58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Starvision PT. Kharisma starvision plus atau yang dikenal dengan nama umum starvision plus merupakan salah satu perusahaan rumah produksi di Indonesia yang didirikan pada tanggal 18 Gambar 4.1 February 1994 oleh Insinyur Chand Parwez Logo Starvision Servia. Perusahaan ini bergerak dalam bidang televisi dan film. PT. Starvision
plus ini merupakan salah satu rumah produksi yang berpengalaman, menggunakan peralatan yang berkualitas, serta didukung oleh sutradarasutradara kondang, crew yang handal, dan para artis papan atas ibu kota. Rumah produksi ini mulai dikenal masyarakat pada saat memproduksi suatu acara sitkom televsi yang berjudul “SPONTAN” yang ditayangkan di SCTV. Kini starvision telah memproduksi banyak acara televisi dan film di Indonesia, salah satunya adalah film Get Married 1.
59
4.2
Gambaran Umum Film Get Married 1 Naskah Film yang dibuat oleh Musfar yasin ini dapat membuat
Hanung
Bramantyo,
seorang
sutradara
kondang
ini
tertarik
untuk
menyutradarainya. Menurutnya Naskah ini sangat bagus, karena selain berisi tentang cinta, dalam cerita ini terdapat cross culture dan yang lebih menarik lagi cerita ini mampu menggambarkan kondisi Jakarta saat ini, baik dari segi geografis, demografi, politik, hingga sosial budaya. Disamping itu juga cerita ini menggambarkan kultur orang tua yang sangat menginginkan anaknya untuk menikah. Proses pembuatan film ini dimulai dari bulan desember 2006, mulai dari konsep, penentuan pemain, lokasi, ijin perijinan, semua persiapan pra produksi dipersiapkan hingga pada proses produksi dimulai (pengambilan gambar). Tepatnya tanggal 18 maret 2007 awal mulainya Proses pengambilan gambar atau yang dikenal dengan shooting. Proses produksi ini memakan waktu satu bulan lebih, dikarenakan jadwal schedule pemain yang sering bentrok, ditambah lagi dengan kondisi cuaca yang tidak mendukung.
4.2.1 Sinopsis Film Get Married 1 Get Married, film yang mengangkat kehidupan 4 anak muda yang mangakui dirinya sebagai anak muda paling frustrasi se-Indonesia. Mae obsesi terbesarnya adalah menjadi seorang polisi wanita tapi justru oleh orangtuanya dimasukkan ke akademi sekretaris dan bergelar sarjana. Eman yang ingin mengabdikan dirinya di dunia politik, dan menjadi politikus sejati, malah
60
dimasukkan ke pesantren oleh orang tuanya. Anak muda yang tidak beruntung selanjutnya adalah Beni yang bercita-cita menjadi seorang petinju tetapi masuk sekolah pertanian. Sedangkan Guntoro yang selalu berangan-angan jadi seorang
pelaut
dan
bisa
keliling
dunia,
malah
selalu
berurusan
dengan komputer, ia mengikuti kursus komputer. Jadilah mereka anak-anak muda
yang
frustrasi
yang
mengisi
hari-hari
mereka
dengan
bermain gaple bersama di sebuah gubug di pinggiran kali. Tiba-tiba saja ada kesadaran pada orang tua Mae, bahwa setiap manusia mestilah berkembang biak. Sedangkan satu-satunya penerus yang mereka miliki hanyalah Mae. Tetapi Mae yang tomboy yang tak pernah merawat diri sebagai perempuan sejati, tak tersentuh kosmetik pasti tidak akan dilirik pria, baik pria satu kampung atau dari luar. Dan lebih parahnya lagi setiap harinya ia bergaul dengan tiga pemuda tidak jelas dan sewaktu-waktu bisa mengganggu keselamatan pria yang mendekat padanya. Akhirnya Mae pun dicarikan jodoh di luar kampung. Tak disangka ternyata yang berminat, hanya anak muda yang cuma bermotor bebek. Calon Maepun tumbang satu persatu, hingga orang tua mae melakukan konsultasi kepada seorang dukun untuk melancarkan jodoh mae, dan ternyata dukun tersebut adalah dukun cabul. Menyadari selera Mae sangat tinggi. Ingin punya suami yang gagah dan mentereng. Terbesit dibenak orang tuanya keinginan untuk dijodohkan dengan seorang olahragawan bertubuh kekar. Tapi sayangnya Mae tetap saja menolak, dan akhirnya ke-3 sahabatnya turun tangan untuk mengenyahkan si
61
pria kekar ini. Sampai akhirnya muncullah sang pangeran, Rendy seorang pemuda yang tampan dan kaya yang mampu membuat Mae jatuh cinta pada pandangan pertama, Rendy yang tak lain adalah Bos dari si Bodyguard yang pernah melamar Mae. Tidak beda dengan Mae, Rendy juga sedang di kejar-kejar oleh Mamanya untuk segera mencari istri. Rendy yang sedang mencari gadis unik, beda dengan gadis-gadis lain yang seragam, pun juga jatuh cinta pada Mae. Tapi ulah ketiga sahabatnya, Eman, Beni, dan Guntoro, yang belum sanggup berpisah dengan Mae membuat hari-hari bahagia yang ada di depan mata Mae hancur berantakan. Bu Mardi, ibu Mae, jatuh sakit karena memikirkan anaknya yang tak juga berjodoh. Bila ia mati dan Mae belum kawin maka ia mengancam akan jadi hantu. Mae pun panik dan berusaha untuk menyelamatkan nyawa ibunya. Karena tidak tahu harus menikah dengan siapa maka calon yang ada hanya tiga sahabatnya itu. Bagi Eman, Beni, dan Guntoro, ini amat menggelikan. Tapi akhirnya mereka menyadari ini merupakan ujian persahabatan bagi mereka. Ke tiga pria ini pun berunding di gubuk kebanggaan mereka dan menetapkan siapa yang akan menjadi pendamping Mae. Perundingan ditentukan dengan suit, yang kalah dan yang menjadi pengantin pria adalah Guntoro, tapi beberapa hari menjelang pernikahan tibatiba saja Guntoro sakit. Perundingan kembali dilakukan dan pilihan jatuh pada Eman. Senada dengan Guntoro, Eman pun tiba-tiba sakit. Tinggallah Beni yang tersisa. Mau tak mau Beni yang menjadi pendamping Mae.
62
Pesta pernikahan pun digelar, Rendy saat mengetahui hal tersebut tapi tidak terima Mae direbut oleh Benny, yang pernah memukulnya. Rendy yang tidak pernah menggunakan kekerasan membawa pasukan Harley-nya menyerbu kampung Mae dan terjadilah tawuran tak terkendali.
4.2.2 Filmography Get Married 1
Gambar 4.2 Judul Film : Get Married 1 Genre : Drama Komedy Durasi : 120 Menit Produksi : PT. Kharisama Starvision plus Sutradara : Hanung Bramantyo Produser : Chand Parwez Servia Penulis Naskah : Musfar Yasin
Gambar : Poster Get Married 1
63
4.2.3 Karakter / Penokohan dalam Film Get Married 1 Karakter penokohan
dalam Film Get Married 1 , adalah sebagai
berikut : Tabel 4.1 Penokohan dalam Film Get Married 1 No
Pemeran
Karakter
1
Nirina Zubir Sebagai Maemunah Mae, Wanita lulusan akademi sekertaris ini sangat terobsesi menjadi seorang Polwan namun tidak kesampaian. Tidak sebagaimana mestinya wanita pada umumnya, mae terbilang Keras, Tomboy sehingga tidak pandai merawat diri, tak tersentuh dari kosmetik. Sebenarnya Mae anak yang baik dan patuh pada orang tua. Sedangkan Soal Pria Mae memiliki selera yang tinggi.
64
2
Aming Sebagai Eman
Eman , Seorang pemuda pengangguran yang diharapkan menjadi kiyai oleh orang tuanya hanya tahan nyantri setahun. Karena cita-cita sebenarnya ingin menjadi seorang politikus. Eman memiliki suatu penyakit mata, yaitu buta warna. 3
Agus Ringgo Sebagai Benny
Beni, Seorang pemuda penganguran, selesai kursus singkat budidaya pisang, tetapi cita-citanya sebenarnya menjadi seorang petinju.
65
4
Desta Sebagai Guntoro Guntoro, Seorang pemuda pengangguran selesai kursus komputer, padahal cita-citanya menjadi seorang pelaut agar bisa mengelilingi dunia. 5
Richard Kevin Sebagai Rendy Rendy, Layaknya seorang pangeran, Pemuda yang baik hati, Sopan, tampan, kaya raya, dan bijaksana dalam menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, logis dan menggunakan otak. Laki-laki ini sedang mencari wanita yang original, unik berbeda dari yang lainnya bertantangan tetap berkualitas berbeda dari yang lainnya, untuk dijadikan istri.
66
6
Merriam Bellina Sebagai Bu Mardi Bu Mardi, (Ibunya Mae) Sederhana, sangat menginginkan anak perempuannya ini untuk segera menikah agar terbebas dari tanggung jawab. Bu mardi sampai jatuh sakit karena memikirkan anaknya tak kunjung juga menikah. Tidak tenang selama anaknya belum mendapatkan jodoh 7
Jaja Mihardja Sebagai Pak’Mardi Pak Mardi, ( Babeh nya Mae) Sederhana, Rendah hati dan penuh Humor, suka minum kopi, Menjaga agamanya dengan btaik dan menjadi seorang bapak yang tegas kepada anak.
67
8
Ira Wibowo Sebagai Mama
Mamanya Rendy, Centil, Modis, Modern, Kaya
Rendy
Raya, Sama halnya dengan kedua orang tua Mae, Mamanya rendi selalu menekan Rendy untuk segera menikah asal dengan tidak orang asing (bule).
9
Billy W Polli Sebagai Bobby
Bobby, seorang atlit, Olahragawan, sekaligus sebagai
Bodyguardnya
Rendy.
Orang
yang
berbadan besar ini sangat tidak suka dirinya dihina orang.
68
4.2.4 Konsep Film dan Film Maker Film bergenre Drama Komedi ini, menghadirkan warna komedi yang kental dalam kehidupan sehari-hari. Dalam segi Konsep ceritanyapun sangat terasa dekat dengan masyarakat, baik dari perilaku, keadaan sosial masyarakat, hampir mendekati realita sebenarnya. Dapat dikatakan Film ini mampu menggambarkan fenomena masyarakat saat ini. Proses Casting, Pemilihan artis dalam film ini sangat sesuai, karena terlihat mereka mampu memerankan peranannya masing-masing. Dalam segi pengambilan gambarnya dikomandokan oleh Hanung Bramnatyo, seperti yang kita ketahui Hanung Bramantyo adalah salah satu sutradara terbaik di Indonesia. Selain itu juga, selain seorang sutradara film ini didukung oleh crew-crew yang handal dan professional. Berikut Kerabat Kerja / Crew dalam Film Get Married 1 :
Production
: PT. Kharisma Starvision Plus
Director
: Hanung Bramantyo
Producer
: Chand Parwez Servia
Co Director
: Iqbal Rais
Executive Producer
: Fiaz Servia & Bustal Nawawi
Line Producer
: Tika Angela Sandy
Screenplay by
: Musfar Yasin
DOP
: Faozan Rizal
Casting Director
: Ameliya Oktavia
69
Art Director
: Allan Sebastian
Make up & Costume
: Retno Ratih Damayanti
Sound Design
: Adityawan Susanto & Adimolana
Music Director
: Slank
Editor
: Cesa David Lukmansyah
Poster Design
: Michaeltju
Sound Engineer
: Djoko Setiadi
Story Board
: Sigit Prakosa Yuwono
Still Photographer
: Erik Wirasakti
Acting Coach
: Whani Dharmawan
Narator
: Arie Dagienkz
Asst. Director 1
: Fajar Nugroho
Asst. Director 2
: Emil Heraldi, Andreas Sulivian, Indra Gunawan
Talent Coord
: Karin Binanto
Production Manager
: Daim Pohan
Cameraman 1
: Kasnan
Cameraman 2
: Agung P
Cameraman 3
: Boang
LightingMan
: Sony Wibisono, Barok, Ijal, Fiman, Dede, Budi, Purwato, Asep
Prop Master
: Donny
PropertyMan
: Ary Usu, Doblek, Heru, Pa’i
70
4.3
Hasil Penelitian
1.3.1
Tujuan Perjodohan
Tabel 4.2 Cukup umur tetapi tidak ada yang meminang TANDA (SIGN)
Gambar 4.3 TC : 00.07.58 Dialog Bu Mardi “ Kita cariin Jodoh aja buat si Mae Pak, biar lepas tanggung Jawab kita!!! “ Pak Mardi “ Siape yang mau sama diie??!!” Bu Mardi “ Kita cariin diluar kampung..” OBJEK Bu
Mardi
suaminya
berdiskusi mengenai
INTERPRETANT dengan Dalam gambar diatas Orangtua Mae keinginan lelah dengan kelakuan Mae yang selalu
71
untuk menikahkan Mae dengan menyusahkannya. Disamping itu Mae suatu perjodohan.
juga terbilang sudah matang untuk menikah. Kemudian terfikirkan oleh orangtua Mae untuk menikahkannya melalui perjodohan. Dalam dialog Gambar, menjelaskan bahwa Mae sudah cukup umur untuk menikah tetapi tidak ada yang meminangnya sehingga melakukan
kedua
orangtuanya
perjodohan.
Secara
konseptual tujuan perjodohan seperti ini diperbolehkan.
Dalam suatu perjodohan hendaknya dilandaskan dengan nilai-nilai agama dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Karena dengan begitu perjodohan akan terasa indah tanpa adanya pergesekan atau batu kerikil dalam suatu perjodohan. Dalam segi agama perjodohan dibenarkan apabila anak telah mencukupi umur, tetapi tidak ada yang meminangnya. Dalam dialog gambar diatas menjelaskan bahwa Mae merupakan perempuan yang cukup umur namun tidak ada yang meminangnya. Jadi tujuan perjodohan yang digambarkan dalam film ini adalah perjodohan yang diperbolehkan untuk dilakukan.
72
Tabel 4.3 Melanjutkan keturunan TANDA (SIGN)
Gambar 4.4 TC : 00.09.08 Dialog Bu Mardi “ Mae, Bagaimanapun keadaan kamu, kami menyayangi kamu “ Pak Mardi “ Mangkanye, lo ini anak satu-satunya, lo punya kewajiban sejarah buat nerusin riwayat keluarga kita, lo ngerti gak? ” Mae “ Kewajiban sejarah?? “ OBJEK
INTERPRETANT
73
Kedua
Orang
menyampaikan
tua
Mae Dalam gambar diatas saat makan siang
keinginannya Pak
untuk melakukan perjodohan
Mardi
dan
Bu
Mardi
menyampaikan kepada Mae putri satusatunya itu perihal perjodohan agar Mae segera menikah dan melanjutkan keturunan keluarga mereka. Perjodohan ini memiliki tujuan yaitu Melanjutkan kewajiban
sejarah,
melanjutkan
keturunan.
Perjodohan dibenarkan apabila dilandaskan dengan nilai-nilai agama dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Dalam pandangan Norma Agama Perjodohan dibenarkan untuk dilakukan apabila perjodohan tersebut disertai dengan niat dan tujuan yang baik, seperti melanjutkan keturunan, bertauhid, dan beribadah. Dalam dialog gambar diatas tujuan perjodohan dalam film ini adalah “Melanjutkan Kewajiban Sejarah”. Kewajiban sejarah dalam pengertiannya yaitu memiliki
keturunan untuk melanjutkan riwayat hidup
keluarga. Pada dasarnya setiap anak, terutama anak perempuan memiliki beban moril atau tanggung jawab terhadap keturunan riwayat keluarganya. Maka dengan alasan dan latarbelakang apapun setiap anak harus menikah dan memiliki keturunan. Jadi salah satu tujuan perjodohan yang digambarkan dalam film ini adalah melanjutkan keturunan. Sehingga perjodohan ini diperbolehkan atau sah-sah saja untuk dilakukan.
74
1.3.2
Proses Perjodohan
4.3.2.1 Latar belakang Perjodohan Tabel 4.4 Kepribadian (a) TANDA (SIGN)
Gambar 4.5 TC : 00.04.13 OBJEK
INTERPRETANT
Seting latar kamar Mae seperti Pada gambar diatas terlihat Seting latar setting latar kamar anak laki- kamar Mae dengan poster axl roses, laki,
yang
kepribadian
menggambarkan Ir.Soekarno, Photo wisuda Mae yang Mae
perempuan tomboy
seperti terpasang terbalik. Kamar perempuan seharusnya rapih dan tertata dengan baik, photo wisuda Mae terpasang terbalik menggambarkan
Mae
tidak
pandai
75
merawat kamar dengan baik. Kamar Mae seperti kamar anak laki-laki dengan beberapa poster idolanya, yang pada umumnya Kamar
adalah
idolanya
Mae
laki-laki.
menggambarkan
Kepribadiannya bersifat Tomboy atau kelaki-lakian. Kepribadian seperti inilah yang membuat Mae sulit mendapatkan jodoh,
sehingga
untuk
mendapatkan
jodoh harus dilakukan dengan cara Perjodohan.
Keadaan kamar mampu mendeskripsikan kepribadian seseorang baik itu perempuan maupun laki-laki. Pada umumnya Keadaan Kamar juga dapat membedakan antara laki-laki atau perempuan walaupun tidak ada ukuran yang pasti dalam membedakannya. Namun pada umumnya kamar seorang anak perempuan itu rapih, bersih dan penataannyapun baik. Sedangkan kamar anak laki-laki adalah sebaliknya. Kamar Mae mendeskripsikan bahwa Mae merupakan seorang perempuan yang tidak pandai merawat kamar. Dan kamarnya juga menggambarkan bahwa Mae memiliki kepribadian seperti lakilaki, atau dengan kata lain perempuan tomboy. Kepribadian tomboy ini menjadi salah satu alasan Mae sulit mendapatkan jodoh, sehingga untuk mendapatkan jodoh harus dilakukan dengan cara perjodohan
76
Tabel 4.5 Kepribadian (b) TANDA (SIGN)
Gambar 4.6 TC : 00.06.26
OBJEK
INTERPRETANT
Perempuan bermain Kartu Gaple Dalam gambar ini Mae sedang bermain menggambarkan
Kepribadian kartu gaple dengan ketiga temannya ini,
Mae seperti anak laki-laki atau Mae merasa frustasi karena orangtuanya perempuan tomboy.
selalu mengingatkan bahwa ia sudah menjadi anak yang gagal, karena ijazah sudah ditangan, bukan mencari kerja malah selalu main gaple. Kartu gaple pada umumnya dimainkan oleh kaum pria.
Tempat
bermain
kartu
gaple
biasanya disuatu tempat yang dijadikan basecamp
atau
tempat
ngumpul.
77
Kepribadian seperti inilah yang tidak disukai oleh kebanyakan laki-laki, dan dampaknya
adalah
sulit
untuk
mendapatkan
jodoh,
sehingga
untuk
mendapatkan
jodoh
harus
dilakukan
dengan cara Perjodohan.
Kartu Gaple atau yang dikenal dengan Kartu Domino merupakan permainan tradisional yang masih banyak digemari masyarakat. Tidak jelas asal usul permainan ini, ada yang bilang dari cina ada juga yang bilang dari eropa, tetapi yang pasti permainan ini sudah dimainkan oleh banyak orang diseluruh belahan dunia. Kartu domino adalah kartu yang berisi angka-angka yang berpasangan mulai dari angka yang terkecil (0-0) hingga angka yang terbesar (6-6). Permainan ini dimainkan oleh minimal dua orang dan maksimal empat orang dengan tempo yang cepat. Permainan ini biasa dilakukan oleh laki-laki. Cara permainannyapun sederhana, Para pemain kartu duduk melingkar, tiap pemain cukup menurunkan kartu sesuai dengan urutan angkaangka yang terdapat dikedua sisi secara bergantian sesuuai arah putaran yang disepakati, apabila Pemain tidak memiliki kartu yang ditawarkan, maka pemain selanjutnya berhak meneruskan permainan. Dalam Pandangan budaya Indonesia Perempuan bermain Kartu Gaple sama halnya dengan Perempuan kelaki-lakian atau dengan kata lain wanita Tomboy, karena Permainan ini adalah Permainan yang dilakukan oleh laki-laki pada umumnya.
78
Tabel 4.6 Kepribadian (c) TANDA (SIGN)
Gambar 4.1 TC :
Gambar 4.7 TC : 00.04.54 Dialog Bu Mardi “ Mae, Kamu tuh perempuan duduk jangan kaya begini!!! “ OBJEK
INTERPRETANT
Perempuan Mengangkat satu kaki Dalam di kursi saat makan
gambar
tersebut
bu
mardi
menegur Mae yang sedang makan tetapi posisi
duduknya
tidak
sopan.
Mengangkat satu kaki dikursi saat makan merupakan hal yang tidak sopan
79
untuk dilakukan, menurut peneliti hal seperti ini biasa dilakukan oleh orang yang berpendidikan rendah. Kepribadian seperti inilah yang tidak disukai oleh kebanyakan laki-laki,
dan dampaknya
adalah sulit untuk mendapatkan jodoh, sehingga
untuk
mendapatkan
jodoh
harus dilakukan dengan cara Perjodohan.
Memang tidak ada hukum atau larangan Perempuan untuk duduk mengangkat satu kaki dikursi saat makan. Tata cara Perempuan duduk saat makan sepenuhnya merupakan bagian dari sopan santun lokal yang dibentuk melalui pendidikan, kebiasaan dan kebudayaan. Kebiasaan dan kebudayaan membentuk tata-tata cara kita dalam melakukan sesuatu, baik bersikap maupun bertindak. Pendidikan dan Kebudayaan membentuk suatu etika bersikap yang baku. Etika tersebut menjadi sebuah aturan yang dapat menilai atas sikap yang kita lakukan baik atau tidaknya dimata masyarakat. Pada dasarnya posisi saat kita melakukan makan berbeda-beda antara satu Negara dengan Negara lainnya, hal tersebut dikarenakan oleh perbedaan kebudayaan yang dianut masing-masing negara. Dalam segi budaya Indonesia Mengangkat satu kaki dikursi saat makan merupakan hal yang tidak sopan untuk dilakukan karena melanggar norma kesopanan. Sanksi dari melanggar norma ini bukan seperti sanksi-sanksi pada norma-norma lainnya, tetapi
80
sanksinya adalah dicemoohkan oleh masyarakat atau dikucilkan oleh orang. Ketika saat kita makan hendaknya kita memperhatikan posisi anggota tubuh kita saat makan, baik posisi duduk, posisi kaki, dan posisi lainnya harus diperhatikan. Hal tersebut biasanya dilakukan oleh kalangan masyarakat yang pendidikannya rendah. Hal seperti ini juga sering kita jumpai pada rumah makan-rumah makan tegal (Warteg).
81
Tabel 4.7 Kepribadian (d) TANDA (SIGN)
Gambar 4.8 TC : 00.13.47 Dialog Bu Mardi “ Duduk juga jangan ngangkang, pakaii rok kamu..” OBJEK
INTERPRETANT
Perempuan duduk dengan kaki Dalam gambar ini Mae sedang bersiapmengangkang
siap
untuk
menemui
calon
perjodohannya yang pertama. Saat Mae sedang di Make up oleh ibunya, Mae terlihat duduk Mengangkang, kemudian
82
ditegur oleh ibunya. Dalam penafsiran budaya
kita
Perempuan
duduk
mengangkang merupakan hal yang tidak sopan. Disamping itu perempuan duduk mengangkang dianggap seperti laki-laki. Kepribadian Mae seperti kelaki-lakian ini,
yang
membuat
Mae
sulit
mendapatkan jodoh, sehingga untuk mendapatkan jodoh harus dilakukan Perjodohan.
Memang tidak ada hukum atau larangan Perempuan untuk duduk mengangkang. Tata cara Perempuan duduk sepenuhnya merupakan bagian dari sopan santun lokal yang dibentuk melalui pendidikan, kebiasaan dan kebudayaan. Kebiasaan dan kebudayaan membentuk tata-tata cara kita dalam melakukan sesuatu, baik bersikap maupun bertindak. Pendidikan dan Kebudayaan membentuk suatu etika bersikap yang baku. Etika tersebut menjadi sebuah aturan yang dapat menilai atas sikap yang kita lakukan baik atau tidak dimata masyarakat. Kebiasaan membentuk suatu tata cara dalam bersikap. Kebiasaan tata cara laki-laki duduk adalah mengangkang, sedangkan kebiasaan perempuan duduk tidak mengangkang, tetapi duduk dengan posisi kaki yang rapat. Apabila laki-laki duduk dengan kaki yang rapat, maka masyarakat
83
mengangggap laki-laki tersebut seperti perempuan, dan sebaliknya perempuan duduk mengangkang masyarakat menganggap perepuan tersebut seperti lakilaki.
84
Tabel 4.8 Kepribadian (e) TANDA (SIGN)
Gambar 4.9 TC : 00.13.36 – 00.13.45 Dialog Bu Mardi “Mae..Pake bedak ibu yaa..” Mae “ini Bedak apaan bu??!!” Bu Mardi “yeee..daripada nggak ada..” Mae “ibu..ini kan bedakk bayi…”
85
Bu Mardi “ ini pake gincu..gincu yang kamu buang ibu pungut, ibu simpen..“
OBJEK
INTERPRETANT
Mae sebagai perempuan tidak Gambar diatas adalah gambar Mae sedang pandai berdandan atau merias dirias oleh ibunya. Karena kedatangan wajah. Kepribadian Mae ini calon perjodohannya yang pertama. Dialog adalah kepribadian Perempuan bu Mardi dengan Mae menjelaskan bahwa yang
umumnya. tidak
seperti
pada Mae tidak pernah merias wajah. Karena
Perempuan
yang dialog tersebut menjelaskan bahwa Mae
tidak
pandai
merias
wajah tidak mempunyai alat rias atau make up.
adalah perempuan tomboy.
Tidak seperti kebanyakan perempuan pada umumnya yang mempunyai alat rias dan pandai merias wajah.
Kebanyakan perempuan pada umumnya adalah perempuan yang pandai merias wajah. Karena perempuan cenderung selalu menjaga penampilannya dibanding laki-laki. Hal yang membedakan seorang laki-laki dengan perempuan adalah sifat feminim. Sifat feminim merupakan gambaran sifat yang dimiliki oleh seorang perempuan, yang menggambarkan bagaimana layaknya seorang perempuan. Dalam kajian psikologi perempuan yang tidak memiliki sifat feminim dapat dikatakan sebagai perempuan tomboy.
86
Tabel 4.9 Tidak Laku (a) TANDA (SIGN)
Gambar 4.10 TC : 00.08.02 Dialog Pak Mardi “ Siape yang mau sama diee??!! “ OBJEK Dialog
pak
INTERPRETANT mardi Dalam
gambar
tersebut
Pak
Mardi
menggambarkan anaknya tidak terkejut mendengar keinginan Bu mardi laku
untuk menjodohkan Mae, agar anak satu satunya ini segera menikah dan lepas tanggung
jawab
bu
mardi
sebagai
87
orangtua. Mendengar keinginan istrinya tersebut, pak mardi dan bu mardi menyadari
bahwa
anaknya
adalah
perempuan yang “tidak laku”, sehingga untuk mereka
mendapatkan melakukan
jodoh cara
menjodohkannya dengan
ananknya perjodohan.
tetangga atau
kerabat diluar kampungnya.
Dalam dialog gambar tersebut menjelaskan bahwa Pak Mardi Orangtua Mae sangat mengetahui bahwa menjodohkan Mae dengan tetangga atau kerabat disekitar kampungnya merupakan hal yang sulit. Pak Mardi merasa mereka akan menolak, bila dijodohkan dengan Mae. Hal ini karena orang dikampung Mae atau terutama laki-laki dikampungnya sangat mengenal kepribadian Mae yang terbilang tidak seperti pada wanita umumnya. Salah satu faktor orangtua melakukan Perjodohan adalah karena anak perempuan atau laki-lakinya itu “tidak laku”. “Tidak Laku” dalam hal ini memiliki pengertian bahwa Perempuan atau laki-laki yang sulit mendapatkan kekasih atau yang kita kenal dengan kata “pacar”. Dalam Dialog pak Mardi tersebut menjelaskan bahwa Mae adalah Perempuan yang “tidak laku”. Dialog tersebut juga menggambarkan bahwa laki-laki dikampungnya tidak ada yang mau menjadi kekasih Mae apalagi calon jodoh Mae.
88
Tabel 4.10 Tidak Laku (b) TANDA (SIGN)
Gambar 4.11 TC : 00.09.40 Dialog Mae “ Gua tau sii gua gak laku dikampung ini “ OBJEK Mae
menyadari
merupakan tidak
INTERPRETANT bahwa
perempuan laku,
dikampungnya.
ia Dalam Gambar tersebut Mae Sedang yang berjalan dengan ketiga temannya. Mae
terutama mengakui
bahwa
dirinya
merupakan
perempuan yang tidak laku, terutama dikampungnya. Namun walaupun begitu
89
teman-temannya tidak suka apabila mae “menjual murah” kepada calon-calon perjodohannya. Maksudnya adalah agar Mae tidak terlihat perempuan yang tidak laku sehingga gampang menerima calon perjodohannya.
Dalam dialog gambar tersebut Mae mengakui kepada teman-temannya itu bahwa dia adalah perempuan yang tidak laku. Salah satu faktor orangtua melakukan Perjodohan adalah karena anak perempuan atau laki-lakinya itu “tidak laku”. “Tidak Laku” dalam hal ini memiliki pengertian bahwa Perempuan atau laki-laki yang sulit mendapatkan kekasih atau yang kita kenal dengan kata “pacar”. Dalam Dialog Mae tersebut sangat jelas bahwa Mae adalah Perempuan yang “tidak laku”.
Dan Dialog tersebut juga
menggambarkan bahwa laki-laki dikampungnya tidak ada yang mau menjadi kekasih Mae apalagi calon jodoh Mae.
90
4.3.2.2 Pencarian Jodoh Tabel 4.11 Pencarian Jodoh oleh Orangtua (a) TANDA (SIGN)
Gambar 4.12 TC : 00.09.31 Dialog Bu Mardi “ Pak, bapak Jalan Kearah Matahari terbenam, saya Kearah Matahari terbit yah…. “ OBJEK Kedua
Orangtua
INTERPRETANT Mae
pergi Dalam gambar ini kedua Orangtua Mae,
mencari jodoh untuk Mae.
pergi keluar kampung untuk mencari jodoh Mae. Pak Mardi pergi kearah
91
Matahari terbenam, maksudnya adalah kearah barat, sedangkan Bu Mardi pergi kearah matahari terbit, atau arah Timur. Dialog
yang
dalam
gambar
ini
menggambarkan bahwa kedua orangtua Mae ini tak tentu arah dalam mencari jodoh untuk Mae. Hal ini karena tidak ada pemuda kampung yang mau menjadi jodoh Mae. Dialog dalam gambar ini menggambarkan proses pencarian jodoh yang dilakukan oleh kedua orangtua Mae.
Proses pencarian jodoh adalah salah satu bentuk ikhtiar orangtua demi menemukan jodoh untuk anak. Dalam segi konseptualnya biasanya Orangtua menawarkan diri menjadi besan kepada orang terdekatnya, kerabat, sahabat atau tetangganya. Namun dalam film ini kedua orangtua Mae justru mencari jodoh untuk Mae kepada tetangga atau kerabat jauhnya. Hal ini karena mengingat sikap dan kepribadian Mae yang tidak seperti perempuan pada umumnya. Sehingga sulit untuk Mae mendapatkan Jodoh. Walaupun memang tidak ada aturan yang mengatur berasalnya jodoh, karena jodoh itu bisa datang darimana saja.
92
Tabel 4.12 Pencarian Jodoh oleh Orangtua (b) TANDA (SIGN)
Gambar 4.13 TC : 00.10.07 Dialog Bu Mardi “ Mae kan udah, udah waktunya kawin, saya lagi nyariin jodoh buat dia ni, Ibu ada anak laki-laki gak? “ OBJEK
INTERPRETANT
Bu Mardi Mencarikan Jodoh untuk Dalam gambar ini bu Mardi sedang Mae kepada tetangga, kerabat
membantu tetangganya tersebut sambil bertanya kepada tetangganya apakah tetangganya tersebut memiliki anak
93
laki-laki, untuk dijodohkan dengan Mae Putrinya.
Namun
ketika
ditanya
pertanyaan tersebut tetangga tersebut menjadi bingung dan berfikir. Gambar dan
dialog
ini
adalah
gambaran
pencarian jodoh yang dilakukan oleh orangtua.
Proses pencarian jodoh adalah salah satu bentuk ikhtiar orangtua demi menemukan jodoh untuk anak. Dalam segi konseptualnya pencarian jodoh harus didasarkan dengan nilai-nilai agamanya. Dalam pandangan agama hendaknya mencari calon suami yang sholeh dan baik agamanya serta akhlaknya. Biasanya Orangtua menawarkan diri menjadi besan kepada orang terdekatnya, kerabat, sahabat atau tetangganya. Namun dalam film ini kedua orangtua Mae justru mencari jodoh untuk Mae kepada tetangga atau kerabat jauhnya. Hal ini karena mengingat sikap dan kepribadian Mae yang tidak seperti perempuan pada umumnya. Sehingga sulit untuk Mae mendapatkan Jodoh. Walaupun memang tidak ada aturan yang mengatur berasalnya jodoh, karena jodoh itu bisa datang darimana saja. Dalam gambar tersebut Bu Mardi bertanya kepada tetangga mengenai anak laki-laki yang nantinya akan dijodohkan untuk Mae. Hal ini menggambarkan bahwa pencarian jodoh ini dilakukan oleh orangtua.
94
Tabel 4.13 Pencarian Jodoh oleh Orangtua (c) TANDA (SIGN)
Gambar 4.14 TC : 00.10.13 Dialog Kerabat “ Anak laki-laki yaa pak? Tuh anak saya.. “ OBJEK
INTERPRETANT
Pak Mardi Mencarikan Mae Jodoh Dalam terhadap kerabat
gambar
Menanyakan
ini
kepada
pak
mardi
tetangganya
mengenai anak laki-lakinya untuk dijadikan calon jodoh Mae. Dengan senyum bangga tetangga tersebut menunjukan
anak
laki-lakinya
tersebut, dan kemudian pak Mardi terkejut
melihat
anak
laki-laki
95
tersebut
masih
berumur
balita.
Gambar tersebut adalah pencarian jodoh yang dilakukan oleh orangtua.
Proses pencarian jodoh adalah salah satu bentuk ikhtiar orangtua demi menemukan jodoh untuk anak. Dalam segi konseptualnya Dalam segi konseptualnya pencarian jodoh harus didasarkan dengan nilai-nilai agamanya. Dalam pandangan agama hendaknya mencari calon suami yang sholeh dan baik agamanya serta akhlaknya. Biasanya Orangtua menawarkan diri menjadi besan kepada orang terdekatnya, kerabat, sahabat atau tetangganya. Namun dalam film ini kedua orangtua Mae justru mencari jodoh untuk Mae kepada tetangga atau kerabat jauhnya. Hal ini karena mengingat sikap dan kepribadian Mae yang tidak seperti perempuan pada umumnya. Sehingga sulit untuk Mae mendapatkan Jodoh. Walaupun memang tidak ada aturan yang mengatur berasalnya jodoh, karena jodoh itu bisa datang darimana saja. Dalam gambar tersebut Pak Mardi bertanya kepada tetangga mengenai anak laki-laki yang akan dijodohkan dengan Mae. Hal ini menggambarkan bahwa pencarian jodoh ini dilakukan oleh orangtua.
96
Tabel 4.14 Pencarian Jodoh oleh Orangtua (d) TANDA (SIGN)
Gambar 4.15 TC : 00.10.18 Dialog Tetangga “Anak laki-laki yang lain??” “Ibu gak salah…ini anak-anak saya..” OBJEK
INTERPRETANT
Bu Mardi Mencarikan Jodoh Dalam gambar ini bu Mardi bertanya untuk Mae kepada tetangga, kepada tetangganya yang lain mengenai kerabat.
anak laki-laki untuk dijodohkan dengan Mae, namun dengan penuh semangat tetangga
tersebut
menunjukan
anak-
anaknya, kemudian bu Mardi terkejut
97
karena semua anaknya adalah anak perempuan. Gambar ini menggambarkan pencarian jodoh yang dilakukan oleh orangtua.
Proses pencarian jodoh adalah salah satu bentuk ikhtiar orangtua demi menemukan jodoh untuk anak. Dalam segi konseptualnya pencarian jodoh harus didasarkan dengan nilai-nilai agamanya. Dalam pandangan agama hendaknya mencari calon suami yang sholeh dan baik agamanya serta akhlaknya. Biasanya Orangtua menawarkan diri menjadi besan kepada orang terdekatnya, kerabat, sahabat atau tetangganya. Namun dalam film ini kedua orangtua Mae justru mencari jodoh untuk Mae kepada tetangga atau kerabat jauhnya. Hal ini karena mengingat sikap dan kepribadian Mae yang tidak seperti perempuan pada umumnya. Sehingga sulit untuk Mae mendapatkan Jodoh. Walaupun memang tidak ada aturan yang mengatur berasalnya jodoh, karena jodoh itu bisa datang darimana saja. Dalam gambar tersebut Bu Mardi bertanya kepada tetangga mengenai anak laki-laki yang nantinya akan dijodohkan untuk Mae. Hal ini menggambarkan bahwa pencarian jodoh ini dilakukan oleh orangtua.
98
Tabel 4.15 Pencarian Jodoh oleh Orangtua (e) TANDA (SIGN)
Gambar 4.16 TC : 00.10.28 Dialog Pak Mardi “Ngomong-Ngomong Punya anak gak pak ?” Tukang Gado-Gado “Anak si ade” Pak Mardi “Anak Laki-laki punya ?” Tukang Gado-gado “Anak laki-laki si punye ape mau sama anak aye??” OBJEK
INTERPRETANT
Pak Mardi Mencari seorang anak Dalam
gambar
ini
pak
mardi
99
laki-laki untuk dijodohkan dengan menanyakan apakah tukang gado-gado Mae
tersebut memiliki anak laki-laki, untuk dijodohkan
dengan
Mae,
putrinya.
Tukang gado-gado tersebut menjawab punya
Namun
tukang
gado-gado
tersebut menanyakan kembali apakah mau dengan anak laki-lakinya yang ternyata adalah seorang banci. Gambar ini menjelaskan pencarian jodoh yang dilakukan oleh orangtua.
Proses pencarian jodoh adalah salah satu bentuk ikhtiar orangtua demi menemukan jodoh untuk anak. Dalam pandangan agama hendaknya mencari calon suami yang sholeh dan baik agamanya serta akhlaknya. Biasanya Orangtua menawarkan diri menjadi besan kepada orang terdekatnya, kerabat, sahabat atau tetangganya. Namun dalam film ini kedua orangtua Mae justru mencari jodoh untuk Mae kepada tetangga atau kerabat jauhnya. Hal ini karena mengingat sikap dan kepribadian Mae yang tidak seperti perempuan pada umumnya. Sehingga sulit untuk Mae mendapatkan Jodoh. Walaupun memang tidak ada aturan yang mengatur berasalnya jodoh, karena jodoh itu bisa datang darimana saja. Dalam gambar tersebut Pak Mardi bertanya kepada tetangga mengenai anak laki-laki yang akan dijodohkan dengan Mae. Hal ini menggambarkan bahwa pencarian jodoh ini dilakukan oleh orangtua.
100
Tabel 4.16 Pencarian Jodoh Melalui Iklan Surat Kabar TANDA (SIGN)
Gambar 4.17 TC : 01.04.23 OBJEK Beni,
Guntoro
dan
INTERPRETANT Eman Dalam Gambar diatas, Saat Malam Hari
mencarikan Mae Calon Jodoh mereka berkumpul disebuah gubuk melalui Surat kabar atau Koran.
pinggir kali yang mereka jadikan tempat basecamp untuk membahas jodoh Mae. Ketiga teman Mae ini merasa
bersalah
karena
ia
telah
mengacaukan calon jodoh impian Mae, yaitu Rendy. Mereka berinisiatif untuk mencarikan calon jodoh Mae melalui
101
iklan di Surat kabar atau Koran, kemudian mereka menyeleksinya sesuai dengan anggapan mereka tepat.
Dalam Gambar tersebut ketiga teman Mae mencarikan jodoh untuk Mae melalui iklan surat kabar. Mereka menyeleksi calon-calon jodoh yang tercantum dalam iklan surat kabar tersebut. Peneliti mengamati adegan pencarian jodoh ini, seperti halnya dalam mencari lowongan kerja yang tercantum dalam iklan surat kabar. Pada kenyataannya Jodoh memang bisa datang darimana saja tanpa kita duga-duga juga tanpa kita sadari dan kadang juga kehadirannya tidak masuk akal. Dalam mencari jodoh seharusnya utamakan orang yang dikenal terlebih dahulu, entah sahabat, kerabat atau teman yang kita kenal. Maksudnya apabila calon jodoh adalah orang yang sudah kita kenal setidaknya sedikit banyak kita sudah mengetahui mengenai latar belakangnya sehingga saat proses pertemuan akan terasa lebih dekat. Selain itu juga apabila calon jodoh adalah orang yang sudah klita kenal setidaknya mengurangi resiko terhadap hal-hal yang tidak diinginkan, seperti mendadak membatalkan perkawinan.
102
Tabel 4.17 Pencarian Jodoh Melalui Permainan Hompimpa / Gambreng TANDA (SIGN)
Gambar 4.18 TC : 01.10.31 OBJEK Eman
,
Beni
dan
INTERPRETANT Guntoro Dalam gambar diatas Eman, Benny dan
menentukan saiapa yang akan Guntoro
melakukan
permainan
menikah dengan Mae dari salah Hompimpa atau yang dikenal dengan Gambreng untuk menentukan siapa
satu diantaranya.
yang akan menjadi jodoh dan menikah dengan Mae. Atau dengan kata lain jodoh
Mae
ditentukan
oleh
suatu
permainan. Mengingat Mae yang tak
103
kunjung mendapati Jodoh,
membuat
Bu Mardi, Ibu Mae semakin kritis dirumah sakit.. Melihat hal tersebut Mae tidak ada pilihan laki-laki lain selain
ketiga
sahabatnya
sendiri,
akhirnya Mae meminta salah satu dari mereka untuk menikah dengannya. Dengan berat hati, persahabatan mereka diuji
dengan
permasalahan
ini.
Akhirnya Mereka memutuskan dengan Gambreng.
Dari
permainan
inilah
akhirnya terpilih Guntoro yang akan menikah dengan Mae.
Hompimpa
atau
hompimpah
adalah
sebuah
permainan
untuk
menentukan siapa yang menang dan kalah dengan menggunakan telapak tangan yang dilakukan oleh minimal tiga peserta. Secara bersama-sama, Tiap peserta mengucapkan kata hom-pim-pa. Ketika mengucapkan suku kata terakhir (pa), masing-masing peserta memperlihatkan salah satu telapak tangan dengan bagian dalam telapak tangan menghadap ke bawah atau ke atas. Dalam budaya Betawi, hompimpa dilakukan dengan lagu berlirik "Hompimpa alaium gambreng. Pemenang adalah peserta yang memperlihatkan telapak tangan yang berbeda dari para peserta lainnya. Ketika peserta lainnya sudah menang, peserta yang kalah ditentukan oleh dua peserta yang tersisa dengan melakukan
104
suten. Biasanya hompimpa digunakan oleh anak-anak untuk menentukan giliran dalam sebuah permainan.
Perjodohan atau Pernikahan bukanlah sebuah hal yang dapat dimainmainkan, seperti halnya dalam sebuah permainan. Tidak seperti sebuah permainan, perjodohan merupakan hal yang serius, karena tujuan perjodohan adalah untuk menemukan jodoh atau pasangan hidup kita. Disamping tujuan menemukan pasangan hidup kita, perjodohan memiliki tujuan juga untuk menikah dan hidup bahagia sebagaimana yang tercantum dalam UU Pernikahan. Pernikahan merupakan hal yang sakral, hal yang dilakukan pada umumnya sekali dalam seumur hidup kita. Jadi pemcarian jodoh atau perjodohan bukanlah sebuah permainan seperti yang tergambar dalam gambar tersebut.
105
Tabel 4.18 Pencarian Jodoh Melalui Permainan Suwit / Suten TANDA (SIGN)
Gambar 4.19 TC : 01.13.33 - 01.13.55 Dialog Benny “ Lo apa Gua Man..!! “ Eman “ Oke yaa, Suwit yaa….!! “
106
OBJEK Beni
dan
Permainan
Eman Suwit
INTERPRETANT Melakukan Dalam gambar diatas Guntoro mendadak untuk jatuh sakit yang diharuskan dirawat
menentukan calon Jodoh Mae.
dirumah
sakit
sehingga
tidak
memungkinkan untuk menikah dengan Mae. Kemudian Guntoro meminta kedua sahabatnya itu untuk menggantikannya. Melihat keadaan seperti ini Benny dan Eman kebingungan dan tak tahu harus mengatakan apa pada Mae. Tak lama mereka saling diam dalam kebingungan, mereka menentukan pengganti Guntoro menikah dengan Mae. Benny dan Eman melakukan permainan suwit untuk memutuskan siapa yang akan
menggantikan
Guntoro
untuk
menikah dengan Mae. Dan terpilihlah Eman yang akan menggantikan Guntoro, untuk menikah dengan Mae.
Suwit adalah salah satu bentuk permainan yang dilakukan oleh dua orang untuk menentukan siapa yang menang, siapa yang memperoleh sesuatu atau siapa yang lebih dulu dapat memulai sesuatu hal dengan cara mengadu
107
jari. Permainan ini menggunakan tiga buah jari dan masing-masing jari mempunyai filosofi tersendiri, yaitu ibu Jari yang melambangkan Gajah, Jari Telunjuk
yang
melambangkan
Manusia
dan
Jari
kelingking
yang
melambangkan semut. Aturan permainannya adalah sesuai filosofi masingmasing jari tersebut, Manusia mengalahkan semut, gajah mengalahkan manusia, semut mengalahkan gajah. Aturan Mainnya dua orang saling berhadapan dan memunculkan salah satu dari tiga jari tersebut. Penentuan Jodoh untuk menikah seharusnya tidak dilakukan dengan suatu permainan, Karena jodoh dan menikah bukanlah suatu hal yang dimain-mainkan seperti halnya permainan.
108
4.3.2.3 Pertemuan dalam proses perjodohan Tabel 4.19 Ramlan, Calon Jodoh Mae TANDA (SIGN)
Gambar 4.20 TC : 00.14.09 Dialog Mae “ Bang Ramlan Kerja apa? “ Ramlan “ Guru SMP “
109
OBJEK Pertemuan
Mae
INTERPRETANT
dengan
Calon Dalam gambar ini adalah proses
Jodoh Mae yang Pertama, yaitu Pertemuan Ramlan
Mae
dengan
Calon
jodohnya yang pertama, yaitu Ramlan seorang
guru
SMP.
Mengetahui
Ramlan seorang guru SMP, Mae langsung membayangkan bahwa gaji seorang guru SMP itu kecil. Ramlan terlihat menyukai Mae, namun sayang Mae tidak menyukai calon jodohnya yang pertama ini, sehingga sepulang dari Rumah Mae, Ramlan dikerjai oleh ketiga temannya Mae sesuai kode dari Mae, agar tidak kembali lagi untuk menemui Mae. Gambar ini adalah proses
pertemuan
perjodohan
kedua
calon
dengan tujuan untuk
saling mengenal.
Setelah
calon
perjodohan
didapat
maka
selanjutnya
adalah
dipertemukannya kedua calon perjodohannya tersebut. Pertemuan ini dengan tujuan untuk mengenal satu sama lain, saling mencari kecocokan dan kesamaan. Dalam mencari kesamaan yang paling sederhana dapat dilihat dari
110
konsep jodoh. Jodoh setidaknya mempunyai 5 Diorama (Cara pandang sesuatu dari berbagai dimensi) yaitu : Sejenis (sesama manusia) , Sepasang (priawanita), Selevel (yang baik berjodoh dengan yang baik, yang keji berjodoh dengan yang keji), Sesuai selera (Kriteria dalam memilih), Siapa cepat dapat (Efektifitas Ikhtiar) Dalam konsep diorama jodoh, Ramlan bukanlah jodoh Mae, karena Ramlan tidak sesuai dengan selera Mae.
Apabila dalam suatu pertemuan
kedua calon perjodohan sudah saling mengenal dengan baik, saling menemukan kecocokan dan saling menyepakati untuk menikah, maka selanjutnya akan diadakan suatu pertemuan kedua keluarga untuk membahas hal-hal mengenai pernikahan. Dan sebaliknya apabila kedua calon perjodohan tidak menemukan kecocokan maka mereka akan saling menjaga jarak dan saling menghormati.
111
Tabel 4.20 Sikap Orangtua yang Demokratis TANDA (SIGN)
Gambar 4.21 TC : 00.16.25 Dialog Bu Mardi “ Gimana Kamu suka? “ Mae “ yaa Mae sii kalo ibu ,bapak senang, Mae juga ikut senang “ OBJEK Ibu
Mae
pendapat
bertanya Mae
INTERPRETANT mengenai Dengan merasa harap-harap cemas, Bu
tentang
calon Mardi
pertamanya
bagaimana
Pendapat Mae mengenai calon jodoh
menanyakan
112
pertamanya yaitu Ramlan. Kemudian jawaban Mae adalah apabila Orang tuanya senang, dirinyapun ikut senang. Jawaban
Mae
ini
menggambarkan
bahwa Mae adalah anak yang patuh kepada orangtua. Dalam gambar ini memang sudah seharusnya orangtua bersikap
demokratis,
pendapat
anaknya
mendengarkan
mengenai
calon
perjodohannya. Dalam Gambar ini bu Mardi,
orangtua
demokratis anaknya
Mae
bersikap
mendengarkan
pendapat
mengenai
pilihan
calon
jodohnya.
Dalam sebuah perjodohan, tak jarang anak perempuan menjadi stress akibat sikap orangtua yang terlalu berlebihan memaksakan kehendaknya tanpa mendengarkan pendapat anak yang dijodohkan tersebut. Dalam sebuah perjodohan sebaiknya orangtua bersikap demokratis mendengarkan pendapat anak dan apa yang diinginkannya. Apabila dalam suatu pertemuan kedua calon perjodohan sudah saling mengenal dan menemukan kecocokan maka akan diadakan suatu pertemuan kedua keluarga untuk membahas hal-hal mengenai pernikahan.
113
Tabel 4.21 Kamlin, Calon Jodoh Mae TANDA (SIGN)
Gambar 4.22 TC : 00.19.09 OBJEK
INTERPRETANT
Pertemuan Mae dengan Calon Pagi-pagi Mae sudah disibukan dengan jodoh Mae yang kedua
calon jodoh Mae yang kedua. Yaitu Kamlin.
Melihat
kepribadian
Mae,
Kamlin tidak mau untuk melanjutkan perjodohan, begitu juga dengan Mae, Mae tidak menyukai Kamlin calon jodohnya yang kedua ini. sehingga sepulang dari Rumah Mae Kamlin dikerjai oleh ketiga temannya Mae sesuai kode dari Mae, agar tidak
114
kembali lagi untuk menemui Mae. Gambar ini adalah proses pertemuan kedua calon perjodohan dengan tujuan untuk saling mengenal.
Setelah
calon
perjodohan
didapat
maka
selanjutnya
adalah
dipertemukannya kedua calon perjodohannya tersebut. Pertemuan ini dengan tujuan untuk mengenal satu sama lain, saling mencari kecocokan dan kesamaan. Dalam mencari kesamaan yang paling sederhana dapat dilihat dari konsep jodoh. Jodoh setidaknya mempunyai 5 Diorama (Cara pandang sesuatu dari berbagai dimensi) yaitu : Sejenis (sesama manusia) , Sepasang (priawanita), Selevel (yang baik berjodoh dengan yang baik, yang keji berjodoh dengan yang keji), Sesuai selera (Kriteria dalam memilih), Siapa cepat dapat (Efektifitas Ikhtiar) Dalam konsep diorama jodoh, Kamlin bukanlah jodoh Mae, karena Kamlin tidak sesuai dengan selera Mae. Apabila dalam suatu pertemuan kedua calon perjodohan sudah saling mengenal dengan baik, saling menemukan kecocokan dan saling menyepakati untuk menikah, maka selanjutnya akan diadakan suatu pertemuan kedua keluarga untuk membahas hal-hal mengenai pernikahan. Dan sebaliknya apabila kedua calon perjodohan tidak menemukan kecocokan maka mereka akan saling menjaga jarak dan saling menghormati.
115
Tabel 4.22 Bobby, Calon Jodoh Mae TANDA (SIGN)
Gambar 4.23 TC : 00.31.08 Dialog Mae “Atlet yaah…” OBJEK
INTERPRETANT
Pertemuan Mae dengan Calon Mengetahui Mae memiliki selera yang Jodoh Mae yang ke tiga
tinggi, Orangtua Mae mempertemukan dengan salah seorang kerabat jauh, yaitu
116
seorang atlet. Dalam Adegan ini Mae dipertemukan dengan calon jodoh mae yang ke tiga, yaitu Bobby. Seorang atlet yang memiliki badan besar dan kekar. Mae merasa tidak cocok dengan bobby, Sehingga sepulang dari Rumah Mae Bobby dikerjai oleh ketiga temannya Mae sesuai dengan kode dari Mae, agar tidak kembali lagi untuk menemuinya. Sangat sial, ketiga teman Mae Niat mengerjai
Bobby
malah
sebaliknya
ketiga teman Mae ini malah dikerjai, hingga dirawat dirumah sakit. Gambar ini adalah proses pertemuan kedua calon perjodohan dengan tujuan untuk saling mengenal.
Setelah
calon
perjodohan
didapat
maka
selanjutnya
adalah
dipertemukannya kedua calon perjodohannya tersebut. Pertemuan ini dengan tujuan untuk mengenal satu sama lain, saling mencari kecocokan dan kesamaan. Dalam mencari kesamaan yang paling sederhana dapat dilihat dari konsep jodoh. Jodoh setidaknya mempunyai 5 Diorama (Cara pandang sesuatu dari berbagai dimensi) yaitu : Sejenis (sesama manusia), Sepasang (pria-
117
wanita), Selevel (yang baik berjodoh dengan yang baik, yang keji berjodoh dengan yang keji), Sesuai selera (Kriteria dalam memilih), Siapa cepat dapat (Efektifitas Ikhtiar). Dalam konsep diorama jodoh, Bobby bukanlah jodoh Mae, karena Bobby tidak sesuai dengan selera Mae. Apabila dalam suatu pertemuan kedua calon perjodohan sudah saling mengenal dengan baik, saling menemukan kecocokan dan saling menyepakati untuk menikah, maka selanjutnya akan diadakan suatu pertemuan kedua keluarga untuk membahas hal-hal mengenai pernikahan. Dan sebaliknya apabila kedua calon perjodohan tidak menemukan kecocokan maka mereka akan saling menjaga jarak dan saling menghormati.
118
Tabel 4.23 Rendy, Calon Jodoh Mae TANDA (SIGN)
Gambar 4.24 TC : 00.46.24 OBJEK
INTERPRETANT
Pertemuan Mae dengan Rendy
Berdasarkan cerita yang diceritakan Bobby tentang Mae kepada Rendy, membuat
Rendy
Penasaran
untuk
bertemu dengan Mae. Rendy terbilang sama seperti Mae, sedang mencari calon jodohnya, yang berbeda dengan wanita lainnya, yang orisinal namun berkualitas.
Dalam gambar ini Mae
119
bertemu
dengan
sang
pangeran
idamannya. Rendy seorang pria muda yang tampan dan mampu membuat Mae Jatuh cinta pada pandangan pertama. . Gambar ini adalah proses pertemuan kedua calon perjodohan dengan tujuan untuk saling mengenal.
Mae lelah akan calon jodohnya tidak ada yang cocok karena tidak ada yang sesuai dengan keinginannya, mengingat Mae mempunyai selera tinggi terhadap calon jodohnya. Serta kesedihan kedua orangtua Mae yang tiada hentinya karena ikhtiarnya terhadap calon jodohnya tak kunjung ada yang cocok dengan Mae. Hal ini Membuat Kedua orangtua Mae Pasrah akan calon jodohnya Mae. Dan disaat-saat seperti itu Rendy datang untuk menemui dan mengenal Mae. Orangtua Mae tidak menyangka akan kedatangan Rendy kerumahnya, Penampilan Rendy yang tidak seperti pada Penampilan caloncalon jodoh Mae sebelumnya membuat Pak Mardi dan bu Mardi terbingungbingung dan tidak menyangka bahwa Rendy meminta izin untuk mengenal putrinya tersebut. Namun tanpa disangka saat bertemu Mae Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama kepada Rendy Calon jodohnya itu. Dalam konseptualnya, setelah calon perjodohan didapat maka selanjutnya adalah dipertemukannya kedua calon perjodohannya tersebut. Pertemuan ini dengan tujuan untuk mengenal satu sama lain, saling mencari
120
kecocokan dan kesamaan. Dalam mencari kesamaan yang paling sederhana dapat dilihat dari konsep jodoh. Jodoh setidaknya mempunyai 5 Diorama (Cara pandang sesuatu dari berbagai dimensi) yaitu : Sejenis (sesama manusia), Sepasang (pria-wanita), Selevel (yang baik berjodoh dengan yang baik, yang keji berjodoh dengan yang keji), Sesuai selera (Kriteria dalam memilih), Siapa cepat dapat (Efektifitas Ikhtiar). Dalam konsep diorama jodoh, Rendy merupakan jodoh Mae, karena Rendy sesuai dengan selera Mae. Apabila dalam suatu pertemuan kedua calon perjodohan sudah saling mengenal dengan baik, saling menemukan kecocokan dan saling menyepakati untuk menikah, maka selanjutnya akan diadakan suatu pertemuan kedua keluarga untuk membahas hal-hal mengenai pernikahan. Disaat Kita berikhtiar kembalikan lagi semua kepada Tuhan semesta Alam. Bersikap pasrah dan terus berdoa karena sesungguhnya yang menentukan semua adalah Tuhan semesta Alam, Allah SWT. Kehadiran Rendy untuk mengenal Mae Tanpa disangka-sangka, bagaikan seorang pangeran yang mencari seorang Putri seperti layaknya cerita dalam Dongeng.
121
Tabel 4.24 Pertemuan Keluarga TANDA (SIGN)
Gambar 4.25 TC : 01.16.47 Dialog Pa’Mardi “ Asal lo tau yaa, babeh gak nyangka sedikit juga, kalo lo bakal jadi calon menantu babeh” OBJEK
INTERPRETANT
Pertemuan dua keluarga besar, Pak Mardi tidak menyangka bahwa Keluarga besar Benny dan keluarga Benny sahabatnya Mae akan menjadi besar Mae.
calon menantunya. Sedangkan Benny tidak punya pilihan lain untuk menikah
122
dengan Mae, Karena dua sahabatnya, Guntoro dan Eman mendadak jatuh sakit saat terpilih untuk menikah dengan
Mae,
terpaksa
Benny
menggantikan Eman yang mendadak jatuh sakit untuk menikah dengan Mae. Benny adalah sahabat Mae sejak kecil, mereka sudah saling mengenal antara satu sama lain. Jadi tidak perlu diadakan
pertemuan
untuk
saling
mengenal, karena mereka sudah saling mengenal
sejak
kecil.
Kemudian
diadakan sebuah pertemuan antara kedua
keluarga
untuk
membahas
Pernikahan antara Benny dan Mae. Gambar diatas merupakan pertemuan antara keluarga Benny dan keluarga Mae
untuk
membicarakan
soal
pernikahan.
Setelah Calon jodoh didapatkan kemudian hal yang dilakukan adalah melakukan sebuah pertemuan keluarga untuk membahas pernikahan. Apabila keduanya sudah saling mengenal maka tidak perlu diadakan suatu pertemuan
123
kedua calon perjodohan untuk saling mengenal. Tetapi yang diadakan adalah pertemuan kedua keluarga besar. Pertemuan kedua keluarga ini mempunyai maksud untuk saling mengenal kedua keluarga besar calon jodoh tersebut. Saling mengenalkan masing-masing keluarga. Tetapi yang utama maksud dari pertemuan keluarga besar ini adalah membicarakan hal-hal mengenai pernikahan. Karena Pernikahan dilakukan oleh dua keluarga yang berbeda, yang tentunya juga memiliki sebuah perbedaan dalam pendapat, sehingga nantinya akan menemukan titik temu.
124
4.3.2.4 Pernikahan Tabel 4.25 Pernikahan (a) TANDA (SIGN)
Gambar 4.26 TC : 01.24.16 OBJEK
INTERPRETANT
Pernikahan Benny dan Mae yang Dalam Gambar diatas Benny dan Mae dikacaukan oleh tawuran antar yang kampung.
menghadap
bapak
penghulu
beserta didampingi kedua orangtua Mae yaitu pak Mardi dan Bu Mardi untuk melakukan Prosesi akad nikah. Benny
dan
Mae
saling
tidak
menyangka akan Penampilan Mereka
125
masing-masing setelah dirias. Setelah beberapa kali pengulangan ijab Kabul, pernikahan mereka dikacaukan
oleh
tawuran kampung yang didalangi oleh Rendy
beserta
kawan-kawan
kompleknya kepada kampung Mae. Melihat kekacauan ini, Mae dan Benny berserta laki-laki yang ada ditempat nikahan Mae ikut membantu tawuran kampungnya. Tanpa disadari Mae memukul
seorang
ternyata
adalah
laki-laki Rendy.
yang Melihat
kejadian tersebut akhirnya Mae dan ketiga
temannya
ini
menyadari
kesalahpahamannya.
Mereka
mengakui
kepada
kesalahannya
Rendy. Benny menjelaskan kepada Rendy bahwa sebenarnya selama ini Rendy adalah laki-laki yang selalu diimpikan untuk menikah dengan Mae.
Setelah diadakan suatu pertemuan dua keluarga besar yang bertujuan untuk membicarakan mengenai pernikahan, maka selanjutnya adalah
126
Pernikahan. Pernikahan adalah tahap akhir dari suatu perjodohan. Syarat Sah nya pernikahan sebagaimana diatur dalam UU No.1 tahun 1974 tentang perkawinan atau pernikahan. Hal yang paling sakral dari suatu pernikahan atau intinya dalam pernikahan adalah prosesi Ijab Kabul. Prosesi Ijab Kabul dipimpin oleh seorang Penghulu dan didampingi oleh dua orang saksi sebagaimana yang tercantum dalam UU Perkawinan tersebut. Sebelum selesainya prosesi Ijab Kabul dalam pernikahan maka kedua calon jodoh tersebut belum dinyatakan sah sebagai suami-istri dimata agama maupun Negara. Sebelum prosesi Ijab Kabul ini banyak hal-hal yang mungkin terjadi untuk membatalkan suatu pernikahan. Hal-hal seperti demikian bukanlah hal yang aneh atau hal yang baru dalam masyarakat. Seperti yang tergambar dalam film ini, saat melakukan ijab Kabul dalam akad nikah, atau tepatnya sebelum ijab Kabul selesai kedua calon pengantin ini dikacaukan oleh tawuran kampung, dan akhirnya Benny dan Mae harus batal menikah karena Mae menemukan calon suami impiannya dalam tawuran kampung tersebut.
127
Tabel 4.26 Pernikahan (b) TANDA (SIGN)
Gambar 4.27 TC : 01.40.17 – 01.40.24 Dialog Narator “ Akhirnya Mae berbahagia bersama Rendy ” OBJEK Gambaran
foto-foto
INTERPRETANT Pernikahan Dalam beberapa potongan gambar
Mae dengan Rendy
pernikahan tersebut expresi wajah Mae dan Rendy tersenyum dan penuh canda tawa. Hal ini mengartikan bahwa Mae menikah dan hidup bahagia.
128
Setelah melakukan masa perjodohan yang panjang dan melelahkan Akhirnya Mae menemukan calon jodoh yang cocok dan sesuai dengan Impian Mae, yaitu Rendy. Kemudian Mae dan rendy menikah. Pernikahan adalah tahap akhir dari suatu perjodohan. Syarat Sah nya pernikahan sebagaimana diatur dalam UU No.1 tahun 1974 tentang perkawinan atau pernikahan. Hal yang paling sakral dari suatu pernikahan atau intinya dalam pernikahan adalah prosesi Ijab Kabul. Prosesi Ijab Kabul dipimpin oleh seorang Penghulu dan didampingi oleh dua orang saksi sebagaimana yang tercantum dalam UU Perkawinan tersebut. Sebelum selesainya prosesi Ijab Kabul dalam pernikahan maka kedua calon jodoh tersebut belum dinyatakan sah sebagai suami-istri dimata agama maupun Negara. Sebelum prosesi Ijab Kabul ini banyak hal-hal yang mungkin terjadi untuk membatalkan suatu pernikahan. Hal-hal yang demikian bukanlah hal yang aneh atau hal yang baru dimasyarakat. Dan akhirnya Ini adalah Tahap akhir dari Perjodohan Mae, yaitu suatu pernikahan. Mae dan Rendy Menikah dan hidup bahagia.
129
4.4
Pembahasan Berdasarkan teori semiotik Charles Sanders Pierce, mengenai sign,
object, interpretant memberikan pengertian bahwa tanda-tanda yang merepresentasikan perjodohan dalam film Get Married 1, diolah oleh peneliti untuk menelisik fenomena perjodohan. Berdasarkan hasil penelitian diatas tujuan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtua Mae yaitu agar ada yang meminang Mae dan melanjutkan keturunan seperti yang tergambar dalam tabel 4.2 dan tabel 4.3. Perjodohan yang demikian sesuai dengan nilainilai agama, sehingga perjodohan ini diperbolehkan untuk dilakukan. Perihal Kewenangan perjodohan sepenuhnya berada ditangan orangtua, dan sebagai anak hanya bisa patuh dan taat kepada orangtua, seperti yang digambarkan dalam film ini yang terdapat dalam dialog tabel 4.20. Melihat kepribadian Mae yang demikian digambarkan dalam film ini, menjadi salah satu hal yang membuat Mae “tidak laku” sehingga sulit untuk mendapatkan jodoh. Kepribadian yang tidak seperti perempuan pada umumnya, atau seperti anak laki-laki, mulai dari setting latar kamar, asesorisasesoris yang digunakan oleh Mae, tidak pandai merawat diri, hingga pada cara Mae bersikap atau
berprilaku seperti layaknya anak laki-laki.
Kepribadian tersebut terdapat dalam tabel 4.4 sampai dengan tabel 4.8. Perihal kepribadian Mae inilah yang membuat kedua orangtua Mae memikirkan hal menikahkan putri satu-satunya itu sehingga makin mantap untuk melakukan perjodohan. Kepribadian inipun membuat kedua oramgtua Mae untuk mencarikan jodoh.
kesulitan
130
Tahap awal dalam perjodohan adalah mencari calon perjodohan. Pencarian calon Perjodohan yang digambarkan pada film ini terdapat dalam Tabel 4.11 sampai dengan Tabel 4.18. Dalam Tabel 4.11 Kedua orangtua Mae menawarkan diri menjadi besan kepada kerabat, sahabat, tetangga jauh atau diluar kampung. Hal ini karena lelaki atau pemuda dikampungnya rata-rata mereka sudah mengenal Mae dengan semua kepribadiannya. Kedua orangtua Mae tentunya sudah berfikir bahwa pemuda dikampungnya tersebut tidak ada yang mau dijodohkan dengan putrinya tersebut seperti dalam tabel 4.9. Bahkan Mae sendiri mengakui bahwa dirinya adalah perempuan yang “tidak laku”, seperti yang tergambar dalam Tabel 4.10. Pada kenyataannya dalam pencarian jodoh adalah mengutamakan kerabat, sahabat atau tetangga terdekat. Memang tidak ada aturan yang mengatur bahwa calon perjodohan itu harus dari kerabat, sahabat atau tetangga terdekat, karena datangnya jodoh itu bisa datang darimana saja. Tetapi pada umumnya dimasyarakat kita mengutamakan Kerabat, sahabat atau tetangga terdekat, karena untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan. Disamping itu proses pencarian jodoh dalam film ini dibuat seunik mungkin, hingga akhirnya pada warna komedi. Seperti dalam Tabel 4.13, Pak Mardi terkejut bahwa anak laki-laki yang dimiliki kerabat tersebut masih berumur balita, bagaimana mungkin Mae dijodohkan dengan Anak balita pikirnya. Kemudian Tabel 4.15, pak Mardi terkejut juga, ternyata anak lakilaki seorang tukang gado-gado merupakan seorang banci, dan bagaimana mungkin Mae dijodohkan dengan seorang laki-laki banci, pikirnya. Kemudian
131
lagi Tabel 4.16, ketiga sahabat Mae ini merasa bersalah, telah mengacaukan jodoh impiannya yaitu Rendy, sehingga mereka berinisiatif untuk mencarikan calon jodohnya melalui iklan jodoh yang terdapat disurat kabar atau Koran. Bagaimana mungkin calon jodoh Mae dicari lewat surat kabar, seperti halnya mencari lowongan kerja. Dan berlanjut pada tabel 4.17, mengingat tidak ada lagi waktu untuk melakukan perjodohan karena Bu Mardi dirawat dirumah sakit semakin kritis maka Mae meminta salah satu dari ketiga sahabatnya itu untuk menikah dengannya, kemudian mereka mengundi dengan permainan Hompimpa. Bagaimana mungkin calon jodohnya Mae diundi dan ditentukan dalam suatu permainan Hompimpa. Dan kemudian Tabel 4.18, mengingat Guntoro yang terpilih untuk menikah dengan Mae, mendadak jatuh sakit sehingga harus dirawat dirumah sakit, maka kedua sahabatnya ini Benny dan Eman melakukan Suwit atau Suten untuk menentukan siapa yang akan menggantikan Guntoro untuk menikah dengan Mae. Bagaimana mungkin calon jodoh ditentukan dengan permainan suwit atau suten. Cara perjodohan yang digambarkan dalam Tabel 4.17 dan tabel 4.18 adalah cara permainan yang dilakukan oleh anak-anak. Perjodohan
merupakan hal yang serius
karena perjodohan akan berakhir pada proses pernikahan untuk mencari pasangan hidup yang pada umumnya hanya sekali dalam seumur hidup. Setelah calon jodoh didapatkan Kemudian berlanjut pada proses pertemuan. Tujuan proses pertemuan ini untuk saling mengenal satu sama lain. seperti halnya dalam ungkapan kata “kalau tak kenal maka tak sayang”. Proses pertemuan yang tergambar dalam film ini terdapat pada tabel 4.19 dan
132
tabel 4.21 sampai dengan tabel 4.24. Dalam Tabel 4.19, Mae dipertemukan dengan calon perjodohannya yang pertama yaitu Ramlan, seorang guru SMP. Ramlan menyukai Mae namun tidak dengan Mae, sehingga Ramlan dikerjai oleh ketiga temannya itu agar tidak kembali lagi menemui Mae. Kemudian dalam tabel 4.21, Mae dipertemukan dengan calon perjodohannya yang kedua yaitu Kamlin “seorang daripada biasa”. Melihat Mae yang sesungguhnya membuat Kamlin dengan cepat tidak menyukai calon perjodohannya ini, begitu juga dengan Mae.
Sama seperti Ramlan, agar tidak kembali lagi
menemui Mae Kamlin dikerjai oleh ketiga temannya. Dan dalam Tabel 4.22, Mae dipertemukan dengan Bobby seorang atlet, calon perjodohannya yang ketiga. Bobby menyukai Mae hingga ingin menemuinya lagi namun tidak melihat badannya yang bertubuh besar dan kekar membuat Mae tidak menyukai Bobby. Tetapi tidak bernasib seperti Ramlan dan Kamlin, sungguh malang ketiga teman Mae ini, niat mengerjai bobby agar tidak kembali lagi menemui Mae, justru harus masuk rumah sakit karena babak belur dihajar Bobby. Dan malang juga buat Bobby malah dihajar orang sekampung, dan masuk pula dalam penjara. Selanjutnya dalam Tabel 4.23, Mae akhirnya bertemu dengan calon jodoh impiannya yaitu Rendy. Mengingat cerita dari Bobby Mengenai Mae, Membuat Rendy pebnasaran ingin menemui Mae. Bobby adalah bodyguardnya Rendy, sehingga belum 24 jam Bobby dipenjara langsung dibebaskan karena adanya jaminan dari Rendy. Proses Pertemuan dalam perjodohannyapun dibuat unik dengan warna komedi. Namun bumbu komedinya terletak pada masing-masing karakter calon perjodohannya
133
tersebut. Ramlan seorang guru yang unik dengan gaji Pas-pasan, kemudian Kamlin seorang biasa dengan wajah yang bulat dan badan yang gembul dan selalu menggunakan dialeg “daripada”. Dan kemudian Bobby seorang atlet yang memiliki badan besar dan kekar. Dan kemudian Rendy seorang pria tampan, berintelektual, dan kaya raya. Saat proses pertemuan dengan Rendy Bumbu komedinya terletak pada saat pertama bertemu, yaitu pandangan pertama. Saat proses pertemuan dalam perjodohan selesai maka orangtua harus mendengarkan pendapat dari anak yang dijodohkan mengenai pilihan calon jodoh dari orangtuanya tersebut. Seperti yang terdapat dalam tabel 4.20. Ketika pertemuan sudah berjalan dengan baik, maka keduanya saling menyepakati untuk menikah maka hal selanjutnya adalah mengadakan suatu pertemuan lagi untuk membahas pernikahan. Pertemuan ini dinamakan pertemuan dua keluarga besar. Pertemuan ini mempunyai maksud untuk saling memperkenalkan dua keluarga yang berbeda. Dan maksud utamanya adalah membicarakan hal-hal mengenai pernikahan kedua anaknya tersebut. Seperti yang terdapat dalam tabel 4.24. Dan tahap akhir dari sebuah perjodohan adalah pernikahan. salah satu tujuan dari pernikahan adalah membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia. Pernikahan merupakan hal yang sakral, hal yang paling istimewa, hal yang paling special, karena pada umumnya pernikahan hanya dilakukan sekali dalam seumur hidup. Dalam Pernikahan terdapat suatu proses yang dinamakan akad nikah. Akad nikah atau Ijab abul ini adalah intinya dari suatu pernikahan,
134
hal yang paling sakral dalam suatu pernikahan. Akad nikah dilakukan oleh kedua mempelai dan dipimpin oleh seorang penghulu nikah, disaksikan oleh dua orang saksi, didampingi oleh kedua orangtua dan dihadiri oleh masingmasing keluarga. Dalam tabel 4.25 menggambarkan proses akad nikah dalam suatu pernikahan, Benny dengan Mae, yang akhirnya batal untuk menikah karena proses pernikahannya dikacaukan oleh aksi tawuran yang didalangi oleh Rendy dan teman-temannya. Dan akhirnya Mae menemukan Rendy calon jodoh yang selalu diimpikan oleh Mae. Sedangkan tabel 4.26 menggambarkan merupakan beberapa foto pernikahan antara Mae dengan Rendy. Dan dalam Narasi tabel 4.26 Mae dan Rendy hidup berbahagia. Dalam Islam Jodoh setidaknya mempunyai 5 Diorama (Cara pandang sesuatu dari berbagai dimensi) yaitu : Sejenis (sesama manusia) , Sepasang (pria-wanita), Selevel (yang baik berjodoh dengan yang baik, yang keji berjodoh dengan yang keji), Sesuai selera (Kriteria dalam memilih), Siapa cepat dapat (Efektifitas Ikhtiar). Dari beberapa calon perjodohan Mae, hanya Rendy yang mempunyai kelima Diorama tersebut.