BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil dan Pembahasan Penelitian IV.1.1. Sejarah Rumah Sakit Sejarah berdirinya RSU PKU Muhammadiyah Bantul, diawali dengan rasa keprihatinan ibu-ibu pimpinan Aisyiyah karena belum adanya fasilitas pelayanan untuk ibu dan anak (utamanya) di sekitar Bantul kecuali RS Negeri. Setelah bermusyawarah dengan Pimpinan Muhammadiyah maka terbentuklah Badan Pelaksana Rumah bersalin Pembina Kesejahteraan Oemat (PKO) Muhammadiyah Bantoel. Pada tanggal 9 Zdulqo’dah 1385 H atau 1 Maret 1966 Masehi berdirilah RB PKO Muhammadiyah atau lebih dikenal dengan sebutan BKIA. Selama 29 tahun perjalanannya, RB PKO berupaya memenuhi persyaratan agar dapat berubah menjadi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA). Berkat usaha keras yang dilakukan, surat ijin sementara Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Prop DIY pada tahun 1955 melalui SK no : 503/1099/PK/V/95. Dengan 30 tempat tidur dan SK. Menkes RI No : YM.02.04.3.5.5718 yang dimiliki, ijin tetap diberikan pada RSKIA PKU Muhammadiyah Bantul. Dalam semangatnya untuk memberikan manfaat kepada masyarakat secara luas, RSKIA tidak jalan ditempat. Dan pada tahun 2001 setelah melakukan studi kelayakan, mengajukan permohonan ijin sebagai Rumah Sakit Umum. Dengan 102 tempat tidur pada tanggal 20 Oktober 2001 ijin sebagai RSU dapat dipegang
1
dengan mengantongi SK. Ka DINKES Kab. Bantul no. 445/4318. Dan sekarang lebih dikenal masyarakat dengan nama RSU. PKU Muhammadiyah Bantul. Saat ini RSU PKU Muhammadiyah Bantul telah mendapatkan sertifikat ISO 9001-2008 untuk Pelayanan Kesehatan Standar Mutu Internasional dan lolos Akreditasi RS dari KARS pada bulan November 2014. a. Struktur Organisasi Rumah Sakit Struktur organisasai Rumah Sakit PKU Bantul merupakan struktur matrik dimana seluruh unsur yang ada dalam struktur tersebut berorientasi pada pelayanan kepada pelanggan. Pimpinan tertinggi dalam struktur organisasi ini adalah Direktur yang di bantu oleh 4 wadir yaitu Wadir Pelayanan medis, Wadir Penunajng Medis, Wadir Umum dan Keuangan dan Wadir SDI dan Bindatra. Dalam upaya penyelenggaraan tata kelola klinik yang baik, Direktur di bantu oleh Komite Medis, sedangkan untuk membangun Sistem Mutu RS Direktur dibantu oleh Komite Mutu dan untuk melakukan pengawasan internal terhadap prosesproses pelayanan, Direktur dibantu oleh SPI. Masing-masing Wadir membawahi Kepala Bidang atau Kepala Bagian sesuai dengan unit kerja dibawah koordinasinya. Kepala Bidang membawahi Kepala Seksi sesuai kebutuhanya. Kepala Bagian membawahi Kepala Sub Bagian sesuai dengan kebutuhannya. Struktur organisasi secara lengkap dapat dilihat pada gambar dibawah ini
2
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul
3
b. Visi dan Misi Rumah Sakit 1) Visi Terwujudnya Rumah Sakit yang Islami yang mempunyai keunggulan kompetitif global, dan menjadi kebanggaan umat.
2) Misi Berdakwah
melalui
pelayanan
kesehatan
yang
berkualitas
dengan
mengutamakan peningkatan kepuasan pelanggan serta peduli pada kaum dhu'afa
IV.1.2. Sumber Daya Manusia RS PKU Muhammadiyah Bantul memiliki 17 orang dokter umum, 52 orang dokter spesialis, 328 orang karyawan tetap, 49 orang karyawan kontrak dan 49 orang karyawan PKWT.
IV.1.3. LAZISMU LAZISMU adalah lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. Didirikan oleh PP. Muhammadiyah pada tahun 2002, selanjutnya dikukuhkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional melalui SK No. 457/21 November 2002.
4
Latar belakang berdirinya LAZISMU terdiri atas dua faktor. Pertama, fakta Indonesia yang berselimut dengan kemiskinan yang masih meluas, kebodohan dan indeks pembangunan manusia yang sangat rendah. Semuanya berakibat dan sekaligus disebabkan tatanan keadilan sosial yang lemah. Kedua, zakat diyakini mampu bersumbangsih dalam mendorong keadilan sosial, pembangunan manusia dan mampu mengentaskan kemiskinan. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi zakat, infaq dan wakaf yang terbilang cukup tinggi. Namun, potensi yang ada belum dapat dikelola dan didayagunakan secara maksimal sehingga tidak memberi dampak yang signifikan bagi penyelesaian persoalan yang ada. Berdirinya LAZISMU dimaksudkan sebagai institusi pengelola zakat dengan manajemen modern yang dapat menghantarkan zakat menjadi bagian dari penyelesai masalah (problem solver) sosial masyarakat yang terus berkembang. Dengan budaya kerja amanah, professional dan transparan, LAZISMU berusaha mengembangkan diri menjadi Lembaga Zakat terpercaya. Dan seiring waktu, kepercayaan publik semakin menguat. Dengan spirit kreatifitas dan inovasi, LAZISMU senantiasa menproduksi program-program pendayagunaan yang mampu menjawab tantangan perubahan dan problem sosial masyarakat yang berkembang. LAZISMU ini juga terdapat di RS PKU Muhammadiyah Bantul, untuk meninjau dan membantu pasien-pasien yang mengalami kesulitan untuk membayar biaya rumah sakit.
5
IV.2. Hasil Dan Pembahasan Penelitian ini menganalisis perputaran piutang pelayanan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul
melalui
tingkat perputaran piutang, average
collection period, rasio tunggakan dan ratio penagihan. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun data primer didapatkan melalui wawancara dengan bagian manajemen keuangan untuk mendapatkan
gambaran
tentang
alur
piutang
di
Rumah
Sakit
PKU
Muhammadiyah Bantul , analisis yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan Rumah Sakit, dan kinerja Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul sebelumnya. Data
sekunder
diperoleh
dari
laporan
keuangan
Rumah
Sakit
PKU
Muhammadiyah Bantul mulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yang kemudian dihitung tingkat perputaran piutang, average collection period, rasio tunggakan dan ratio penagihan. Adapun hasil penelitian yang diperoleh akan dijelaskan di bawah ini.
IV.2.1. Alur Piutang Rumah Sakit Hasil wawancara dengan pihak manajemen keuangan RS PKU Muhammadiyah menjelaskan bahwa piutang pelayanan yang terjadi di RS PKU Muhammadiyah Bantul terdiri dari piutang oleh pasien umum, pasien askes, jamkesmas, jamkesos dan relasi. Adapun penagihan biaya rawat inap dilakukan ketika pasien akan pulang. Piutang pelayanan pada pasien umum, sebagian penyebabnya adalah karena pasien tersebut naik kelas perawatannya. Misalnya pasien dari kelas 3
6
selama masa perawatan minta naik kelas 2 dan ternyata hanya mampu membayar sebagian, sehingga yang sebagian lagi menjadi piutang. Metode penagihan yang digunakan adalah dengan perjanjian pada pasien umum, mampu melunasi dalam waktu berapa bulan. Jika dalam jangka waktu yang ditentukan masih belum dibayarkan maka pihak manajemen keuangan akan melakukan penagihan lewat pos. Rata-rata penagihan hanya dilakukan 1x. Sudah sangat jarang dilakukan penagihan hingga 2x. Penagihan yang ke-2 biasanya dilakukan 1 bulan setelah tidak ada tanggapan dari surat penagihan yang pertama. Hampir seluruh pasien yang memiliki piutang hanya mendapatkan surat penagihan sebanyak 1x. Sedangkan untuk pasien yang benar-benar tidak mampu, maka harus mengurus ke lazis mui untuk mendapatkan keringanan. Metode penagihan pasien relasi harus melunasi dalam jangka waktu maksimal 1 bulan. Begitu juga pada pasien askes, jamkesmas dan jamkesos selalu dibuat klaim atas rumah sakit tiap bulannya. Akan tetapi klaim yang dibuat tiap bulan oleh keempat pasien dengan jaminan ini tidak selalu semuanya cair. Contoh penyebab yang paling sering adalah diagnosa yang tidak lengkap, diagnosa tidak sesuai dengan pemeriksaan penunjang yang dilakukan. Tidak ada batas waktu untuk melengkapi data yang kurang. Piutang pasien dihapuskan setelah berumur 10 tahun. Besar piutang yang dihapuskan Rp. 50.00,00- Rp. 100.000,00. Besaran piutang yang dihapuskan diputuskan dalam rapat BPH. Apabila pasien membayar piutang setelah piutang tersebut dihapuskan, maka akan masuk ke pendapatan lain-lain. Dalam menentukan saldo kas minimal berdasarkan saldo kas tahun lalu.
7
IV.2.2. Analisis kinerja keuangan RS PKU Muhammadiyah Bantul Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Kinerja Keuangan RS PKU Muhammadiyah Bantul Berdasarkan Indikator Return On Investment (ROI) Indikator RETURN ON INVESTMENT (ROI) Tahun 2011 2012 2013 190.846.704 459.956.473 739.491.286 Ebit 1.813.829.396 1.776.243.085 2.731.595.561 Penyusutan 9.441.723.318 14.246.527.563 13.686.560.503 Capital Employed 21% 16% 25% Nilai Bobot 15 13.5 15 Pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa berdasarkan indikator return on investment (ROI), ratio yang paling rendah nilainya adalah pada tahun 2012. Karena Capital Emplyed pada tahun 2012 yang paling tinggi. Bobot penilaian tahun 2011 dan 2013 adalah 15 karena nilai ROI ≥18%. ROI adalah untuk menilai kemampuan suatu usaha untuk menghasilkan laba. ROI yang semakin tinggi berarti semakin baik. ROI yang paling baik adalah pada tahun 2013 yaitu 25%. Dari tabel diatas pada tahun 2013, intepretasi tabel adalah Rp. 1 menghasilkan laba sebesar Rp.0.25.
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Kinerja Keuangan RS PKU Muhammadiyah Bantul Berdasarkan Indikator Rasio Kas (Cash Ratio) Indikator RASIO KAS (CASH RATIO) Tahun 2011 2012 2013 247.737.500 424.494.450 568.506.265 Kas 4.848.028.398 9.244.278.869 7.678.054.524 Bank 1.000.000.000 2.000.000.000 1.500.000.000 Deposito 4.298.185.856 7.741.053.938 2.282.431.674 Current Laibilities 142% 151% 427% Nilai Bobot 15 15 15
8
Adapun hasil perhitungan kinerja keuangan RS PKU Muhammadiyah Bantul berdasarkan indikator Rasio Kas pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kinerja keuangan tiap tahunnya dan menunjukkan makin likuid perusahaan untuk memenuhi liabilitas yang jatuh tempo. Rasio kas untuk mengukur kemampuan Rumah Sakit memenuhi kewajiban jangka pendek. Dengan nilai cash ratio 142 % pada tahun 2011 menjadi 151% pada tahun 2012 kemudian meningkat kembali menjadi 427% pada tahun 2013. Bobot penilaian pada tahun 2011 sampai tahun 2013 adalah 3.0 karena nilai rasio kas melebihi 35%. Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Kinerja Keuangan RS PKU Muhammadiyah Bantul Berdasarkan Indikator Rasio Lancar (Current Ratio) Indikator RASIO LANCAR (CURRENT RATIO) Tahun 2011 2012 2013 9.441.723.159 14.246.527.563 13.686.560.503 Current Asset 4.298.185.856 7.741.053.938 2.282.431.674 Current Laibilities 220% 183% 600% Nilai Bobot 15 15 15
Rasio lancar adalah untuk mengetahui kemampuan rumah sakit membayar kewajibannya yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Apabila rasio lancar kurang dari 1 menunjukkan adanya resiko tidak mampu memenuhi liabilitas yang jatuh tempo. Rasio lancar yang terlalu tinggi menunjukkan bahwa rumah sakit terlalu banyak menyimpan aset lancar. Satndard rasio lancar untuk industri adalah 2. Pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa nilai rasio lancar pada RS PKU Muhammadiyah Bantul mengalami penurunan pada tahun 2011 ke 2012 yaitu dari
9
220% menjadi 183%. Kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2013, yaitu menjadi 600%. Bobot penilaian untuk rasio lancar pada tahun 2011 sampai tahun 2013 adalah 15 karena nilai rasio lancar melebihi 125%. Pada tahun 2011 menunjukkan bahwa setiap Rp. 1 kewajiban lancar ditanggung Rp2,2 aset lancar.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Kinerja Keuangan RS PKU Muhammadiyah Bantul Berdasarkan Indikator Perputaran Piutang (Collection Periods) Indikator COLLECTION PERIODS (CP) Tahun 2011 2012 2013 1.640.396.149 968.919.084 2.387.678.367 Total Piutang Usaha 39.372.436.457 48.340.660.420 51.550.954.501 Total Pendapatn Usaha 15 hari 7 hari 17 hari Nilai Bobot 15 15 15 Pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa berdasarkan indikator collection period, kinerja keuangan RS PKU Muhammadiyah Bantul mengalami peningkatan pada tahun 2012, yaitu dari 15 hari pada tahun 2011 menjadi 7 hari pada tahun 2012. Kemudian mengalami penurunan pada tahun 2013, yaitu dari 7 hari pada tahun 2012 menjadi 17 hari pada tahun 2013. Piutang usaha pada tahun 2012 adalah yang paling sedikit sehingga memiliki collection period yang paling pendek. Berdasarkan standar kinerja keuangan dari
Pedoman Penyusunan
Rencana Bisnis dan Anggaran BLU Rumah Sakit, bobot penilaian untuk collection period pada tahun 2011 hingga 2013 adalah 15 point, karena nilai colecction period ketiga periode < 60 hari.
10
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Kinerja Keuangan RS PKU Muhammadiyah Bantul Berdasarkan Indikator Perputaran Persediaan Indikator PERPUTARAN PERSEDIAAN Tahun 2011 2012 2013 1.705.561.471 1.608.835.160 1.552.321.347 Total Persediaan 39.372.436.457 48.340.660.420 51.550.954.501 Total Pendapatn Usaha 16 hari 12 hari 11 hari Nilai Bobot 10 10 10
Hasil perhitungan kinerja keuangan RS PKU Muhammadiyah Bantul berdasarkan indikator Perputaran Persediaan pada tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa perputaran persediaan tercepat terjadi pada tahun 2013 yaitu 11 hari dan terlama terjadi pada tahun 2011 yaitu 16 hari. Sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terjadi peningkatan perputaran persediaan yaitu 16 hari pada tahun 2011 menjadi 12 hari pada tahun 2012 dan menjadi 11 hari pada tahun 2013. Berdasarkan standar kinerja keuangan dari Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran BLU Rumah Sakit, bobot penilaian untuk perputaran persediaan pada tahun 2011 sampai tahun 2013 adalah 10.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Kinerja Keuangan RS PKU Muhammadiyah Bantul Berdasarkan Indikator Perputaran Total Asset Indikator PERPUTARAN TOTAL ASET Tahun 2011 2012 2013 39.372.436.457 48.340.660.420 51.550.954.501 Total Pendapatan 9.441.723.318 14.246.527.563 13.686.560.503 Capital Employed 417% 338% 377% Nilai Bobot 10 10 10
11
TATO untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menciptakan pendapatan, yaitu dengan mengukur perputaran semua aset.TATO yang rendah menunjukkan rumah sakit terlalu banyak menempatkan dananya dalam bentuk aset dasar. Sedangkan TATO yang tinggi menunjukkan rumah sakit menggunakan sedikit aset atau aset yang digunakan sudah usang. Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa kinerja keuangan RS PKU Muhammadiyah Bantul berdasarkan indikator perputaran total asset, mengalami penurunan dari tahun 2011 yaitu dari 417% menjadi 338% pada tahun 2012. Pada tahun 2012 mengalami peningkatan nilai perputaran total asset yaitu 338% menjadi 377% pada tahun 2013. Berdasarkan standar kinerja keuangan dari Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran BLU Rumah Sakit, bobot penilaian untuk perputaran total asset pada tahun 2011 sampai tahun 2013 adalah 10. Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Kinerja Keuangan RS PKU Muhammadiyah Bantul Berdasarkan Indikator Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva Indikator RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL AKTIVA Tahun 2011 2012 2013 39.372.436.457 48.340.660.420 51.550.954.501 Total Ekuitas 9.441.723.318 14.246.527.563 13.686.560.503 Total Aset 417% 338% 377% Nilai Bobot 10 10 10
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa kinerja keuangan RS PKU Muhammadiyah Bantul berdasarkan indikator rasio modal sendiri terhadap total aktiva, dari tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami peningkatan, dari 82% menjadi 73%. Kemudian mengalami penurunan, dari 73% pada tahun 2012
12
menjadi 91% pada tahun 2013. Berdasarkan standar kinerja keuangan dari Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran BLU Rumah Sakit, bobot penilaian untuk rasio modal sendiri terhadap total aktiva yang paling tinggi pada tahun 2012 adalah 15 dan yang paling rendah adalah 13 poin pada tahun 2013.
Tabel 4.8 Kinerja Keuangan RS PKU Muhammadiyah Bantul Berdasarkan 7 Indikator Kinerja Keuangan Rumah Sakit Periode 2011-2013 No
Indikator
1 2 3 4 5 6
Imbalan Investasi ( ROI ) Rasio Kas ( Cash Ratio ) Rasio Lancar ( Current Ratio ) Collection Period (CP ) Perputaran Persediaan (PP) Perputaran total Asset (TATO) Rasio Aktivita Bersih Terhadap Total Aktiva Jumlah
7
2011 15 15 15 15 10 10
Bobot 2012 13.5 15 15 15 10 10
2013 15 15 15 15 10 10
14
15
13
94 sehat (AA)
93.5 sehat (AA)
93 sehat (AA)
Tabel 4.8 diatas menunjukkan Indikator Kinerja Keuangan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul Periode 2011-2013. Dari tersebut kinerja keuangan dari tahun 2011-2013 mendapat nilai AA yang menunjukkan bahwa kineerja keuangan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul dalam keadaam sehat. Terjadi penurunan kinerja keuangan rumah sakit tiap tahunnya dimana pada tahun 2011 dengan nilai 94 selanjutnya pada tahun 2012 dengan nilai 93.5 dan terjadi penurunan pula pada tahun 2013 dengan jumlah skor 93 poin
13
IV.2.3. Ratio Piutang IV.2.3.1. Ratio Perputaran Piutang Ratio perputaran piutang menunjukkan perputaran piutang dalam satu periode. Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Ratio Perputaran Piutang RS PKU Muhammadiyah Bantul Periode 2011 – 2013 Indikator Perputaran Piutamg Pelayanan Tahun 2011 2012 2013 12.183.225.336 17.606.239.662 7.974.285.944 Pendapatan Pelayanan 2.173.1770.159 1.304657.616 1.678.298.726 Piutang Pelayanan Ratio perputaran Piutang 6 kali 14 kali 5 kali Dari data tersebut dapat diketahui bahwa ratio perputaran piutang yang paling baik adalah pada tahun 2012 yaitu dengan angka ratio 14. Ratio perputaran piutang yang paling buruk adalah pada tahun 2011 yaitu 6. Semakin tinggi angka perputaran piutang menunjukkan semakin baik pengelolaan piutang. Semakin rendah ratio perputaran piutang menunjukkan semakin buruk pengelolaan piutang. Berdasarkan standard ratio LPPK Muhammadiyah, hari pelunasan piutang adalah 50-70 hari. Maka ratio perputaran piutang berkisar antara 5x-7x dalam setahun. Maka ratio perputaran piutang pelayanan pada tahun 2011 hingga 2013 sesuai dengan standard ratio LPPK Muhammadiyah. Hal ini menunjukkan pengelolaan piutang yang efektif.
IV.2.3.2. Average Collection Period (ACP) Average Collection Period (ACP) adalah perbandingan antara piutang usaha dan rata-rata penjualan per hari.
14
Tabel 4.10. Hasil Perhitungan Average Collection Period RS PKU Muhammadiyah Bantul Periode 2011 – 2013 Indikator Average Collection Period (ACP) Tahun 2011 2012 2013 360 360 360 Konstanta 6 14 5 Perputaran Piutang ACP 60 hari 26 hari 72 hari Dari data tersebut dapat diketahui bahwa Average Collection Period (ACP) yang paling baik adalah pada tahun 2012 dengan nilai ACP: 26 hari, hal ini menunjukkan bahwa piutang yang berubah menjadi kas kembali dalam waktu 26 hari. kemudian diikuti oleh tahun 2011 dengan nilai ACP : 60 hari. Sedangkan pada tahun 2013 menunjukkan nilai ACP : 72 hari. Semakin baik ACP menunjukkan semakin baik kinerja rumah sakit tersebut karena modal kerja yang tertanam dalam bentuk piutang kecil sekaligus mencerminkan sistem penagihan piutang yang berjalan dengan baik. Berdasarkan standard ratio LPPK Muhammadiyah, hari pelunasan piutang adalah 50-70 hari. Maka yang sesuai dengan standard adalah ACP periode tahun 2011 dan 2012. ACP tahun 2013 lebih 2 hari dari standard ratio yang ada.
IV.2.3.3. Ratio Tunggakan Ratio Tunggakan digunakan untuk mengetahui jumlah piutang yang sudah jatuh tempo dan belum tertagih.
15
Tabel 4.11. Hasil Perhitungan Ratio Tunggakan RS PKU Muhammadiyah Bantul Periode 2011 – 2013 Indikator Ratio Tunggakan Tahun 2011 2012 2013 1.640.396.149 968.919.084 2.387.678.367 Piutang Tertunggak 13.823.621.515 18.575.158.746 10.361.964.311 Total Piutang Ratio Tunggakan 12% 5% 23% Dari data diatas diketahui bahwa pada tahun 2013 memiliki ratio tunggakan yang paling besar yaitu 23 %. Ratio tunggakan yang paling kecil pada tahun 2012 yaitu sebesar 5%. Hal ini menunjukkan nilai piutang yang tak tertagih dan jatuh tempo yang paling kecil adalah pada tahun 2012. Pada tahun 2012 piutang yang terbayar paling besar diabndingkan tahun 2011 dan 2013 sehingga memiliki ratio tunggakan yang paling kecil
IV.2.3.4. Ratio Penagihan Ratio Penagihan digunakan untuk mengetahui jumlah piutang yang tertagih dari seluruh total piutang yang ada. Tabel 4.12. Hasil Perhitungan Ratio Penagihan RS PKU Muhammadiyah Bantul Periode 2011 – 2013 Indikator Ratio Penagihan Tahun 2011 2012 2013 12.183.225.366 17.606.239.662 7.974.285.944 Piutang Tertagih 13.823.621.515 18.575.158.746 10.361.964.311 Total Piutang Ratio Penagihan 88% 95% 77% Dari data diatas diketahui bahwa ratio penagihan yang paling kecil adalah pada tahun 2013 yaitu 77 % dan ratio penagihan yang paling besar adalah pada yahun 2012 yaitu 95%. Piutang yang terbayar pada tahun 2013 adalah piutang
16
yang terkecil diabndingkan pada tahun 2011 dan 2012 sehingga pada tahun 2013 memiliki ratio penagihan yang lebih besar.
IV.2.3.5. Piutang Pelayanan Pasien Umum Tabel 4.13. Hasil Perhitungan Ratio Perputaran Piutang dan Average Collection Period pasien umum RS PKU Muhammadiyah Bantul Periode 2011 – 2013 Indikator Piutang Pelayanan Pasien Umum Tahun 2011 2012 2013 Pendapatan Pasien Umum 1.366.417.388 1.224.227.303 703.760.063 193,382.519 161.812.842 81.569.514 Piutang Pasien Umum Ratio perputaran Piutang 7 kali 8 kali 9 kali Average Collection Period 51 hari 45 hari 40 hari Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ratio perputaran piutang pelayanan pada pasien umum selama 3 tahun tergolong rendah. Pada tahun 2011, angka rationya hanya 7, sedangkan yang tertinggi pada tahun 2013 dengan angka ratio 9. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2011 perputaran piutang yang terjadi selama setahun terjadi 7x. Selain ratio perputaran piutang, dari tabel diatas dapat diketahui Average Collection period atau waktu pengumpulan piutang. Dari tabl diatas dapat diketahui bahwa waktu untuk pengumpulan piutang yang paling lama adalah pada tahun 2011 yaitu selama 51 hari. Kemudian pada tahun 2012 selama 45 hari dan yang paling cepat adalah pada tahun 2013 selama 40 hari. Jika berdasarkan ketentuan pelunasan pembayaran piutang pada pasien umum rata-rata adalah 14 hari hingga 60 hari, maka waktu pengumpulan piutang pada 3 tahun periode tersebut masih masuk dalam ketentuan pembayaran. Ratio perputaran piutang dan
17
ACP piutang pelayanan pasien umum sesuai dengan standard ratio LPPK Muhammadiyah
IV.2.3.6. Piutang Pelayanan Pasien Relasi Tabel 4.14. Hasil Perhitungan Ratio Perputaran Piutang dan Average Collection period Pasien Relasi RS PKU Muhammadiyah Bantul Periode 2011 – 2013 Indikator Piutang Pelayanan Pasien Relasi Tahun 2011 2012 2013 Pendapatan Pasien Relasi 441.492.349 4.942.056.390 361.700.414 223.426.556 353.220.881 434.519.868 Piutang Pasien Relasi Ratio perputaran Piutang 2 kali 14 kali 1 kali Average Collection Period 180 hari 26 hari 360 hari Dari tabel diatas tingkat perputaran piutang yang rendah terjadi pada tahun 2011 dengan angka ratio 2 dan pada tahun 2013 menunjukkan angka ratio 1. Pada tahun 2013 menunjukkan bahwa piutang hanya berputar 1x dalam setahun. Sedangkan pada tahun 2012 menunjukkan angka ratio yang paling baik yaitu 14. Selain ratio perputaran piutang, dari tabel diatas dapat diketahui Average Collection period atau waktu pengumpulan piutang. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa waktu untuk pengumpulan piutang yang paling cepat adalah pada tahun 2012 yaitu selama 26 hari, kemudian pada tahun 2011 yaitu selama 180 hari dan yang paling lama adalah pada tahun 2013 dengan waktu pengumpulan piutang adalah 360 hari. Jika berdasarkan perjanjian pelunasan piutang pada pasien relasi adalah 30 hari setelah rawat inap, maka yang memenuhi target adalah hanya pada tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2011 dan 2013 tidak sesuai dengan ketentuan yang ada.
18
Jika berdasarkan standard ratio LPPK Muhamadiyah, maka yang sesuai dengan jumlah hari pelunasan piutang adalah pada tahun 2012 yaitu 26 hari. Pada tahun 2012 dan 2013 nilai ACP-nya lebih dari 50-70 hari. Pembayaran piutang yang rendah pada tahun 2011 dan 2013 dapat juga disebabkan ketentuan yang longgar dalam pelunasan piutang,.
IV.2.3.7. Piutang Pelayanan Pasien Jamkesmas Tabel 4.15. Hasil Perhitungan Ratio Perputaran Piutang dan Average Collection period Pasien Jamkesmas RS PKU Muhammadiyah Bantul Periode 2011 – 2013 Indikator Piutang Pelayanan Pasien Jamkesmas Tahun 2011 2012 2013 1.484.421.030 1.683.805.696 792.130.811 Pendapatan Pasien Jamkesmas 579.861.758 292.634.110 450.224.430 Piutang Pasien Jamkesmas Ratio perputaran Piutang 3 kali 6 kali 2 kali Average Collection Period 120 hari 60 hari 180 hari Dari tabel diatas tingkat perputaran piutang pasien Jamkesmas selama 3 periode tergolong rendah. Angka ratio perputaran piutang yang paling rndah adalah pada tahun 2013 dengan nilai angka ratio 2. Diikuti tahun 2011 dengan angka ratio 3 dan pada tahun 2012 dengan angka ratio 6. Dari tabel diatas juga dapat diketahui average collection period atau waktu pengumpulan piutang. Waktu pengumpulan piutaqng yaqng paling pendek adalah pada tahun 2012 selama 60 hari. Diikuti tahun 2011 selama 120 hari dan yang paling lama dalah pada tahun 2013 yaitu selama 180 hari. Pada tahun 2011 dan 2013 tidak sesuai dengan standar ratio yang seharusnya 50-70 hari. Pada tahun 2011 pembayaran piutang terlambat 50 hari
19
dari kentuan yang ada dan pada tahun 2013 terlambat 110 hari. Lamanya ACP biasanya disebabkan karena berkas yang diklaimkan kurang sesuai dengan ketentuan yang ada. Sehingga berkas yang tidak sesuai tidak akan dibayar klaimnya. Tidak ada tenggat waktu tertentu, kapan berkas tersebut harus segera dilengkapi untuk mengajukan klaim kembali.
IV.2.3.8. Piutang Pelayanan Pasien Askes Tabel 4.16. Hasil Perhitungan Ratio Perputaran Piutang dan Average Collection period pasien askes RS PKU Muhammadiyah Bantul Periode 2011 – 2013 Indikator Piutang Pelayanan Pasien Askes Tahun 2011 2012 2013 Pendapatan Pasien Askes 6.611.316.601 7.744.542.748 4.368.207.087 1.060.863.986 360.397.711 433.346.112 Piutang Pasien Askes Ratio perputaran Piutang 6 kali 21 kali 10 kali Average Collection Period 60 hari 17 hari 36 hari Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa ratio perputaran piutang pasien askes yang paling rendah adalah tahun 2011 dengan nilai angka ratio 6. Sedangkan pada tahun 2012 ratio perputaran piutang yang paling tinggi yaitu 21. Average coleection Period atau waktu pengumpulan pituang pada pasien askes dari tabel diatas yang paling cepat adalah pada tahun 2012 selama 17 hari selanjutnya pada tahun 2013 selama 36 hari dan yang paling lama adalah pada tahun 2011 yaitu selama 60 hari. ACP untuk piutang pelayanan Pasien askes dari tahun 2011 hingga 2013 sudah sesuai dengan standard.
20
IV.2.3.9. Piutang Pelayanan Pasien Jamkesos Tabel 4.17. Hasil Perhitungan Ratio Perputaran Piutang dan Average Collection period Pasien Jamkesos RS PKU Muhammadiyah Bantul Periode 2011 – 2013 Indikator Piutang Pelayanan Pasien Jamkesos Tahun 2011 2012 2013 2.279.577.998 2.011.607.525 1.197.291.324 Pendapatan Pasien Jamkesos 116.235.342 136.592.574 183.131.668 Piutang Pasien Jamkesos Ratio perputaran Piutang 20 kali 15 kali 7 kali Average Collection Period 18 hari 24 hari 51 hari Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ratio perputaran piutang pasien Jamkesos yang paling rendah adalah pada tahun 2013 dengan ratio perputaran piutangnya adalah 7. Sedangkan yang paling tinggi pada tahun 2011 dengan ratio perputaran piutangnya 20. Rendahnya ratio perputaran piutang pada tahun 2013 dikarenakan piutang pasien Jamkesos yang paling besar adalah pada tahun 2013. Dari tabel diatas juga dapat diketahui Average Collection period atau waktu pengumpulan piutang dari tahun 2011-2013. Waktu pengumpulan piutang yang paling singkat adalah pada tahun 2011 yaitu selama 18 hari. Selanjutnya pada tahun 2012 selama 24 hari. Yang paling lama untuk waktu pengumpulan piutang adalah pada tahun 2013 yaiu selama 51 hari. ACP piutang pelayanan pasien jamkesos dari tahun 2011 hingga 2013 sudah sesuai dengan standard yang ada.
21
IV.2.3.10.
Rerata masing-masing piutang pelayanan
Tabel 4.18. Hasil Perhitungan Rerata Piutang Pelayanan Ratio Perputaran Piutang (PP) dan Average Collection period (ACP) RS PKU Muhammadiyah Bantul Periode 2011 – 2013 Average Coleection Piutang Pasien Perputaran Piutang Period 8 kali 45 hari Umum 6 kali 189 hari Relasi 4 kali 120 hari Jamkesmas 12 kali 38 hari Askes 14 kali 31 hari Jamkesos Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Jamkesos memiliki perputaran piutang yang baik yaitu 14 kali selama 1 tahun dan memiliki ACP paling rendah yaitu 31 hari. Hal itu menunjukkan perubahan piutang menjadi kas hanya selama 31 hari. Pengelolaan piutang yang paling tidak efektif adalah pada piutang pasien jamkesmas. Rerata perputaran piutangnya hanya 4x dan nilai ACP: 120 hari. Melebihi santdard ratio yang ada. Piutang pasien rellasi yang memiliki nilai ACP yang paling besar yaitu selama 189 hari. IV.2.3.11. Average Collection Period RS PKU Muhammadiyah Bantul Dibandingkan dengan LPPK Muhammadiyah dan RS Hermina Grup. Tabel 4.19. Perbandingan Average Collection period (ACP) RS PKU Muhammadiyah Bantul Periode 2011 – 2013 dengan standard LPPK Muhammadiyah dan RS Hermina Grup Piutang 2011 2012 2013 LPPK RS Pasien Muhammadiyah Hermina Grup 51 45 40 50-70 hari 45 hari Umum (untuk 180 26 360 Relasi piutang 60 180 Jamkesmas 120 dengan 60 17 36 Askes jaminan) 18 24 52 Jamkesos
22
Dari tabel 4.19 diatas untuk membandingkan kebiakan ACP yang ditetapkan dari 3 rumah sakit, yaitu LPPK Muhammadiyah untuk Rumah sakit Muhammadiyah dan Rumah sakit Hermina Grup. Adapun tujuannya adalah untuk memberikan masukan Jika berdasarkan standard dari LPPK muhammadiyah, maka yang nilai ACP-nya tidak sesuai ada 4 yaitu Piutang pasien Relasi pada tahun 2011 dan 2013 dan Piutang pasien Jamkesmas pada tahun 2011 dan 2013. Jika Berdasarkan standar ACP dari RS Hermina Grup dengan nilai ACP < 45 hari, maka terdapat 6 piutang pelayanan yang tidak sesuai yaitu piutang pelayana pasien relasi tahun 2011 dan 2013, piutang pasien Jamkesmas tahun 2011, 2012 dan 2013, serta piutang pelayanan askes tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa ACP dari LPPK muhammadiyah lebih lama dibandingkan dengan RS Hermina Grup.
IV.2.3.12. Penetapan Saldo Kas Minimal Tabel 4.20. Hasil Perhitungan Ratio Kas atas Aktiva Lancar RS PKU Muhammadiyah Bantul Periode 2011 – 2013 Indikator Ratio kas atas Aktiva Lancar Tahun Kas Aktiva Lancar Ratio kas
2011 247.737.500 7.801.327.365 3,2%
2012 424.494.450
2013 568.506.265
14.246.527.563 13.686.560.503 3%
4,2%
Dari tabel diatas, ratio kas atas aktiva lancar yang paling besar adalah pada tahun 2013 dengan nilai 4 % dan pada tahun 2011 dan 2013 hanya 3,2% dan 3 %. Jika mengutip pendapat H.G Guthman bahwa jumlah kas yang ada didalam perusahaan yang ’well Finance ’ hendaknya tidak kurang dari 5% sampai 10% dari jumla aktiva lancar. Tujuannya adalah jumlah minimal dari kas yang harus
23
dipertahankan oleh perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansialnya sewaktu – waktu. Rendahnya rasio kas tersebut mencerminkan kebijakan yang berisiko, karena pelayanan kesehatan di rumah sakit baik volume kegiatan maupun jenis pelayanan sulit diprediksi secara pasti. Permintaan masyarakat akan pelayanan rumah sakit tergantung pada penyakit yang ada dimasyarakat. Oleh karena ketidakpastiannya cukup tinggi, maka persediaan kas minimal
diperlukan
kehati-hatian dalam
untuk menjaga likuiditas. Dari tiga periode diatas
semuanya kurang dari 5%. Rendahnya persediaan kas minimal rumah sakit, sangat rentan terhadap tidak terpenuhinya kewajiban jangka pendek atau dapat dikatakan illikuid. Penetapan besarnya Kas di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya dan berusaha menekan jumlah kas seminimal mungkin karena pihak rumah sakit sudah bekerja sama dengan bank yang buka selama 24 jam. Sehingga pembayaran dan penerimaan dapat dilakukan sewaktu-waktu.
24