaga jika terjadi penambahan kedepannya. Sistem standby power pada DC juga harus disiapkan sebagai backup ketika system listrik utama mengalami kegagalan. UPS yang digunakan akan menampung semua daya yang dibutuhkan untuk operasional perangkat data center. Konfigurasi UPS dilakukan dengan 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/
tipe hot standby yaitu konfigurasi dua unit UPS dengan salah satunya sebagai pemasok utama, jika UPS pertama terganggu maka UPS kedua akan switch secara otomatis dan hal ini akan menjaga kestabilan arus listrik didalam data center. Tipe UPS yang akan digunakan adalah UPS dengan tipe Line interactive. Tipe UPS tersebut memiliki kemampuan menyesuaikan voltase yang cukup baik dan bagian inverter nya selalu terhubung ke output sistem UPS. Dalam keadaan normal, inverter akan melakukan pengisian batre dan jika listrik padam transfer switch akan menutup dan mengalirkan daya batre ke output UPS, seperti gambar dibawah ini :
Gambar 3 Line Interactive UPS
4.1.2.2
Struktur Kabel Struktur kabel pada data center PT. XYZ saat ini kabel – kabel
yang dibutuhkan bersumber dari beberapa titik. Hal ini mengakibatkan kurang teraturnya dalam penyusunan struktur kabel pada data center PT. XYZ saat ini. Kedepannya akan diimplementasikan struktur kabel yang bersumber dari satu titik baik itu sumber listrik, cable internet baik itu kabel FO (fiber optic) atau kabel lainnya yang akan dipusatkan pada satu titik saja. Kabel internet dari provider akan dijadikan dalam satu titik dan kemudaian dihubungkan ke perangkat.
34 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.2.3
Ruang Pendukung Ruang
Pendukung
lainnya
dalam
pembangunan
atau
perancangan data center adalah seperti chiler dan Air conditioner (AC) jika diperlukan untuk menjaga suhu didalam ruangan sesuai dengan stadart. Posisi AC dan chiler juga sesuai dengan luas bangunan dan sirkulasi udara di ruangan data center. Saat ini posisi Chiler dan AC pada data center yang dimiliki oleh PT. XYZ adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 4 Posisi Chiler
Pada gambar ilutrasi di atas bisa disimpulkan untuk tata letak air conditioner belum cukup tepat menurut standarisasi TIA 942, hal ini berkaitan dengan struktur bangunan. Garis berwarna hijau merupakan sirkulasi udara yang dihasilkan oleh chiler dan air conditioner (AC). Bisa dilihat juga jika kondisi chiler serta AC saat ini masih belum tepat untuk sirkulasi udara dan penyampaian udara atau dingin ke ruangan secara optimal, terutama udara yang menuju server. Udara yang 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dihasilkan dari sebuah server merupakan udara yang mempunyai hawa panas atau hangat dan jika udara sejuk atau dingin sangat lah kurang, maka akan mengakibatkan suhu di area server akan menjadi panas dan selanjutnya membuat kinerja dari sebuah server terpengaruh. Hal ini juga diutarakan pada saat pengecekan ke lokasi dimana server kadang – kadang suka hang atau panas. Untuk kedepannya posisi pendingin akan dirubah, terutama AC dikarenakan chiler merupakan sudah terpasang langsung dengan struktur gedung. Hal ini ditujukan untuk lebih mengoptimalkan aliran udara serta suhu disekitar area server. Planning yang akan dibuat adalah AC akan dibindahkan pada bagian belakang, serperti gambar dibawah ini. Kegiatan pengaturan temperatur dan sirkulasi udara yang dinamakan HVAC ( Heat, Ventilation, Air Conditioner) yang bertujuan untuk menjaga temperatur tetap dalam keadaan rendah dan konstan. Posisi chiller tidak bisa dirubah dikarenakan chiller tersebut merupakan instalasi tersendiri dari gedung tempat data center PT. XYZ beroperasi.
36 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 5 Perencanaan posisi AC
4.1.3
Mendesain Ruangan Mendesain ruangan pada tahapan ini meliputi bagian – bagian yang
menyangkut pada infrastruktur penunjang jaringan, instalasi rasied floor atau overhead. Saat ini kondisi pada data center PT. XYZ memiliki tipe infrastruktur jaringan gabungan antara raised floor dan overhead dimana kondisi saat ini ada beberapa kabel jaringan yang terinstalasi ke lantai dan beberapa ada yang melewati bagian atas ruang data center. Ada juga beberapa kabel network dengan tipe yang berbeda – beda disesuaikan dengan perangkat yang digunakan. Kedepannya akan dirancang instalasi pengkabelan dengan cara raised floor dengan membuat grid pada lantai data center PT. XYZ. Dibawah tersebut merupakan tempat struktur kabel, kabel listrik dan udara dingin yang dirutekan.. Keuntungan yang diperoleh untuk instalasi raised floor adalah mnciptakan ruangan dingin untuk mengalirkan udara dingin, menjaga patch cord dan kabel listrik yang diluar pandangan, sehingga mengurangi kemungkinan untuk rusak 37 http://digilib.mercubuana.ac.id/
atau tercabut dengan tidak sengaja. Selanjutnya keuntungan yang diperoleh adalah infrastruktur yang lebih mudah diakses. Penentuan grid lantai juga harus mementingkan atau mengutamakan ketahan lantai, pemilihan lantai atau ubin serta jarak grid lantai. Tinggi minimal adalah 2,6m dari lantai kehalangan sperti sprinklers, lampu atau kamera.Beban yang akan ditampung dalam
instalasi raised floor minimum 7,2kPA (150
lbf/ft). kapasitas ketahanan ini adalah kapasitas beban perangkat yang berada diatas lantai yang sudah dibuat. Perangkat disini termasuk perangkat utama seperti server dan perangkat penunjang modem, router dan lainnya. Ubin lantai dalam system raised floor mempunyai 3 tipe yaitu blanks, perforated, dan notched yang masing – masing sudah terdapat ukuran standar yaitu dengan ukuran 2 kaki (61cm kubik) yang biasanya terbuat dari baja dengan kayu atau beton pada tengahnya, atau tuangan aluminium. Untuk infrastruktur jaringan pada PT. XYZ akan dilakukan dengan pengurutan kabel secara teratur dengan salah satu cara yaitu memberikan fungsi port pada switch dengan teratur atau dialokasikan sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan jaringan untuk user yang ada pada kantor pusat atau HQ sekitar 200 users, maka dibutuhkan 200 port yang akan memenuhi kebutuhan user, oleh karena itu nantinya akan dari ruang data center memberikan 1 port saja yang akan dialokasikan keluar data center PT. XYZ dan kemudian dihubungkan dengan switch pertama yang ada pada office room dengan switch yang kapasitas 48port per unit. Dibutuhkan emapat unit switch dengan 48port dan satu switch dengan 24port, maka total port yang tersedia adalah sebanyak 216port. Jumlah port yang terpakai adalah 207 port dan masih ada sekitar 9 port lagi untuk spare pengembangan kedepannya. Kecepatan switch untuk user cukup dengan kecepatan 100Mbps, sedangkan pada ruang data center lebih diutamakan menggunakan switch yang sudah support dengan 1000Mbps, dikarenakan agar proses transfer data bisa lebih cepat. Switch manageble yang digunakan pada data center dengan kecepatan 1000Mbps (1Gbps) dengan 24 port. Pembagian port tersebut akan diatur 38 http://digilib.mercubuana.ac.id/
bersamaan dengan konvigurasi VLAN 10 dan VLAN 20 untuk membedakan network local untuk user HQ dengan network yang digunakan untuk server. VLAN 10 akan digunakan pada port Fa10 - Fa15, sedangkan untuk VLAN 20 akan mnggunakan port Fa16 – Fa20 selain dari itu merupakan alokasi jika penambahan network sesuai dengan perkembangan PT. XYZ. 4.1.4
Pengaturan Peralatan Tata letak komponen fisik juga diperhatikan, saat ini PT. XYZ sudah
mencoba untuk memposisikan infrastruktur data center atau melakukan penyusunan perangkan server berdasarkan Brand. Untuk posisi perangkat lainnya seperti modem, switch, router dikelompokan dalam satu rak. Ruangan monitorng berada lebih jauh dengan ruang data center PT. XYZ, dimana posisi ruang tersebut digabung dengan ruang IT. Monitoring saat ini belum terlalu lancar dilakukan oleh PT. XYZ, kedepannya akan dilakukan sistem monitoring perangkat seperti checklist monitoring yang di tentukan waktunya untuk melakukan pengecekan baik secara fisik maupun monitoring dengan aplikasi. Monitoring secara fisik meliputi monotiring yang akan dilakukan setiap 3 kali sehati yaitu pada pukul 09:00, 12:00 dan pukul 18:00. Hal ini harus dilakukan pengecekan secara fisik apakah setiap komponen dalam keadaan menyala (ON) atau mati (OFF). Untuk monitoring ke cabang – cabang PT.XYZ akan dilakukan pengecekan melalui media command prompt pada komputer dan melakukan aksi ping ke router cabang. Pengaturan peralatan akan lebih efisien dengan luas ruang data center PT. XYZ sebesar 3m X 5m lebih efisien dari sisi tempat dengan membuat satu rack cabinet dan menggunakan teknologi next generation (blade server) seperti gambar dibawah ini :
39 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 6 Blade server
Blade server yang digunakan bisa dipasangkan dengan rack, sehingga akan efisien dari sisi tempat yang ada jika dibandingkan dengan menggunakan empat server saat ini. Blade server nantinya akan di install menggunakan secara virtual dan selanjutnya akan disesuaikan operating system serta application yang digunakan. 4.1.5
Pelabelan dan Penandaan Pelabelan dan penandaan akan dilakukan dengan memberi tanda pada
switch data center seperti kode D-1, artinya kode huruf D mengartikan kata Data sedangkan angka 1 mengartikan urutan yang berkelanjutan. Untuk telekomunikasi misalnya bisa diberi tanda T-1 bisa diartikan dengan T adalah sebagai ”Telekomunikasi” atau “Telepon” dan angka 1 menjelaskan urutan. Pemberian label sperti ini ditempelkan pada switch yang ada didalam data center dan switch atau port tujuannya, agar kedepannya jika terjadi trouble akan lebih mudah untuk menelusurinya. Pelabelan pada perangkat keras bisa digunakan dengan kode yang disertai penjelasan, seperti kalau itu sebuah server maka digunakan kode dengan huruf “S”.
40 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2
Security (Keamanan) Keamanan data center pada PT XYZ saat ini masih kurang, dikarenakan
beberapa aspek seperti tidak adanya CCTV didalam dan diluar ruangan data center, tidak adanya verifikasi khusus untuk masuk ke area data center tersebut. Dengan berbagai aspek tersebut maka akan dibentuk pengamanan dari berbagai sisi. Yang pertama adalah penggunaan CCTV diarea data center PT. XYZ , dengan ruang tersebut dibutuhkan empat unit CCTV yang akan di tempatkan pada bagian dalam ruangan dan satu unit diluar ruangan dekat pintu masuk. Selanjutnya, pintu masuk ke data center harus melalui tahapan verifikasi yaitu dengan menggunakan access card khusus untuk ruang server. Access card ini hanya bisa berfungsi untuk membuka pintu data center saja, atau cara lain dengan verifikasi finger print yang dipasang didepan pintu data center. Kedepannya setiap personil IT yang akan masuk ke dalam ruangan data center harus melalui verifikasi tersebut terlebih dahulu. Keamanan fisik lainnya adalah keamanan bangunan data center. Keamanan bangunan data center yang diterapkan kedepannya juga sudah memiliki keamanan secara fisik dari sisi pemilihan kaca dengan ketebalan 70mm – 75mm yang disebut dengan bulletproof glass yang sudah diuji dengan tembakan peluru dan berefek seperti gambar 14 ini.
Gambar 7 Efek Bulletproof glass ditembak
41 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Smoke detector akan dicek fungsinya kembali dikarenakan smoke detecktor yang sudah ada saat ini merupakan smoke detector yang dimiliki oleh gedung, maka dari itu kedepannya akan dicek terlebih dahulu untuk tingkat sensitif nya terhadap gangguan. Keamanan non-fisik harus juga diperhatikan dalam perancangan data center ini, keamanan non fisik kedepannya dimulai dari penentuan akses dari masing – masing user dan menerapkan user control pada masing – masing user. Selain itu masing – masing user serta perangkat server
menggunakan anti virus untuk menjegah
terjadinya serangan – serangan data yang tidak diinginkan. Aplikasi monitoring seperti the Dude bisa dilakukan untuk mengetahui jika ada salah satu perangkat atau server dalam keadaan mati dikarenakan aplikasi the dude lebih mengidentifikasi dengan cara melakukan pinging ke perangkat yang dituju, dan apabila terjadi masalah pada server tersebut maka alarm pada monitoring akan menyala. 4.3
DRP (Discover Recovery Planning) Disaster recovery planning (DRP) sangat dibutuhkan dalam adanya data center,
hal ini digunakan untuk meminimalisir lost data jika terjadi gangguan seperti bencana alam, kebakaran dan lainnya, baik itu bersifat fisik dan softwere. PT. XYZ mempunyai DRP yang berlokasi berbeda dengan data center nya. DRP dibentuk lebih rendah dari sisi ruangan dan infrastrukturnya. Pada DRP PT.XYZ hanya memilikii 2 server yaitu server yang digunakan untuk database aplikasi. PT. XYZ sudah menjalankan DRP ini dari awal, proses DRP dilakukan secara manual dan scheduler, yaitu dengan cara melakukan backup pada database server setiap malam nya atau setelah jam opersional selesai (pukul 22:00). Backup ini dilakukan setiap malam dan langsung diproses, selanjutnya data yang sudah di backup akan di dipindahkan ke server DRP keesokan harinya. Jaringan yang digunakan dari pusat ke DRP menggunakan media fiber optic (FO). DRP juga ditujukan untuk mencapai tingkat pelayanan maksimum dan meminimalisir kehilangan data pada saat terjadinya bencana. Saat ini DRP yang diterapkan oleh PT.
42 http://digilib.mercubuana.ac.id/
XYZ sudah menjadi jadwal rutinitas setiap harinya dikarenakan PT. XYZ yangbergerak dibidang retail, maka kepuasan konsumen adalah tujuan utamanya. DRP dari PT. XYZ juga dilengkapi dengan listrik yang cukup dan dibantu dengan pemasangan UPS, untuk tim yang berapa dibagian DRP tidak ada, akan tetapi selalu dilakukan pengecekan oleh tim IT untuk perangkat – perangkat DRP yang digunakan dan itu sudah termasuk kedalam daily checklist monitoring. 4.4
Topologi Jaringan Toplogi jaringan yang digunakan oleh PT. XYZ seperti gambar dibawah ini,
dimana terdiri dari 4 jenis server yang disesuaikan dengan fungsinya. Masing – masing server yaitu 2 buah server digungsikan untuk database dan 1 buah server digunakan untuk file sharing dan 1 server lagi digunakan sebagai remote server dari beberapa client, seperti aplikasi absensi dan lainnya. Cloud
R-HQ
Firewall Remote Application
R-B2
R-B1 Database Server Switch Manageble
Switch
Switch
Database Server
B1-A
B1-B
B1-C
B20-A
B2-B
B2-C
File Sharing
HQ-A
Client
HQ-B
Gambar 8 Topologi Jaringan kedepannya
4.4.1
Konfigurasi Jaringan Konfigurasi router pada kantor pusat meliputi juga firewall yang
diterapkan oleh PT. XYZ untuk membatasi akses dari sisi user dalam penggunaan internet. Tipe router cisco yang digunakan adalah Cisco Catalys 43 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2900 Series. Topologi diatas akan di simulasikan konfigurasinya dengan mengguanakan media simulator yaitu cisco packet tracer. Pertama akan di setting terlebih dahulu router yang ada di kantor pusat (R-HQ) yang kemudian akan dikoneksikan dengan cloude atau ISP dari vendor yang sudah bekerjasama dengan PT. XYZ. Pada router HQ akan diterapkan juga firewall dari sisi router salah satunya ACL pada konfigurasi router nya, dengan tujuan membatasi hak akses dari masing – masing client. Switch manageble yang berada pada kantor pusat juga berisikan konfigurasi VLAN dengan tujuan membatasi atau membagi network antara server dengan user yang ada di kantor pusat (HQ). Seperti gambar diatas adalah gambaran network dari PT. XYZ dengan 2 cabang saja. Ada beberapa rule yang diterapkan oleh PT. XYZ untuk mengkelompokan dan mengatur alur jaringan, yaitu cabang hanya bisa terkoneksi ke kantor pusat saja, sedangkan kantor pusat bisa terkoneksi ke cabang manapun, dan sisi lain antar cabang tidak bisa saling berkomunikasi. Dalam penerapan tujuan – tujuan berikut perlu konfigurasi pada masing – masing router di setiap cabang dan router di HQ. Penerapan ACL (Access Control List) sangat dibutuhkan untuk mengatur jalur koneksi yang dilewati. ACL diterapkan di masing – masing router cabang dengan kombinasi router OSPF, ACL pada masing – masing router cabang ditujukan untuk setiap cabang tidak bisa saling berkomunikasi dan hanya bisa berkomunikasi dengan kantor pusat saja (HQ). Pada Switch (core switch) pada HQ di setting menggunakan VLAN dengan tujuan membedakan network antara user dengan server. VLAN yang digunakan adalah VLAN 10 dan VLAN 20 dimana VLAN 10 akan diisi oleh network 10.1.0.0/16 dan VLAN 20 dengan network 10.6.0.0/16. Konfigurasi VLAN pada switch bias dilihat pada lampiran. Fungsi VLAN pada switch manageable HQ ini adalah, agar server dan user tidak memiliki netwok yang sama, dan user akan dibatasi khusus untuk mengakses server. Seperti penerapan pada konfigurasi didalm router yang hanya mengizinkan port apa saja yang 44 http://digilib.mercubuana.ac.id/
diizinkan untuk diakses, ini merupakan sebuah keamanan yang diterapkan juga untuk menjaga data yang ada didalam server. Untuk router yang ada di Cabang satu (B1) dan dua (B2) di setting menggunakan routing ospf yang berfungsi untuk mengkoneksikan antara cabang dengan kantor pusat (HQ) dan penerapan ACL pada masing – masing router agar Branch satu dan dua tidak bisa berkomunikasi secara langsung dan bebas. Firewall akan diterapkan dibagian luar router HQ dan bagian dalam router HQ, ini ditujukan untuk keamanan pada network data center PT.XYZ harus berlipat dan dapat menghindari serangan dari luar. Pada masing – masing branch hanya di perbolehkan dua ip address saja untuk bisa terkoneksi dengan internet yaitu IP Address 2 dan 3, selain dari ip address tersebut, tidak bisa untuk terkoneksi ke internet akan tetapi untuk akses system aplikasi, email tetap masih bisa. Penggunaan Perangkat Keras dan Lunak
4.5
Pada masing – masing server yang digunakan memakai windows server 2003 enterprise R2 dan pada database server menggunakan aplikasi SQL server 2000 untuk support aplikasi ERP yang digunakan oleh PT. XYZ serta untuk aplikasi file sahring mengguanakan Ubuntu 10.10 dan samba. Perangkat keras atau spesifikasi komputer server adalah sebagai berikut : Tabel 1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Lunak Jenis Komputer
Database server
File Sahring
remote server
CPU
Quad Core XEON 5000
Quad Core XEON 5000
Quad Core XEON 5000
RAM
up to 16GB
up to 16GB
up to 16GB
Harddisk
2TB
2TB
2TB
USB
6 port
6 port
6 port
45 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jenis Komputer Sistem Operasi Perangkat Lunak
Database server
File Sahring
remote server
Win Server 2003 enterprise R2
Ubuntu Server 10.10
Win Server 2003 enterprise R2
SQL server 2000
kingsoft speershet 2012
kingsoft speershet 2012 Thunderbird
4.6
Konfigurasi Samba Pada ubuntu 10.10, konfigurasi samba dapat dilakukan melaui GUI. Perintah
untuk instalasi paket samba pada ubuntu 10.10 yakni dengan diketik perintah apt-get installsystem-config-samba pada terminal atau bisa dilakukan pada GUI dengan memilih get software pada menu applications, dan langkah selanjutnya mengetikan keyword ‘samba’ pada menu search setelah itu dilakukan penginstalan seperti pada Gambar 17.
Gambar 9 Instalasi samba melalui GUI
46 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Selanjutnya adalah memilih direktori yang akan digunakan untuk sharing data (Lampiran 3). Setelah berhasil maka pada My Network Place di komputer Windows akan muncul tampilan seperti Gambar 18.
Gambar 10 Tampilan sharing file pada Windows
4.7
Pengujian DRP Pengujian dilakukan dalam hal ini adalah, pengujian data center terhadap
ancaman – ancaman secara fisik maupun non-fisik serta pengujian penerapan network yang sudah dirancang dengan rules yang telah dijelaskan. 4.7.1
Kebakaran Pengujian kebakaran dalam hal ini tidak bisa dilakukan karena
keterbatasan alat dalam menguji hal tersebut. Secara teori data center harus sangat sensitive terhadap kebakaran. Smoke detector sangat dipastikan berfungsi dengan baik, dan apabila terjadi asap di dalam ruangan data center, maka smoke detector akan merespon dan dengan secara bersamaan alarm pada data center juga ikutan berbunyi. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang cocok untuk data center adalah yang bertipe (Dry Chemical Powder) yang cocok untuk 47 http://digilib.mercubuana.ac.id/
perangkat computer dan listrik sehingga kerusakan yang ditimbulkan lebih minimal dibandingkan jika terjadi kebakaran langsung ditembak dengan air biasa, maka akan mengakibatkan resiko kehilangan data srta perangkat keras yang sudah tidak bisa digunakan lagi. 4.7.2
Network Pengujian penerapan network akan dilakukan secara bertahap, pengujian
network data center PT. XYZ ini menggunakan packet tracer dengan konfigurasi seperti yang ada pada lampiran 1. Berikut tahapan pengujiannya : Packet data dikirim dari user dari cabang 1 ke cabang 2 dan hasilnya
a.
failed Paket data dikirimkan dari user cabang 1 ke HQ dan hasilnya sukses,
b.
begitu juga sebaliknya. Paket data dikirimkan dari user cabang 2 ke HQ dan hasilnya sukses,
c.
begitu juga sebaliknya. Paket data dikirimkan user di HQ menuju internet dan hasilnya sukses,
d.
begitu juga sebaliknya. Paket data dikirimkan user dari user dengan menggunakan IP Address
e.
selain 10.2.0.2, 10.2.0.3 dan 10.3.0.2, 10.3.0.3 menuju internet dan hasilnya failed atau gagal. Dari beberapa percobaan melalui packet tracer, penerapan ACL pada network yang diterapkan kedepannya sudah berfungsi, ditambah lagi firewall yang membatasi antara network local dengan luar. 4.7.3
Banjir Untuk antisipasi terjadinya bencana banjir, maka pemilihan lokasi
yang berada pada lantai 4 (empat) merupakan tempat yang tinggi dari daratan. Hal ini meminimalisir data center terkena banjir. Akan tetapi jika banjir terjadi dan system listrik yang ada didalam kedung terkena imbas dari bencana banjir,
48 http://digilib.mercubuana.ac.id/
maka PT. XYZ akan menggunakan server backup terlebih dahulu sampai keadaan normal. 4.7.4
Gempa Bumi Untuk antisipasi bencana gempa bumi, penulis tidak bisa melakukan
uji coba untuk tahap ini, hal ini dikarenakan sangat berhubungan dengan struktur bangunan gedung yang dibangun oleh developer pada saat itu.
49 http://digilib.mercubuana.ac.id/