99
BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Deskripsi Objek Penelitian PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) berdiri pada tahun 1999 paska krisis ekonomi dan moneter Indonesia tahun 1997-1998. Krisis tersebut mengakibatkan industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Kemudian pemerintah Indonesia memutuskan kebijakan untuk merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat yang bersamaan pemerintah Indonesia melakukan kegiatan merger sebagai tindak lanjut kebijakan restrukturisasi dan rekapitalisasi bankbank konvensional Indonesia yang terkena dampak krisis. Bank-bank yang yang di-merger oleh pemerintah Indonesia yaitu: Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bank Bapindo. Bank-bank tersebut digabungkan menjadi satu bank baru bernama PT. Bank Mandiri (persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sebagai pemilik mayoritas baru PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara tersebut. Sebagai tindaklanjut dari keputusan merger, Bank konsolidasi
serta
membentuk
tim
pengambangan
Mandiri melakukan perbankan
syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri serta sebagai respon atas
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
100
diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998 yang memberikan peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karena itu, tim pengembangan perbankan syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank Konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999 dan telah mendapatkan izin dan persetujuan dari Bank Sentral (Bank Indonesia) melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP.BI/1999 dan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999. Bank Syariah Mandiri berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan (nasabah) untuk menjadikan bank syariah mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan. Untuk mencapai tujuan tersebut bank syariah mandiri menawarkan berbagai macam produk bank yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah. Produk-produk bank syariah mandiri terdiri dari produkproduk penghimpunan dana dan produk-produk yang termasuk dalam produk penyaluran dana. Produk-produk penghimpun dana pada bank syariah mandiri terdiri dari berbagai macam Tabungan Syariah, Giro Syariah, dan Deposito Syariah yang
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
101
berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah, yaitu berdasarkan prinsip syariah AlWadiah dan Al-Mudharabah. Sedangkan produk-produk penyaluran dana pada bank syariah mandiri terdiri dari berbagai macam bentuk pembiayaan yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah, yaitu berdasarkan prinsip bagi hasil (profit sharing), jual beli (sale and purchase), sewa (operational lease and financial lease), dan jasa (fee based service). Pembiayaan bank syariah mandiri yang belandaskan prinsip bagi hasil (profit sharing) terdiri dari pembiayaan-pembiayaan yang berdasarkan prinsip Al-Mudharabahdan dan Al-Musyaraqah. Kemudian pembiayaan jual beli pada bank syariah mandiri diaplikasikan dengan berdasarkan prinsip syariah AlMurabahah dan Istishna. Sedangkan pembiayaan sewa diaplikasikan berdasarkan pada prinsip Ijarah dan kegiatan pembiayaan dalam bentuk jasa (fee-based service) menggunakan prinsip syariah Hiwalah, Rahn, Qard, Wakalah, dan Kafalah. 4.1.2 Gambaran Deskripsi Variabel Penelitian Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel Pembiayaan dan variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) berdasarkan pertumbuhannya dan dijadikan sebagai variabel bebas atau independent serta variabel Likuiditas yang diukur dengan menggunakan Financing Deposit to Ratio (FDR) sebagai variabel terikat atau dependent. 4.1.2.1 Gambaran Deskripsi Pembiayaan Pembiayaan merupakan bagian dari kegiatan utama dalam perbankan syariah. Kegiatan pembiayaan ini
adalah sebagai wujud dalam
kegiatan
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
102
penyaluran dana yang berhasil dihimpun oleh bank syariah untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa pembiayaan merupakan bagian dari sisi likuiditas perbankan syariah, yaitu sebagai gambaran keadaan arus lalu lintas keuangan yang terjadi pada bank syariah tersebut. Selain itu, seperti yang diungkapan oleh Masyhud Ali (227:2004) secara tidak langsung mengungkapkan bahwa pembiayaan juga merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan aktiva yang produktif
dan
mendapatkan keuntungan atau eraning asset bagi bank syariah itu sendiri serta untuk mengurangi resiko idle. Pendanaan atau pembiayaan pada bank syariah mandiri mengalami pertumbuhan yang fluktuatif dan sempat mengalami pertumbuhan yang negatif. Berikut ini adalah data pertumbuhan pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri Tbk. dari kuartal ke-1 tahun 2004 – kuartal ke-2 2012. Tabel 4.1 Data Pertumbuhan Pembiayaan Pada PT. Bank Syariah Mandiri Tbk. Dari Kuartal ke-1 Tahun 2004- Kuartal ke-2 Tahun 2012 (Jutaan Rupiah) Tahun K Pembiayaan 2004
2005
2006
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2,763,013 3,762,776 4,876,134 5,253,985 6,100,188 6,045,027 5,948,969 5,831,869 6,192,362 6,929,557 7,223,767 7,410,699
Growt 26.99% 36.18% 29.59% 7.75% 16.11% -0.90% -1.59% -1.97% 6.18% 11.90% 4.25% 2.59%
Tahun K Pembiayaan 2007
2008
2009
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
7,644,903 8,465,492 9,295,479 10,325,374 11,149,973 12,730,717 13,765,854 13,278,380 13,428,658 14,232,114 14,936,195 16,016,675
Growt 7.99% 10.73% 9.80% 11.08% 14.18% 8.13% -3.54% 3.16% 1.13% 5.98% 4.95% 7.23%
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
103
2010 2011
1 2 3 4 1
17,647,857 19,871,005 21,438,392 23,935,339 27,088,062
10.18% 12.60% 7.89% 11.65% 13.17%
2 30,058,595 10.97% 3 34,409,465 14.47% 4 36,664,227 6.55% 1 37,350,425 1.87% 2012 2 39,862,744 6.73% Terkecil 2,763,013 36.18% Terbesar 39,862,744 -3.54% Rata-rata 14,762,773 9.23% Sumber: www.syariahmandiri.co.id (data diolah) 2011
Keterangan, K = Kuartal Pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat gambaran perkembangan Pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri dari tahun 2004-2012. Rata-rata perkembangan pembiayaan tumbuh di bawah 10% yaitu 9,23%. Pertumbuhan pembiayaan yang terbesar selama periode tersebut adalah 36%, yaitu pada tahun 2004 dan pertumbuhan pembiayaan yang terkecil selama periode tersebut sempat mengalami pertumbuhan yang negatif secara berturut-turut selama kuartal tahun 2005. Pertumbuhan pembiayaan pada bank syariah yang kurang baik terjadi pada akhir tahun 2008, yaitu -3,54%. Hal ini kemungkinan terjadi karena pada akhir tahun 2008 terjadi krisis keuangan global sehingga memberikan efek buruk pada kegiatan pembiayaan dalam kegiatan perekonomian. Gambaran perkembangan pembiayaan lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini:
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
104
Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan Pada Pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri Tbk. Dari Kuartal ke-1 Tahun 2004 - Kuartal ke-2 Tahun 2012
Pertumbuhan Pembiayaan PERT.PMB 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% -5,00% -10,00%
Linear (PERT.PMB)
1234123412341234123412341234123412 2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011 2012
Sumber: www.syariahmandiri.co.id (data diolah) Berdasarkan grafik 4.1, dapat dijelaskan bahwa pada awal tahun 2004 pembiayaan bank syariah mandiri mengalami pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat ditunjukan pada kuartal pertama tahun 2004 pertumbuhan pembiayaan berada pada posisi 26,99% dan naik menjadi 36,18% pada kuartal kedua tahun 2004.Namun, pada akhir tahun 2004 pertumbuhan pembiayaan mengalami penurunan yang cukup drastis, yaitu hanya sebesar 7,75% atau -21,84% dari kuartal kedua tahun 2004. Kemudian, pada kuartal awal tahun 2005 pertumbuhan pembiayaan mengalami pertumbuhan yang cukup baik, yaitu naik menjadi 16,11%. Akan tetapi, kuartal berikutnya selama tahun 2005 pertumbuhan pembiayaan bank syariah mandiri sempat mengalami pertumbuhan yang negatif secara berturut-
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
105
turut, yaitu -0,90%; -1,59%; dan -1,97%. Pertumbuhan yang negatif ini disebabkan karena jumlah pembiayaan menurunan dari 6,1 triliun pada awal tahun 2005 menjadi 5,8 triliun pada akhir tahun 2005. Hal ini juga bisa terjadi disebabkan juga secara tidak langsung oleh pengaruh dari gejolak ekonomi makro indonesia yang kurang kondusif pada saat itu. Pada awal tahun 2006, pembiayaan mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 6,18% dan menurun pada kuartal keempat, yaitu menjadi sebesar 2,59%. Penurunan ini disebabkan karena pembiayaan murabahah, pembiayaan istishna, dan pembiayaan ijarah mengalami penurunan. Pada tahun 2007 pembiayaan mengalami pertumbuhan yang cukup baik dari sebelumnya. Pembiayaan mengalami pertumbuhan sebesar 3,16% dan naik menjadi di akhir tahun 2007 menjadi 11,08%. Pada awal tahun 2008, pembiayaan pada bank syariah mandiri tumbuh sebesar 7,99% dan pertumbuhannya menurun dibanding pada saat penutupan akhir kinerja keuangan pada tahun 2007. Pada dua kuartal akhir tahun 2008 pembiayaan mengalami penurunan pertumbuhan terutama pada kuartal keempat yang menunjukkan angka pertumbuhan yang negatif, yaitu -3,54%.
Hal ini
kemungkinan terjadi karena pada akhir tahun 2008, tepatnya pada kuartal ketiga terjadi krisis keuangan global yang mengakibatkan kegiatan pembiayaan terutama pembiayaan murabahah mengalami penurunan karena ada ekpektasi dampak buruk dari krisis keungan global tersebut terhadap perekonomian di Indonesia.
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
106
Awal tahun 2009, pada saat pemulihan ekonomi dari dampak krisis keuangan global pembiayaan bank syariah mandiri tumbuh positif sebesar 1,13% dan naik menjadi 7,23% pada kuartal keempat tahun 2009. Meskipun masih dalam masa pemulihan dari krisis keuangan global dan sempat terjadi rumor krisis keuangan eropa tahun 2010, akan tetapi sejak awal tahun 2009 hingga pertengahan akhir tahun 2011 pada umumnya pembiayaan pada bank syariah mandiri mengalami kenaikan, hal ini bisa dilihat rata-rata pembiayaan pada tahun 2010 dan 2011 mengalami pertumbuhan di atas 10% di setiap kuartal selama periode tersebut. Namun, akhir kinerja keuangan tahun 2011 menunjukkan bahwa pembiayaan mengalami penurunan yang menurun dari 14,47% pada kuartal ketiga tahun 2011 menjadi 6,55% pada kuartal keempaat tahun 2011. Penurunan ini terjadi hinggal awal tahun 2012 dan pada kuartal kedua tahun 2012 pembiayaan tumbuh tetap pada level 6%. Dari penjelasan deskripsi perkembangan pembiayaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pembiayaan pada bank syariah mandiri mengalami pertumbuhan yang sangat fluktuatif. Akan tetapi, tapi cenderung membentuk tren menurun dari kuartal pertama tahun 2004 sampai dengan kuartal kedua tahun 2012. 4.1.2.2 Gambaran Deskripsi Dana Pihak Ketiga (DPK) Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan bagian dari sumber dana bank yang dihimpun dari masyarakat untuk dijadikan sebuah modal bagi bank dan disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pembiayaan.
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
107
Gambaran data perkembangan DPK pada bank syariah mandiri dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Data Pertumbuhan DPK Pada PT. Bank Syariah Mandiri Tbk. Dari Kuartal ke-1 Tahun 2004 - Kuartal ke-2 Tahun 2012 (Jutaan Rupiah) Tahun 2004
2005
2006
2007 2008
K
DPK
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
3,269,759 4,406,929 5,103,809 5,709,034 6,144,075 6,181,400 5,991,851 7,171,508 7,149,751 7,500,834 7,679,553 8,350,281 8,754,644 8,851,328 9,864,934 11,105,978 12,245,787
Growt 20,91% 34,78% 15,81% 11,86% 7,62% 0,61% -3,07% 19,69% -0,30% 4,91% 2,38% 8,73% 4,84% 1,10% 11,45% 12,58% 10,26%
Tahun
K
DPK
2 14,269,916 2008 3 13,890,021 4 14,898,687 1 15,641,653 2 16,353,436 2009 3 16,987,502 4 19,333,901 1 21,027,215 2 23,333,625 2010 3 24,838,756 4 28,998,908 1 32,226,543 2 33,955,067 2011 3 38,292,139 4 42,617,663 1 43,517,714 2012 2 43,313,357 Terkecil 3,269,759 Terbesar 43,517,714 43.517.,714 Rata-rata 16,734,634 43.517.714 Sumber: www.syariahmandiri.co.id (data diolah)
Growt 16,53% -2,66% 7,26% 4,99% 4,55% 3,88% 13,81% 8,76% 10,97% 6,45% 16,75% 11,13% 5,36% 12,77% 11,30% 2,11% -0,47% -3,07% 34,78% 8,75%
Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat perkembangan dari Dana Pihak Ketiga (DPK) pada bank syariah mandiri dari kuartal pertama tahun 2004 – kuartal kedua tahun 2012. Rata-rata pertumbuhan DPK tumbuh di bawah level 10% yaitu sebesar 8,75%. Pertumbuhan DPK yang terbesar terjadi pada kuartal kedua tahun 2004, yaitu sebesar 34% dan pertumbuhan DPK yang terkecil terjadi pada tahun 2005 yaitu -3.07%. Gambaran perkembangan pembiayaan lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini:
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
108
Gambar 4.2 Grafik Pertumbuhan DPK Pada PT Bank Syariah Mandiri Tbk. Dari Kuartal ke-1 Tahun 2004 - Kuartal ke-2 Tahun 2012
Pertumbuhan DPK PERT.DPK 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% -5,00%
Linear (PERT.DPK)
1234123412341234123412341234123412 2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011 2012
Sumber: www.syariahmandiri.co.id (data diolah) Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat digambarkan bahwa pada kuartal awal tahun 2004 perkembangan DPK tumbuh sebesar 20,91%. Kemudian naik menjadi 34,78% pada kuartal kedua dan turun kembali pada kuartal ketiga dan keempat tahun 2004 menjadi 15,81% dan 11,86%. Perkembangan DPK selama tahun 2004 tumbuh sangat baik relatif dengan keadaan ekonomi makro Indonesia saat itu yang cukup kondusif. Pada tahun 2005, perkembangan DPK sedikit terhambat dan menunjukkan pertumbuhan yang negatif tepatnya pada kuartal kedua dan ketiga tahun 2005. Posisi terumbuhan DPK pada saat itu adalah 0,61% dan -3,07%. Penurunan ini dikarenakan jumlah dana yang masuk yang sebelumnya masih bisa mencapai 6,1 triliun menjadi 5,9 triliun pada kuartal ketiga tahun 2005. Selain itu, hal ini
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
109
terjadi sejalan dengan kondisi makro ekonomi Indonesia yang kurang kondusif pada saat itu. Meskipun pada kuartal akhir tahun 2005 pertumbuhan DPK mengalami kenaikan yang sangat signifikan karena jumlah dana yang terhimpun dalam bentuk tabungan dan deposito mudharabah serta giro wadiah meningkat, akan tetapi pertumbuhan DPK tersebut tidak konsisten dan pada awal tahun 2006 perkembangan DPK tumbuh negatif sebesar -0,30%. Pertumbuhan DPK sedikit melambat dari awal kuartal tahun 2006 sampai dengan pertengahan tahun 2007. Pada kuartal ketiga tahun 2007, perkembangan DPK semakin tumbuh positif hingga pertengahan tahun 2008. Rata-rata perkembangan DPK pada periode tersebut tumbuh di atas 10%, dari 11,45% pada kuartal ketiga tahun 2007 menjadi 16,53% pada kuartal kedua tahun 2008. Akan tetapi, pada kuartal ketiga tahun 2008 pembiayaan tumbuh negatif, yaitu -2,66%. Penurunan ini bisa disebabkan karena kondisi ekonomi makro global dalam keadaan kurang kondusif, yaitu adanya krisis keuangan global. Namun, pada akhir ahun 2008 DPK tumbuh positif sebesar 7,26%. Selanjutnya, pada tahun 2009 pertumbuhan DPK sedikit melambat, tapi pada akhir periode tahun 2009 pertumbuhan DPK mencapai 13,81%. Pada tahun 2010, DPK tumbuh sebesar 8,76% dan pada akhir periode tahun 2010 DPK tumbuh menjadi 16,75%. Pada awal tahun 2011 pertumbuhan DPK tumbus sebesar 11,13% dan pada akhir periode pertumbuhannya konstan pada level 11%. Pada umumnya, sejak kuartal pertama tahun 2010 hingga akhir tahun 2011, DPK mengalami pertumbuhan yang cukup baik, yaitu tumbuh di atas 10%. Namun pada awal kinerja tahun 2012, perkembangan DPK mengalami
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
110
penurunan. Hal ini dapat dilihat pada kuartal keempat tahun 2011 pertumbuhan DPK sebesar 11,30% turun drastis menjadi 2,11% pada kuartal awal tahun 2012 dan tumbuh negatif pada kuartal kedua tahun 2012, yaitu -0,47%. Dari pejelasan deskripsi Dana Pihak Ketiga di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan DPK mengalami pertumbuhan yang fluktuatif tapi cenderung membentuk tren yang menurun dari kuartal pertama tahun 2004 – kuartal kedua tahun 2012. 4.1.2.3 Gambaran Deskripsi Likuiditas Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi semua penarikan dana oleh nasabah deposan, kewajiban jatuh tempo, dan memenuhi permintaan kredit/pembiayaan tanpa ada penundaan. Ketika kinerja likuiditas perbankan, khususnya perbankan syariah mengalami kenaikan maka bisa memperbesar peluang mendapatkan keuntungan, mengurangi resiko moral hadzard, mengurangi resiko terjadinya idle yang akan menimbulkan besarnya opportunity cost dan meningkatkan kepercayaan pada nasabah yang menyimpan dananya ke bank syariah tersebut. Likuiditas membutuhkan pengelolaan secara efektif dan sefesien mungkin untuk kelancaran proses operasional bank dalam menopang kinerja keuangan bank dalam pencapaian tujuan perusahaan bank itu sendiri dan kinerja likuiditasnya berada pada posisi yang sesuai dengan regulasi likuiditas yang telah ditetapkan. Likuiditas sendiri dapat dihitung dengan rasio FDR (Financing Deposit to Ratio). Untuk mendapatkan rasio likuiditas ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
111
FDR =
Total Pembiayaan X 100% Total Dana Pihak Ketiga
Gambaran likuiditas yang terjadi pada bank syariah mandiri dapat dilihat pada tabel 4.3, yaitu tabel data perkembangan Likuiditas pada bank syariah mandiri dari kuartal pertama tahun 2004 sampai dengan kuartal kedua tahun 2012. Tabel 4.3 Data Perkembangan FDR Pada PT. Bank Syariah Mandiri Tbk. Dari Kuartal ke-1 Tahun 2004 - Kuartal ke-2 Tahun 2012
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
2009
K
Pembiayaan
Growt
DPK
Growt
FDR
1 2 3 4 1
2,763,013 3,762,776 4,876,134 5,253,985 6,100,188
26.99% 36.18% 29.59% 7.75% 16.11%
3,269,759 4,406,929 5,103,809 5,709,034 6,144,075
20.91% 34.78% 15.81% 11.86% 7.62%
84.50% 85.38% 95.54% 92.03% 99.29%
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
6,045,027 5,948,969 5,831,869 6,192,362 6,929,557 7,223,767 7,410,699 7,644,903 8,465,492 9,295,479 10,325,374 11,149,973 12,730,717 13,765,854 13,278,380 13,428,658 14,232,114 14,936,195
-0.90% -1.59% -1.97% 6.18% 11.90% 4.25% 2.59% 3.16% 10.73% 9.80% 11.08% 7.99% 14.18% 8.13% -3.54% 1.13% 5.98% 4.95%
6,181,400 5,991,851 7,171,508 7,149,751 7,500,834 7,679,553 8,350,281 8,754,644 8,851,328 9,864,934 11,105,978 12,245,787 14,269,916 13,890,021 14,898,687 15,641,653 16,353,436 16,987,502
0.61% -3.07% 19.69% -0.30% 4.91% 2.38% 8.73% 4.84% 1.10% 11.45% 12.58% 10.26% 16.53% -2.66% 7.26% 4.99% 4.55% 3.88%
97.79% 99.28% 81.32% 86.61% 92.38% 94.06% 88.75% 87.32% 95.64% 94.23% 92.97% 91.05% 89.21% 99.11% 89.12% 85.85% 87.03% 87.92%
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
112
2010
2011
2012 Terbesar Terkecil Rata-rata
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
16,016,675 17,647,857 19,871,005 21,438,392 23,935,339 27,088,062 30,058,595 34,409,465 36,664,227 37,350,425 39,862,744 39,862,744 2,763,013
7.23% 10.18% 12.60% 7.89% 11.65% 13.17% 10.97% 14.47% 6.55% 1.87% 6.73% 36.18% -3.54%
14,762,773
9.23%
19,333,901 13.81% 21,027,215 8.76% 23,333,625 10.97% 24,838,756 6.45% 28,998,908 16.75% 32,226,543 11.13% 33,955,067 5.36% 38,292,139 12.77% 42,617,663 11.30% 43,517,714 2.11% 43,313,357 -0.47% 43,517,714 34.78% 3,269,759 -3.07%
82.84% 83.93% 85.16% 86.31% 82.54% 84.06% 88.52% 89.86% 86.03% 85.83% 92.03% 99.29% 81.32%
15,067,078
89.52%
9.25%
Sumber: www.syariahmandiri.co.id (data diolah) Dari tabel 4.3 di atas, dapat dijelaskan secara singkat bahwa dari kuartal kesatu tahun 2004 sampai dengan kuartal kedua tahun 2012 posisi terbesar rasio likuiditas (FDR) berada pada level 99,29%, yaitu pada kuartal ketiga tahun 2008. Selama periode tersebut rasio likuiditas pada bank syariah mandiri yang paling rendah berada pada posisi di bawah 85%, yaitu pada posisi 81,32%. Rata-rata rasio likuiditas pada bank syariah mandiri berada pada tingkat 89,25%. Penurunan rasio likuiditas pada bank syariah mandiri yang terbesar terjadi pada kuartal keempat pada tahun 2005, yaitu menurun hingga -17,96%. Kemudian kenaikan rasio likuiditas yang terbesar terjadi pada kuartal ketiga tahun 2004, yaitu naik sebesar 10,16% dari kuartal sebelumnya. Gambaran lebih jelas dari perkembangan kinerja likuiditas pada bank syariah mandiri dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini:
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
113
Gambat 4.3 Grafik Perkembangan FDR Pada PT. Bank Syariah Mandiri Tbk. Dari Kuartal ke-1 Tahun 2004 - Kuartal ke-2 Tahun 2012
Sumber: www.syariahmandiri.co.id (data diolah) Pada awal kuartal tahun 2004, FDR berada pada posisi 84,50% dan pada akhir tahun 2004 posisi FDR berada pada posisi 92,03%. Hal ini terjadi karena pertumbuhan pembiayaan lebih besar dibandingkan pertumbuhan DPK nya. Kemudian pada kuartal pertama tahun 2005, FDR hampir menyentuh level 100%, yaitu pada poisi 99,29%. Posisi rasio likuiditas ini adalah posisi terbesar selama periode tahun pengamatan. Posisi rasio likuiditas yang cukup besar ini, disamping memiliki peluang untuk mendapatkan pendapatan yang tinggi namun di sisi lain mengandung resiko terjadinya kemacetan likuiditas. Besarnya posisi likuiditas ini disebabkan karena penurunan pertumbuhan DPK lebih besar dibanding penurunan pertumbuhan pada pembiayaan, sehingga jumlah pembiayaan hampir sama dengan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun. Jika komposisi DPK yang terbesar pada periode tersebut adalah dalam bentuk dana jangka pendek dan disalurkan dalam bentuk pembiayaan jangka
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
114
panjang, maka bank syariah mandiri akan menghadapi resiko terjadinya rush atau macetnya likuiditas. Selanjutnya, pada akhir kinerja tahun 2005 posisi rasio likuiditas (FDR) menurun menjadi 81,32% atau menurun -17,96% dibanding periode awal tahun 2005. Penurunan ini disebabkan oleh pembiayaan yang mengalami pertumbuhan yang negatif sedangkan DPK mengalami pertumbuhan positif yang cukup besar selama periode pengamatan, yaitu tumbuh sebesar 19,69%. Artinya, bank syariah mandiri berhasil menghimpun dana dari masyarakat yang besar, akan tetapi tidak diimbangi dengan kegiatan pembiaayaan yang tinggi. Hal ini akan memicu resiko besarnya dana menganggur atau idle dan timbulnya inefesiensi operasional bank karena tidak memaksimalkan dana yang terhimpun untuk menciptakan earning asset atau pendapatan dari kekayaan bank yang dimiliki. Sejak kuartal pertama tahun 2006, rasio likuditas (FDR) bank syariah mandiri mengalami kenaikan dari 81,32% pada akhir tahun 2005 naik menjadi 94,06% pada kuartal ketiga tahun 2006. Namun, mengalami penurunan pada akhir tahun 2006 yaitu pada posisi 88,75% atau menurun -5,32% dari sebelumnya. Penurunan ini disebabkan karena pertumbuhan DPK lebih besar dibanding pertumbuhan pembiayaan. Selanjutnya selama periode kuartal tahun 2007 hingga awal tahun 2009 rasio likuiditas (FDR) pada bank syariah mandiri mengalami penurunan. Hal ini bisa dilihat dari kuartal kedua tahun 2007 rasio likuiditas berada pada posisi 95,64% dan menjadi 85,85% pada kuartal pertama tahun 2009 atau menurun -9,79%
dibanding kuartal kedua tahun 2007.
Kemudian pada akhir tahun 2009 menurun kembali menjadi 82,85% atau turun
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
115
sebesar -12,79% dibanding kuartal kedua tahun 2007 dan turun -5,08% dibanding kuartal ketiga tahun 2009. Seperti halnya yang terjadi pada akhir tahun 2005, penurunan ini disebabkan karena pertumbuhan DPK lebih besar dibanding pertumbuhan pembiayaanya atau penurunan pertumbuhan DPK lebih kecil dibanding penurunan pertumbuhan pembiayaanya. Selanjutnya, sejak kuartal awal tahun 2009 sampai dengan awal tahun 2012 rasio likuiditas (FDR) pada bank syariah mandiri beberapa kuartal selama periode tersebut sempat mencapai posisi rasio likuiditas di bawah 85%. Tepatnya pada awal tahun 2009 posisi rasio likuiditas berada pada posisi 85,85%; kuartal keempat 2009 berada pada posisi dibawah 85% yaitu 82,54%; kuartal awal tahun 2010 pada posisi 83,93%; berlanjut hingga kurtal kedua tahun 2010 pada posisi 85,16% dan akhir tahun 2010 posisi likuiditas bank syariah mandiri di bawah 85% yaitu sebesar 82,54%. Hal ini terjadi hingga awal tahun 2011 dan 2012, yaitu 84,06% pada kuartal pertama tahun 2011 dan 85,83% pada kuartal pertama tahun 2012. 4.1.3 Analisis Hasil Statistik Analisis hasil statistik merupakan kegiatan untuk mengolah data statistik menjadi sebuah penjelasan yang informatif berkaitan tentang penelitian ini. Adapun dalam analisis statistik, peneliti menggunakan hasil output perhitungan statistik dengan menggunakan software spss 17.0 for windows.
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
116
4.1.3.1 Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk menganalisa gambaran secara umum yang terjadi pada variabel-variabel yang diteliti. Adapun gambaran tersebut disajikan dalam tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Deskripsi Statistik Descriptive Statistics Std. N
Minimum
Maximum
Statistic
Statistic
Statistic
Mean Statistic
Deviation
Std. Error
Statistic
Pert.PMB
34
-3.54
36.18
9.2347
1.46297
8.53052
Pert.DPK
34
-3.07
34.78
8.7544
1.32315
7.71523
FDR
34
81.32
99.29
89.5144
.87507
5.10252
Valid N
34
(listwise)
Tabel 4.4 menggambarkan bahwa dalam penelitian ini jumlah pengamatan yang diambil (N) berjumlah 34. Terdiri dari variabel pembiayaan dan DPK dari segi pertumbuhannya dan variabel Likuiditas diukur dengan FDR. Perkembangan pembiayaan paling kecil tumbuh -3,54% dan paling besar 36,18%. Kemudian perkembangan DPK paling kecil tumbuh -3,07% dan paling besar 34,78%. Sedangkan nilai FDR paling kecil 81,32% dan paling besar 99.29%. 4.1.3.2 Uji Asumsi Klasik 4.1.3.2.1 Uji Asumsi Normalitas Uji normalitas merupakan suatu bagian dari pengujian statistik yang bertujuan untuk mengetahui apakah data-data yang digunakan dalam penelitian
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
117
ini memiliki sebaran data (distribusi data) yang normal atau tidak. Uji asumsi normalitas ini merupakan syarat pertama untuk validitas model regresi dan validitas langkah analisis statistik parametik pada tahap salanjutnya. Uji normalitas dapat dianalisis dengan menggunakan normal probability plot. Jika data menyebar dan mengikuti garis diagonal, maka model regresi dalam penelitian ini bisa dikatakan valid atau memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya. Uji normalitas dengan menggunakan normal probability plot dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini: Gambar 4.4 Normal Probability Plot
Berdasarkan gambar 4.4 dapat dijelaskan bahwa sebaran data menyebar di sekitar dan mengikuti garis diagonal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi secara normal. 4.1.3.2.2 Uji Asumsi Autokorelasi Uji asumsi autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan t-1 (sebelumnya) atau bisa dikatakan adanya korelasi pada nilai-nilai variabel itu
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
118
sendiri. Untuk menguji autokorelasi dapat digunakan dengan metode Durbin Watson. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: a. Jika nilai DW dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif b. Jika nilai DW diantara -2 sampai +2 berati tidak ada autokorelasi c. Jika nilai DW di atas +2 berati ada autokorelasi negatif Adapaun hasil nilai DW dalam penelitian dapat dijelaskan pada tabel 4.5 di bawah ini: Tabel 4.5 Uji Autokorelasi
Model
R
R Square a
1 .599 .359 a. Predictors: (Constant), Pert.DPK, Pert.PMB b. Dependent Variabel: FDR
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
the Estimate
Watson
.318
4.21498
.637
Berdasarkan tabel 4.5, nilai Durbin-Watson (DW) dalam penelitian ini sebesar 0,637. Berdasarkan kriteria Uji Durbin Watson, maka model regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini teruji tidak terdapat autokorelasi karena nilai DW diantara -2 sampai +2. 4.1.3.2.3 Uji Asumsi Multikolinearitas Uji asumsi multiklinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel di dalam penelitian ini atau model regresi yang dihasilkan terdapat hubungan antara satu varibel bebas dengan variabel bebas lainnya atau tidak terdapat hubungan sama sekali. Untuk melakukan uji multikolinearitas, dapat dianalisis dengan menggunakan nilai tollerance (TOL) dan value inflation faktor (VIF) yang dihasilkan dalam penelitian ini. Jika nilai tollerance lebih besar dari 0,1 dan VIF lebih kecil dari 10, maka tidak terdapat multikolinearitas. Adapaun hasil statistik
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
119
nilai tollerance dan VIF dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Pert.PMB
.555
1.803
Pert.DPK
.555
1.803
Dependent Variabel: FDR
Berdasarkan tabel 4.6 , nilai tollerance sebesar 0.555 lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,803 lebih kecil dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkaan bahwa model regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini teruji tidak terdapat multikolinearitas. 4.1.3.2.4 Uji Asumsi Heteroskedastisitas Uji Asumsi Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi kesamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitisitas, salah satunya adalah dengan melihat scatter plot. Suatu model regresi yang baik apabila pada diagram pencar
residualnya tidak
membentuk pola tertentu dan datanya berpencar di sekitar nol pada sumbu Y. Pola tertentu yang dimaksud disini seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya kemudian menyempit. Jika hasil interpretasi scatter plot seperti ini maka tidak terdapat heteroskedastisitas. Adapun scatter plot hasil statistik pada penelitian ini bisa dilihat pada gambar 4.5 berikut ini:
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
120
Gambar 4.5 Scatterplot (Uji Heteroskedastisitas)
Berdasarkan gambar 4.5 di atas, dapat dijelaskan bahwa sebaran residual menyebar di sekitar nilai 0 dan tidak membentuk pola-pola tertentu. Dengan demikian, model regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini teruji tidak terdapat heteroskedastisitas. 4.1.3.3 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh Pembiayaan dan DPK terhadap Likuiditas (FDR). Dengan menggunakan analisis ini diketahui bagaimana pola hubungan antara pembiayan dan DPK terhadap likuiditas atau FDR serta prediksi sejauh mana kontribusi perubahan yang terjadi pada pembiayaan dan DPK terhadap besarnya rasio likuiditas (FDR). Bentuk umum model persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
121
Keterangan: Y
= Likuiditas (FDR)
X1
= Pembiayaan
X2
= Dana Pihak Ketiga (DPK)
a
= Intersep
b
= Koefesien arah regresi
Adapun estimasi model regresi berganda dapat dilihat pada tabel Coefficientsa dengan menggunakan software spss 17.0 for windows, yaitu sebagai berikut: Tabel 4.7 Regresi Berganda Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model 1
B
Std. Error
Beta
(Constant)
91.419
1.148
Pert.PMB
.297
.115
.497
Pert.DPK
-.531
.128
-.803
Dependent Variabel: FDR
Berdasarkan tabel 4.7 hasil dari output SPSS, model regresi yang didapatkan adalah sebagai berikut: Y = 91,419 + 0,297Pembiayaan – 0,531DPK Model persamaan regresi tersebut dapat diintrepretasikan sebagai berikut:
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
122
1. Nilai konstanta pada model regresi tersebut adalah 91,419. Artinya, jika tidak ada pertumbuhan pada pembiayaan dan DPK atau nilainya 0, maka rasio likuiditas (FDR) sebesar 91,419%. 2. Nilai koefesien regresi Pembiayaan adalah 0,297. Artinya, jika pertumbuhan pembiayaan bertambah 1% (dengan asumsi nilai variabel lainnya konstan), maka rasio likuiditas (FDR) akan naik sebesar 0,297%. 3. Nilai koefesien regresi DPK adalah -0,531. Artinya, jika pertumbuhan DPK turun atau berkurang 1% (dengan asumsi nilai variabel lainnya konstan), maka rasio likuiditas (FDR) akan turun atau berkurang sebesar 0,531%. 4.1.3.4 Analisis Koefesien Korelasi Product moment Uji ini dilakukan untuk mengetahui derajat keeratan hubungan linier antara variabel X dengan variabel Y, dengan menggunakan rumus koefisien product moment. Rumus koefisien korelasi tersebut adalah sebagai berikut:
rxy =
n∑XY – (∑X) (∑Y {n∑X 2 )−( ∑X)2 }{ n∑Y 2 −(∑Y)2 }
Adapun hasil perhitungan koefesien korelasi product moment dengan menggunakan software spss 17.0 for windows adalah sebagai berikut:
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
123
Tabel 4.8 Korelasi Product Moment Correlations FDR Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pert.PMB
Pert.DPK
FDR
1.000
-.039
-.471
Pert.PMB
-.039
1.000
.667
Pert.DPK
-.471
.667
1.000
.
.413
.002
Pert.PMB
.413
.
.000
Pert.DPK
.002
.000
.
FDR
34
34
34
Pert.PMB
34
34
34
Pert.DPK
34
34
34
FDR
Berdasarkan pada Tabel 4.8di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai koefesien korelasi (r) variabel pembiayaan dan DPK berdasarkan pertumbuhannya dengan variabel likuiditas berdasarkan FDR secara berturut-turut adalah ±0.039 dan ±0.471. Interpretasi dari nilai korelasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval koefesien
Tingkat hubungan
0.80 – 1.00
Sangat kuat
0.60 – 0.799
Kuat
0.40 – 0.599
Sedang
0.20 – 0.399
Rendah
0.0 – 0.199
Sangat rendah
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
124
BerdasarkanTabel 4.9 nilai koefesien korelasi produk momen pembiayaan dari segi pertumbuhannya termasuk dalam kategori sangat rendah karena nilai korelasinya (r) berada di antara 0,00 – 0,199. Sedangkan nilai koefesien korelasi produk momen DPK dari segi pertumbuhannya termasuk dalam kategori sedang karena nilai korelasinya (r) berada di antara 0,40 – 0,599. 4.1.3.5 Analisis Koefesien Determinasi Koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembiayaan dan dana pihak ketiga terhadap likuiditas. Untuk mencari koefisien determinasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kd = r2 x 100% Ada pun hasil perhitungan koefesien determinasi dengan menggunakan software spss 17.0 for windows dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini: Tabel 4.10 Koefesien Determinasi Model Summaryb
Model 1
R .599a
Adjusted R R Square Square .359
Std. Error of the Estimate
.318
4.21498
Durbin-Watson .637
a. Predictors: (Constant), Pert.DPK, Pert.PMB b. Dependent Variabel: FDR
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, nilai R Square adalah sebesar 0,359. Untuk mencari nilai koefesien determinasi, maka nilai R Square dikalikan dengan 100% dan hasilnya adalah sebesar 35,90%. Dengan demikian, dapat diintrepetasikan bahwa 35,90%. variabel likuiditas (FDR) dipengaruhi oleh
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
125
perkembangan pembiayaan dan DPK. Sedangkan sisanya 64,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. 4.1.3.5 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap variabel-variabel penelitian baik pengujian secara simultan maupun secara parsial. Pengujian secara simultan diuji dengan menggunakan Uji F (uji signifikansi simultan), sedangkan pengujian secara parsial diuji dengan Uji t (uji signifikansi parsial). 4.1.3.5.1 Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama (simultan). Perhitungan uji F dilakukan dengan menggunakan software spss 17.0 for windows dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11 Uji F Statistik (Anova) ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
308.430
2
154.215
Residual
550.748
31
17.766
Total
859.178
33
F 8.680
Sig. .001a
a. Predictors: (Constant), Pert.DPK, Pert.PMB b. Dependent Variabel: FDR
Berdasarkan tabel 4.11, dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari tara signifikansi 5% (0,001<α). Artinya, variabel
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
126
Pembiayaan dan DPK dari segi pertumbuhannya berpengaruh secara simultan terhadap nilai rasio likuiditas (FDR). Selain itu, metode lain untuk melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F hitung denga F tabel berdasarkanketentuan sebagai berikut: Jika F tabel > F hitung, maka dapat diartikan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen Jika F tabel < F hitung, maka dapat diartikan variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Tabel 4.12 Uji F Statistik Model Summaryb
Change Statistics R Square Change .359
F Change 8.680
df1
df2 2
Sig. F Change 31
.001
Berdasarkan tabel Uji F di atas, maka nilai df1=2 dan df2 =31. Dengan melihat pada tabel distribusi F, maka didapatkan nilai F tabel sebesar 3.304817 dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Dengan demikian F hitung> F tabel dan Sig. 0,001 < 0,05, maka dapat diartikan bahwa variabel independen berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen. 4.1.3.5.1 Uji t Uji t dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen atau menguji validitas hipotesis dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan dengan membandingkan atara nilai t
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
127
hitung dan t tabel serta intrepretasi tingkat signifikansi statistik. Adapun ketentuan dalam pengujian t ini adalah sebagai berikut: Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Ho ≠ 0; Ha = 0) Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima (Ho = 0; Ha ≠ 0) Untuk itu, perlu dicari nilai t hitung dan t tabelnya. Adapun t hitung dan tingkat signifikansi sudah didapatkan dengan software spss 17.0 for windows, yaitu pada tabel 4.13 di bawah ini: Tabal 4.13 Uji t Statistik Coefficientsa
Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
91.419
1.148
Pert.PMB
.297
.115
Pert.DPK
-.531
.128
Beta
t
Sig.
79.618
.000
.497
2.572
.015
-.803
-4.158
.000
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, maka nilai t hitung dari variabel pembiayaan dan DPK dari segi pertumbuhanya secara berturut-turut adalah 2,572 dan -4,158 dengan nilai signifikansi 0,015 dan 0,000. Kemudian, untuk mencari t tabel maka dicari dengan rumus berikut ini: n = 34 dk = n – 2
Keterangan:
dk = 34 – 2
n = jumlah sampel dk = derajat kebebasan/ df (degree of freedom) α = taraf signifikansi
dk = 32 α = 5%
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
128
dari perhitungan tersebut, maka didapatkan dk= 32 dan taraf signifikansi 5 %. Dengan melihat pada tabel distribusi t dan berdasarkan kategori pengujian dua arah (two tail test), maka didapatkan nilai t tabel sebesar 2,036933. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai t hitung dari variabel pembiayaan dilihat dari segi pertumbuhanya adalah sebesar 2,572 > t tabel ± 2,036933. Sedangkan nilai t hitung dari variabel DPK dilihat dari pertumbuhannya adalah sebesar -4,158 > t tabel ± 2,036933. Dapat dijelaskan bahwa daerah diantara nilai t tabel ± 2,036933 merupakan daerah penerimaan untuk Ho. Sedangkan daerah diluar nilai t tabel ± 2,036933 merupakan daerah penolakan Ho atau penerimaan Ha (hipotesis alternatif). Nilai t hitung variabel permbiayaan dari segi pertumbuhannya berada di daerah positif (2,572) dan berada di sebelah kanan/positif dan pada daerah penolakan Ho. Sedangkan nilai t hitung DPK dari segi pertumbuhannya berada pada daerah di sebelah kiri/negatif (-4,158) dan berada pada daerah penolakan Ho. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Selanjutnya, nilai signifikan masing-masing variabel independen kurang dari 5% atau 0,05 yaitu 0,015 dan 0,000 (0,015< 0,05 dan 0,000 < 0,05), maka pengaruh masing-masing variabel independen adalah signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan penjelasan analisis uji t di atas, maka dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pembiayaan dan DPK berdasarkan pertumbuhannya terhadap rasio likuiditas yang diukur berdasarkan FDR. 4.2 Pembahasan
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
129
Bank syariah mandiri merupakan salah satu bank syariah yang ada di Indonesia. Bank syariah Mandiri memiliki asset terbesar dibandingkan bank umum syariah lainnya. Jumlah asset yang dimiliki bank syariah pada akhir tahun 2010 sebesar 32,48 triliun tumbuh 49,84% menjadi 48,67 triliun pada akhir tahun 2011. Jumlah asset yang besar pada bank syariah mandiri tentunya menjadikan bank syariah mandiri ini memiliki potensi yang tinggi dalam meraih tingkat keuntungan yang didapatkan bagi perusahaan dan bagi para stakeholder bank syariah mandiri. Kinerja likuiditas merupakan hal yang penting di dunia perbankan. Secara teori, pengertian likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi atau komitmenya saat jatuh tempo dan pada waktu yang sama bank mentransformasi sisi liabilitias mereka untuk mendapatkan berbagai macam maturities pada sisi aset. Oleh karena, bank syariah mandiri yang memiliki asset yang besar ini cukup potensial untuk menciptakan keuntungan kepada para stakeholder bank syariah mandiri. Kinerja likuiditas sendiri dapat diukur dengan menggunakan rasio likuiditas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Financing Deposit to Ratio (FDR). Seperti yang telah dijelaskan dalam teori, bahwa FDR merupakan perbandingan antara jumlah pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan skala persentase. Pebiayaan merupakan bagian dari sisi aktiva bank sedangkan DPK merupakan bagain dari sisi Pasiva bank. Selain itu, pembiayaan merupakan kegiatan bank dalam penyaluran dana sedangkan DPK merupakan bentuk dari sumber modal bank dalam kegiatan pendanaan yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Dengan demikin, FDR merupakan gambaran penting dari kinerja
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
130
perbankan yang mampu menerangkan kinerja keuangan dari dua sisi utama keuangan perbankan, yaitu sisi aktiva (harta) dan sisi pasiva serta gambaran mobilitas dana perbankan yang terjadi pada perbankan. Selama periode kuartal ke-1 tahun 2004 sampai dengan kuartal ke-2 tahun 2012 pertumbuhan pembiayaan mengalami fluktuatif dan cenderung membentuk tren menurun. Rata-rata perkembangan pembiayaan tumbuh di bawah 10% yaitu 9,23%. Pertumbuhan pembiayaan yang terbesar selama periode tersebut adalah 36%, yaitu pada tahun 2004 dan pertumbuhan pembiayaan yang terkecil selama periode tersebut sempat mengalami pertumbuhan yang negatif secara berturutturut selama kuartal tahun 2005. Pertumbuhan pembiayaan pada bank syariah yang kurang baik terjadi pada akhir tahun 2008, yaitu -3,54%. Sedangkan pertumbuhan DPK selama periode kuartal ke-1 tahun 2004 sampai dengan kuartal ke-2 tahun 2012 mengalami fluktuatif dan cenderung mengalami tren menurun. Rata-rata pertumbuhan DPK tumbuh di bawah level 10% yaitu sebesar 8,75%. Pertumbuhan DPK yang terbesar terjadi pada kuartal kedua tahun 2004, yaitu sebesar 34% dan pertumbuhan DPK yang terkecil terjadi pada tahun 2005 yaitu -3.07%. Kinerja likuiditas yang diukur dengan Financing Deposit to Ratio (FDR) pada perbankan merupakan hal yang sangat penting. Hal ini karena FDR merupakan gambaran penting dari kinerja perbankan yang mampu menerangkan kinerja keuangan dari dua sisi utama keuangan perbankan, yaitu sisi aktiva (harta) dan sisi pasiva serta gambaran mobilitas dana perbankan yang terjadi pada perbankan. Selama periode kuartal ke-1 tahun 2004 sampai dengan kuartal ke-2
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
131
tahun 2012, likuiditas pada bank syariah mandiri yang diukur dengan FDR mengalami fluktuasi yang cenderung membentuk tren menurun. Rata-rata Rasio likuiditas (FDR) selama periode kuartal ke-1 tahun 2004 sampai dengan kuartal ke-2 tahun 2012 sebesar 89,55% dan selama periode tersebut rasio likuiditas (FDR) yang terkecil pada bank syariah mandiri sebesar 81,32%, sedangkan yang terbesar sebesar 99,29%. Pada periode tahun 2009-2012, likuiditas bank syariah mandiri sempat berada pada posisi di bawah 85%. Sedangkan regulasi likuiditas yang ditetapkan oleh BI No.6/23/DPNP,31 Mei 2004, menyatakan bahwa rasio likuiditas bank yang sehat berada pada kisaran rasio 85% - 110%. Dengan demikian dapat jelaskan bahwa pada periode akhir kinerja tahun 2009, likuiditas bank syariah mandiri yang diukur dengan FDR mengalami posisi yang kurang sehat, yaitu sebesar 82,54%. Hal ini terjadi pula pada awal tahun 2010 dan 2011, yaitu 83,93% dan pada akhir kinerja tahun 2010 sebesar 82,54%. Sedangkan pada awal tahun 2011, posisi FDR berada pada 84,06% dan pada akhir periode sebesar 86,03% naik tipis dari 85% dan pada awal tahun 2012 sebesar 85,83%, tepat pada posisi 85%. Tren penurunan rasio likuiditas ini disebabkan karena pertumbuhan DPK lebih besar dibanding dengan pertumbuhan pembiayaan atau penurunan pertumbuhan DPK lebih kecil dibanding penurunan pembiayaan. Selain itu, penurunan FDR ini bisa disebabkan karena DPK mengalami pertumbuhan positif sedangkan pembiayaan mengalami pertumbuhan yang negatif.
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
132
Dengan demikian, berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja likuiditas yang menurun disebabkan karena bank berhasil menghimpun dana dari masyarakat yang begitu besar akan tetapi tidak diimbangi dengan kegiatan pembiaayaan yang tinggi. Hal ini akan memicu resiko besarnya dana menganggur atau idle dan timbulnya inefesiensi operasional bank karena tidak memaksimalkan dana yang terhimpun untuk menciptakan earning asset atau pendapatan dari kekayaan bank yang dimiliki. Selain itu posisi rasio likuiditas (FDR) terlalu tinggi akan mengakibatkan bank perlu meningkatkan prudential banking. Hal ini dikarenakan posisi rasio likuiditas (FDR) yang terlalu besar, disamping memiliki peluang untuk mendapatkan pendapatan yang tinggi namun di sisi lain mengandung resiko terjadinya kemacetan likuiditas. Ketika rasio likuiditas terlalu tinggi menandakan bahwa jumlah pembiayaan hampir sama dengan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun. Jika komposisi DPK yang terbesar pada periode tersebut adalah dalam bentuk dana jangka pendek dan disalurkan dalam bentuk pembiayaan jangka panjang, maka bank syariah mandiri akan menghadapi resiko terjadinya rush atau macetnya likuiditas. 4.2.1 Pengaruh Pembiayaan dan DPK Terhadap Rasio Likuiditas (FDR) Berdasarkan hasil analisis statistik yang menerangkan tentang hubungan atau pengaruh antara pembiayaan dan DPK terhadap Rasio likuiditas (FDR) dengan menggunakan software spss 17.0 for windows menunjukkan bahwa terdapat pengaruh atau hubungan antara pembiayaan dan DPK dari segi pertumbuhannya terhadap kinerja likuiditas atau rasio likuiditas (FDR). Hal ini berdasarkan pada model persamaan regresi yang didapatkan dari otuput spss
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
133
17.0 for windows. Nilai konstanta dari pertumbuhan pembiayaan sebesar 0,297, artinya jika pertumbuhan pembiayaan bertambah 1%
(dengan asumsi nilai
variabel lainnya konstan), maka rasio likuiditas (FDR) akan bertambah sebesar 0,297%. Sedangkan nilai konstanta dari pertumbuhan DPK sebesar -0,531. Artinya, jika pertumbuhan DPK turun atau berkurang 1% (dengan asumsi nilai variabel lainnya konstan), maka rasio likuiditas (FDR) akan turun atau berkurang sebesar 0,531%. Pengaruh pembiayaan dari segi pertumbuhannya terhadap rasio likuiditas (FDR) memiliki hubungan yang rendah karena nilai uji korelasi pearson sebesar ±0.039. Hal ini berdasarkan intrepretasi indeks koefesien korelasi pearon, dimana koefesien pada rentang 0,00 – 0.199 termasuk kategori rendah. Sedangkan Pengaruh DPK dari segi pertumbuhannya terhadap rasio likuiditas (FDR) memiliki hubungan yang sedang karena nilai uji korelasi pearson sebesar ±0.471. Hal ini berdasarkan intrepretasi indeks koefesien korelasi pearon, dimana koefesien pada rentang 0.40 – 0.599 termasuk kategori sedang. Selain itu, hasil uji hipotesis membuktikan bahwa secara simultan dan secara parsial terdapat pengaruh antara pembiayaan dan DPK yang dilihat dari pertumbuhannya terhadap rasio likuiditas (FDR). Hal ini berdasarkan pada nilai F hitung dari masing-masing variabel lebih besar daripada F tabelnya. Ini berarti Ho ditolak. Sedangkan secara parsial, hal ini berdasarkan pada hasil nilai t hitung masing-masing variabel adalah lebih besar dibanding nilai t tabel-nya atau berada di luar rentang ±2,0369, yaitu berada pada daerah penolakan Ho. Di samping itu, nilai signifikansi masing masing variabel berada di bawah nilai
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
134
taraf signifikansi yang ditetapkan yaitu 5% atau 0,05; yaitu 0,015 dan 0,000 dan nilai signifikansi F sebesar 0,000. Artinya, berdasarkan uji hipotesis membuktikan bahwa secara simultan dan secara parsial terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara pembiayaan danDPK yang dilihat dari pertumbuhannya terhadap rasio likuiditas (FDR). Berdasarkan penjelasan di atas, maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pembiayaan dan DPK dari segi pertumbuhanya terhadap kinerja likuiditas atau rasio likuiditas (FDR). Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor tersebut mampu mempengaruhi sebesar 35,90 % sedangkan sisanya yaitu 64,10% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini adalah sesuai dengan hasil penlitian Ali Norman (2005) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas Pada Bank Muamalat Indonesia (BMI) periode tahun 2001-2004”. Hasil penelitian Ali Norman menyatakan bahwa pengaruh DPK adalah negatif signifikan dan Pembiayaan adalah positif signifikan terhadap Likuiditas (FDR). Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Seandy Nandadipa (2010), yang meneiliti tentang pengaruh pertumbuhan DPK terhadap likuiditas pada bank umum di Indonesia periode tahun 2004-2010. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif yang signifikan. Menurutnya, hal ini terjadi karena meningkatnya dana pihak ketiga yang dihimpun bank dari masyarakat tidak serta merta dapat menaikkan proporsi kredit yang diberikan, tetapi dikarenakan bank juga tertarik untuk menanamkan
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
135
dananya pada instrumen-instrumen keuangan seperti SBI (Sertifikat Bank Indonesia) ataupun SUN (Surat Utang Negara). Dengan mengalihkan dananya pada instrumen-instrumen keuangan tersebut, dapat dikatakan bank dapat memperoleh untung tanpa mendapatkan resiko. Sedangkan pada bank syariah, hal ini kurang diperbolehkan karena termasuk merupakan salah satu tindakan moral hadzard yang dilarang dalam sistem perbankan syariah. Berdasarkan penjelasan hasil penelitian di atas, maka hal ini sesui dengan apa yang ada dalam teori bahwa menurut Menurut Arifin (2003:145), likuiditas bank syariah dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu volatilitas (volatility) dari simpanan (deposit) nasabah, ketersediaan aset yang siap dikonversikan menjadi kas, akses kepada pasar antar bank dan sumber dana lainnya, ternasuk fasilitas lender of the last resort (LLR) dari Bank Sentral serta faktor komitmen bank kepada nasabah atau pihak lain untuk memberikan fasilitas pembiayaan atau melakukan investasi. Di samping itu, Masyhud Ali (227:2004) menyatakan bahwa: Ketika bank kurang agresif dalam menghimpun pendanaan yang sebanding dengan besaran permodalannya, maka kapasitas bank dalam mecapai pertumbuhan aset serta kemampuannya mencapai besaran lending dan margin keuntungan yang sebanding, menjadi idle. Bank menjadi kurang berhasil mengejar besaran rasio likuiditas (LDR/FDR) yang mencerminkan peranannya sebagai lembaga penghimpun dana dan penyalur dana (intermediasi) dan tidak memiliki kemampuan yang sebanding dalam membentuk earning asset atau aktiva produktifnya secara efektif.
Maksud dari pernyataan Masyhud Ali ini adalah ketika bank kurang dalam hal kegiatan pembiayaan atau bisa dikakatakan pertumbuhan pembiayaannya berkurang maka akan menurunkan rasio likuiditas (LDR/FDR). Hal ini Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
136
disebabkan karena modal bank yang besar tapi tidak diimbangi atau tidak sebanding dengan besarnya pembiayaan yang seharusnya. Oleh karena itu, bank kurang meningkatkan rasio likuiditas (FDR).
Sukron Ali, 2012 Pengaruh Pembayaran Dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Likuiditas PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu