18
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Hasil evaluasi yang diadakan pada saat Pra Siklus menjadi acuan untuk diambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tehnik yang digunakan adalah penggunaan media pembelajaran power point, sedangkan metode yang digunakan adalah terfokus pada metode diskusi dan penugasan. Hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri Ketanggan 03 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang sebalum dilakukan siklus I ( pra siklus ) masih rendah, terbukti nilai rata-rata siswa hasil pra siklus yaitu 63,97. Sementara KKM yang harus dicapai adalah 75. Hasil penilaian pelaksanaan aktivitas tersebut dituangkan dalam Tabel. 1. Tabel 1 Distribusi Nilai Hasil Belajar Pra Siklus NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
NILAI 91-100 81 - 90 71 - 80 61 - 70 51 - 60 41 - 50 31 - 40 21 - 30 11 - 20 0 - 10 Jumlah Ketuntasan Belum Tuntas Rata-rata
FREKWENSI 0 0 7 5 3 6 2 0 0 0 23 7 15 63,48
PERSENTASE 0 0 30,43 % 21,74 % 13,04 % 26,09 % 8,70 % 0 0 0 100% 30,43% 69,57%
KETERANGAN
Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas
Berdasarkan tabel 1, hasil belajar pra siklus peserta didik adalah sebagai berikut : berdasarkan nilai pra siklus menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik masih rendah , dari 23 peserta didik hanya ada 7 siswa atau 30,43% yang telah mencapai nilai ketuntasan ≥ KKM yaitu 75.
19
Melihat kondisi tersebut di atas maka peneliti melakukan tindakan dalam pembelajaran penyelesaian soal matematika. 4.2. Diskripsi dan Pelaksanaan Hasil Tiap Siklus a. Siklus I 1.
Perencanaan Tindakan Pembelajaran yang akan dilakukan pada tindakan siklus I dimulai dengan
memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan gambar power point pada siswa sebagai media pembelajaran untuk membagi pecahan biasa dengan harapan siswa lebih tertarik pada materi pembelajaran. Kegiatan inti dimulai dengan penjelasan tentang langkah langkah membagi pecahan biasa dengan menggunakan power point. Guru memberikan contoh 3 soal untuk dikerjakan oleh 3 siswa secara bergiliran maju ke depan kelas. Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar. Melakukan latihan guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi soal-soal untuk dikerjakan siswa di bukunya masing-masing. Pembelajaran kedua pada siklus I yaitu guru memberikan materi membagi pecahan biasa yang telah disediakan. Pembelajaran dimulai dengan memberikan motivasi pada siswa agar selalu semangat dalam belajar. Melalui Tanya jawab guru mengingatkan kembali materi pembelajarn yang lalu, kemudian dilanjutkan Tanya jawab pembelajaran yang akan dipelajari. Kegiatan inti dimulai dengan tanya jawab untuk mengingat langkah-langkah membagi pecahan biasa dengan menggunakan power point dari pertemuan sebelumnya. Kemudian guru memberikan penjelasan cara menghitung pembagian pecahan biasa, selanjutnya siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberi oleh guru secara bergiliran dengan maju ke depan kelas untuk membagi pecahan biasa yang telah disediakan guru. Setelah selesai mengerjakan siswa memperlihatkan hasilnya pada guru dan temantemannya. Manakala terjadi kesalahan dipersilahkan siswa lain untuk memberikan revisi/membetulkan. Hal tersebut berulang sampai dengan 3 siswa yang maju sebagai sampel.
20
Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi yang disajikan guru namun belum dikuasainya. Sebagai penutup siklus I pertemuan kedua guru memberikan dorongan kepada siswa agar lebih giat belajar, kemuadian guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk menyelesaikan soal-soal yang terdapat didalamnya sebagai evaluasi. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Matematika siklus I dan II penulis melakukan aktivitas perbaikan, guru memberi motivasi belajar pada siswa, guru menggunakan media dalam proses pembelajaran, guru mendorong siswa agar berani bertanya, guru mendemonstrasikan cara menyelesaikan materi pembelajaran, guru memberi soal-soal latihan, guru mengaktifkan siswa untuk menguasai konsep pembelajaran. 2.
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada bulan Pebruari 2012, Peneliti
melakukan tindakan awal sebelum pelaksanaan pembelajaran. Tindakan tersebut mempersiapkan media pembelajaran yang berupa power point yang dibuat oleh siswa sebagai materi keterampilan siswa yang dibuat 1 minggu sebelumnya. Power point yang paling mendekati benar dan layak akan digunakan sebagai media pembelajaran selain yang telah disiapkan oleh guru. 1). Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 siklus I Pada pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran dengan Kompetensi Dasar Melakukan pembagian dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. dengan indikator pencapaian pembelajaran menyelesaikan persoalan sehari-hari yang berkaitan dengan pembagian pecahan biasa.Sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu guru menyiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Setelah selesai persiapan guru memulai kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan berdoa kemudian dilanjutkan memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan power point dan dengan bertanya jawab ringan guru menjajaki kemampuan pengetahuan siswa tentang pembagian pecahan.
21
Kegiatan inti dimulai dengan memberikan penjelasan tentang langkah-langkah menyelesaikan soal yang terdapat dalam tugas maju yang diberikan oleh guru. Setelah selesai memberikan penjelasan siswa secara bergiliran maju untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan oleh siswa. Siswa secara bergantian maju ke depan kelas untuk menyelesaikan soal di papan tulis. Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat belajar, kemudian memberikan soal dari LKS untuk dikerjakan dibukunya masing-masing. 2). Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 siklus I Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pembelajaran pada kompetensi dasar
melakukan pembagian pecahan dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah. dengan indikator pencapaian pembelajaran menyelesaikan persoalan sehari-hari yang berkaitan dengan pembagian pecahan yang berkaitan dengan kemampuan siswa untuk membagi pecahan biasa Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan alat peraga/media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran diantaranya adalah gambar power point yang digambar pada kertas karton. Pada kegiatan awal guru bertanya jawab tentang materi pelajaran yang telah lalu dengan tujuan untuk mengingatkan kembali pembelajaran yang telah berlalu. Memberikan motivasi kepada siswa tentang kegunaan mempelajari pemecahan masalah pembagian dalam ilmu matematika., serta menyampaikan indikator yang akan dicapai dan kegiatan yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti guru memberikan contoh masalah yang dekerjakan oleh siswa di papan tulis, di bawah bimbingan guru siswa mengomentari hasil kinerja temannya dan melengkapi pekerjaan temannya yang masih salah atau kurang sempurna dalam penyelesaiannya. Setelah berakhir dan selesai semua guru dan siswa secara bersamasama menyimpulkan pembelajaran dan memberikan kesempatan bertanya. Pada kegiatan akhir guru memberikan soal kepada siswa dan guru menginformasikan kepada siswa bahwa soal tersebut digunakan sebagai evaluasi/tes pada materi yang telah diajarkan. Hasil penilaian pelaksanaan aktivitas tersebut dituangkan dalam Tabel. 2. Tabel 2
22
Distribusi Nilai Hasil Belajar Siklus I NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
NILAI 91-100 81 - 90 71 - 80 61 - 70 51 - 60 41 - 50 31 - 40 21 - 30 11 - 20 0 - 10 Jumlah Ketuntasan Belum Tuntas Rata-rata
FREKWENSI 1 5 12 2 3 0 0 0 0 0 23 18 5 77,39
PERSENTASE 4,35 % 21,74 % 52,17 % 8,70 % 13,04 % 0 0 0 0 0 100 % 78,26 % 21,74 %
KETERANGAN Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas
Berdasarkan data pada tabel 2 dapat dijelaskan bahwa siswa yang menjadi obyek penelitian ada 23 siswa, ada 5 peserta didik atau 21,74 % dinyatakan belum tuntas karena perolehan hasil evaluasi pada akhir pembelajaran siklus I belum dapat melewati kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yakni 75. Siswa yang berhasil memperoleh nilai ≥ KKM sebanyak 18 siswa atau 78,26%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pencapaian KKM dari pra siklus ke siklus I sebesar 47,83 %. Berdasarkan data nilai pra siklus dan nilai tes siklus I dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata dari hasil tes meningkat dari 63,48 menjadi 77,39 Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 21,91 %. 3.
Observasi. Selama pelaksanaan pembelajaran pertemuan ke 1 dan ke 2 pada siklus I,
dilakukan pengamatan terhadap guru dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh satu orang observer. Berdasarkan indikator pengamatan, observer mengamati proses pembelajaran kelas V pada mata pelajaran Matematika tentang pembagian pecahan. Observer mengamati
23
keseluruhan proses pembelajaran meliputi perilaku / kegiatan siswa, tindakan guru dan hasil belajar siswa serta member penilaian terhadap proses pembelajaran. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan latihan-latihan pengerjaan pembagian pecahan dengan media power point. Dalam kegiatan penyelesaian soal-soal guru hanya sebagai fasilitator dan teman yang lain aktif memberikan komentar maupun membantu penyelesaian soal. Pada pertemuan terakhir siklus I diadakan tes untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru sebagai peneliti. Nilai hasil tes pada siklus I disajikan pada tabel 2. 4.
Refleksi
a.
Siklus I Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan untuk
memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya antara lain dengan cara : a.
meningkatkan mutu diskusi dengan siswa dan berlatih kerja kelompok antar siswa yang pembagian kelompoknya harus merata tingkat kemampuan penalaran siswa.
b.
mengarahkan siswa yang hiper aktif yang hanya bermain pada saat pembelajaran berlangsung untuk lebih fokus pada proses pembelajaran dengan menunjuk maju siswa tersebut dan memberikan nasehat.
c.
guru hendaknya menjadi fasilitator yang baik untuk membantu memecahkan kesulitan belajar siswa.
d.
memberikan pengarahan kepada siswa untuk menghargai pendapat setiap orang dan memperhatikan serta menghargai orang yang sedang berbicara mengemukakan pendapat.
e.
dan masih ada beberapa kekurangan pada pembelajaran siklus I untuk diperbaiki pada siklus selanjutnya.
b.
Siklus II Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan pada materi pembagian
pecahan dengan standar kompetensi Melakukan pembagian, menentukan pembagian pecahan biasa, dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
24
Berdasarkan refleksi pada siklus I maka pelaksanaan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II yaitu masih dilaksanakan pembelajaran kelas dengan metode yang beragam dan penambahan media pembelajaran yaitu power point. Selain itu dilaksanakan beberapa perbaikan antara lain ; a.
meningkatkan mutu diskusi dengan siswa dan berlatih kerja kelompok antar siswa yang pembagian kelompoknya harus merata tingkat kemampuan penalaran siswa.
b.
mengarahkan siswa yang hiper aktif yang hanya bermain pada saat pembelajaran berlangsung untuk lebih fokus pada proses pembelajaran dengan menunjuk maju siswa tersebut dan memberikan nasehat.
c.
guru menjadi fasilitator yang baik untuk membantu memecahkan kesulitan belajar siswa.
d.
memberikan pengarahan kepada siswa untuk menghargai pendapat setiap orang dan memperhatikan serta menghargai orang yang sedang berbicara mengemukakan pendapat.
1.
Perencanaan Tindakan Hasil refleksi siklus I menjadi acuan untuk diambil tindakan yang tepat untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Pada pembelajaran pertemuan 1 siklus II dilakukan pembelajaran matematika bentuk cerita dengan materi menghitung pembagian pecahan sehingga siswa mampu menghitung pembagian pecahan biasa.. Pembelajaran yang akan dilakukan pada tindakan siklus II dimulai dengan memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan power point pada siswa sebagai media pembelajaran untuk membagi pecahan biasa dengan harapan siswa lebih tertarik pada materi pembelajaran. Kegiatan inti dimulai dengan penjelasan tentang langkah-langkah membagi pecahan biasa dengan menggunakan power point. Guru memberikan contoh 3 soal untuk dikerjakan oleh 3 siswa secara bergiliran maju ke depan kelas. Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dalam belajar. Melakukan latihan guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi soal-soal untuk dikerjakan siswa di bukunya masing-masing.
25
Pembelajaran kedua pada siklus II yaitu guru memberikan materi membagi pecahan biasa dengan kertas yang telah disediakan. Pembelajaran dimulai dengan memberikan motivasi pada siswa agar selalu semangat dalam belajar. Melalui Tanya jawab guru mengingatkan kembali materi pembelajarn yang lalu, kemudian dilanjutkan Tanya jawab pembelajaran yang akan dipelajari. Kegiatan inti dimulai dengan tanya jawab untuk mengingat langkah-langkah membagi pecahan biasa dengan menggunakan power point dari pertemuan sebelumnya. Kemudian guru memberikan penjelasan cara menghitung pembagian pecahan biasa, selanjutnya siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberi oleh guru secara bergiliran dengan maju ke depan kelas untuk membagi pecahan biasa. Setelah selesai mengerjakan siswa memperlihatkan hasilnya pada guru dan teman-temannya. Manakala terjadi kesalahan dipersilahkan siswa lain untuk memberikan revisi/membetulkan. Hal tersebut berulang sampai dengan 3 siswa yang maju sebagai sampel. Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi yang disajikan guru namun belum dikuasainya. Sebagai penutup siklus II pertemuan kedua guru memberikan dorongan kepada siswa agar lebih giat belajar, kemuadian guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk menyelesaikan soal-soal yang terdapat didalamnya sebagai evaluasi. 2.
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada bulan Maret 2012, Peneliti
melakukan tindakan awal sebelum pelaksanaan pembelajaran. Tindakan tersebut mempersiapkan media pembelajaran yang berupa power point untuk membagi pecahan biasa yang dibuat oleh siswa sebagai materi keterampilan siswa yang dibuat di kelas bersama guru. Power point yang paling mendekati benar dan layak akan digunakan sebagai media pembelajaran selain yang telah disiapkan oleh guru. 1). Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 siklus II Pada pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran dengan standar kompetensi Melakukan pembagian, dalam pemecahan masalah, dengan indikator pencapaian pembelajaran menyelesaikan persoalan sehari-hari yang berkaitan dengan pembagian
26
pecahan.Sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu guru menyiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Setelah selesai persiapan guru memulai kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan berdoa kemudian dilanjutkan memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan berbagai contoh power pointi dan dengan bertanya jawab ringan guru menjajaki kemampuan pengetahuan siswa tentang pembagian pecahan biasa Kegiatan inti dimulai dengan memberikan penjelasan tentang langkah-langkah menyelesaikan soal yang terdapat dalam tugas maju yang diberikan oleh guru. Setelah selesai memberikan penjelasan siswa secara bergiliran maju untuk menyelesaikan soalsoal yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan oleh siswa. Siswa secara bergantian maju ke depan kelas untuk menyelesaikan soal di papan tulis. Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat belajar, kemudian memberikan soal dari LKS untuk dikerjakan dibukunya masing-masing. 2). Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 siklus II Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pembelajaran pada kompetensi dasar
Melakukan pembagian dan menggunakannya dalam pemecahan
masalah. dengan indikator pencapaian pembelajaran menyelesaikan persoalan sehari-hari yang berkaitan dengan pembagian pecahan yang berkaitan dengan kemampuan siswa untuk membagi pecahan. Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan alat peraga/media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran diantaranya adalah power point yang digambar di atas karton . Pada kegiatan awal guru bertanya jawab tentang materi pelajaran yang telah lalu dengan tujuan untuk mengingatkan kembali pembelajaran yang telah berlalu. Memberikan motivasi kepada siswa tentang kegunaan mempelajari pemecahan masalah pembagian dalam ilmu matematika., serta menyampaikan indikator yang akan dicapai dan kegiatan yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti guru memberikan contoh masalah yang dekerjakan oleh siswa di papan tulis, di bawah bimbingan guru siswa mengomentari hasil kinerja temannya dan melengkapi pekerjaan temannya yang masih salah atau kurang sempurna dalam
27
penyelesaiannya. Setelah berakhir dan selesai semua guru dan siswa secara bersamasama menyimpulkan pembelajaran dan memberikan kesempatan bertanya. Pada kegiatan akhir guru memberikan soal kepada siswa dan guru menginformasikan kepada siswa bahwa soal tersebut digunakan sebagai evaluasi/tes pada materi yang telah diajarkan. Hasil penilaian pelaksanaan aktivitas tersebut dituangkan dalam Tabel. 2. Tabel 3 Distribusi Nilai Hasil Belajar Siklus II NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
NILAI 91-100 81 - 90 71 - 80 61 - 70 51 - 60 41 - 50 31 - 40 21 - 30 11 - 20 0 - 10 Jumlah Ketuntasan Belum Tuntas Rata-rata
FREKWENSI 2 7 11 2 1 0 0 0 0 0 23 20 3 80,00
PERSENTASE 8,70 % 30,43 % 43,47 % 8,70 % 4,25 % 0 0 0 0 0 100 % 86,96 % 13,04 %
KETERANGAN Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas
Berdasarkan data pada tabel 3 dapat dijelaskan bahwa siswa yang menjadi obyek penelitian ada 23 siswa, ada 3 peserta didik atau 13,04 % dinyatakan belum tuntas karena perolehan hasil evaluasi pada akhir pembelajaran siklus II belum dapat melewati kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yakni 75. Siswa yang berhasil memperoleh nilai ≥ KKM sebanyak 20 siswa atau 86,96 %. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pencapaian KKM dari siklus I ke siklus II sebesar 13,04 %. Berdasarkan data nilai siklus I dan nilai tes siklus II dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata dari hasil tes meningkat dari 77,39 menjadi 80,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 2,61%.
28
3.
Observasi. Selama pelaksanaan pembelajaran pertemuan ke 1 dan ke 2 pada siklus II,
dilakukan pengamatan terhadap guru dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh satu orang observer. Berdasarkan indikator pengamatan, observer mengamati proses pembelajaran kelas V pada mata pelajaran Matematika tentang pembagian pecahan. Observer mengamati keseluruhan proses pembelajaran meliputi perilaku / kegiatan siswa, tindakan guru dan hasil belajar siswa serta member penilaian terhadap proses pembelajaran. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan latihan-latihan pengerjaan pembagian pecahan biasa. Dalam kegiatan penyelesaian soal-soal guru hanya sebagai fasilitator dan teman yang lain aktif memberikan komentar maupun membantu penyelesaian soal. Pada pertemuan terakhir siklus II diadakan tes untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru sebagai peneliti. Nilai hasil tes pada siklus II disajikan pada tabel 3. 4.
Refleksi Setelah guru melakukan proses pembelajaran, maka yang menjadi refleksi pada
siklus ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa. Pembelajaran menjadi lebih optimal dengan pemberian motivasi dan keberagaman media pembelajaran, dan guru sebagai fasilitator berjalan dengan baik. Kegiatan pembelajaran pada siklus II berjalan dengan lancar, hasil pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu dengan tingkat ketuntasan mencapai 100%. 4.3. Hasil Analisis Data Dalam bagian ini akan disajikan hasil analisis data penelitian tentang hasil belajar siswa kelas V (lima) dengan materi pembagian pecahan :
29
Tabel 4 Distribusi Hasil Belajar NO
KEGIATAN
RATA-RATA
KETUNTASAN
BELUM TUNTAS
1.
PRA SIKLUS
63,48
30,43 %
69,57 %
2.
SIKLUS I
77,39
78,26 %
21,74 %
3.
SIKLUS II
80,00
86,96 %
13,04 %
Dari tabel perbandingan hasil belajar tiap siklus dijelaskan bahwa pada kondisi awal rata-rata hasil belajar siswa kelas V pada materi pembagian pecahan biasa yaitu 63,48 dan terdapat 15 siswa atau 69,57 % yang belum tuntas dalam belajarnya, sedangkan 7 siswa atau 30,43% telah tuntas dalam belajarnya. Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan peningkatan yang signifikan. ratarata hasil belajar siswa kelas V pada materi pembagian pecahan biasa yaitu 77,39 dan terdapat 5 siswa atau 21,74 % yang belum tuntas dan 18 siswa atau 78,26% yang telah tuntas. Hasil yang diperolah setelah siklus II yaitu rata-rata siswa mencapai 80,00 dan 20 siswa atau 86,96% siswa telah tuntas dan 3 siswa atau 13,04 % yang belum tuntas. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari tiap siklus. Peningkatan hasil belajar tersebut ditunjukkan dengan peningkatan pencapaian ketuntasan kriteria minimal dan peningkatan rta-rata nilai hasil evaluasi. 4.4. Pembahasan Berdasarkan paparan hasil analisis data di atas, maka dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas V setelah mengikuti proses pembelajaran dengan media pembelajaran berupa power point. Dengan demikian hipotesis tindakan : media pembelajaran power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Ketanggan 03 Kecamatan Gringsing
30
Kabupaten Batang tentang pembagian pecahan biasa telah terbukti dalam penelitian yang telah dilakukan yaitu pada akhir siklus hasil belajar meningkat hingga 86,96%. Peningkatan hasil belajar ini dapat terjadi karena penggunaan media power point dalam pembelajaran. Ada dua aspek yang paling menonjol dalam metodologi pengajaran yakni metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar (Sudjana dan Ahmad Rivai, 1989:1). Karena media pembelajaran ini merupakan alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa) sehingga proses pembelajaran menjadi lebih jelas, menarik, interaktif, efektif dan efisien serta dapat mengurangi pemahaman yang abstrak pada diri siswa (Dayton, 1985) dalam Aristo Rohadi (2003:8). Hasil pembelajaran dapat ditingkatkan dengan jalan mengaktifkan semua aspek indera pada diri manusia. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa seseorang yang sedang belajar memperoleh hasil belajarnya sebagai berikut : melalui indera pengecap sebesar 1 persen, indera peraba sebesar 1,5 persen, indera penciuman sebesar 3,5 persen, indera pendengaran sebesar 11 persen dan indera penglihatan sebesar 83 persen (Wiriaatmadja, 1983:99). Menurut Hasmosoewignjo dan Atila Garnadi dalam Wiriaatmodjo (1983:99) dikatakan bahwa hasil penangkapan dari pendengaran saja kira-kira 10 persen, melihat 50 persen sedang bila mengerjakan sendiri hasilnya sebesar 90 persen.