BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 19 siswa, terdiri dari 22 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki. Jumlah keseluruhan siswa SD Negeri Padaan 02 berjumlah 115 siswa. Lingkungan fisik dari SD Negeri Padaan 02 berada di pinggiran kota, tepatnya di daerah macanan. Disamping kanan sekolah SD Negeri Padaan 02 terdapat hamparan sawah dan kebun para petani, dan disamping kiri SD Negeri Padaan 02 terdapat kantor kecamatan. Hal ini berdampak positif oleh siswa khususnya dalam proses pembelajaran, karena siswa merasa nyaman dalam belajar dibandingkan dengan suasana SD di kota. Selain itu keamanan oleh para peserta didik juga lebih aman karena lalu lintas di daerah SD Negeri Padaan 02 tidak cukup ramai. Sebagian besar siswa di SD Negeri Padaan 02 dibesarkan dalam keluarga yang mayoritas dibawah rata-rata, dengan pekerjaan adalah petani. Karakteristik peserta didik dapat dikategorikan baik, tetapi karena metode yang digunakan oleh guru cenderung monoton sehingga menyebabkan siswa kurang berkosentrasi dalam menerima pelajaran. 4.2 Pelaksanaa Penelitian 4.2.1
Deskripsi Pra Siklus
4.2.1.1 Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan Berdasarkan observasi hasil belajar kelas V SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang ,sebelum dilaksanakan penelitian pada awal semester II Tahun pelajaran 2013/2014, banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA. Hal tersebut berdampak pada perolehan nilai ulangan harian siswa. Setiap tes formatif banyak siswa yang perolehan nilainya di bawah KKM yang ditetapkan sebesar 70,00
55
56
sehingga banyak siswa yang mengikuti program remedial. Hasil nilai IPA sebelum diadakan tindakan penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Kondisi Awal No.
Nilai
Frekuensi
Persentase
1
≤ 72
1
5%
2
66-72
4
21%
3
59-65
6
26%
4
52-58
7
48%
5
45-51
1
5%
19
100%
Jumlah Rata-rata
61.16
Maksimal
85
Minimal
45
Tabel 4.1 menunjukan bahwa jumlah siswa yang mendapat skor 72 ke atas sebanyak 5% atau 1 siswa, yang mendapat skor 66 sampai 72 sebanyak 21% atau sebanyak 4 siswa, yang mendapat skor 59 sampai 65 sebanyak 26% atau 6siswa, yang mendapat skor 52 sampai 58 sebanyak 48% atau 7 siswa, dan yang mendapat skor 45 sampai 51 sebanyak 5% atau sebanyak 1 siswa. Selain itu pada tabel 2 hasil belajar pra siklus menunjukan bahwa rata-rata nilai pra siklus adalah sebesar 61.16. Nilai maksimal sebesar 85 dan nilai minimum sebesar 48. Untuk lebih jelasnya, rekapitulasi ketuntasan hasil belajar sebelum diberikan tindakan disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.2 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal
Sebelum Tindakan No
Nilai
Jumlah
Presentase
Siswa
(%)
Keterangan
57
1
˂ 70
15
79
Belum Tuntas
2
≥ 70
4
21
Tuntas
16
100
Jumlah Rata-rata
61.16
Nilai Tertinggi
85
Nilai Terendah
45
Berdasarkan tabel presentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Padaan 02 sebelum tindakan, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 15 siswa atau 79% dari total keseluruhan siswa. Sedangkan siswa yang nilainya telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 4 siswa atau 21% dari total keseluruhan siswa. Rendahnya hasil belajar IPA dipengaruhi oleh metode yang digunakan guru masih cenderung mengajar dengan ceramah yang membuat pembelajaran menjadi monoton dan belum mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar IPA. Guru masih terlalu dominan dalam menjelaskan materi sehingga siswa cenderung bosan di dalam kelas serta siswa banyak yang berbicara dengan teman sebangku pada saat guru menjelaskan materi. Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas V SDN Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, penulis akan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan pembelajaran yang mampu meningkatkan komunikasi antara guru dan siswa, serta siswa terlibat aktif dalam belajar. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran Quantum yang
dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus memuat tiga kali pertemuan. 4.2.1.2 Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan Sebelum dilakukan tindakan penelitian di kelas, peneliti melakukan observasi di dalam kelas pada saat pembelajaran IPA berlangsung menggunakan
58
pembelajaran Quantum Teaching. Keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4. 3 Rekap Pengamatan Keaktifan Siswa Pra Siklus Aktif Indikator
Tidak Aktif Persentase
Frekuensi Siswa
Persentase
Frekuensi Siswa 1
4
21,05%
15
78,95%
2
7
36.85%
12
63.15%
3
5
26.31%
14
73.69%
4
4
21,05%
15
78,95%
5
6
31.58%
13
68.42%
6
3
15.79%
16
84.21%
7
5
26.31%
14
73.69%
8
7
36.85%
12
63.15%
Rata-rata
26.98%
73.02%
Keterangan Indikator : A.
Siswa mempersiapkan diri dan sarana belajar ( buku pelajaran, alat tulis ) dengan baik.
B.
Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama.
C.
Siswa mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru.
D.
Siswa terlibat dalam usaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah dengan bertanya kepada siswa lain.
E.
Siswa berani mengemukakan pendapatnya ketika guru memberikan pertanyaan dan bertanya apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya.
F.
Siswa saling berinteraksi dalam kegiatan diskusi untuk dipresentasikan hasilnya di depan kelas.
G.
Siswa bertanggungjawab dengan menyelesaikan tugas yang diberikan guru selama proses pembelajaran.
59
H.
Siswa menerapkan apa yang telah diperolehnya selama pembelajaran ( dalam menerik kesimpulan dan mengerjakan soal evaluasi ). Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa keaktifan siswa di SD
Negeri Padaan 02 sesuai indikator yang telah ditetapkan dalam pembelajaran hanya mencapai 26.98%. sedangkan siswa yang belum memenuhi indikator keaktifan yang telah ditetapkan mencapai 73.02%. 4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 4.3.1
Tahap Perencanaan Siklus I Dalam kegiatan perencanaan pada siklus I ini terdiri dari 3 kali pertemuan
yaitu pertemuan 1, 2 dan pertemuan 3. Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum mengajar pada siklus I, terlebih dahulu peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya adalah : 1)
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
2)
Membuat dan mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan.
4.3.2
3)
Membuat dan mempersiapkan lembar observasi proses pembelajaran.
4)
Membuat instrumen penilaian hasil belajar berupa tes pilihan ganda.
Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pada pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan oleh peneliti sebagai guru
kelas dengan menggunakan pedoman yang sudah termuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Tindakan pada siklus I diterapkan pada mata pelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya. Tindakan pada siklus I ini dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan yang dimulai pada hari kamis tanggal 27 Maret 2014 sampai dengan hari Sabtu tanggal 29 Maret 2014. Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut:
60
a.
Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 Maret 2014, dengan
alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Adapun kegiatan pembelajaran pada pertemuan I ini adalah sebagai berikut: 1)
Kegiatan awal Pada kegiatan awal ini yang telah dilaksanakan adalah sebelum memulai
proses pembelajaran guru mengatur posisi tempat duduk siswa agar dalam proses pembelajaran nantinya siswa semangat dan tidak bosan dengan posisi tempat duduk yang seperti tidak pernah di ubah. Kemudian guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, kemudian guru menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran,mempersiapkan materi ajar, alat peraga. Selanjutnya guru melakukan apersepsi yaitu guru menanyakan kepada siswa mengenai pa yang akan terjadi jika ruangan yang mereka tempati tidak ada jendela dan ventilasi dan jawaban siswa ditampung tidak disalahkan ataupun di benarkan, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang akan dicapai, serta menyampaikan gambaran kegiatan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran Quantum Teaching. 2)
Kegiatan inti Pada kegiatan inti ini yang telah dilaksanakan adalah guru menggunakan
langkah-langkah pembelajaran Quantum Teaching yaitu kerangka TANDUR ( Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, dan Rayakan ) . Pertemuan pertama guru akan membahas materi sifat-sifat cahaya di antaranya merambat lurus,dibiaskan,diuraikan, dan dipantulkan. Pada tahap awal yaitu Tumbuhkan guru menjelaskan tentang pengertian cahaya dan sifat-sifatnya sebagai pengantar dalam pembelajaran, kemudian siswa di hadapkan langsung dengan cahaya ketika proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan langkah-langkah dalam Quantum Teaching yaitu Alami, tahap ini guru mendatangkan pengalaman langsung siswa mengenai materi sifat-sifat cahaya dengan menyalakan senter di depan kelas kemudian siswa dapat membangun pemahaman mereka dari pengalaman yang mereka dapat dari sifat-sifat cahaya. Pada tahap Namai siswa membuat konsep dari pengalaman langsung yang sudah mereka peroleh pada tahap sebelumnya (
61
Alami ) dengan membangun pemahaman mereka sendiri dengan di bantu oleh guru untuk membuat konsep dan kata kunci untuk memudahkan siswa dalam mengingat dan memahami materi dari pelajaran sifat-sifat cahaya tersebut. Selanjutnya tahap Demonstrasi siswa dibagi ke dalam 5-6 kelompok kemudian diberikan Lembar Kerja Evaluasi ( LKS ) untuk dikerjakan sesuai dengan kelompoknya, ketika siswa berdiskusi untuk mencari jawaban yang paling benar dari Lembar Kerja Evaluasi ( LKS ) guru membimbing siswa dalam pemecahan masalah tersebut. Kemudian guru meminta setiap perwakilan dari kelompok untuk maju ke depan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka di depan kelas. Ketika semua kelompok sudah maju kedepan guru bersama-sama siswa mengoreksi LKS dan menyimpulkan hasil presentasi semua kelompok dan guru memberikan penekanan dari apa saja yang sudah dipresentasikan oleh semua kelompok, tahap ini dinamakn Ulangi . Setelah guru memberikan penekanan terhadap materi sifat cahaya mengenai cermin datar dan cermin lengkung cekung dan cembung ) guru
(
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi apa yang belum dapat mereka pahami, jika semua siswa sudah mengerti guru memberikan umpan balik kepada siswa mengenai materi apa saja yang sudah mereka pelajari hari ini. Guru memberikan pertanyaan kepada semua siswa dan siapa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar guru memberikan reward sebagai hadiah dari usaha mereka karena sudah dapat belajar dengan baikKegiatan akhir Pada kegiatan akhir ini yang telah dilaksanakan adalah guru dan siswa secara bersama-sama merefleksikan dan menyimpulkan materi pembelajaran mengenai sifat-sifat cahaya, selanjutnya guru memberi motivasi kepada siswa agar siswa dapat lebih giat dalam belajar. Guru menutup pembelajaran dan memberikan PR kepada siswa untuk mencari materi dari sifat cahaya yang mengenai cermin. b.
Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 28 Maret 2014, dengan
alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Adapun kegiatan pembelajaran pada pertemuan II ini adalah sebagai berikut:
62
1)
Kegiatan awal Pada kegiatan awal ini yang telah dilaksanakan adalah guru membuka
pelajaran dengan salam dan berdoa, kemudian guru menanyakan kesiapan siswa, mempersiapkan materi ajar, alat peraga dan mengabsensi siswa, selanjutnya guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertemuan 1 kemudian melakukan apersepsi yaitu dengan mengajukan pertanyaan tentang pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru,guru melakukan tanya jawab mengenai sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin. Jawaban siswa di tampung tidak di salahkan atau di benarkan. tentang setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang akan dicapai, serta menyampaikan gambaran kegiatan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran Quantum Teaching. 2) Kegiatan inti Pada kegiatan inti sesuai dengan pembelajaran Quantum Teaching guru melakukan proses pembelajaran sesuai dengan kerangka “ TANDUR “ . Pada tahapan Tumbuhkan guru menjelaskan tentang sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung ( cekung dan cembung ) dan melakukan percobaan untuk mengenal sifat bayangan pada cermin. Sambil menunjukkan berbagai contoh cermin datar dan cermin lengkung ( cekung dan cembung ) dan bertanya jawab dengan siswa, pada tahapan ini disebut Alami, pada tahapan ini siswa akan mendapat pengetahuan awal dari pengalaman langsung yang mereka dapat ketika guru menjelaskan sifat bayangan mengenai cermin datar dan cermin lengkung ( cekung dan cembung ) dan memberikan berbagai contoh cermin datar dan cermin lengkung ( cekung dan cembung )di depan kelas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan gagasan atau pendapat mereka dari pengetahuan awal yang mereka dapat. Tahapan selanjutnya yaitu Namai siswa menyebutkan sifat-sifat cahaya mengenai cermin datar dan cermin lengkung ( cekung dan cembung ) dngan peta konsep yang di buat guru. Selanjutnya pada tahap Demonstrasi guru membagi kelas menjadi 5-6 kelompok kemudian diberikan Lembar Kerja Evaluasi ( LKS ) untuk dikerjakan sesuai dengan
63
kelompoknya, ketika siswa berdiskusi untuk mencari jawaban yang paling benar dari Lembar Kerja Evaluasi ( LKS ) guru membimbing siswa dalam pemecahan masalah tersebut. Kemudian guru meminta setiap perwakilan dari kelompok untuk maju ke depan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka di depan kelas. Ketika semua kelompok sudah maju kedepan guru bersama-sama siswa mengoreksi LKS dan menyimpulkan hasil presentasi semua kelompok dan guru memberikan penekanan dari apa saja yang sudah dipresentasikan oleh semua kelompok, tahap ini dinamakn Ulangi . Setelah guru memberikan penekanan terhadap materi sifat cahaya mengenai cermin datar dan cermin lengkung cekung dan cembung ) guru
(
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi apa yang belum dapat mereka pahami, jika semua siswa sudah mengerti guru memberikan umpan balik kepada siswa mengenai materi apa saja yang sudah mereka pelajari hari ini. Guru memberikan pertanyaan kepada semua siswa dan siapa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar guru memberikan reward sebagai hadiah dari usaha mereka karena sudah dapat belajar dengan baik, Dan semua siswa di ajak bernyanyi lagu “ Gilang Sipatu Gilang “ bersama-sama. 3) Kegiatan akhir Pada kegiatan akhir ini yang telah dilaksanakan adalah guru memberi motivasi kepada siswa agar siswa dapat lebih giat dalam belajar.Kemudian guru meyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya dan penutup pembelajaran dengan salam. c.
Pertemuan III Pertemuan III dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 29 Maret 2014,
dengan alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Adapun kegiatan pembelajaran pada pertemuan III ini adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan awal Pada kegiatan awal ini yang telah dilaksanakan adalah guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa dan mengabsensi siswa, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang akan dicapai,
64
serta menyampaikan gambaran kegiatan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran Quantum Teaching. 2) Kegiatan inti Pada kegiatan ini guru melakukan tanya jawab bersama siswa untuk mengingat materi pada pertemuan I dan II yaitu sifat cahaya di antaranya merambat lurus,dibiaskan,diuraikan, dan dipantulkan dan sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung ( cekung dan cembung ). Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas kepada guru. Jika semua siswa sudah dapat mengerti mengenai sifatsfat dari cahaya guru memberikan pertanyaan secara acak kepada masing-masing siswa guna mengetahui tingkat pemahaman siswa. Kemudian guru bersama siswa menarik kesimpulan dari seluruh rangkaian proses belajar tentang sifat-sifat cahaya. 3) Kegiatan akhir Pada kegiatan akhir ini yang telah dilaksanakan adalah guru memberi motivasi kepada siswa agar siswa dapat lebih giat dalam belajar.Kemudian guru membagi soal evaluasi beserta lembar jawab dan meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi tersebut dengan megisi jawaban mereka pada lembar jawab yang telah di sediakan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching. Ketika waktu sudah habis, semua siswa mengumpulkan soal dan lembar jawab siswa. Kemudian guru mengucapkan terima kasih atas partisipasi siswa dalam pembelajaran dan guru penutup pembelajaran dengan salam.
4.3.3
Tahap Observasi Siklus I Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Selain itu observasi juga dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka. Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh observer adalah kinerja guru dan siswa serta keaktivan siswa. Observasi dilaksanakan secara intensif, adapun hasil observasi yang dikumpulkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini tentang lembar pengamatan kinerja guru dan siswa serta keaktivan siswa siklus I.
65
4.3.3.1 Hasil Observasi Guru dan Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching Siklus I Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran pada pertemuan I dan II yang diamati oleh guru, hasil belajar dengan penerapan pembelajaran Quantum Teaching pada pertemuan I dan II dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.4 Hasil Observasi Guru Dalam Pembelajaran Quantum Teaching Siklus I Siklus I N
Pertemuan
Uraian kegiatan guru dan siswa
o
1
2
Ya Ya 1
Guru mengatur tempat duduk siswa membentuk huruf
U ketika siswa
3 Ya
√
√
√
memasuki kelas. 2
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan berdoa.
√
√
√
3
Guru mengabsensi siswa.
√
√
√
4
Guru memeriksa kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran.
√
√
√
5
Guru memberikan apersepsi untuk menumbuhkan minat siswa dalam
√
√
√
pembelajaran sesuai kerangka Tumbuhkan. 6
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
√
√
√
7
Guru menyampaikan tentang manfaat dari materi yang akan dipelajari
√
√
√
8
Guru menyajikan materi/ informasi secara umum kepada siswa dengan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
penggunaan media dan alat peraga sebagai pengantar pembelajaran Quantum Teaching sesuai dengan kerangka Alami 9
Guru menunjukkan secara langsung media dan alat peraga kepada siswa sebagai pemberian pengalaman dalam menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan kerangka Alami.
10
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasan yang dimilikinya
11
Guru memberikan identitas dan konsep mengenai materi yang sudah di ajarkan kepada siswa agar siswa mudah dalam mengingat dan memahami materi pembelajaran sesuai dengan kerangka Namai.
12
Guru membagi kelas menjadi 5-6 kelompok untuk mengerjakan LKS ( Lembar Kerja Siswa ) sesuai dengan kelompoknya.
13
Guru memberikan LKS ( Lembar Kerja Siswa ) kepada siswa untuk
66
melakukan pembuktian melalui percobaan sesuai dengan tugas yang ada di dalam LKS. 14
Siswa mengerjakan LKS ( Lembar Kerja Siswa ) dengan kelompoknya
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
masing-masing dengan di bimbing oleh guru. 15
Siswa diminta untuk mengumpulkan LKS ( Lembar Kerja Siswa ) kepada guru dan perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil jawaban kelompok mereka di depan kelas dengan bimbingan dari guru sesuai kerangka Demonstrasi.
16
Guru memanggil setiap perwakilan kelompok untuk maju ke deapan kelas mempresentasikan hasil diskusi yang telah dikerjakan bersama teman satu kelompoknya.
17
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi yang telah dipresentasikan kelompok lain agar siswa dapat lebih berpikir kritis.
18
Siswa bersama guru menyimpulkan hasil presentasi tiap kelompok sesuai kerangka Ulangi.
19
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum mereka mengerti sesuai kerangka Ulangi.
20
Guru bersama siswa melakukan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam memahami materi pembelajaran sesuai kerangka Ulangi.
21
Guru memberikan reward atau penghargaan kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan baik sesuai kerangka Rayakan.
22
Guru bersama siswa bernyanyi bersama untuk merayakan keberhasilan mereka karena telah melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai kerangka Rayakan.
23
−Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
√
√
√
24
−Guru bersama siswa membuat rangkuman atau ringkasan tentang materi
√
√
√
√
√
√
yang telah dipelajari. 25
−Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
26
Siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri. (pada pertemuan terakhir
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada tindakan siklus I dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga semua langkah pembelajaran Quantum Teaching telah dilakukan. Kegiatan guru selama pembelajaran
√
67
telah sesuai dengan rencana yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut telah menunjukkan keberhasilan penerapan pembelajaran Quantum Teaching
karena telah memenuhi kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan (≥ 26 langkah dari semua langkah yang telah ditetapkan). 4.3.3.2 Hasil Keaktifan Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching Siklus I Tabel 4.5 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Quantum Teaching Siklus I Jumlah siswa Aktif Pertemuan Ke
Indikator
Persentase Keaktifan Pertemuan Ke
I
II
I
II
1
10
12
52.63%
63.15%
2
12
14
63.15%
73.69%
3
12
14
63.15%
73.69%
4
14
16
73.69%
84.21%
5
13
15
68.42%
78.95%
6
15
15
78.95%
78.95%
7
13
16
68.42%
84.21%
8
12
16
63.15%
84.21%
66.44%
77.63%
Rata-rata
72.03%
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa keaktifan siswa pada siklus I menunjukkan 72.03% dari jumlah keseluruhan 19 siswa telah masuk dalam kategori aktif. 4.3.3.3 Hasil Analisis Data Hasil Belajar IPA Siklus 1 Berdasarkan proses belajar mengajar menggunakan pembelajaran Quantum Teaching, setelah dilakukan evaluasi didapatkan hasil belajar siklus I yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
68
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Siklus I No.
Nilai
Frekuensi
Persentase
1
≤ 72
7
37%
2
66-72
3
16%
3
59-65
8
42%
4
52-58
-
0%
5
45-51
1
5%
19
100%
Jumlah Rata-rata
70
Maksimal
85
Minimal
50
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam tabel 4.6 mendapat skor 72 ke atas sebanyak 37% atau 7 siswa, yang mendapat skor 66 sampai 72 sebanyak 16% atau sebanyak 3 siswa, yang mendapat skor 59 sampai 65 sebanyak 42% atau 8 siswa, yang mendapat skor 52 sampai 58 sebanyak 0% atau 0 siswa, dan yang mendapat skor 45 sampai 51 sebanyak 5% atau 1 siswa. Selain itu pada tabel 4.13 hasil belajar siklus I menunjukan bahwa rata-rata nilai siklus I adalah sebesar 70. Nilai maksimal sebesar 85 dan nilai minimum sebesar 50. Berdasarkan
proses
belajar
mengajar
menggunakan
pembelajaran
Quantum Teaching, setelah dilakukan evaluasi didapatkan hasil belajar siklus I yang telah mencapai KKM ≥ 75 sebanyak 10 siswa (52,63%), sedangkan yang belum tuntas sebanyak 9 siswa (47,37%). Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.7.
69
Tabel 4.7 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1 Siklus I No
Nilai
Jumlah
Presentase
Siswa
(%)
Keterangan
1
˂ 70
9
47
Belum Tuntas
2
≥ 70
10
53
Tuntas
19
100
Jumlah Rata-rata
70
Nilai Tertinggi
85
Nilai Terendah
50
Dari analisis nilai tersebut dapat diketahu bahwa yang sudah tuntas dengan nilai di atas KKM ada 10 siswa dan yang belum tuntas atau masih dibawah KKM ada 19 siswa. Dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50. 4.3.4
Tahap Refleksi Siklus I Tahapan ini dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan. Refleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan baik secara proses maupun hasil. Kegiatan refleksi dilakukan bersama antara peneliti, dan guru kolaborator (observer). Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer terdapat kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran Quantum Teaching. Setelah dilakukan diskusi antara peneliti dengan observer dapat diketahui faktor keberhasilan selama pembelajaran, yaitu: 1. Pembelajaran disajikan dengan pendekatan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran. 2. Dalam penyampaian informasi kepada siswa, guru sangat membibing siswa dari proses pengalaman, menemukan informasi sampai pada penamaan sehingga siswa merasa senang dan nyaman pembelajaran ketika guru membimbing siswa
mengikui
70
3. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran dengan hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I pertemuan I dan II secara keseluruhsn dari total 19 siswa terdapat 72% siswa yang ikut serta secara aktif dalam pembelajaran. Hal ini terjadi karena siswa merasa
usaha mereka
dihargai dengan selalu merayakan keberhasilan pada saat
akhir
pembelajaran. Meskipun telah berhasil sesuai kriteria yang diharapkan, namun tetap ada kelemahan selama pembelajaran berlangsung. Hasil diskusi guru pengajar dengan observer mengungkapkan kekurangan dalam pembelajaran tersebut yaitu: 1. Guru masih kaku dan belum terbiasa dengan pembelajaran Quantum Teaching. 2. Guru kurang mengontrol jalannya diskusi. 3. Pembelajaran masih gaduh dan kurang terkendali ketika siswa bekerja kelompok dan pada saat presentasi di depan kelas. 4. Pada awal pertemuan, siswa masih belum memahami langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching dengan benar. 5. Tidak semua siswa memberikan komentar dan tanggapan terhadap hasil presentasi temannya. 6. Siswa yang pandai mendominasi jalannya diskusi, sehingga siswa yang kurang
pandai
kurang
berpartisipasi
dan
pasif
dalam
pembelajaran.
4.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 4.4.1
Tahap Perencanaan Tindakan Siklus II Pada pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan oleh peneliti sebagai guru
kelas dengan menggunakan pedoman yang sudah termuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada tahap perencanaan tindakan siklus II ini, peneliti bersama observer memperbaiki skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus II. Berdasarkan hasil diskusi dengan observer dan refleksi siklus I, maka guru pengajar melakukan upaya perbaikan
71
pembelajaran, membimbing siswa selama langkah-langkah pembelajaran, mengarahkan siswa untuk memperhatikan dan memberikan komentar terahadap hasil presentasi siswa lain dan memberikan reward/penguatan kepada siswa yang menjawab benar. Selain itu guru pengajar juga menyiapkan kembali lembar kerja siswa, lembar evaluasi, rubrik penilaian dan alat peraga. 4.4.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan yang dimulai pada hari kamis tanggal 03 April 2014 sampai dengan hari Sabtu tanggal 05 April 2014. Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut: a)
Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 03 April 2014, dengan
alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Adapun kegiatan pembelajaran pada pertemuan I ini adalah sebagai berikut: 1)
Kegiatan awal Pada kegiatan awal ini yang telah dilaksanakan adalah sebelum memulai
proses pembelajaran guru mengatur posisi tempat duduk siswa agar dalam proses pembelajaran nantinya siswa semangat dan tidak bosan dengan posisi tempat duduk yang seperti tidak pernah di ubah. Kemudian guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, kemudian guru menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran,mempersiapkan materi ajar, alat peraga. Selanjutnya guru melakukan apersepsi yaitu guru menanyakan kepada siswa mengenai nama benda yang terlihat di langit ketika sehabis hujan dan jawaban siswa ditampung tidak disalahkan ataupun di benarkan, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang akan dicapai, serta menyampaikan gambaran kegiatan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran Quantum Teaching. 2)
Kegiatan inti Pada kegiatan inti ini yang telah dilaksanakan adalah guru menggunakan
langkah-langkah pembelajaran Quantum Teaching yaitu kerangka TANDUR ( Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, dan Rayakan ) . Pertemuan pertama
72
guru akan membahas materi cahaya putih terdiri dari berbagai warna dengan penggunaan media dan alat peraga. Pada tahap awal yaitu Tumbuhkan guru menjelaskan tentang cahaya putih terdiri dari berbagai warna sebagai pengantar dalam pembelajaran, kemudian siswa di hadapkan langsung dengan alat peraga yang akan menunjukkan cahaya putih terdiri dari berbagai warna ketika proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan langkah-langkah dalam Quantum Teaching yaitu Alami, tahap ini guru mendatangkan pengalaman langsung siswa mengenai materi cahaya putih terdiri dari berbagai warna dengan memutar alat peraga tersebut di depan kelas kemudian siswa dapat membangun pemahaman mereka dari pengalaman yang mereka dapat dari cahaya putih terdiri dari berbagai warna. Pada tahap Namai siswa membuat konsep dari pengalaman langsung yang sudah mereka peroleh pada tahap sebelumnya ( Alami ) dengan membangun pemahaman mereka sendiri dengan di bantu oleh guru untuk membuat konsep dan kata kunci untuk memudahkan siswa dalam mengingat dan memahami materi dari pelajaran cahaya putih terdiri dari berbagai warna. Selanjutnya tahap Demonstrasi siswa dibagi ke dalam 5-6 kelompok kemudian diberikan Lembar Kerja Evaluasi ( LKS ) untuk dikerjakan sesuai dengan kelompoknya, ketika siswa berdiskusi untuk mencari jawaban yang paling benar dari Lembar Kerja Evaluasi ( LKS ) guru membimbing siswa dalam pemecahan masalah tersebut. Kemudian guru meminta setiap perwakilan dari kelompok untuk maju ke depan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka di depan kelas. Ketika semua kelompok sudah maju kedepan guru bersama-sama siswa mengoreksi LKS dan menyimpulkan hasil presentasi semua kelompok dan guru memberikan penekanan dari apa saja yang sudah dipresentasikan oleh semua kelompok, tahap ini dinamakn Ulangi . Setelah guru memberikan penekanan terhadap materi cahaya putih terdiri dari berbagai warna guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi apa yang belum dapat mereka pahami, jika semua siswa sudah mengerti guru memberikan umpan balik kepada siswa mengenai materi apa saja yang sudah mereka pelajari hari ini. Guru memberikan pertanyaan kepada semua siswa dan siapa yang dapat menjawab pertanyaan
73
dengan benar guru memberikan reward sebagai hadiah dari usaha mereka karena sudah dapat belajar dengan baik. 3)
Kegiatan akhir Pada kegiatan akhir ini yang telah dilaksanakan adalah guru dan siswa
secara bersama-sama merefleksikan dan menyimpulkan materi pembelajaran mengenai cahaya putih terdiri dari berbagai warna, selanjutnya guru memberi motivasi kepada siswa agar siswa dapat lebih giat dalam belajar. Guru menutup pembelajaran dan memberikan PR kepada siswa untuk mencari informasi tentang terjadinya pelangi. b)
Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 04 April 2014, dengan
alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Adapun kegiatan pembelajaran pada pertemuan II ini adalah sebagai berikut: 1)
Kegiatan awal Pada kegiatan awal ini yang telah dilaksanakan adalah guru membuka
pelajaran dengan salam dan berdoa, kemudian guru menanyakan kesiapan siswa, mempersiapkan materi ajar, alat peraga dan mengabsensi siswa, selanjutnya guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertemuan 1 kemudian melakukan apersepsi yaitu dengan mengajukan pertanyaan mengenai apa saja informasi yang telah anak-anak peroleh tentang pelangi? Pernahkah kalian melihat pelangi? Kapan pelangi itu tampak olehmu? Warna-warna apa saja yang tampak pada pelangi?. Jawaban siswa di tampung tidak di salahkan atau di benarkan. tentang setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang akan dicapai, serta menyampaikan gambaran kegiatan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran Quantum Teaching. 2)
Kegiatan inti Pada kegiatan inti sesuai dengan pembelajaran Quantum Teaching guru
melakukan proses pembelajaran sesuai dengan kerangka “ TANDUR “ . Pada tahapan Tumbuhkan guru menjelaskan tentang contoh penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari ( pelangi ) dan melakukan percobaan membuat pelangi. Sambil melakukan percobaan guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk
74
memancing pengetahuan awal siswa. Sambil menunjukkan contoh penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari ( pelangi ) sebagai pengantar pembelajaran pada tahapan ini disebut Alami, pada tahapan ini siswa akan mendapat pengetahuan awal dari pengalaman langsung yang mereka dapat ketika guru menjelaskan contoh penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari di depan kelas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan gagasan atau pendapat mereka dari pengetahuan awal yang mereka dapat. Tahapan selanjutnya yaitu Namai siswa menyebutkan penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari dengan peta konsep yang dibuat oleh guru. Selanjutnya pada tahap Demonstrasi guru membagi kelas menjadi 5-6 kelompok kemudian diberikan Lembar Kerja Evaluasi ( LKS ) untuk dikerjakan sesuai dengan kelompoknya, ketika siswa berdiskusi untuk mencari jawaban yang paling benar dari Lembar Kerja Evaluasi ( LKS ) guru membimbing siswa dalam pemecahan masalah tersebut. Kemudian guru meminta setiap perwakilan dari kelompok untuk maju ke depan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka di depan kelas. Ketika semua kelompok sudah maju kedepan
guru bersama-sama siswa
mengoreksi LKS dan menyimpulkan hasil presentasi semua kelompok dan guru memberikan penekanan dari apa saja yang sudah dipresentasikan oleh semua kelompok, tahap ini dinamakan Ulangi. Setelah guru memberikan penekanan terhadap materi penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi apa yang belum dapat mereka pahami, jika semua siswa sudah mengerti guru memberikan umpan balik kepada siswa mengenai materi apa saja yang sudah mereka pelajari hari ini. Guru memberikan pertanyaan kepada semua siswa dan siapa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar guru memberikan reward sebagai hadiah dari usaha mereka karena sudah dapat belajar dengan baik. 3)
Kegiatan akhir Pada kegiatan akhir ini yang telah dilaksanakan adalah guru memberi
motivasi kepada siswa agar siswa dapat lebih giat dalam belajar.Kemudian guru meyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya dan penutup pembelajaran dengan salam.
75
c)
Pertemuan III Pertemuan III dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 05 April 2014, dengan
alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Adapun kegiatan pembelajaran pada pertemuan III ini adalah sebagai berikut: 1)
Kegiatan awal Pada kegiatan awal ini yang telah dilaksanakan adalah guru membuka
pelajaran dengan salam dan berdoa dan mengabsensi siswa, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang akan dicapai, serta menyampaikan gambaran kegiatan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran Quantum Teaching. 2)
Kegiatan inti Pada kegiatan ini guru melakukan tanya jawab bersama siswa untuk
mengingat materi pada pertemuan I dan II yaitu cahaya putih terdiri dari berbagai warna dan penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari ( pelangi ). Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas kepada guru. Jika semua siswa sudah dapat mengerti mengenai sifatsfat dari cahaya guru memberikan pertanyaan secara acak kepada masing-masing siswa guna mengetahui tingkat pemahaman siswa. Kemudian guru bersama siswa menarik kesimpulan dari seluruh rangkaian proses belajar tentang sifat-sifat cahaya. 3)
Kegiatan akhir Pada kegiatan akhir ini yang telah dilaksanakan adalah guru memberi
motivasi kepada siswa agar siswa dapat lebih giat dalam belajar.Kemudian guru membagi soal evaluasi beserta lembar jawab dan meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi tersebut dengan megisi jawaban mereka pada lembar jawab yang telah di sediakan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching. Ketika waktu sudah habis, semua siswa mengumpulkan soal dan lembar jawab siswa. Kemudian guru mengucapkan terima kasih atas partisipasi siswa dalam pembelajaran dan guru penutup pembelajaran dengan salam.
76
4.4.3 Tahap Observasi Tindakan Siklus II Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Selain itu observasi juga dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka. Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh observer adalah kinerja guru dan siswa serta keaktivan siswa. Observasi dilaksanakan secara intensif, adapun hasil observasi yang dikumpulkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini tentang lembar pengamatan kinerja guru dan siswa serta keaktivan siswa siklus II. 4.4.3.1 Hasil Observasi Guru dan Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching Siklus II Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran pada pertemuan I dan II yang diamati oleh guru, hasil belajar dengan penerapan pembelajaran Quantum Teaching pada pertemuan I dan II dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.8 Hasil Observasi Guru Dalam Pembelajaran Quantum Teaching Siklus II Siklus II No
Uraian kegiatan guru dan siswa
Pertemuan 1
2
Ya Ya 1
Guru mengatur tempat duduk siswa membentuk huruf U ketika siswa memasuki
3 Ya
√
√
√
kelas. 2
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan berdoa.
√
√
√
3
Guru mengabsensi siswa.
√
√
√
4
Guru memeriksa kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran.
√
√
√
5
Guru memberikan apersepsi untuk menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran
√
√
√
sesuai kerangka Tumbuhkan. 6
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
√
√
√
7
Guru menyampaikan tentang manfaat dari materi yang akan dipelajari
√
√
√
8
Guru menyajikan materi/ informasi secara umum kepada siswa dengan penggunaan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
media dan alat peraga sebagai pengantar pembelajaran Quantum Teaching sesuai dengan kerangka Alami 9
Guru menunjukkan secara langsung media dan alat peraga kepada siswa sebagai pemberian pengalaman dalam menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan kerangka Alami.
10
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasan yang
77
dimilikinya 11
Guru memberikan identitas dan konsep mengenai materi yang sudah di ajarkan kepada
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
siswa agar siswa mudah dalam mengingat dan memahami materi pembelajaran sesuai dengan kerangka Namai. 12
Guru membagi kelas menjadi 5-6 kelompok untuk mengerjakan LKS ( Lembar Kerja Siswa ) sesuai dengan kelompoknya.
13
Guru memberikan LKS ( Lembar Kerja Siswa ) kepada siswa untuk melakukan pembuktian melalui percobaan sesuai dengan tugas yang ada di dalam LKS.
14
Siswa mengerjakan LKS ( Lembar Kerja Siswa ) dengan kelompoknya masing-masing dengan di bimbing oleh guru.
15
Siswa diminta untuk mengumpulkan LKS ( Lembar Kerja Siswa ) kepada guru dan perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil jawaban kelompok mereka di depan kelas dengan bimbingan dari guru sesuai kerangka Demonstrasi.
16
Guru memanggil setiap perwakilan kelompok untuk maju ke deapan kelas mempresentasikan hasil diskusi yang telah dikerjakan bersama teman satu kelompoknya.
17
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi yang telah dipresentasikan kelompok lain agar siswa dapat lebih berpikir kritis.
18
Siswa bersama guru menyimpulkan hasil presentasi tiap kelompok sesuai kerangka Ulangi.
19
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum mereka mengerti sesuai kerangka Ulangi.
20
Guru bersama siswa melakukan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam memahami materi pembelajaran sesuai kerangka Ulangi.
21
Guru memberikan reward atau penghargaan kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan baik sesuai kerangka Rayakan.
22
Guru bersama siswa bernyanyi bersama untuk merayakan keberhasilan mereka karena telah melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai kerangka Rayakan.
23
−Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
√
√
√
24
−Guru bersama siswa membuat rangkuman atau ringkasan tentang materi yang telah
√
√
√
√
√
√
dipelajari. 25
−Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
26
Siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri. (pada pertemuan terakhir
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pada tindakan siklus I dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga semua langkah pembelajaran Quantum Teaching telah dilakukan. Kegiatan guru selama pembelajaran telah sesuai dengan rencana yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
√
78
Hal tersebut telah menunjukkan keberhasilan penerapan pembelajaran Quantum Teaching karena telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan (≥ 26 langkah dari semua langkah yang telah ditetapkan). 4.4.3.2 Hasil Keaktifan Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Quantum Teaching Siklus II Tabel 4.9 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Quantum Teaching Siklus II Jumlah siswa Aktif Pertemuan Ke
Indikator
Persentase Keaktifan Pertemuan Ke
I
II
I
II
1
14
16
73.69%
84.21%
2
14
16
73.69%
84.21%
3
16
17
84.21%
89.48%
4
14
16
73.69%
84.21%
5
13
17
68.42%
89.48%
6
16
16
84.21%
84.21%
7
16
16
84.21%
84.21%
8
14
18
73.69%
94.73%
76.98%
86.84%
Rata-rata
81.91%
Berdasarkan tabel 4.16 diatas dapat dilihat bahwa keaktifan siswa pada siklus II menunjukkan 81.91% dari jumlah keseluruhan 19 siswa telah masuk dalam kategori aktif. 4.4.3.3 Hasil Analisis Data Hasil Belajar IPA Siklus II Berdasarkan proses belajar mengajar menggunakan pembelajaran Quantum Teaching, setelah dilakukan evaluasi didapatkan hasil belajar siklus I yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
79
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Siklus II No.
Nilai
Frekuensi
Persentase
1
≤ 72
17
90%
2
66-72
1
5%
3
59-65
1
5%
4
52-58
-
-
5
45-51
-
-
19
100%
Jumlah Rata-rata
85.6
Maksimal
100
Minimal
65
Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam tabel 4.24 mendapat skor 72 ke atas sebanyak 90% atau 17 siswa, yang mendapat skor 66 sampai 72 sebanyak 5%
atau sebanyak 1 siswa, yang mendapat skor 59
sampai
65
sebanyak 5% atau 1 siswa, yang mendapat skor 52 sampai 58 sebanyak 0% atau tidak ada, dan yang mendapat skor 45 sampai 51 sebanyak 0% atau tidak ada. Selain itu pada tabel 4.24 hasil belajar siklus II menunjukan bahwa rata-rata nilai siklus II adalah sebesar 85.6. Nilai maksimal sebesar 100 dan nilai minimum sebesar 65. Berdasarkan
proses
belajar
mengajar
menggunakan
pembelajaran
Quantum Teaching, setelah dilakukan evaluasi didapatkan hasil belajar siklus II yang telah mencapai KKM ≥ 70 sebanyak 18 siswa ( 95% ), sedangkan yang
80
belum tuntas sebanyak 1 siswa ( 5% ). Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.11 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II Siklus I No
Nilai
Jumlah
Presentase
Siswa
(%)
Keterangan
1
˂ 70
18
95
Belum Tuntas
2
≥ 70
1
5
Tuntas
19
100
Jumlah Rata-rata
85.6
Nilai Tertinggi
100
Nilai Terendah
65
Dari analisis nilai tersebut dapat diketahu bahwa yang sudah tuntas dengan nilai di atas KKM ada 18 siswa dan yang belum tuntas atau masih dibawah KKM ada 1 siswa. Dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 65.
4.4.4
Tahap Refleksi Siklus II Pada tahap refleksi, penulis membandingkan antara hasil yang diperoleh
dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan indikator keberhasilan tersebut, sampai pada siklus II ini penelitian sudah berhasil. Untuk variabel tindakan dikatakan berhasil apabila 80% (≥ 26 langkah) langkahlangkah pembelajaran Quantum Teaching dilaksanakan oleh guru. Pada siklus II 26 langkah berhasil dilakukan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I pertemuan I dan II secara keseluruhsn dari total 19 siswa terdapat 81.9% siswa yang ikut serta secara aktif dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan keaktifan siswa. Dan untuk ketuntasan hasil belajar, pencapaian nilai KKM = 70 sebesar 85.6 % siswa. Berdasarkan hasil yang telah mencapai indikator keberhasilan tersebut, maka penelitian ini sampai pada siklus II dan
81
tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I pertemuan I dan II secara keseluruhsn dari total 19 siswa terdapat 81.9% siswa yang ikut serta secara aktif dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan keaktifan siswa. 4.5 Analisis Data 4.5.1 Keaktifan Siswa Berdasarkan perbandingan keaktifan belajar siswa pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.18 Tabel 4.12 Distribusi Keaktifan Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Persentase Keaktifan Siswa Indikator
Pra Siklus
Siklus I
Siklus I
Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan I
II
I
II
1
21,05%
52.63%
63.15%
73.69%
84.21%
2
36.85%
63.15%
73.69%
73.69%
84.21%
3
26.31%
63.15%
73.69%
84.21%
89.48%
4
21,05%
73.69%
84.21%
73.69%
84.21%
5
31.58%
68.42%
78.95%
68.42%
89.48%
6
15.79%
78.95%
78.95%
84.21%
84.21%
7
26.31%
68.42%
84.21%
84.21%
84.21%
8
36.85%
63.15%
84.21%
73.69%
94.73%
66.44%
77.63%
76.98%
86.84%
Ratarata
26.98%
72.03%
81.91%
Tabel 4.12 merupakan tabel perbandingan keaktifan siswa di SD Negeri Padaan 02 pada pra siklus I, siklus I, dan siklus II dimana persentase pada tabel tersebut menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Keaktifan siswa pada siklus II menjadi 81.91% dari siklus I uang menunjukkan keaktifan siswa sebesar 72.03% dan dari keaktifan siswa pra siklus hanya sebesar
82
26.98%. Jadi siswa yang masih menunjukkan keaktifan saat mengikuti pembelajaran pada pra siklus sebesar 73.02%, pada siklus I siswa yang belum aktif berkurang menjadi 27.97% dan pada siklus II siswa yang belum aktif hanya sebesar 18.09% dari total keseluruhan 19 siswa. 4.5.2 Hasil Belajar IPA Berdasarkan perbandingan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini : Tabel 4.13 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Ketuntasan No.
Nilai
Sebelum Tindakan
Siklus I
Siklus II
Jumlah
Persen (
Jumlah
Persen (
Jumlah
Persen (
Siswa
%)
Siswa
%)
Siswa
%)
1.
< 70
Belum tuntas
15
78.95%
9
47,37%
1
5,26%
2.
>70
Tuntas
4
21.05%
10
52,63%
18
94,74%
19
100
19
100
19
100
Jumlah Nilai rata-rata
61.16
70
85.6
Nilai Tertinggi
85
85
100
Nilai Terendah
45
50
65
Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dari jumlah siswa 19 dalam mata pelajaran IPA. Sebelum diadakan tindakan siswa yang tuntas belajar hanya 4 siswa dan 15 siswa belum tuntas dalam belajar IPA. Setelah dilaksanakan tindakan siklus I terdapat 10 siswa tuntas dalam belajar IPA dan 9 siswa yang belum tuntas. Selanjutnya dilaksanakan siklus II dimana siswa yang tuntas belajar IPA 18 dan hanya 1 siswa yang belum tuntas. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada grafik 4.1
83
20 18 16 14
12 < 70
10
≥ 70
8 6 4
2 0 Pra siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.1 Diagram Batang Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil observasi peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa yang telah di dapatkan dari perolehan hasil siklus I dan siklus II, pada siklus I dengan penerapan pembelajaran Quantum Teaching pada mata pelajaran IPA di kelas V terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari 4 siswa yang tuntas meningkat menjadi 10 siswa tuntas dalam belajar. Pada siklus II dengan penerapan pembelajaran Quantum Teaching pada mata pelajaran IPA di kelas 5 terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari 10 siswa yang tuntas pada siklus I menjadi 18 siswa yang tuntas pada siklus II. Kemudian keaktifan terjadi peningkatan dari rata-rata seluruh kelas 26.98% meningkat menjadi 72,07% dan pada siklus II menjadi 81,91%. Penelitian tindakan ini difokuskan pada upaya perbaikan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Padaan 02 dengan menerapkan pembelajaran Quantum Teaching. De Porter dkk ( 2003:6 )
84
menyatakan bahwa segala hal yang dilakukan dalam kerangka Quantum Teaching setiap interaksi dengan siswa, setiap rancangan kurikulum dan setiap metode intruksional di bangun diatas prinsip : “ Bawalah Dunia Mereka ke dalam Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke dalam Dunia Mereka “. Prinsip tersebut menuntut guru untuk memasuki dunia siswa sebagai langkah pertama pembelajaran selain itu juga mengharuskan guru untuk membangun jembatan auntetik memasuki kehidupan siswa. Pemanfaatan pengalaman siswa salah satu cara yang tepat agar siswa berperan aktif dan dapat sebagai pondasi guru untuk membelajarkan siswa untuk berfikir secara luas dan menyeluruh atau comprehensive, teliti, kritis, dan berfikir maju. Hal-hal positif tersebut dapat menimbulkan pemahaman-pemahaman baru yang positif. Dalam pembelajaran Quantum Teaching adalah kegiatan pembelajaran di awali dengan tumbuhkan Tumbuhkan dalam hal ini mengacu pada fase menumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya BAgiKu” (AMBAK), dan manfaatnya dalam kehidupan mereka dengan proses yang semenarik mungkin. Selanjutnya alami yaitu memberikan pengalaman belajar langsung kepada siswa.
Namai
dimaksudkan untuk menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus, dan strategi sebagai penanda. Kadang, ketika siswa hanya diberikan penjelasan materi tanpa dijelaskan dan diterangkan materi apa yang mereka dapat, mereka menjadi bingung dan merasa tidak belajar. Demostrasikan, hal ini dapat dilakukan dengan memberikan mereka kesempatan untuk mempraktekkan apa yang telah mereka terima. Ulangi. Pada akhir pembelajaran yaitu Rayakan adalah pengakuan terhadap hasil kerja siswa di kelas dalam hal perolehan ketrampilan dan ilmu pengetahuan. Rayakan dapat dilakukan dalam bentuk pujian, memberikan hadiah atau tepuk tangan. Pujian sangat penting keberadaannya dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas V di SD Negeri Padaan 02 di dapat kesimpulan bahwa penelitian dengan menggunakan pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan skripsi yang telah dilakukan oleh Noviana Sari ( 2012 ). Melalui penggunaan pembelajaran Quantum Teaching ini seluruh siswa akan terlibat
85
dalam pembelajaran, selain itu siswa juga dapat termotivasi dalam belajar sehingga tidak ada rasa bosan dengan pembelajaran dengan model konvensional yang mereka dapat setiap harinya. Selain itu melalui pembelajaran Quantum Teaching di kelas V SD Negeri Padaan 02 mengalami peningkatan keaktifan dalam belajar. Karena dengan pembelajaran Quantum Teaching siswa tidak sebatas hanya memperoleh informasi dari guru atau sebatas komunikasi 1 arah dari guru, tetapi siswa juga mencari, membangun informasi melalui pengalaman yang mereka dapat ketika proses belajar, selain itu siswa akan merasa di hargai dalam usaha mereka dalam belajar karena ada perayaan disetiap akhir dari proses pembelajaran, hal ini yang dapat meningkatkan keaktifan siswa ketika akan melakukan proses belajar. Berdasarkan uraian pembahasan tersebut maka dapat dipaparkan implikasi teoritis dan implikasi praktis: 1.
Implikasi Teoritis Pembelajaran Quantum Teaching dapat digunakan sebagai pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA.
2.
Implikasi Praktis a. Langkah-langkah pembelajaran Quantum Teaching dapat melibatkan siswa secara aktif, memembangun pengetahuaannya sendiri karena sesuai dengan kehidupan siswa sehari-hari dan memiliki daya serap yang baik dalam pembelajaran IPA kelas V dengan pokok bahasan sifat-sifat cahaya dan penerapan sifat cahaya melali suatu karya/model. b. Pembelajaran yang menyenangkan, meriah akan berdampak terhadap
peningkatan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Padaan 02 pokok bahasan sifat-sifat cahaya dan penerapan sifat cahaya melali suatu karya/model.