BAB IV HASIL PENGEMBANGAN
4.1 Penyajian Data Uji Coba 4.1.1 Analisis Kebutuhan Tujuan
dilakukan
permasalahan-permasalahan
analisis yang
kebutuhan dihadapi
adalah dalam
untuk proses
mengetahui pembelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengobservasi kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dilanjutkann dengan studi pustaka. Hasil observasi yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri No. 76 Kota tengah adalah guru penjas lebih memilih membelajarkan permainan bola besar/kecil dibanding olahraga beladiri pencak silat. Hal ini disebabkan karena : (1) Tidak tersedianya sarana dan prasarana olahraga pencak silat, seperti lapangan (matras) pencak silat, pencing pat, samsak; (2) Tidak memiliki buku panduan pencak silat; (3) Tidak memiliki orang yang ahli dibidang pencak silat. Tentunya hal tersebut memberikan dampak negatif pada siswa. Dampak yang dimaksud adalah (1) siswa tidak mengenal olahraga beladiri pencak silat; (2) siswa tidak memiliki pengalaman gerak dalam melakukan teknik dasar pencak silat, sehingga gerak dasar Pencak silat terasa aneh dan asing untuk mereka lakukan; (3) siswa jadi tidak memahami nilai yang terkandung dalam pencak silat, seperti disiplin, kerjasama, kejujuran, keberanian dan sportivitas.
35
Mengingat bahwa pencak silat merupakan hasil budaya dari negara kita, dan perlu diajarkan dari sekolah dasar sampai ke jenjang perguruan tinggi dan berdasarkan uraian sebelumnya, maka sangat perlu adanya panduan pembelajaran pencak silat untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi. Diharapkan produk yang dihasilkan nanti dapat : (1) membantu terlaksananya pembelajraan Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan khususnya materi olahraga beladiri pencak silat dengan menggunakan panduan pembelajaran pencak silat untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi (IV, V, VI), (2) membantu siswa dalam mengenal dan melakukan gerak dasar olahraga beladiri pencak silat, (3) meningkatkan pemahaman siswa kelas atas terhadap nilai yang tekandung dalam olahraga beladiri pencak silat, seperti disiplin, kerjasama, kejujuran, keberanian dan sportivitas.
4.1.2 Deskriptif Draf Awal Produk yang akan dikembangkan berupa panduan pembelajaran yang sesuai bagi siswa sekolah dasar kelas tinggi, tahap yang dilakukan adalah membuat produk dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: (1) pengkajian karakter pencak silat, (2) mengembangkan produk awal pencak silat untuk siswa kelas tinggi (IV, V, VI); menganalisis tujuan dan karakter produk; menganalisis karakter siswa; menetapkan tujuan dan bentuk olahraga beladiri; menetapkan strategi pengorganisasian dan pembelajaran. Produk awal dihasilkan setelah melalui proses desaian dan produksi. Produk awal yang dimaksud adalah draf awal panduan pembelajaran pencak silat
36
untuk mata pelajaran pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan sekolah dasar kelas tinggi (IV, V, VI). 4.1.3 Validasi ahli 4.1.3.1 Validasi Draf Awal Produk Sebelum diujicobakan dalam uji coba skala kecil, telah divalidasi oleh para ahli yang sesuai dengan bidang penelitian. Ahili yang dilibatkan adalah 2 (dua) orang dosen dosen, yaitu Suriyadi Datau, S.Pd. M.Pd, Mirdayani Pauweni, S.Pd. M.Pd. 1 (satu) orang dosen sekaligus pelatih pencak silat PENCAB Kota Gorontalo dan PPLM Gorontalo yaitu Rochmat Gani, S.Pd, dan 1 (satu) orang guru pendidikan jasmani sekolah dasar SDN No. 76 Kota Tengah, yaitu Ridwan Madu, S.Pd. Validasi dilakukan dengan cara memberikan draf awal produk model pengembangan panduan pembelajaran pencak silat, dengan disertai lembar evaluasi untuk ahli yang berupa kuisioner yang berisi aspek kualitas produk model pengembangan panduan pembelajaran pencak silat dan saran serta komentar dari para ahli. Hasil evaluasi berupa nilai untuk aspek kualitas produk model pengembangan panduan pembelajaran dengan menggunakan skala likert 14. Lembar evaluasi untuk kualitas produk model pengembangan panduan pembelajaran pencak silat untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang akan dikembangkan, dapat dilihat pada lampiran. 4.1.3.2 Deskripsi Data Validasi Ahli Data yang diperoleh dari pengisian kuisioner oleh ahli merupakan pedoman yang menyatakan apakah produk model pengembangan panduan
37
pembelajaran pencak silat untuk sekolah dasar kelas tinggi. Penilaian dilakukan terhadap kualitas produk model panduan pembelajaran pencak silat yang dikembangkan untuk mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Tabel berikut ini adalah hasil pengisian kuisioner dari ahli dan guru pendidikan jasmani sekolah dasar. Tabel 4.1.3.2. Hasil Pengisian Kuisioner Ahli dan Guru Penjas Sekolah Dasar Aspek penilaian dari ahli dan guru N0 Aspek yang dinilai A1 A2 A3 G4 1 Kesesuaian dengan kompetensi dasar. 3 4 4 4 2 Kejelasan petunjuk teknik dasar. 3 3 4 4 3 Ketepatan memilih teknik dasar bagi siswa. 4 4 4 3 4 Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan. 4 4 4 4 5 Kemudahan teknik dasar untuk dilakukan siswa. 4 4 4 4 6 Kesesuaian teknik dasar dengan karakteristik 4 4 4 4 siswa. 7 Mendorong perkembangan aspek fisik/jasmani 4 4 4 4 siswa. 8 Mendorong perkembangan aspek afektif siswa. 4 4 4 3 9 Mendorong perkembangan aspek psikomotor 4 4 4 4 siswa. 10 11
Mendorong perkembangan kognitif siswa. Dapat dilakukan siswa yang terampil maupun tidak terampil.
4
4
4
3
4
4
4
4
12 13 14
Dapat dilakukan siswa putra maupun putri. Mendorong siswa aktif bergerak. Meningkatkan minat dan motivitasi siswa berpartisipasi,
4 4
4 4
4 4
4 4
3
4
4
3
55 3.9
55 3.9
56 4
52 3.7
Jumlah Skor Rata-Rata Sumber : Dokumen penelitian Keterangan : A1 : Ahli 1 A2 : Ahli 2 A3 : Ahli 3 G4 : Guru penjas
38
Berdasarkan hasil kuisioner yang dilakukan oleh masing-masing ahli dan guru penjas di sekolah dasar diperoleh rata-rata 3.8 (tiga koma delapan) atau masuk dalam kategori “Baik/Tepat/Jelas”. Jadi dapat disimpulkan pengembangan panduan pembelajaran pencak silat untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan sekolah dasar kelas tinggi, dapat digunakan untuk uji coba skala kecil. Masukan yang berupa saran dan komentar pada produk model pengembangan panduan pembelajaran pencak silat untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan sekolah dasar kelas tinggi, sangat diperlukan untuk perbaikan terhadap produk tersebut. Berikut ini adalah berbagai masukan dan saran dari para ahli dan guru penjas sekolah dasar : 1) Sebelum melakukan aktifitas olahraga harus ada pemanasan karena pemanasan dapat mencegah terjadinya cidera otot. 2) Tidak ada penjelasan gerakan pada seluruh gambar sehingga guru atau siswa masih sulit untuk mempelajari teknik dasar pencak silat. 3) Fasilitas pencak silat yang digunakan untuk proses pembelajaran tidak dicantumkan seperti seragam yang digunakan sehingga siswa atau guru beranggapan bahwa belajar pencak silat harus menggunakan pakaian pencak silat. 4) Sebaiknya lapangan standar untuk pembelajaran pencak silat digambarkan agar siswa atau guru tidak beranggapan bahwa proses belajar mengajar pencak silat harus diatas matras (lapangan standar pencak silat)
39
4.1.3.3 Revisi Produk Awal Sebelum Uji Coba Skala Kecil Berdasarkan saran dari para ahli dan guru penjas sekolah dasar pada produk seperti yang dijelaskan diatas, maka revisi produk segera dilaksanakan. Proses revisi produk berdasarkan saran para ahli dan guru penjas sekolah dasar sebagai berikut : 1) Sebelum melakukan aktifitas olahraga harus ada pemanasan karena pemasan dapat mencegah cidera otot. Revisi produk: mencantumkan kegiatan pemanasan yang dilakukan dalam proses pembelajaran. 2) Tidak ada penjelasan gerakan pada seluruh gambar sehingga guru atau siswa masih sulit untuk mempelajari teknik dasar pencak silat. Pada revisi produk: semua gambar diberi penjelasan gerakan. 3) Fasilitas pencak silat yang digunakan untuk proses pembelajaran tidak dicantumkan seperti seragam yang digunakan sehingga siswa atau guru beranggapan bahwa belajar pencak silat harus menggunakan pakaian pencak silat. Revisi produk ini: fasilitas olahraga seperti seragam yang digunakan dicantumkan. 4) Sebaiknya lapangan standar untuk pembelajaran pencak silat digambarkan karena siswa atau guru tidak beranggapan bahwa proses belajar mengajar pencak silat harus di atas matras (lapangan standar pencak silat). Revisi produk ini: gambar lapangan standar untuk pembelajaran pencak silat digambar dan diberi penjelasan.
40
4.1.4 Data Uji Coba Skala Kecil Validasi oleh para ahli dan guru penjas sekolah dasar telah dilakukan, dan revisi pada produk telah disesuaikan dengan saran dan dan komentar yang diberikan, kemudian produk diujicobakan dengan menggunakan skala kecil, yakni siswa kelas V SDN No. 76 Kota Tengah. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi berbagai permasalahan serta kelemahan, kekurangan, ataupun keefektifan produk untuk digunakan oleh siswa. Data yang diperoleh dari uji coba ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan revisi produk sebelum digunakan uji coba lapangan. Masukan yang berupa saran dan komentar pada produk model pengembangan panduan pembelajaran pencak silat untuk sekolah dasar kelas tinggi (IV, V, VI) setelah di diujicobakan skala kecil, sangat diperlukan untuk perbaikan panduan pembelajaran tersebut. Berikut ini adalah masukan dan saran para ahli dan guru penjas sekolah dasar, setelah diujicobakan pada skala kecil. 1) Penggunaan bahasa Indonesia harus menggunakan EYD. 2) Gambar pada petunjuk kegiatan pemanasan diperbesar. 3) Seluruh gambar teknik dasar pencak silat dalam draf harus menggunakan pengaturan ukuran yang baik (layout). 4.1.4.1 Revisi Produk Setelah Uji Coba Skala Kecil Berdasarkan saran dari para ahli dan guru penjas sekolah dasar pada produk yang telah diujicobakan ke dalam uji coba skala kecil, maka segera direvisi produk. Proses revisi produk berdasarkan saran ahli dan guru penjas sekolah dasar sebagai berikut:
41
1) Penggunaan
bahasa Indonesia harus menggunakan EYD. Setelah revisi
produk, penggunaan bahasa Indonesia menggunakan EYD. 2) Gambar pada petunjuk pemanasan diperbesar. Setelah revisi pada produk ini gambar pada petunjuk pemanasan diperbesar agar jelas dan mudah dipahami. 3) Seluruh gambar teknik dasar pencak silat dalam draf harus menggunakan pengaturan ukuran yang baik (layout). Setelah revisi produk, seluruh gambar teknik dasar pencak silat sudah menggunakan pengaturan ukuran yang baik (layout). 4.1.5
Data Uji Coba Skala Luas Setelah produk pengembangan panduan pembelajaran pencak silar
diujicobakan dalam skala kecil dan direvisi, selanjutnya adalah melakukan uji coba skala luas. Uji coba skala luas dilaksankan pada siswa kelas tinggi (IV, V, VI) yang berjumlah 70 orang siswa atau objek dengan proses pembelajaran pada waktu yang berbeda. Berikut ini adalah rincian jumlah siswa atau subjek. Tabel 4.1.5 Rincian Jumlah Siswa SDN No. 72 Kota Tengah Kelas Tinggi Ket Jumla Siswa No Kelas Total Putra Putri 1 IV 17 16 33 2 V 13 6 19 3 VI 12 6 18 70 JUMLAH Sumber : Dokumen Penelitian 4.1.6
Data Validitas dan Reliabilitas Instrumen Uji validitas dan reliabilitas dilakukan instrument penelitian. Berikut ini
dijelaskan hasil Uji validitas dan Uji reliabilitas instrument penelitian atau kuesioner.
42
4.1.6.1 Uji Validitas Uji validitas dilakukan melalui analisis faktor terhadap instrumen dengan cara mengkorelasikan jumlah skor pada butir soal dengan skor total. Menurut Trihendardi yang dikutip Susanto (2009:86), uji korelasi dilakukan untuk mencari besarnya hubungan dan arah hubungan. Nilai korelasi berkisar dalam rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Tanda positif dan negatif menentukan arah hubungan. Tanda positif menunjukkan arah yang sama, dimana jika satu variabel naik maka variabel lain juga naik, demikian pula sebaliknya. Tanda negatif menunjukkan arah perubahan yang berlawan, dimana jika satu variabel naik maka variabel yang lain justru turun. Uji validitas dalm penelitian menggunakan progam Microsoft excel dengan Korelasi Person. Berdasarkan penghitungan koefisien korelasi, diketahui berada dalam rentan 0,7-1,00. Menurut Young dalam Trihendardi, yang dikutip oleh Susanto (2009:87), besarnya nilai koefisien korelasi (r) dikategorikan sebagai berikut: a) 0.7 – 1.00 baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang tinggi. b) 0.4 – 0.7 baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang substansial. c) 0.2 – 0.4 baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang rendah. d) < 0.2 baik positif maupun negatif, hubungan dapat diabaikan.
43
Dengan demikian berdasarkan penghitungan statistik validitas uji instrumen diketahui valid karena menunjukkan derajat hubungan yang tinggi. Hasil perhitungan validitas instrumen secara lengkap dapat lihat pada lampiran. 4.1.6.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dalam penelitian menggunakan Program Microsoft Excel dengan analisis cronbach’s alpha. Berdasarkan hasil penghitungan reliabilitas data instrument, diketahui bahwa nilai reliabilitas jika diketahui dengan menggunakan koefisien Alpha, menunjukkan koefisien yang tinggi, yaitu 0.726 dengan demikian instrumen dinyatakan reliabel. Hasil perhitungan relilibilitas instrumen secara lengkap dapat lihat pada lampiran.
4.2 Analisis Data Hasil penelitian terhadap skor total instrument penelitian, dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: baik, sedang, dan kurang. Data penghitungan skor total yang meliputi aspek menyeluruh, yakni aspek psikomotor, kognitif, dan afektif, untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Rentangan skor untuk penentuan kategori skor total respon siswa terhadap model produk panduan pencak silat dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.2.a. Konversi Nilai dan Kategori Skor Total Respon Siswa Rentang Skor
Kategori
21 sampai dengan 30
Baik
11 sampai dengan 20
Sedang
0 sampai dengan 10
Kurang
44
Distribusi frekuensi skor total respon siswa terhadap produk model pengembangan panduan pembelajaran pencak silat berdasarkan pengkategorian, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2.b. Distribusi Frekuensi Skor Total Respon Siswa Terhadap Produk Model Pengembangan Panduan Pembelajaran Pencak Silat Frekuensi No Kategori Rentang Skor (f) (%) 1 Baik 20 sampai dengan 30 68 97,14 2 Sedang 11 sampai dengan 20 2 2,86 3 Kurang 0 sampai dengan 10 0 0 70 100 Jumlah Sumber : Dokumen Penelitian Berdasarkan tabel distribusi frekuensi skor total (meliputi aspek menyeluruh; aspek psikomotor, kognitif, dan afektif), dapat disimpulkan bahwa: (1) siswa yang memiliki skor total dengan kategori baik berjumlah 68 siswa atau sekitar 97,14%, (2) siswa yang memiliki skor total dengan kategori sedang berjumlah 2 siswa atau sekitar 2.86%, dan (3) tidak ada siswa yang memiliki skor total dengan kategori kurang.
4.3 Revisi Produk Setelah Uji Coba Skala Luas (Produk Akhir) Revisi produk model pengembangan panduan pembelajaran pencak silat untuk siwa sekolah dasar kelas tinggi, dilakukan melalui beberapa tahap. Revisi dilakukan sebelum panduan pembelajaran diujicobakan dalam skala kecil, sesudah uji coba skala kecil, dan sesudah uji coba skala luas. Produk yang telah diujicobakan dalam uji coba skala luas, perlu dilakukan revisi yang terakhir, untuk penyempurnaan produk.
45
4.3.1 Proses Pengembangan Panduan Pembelajara Pencak Silat Pengembangan produk model panduan pembelajaran pencak silat untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi, memerlukan beberapa tahapan dan revisi yang harus dilalui. Sebelum mendapatkan produk akhir. Tahapan revisi yang harus dilalui dalam proses pembuatan panduan pembelajaran pencak silat, antara lain: penyusunan draf awal panduan pembelajaran pencak silat, revisi tahap I, dan revisi tahap II (akhir). Berikut ini adalah bagian-bagian dari produk yang direvisi dalam produk model pengembangan panduan pembelajaran pencak silat: Tabel 4.3.1. Revisi Produk model Pengembangan Panduan Pembelajaran Pencak Silat dari Draf Awal sampai Produk akhir Draf Produk Awal Revisi Tahap I Revisi Tahap II Sebelum melakukan Sebelum melakukan Untuk melakukan aktifitas aktifitas olahraga harus aktifitas olahraga harus ada olahraga diawali dengan karena ada pemanasan karena pemanasan karena pemanasan pemanasan dapat pemanasan dapat mencegah pemanasan dapat mencegah mencegah terjadinya terjadinya cidera otot. cidera otot dan gambar cidera otot. Pemanasan Pemansan sudah pemanasannya diperbesar dan gambar pemansannya sudah dicantumkan. dicantumkan. diperbesar. Gambar pemanasan telah diperbesar. Tidak ada penjelasan Tidak ada penjelasan Seluruh gambar teknik dasar gerakan pada seluruh gerakan pada seluruh pencak silat dalam draf gambar sehingga guru atau gambar sehingga guru atau harus menggunakan siswa masih sulit untuk siswa masih sulit untuk pengaturan ukuran yang mempelajari teknik dasar mempelajari teknik dasar baik (layout). Sudah pencak silat. Semua pencak silat. Semua gambar menggunakan ukuran gambar sudah diberi sudah diberi penjelasan gambar yang baik (layout). penjelasan gerakan. gerakan. Fasilitas pencak silat yang Fasilitas pencak silat yang Fasilitas pencak silat yang digunakan untuk proses digunakan untuk proses digunakan untuk proses pembelajaran tidak pembelajaran tidak pembelajaran dicantumkan dicantumkan seperti dicantumkan seperti seperti seragam yang seragam yang digunakan seragam yang digunakan digunakan sehingga siswa sehingga siswa atau guru sehingga siswa atau guru atau guru tidak beranggapan beranggapan bahwa beranggapan bahwa belajar bahwa belajar pencak silat belajar pencak silat harus pencak silat harus harus menggunakan pakaian
46
menggunakan pakaian menggunakan pakaian pencak silat. Seragam pencak silat. Seragam pencak silat yang pencak silat yang digunakan digunakan dalam proses dalam proses pmebelajaran pmebelajaran sudah sudah dicantumkan. dicantumkan. Sebaiknya lapangan Sebaiknya lapangan standar standar pembelajaran pembelajaran pencak silat pencak silat digambarkan digambarkan agar siswa agar siswa atau guru tidak atau guru tidak beranggapan beranggapan bahwa proses bahwa proses belajar belajar mengajar pencak mengajar pencak silat harus silat harus diatas matras diatas matras (lapangan (lapangan standar pencak standar pencak silat).. silat). Penggunaan bahasa Penggunaan bahasa Indonesia pada seluruh Indonesia pada seluruh draf draf awal harus awal harus menggunakan menggunakan EYD. Telah EYD. Telah menggunakan menggunakan EYD. EYD. Sumber : Dokumen Penelitian
pencak silat.
Untuk proses pembelajaran lapangan yang digunakan minimal berukuran 12 X 6 Meter.
Penggunaan bahasa Indonesia pada seluruh draf awal menggunakan EYD.
4.3.2 Perbedaan Antara Pedoman Praktis Pencak Silat Untuk Mahasiswa Dengan Panduan pencak silat Untuk Anak SD Produk panduan pencak silat untuk anak sekolah dasar memiliki perbedaan dengan pedoman praktis pencak silat untuk mahasiswa. Pada tabel berikut ini diuraikan perbedaan keduanya.
47
Tabel 4.3.2. Perbedaan pedoman praktis pencak silat untuk masiswa dan panduan pencak silat untuk anak SD No Panduan pencak silat Panduan pencak silat SD Alasan Tujuan mahsiswa 1. Teknik yang ada dalam Teknik yang ada Tingkat kesulitan Siswa atau guru mudah panduan, merupakan merupakan teknik pada teknik dasar mempelajari panduan teknik dasar yang cocok Pencak silat lanjutan bagi siswa SD kelas pembelajaran pencak untuk dipelajari oleh yang cocok dipelajari IV, V, VI harus silat. siswa kelas IV, V, VI. oleh mahasiswa. sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa. 2. Teknik dasar yang ada Teknik yang ada Pelaksanaan Agar pembelajaran dalam panduan, benarmerupakan teknik pembelajaran dilaksanakan benarbenar dipilih dan lanjutan, dan juga Pencak silat bagi benar untuk mencapai dipertimbangkan tingkat memuat jurus-jurus Siswa SD adalah tujuan pembelajaran kesulitannya untuk siswa tangan kosong, dan untuk mencapai (Standar Kompetensi SD. jurus-jurus dengan tujuan dan Kompetensi Dasar). senjata, seperti toya pembelajaran. (tongkat), dan golok.
4.3.3 Pembahasan Setelah
melalui
langkah-langkah
penelitian
pengembangan
untuk
menghasilkan produk, maka didapatkan produk akhir yang berupa pengembangan panduan pembelajaran pencak silat. Indikator keberhasilan produk ini adalah skor total respon siswa terhadap model pengembangan panduan pembelajaran pencak silat yang datanya diperoleh dari kuisioner yang disebarkan pada siswa. Skor total tersebut adalah aspek menyeluruh dari aspek psikomotor, kognitif, dan afektif yang dijumlahkan, dan menjadi skor akhir dari keseluruhan aspek yang dimiliki siswa. Berdasarkan skor total, diketahui bahwa dari 70 siswa kelas atas yang menjadi subjek, yang termasuk dalam kategori baik adalah 97,14% dari jumlah siswa atau 68 orang siswa, dan yang termasuk dalam kategori
48
sedang adalah 2,86% dari jumlah siswa atau 2 orang. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran hasil penghitungan skala luas. Skor total tersebut patut untuk diperhatikan, karena terkait dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran. Inti dari standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah siswa dapat mempraktekkan teknik dasar pencak silat, serta nilai disiplin, kerjasama, kejujuran, keberanian dan sportivitas. Dengan skor total tersebut, dapat diperoleh gambaran ketercapaian kompetensi pembelajaran pada ketiga aspek, baik psikomotor, kognitif dan afektif. Selain skor total, respon siswa juga dapat dilihat melalui butir-butir soal pada masing-masing aspek, yang lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 113-115. Berdasarkan respon siswa melalui butir-butir soal ada hal-hal yang harus diperhatikan, terutama pada aspek afektif yang memiliki nilai jawaban 1 (negatif), butir soal nomor 19 (apakah kamu menegur teman yang salah ketika melakukan teknik dasar pencak silat), hanya 29 siswa/subjek atau 41,43% yang menjawab “Tidak”, dan butir soal 24 (apakah kamu akan membenci teman yang bisa melakukan teknik dasar pencak silat dengan baik dan benar), hanya 59 siswa/subjek atau 84,29% yang menjawab “Tidak”, sedangkan pada butir soal 21 (apakah kamu akan menerima hukuman yang diberikan oleh guru jika kamu bersalah) hanya 58 siswa/subjek atau 82,86% yang menjawab “Ya”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar siswa masih melakukan 2 (dua) jenis pelanggaran dari 9 (sembilan) jenis pelanggaran dalam proses pembelajaran pencak silat, yakni: menegur teman yang salah ketika melakukan teknik dasar
49
pencak silat, dan membenci teman yang bisa melakukan teknik dasar pencak silat dengan baik dan benar. Selain itu sebagian besar siswa tidak mau menerima hukuman yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini peran guru sangat penting dalam proses pembelajaran, agar siswa lebih dapat memahami dan mengamalkan nilai sportivitas dan disiplin dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, berdasarkan respon siswa terhadap hasil gambaran skor total respon siswa yang menggambarkan aspek psikomotor, kognitif dan afektif secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan bahwa produk model pengembangan panduan pembelajaran pencak silat dapat digunakan untuk pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
4.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Produk yang Dihasilkan 4.3.4.1 Kelebihan Produk yang Dihasilkan Hasil penelitian dan pengembangan ini adalah produk pengembangan panduan pembelajaran pencak silat memiliki kelebihan, antara lain: a. Produk ini merupakan satu-satunya panduan pencak silat untuk siswa sekolah dasar yang ada di Gorontalo. b. Dapat digunakan oleh guru penjas untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan kelas tinggi (IV, V, VI) sekolah dasar, karena teknik dasar pencak silat mudah dan menarik untuk dilakukan siswa. c. Membantu guru untuk mengenalkan kepada siswa bahwa pencak silat merupakan budaya bangsa Indonesia, karena selama ini siswa beranggapan bahwa beladiri apapun mereka sebut karate.
50
d. Membantu siswa untuk mempelajari teknik dasar pencak silat. e. Dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan gerak dasar siswa kelas tinggi (IV, V, VI) sekolah dasar. Hal ini berdasarkan data yang diperoleh melalui jawaban siswa pada 4 (empat) butir soal aspek psikomotor. Rata-rata siswa melakukan teknik dasar pencak silat, seperti melakukan pembentukan sikap, pola langkah, pukulan, dan tendangan. f. Dapat digunakan untuk menanamkan nilai disiplin, kerjasama, kejujuran, keberanian dan sportivitas pada siswa kelas tinggi (IV, V, VI) sekolah dasar. Hal ini berdasarkan data yang diperoleh melalui jawaban siswa pada 16 (enam belas) butir soal aspek afektif. Rata-rata siswa dapat bekerja sama dengan teman, bersikap disiplin dan sportif. 4.3.4.2 Kekurangan Produk yang Dihasilkan Produk panduan pembelajaran pencak silat disamping memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan, antara lain: a. Proses pembelajaran tidak sepenuhnya dilaksanakan oleh guru Penjas Orkes disekolah karena dalam proses pembelajaran peneliti turut serta dalam pengelolaan kelas. b. Pengelolaan
kelas
selama
proses
pembelajaran,
karena
guru
tidak
memperhatikan jarak siswa antara siswa satu dengan siswa lainnya (saling berdekatan) siswa akan saling mengganggu dan kondisi belajar dan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.
51
c. Ketegasan guru terhadap siswa yang tidak disiplin. Guru yang tegas terhadap siswa yang tidak disiplin sangat menentukan proses pembelajaran akan berjalan dengan baik. d. Kebiasaan
dalam
melaksanakan
pembelajaran
dengan
bias
gender
(membedakan putra dan putri), siswa putri ingin dipisahkan barisannya dari siswa putra dan merasa bahwa gerakan dasar pencak silat pada umumnya hanya untuk siswa putra.
4.3.5 Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan-keterbatasan saat melakukan penelitian. Adapun keterbatasan dalam penelitian antara lain: 1. Lapangan yang digunakan untuk proses pembelajaran harus datar, tidak becek, berlubang, dan tidak berduri. Jika lapangan sekolah berlubang maka peran guru sangat diharapkan untuk menimbun lapangan yang lubang tersebut. 2.
Guru Pendidikan Jasmani sekolah dasar hanya 1 orang.
3. Kekhawatiran terhadap pengisian kuisioner.
52