BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Hasil FGD (Focus Group Discuss) telah menemukan terhadap 30 subyek penelitian mengalami kecemasan karena menghadapi ujian tengah semester. Subjek penelitian yang terdiri dari 30 orang tersebut terbagi menjadi 2 kelompok yang dipilih secara random yaitu sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pemilihan subyek penelitian secara random bertujuan untuk mendapatkan kesetaraan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, yang berarti variasi kecemasan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sama. Dengan demikian, dua kelompok tersebut dalam kondisi yang sama sebelum dilakukannya eksperimen. Peneliti memberikan bentuk perlakuan yang berbeda kepada kedua kelompok tersebut. Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan membaca al-Quran (surat Yaasiin), sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan membaca buku-buku Islami. Sebelum dilaksanakan jalannya eksperimen,
kedua
kelompok
itu
diberikan
pre-test
dan
sesudah
dilaksanakannya eksperimen, kedua kelompok tersebut diberi post-test. Dari hasil pre-test dan post-tes dihasilkan selisih perbedaan skor antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut ini adalah deskripsi data hasil penelitian : 1. Hasil Uji Asumsi Sesuai dengan tujuan data tentang kecemasan dianalisis dengan uji – t statistik non – parametris. Namun sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang hanya mencakup uji homogenitas. Tujuan dilakukannya uji homogenitas yaitu memperkuat atau membuktikan secara statistik kesetaraan pada kondisi awal kedua kelompok subjek. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varian antar kelompok yang dibandingkan dalam uji komparatif identik atau tidak. Dalam uji komparatif disyaratkan masing-masing kelompok memiliki
varians yang homogen, sehingga layak untuk dibandingkan. Uji homogenitas dilakukan dengan lone way anova. Hasil uji homogenits menunjukkan bahwa varians antar kelompok yang diperbandingkan adalah homogen. Hasil uji homogenitas dengan levene statistik menghasilkan nilai 2,932, dengan taraf signifikansi (p = 0,122) yang berarti homogen. Dengan demikian, bahwa pada awal sebelum dilaksanakan eksperimen kondisi atau variasi kecemasannya sama yaitu pada kelompok eksperimen memiliki subjek dengan kecemasan ada yang tinggi dan rendah, sama halnya dengan kelompok kontrol memiliki subjek dengan kecemasan ada yang tinggi dan rendah. (lihat pada hasil lampiran …). 2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis digunakan uji – t dengan statistik non – parametris, rumus atau formula dipakai yaitu wilcoxon signed – rank (uji data sampel berhubungan). Proses penghitungannya dengan menggunakan bantuan SPSS. Analisa data hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa setelah diberi perlakuan, ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dengan nilai z = -3,408 pada taraf signifikansi dengan nilai 0,001 yang artinya dibawah 1%, maka diartikan bahwa hasilnya sangat signifikan. Dengan demikian, dari hasil perbedaan selisih skor yang diperoleh sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa kecemasan kelompok yang diberi perlakuan membaca al-Quran (surat Yaasiin) mengalami perubahan atau penurunan lebih besar daripada kecemasan kelompok yang diberi perlakuan berupa membaca buku keislaman. (lihat hasil uji pada lampiran ).
B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan analisis data di atas, dapat dikatakan bahwa hipotesis yang diterima adalah dari perubahan perbedaan selisih skor antara kedua kelompok tersebut yang dapat dinyatakan bahwa pada kelompok yang diberi
perlakuan dengan membaca al-Quran (surat Yaasiin) lebih besar mengalami perubahan terhadap kecemasannya dibandingkan dengan kelompok yang diberi perlakuan membaca buku-buku Islami. Setelah diberi perlakuan berupa membaca al-Quran (surat Yaasin) tingkat kecemasan kelompok eksperimen terjadi penurunan lebih besar daripada tingkat kecemasan kelompok kontrol, yang berarti membaca alQuran dapat menurunkan kecemasan. Penurunan kecemasan dengan membaca al-Quran (surat Yaasin) dapat dilaksanakan sebagai berikut : Subyek yang mendapatkan perlakuan berupa membaca al-Quran lebih dapat mengontrol diri secara psikis terhadap timbulnya kecemasan daripada kelompok yang diberi perlakuan berupa membaca buku-buku Islami. Pernyataan tersebut di atas, didasarkan pada perolehan data angket penelitian pre – test untuk mengetahui kondisi awal dan post – test untuk mengetahui kondisi akhir sebelum dan sesudah membaca al-Quran yang diberikan kepada responden sebanyak 30 orang. Setelah data-data terkumpul, data diolah dan dianalisis menggunakan rumus t – test statistik non – parametris dengan formula wilcoxon signed rank (uji data sampel berhubungan) dengan bantuan SPSS. Oleh karena itu tidak dilakukan uji normalitas sebaran skor, tapi hanya menggunakan uji homogenitas. Dari hasil uji hipotesis menghasilkan taraf signifikansi sebesar 3,408. Taraf signifikansi pada penelitian tersebut mendapatkan nilai dibawah 1%. Oleh karena itu, pada penelitian ini hasilnya dapat dikatakan signifikan, sehingga hipotesis yang diajukan teruji. Hasil uji homogenitas juga mengatakan adanya perbedaan selisih skor antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol yang diperoleh dari pre – test dan post – test untuk mengetahui kondisi awal dan akhir pada sebelum dan sesudah dilakukannya membaca al-Quran. Dari perbedaan selisih yang ditimbulkan oleh adanya perlakuan membaca al-Quran, maka penelitian ini berarti bahwa dengan membaca alQuran secara psikologis dapat menurunkan kecemasan.
Sebuah urgensi yang menyatakan al-Quran atau membaca al-Quran dapat menurunkan kecemasan, karena membaca al-Quran memiliki aspek meditasi. Sebagaimana dalam sebuah penelitian yang dinyatakan oleh Ahmad Muhyidin Yusri yang dipaparkan dari artikelnya Meditasi dengan al-Quran, mengungkapkan meditasi tersebut dapat dilakukan dengan membaca atau mendengarkan ayat-ayat al-Quran. Oleh karena itu, segala sesuatu yang terkandung dalam al-Quran dijadikan sebagai petunjuk yang mampu membawa manusia pada kesehatan secara spiritual, psikologis, dan fisik. Selain itu, al-Quran mampu dijadikan sebagai terapi dalam menanggulangi kecemasan, depresi, dan sejenisnya yang disebabkan oleh adanya perasaan bersalah dan berdosa. Karena al-Quran juga memiliki aspek lain yaitu auto sugesti (self suggestion). Aspek auto sugesti yang positif dihasilkan dari ayat-ayat al-Quran yang memiliki lafadz atau ucapan yang baik, indah dan kaya akan makna, sehingga mampu menggetarkan hati seseorang yang membacanya. Lafadz-lafadz al-Quran mampu memberikan kondisi stimulus dalam diri manusia, apabila mengulangi atau membaca alQuran secara berulang-ulang.1 Platonov membuktikan eksperimennya bahwa kata-kata sebagai suatu conditioned stimulus dapat menimbulkan perubahan sesuai dengan arti atau makna kata-kata tersebut pada diri manusia. Kata–kata yang digunakan dalam eksperimennya adalah “tidur” yang diucap berulang-ulang, maka individu tersebut menjadi tidur.2 Penelitian lain juga dibuktikan oleh Dr. Ahmad Qadhi dengan beberapa dokter muslim yang telah mengadakan percobaan pada rumah sakit di negara bagian Florida, Amerika Serikat. Dalam penelitian ini telah mengeksperimenkan beberapa pasien baik orang muslim ataupun non muslim dengan membacakan dan mendengarkan ayat-ayat al-Quran dan penelitian dihasilkan pengaruh yang positif yang berbeda-beda tentang keadaan para
1
Ahmad Muhyidin Yusri, “Meditasi dengan Al-Quran”, http://www.psikolog2.tripoid.com/meditasi quran.htm., hlm. 10-12 2 Arief Wibisono, Shalat dengan Kecemasan, (Jakarta : Studia, 1990), hlm. 46
dalam
pasien. Hal ini menunjukkan bahwa dalam al-Quran terdapat rahasia tertentu yang tidak didapatkan dari redaksi apapun baik prosa ataupun syair.3 Cendekiawan Inggris, Marmaduke Pickthall dalam The Meaning of Glorious Quran berpendapat bahwa al-Quran mempunyai simfoni sangat indah di mana setiap nada-nadanya dapat menggerakkan hati manusia untuk menangis dan bersuka cita. Selain itu, bacaan yang terdengar di telinga mempunyai keunikan dalam irama dan ritmenya yang dihasilkan oleh huruf dari kata-kata yang melahirkan keserasian.4 Selain dari adanya bukti penelitian di atas, beberapa pernyataan telah diungkapkan oleh subjek penelitian yakni antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki pendapat yang berbeda. Untuk kelompok eksperimen lebih dapat mengontrol keadaan psikisnya di saat merasa terganggu oleh beban persoalan yang dialami, sedangkan kelompok kontrol cenderung merasa keadaannya sama saja dan tidak ada perubahan. Merupakan sebuah ketepatan yang menyatakan al-Quran mempunyai kekuatan yang luar biasa karena al-Quran mempunyai bahasa yang unik, fasih, dan mengandung mukjizat, sehingga dapat menyentuh perasaan dan menggetarkan hati bagi yang mendengar atau membacanya. Untuk itu, nampak jelas bahwa mukjizat al-Quran dalam segi kefasihan dan keindahan bahasa (redaksi) searah dengan tujuan diturunkannya al-Quran sebagai petunjuk (al-hudan) dan rahmat bagi manusia.5
C. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa dalam melakukan penelitian ini tidak lepas dari kekurangan. Hal tersebut bukan disebabkan oleh faktor kesengajaan, akan tetapi terjadi adanya keterbatasan yang dialami dalam penelitian. Adapun keterbatasan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 3
Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Quran, terj. Abdul Hayyi al-Kattani, (Jakarta : Gema Insani Press, 1999), hlm. 231 4 M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Quran : Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah dan Pemberitaan Ghaib, (Bandung : Mizan, 1998), hlm. 119 5 Syeikh Muhammad Mutawalli as-Sya’rawi, Mukjizat al-Quran, terj. Syafril Halim, (Jakarta : Firdaus, Cet. I, 1990), hlm. 50-51
1. Keterbatasan subyek atau responden Dalam penelitian ini, peneliti memiliki keterbatasan terhadap responden. Karena penelitian ini hanya dapat dilakukan untuk santri putri di Pondok Pesantren al-Fattah yang memiliki jumlah sedikit. Selain itu, subyek yang memiliki kriteria umur yang ditentukan jumlahnya juga kecil. Namun,
hasil
yang
diperoleh
tidak
menutup
kemungkinan
ketidakberhasilan dalam melakukan penelitian. 2. Keterbatasan lokasi Penelitian ini hanya dilakukan di Pondok Pesantren al-Fattah Demak. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diperlakukan untuk para santri putri, dan tidak berlaku untuk tempat lain. Akan tetapi, keakuratan dalam validitas data angketnya telah diujicobakan di tempat lain, namun dalam penelitian dapat dijadikan acuan atau referensi di lokasi lain. 3. Keterbatasan waktu Waktu merupakan hal penting dalam penelitian, mengingat subyek yang diteliti adalah para santri yang memiliki aktifitas padat yakni Senin mengikuti kegiatan sekolah (formal), juga diwajibkan mengikuti pendidikan di pondok. Oleh karena itu, waktu merupakan sangat terbatas yang hanya dilakukan penelitian setelah pulang sekolah dan hari libur pondok.
D. Validitas Penelitian Setelah melakukan sebuah penelitian eksperimen ini maka akan diperoleh validitas penelitian. Validitas penelitian merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan hubungan sebab akibat yang dihasilkan. Validitas dalam penelitian memiliki dua jenis yaitu : (1) validitas internal, dan (2) validitas eksternal. Validitas internal berkaitan dengan sejauhmana hubungan sebab-akibat antara variabel bebas (membaca al-Quran) dan variabel tergantung (kecemasan) yang ditemukan dalam penelitian. Validitas eksternal berkaitan dengan generalisasi hasil penelitian, yaitu sejauhmana hasil
penelitian dapat diterapkan pada subjek, situasi, dan waktu di luar situasi penelitian. Keterangan di atas menjadi dasar validitas penelitian yang peneliti peroleh selama proses eksperimen. Validitas tersebut meliputi beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
1. Validitas Internal, meliputi : -
Melakukan diskusi bebas yang disebut FGD (Focus Group Discuss) atau
diskusi
kelompok
terfokus
terhadap
subjek
penelitian.
Dilaksanakannya FGD, karena peneliti ingin mendapatkan informasi tentang sisi-sisi psikologis pada subjek tersebut. -
Membagi secara random untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Randomisasi dipilih dengan tujuan untuk mencari kesetaraan kondisi yang sama pada kedua kelompok tersebut.
-
Memberikan pre-test terhadap kedua kelompok subjek untuk mengetahui kondisi awal sebelum dilaksanakan eksperimen.
-
Melakukan uji homogenitas.
2. Validitas Eksternal Penelitian ini tidak ditujukan untuk mewakili suatu populasi. Oleh karena itu tidak diupayakan tercapainya validitas eksternal yang tinggi.